Disusun Oleh :
1. LISDA ORVALA LINNISA
2. HENNY MEIDINA
3. AZZAHRA MARSHANDA
4. PUTRI AISYAH SELIAN
5. SALIMA RITONGA
6. MARIYANA ULVA YUNAS
Menurut Nontji (2008), plankton berbeda dengan nekton yang merupakan hewan yang
mempunyai kemampuan aktif berenang bebas, tidak bergantung pada arus, seperti misalnya
ikan, cumi-cumi, paus, lain pula dengan bentos yang merupakan biota yang hidupnya
melekat, menancap, merayap, atau meliang (membuat liang) di dasar laut, seperti misalnya
kerang, teripang, bintang laut, dan karang (coral).
Menurut Nontji (2008), secara fungsional plankton dapat digolongkan menjadi empat
golongan utama, yakni fitoplankton, zooplankton, bakterioplankton, dan virioplankton.
a. Fitoplankton
Fitoplankton, disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya
mengapung atau melayang dalam laut. Ukuran yang paling umum berkisar antara 2-200µm (1
µm = 0,001 mm). Fitoplankton mengandung klorofil dan karenanya mempunyai kemampuan
berfotosintesis yakni menyadap energi surya untuk mengubah bahan inorganik menjadi bahan
organik. Kelompok fitoplankton yang sangat umum dijumpai di perairan tropis adalah diatom
(Bacillariophyceae), dan dinoflagelat (Dynophyceae). Meskipun ukurannya sangat kecil,
namun fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat lebat dan padat sehingga dapat
menyebabkan perubahan warna pada air laut.
Fitoplankton mempunyai fungsi penting di laut, karena bersifat autotrofik, yakni dapat
menghasilkan sendiri bahan organic makanannya. Selain itu, fitoplankton juga mampu
melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organic karena mengandung
klorofil. Karena kemampuannya ini fitoplankton disebut sebagai primer producer.
b. Zooplankton
Zooplankton, disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya
mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga
keberadaannya sangat ditentukan kemana arus membawanya. Zooplankton bersifat
heterotrofik. Ukurannya yang paling umum berkisar 0,2 – 2 mm, tetapi ada juga yang
berukuran besar misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter. Kelompok
yang paling umum ditemui antara lain kopepod (copepod), eufausid (euphausid), misid
(mysid), amfipod (amphypod), kaetognat (chaetognath).
Hasil Dan Pembahasan
2 Mikroskop
3 Gelas sampel
4 Ember
5 Optic lab
6 Pipet tetes
Bahan
Water sample
Pengambilan sampel Yang dilakukan di dalam kolam ikan nila sebanyak 20 Liter air,kemudian disaring
menggunakan plankton net.hasil saringan di saring dan ditampung berukuran 50 ml.
Cara pengamatan plankton dengan mengambil 1 tetes dengan ukuran 1ml,dan diambil setiap 2 tetes
pada object glass dan diamati dibawah mikroskop,identifikasi dilakukan dengan pengamatan melalui
mikroskop,karena mikroskop merupakan suatu objek sasaran plankton karena objek tersebut
memiliki bentuk tersendiri dan utuh.
Hasil Penelitian
Pomacea paludosa
Spesies ini adalah gastropoda air tawar terbesar yang berasal dari Amerika Utara. Cangkangnya
berbentuk bulat . Lingkarannya lebar, puncak menaranya tertekan, dan bukaannya berbentuk oval
sempit. Cangkangnya berwarna coklat, dan mempunyai pola garis-garis. Cangkangnya memiliki
panjang dan lebar 60 mm.
Morfologi cangkang P. paludosa berbeda dengan yang lain terutama pada ciri apeknya yang bulat
tumpul dan bagian atas mulut cangkang yang cenderung menurun. Ciri lain adalah bentuk cangkang
bulat, relatif besar dan tebal, umumnya terdiri atas 5 seluk, kuningtua hingga hijau gelap dengan
spiral band berwarna merah kecoklatan. Seluk puncak bulat, sulur tidak tinggi. Sudut sutura seluk
tubuh membentuk sudut lebih dari 90°. ata rata konsumsi oksigen pada siput Pomacea paludosa
menunjukkan peningkatan dengan naiknya suhu, dengan persentase sedikit menurun pada suhu
tertinggi (nilai Q10 10-20 °C = ,58 dalam air dan 2,97 di udara)
Pada bagian dasar kolam ditemukan 1 spesies dari famili Ampullariidae yaitu Pomacea paludosa.
Dari pengamatan lapangan spesies ini ditemukan pada substrat berbatu di tepi sungai yang
berdampingan dengan persawahan. Menurut Mackie dan Claudi (2010) pomacea mendiami sungai,
mata air, kolam, parit, lahan basah (kebanyakan rawa, jarang rawa), dan lingkungan air tawar serupa
dengan aliran rendah dan tanaman tegakan besar dari makrofita air, terutama padi dan talas yang
banyak spesiesnya merupakan konsumen rakus.
Keong emas
Pada suatu kolam budidaya organisme yang berperan sebagai produsen adalah
plankton, khususnya fitoplankton.
Menurut Nontji (2008), plankton berbeda dengan nekton yang merupakan hewan yang
mempunyai kemampuan aktif berenang bebas, tidak bergantung pada arus, seperti misalnya
ikan, cumi-cumi, paus, lain pula dengan bentos yang merupakan biota yang hidupnya
melekat, menancap, merayap, atau meliang (membuat liang) di dasar laut, seperti misalnya
kerang, teripang, bintang laut, dan karang (coral).
Plankton sangat mudah ditemukan di perairan, baik dalam jumlah sedikit maupun
banyak. Hal ini membawa banyak pengaruh bagi suatu usaha budidaya, baik itu positif
maupun negatif. Dalam hal ini akan dibahas mengenai pengaruh plankton pada kolam
budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus). Oleh karena itu kita perlu mengetahui tentang
Pengaruh Plankton Terhadap Budidaya Ikan
Adapun manfaat plankton:
- Dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis plankton
- Dapat mengetahui peranan plankton dalam usaha budidaya ikan
- Dapat mengusahakan budidaya yang produktif dengan mengetahui peranan plankton di
dalamnya
- Dapat mengetahui dampak positif dan negatif dari kelimpahan plankton yang ada di
perairan budidaya.
Pengertian Plankton
Menurut Nontji (2008), plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang
hidupnya mengapung, mengambang, atau melayang di dalam air yang kemampuan renangnya
(kalaupun ada) sangat terbatas hingga selalu terbawa hanyut oleh arus.
Plankton terdiri dari organisme-organisme berukuran kecil mikroskopis yang
jumlahnya sangat banyak dan mereka ini tidak cukup kuat untuk menahan gerakan air yang
begitu besar. Banyak diantara kelompok ini yang merupakan golongan perenang aktif
walaupun demikian mereka tetap terombang-ambing oleh arus lautan (Hutabarat dan Evans,
1986).
Jenis-Jenis Plankton
Menurut Nontji (2008), secara fungsional plankton dapat digolongkan menjadi empat
golongan utama, yakni fitoplankton, zooplankton, bakterioplankton, dan virioplankton.
a. Fitoplankton
Fitoplankton, disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau
melayang dalam laut. Ukuran yang paling umum berkisar antara 2-200µm (1 µm = 0,001
mm). Fitoplankton mengandung klorofil dan karenanya mempunyai kemampuan
berfotosintesis yakni menyadap energi surya untuk mengubah bahan inorganik menjadi bahan
organik. Kelompok fitoplankton yang sangat umum dijumpai di perairan tropis adalah diatom
(Bacillariophyceae), dan dinoflagelat (Dynophyceae). Meskipun ukurannya sangat kecil,
namun fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat lebat dan padat sehingga dapat
menyebabkan perubahan warna pada air laut.
Fitoplankton mempunyai fungsi penting di laut, karena bersifat autotrofik, yakni dapat
menghasilkan sendiri bahan organic makanannya. Selain itu, fitoplankton juga mampu
melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organic karena mengandung
klorofil. Karena kemampuannya ini fitoplankton disebut sebagai primer producer.
b. Zooplankton
Zooplankton, disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau
melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat
ditentukan kemana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik. Ukurannya yang
paling umum berkisar 0,2 – 2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya ubur-ubur
yang bisa berukuran sampai lebih satu meter. Kelompok yang paling umum ditemui antara
lain kopepod (copepod), eufausid (euphausid), misid (mysid), amfipod (amphypod),
kaetognat (chaetognath).
c. Bakterioplankton
Bakterioplankton, adalah bakteri yang hidup sebagai plankton. Ia mempunyai ciri yang khas,
ukurannya sangat halus (umumnya < 1 µm), tidak mempunyai inti sel, dan umumnya tidak
mempunyai klorofil yang dapat berfotosintesis. Fungsi utamanya dalam ekosistem laut adalah
sebagai pengurai (decomposer).
Lingkungan juga dapat digunakan sebagai faktor untuk mengklasifikasikan plankton.