Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

Disusun Oleh :
1. LISDA ORVALA LINNISA
2. HENNY MEIDINA
3. AZZAHRA MARSHANDA
4. PUTRI AISYAH SELIAN
5. SALIMA RITONGA
6. MARIYANA ULVA YUNAS

PRODI PENYULUHAN PERIKANAN


POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN
2023/2024
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan, dimana lebih kurang ¾ bagian


daerahnya terdiri dari perairan. Jenis-jenis perairan dapat dibedakan menjadi perairan tawar,
perairan laut, dan perairan payau. Perairan-perairan tersebut didiami oleh berbagai macam
organisme dengan karakteristik yang berbeda. Menurut Barus (2004), dari ketiga ekosistem
perairan tersebut, air laut dan air payau merupakan bagian yang terbesar, yaitu lebih dari
97%. Sisanya adalah air tawar dengan jumlah terbatas yang justru dibutuhkan oleh manusia
dan banyak jasad hidup lainnya untuk keperluan hidupnya.
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang
termasuk dalam famili Cichlidae dan merupakan ikan asal Afrika (Boyd, 2004).
Ikan ini merupakan jenis ikan yang di introduksi dari luar negeri, ikan tersebut
berasal dari Afrika bagian Timur di sungai Nil, danau Tangayika, dan Kenya lalu
dibawa ke Eropa, Amerika, Negara Timur Tengah dan Asia. Di Indonesia benih
ikan Nila secara resmi didatangkan dari Taiwan oleh Balai Penelitian Perikanan
Air Tawar pada tahun 1969. Ikan ini merupakan spesies ikan yang berukuran
besar antara 200 - 400 gram, sifat omnivora sehingga bisa mengkonsumsi
makanan berupa hewan dan tumbuhan (Amri dan Khairuman, 2003).
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah ikan air tawar yang banyak
dibudidayakan di Indonesia dan merupakan ikan budidaya yang menjadi salah
satu komoditas ekspor. Departemen Perikanan dan Akuakultur FAO (Food and
Agriculture Organization) menempatkan ikan Nila di urutan ketiga setelah udang
dan salmon sebagai contoh sukses perikanan budidaya dunia. Ikan Nila termasuk
ikan air tawar yang mempunyai Nilai ekonomis tinggi, memiliki kandungan
protein tinggi dan keunggulan berkembang dengan cepat. Kandungan gizi ikan
Nila yaitu protein 16-24%, kandungan lemak berkisar antara 0,2-2,2% dan
mempunyai kandungan karbohidrat, mineral serta vitamin. Ikan Nila mempunyai
pertahanan yang tinggi terhadap gangguan dan serangan penyakit. Namun
demikian, tidak berarti tidak ada hama dan penyakit yang akan mempengaruhi
kesehatan dan pertumbuhan ikan Nila, terlebih pada fase benih (Mulia, 2006).
Menurut Amri dan Khairuman (2003), ikan Nila tergolong ikan pemakan
segala (Omnivore), sehingga bisa mengkonsumsi makanan, berupa hewan dan
tumbuhan. Larva ikan Nila makanannya adalah, zooplankton seperti Rotifera sp.,
Daphnia sp., serta alga atau lumut yang menempel pada benda-benda di habitat
hidupnya
Dalam suatu ekosistem terdapat rantai makanan yang saling berhubungan. Rantai
makanan ini biasanya terdiri dari produsen, konsumen, dan pengurai (detritivor). Pada suatu
kolam budidaya organisme yang berperan sebagai produsen adalah plankton, khususnya
fitoplankton.
Parameter Biologi

Menurut Nontji (2008), plankton berbeda dengan nekton yang merupakan hewan yang
mempunyai kemampuan aktif berenang bebas, tidak bergantung pada arus, seperti misalnya
ikan, cumi-cumi, paus, lain pula dengan bentos yang merupakan biota yang hidupnya
melekat, menancap, merayap, atau meliang (membuat liang) di dasar laut, seperti misalnya
kerang, teripang, bintang laut, dan karang (coral).
Menurut Nontji (2008), secara fungsional plankton dapat digolongkan menjadi empat
golongan utama, yakni fitoplankton, zooplankton, bakterioplankton, dan virioplankton.
a. Fitoplankton
Fitoplankton, disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya
mengapung atau melayang dalam laut. Ukuran yang paling umum berkisar antara 2-200µm (1
µm = 0,001 mm). Fitoplankton mengandung klorofil dan karenanya mempunyai kemampuan
berfotosintesis yakni menyadap energi surya untuk mengubah bahan inorganik menjadi bahan
organik. Kelompok fitoplankton yang sangat umum dijumpai di perairan tropis adalah diatom
(Bacillariophyceae), dan dinoflagelat (Dynophyceae). Meskipun ukurannya sangat kecil,
namun fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat lebat dan padat sehingga dapat
menyebabkan perubahan warna pada air laut.
Fitoplankton mempunyai fungsi penting di laut, karena bersifat autotrofik, yakni dapat
menghasilkan sendiri bahan organic makanannya. Selain itu, fitoplankton juga mampu
melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organic karena mengandung
klorofil. Karena kemampuannya ini fitoplankton disebut sebagai primer producer.
b. Zooplankton
Zooplankton, disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya
mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga
keberadaannya sangat ditentukan kemana arus membawanya. Zooplankton bersifat
heterotrofik. Ukurannya yang paling umum berkisar 0,2 – 2 mm, tetapi ada juga yang
berukuran besar misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter. Kelompok
yang paling umum ditemui antara lain kopepod (copepod), eufausid (euphausid), misid
(mysid), amfipod (amphypod), kaetognat (chaetognath).
Hasil Dan Pembahasan

Tempat dan Waktu Penelitian

Senin 2 Oktober 2023 (15.30-18.30)

Hetchery Kampus Bogor dan Laboratorium Pakan

Alat dan Bahan yang digunakan penelitian :

No Nama Alat dan Bahan Gambar


1 Net plankton

2 Mikroskop

3 Gelas sampel
4 Ember
5 Optic lab
6 Pipet tetes

Bahan

Water sample

Prosedur proses oenelitian plankton

Pengambilan sampel Yang dilakukan di dalam kolam ikan nila sebanyak 20 Liter air,kemudian disaring
menggunakan plankton net.hasil saringan di saring dan ditampung berukuran 50 ml.

Cara pengamatan plankton dengan mengambil 1 tetes dengan ukuran 1ml,dan diambil setiap 2 tetes
pada object glass dan diamati dibawah mikroskop,identifikasi dilakukan dengan pengamatan melalui
mikroskop,karena mikroskop merupakan suatu objek sasaran plankton karena objek tersebut
memiliki bentuk tersendiri dan utuh.
Hasil Penelitian

Identifikasi spesies plankton

N Nama Jenis dan ciri-ciri Gambar


o
1. Rotifera rotifera Merupakan hewan multiseluler.
Melayang dalam air. Pertumbuhan cepat
dan berumur pendek. Sangat toleran
terhadap kondisi lingkungan. Bersifat filter
feeder, yaitu dapat menyaring makanan dan
air dengan menggunakan korona.
Karakteristik rotifera Habitat air tawar, air
laut, dan tanah lembap. Memiliki ukuran 0,5
hingga 2 milimeter. Multiseluler. Memiliki
sistem organ khusus. Memiliki saluran
pencernaan sempurna dengan mulut dan
anus terpisah. Organ internal terletak di
dalam pseudoselom. Cairan dalam
pseudoseloem berfungsi sebagai kerangka
hidrostatik dan sebagai medium untuk
transpor internal nutrien dan buangan pada
hewan yang sangat kecil. Pergerakan tubuh
rotifer menyebarkan cairan di dalam
pseudoselom, sehingga rongga tubuh dan
cairannya berfungsi sebagai sistem sirkulasi.

2. Protozoa Protozoa adalah eukariotik (inti dilindungi


membrane inti) sehingga substansi genetic
atau kromosomnya terpisah dengan
sitoplasma karena ada pembatas membran
inti (caryotheca). Bentuk sel umumnya tetap
kecuali Rhizopoda. Protozoa termasuk
kategori organisme heterotrof karena
organisme ini tidak bisa menghasilkan
makanannya sendiri untuk bertahan hidup.
Dalam rantai makanan sebagai zooplankton.
Beberapa jenis bersifat parasit dan
menyebabkan penyakit pada manusia dan
hewan ternak. Memiliki bentuk tubuh yang
berbeda pada tiap fase dalam siklus
hidupnya. Beberapa protozoa memiliki fase
vegetative yang bersifat aktif yang disebut
tropozoit dan fase dorman dalam bentuk
sista. Tropozoit akan aktif mencari makan
dan berproduksi selama kondisi lingkungan
memungkinkan. Jika kondisi tidak
memungkinkan kehidupan tropozoit maka
protozoa akan membentuk cysta. Cysta
merupakan bentuk sel protozoa yang
terdehidrasi dan berdinding tebal mirip
dengan endospora yang terjadi pada
bakteri. Pada saat sista protozoa mampu
bertahan hidup dalam lingkungan kering
maupun basah. Umumnya berkembang biak
dengan membelah diri, ada juga yang secara
konjugasi. Protozoa memiliki alat gerak yaitu
ada yang berupa kaki semu, bulu getar
(cillia) dan bulu cambak (flagel) atau dengan
sel itu sendiri. Pengambilan nutrisi yaitu
dengan holozoik (memakan organisme
hidup lain), saprozoik (memakan organisme
yang telah mati), holofitik atau autotrof
(dapat membentuk makanan sendiri melalui
fotosintesis), saprofitik (menyerap zat yang
terlarut di sekitarnya). Bagian tubuh yang
digunakan sebagai alat utama untuk
melakukan pergerakan yakni flagela, silia,
pseudopodia. Protozoa mempunyai 2 jenis
cara hidup, ada yang hidup dengan cara
berkelompok, ada yang hidup sendiri.

IDENTIFIKASI BENTHOS HETCRY


Bentos merupakan organisme air yang melekat atau hidup pada dasar perairan. Bentos dapat
dijadikan sebagai indikator biologis dalam pencemaran perairan karena bentos memiliki daya tahan
dan adaptasi terhadap suatu perairan.

Beberapa bentos yang terdapat dikolam ikan nila :

Pomacea paludosa

Spesies ini adalah gastropoda air tawar terbesar yang berasal dari Amerika Utara. Cangkangnya
berbentuk bulat . Lingkarannya lebar, puncak menaranya tertekan, dan bukaannya berbentuk oval
sempit. Cangkangnya berwarna coklat, dan mempunyai pola garis-garis. Cangkangnya memiliki
panjang dan lebar 60 mm.

Morfologi cangkang P. paludosa berbeda dengan yang lain terutama pada ciri apeknya yang bulat
tumpul dan bagian atas mulut cangkang yang cenderung menurun. Ciri lain adalah bentuk cangkang
bulat, relatif besar dan tebal, umumnya terdiri atas 5 seluk, kuningtua hingga hijau gelap dengan
spiral band berwarna merah kecoklatan. Seluk puncak bulat, sulur tidak tinggi. Sudut sutura seluk
tubuh membentuk sudut lebih dari 90°. ata rata konsumsi oksigen pada siput Pomacea paludosa
menunjukkan peningkatan dengan naiknya suhu, dengan persentase sedikit menurun pada suhu
tertinggi (nilai Q10 10-20 °C = ,58 dalam air dan 2,97 di udara)

Pada bagian dasar kolam ditemukan 1 spesies dari famili Ampullariidae yaitu Pomacea paludosa.
Dari pengamatan lapangan spesies ini ditemukan pada substrat berbatu di tepi sungai yang
berdampingan dengan persawahan. Menurut Mackie dan Claudi (2010) pomacea mendiami sungai,
mata air, kolam, parit, lahan basah (kebanyakan rawa, jarang rawa), dan lingkungan air tawar serupa
dengan aliran rendah dan tanaman tegakan besar dari makrofita air, terutama padi dan talas yang
banyak spesiesnya merupakan konsumen rakus.

Keong emas

Keong merupakan fillum molusca kelas gastorproda


Plankton di kolam budidaya ikan nila

Pada suatu kolam budidaya organisme yang berperan sebagai produsen adalah
plankton, khususnya fitoplankton.
Menurut Nontji (2008), plankton berbeda dengan nekton yang merupakan hewan yang
mempunyai kemampuan aktif berenang bebas, tidak bergantung pada arus, seperti misalnya
ikan, cumi-cumi, paus, lain pula dengan bentos yang merupakan biota yang hidupnya
melekat, menancap, merayap, atau meliang (membuat liang) di dasar laut, seperti misalnya
kerang, teripang, bintang laut, dan karang (coral).
Plankton sangat mudah ditemukan di perairan, baik dalam jumlah sedikit maupun
banyak. Hal ini membawa banyak pengaruh bagi suatu usaha budidaya, baik itu positif
maupun negatif. Dalam hal ini akan dibahas mengenai pengaruh plankton pada kolam
budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus). Oleh karena itu kita perlu mengetahui tentang
Pengaruh Plankton Terhadap Budidaya Ikan
Adapun manfaat plankton:
- Dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis plankton
- Dapat mengetahui peranan plankton dalam usaha budidaya ikan
- Dapat mengusahakan budidaya yang produktif dengan mengetahui peranan plankton di
dalamnya
- Dapat mengetahui dampak positif dan negatif dari kelimpahan plankton yang ada di
perairan budidaya.
Pengertian Plankton
Menurut Nontji (2008), plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang
hidupnya mengapung, mengambang, atau melayang di dalam air yang kemampuan renangnya
(kalaupun ada) sangat terbatas hingga selalu terbawa hanyut oleh arus.
Plankton terdiri dari organisme-organisme berukuran kecil mikroskopis yang
jumlahnya sangat banyak dan mereka ini tidak cukup kuat untuk menahan gerakan air yang
begitu besar. Banyak diantara kelompok ini yang merupakan golongan perenang aktif
walaupun demikian mereka tetap terombang-ambing oleh arus lautan (Hutabarat dan Evans,
1986).
Jenis-Jenis Plankton
Menurut Nontji (2008), secara fungsional plankton dapat digolongkan menjadi empat
golongan utama, yakni fitoplankton, zooplankton, bakterioplankton, dan virioplankton.
a. Fitoplankton
Fitoplankton, disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau
melayang dalam laut. Ukuran yang paling umum berkisar antara 2-200µm (1 µm = 0,001
mm). Fitoplankton mengandung klorofil dan karenanya mempunyai kemampuan
berfotosintesis yakni menyadap energi surya untuk mengubah bahan inorganik menjadi bahan
organik. Kelompok fitoplankton yang sangat umum dijumpai di perairan tropis adalah diatom
(Bacillariophyceae), dan dinoflagelat (Dynophyceae). Meskipun ukurannya sangat kecil,
namun fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat lebat dan padat sehingga dapat
menyebabkan perubahan warna pada air laut.
Fitoplankton mempunyai fungsi penting di laut, karena bersifat autotrofik, yakni dapat
menghasilkan sendiri bahan organic makanannya. Selain itu, fitoplankton juga mampu
melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organic karena mengandung
klorofil. Karena kemampuannya ini fitoplankton disebut sebagai primer producer.
b. Zooplankton
Zooplankton, disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau
melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat
ditentukan kemana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik. Ukurannya yang
paling umum berkisar 0,2 – 2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya ubur-ubur
yang bisa berukuran sampai lebih satu meter. Kelompok yang paling umum ditemui antara
lain kopepod (copepod), eufausid (euphausid), misid (mysid), amfipod (amphypod),
kaetognat (chaetognath).
c. Bakterioplankton
Bakterioplankton, adalah bakteri yang hidup sebagai plankton. Ia mempunyai ciri yang khas,
ukurannya sangat halus (umumnya < 1 µm), tidak mempunyai inti sel, dan umumnya tidak
mempunyai klorofil yang dapat berfotosintesis. Fungsi utamanya dalam ekosistem laut adalah
sebagai pengurai (decomposer).
Lingkungan juga dapat digunakan sebagai faktor untuk mengklasifikasikan plankton.

1) Fitoplankton, jasad nabati yang dapat melakukan fotosintesis karena mengandung


klorofil; terdiri dari satu sel atau banyak sel. Zooplankton, jasad hewani yang tidak dapat
melakukan fotosintesis zoo-plankton memakan fitoplankton. Zooplankton juga merupakan
Jasad hewani miko yang melayang di dalam air yang pergerakannya dipengaruhi arus.
Zooplankton adalah kategorisasi untuk organisme kecil yang termasuk protozoa kecil dan
metazoa besar. Zooplankton metazoa penting, termasuk Cnidaria seperti Ubur-ubur,
Crustacea seperti Copepoda dan Krill Moluska seperti Pteropoda dan Chordate.
Sejauh ini plankton mulai diusahakan untuk dibudidaya. Hasil budidaya plankton tersebut
nantinya dapat digunakan sebagai pakan alami bagi ikan. Beberapa jenis plankton yang
dibudidaya untuk pakan alami antara lain:
a) Fitoplankton. Dari golongan Diatom yang sering dibudidayakan sebagai pakan adalah
Chaetoceros calcitrans, Skeletonema costatum, Phaeodactylum tricornutum, Nitszchia
closterium, Cyclotela mana dan Navicula sp. Dari golongan Chlorophyceae diantaranya
Chlorella sp, Monas sp, Chlamydomonas sp, Platymonas tertratele, Isochrysis sp.,
Monochrysis sp., dan Dunaliella terteolecta.
b) Menurut Manza (2010), plankton adalah organisme yang menyumbang 80% kebutuhan
oksigen yang ada di bumi ini. Dengan kemampuannya berespirasi, plankton (fitoplankton)
menghasilkan gelembung-gelembung oksigen yang terdapat di dalam laut, oksigen tersebut
terlepas ke udara dan menjadi gas yang bisa kita nikmati sekarang.
c) Menurut Wikipedia (2011), fitoplankton memperoleh energi melalui proses yang
dinamakan fotosintesis sehingga mereka harus berada pada bagian permukaan permukaan
(disebut sebagai zona euphotic) lautan, danau atau kumpulan air yang lain. Melalui
fotosintesis, fitoplankton menghasilkan banyak oksigen yang memenuhi atmosfer Bumi.
Kemampuan mereka untuk mensintesis sendiri bahan organiknya menjadikan mereka sebagai
dasar dari sebagian besar rantai makanan di ekosistem lautan dan di ekosistem air tawar.
d) Disamping cahaya, fitoplankton juga sangat tergantung dengan ketersediaan nutrisi
untuk pertumbuhannya. Nutrisi-nutrisi ini terutama makronutrisi seperti nitrat, fosfat atau
asam silikat, yang ketersediaannya diatur oleh kesetimbangan antara mekanisme yang disebut
pompa biologis dan upwelling pada air bernutrisi tinggi dan dalam. Akan tetapi, pada
beberapa tempat di Samudra Dunia seperti di Samudra bagian Selatan, fitoplankton juga
dipengaruhi oleh ketersediaan mironutrisi besi. Walaupun hampir semua fitoplankton adalah
fotoautotrof obligat, ada beberapa fitoplankton yang miksotrofik dan ada juga spesies tak
berpigmen yang merupakan heterotrof (yang ini dinamakan sebagai zooplankton). Jenis-jenis
ini, yang paling dikenal adalah dinoflagellata seperti genus Noctiluca dan Dinophysis,
memperoleh karbon organiknya dengan memakan organisme atau material detritus lainnya.
Selain sebagai pakan alami yang sangat bermanfaat bagi ikan nila (Oreochromis niloticus),
kelimpahan plankton yang terlalu banyak juga dapat menimbulkan blooming algae dan
eutrifikasi perairan. Menurut Rohim et. al (2008), jenis fitoplankton yang berpotensi
menyebabkan Harmful Algae Blooms (HABs) yang ditemukan di perairan Sidoarjo adalah
Nitzschia sp.,Chaetoceros sp.,Chaetoceros diversus,Chaetoceros pseudocarvisetum dari kelas
Bacillariophyceae, Ceratium sp.1, Ceratium sp.2, Ceratium sp.3, Ceratium sp.4,
Prorocentrum sp., Dinophysis homunculus dari kelas Dinophyceaedan Anabaena sp. dari
kelas Cyanophyceae.
Menurut Suryanto (2006), perairan seringkali mengalami stratifikasi suhu akibat terhalangnya
sinar matahari untuk mencapai sampai ke dasar perairan. pH dilapisan epilimnion
(permukaan yang tertembus sinar) cukup bagus sehingga dapat mendukung pertumbuhan
fitoplankton. Unsur fosfor dilapisan epilimnion sedikit sekali, karena unsur fosfor digunakan
secara besar-besaran oleh fitoplankton yang melimpah di permukaan perairan.
Menurut Darmono (2001) dalam Taufik (2005) menyatakan bahwa kejadian eutrofikasi
seperti ini merupakan masalah yang terbanyak ditemukan dalam danau dan waduk, terutama
bila danau atau waduk tersebut berdekatan dengan daerah urban atau daerah pertanian.
Hasil Pengamatan Plankton dan Benthos (HETCHRY)

NO Gambar Nama alat dan bahan Manfaat


1 Plankton Net

Anda mungkin juga menyukai