Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesenian merupakan hasil dari kebudayaan manusia yang dapat

diwariskan atau bisa dilestarikan, dipublikasikan dan dikembangkan sebagai

salah satu upaya menuju perubahan peradaban dalam menjunjung tinggi

derajat dan martabat kemanusiaan terhadap nilai-nilai luhur budaya dan

kesenian yang telah diwariskan oleh nenek moyang. Seni adalah segala

sesuatu yang memiliki nilai keindahan, kehalusan, serta permai. Seni juga

diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu yang sungguh-

sungguh bagus atau luar biasa (Badudu dalam Reni Alvian, 2017: 5).

Sedangkan dalam Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar (2011: 816) seni

adalah keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi kehalusan,

keindahan, dan sebagainya, seperti: seni tari, lukis, ukir dan lain-lain. Seni

juga diartikan sebagai kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang

bernilai tinggi.

Tarian hadir dalam berbagai bentuk dan digunakan untuk berbagai

keperluan dari hiburan sampai upacara keagamaan. Seperti yang diketahui

kesenian yang ada di Indonesia sangat beranekaragam bahkan di satu daerah

saja bisa terdapat berbagai kesenian tradisional, hal ini tentu menjadi

kebanggaan bagi masyarakat Indonesia sendiri. Salah satunya Pulau Lombok

yang kaya akan kesenian tradisionalnya baik musik, tari, drama dan lain

sebagainya.

1
2

Seni tari tumbuh dan berkembang dengan pesat di daerah Lombok.

Khususnya di Desa Lenek Ramban Biak, Kecamatan Lenek Kabupaten

Lombok Timur. Salah satu keunikan di Desa Lenek Rambak Biak adalah

masih ditekuninya berbagai kesenian warisan leluhur yang masih tetap

dipertahankan hingga saat ini, seperti Tari Gandrung, Tari Gagak Mandiq,

Tari Pakon, Tari Asmaradana, dan Tari Penepekan. Keempat tarian tersebut

merupakan kesenian kerakyatan yang dikembangkan di Sanggar Seni Nelio

pimpinan Gede Semu. Namun, dalam kajian ini penulis mengkaji tari

Asmaradana dengan pertimbangan bahwa tarian terbaru Sanggar Seni Nelio

dan pernah disosialisasikan di Jakarta. Di samping itu, tari Asmaradana

belum pernah dikaji oleh penulis sebelumnya dalam kajian bentuk maupun

fungsinya.

Hasil wawancara awal dengan Gede Semu selaku pimpinan Sanggar

Seni Nelio, beliau menjelaskan bahwa Tari Asmaradana merupakan tari

kontemporer yang digarap sejak tahun 2015, diolah kembali menjadi tari

kreasi baru yang ide gagasannya terinspirasi dengan tarian-tarian seniman-

seniman bali (Wawancara, tanggal 25 Februari 2021). Di samping itu, tari

Asmaradana tumbuh dan berkambang dilatarbelakangi oleh menurunnya

minat masyarakat akan Tari Tradisional khususnya generasi muda saat ini.

Hal ini dibuktikan dengan semakin jarangya ditemukan pertunjukan-

pertunjukan tari tradisional dan banyaknya generasi muda yang tidak

mengetahui eksistensi tari tradisional dalam kehidupan bermasayarakat dan

berbudaya.
3

Sesuai dengan pemaparan Gede Semu, tari Asmaradana menceritakan

tentang sepasang pemuda dan pemudi yang sedang kasmaran (mabuk cinta)

dan dipentaskan oleh dua orang 1 (satu) penari laki-laki dan 1 (satu) penari

perempuan. Tarian ini dibawakan dengan lincah dan indah serta menonjolkan

hubungan cinta kasih sepasang pemuda dan pemudi. Setiap gerakan yang

ditarikan layaknya orang yang sedang dimabuk asmara, seperti gerakan

pemuda yang sedang menarik simpati atau mencuri perhatian dan

memberikan perempuan bunga.

Berdasarkan uraian di atas, tari Asmaradana merupakan salah satu

jenis tarian tradisional Lombok yang dikembangkan di Sanggar Seni Nelio

Desa Lenek Ramban Biak Kecamatan Lenek Kabupaten Lombok Timur yang

menceritakan tentang dua muda/mudi yang sedang dimabuk cinta

(kasamaran). Observasi awal menggambarkan bahwa gerakan-gerakan yang

ditampilkan pada tari Asmaradana menggambarkan isi hati seorang pemuda

yang sedang kasmaran (dimabuk cinta), berusaha merebut hati sang pujaan

hatinya. Untuk mengkaji lebih dalam tentang tari Asmaradana, maka

dilakukan penelitian yang berjudul “Bentuk dan Fungsi Pertunjukan Tari

Asmaradana di Sanggar Seni Nelio Desa Lenek Ramban Biak Kecamatan

Lenek Kabupaten Lombok Timur”.

B. Fokus Penelitian

Sesuai latar belakang di atas, maka penelitian ini difokuskan pada

analisis tentang “Bentuk dan Fungsi Pertunjukan Tari Asmaradana di


4

Sanggar Seni Nelio Desa Lenek Ramban Biak, Kecamatan Lenek Kabupaten

Lombok Timur”.

C. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan-permsalahan yang diajukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah bentuk pertunjukan Tari Asmaradana di Sanggar Seni

Nelio Desa Lenek Ramban Biak Kecamatan Lenek Kabupaten Lombok

Timur?

2. Bagaimanakah fungsi pertunjukan Tari Asmaradana di Sanggar Seni Nelio

Desa Lenek Ramban Biak Kecamatan Lenek Kabupaten Lombok Timur?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bentuk pertunjukan Tari Asmaradana di Sanggar Seni

Nelio Desa Lenek Ramban Biak Kecamatan Lenek Kabupaten Lombok

Timur.

2. Untuk mengetahui fungsi pertunjukan Tari Asmaradana di Sanggar Seni

Nelio Desa Lenek Ramban Biak Kecamatan Lenek Kabupaten Lombok

Timur.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam memahami

perkembangan budaya di Lombok pada umumnya dan di Desa Lenek

Ramban Biak khususnya.


5

b. Menambah khazanah pengetahuan tentang fungsi dan eksistensi tarian

tradisional Lombok.

c. Menjadi bahan kajian bagi para peneliti budaya atau tradisi

berikutnya, khususnya bagi yang ingin mengkaji tari tradisi Lombok.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai sarana pengenalan kesenian tradisional khususnya Tari

Asmaradana kepada masyarakat khususnya generasi muda Lombok.

b. Untuk melestarikan kesenian tradisional khususnya Tari Asmaradana

terhadap masyarakat Lombok.

c. Menambah wawasan mahasiswa Sendratasik maupun masyarakat

Lombok akan kesenian tradisional Tari Asmaradana.

Anda mungkin juga menyukai