Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM PENCEMARAN AIR LAUT DI PERAIRAN

PESISIR PANTAI TANJUNG LUAR

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. AHYAR ANSORI ( 170205019 )


2. ELISA PERTIWI ( 170205003 )
3. BAIQ TRIWAHYU H. ( 170205002 )
4. FARID NAJDI ( 170205006 )
5. M.ABDUL AZIS ( 170205008 )
6. NILAWATI ASTINI ( 170205009 )
7. QOTRUN NADA ( 170205010 )
8. YULASTRI UTAMI ( 170205018 )

TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HAMZANWADI

2018/2019
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Analisis Sampel Air Laut


2. Penyusun
a. Kelompok :1
b. Semester : 4 (Empat)
c. Tahun : 2019
3. Mata Kuliah/Sks : Pencemaran laut dan Pengendaliannya/3sks
4. Lokasi Kegiatan : Pesisir pantai Tanjung Luar
5. Waktu Kegiatan : 6 juli 2019

Sudah diperiksa dan disetujui

Selong, ………2019

Dosen Pengampu,

Agus Muliadi Putra, M.Si

NIDN. 0822088501
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang sudah
memberikan karunia-Nya pada kelompok kami dalam melaksanakan tugas praktikum
tentang Pencemaran Air Laut dan Pengendaliannya ini. Dan sehingga akhirnya
tersusunlah materi laporan praktikum yang sistematis.tujuan dari adanya laporan ini
adalah untuk memenuhi tugas praktikum pencemaran air laut di pesisir pantan
Tanjung Luar.walaupun waktunya cukup singkat, tapi kegiatan ini menghasilkan
sesuatu yang berharga dan bermanfaat dalam melakukan praktikum pencemaran air
laut dengan terun lansung ke lapangan agar dapat menambah ilmu pengetahuan dari
perkuliahan yang sedang kami jalani melalui praktik dalam dunia kerja yang nyata.

Dengan selesainnya laporan praktikum pencemaran air laut secara resmi ini, maka
tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua orang yang sudah membantu
kelompok kami dan terima kasih juga untuk para pihak yang sudah terlibat lansung.
Khususnya kamu ucapkan kepada :

1. Pak Agus Muliadi putra, M.Si selaku dosen mata kuliah pencemaran laut dan
pengendaliannya.
2. Salman selaku supir perahu/adik yang sudah bersedia menemani kami selama
pelaksanaan pengambilan sampel.
3. Orang tua kami atas doa dan dukungannya sehingga tugas praktikum ini
berjalan lancer.
4. Seluruh anggota kelompok yang sudah saling bahu membahu dan kerjasama
nya demi terlaksannya tugas praktikum yang kami kerjakan ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran sangatlah kami harapkan agar laporan ini dapat lebih baik lagi
untuk kedepannya

Pancor (Lombok Timur, 5 juli 2019)

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………. 1

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………... 2

KATA PENGANTAR……………………………………………………………... 3

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..4

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………. 5

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………… 5


1.2 Tujuan……………………………………………………………………. 7
1.3 Manfaat…………………………………………………………………... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………….. 8

2.1 Parameter yang di ukur………………………………………………….. 8

BAB III METODE PRAKTIKUM………………………………………………. 10

3.1 Waktu dan Tempat……………………………………………………… 10

3.2 Alat dan Bahan………………………………………………………….. 10

3.3 Metode Praktikum………………………………………………………. 10

3.4 Pengolahan Data……………………………………………………….... 11

BABA IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………….. 14

4.1 Hasil………………………………………………………………………14
4.2 Pembahasan……………………………………………………………… 15

BAB V PENUTUP ……………………………………………………………….. 18

5.1 Kesimpulan………………………………………………………………. 18
5.2 Saran………………………………………………………………………18

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desa Tanjung Luar terletak dalam wilayah Kecamatan Keruak, Kabupaten


Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Desa Tanjung Luar merupakan salah
satu desa pantai di Kabupaten Lombok Timur dengan ketinggian ± 350 m dari
permukaan laut dengan suhu rata-rata 31o dan curah hujan berkisar antara 1.000-
2.000 mm/tahun dengan jumlah curah hujan 74 (tujuh puluh empat) hari/tahun.

Luas wilayah Desa Tanjung Luar sekitar 222 km 2, terdiri dari 10 (sepuluh) dusun
yaitu Toroh Tengah, Toroh Selatan, Kampung Kokok, Kampung Baru, Kampung
Tengah, Kampung Lungkak, Maringkik, Kampung Pelebe, Telaga Bagek. Adapun
batas-batas wilayah Desa Tanjung Luar adalah sebagai berikut. (1) sebelah selatan:
Desa Jerowaru: (2) sebelah barat: Desa Selebung: (3) sebelah utara: Desa Pijot: dan
(4) sebelah timur, Desa Alas.

Desa Tanjung Luar terletak cukup jauh dari ibu kota provinsi (Mataram), jarak ke
ibu kota Kabupaten 18 (delapan belas) km dan ke ibu kota Kecamatan 3,5 km.
sebagian besar penduduk desa Tanjung Luar mencari nafkah sebagai nelayan, hal ini
disebabkan karena kondisi alam desa Tanjung Luar merupakan daerah pantai
sehingga menuntut masyarakat untuk lebih banyak bergerak dalam bidang perikanan,
khususnya dalam perikanan laut. Sarana yang ada di desa Tanjung Luar antara lain:
jalan raya, pasar umum, pelabuhan perikanan atau pangkalan pendaratan ikan (PPI)
dan lain-lain.

Desa Tanjung Luar merupakan salah satu pasar ikan terbesar di Lombok Timur
dan merupakan salah satu tempat destinasi yang cukup popular karena pesona pantai
atau pulau-pulau kecil yang ada tetapi kurang dalam penanganan sampah yang ada di
Tanjung Luar karena masyarakat membuat hasil buangan rumh tangganya lansung ke
pantai sehingga tidak enak di pandang oleh mata.
Pada mulanya orang berfikir bahwa dengan melihat luasnya lautan, maka semua
hasil buangan sampah, sisa-sisa tambak dan buangan sisa ikan (sisik,kepala ikan dll)
dari aktifitas manusia didaratan seluruhnya dapat di tamping oleh lautan tanpa
menimbulkan suatu akibat yang membahayakan. Bahan pencemar yang masuk ke
dalam laut akan diencerkan dan kekuatan mencemarnya secara perlahan-lahan akan
diperlemah sehingga membuat mereka menjadi tidak berbahaya. Dengan makin
cepatnya pertumbuhan penduduk dunia dan makin meningkatnya lingkungan industry
mengakibatkan makin banyak bahan-bahan yang bersifat racun yang dibuang ke laut.

Sebagian besar sumber pencemar laut berasal dari dataran, baik tertiup angin,
terhanyut maupu tumpahan minyak dari kapal dan sampah masyarakat yang di buang
lansung ke laut serta sisa-sisa dari pengolahan ikan di pasar hal ini dapat
mempengaruhi suhu air laut sehingga mengakibatkan terganggunya ekosistem dalam
laur. Bahan pencemar yang laut yang lainnya yang juga memberikan dampak
negative ke perairan adalah limbah plastic yang bahkan telah menjadi masalah global.
Limbah yang bersifat toxic (racun) yang masuk ke perairan laut akan menimbulkan
efek berbahaya bagi biota laut bahkan dapat menyebabkan kematian.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum Pencemaran Laut adalah untuk memberikan keterampilan


dan kemampuan dalam proses pengukuran parameter suatu perairan yang merupakan
indikator pencemaran linkungan perairan dengan menggunakan metode sampling.

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum dan laporan Pencemaran Laut ini adalah dapat
memberikan informasi bagi pembaca maupun penulis tentang bagaimana keadaan
perairan pantai Desa Tanjung Luar yang dicemari oleh sampah, sisa-sisa buangan
ikan serta sisa-sisa tambak udang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Parameter yang di ukur

a. Suhu

Suhu adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan organisme
dilautan, karena suhu mempengaruhi baik aktifitas metabolisme maupun
perkembangbiakan diri organism-organisme tersebut. Oleh karena itu tidaklah
mengeherankan jika banyak dijumpai berbagai macam jenis hewan di dunia.

Suhu adalah ukuran energi gerakan molekul secara horizontal sesuai dengan
garis lintang dan secara vertical sesuai dengan kedalaman. Metabolism organism
biasanya berkisar pada suhu antara 0-400C. semua organism laut kecuali, burung-
burung dan mamalia laut bersifat poikilotermik atau ektotermik, artinya suhu
tubuhnya dipengaruhi oleh sushu massa air di sekitarnya. Berdasarkan penyebaran
suhu permukaan laut dan penyebaran organisme sacara keseluruhan, dapat dibedakan
empat zona biogeografik utama : kutub, tropik, beriklim sedang-panas, dan beriklim
sedang-dingin.

b. Warna, bau, sampah

Warna dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air. Air laut bewarna
karena prose salami, baik yang berasal dari proses biologis maupun non biologis.
Produk dari proses biologis dapat berupa humus, gambut dan lain-lain, sedangkan
produk dari proses non-biologis dapat berupa senyawa-senyawa kimia yang
mengandung unsure Fe, Ni, Co, Mn dan lain-lain. Perubahan warna air laut dapat
pula disebabkan oleh kegiatan manusia yang menghasilkan limbah bewarna. Air laut
dengan tingkat warna tertentu dapat menganggu kehidupan biota akuatik terutama
fitoplankton dan beberapa jenis bentos.
Air laut yang berbau, selain tidak estetis juga tidak disukai oleh masyarakat. Bau
air dapat member petunjuk terhadap kualitas air, misalnya bau amis dapat disebabkan
oleh adanya algae dalam air laut.

Sampah adalah material sisa yang dibuang sebagai hasil dari proses produksi,
baik itu industry maupun rumah tangga. sampah rumah tangga maupun hasil industri
dibuang begitu saja ke laut oleh pihak yang tidak bertangung jawab sehingga dapa
menyebabkan dampak negative dari laut sendiri dan mengurangi tingkat kualitas air
laut serta merusak estetika lingkungan.

c. Salinitas

Salinitas adalah konsentrasi seluruh larutan garam yang diperoleh dalam air
laut, dimana salinitas air berpengaruh terhadap tekanan osmotik air, semakin tinggi
salinitas maka akan semakin besar pula tekanan osmotiknya. jumlah dari seluruh
garam-garam dalam gram pada setiap kilogram air laut. Secara praktis, adalah susah
untuk mengukur salinitas di laut, oleh karena itu penentuan harga salinitas dilakukan
dengan meninjau komponen yang terpenting saja yaitu klorida. Tingkat salinitas
berubah dari waktu ke waktu dikarenakan, iklim,topografi,pasang surut air laut dan
volume air tawar yang masuk.

d. pH

Derajat keasaman (PH) merupakan logaritma negative dari konsentrasi ion-ion


hidrogen yang terlepas dalam suatu cairan dan merupakan indikator baik buruknya
suatu perairan. PH suatu perairan merupakan salah satu parameter kimia yang cukup
penting dalam memantau kestabilan perairan. Variasi nilai PH perairan sangat
mempengaruhi biota di suatu perairan. Selain itu, tingginya nilai PH sangat
menentukan dominasi fitoplankton yang mempengaruhi tingkat produktivitas primer
suatu perairan dimana keberadaan fitoplankton didukung oleh ketersediaannya
nutrien di perairan laut.
e. Konduktivitas

Konduktivitas air laut bergantung pada jumlah ion-ion terlarut per volumenya
dan mobilitas ion-ion tersebut. Satuannya adalah ms/cm (milli-siemens per
centimeter). Konduktivitas bertambah dengan jumlah yang sama dengan
bertambahnya salinitas sebesar 0,01 temperatur sebesar 0,01 dan kedalaman sebesar
20 meter. Secara umum, faktor yang paling dominan dalam perubahan konduktivitas
di laut adalah temperature.

f. Kecerahan

Kecerahan merupakan tingkat transparansi perairan yang dapat diamati secara


visual dengan menggunakan sechi disk. Dengan mengetahui kecerahan suatu perairan
kita dapat mengatahui sampai dimana masih ada kemungkinan terjadi proses
asimilasi dalam air, lapisan-lapisan mana yang tidak keruh, dan yang paling keruh.
Perairan yang memiliki nilai kecerahan rendah pada waktu cuaca yang normal dapat
memberikan suatu petunjuk atau indikasi banyaknya partikel-partikel tersuspensi
dalam perairan tersebut.

g. Kekeruhan

Sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan
dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air merupakan parameter
kekeruhan. Kekeruhan disebabkan oleh bahan organik dan an-organik baik
tersuspensi maupun terlarur seperti lumpur, pasir, bahan organik seperti plankton dan
mikroorganisme lainnya.

h. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen)

DO (Dissolved Oxygen) adalah total jumlah oksigen yang ada (terlarut) di air.
DO dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolism atau
pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energy untuk pertumbuhan dan
pembiakan. Disampin itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan
organik dan an-organik dalam proses aerobik.
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Sabtu, 6 juli 2019 waktu berangkat pada jam 07.00 WITA dan waktu
kerja/praktik pada jam 09.00 WITA-selesai. Lokasi pengambilan sampel di perairan
pantai Desa Tanjung Luar dan pengambilan sampel bertempat di 2 stasiun yakni di
dekat tempat pengolahan ikan hiu atau TPI dan di tempat area sekitar penjualan ikan
atau deket pertamina pasar dan analisis sampel dilakukan pada waktu yang sama
setelah melakukan praktikum di lokasi.

3.2 Alat dan Bahan

 Water quality checker : 1 unit


 GPS : 1 unit
 Botol sampel 600 ml (P/PE) : 15 buah
 Spidol permanen : 2 buah
 Tissue : 1 pack
 Coolbox : 1 buah
 Ember : 1 buah
 Aquades : 1 liter
 Lembar kerja : /klp
 Sechii disc : 1 buah
 Pelampung : 1-2 buah
3.3 Metode Praktikum

Metode praktikum pencemaran air laut ini menggunakan metode sampling.

 Sampling adalah teknik proses pengambilan sampel dari populasi sehingga


sampel mewakili dan merepresentasikan dari suatu populasi
 Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel, pada
praktikum kali ini pengukuran sample akan dilakukan secara insitu
 Kualitas air laut sangat dipengaruhi oleh suhu, salinitas arah angin dan arus
laut.
 Penentuan titik pengambilan sampel air laut pada beberapa kedalaman
didasarkan pada perbedaan suhu dan salinitas. Hal ini disebabkan pola
distribusi zat-zat kimia di air laut sangat tergantung pada perbedaan suhu atau
salinitas kedalaman air.
3.4 Pengolahan Data

 Tabel stasiun 1

Hasil Pengamatan Lapangan

Parameter fisik Hasil pengamatan


Warna Kehijauan
Bau -
Lapisan minyak Sedikit
Sampah Sedang
Parameter kimia
Ph 8,2
Suhu 25
DO 0,1
Salinitas 10
Kecerahan 1,3 m

Kedalaman 1 meter dari atas permukaan

Ph 8,34
Suhu 25
DO 0,4
Salinitas 30

Kedalaman 2 meter dari atas permukaan

pH 8,7
Suhu 28
DO 0,4
Salinitas 29
 Tabel Stasiun 2
Hasil Pengamatan Lapangan

Parameter fisika Hasil pengamatan


Warna Kehijauan
Bau -
Lapisan minyak Sedikit
Sampah Sedang
Parameter kimia
Ph 8,33
Suhu 27,5
DO 0,8
Salinitas 30
Kecerahan 2m

Kedalaman 1 meter dari atas permukaan

Ph 8,39
Suhu 26,9
DO 1
Salinitas 30

Kedalaman 2 meter dari atas permukaan

Ph 8,40
Suhu 28,2
DO 1,2
Salinitas 30
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Kualitas air laut untuk biota laut dan aktivitas lain secara ideal harus memenuhi
standar, baik secara fisika, kimia, dan biologi. Nilai kualitas perairan laut yang
melampaui ambang batas maksimum untuk peruntukannya akan di golongkan sebagai
perairan tercemar. Adapun hasil pengukuran lapangan dan hasil pemeriksaan
lapangan terhadap kualitas beberapa parameter fisika dan kimia perairan pesisir
Tanjung Luar, kabupaten lombok timur, provinsi NTB di sajikan pada tabel sebagai
berikut.

 Stasiun 1
Hasil Pemeriksaan Lapangan

pH 8,2
Suhu 25
DO 0,1
Salinitas 10
Kedalaman 4,7 × 1,3 = 6,11
 Stasiun 2

Hasil Pemeriksaan Lapangan

pH 8,33
Suhu 27,5
DO 0,8
Salinitas 30
Kedalaman 4,3 × 2 = 8,6

Hasil Pengukuran kualitas fisik dan kimia air laut perairan Tanjung Luar

Parameter Satuan Baku mutu Hasil pengukuran


Stasiun 1 Stasiun 2
FISIKA
Kecerahan M >3 6,11 8,6
Bau - Tidak berbau Tidak berbau Tidak
berbau
Sampah - - Sedang Sedang
Suhu o
C Coral: 28-30 25 27,5
Lapisan - Tidak ada Sedikit Sedikit
minyak
KIMIA
Ph - 6,5-8,5 8,2 8,33
Salinitas %0 Coral :33-34 10 30
DO Mg/l >5 0,1 0,8
4.2 Pembahasan
a. Kecerahan perairan

Kecerahan merupakan tingkat transparasi perairan yang dapat diamati secara


visual menggunakan GIR belakang sepeda motor yang di cat warna putih, dan
dipasang tali yang di berikan tanda permeternya. Dengan mengetahui kecerahan suatu
perairan kita dapat mengetahui sampai dimana masih ada kemungkinan terjadi proses
asimilasi dalam air, lapisan-lapisan yang mana yang tidak keruh, dan yang paling
keruh. Perairan yang memiliki nilai kecerahan rendah pada waktu cuaca normal yang
memberikan suatu petunjuk atau indikasi banyaknya partikel- partikel tersuspensi
dalam perairan tersebut.

Berdasarkan hasil pengamatan, secara umum tingkat kecerahan perairan pesisir


laut Tanjung Luar tergolong tidak baik, dengan tingkat kecerahan air laut stasiun 1
berkisar 1,3 m dan stasiun 2 berkisar 2 m pada kedalaman rata-rata 4-5 meter.

b. Suhu perairan

Suhu perairan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
kehidupan organisme diperairan. Suhu merupakan salah satu faktor eksternal yang
paling mudah di teliti dan di tentukan.aktivitas metabolisme serta penyebaran
orgaisme air banyak di pengaruhi oleh suhu air (nontji, 2005 ).suhu juga sangat
berpengaruh terhadap kehidupan dan pertumbuhan biota air,suhu pada badan air di
pengaruhi oleh musim,lintang,waktu dalam hari,sirkulasi udara,penutupan awan dan
aliran serta kedalaman air.hasil pengukuran suhu permukaan laut langsung secara
langsung di lapangan (insitu),diperoleh bahwa suhu perairan Tanjung Luar yaitu pada
stasiun satu 250C dan stasiun dua yaitu 27,50C,keadaan suhu yang diperoleh cendrung
relatif sama antar stasiun pengamatan.pada umumnya suhu permukaan perairana
berkisar 28-310C (nontji,2005).
c. Salinitas

Salinitas adalah konsentrasi seluruh larutan garam yang diperoleh dalam air
laut, dimana salinitas air berpengaruh terhadap tekanan osmotik air, semakin tinggi
salinitas maka akan semakin besar pula tekanan osmotiknya (Gufran dan Baso, 2007
dalam Widiadmoko, 2013).
Dari hasil pengamatan di perairan Tanjung luar diperoleh besar salinitasnya
yaitu sebesar 10% di stasiun satu dan 30% pada stasiun dua,berarti tingkat salinitas di
perairan tersebut tidak termasuk kategori netral.
d. pH
Derajat keasaman (pH) merupakan logaritma negatif dari konsentrasi ion-ion
hidrogen yang terlepas dalam suatu cairan dan merupakan indikator baik buruknya
suatu perairan. pH suatu perairan merupakan salah satu parameter kimia yang cukup
penting dalam memantau kestabilan perairan (Simanjuntak, 2009). Variasi nilai pH
perairan sangat mempengaruhi biota di suatu perairan. Selain itu, tingginya nilai pH
sangat menentukan dominasi fitoplankton yang mempengaruhi tingkat produktivitas
primer suatu perairan.dari hasil pengamatan yang kami lakukan di perairan tanjung
luar kami memperoleh Ph air di stasiun satu sebesar 8,2 dan pada stasiun dua sebesar
8,33.jadi ph yang ada diperairan tersebut bersibat basa karena melebihi batas standar
baku mutu ph.
e. DO
Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen/DO) adalah total jumlah oksigen yang ada
(terlarut) di air. DO dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses
metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk
pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi
bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik.
Hasil pengukuran DO pada stasiun satu sebesar 0,1 mg/l dan di stasiun dua 0,8
mg/l.pada setiap stasiun pengambilan data,nilai DO yang diperoleh menandakan
perairan tersebut dalam kondisi yang kurang baik dan belum memenuhi standard
baku mutu air laut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kondisi perairan pesisir pantai Tanjung Luar berdasarkan hasil perhitungan
indeks pencemaran tergolong dalam kategori tercemar sedang. Parameter lingkungan
yang masih sesuai dengan baku mutu untuk biota laut adalah antara lain kecerahan
bau,salinitas dan suhu.pada stasiun 1 parameter yang telah melampaui baku mutu
antara lain pH, adanya sampah,adanya lapisan minyak dan kurangnya DO.pada
stasiun 2 terdapat lapisan minyak, pH yang sangat tinggi, serta sedikitnya oksigen
terlarut (DO). Peningkatan parameter-parameter yang telah melampaui batas
maksimum baku mutu berasal dari sumber alami, bahan bakar nelayan,bahkan dari
sisa-sisa pengolahan ikan,limbah domestic serta aktifitas masyarakat yang cukup
tinggi disekitaran dermaga tanjung luar.
5.2 Saran
Perairan pesisir pantai Tanjung Luar merupakan salah satu tempat pasar ikan
terbesar di Lombok sekaligus sebagi tempat termaga.hasil tangkapan ikan dari
Tanjung Luar ini menjadi aset untuk masyarakat setempat untuk menghidupi
kebutuhan hidup sehari-hari karena mayoritas mata pencaharian masyarakat Tanjung
Luar adalah nelayan.tetapi, jika pasar atau pelabuhan di dekat pasar tercemar maka
dapat mengganggu aktifitas biota laut dan dapat mencemari lingkungan sekitar serta
bau yang menyengat dari pencemaran tersebut,oleh karena itu alangkah baiknya jika
di area dermaga ataupun pasar dibuat peringatan berupa plang tau papan tentang
larangan untuk tidak membuang sampah atau limpah hasil pasar ke perairan
laut,melakukan sosialisasi yang dilakukan oleh dinas lingkungan hidup atau
pariwisata daerah setempat tentang pentingnya menjaga lingkungan khusunya
perairan laut.dengan begitu lingkungan diperairan tanjung luar tetap asri dan terjaga
kebersihan serta kwalitasnya.sehingga aktifitas sehari-hari tidak terganggu akibat
adanya bau dari pencemaran tersebut seperti kata pepatah “kebersihan adalah
sebagian dari iman”
DAFTAR PUSTAKA

Baigo Hamuna1, Rosye H.R. Tanjung2, Suwito3, Hendra K Maury2, dan Alianto4.
2018. Kajian Kualitas Air Laut dan Indeks Pencemaran Berdasarkan Parameter
Fisik-kimia Di Perairan Distrik Depapre, Jayapura. Jurnal ilmu lingkungan, Vol 16
Issue 1 (2018) : 35-43.

Nurbaya Sutiya Rahmi, Hubungan patron-client dan Ritual Petik Laut “Studi Kasus
Masyarakat Desa Tanjung Luar, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat :
Program Magister Sumber Daya Pantai Universitas Diponegoro.

Dafiuddin Salim, Yuliyanto, Baharuddin. September 2017. Karakteristik Parameter


Oseanografi Fisik-Kimia Perairan Pulau Kerumput Kabupaten Kotabaru
Kalimantan Selatan. Jurnal Enggano, Vol.2, No. 2 : 218-228.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengolaan Sumberdaya dan Lingkungan
Perairan. Cetakan Kelima. Yogjakarta: kanislus.

Kementerian Nagara Lingkungan Hidup. 2004 . Keputusan Mentri Negara


Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut.

Salmin. 2005. Oksigen terlarut (DO) dan kebutuhan oksigen biologi (BOD) sebagai
salah satu indikator untuk menentukan kualitas perairan. Oseano, 30(3), 21-26.

Silalahi, H.N., Manaf, M., dan Alianto. 2017. Status mutu kualitas air laut pantai
Maruni Kabupaten Manokwari. Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, 1(1), 33-42.
Simanjuntak, M. 2009. Hubungan factor lingkungan kimia, fisika terhadap distribusi
plankton di perairan Belitung Timur, Bangka Belitung. Journal of Fisheries Science,
11 (1), 31-45.

Widiadmoko, W. 2013. Pemantauan Kualitas Air Secara Fisika dan Kimia di


Perairan TelukHurun. Bandar Lmapung: Balai Besar pengembangan Budidaya Laut
(BBPBL).

Affan, J.M. 2010. Analisis potensi sumberdaya laut dan kualitas perairan
berdasarkan parameter fisik dan kimia di pantai timur Kabupaten Bangka Tengan.
Spektra, 10(2), 99-113.
PETA LOKASI PRAKTIKUM

Stasiun 1

Stasiun 2
LAMPIRAN

Sampah yang terdapat di permukaan air

Warna yang kehijauaan

Proses pengukuran dan pencatatan parameter air

Anda mungkin juga menyukai