Anda di halaman 1dari 21

TARI BALUMPA SEBAGAI TARI PENYAMBUTAN DI WOLIO SULAWESI

TENGGARA

LA ODE MUHAMMAD RAHMAT


1482041004

Program Studi Pendidikan Sendratasik


Jurusan Seni Pertunjukan
Fakultas Seni Dan Desain
Universitas Negeri Makassar

ABSTRAK

LA ODE MUHAMMAD RAHMAT, Tari Balumpa Sebagai Tari Penyambutan Di Wolio


Sulawesi Tenggara. Skripsi Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik Fakultas Seni dan
Desain Universitas Negeri Makassar
Penelitian ini menjawab masalah: (1) Bentuk Penyajian Tari Balumpa sebagai Tari
Penyambutan Tamu di Wolio Sulawesi Tenggara. (2) Fungsi Tari Balumpa sebagai Tari
Penyambutan Tamu di Wolio Sulawesi Tenggara. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu: Observasi, Wawancara, Dokumentasi dan Studi
Pustaka. Hasil penelitian: (1) Bentuk Penyajian Tari Balumpa sebagai Tari Penyambutan Tamu di
Wolio Sulawesi Tenggara. Balumpa merupakan Tari tradisional di Sulawesi tenggara khususnya
di Wolio Sulawesi Tenggara. Balumpa yang dulunya ditarikan untuk menyambut kaum portugis
dan belanda yang berkunjung di Wolio kini mulai digunakan untuk menyambut tamu penting
seperti Bupati, Gubernur, maupun tamu dari daerah lain yang dianggap penting. Namun, tetap
mempertahankan keaslian Tari Balumpa itu sendiri. Tari Balumpa juga ditampilkan bi beberapa
kegiatan seperti festival keraton, festival tahunan di Wolio dan penjemputan tamu-tamu penting.
Tari Balumpa pada penyambutan tamu penting, terdiri dari empat ragam yaitu ragam potabhea,
ragam poliughi,ragam pololi-loli,dan ragam kafongkorano siku.. Tari Balumpa dalam
penyambutan Bupati atau Gubernur memiliki pola lantai yang sangat sederhana kemudian diiringi
dengan alat musik yang sederhana pula yaitu ganda,gambusu dan pantun,serta butolobhekasiki.
Kostum yang digunakan penari Lumense yaitu baju taicombo, rok merah, selendang, ikat
pinggang, anting-anting, kalung, gelang dan topi. Pada Tari Lumense juga terdapat beberapa
property seperti duku-duku kecil yang dipakai oleh penari perempuan, parang yang dipakai oleh
penari laki-laki, serta dua batang pohon pisang yang menjadi inti dari Tari Balumpa itu sendiri. (2)
Fungsi Tari Balumpa sebagai Tari Penyambutan Tamu di Wolio Sulawesi Tenggara. Tari balumpa
tumbuh dan berkembang di masyrakat Wolio sejak ratusan tahun yang lalu. Tari balumpa
diciptakan dari perpaduan seni dari bangsa portugis dan bangsa Arab Persia yang digunakan
sebagai alat pemikat untuk penyebaran agama Islam di Wolio. Saat ini, tarian ini berkembang
menjadi tarian yang disuguhkan untuk menghibur tamu yang diagungkan atau dihormati. Dari
fungsinya sebagai tontonan, tari Balumpa relatif fleksibel menyesuaikan kebutuhan.
BAB I B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
PENDAHULUAN tersebut di atas, maka pokok masalah yang
A. Latar Belakang akan diteliti adalah:
Salah satu tari tradisonal yang hadir 1. Bagaimana Bentuk Penyajian Tari
di Sulawesi Tenggara adalah Tari Balumpa. Balumpa sebagai Tari Penyambutan
Tari Balumpa meruapakan tari tradisional Tamu di Wolio Sulawesi Tenggara?
yang berasal dari daerah Wakatobi, 2. Bagaimana Keberfungsian Tari Balumpa
Sulawesi Tenggara yang menceritakan sebagai Tari Penyambutan Tamu di
tentang sekolompok gadis yang sedang Wolio Sulawesi Tenggara?
berdendang diiringi lagu daerah dan musik
gambus dengan penuh keceriaan mereka C. Tujuan Penelitian
berdendang dan menari dengan hati Berdasarkan rumusan masalah diatas
gembira dan tulus. Diawal kemunculannya maka penelitian ini bertujuan sebagai
tarian ini termasuk tarian pergaulan yang berikut:
ditampilkan oleh penari wanita dan pria 1. Mendeskripsikan Bentuk Penyajian Tari
pada acara kesultanan Buton, namun Balumpa sebagai Tari Penyambutan
sekarang lebih sering ditarikan oleh Tamu di Wolio Sulawesi Tenggara.
perempuan saja pada saat menyambut tamu 2. Mendeskripsikan Keberfungsian Tari
penting yang datang ke Sulawesi Tenggara. Balumpa sebagai Tari Penyambutan
Tari balumpa ini merupakan salah satu Tamu di Wolio Sulawesi Tenggara.
tarian tradisional yang cukup terkenal di
Sulawesi Tenggara, Khususnya daerah D. Manfaat Penelitian
Wakatobi. Tarian ini Sering ditampilkan Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu
diberbagai acara selain penyambutan tamu 1. Teoritis
penting, yakni pertunjukan seni, dan festival Memberikan pendalaman materi tentang
budaya, bahkan promosi pariwisata. Hal ini mendeskripsikan Bentuk Penyajian Tari
dilakukan sebagai bentuk usaha dalam Balumpa Sebagai Tari Penyambutan Di
melestarikan dan memperkenalkan kepada Wolio Sulawesi Tenggara.
generasi mudah serta masyarakat luas akan 2. Praktis
budaya yang mereka miliki. Selain itu, tari Menambah wacana pengetahuan,
balumpa ini dimaknai sebagai ungkapan memberikan informasi tentang
rasa syukur dan kebahagiaan dalam Penyajian Tari Balumpa Sebagai Tari
menyambut tamu yang mereka hormati. Penyambutan Di Wolio Sulawesi
Berdasarkan latar belakang tersebut Tenggara.
di atas, maka peneliti tertarik untuk BAB II
mengadakan penelitian tentang Tari
Balumpa Sebagai Tari Penyambutan Di TINJAUAN PUSTAKA DAN
Wolio Sulawesi Tenggara, mengingat KERANGKA PIKIR
hampir disetiap penyambutan tamu
A. TINJAUAN PUSTAKA
kedaerahan yang berkunjung ke Bau-Bau 1. Kajian Terdahulu
khususnya di Walio selalu di sambut Ersa Mega Reta Putri (2012) mahasiswi
dengan tarian ini. Institut Kesenian Padang Panjang Fungsi
Dan Bentuk Penyajian Tari Sambut Dalam
Upacara Penyambutan Tamu Di Muara
Enim, Sumatera Barat. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi dan aesan pak sangko dan teluk belango untuk
bentuk penyajian tari Sambut di Kabupaten penari putra, 6) Properti yang digunakan
Muara Enim, Sumatera Barat. Penelitian ini tanggai, tepak, payung dan tombak..
merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sedangkan tulisan ini mengarah ke bentuk
Objek penelitian adalah tari Sambut dalam penyajian tari balumpa sebagai tari
upacara penyambutan tamu. Sumber data penyambutan di Walio Sulawesi Tenggara.
penelitian ini adalah informan, yaitu orang- 2. Deskripsi Konsep dan teori
orang yang memiliki pengetahuan tentang a. Bentuk Penyajian
tari Sambut (Pencipta tari Sambut, pemusik, Kata bentuk menurut djelantik (2004:
penata kostum, penari, dan Kepala Bidang 135) berarti wujud yang ditampakkan. Wujud
Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan mengacu pada bagaimana dan apa yang bisa
Pariwisata Kabupaten Muara Enim). Teknik kita tangkap melalui indera penglihatan.
pengumpulan data dilakukan dengan cara Wujud dalam kesenian ada yang tampak dan
observasi, wawancara dan dokumentasi. dapat kita lihat seperti tari, seni lukis, patung.
Instrumen penelitian ini adalah peneliti Ada wujud yang tidak tampak, tetapi bisa kita
sendiri dengan alat bantu perekam, catatan dengar, bisa diteliti dan dibahas komponen-
wawancara, dan kamera. Analisis data komponen penyusunannya dan diketahui
dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan struktur atau susunannya, seperti musik,
langkah-langkah reduksi, display, dan nyanyian, karawitan. Seperti yang dikatakan
kesimpulan. Pengecekan keabsahan data Djelantik dalam bukunya yang berjudul
menggunakan teknis triangulasi. Estetika Sebuah Pengantar, pengertian wujud
Hasil penelitian sebagai berikut : 1) Tari mengacu pada kenyataan yang tampak secara
Sambut yang merupakan kesenian kongkrit (dapat dipersepsi dengan mata dan
peninggalan Etnik Kikim dan tahun 1990 telinga) maupun kenyataan yang tidak
diciptakan kembali dalam bentuk penyajian tampak secara kongkrit, yang abstrak, yang
yang baku, 2) Fungsi tari Sambut sebagai hanya bisa dibayangkan, seperti sesuatu yang
tarian penyambut tamu, pelengkap upacara diceritakan atau dibaca dalam buku (2004:
adat dan pelestarian kebudayaan, 3) Bentuk 17).
penyajian tari Sambut dengan 16 ragam gerak b. Unsur – Unsur Pendukung Penyajian
untuk penari putri yang terdiri atas : lari jinjit, Tari
tangan tumpuk, tangan silang, buka kanan Unsur-unsur pendukung penyajian tari
buka kiri, sembah atas, petik kanan petik kiri, meliputi gerak, iringan, tata panggung, tata
langkah ragu, putar tampak muka belakang, lampu, tata suara, tata rias, tata busana, dan
sembah sujud, petik kanan petik kiri bawah, pola lantai.
colet kapur, lenggang, jinjit petik kanan petik 1) Gerak
kiri, jinjit menyamping, songsong, tepuk Gerak merupakan unsur tari yang paling
tanah tunjuk langit. Ragam gerak untuk besar peranannya.Dengan gerak terjadi
penari laki-laki terdiri atas langkah kanan dan perubahan tempat, perubahan letak dari
langkah kiri, 4) Untuk penari putri sebuah benda, tubuh penari atau
mengunakan pola lantai garis lurus berbentuk sebagian tubuh.Semua gerak
huruf V dan horisontal. Pola lantai penari memerlukan tenaga yang melibatkan
laki-laki dari awal sampai akhir tarian ruang dan waktu. Artinya gerak timbul
membentuk garis lurus horisontal. Di akhir karena adanya tenaga, dan bergerak
tarian penari laki-laki mengiringi para tamu memerlukan ruang serta membutuhkan
masuk sampai ke dalam gedung, 5) Tata rias waktu dalam proses bergerak. Menurut
dan busana yang dikenakan penari putri Jazuli (1994: 45) ada dua jenis gerak
dalam tari, yaitu gerak murni dan gerak adalah penonton dapat dilihat dari segala arah
maknawi. Gerak murni disebut juga (Murgiyanto, 2010: 38).
gerak wantah adalah gerak yang disusun 4) Tata Rias
dengan tujuan untuk mendapatkan Walaupun elemen pokok dari seni tari
bentuk artistik atau keindahan dan tidak adalah gerak, namun bentuk visualnya tidak
mempunyai maksud tertentu. Gerak bisa lepas dari hubungan seni-seni lainnya,
maknawi adalah gerak yang diantaranya seni rupa.Seni rupa merupakan
mengandung arti tertentu atau maksud faktor yang ikut menyempurnakan wujud
tertentu yang sudah distilir. Contohnya, sebuah tarian, yaitu tata rias.Tata rias
ulap-ulap dalam tari Jawa merupakan membantu memperkuat ekespresi penari dan
stilasi dari orang yang sedang melihat untuk menambah daya tarik penari.Rias tari
sesuatu yang jauh letaknya. harus kelihatan bersih dan rapi serta
2) Iringan garisgaris rias harus jelas sesuai dengan
Tari bukanlah seni yang berdiri sendiri. karakter tarinya.Tata rias dalam pertunjukan
Ia bagaikan seorang putri yang membutuhkan tari tidak hanya tata rias wajah, tetapi juga
pasangannya yang simpatik, yakni musik tata rias rambut. Tata rias panggung
(Humprey dalam Murgiyanto, 1983: 159). dibedakan menjadi dua, yaitu tata rias
Menurut Soedarsono (1977: 46-47), elemen panggung/pentas biasa (tertutup) dan tata rias
dasar tari adalah gerak dan ritme, maka panggung arena (terbuka). Untuk tata rias
elemen musik adalah nada, ritme dan melodi. panggung tertutup dianjurkan agar lebih
Musik dalam tari bukanlah sekedar iringan, tebal, karena biasanya penonton melihat
tapi musik adalah pasangan dari tari. Karena pertunjukan dalam jarak yang cukup jauh;
musik adalah pasangan dari tari, maka musik sedangkan untuk tata rias arena atau terbuka
yang akan digunakan untuk mengiringi seringkali penonton berada lebih dekat
sebuah tarian harus sesuai dengan garapan dengan pertunjukan, sehingga rias tidak perlu
tarinya. terlalu tebal dan yang lebih utama harus
3) Tata Panggung nampak lebih halus atau rapi. Ketepatan dan
Suatu pertunjukan selalu membutuhkan kerapian dalam pemakaian alat rias akan
tempat atau ruangan untuk membantu mengekspresikan peranan atau
menyelenggarakan pertunjukan tersebut. menambah daya tarik penyajian tari (Jazuli,
Penataan panggung untuk pertujukan tari 1994: 19-20). Seorang perias wajah
hendaknya tidak menempatkan benda-benda memerlukan keahlian khusus dan harus
tidak mendukung pertunjukan tari, karena benar-benar memahami anatomi wajah yang
akan mengganggu aktivitas penari. Panggung dirias, sehingga dapat menghasilkan rias
adalah tempat untuk pertunjukan tari.Ada dua wajah seperti karakter tarinya. Ada tiga jenis
jenis panggung, yaitu panggung tertutup dan tata rias wajah, yaitu 1) rias korektif, 2) rias
panggung terbuka. Panggung tertutup dikenal fantasi dan 3) rias karakter. Rias korektif
juga dengan panggung proscenium. Cirinya adalah rias wajah untuk tujuan memperbaiki
adalah penari dapat dilihat dari satu arah, bagian-bagian wajah yang tidak sempurna.
yaitu dari depan penonton dan panggung ini Seperti memperbaiki bentuk alis, bentuk
berada didalam suatu ruangan yang disebut hidung, dan bentuk bibir. Rias fantasi adalah
auditorium. Panggung terbuka adalah rias wajah hasil dari angan-angan atau
panggung di tempat terbuka dan berbentuk imajinasi. Rias karakter adalah rias wajah
arena. Macam-macam arena adalah tapal untuk tujuan memperjelas karakter tokoh
kuda, lingkaran, setengah lingkaran juga atau karakter tari (Murgiyanto, 2000: 36).
sebuah lapangan.Ciri dari panggung ini 5) Tata Busana
Tata busana tari adalah segala busana dramatik perunjukan, sedangkan secara tidak
yang dipakai dalam pertunjukan tari.Busana langsung adalah bisa memberikan daya hidup
tari tidak harus kelihatan mewah dan pada busananya, penarinya, dan
gemerlap, tetapi harus bisa memberikan perlengkapan lain yang dipergunakan dalam
keleluasaan gerak penari dan sedap pertujukan tari tersebut (Jazuli, 1994: 25). Di
dipandang oleh penonton serta membantu dalam penataan lampu diperlukan keahlian
memperkuat ekspresi gerak. Penataan busana khusus, yaitu seorang penata lampu harus
yang dapat mendukung penyajian tari akan memiliki pengetahuan tentang efek-efek
dapat menambah daya tarik maupun perasaan warna cahaya terhadap warna kostum atau
pesona penontonnya (Jazuli, 1994: 18). busana tari yang dipakai dalam pertunjukan
Busana tari tradisonal Indonesia biasanya tari, apabila seorang penata lampu kurang
menggunakan busana daerah dari mana tarian menguasai, maka akan berakibat fatal pada
itu berasal. Dalam memilih warna busana tari seluruh pertunjukan. Misalnya busana warna
daerah yang satu dengan lainnya juga merah akan lebih menyala dan tajam
berbeda.Ada daerah yang menyukai warna- warnanya apabila disinari dengan cahaya
warna mencolok dan ada daerah yang berwarna biru, tetapi apabila disinari dengan
menyukai warna lembut. Warna-warna cahaya merah maka warna yang dihasilkan
dalam busana tari juga mempunyai makna tidak lebih terang dan menyala.
simbolis.Warna merah merupakan simbol 7) Tata Suara
keberanian dan agresif serta memberi kesan Tata suara adalah penataan seperangkat
panas.Warna biru merupakan simbol alat sumber bunyi untuk tujuan mengatur
kesetiaan dan mempunyai kesan sejuk serta musik untuk iringan tari. Dengan adanya
meneteramkan.Warna kuning merupakan bantuan alat tata suara tersebut akan
simbol keceriaan atau berkesan memperjelas suara atau bunyi musik iringan
gembira.Warna hitam merupakan simbol tari dengan demikian pertujukan tari tersebut
kebijaksanaan atau kematangan menjadi lebih hidup (Murgiyanto, 2008: 39).
jiwa.Sedangkan warna putih merupakan Yang harus dipertimbangkan dalam menata
simbol kesucian atau bersih (Jazuli, 1994: 18- suara adalah besar kecil gedung atau tempat
19). Masing-masing warna juga memberi diadakannya pertunjukan sehingga dapat
kesan jarak. Warna-warna hangat dan warna diperoleh kualitas suara seperti yang
yang nadanya tua memberi kesan lebih dekat dikehendaki. Apabila pertunjukan diadakan
dengan penonton dibandingkan dengan disebuah lapangan, dengan penataan suara
warna bersifat sejuk atau lembut (Djelantik, maka suara iringan tari akan lebih keras dan
2004: 29). jelas, sehingga akan mengundang banyak
6) Tata Lampu penonton di sekitar tempat pertunjukan.
Tata lampu adalah seperangkat penataan 8) Pola Lantai
lampu di pentas/panggung. Penataan lampu Pola lantai atau desain lantai adalah
dalam pertunjukan tari tidak hanya bertujuan garis-garis lantai yang dilalui oleh seorang
untuk penerangan saja, tetapi juga bertujuan penari atau garis-garis lantai yang dibuat oleh
untuk memperkuat suasana tari.Jika dalam formasi penari kelompok.Jenis garis ada dua
pertunjukan dramatari untuk memperjelas macam, garis lurus dan garis lengkung. Garis
suatu adegan, serta memberi daya hidup lurus dapat dibuat ke depan, ke belakang, ke
sebuah pertunjukan tari baik secara langsung samping atau serong. Selain itu garis lurus
maupun tidak langsung. Secara langsung bisa dibuat menjadi desai V atau V terbalik,
maksudnya adalah sinar atau cahaya lampu segitiga, segi empat, huruf T atau T terbalik
dapat memberi kontribusi pada suasana serta bisa dibuat menjadi desain zig-zag.
Garis lengkung dapat dibuat lengkung ke selaras dengan bunyi musik (gamelan), diatur
depan, ke belakang, ke samping dan serong, oleh irama yang sesuai dengan maksud dan
serta dapat dibuat desain lengkung ular, tujuan di dalam tari. Kussudiardja (2000: 11)
lingkaran, angka delapan, spiral atau juga memberikan pengertian tari adalah keindahan
huru S. Garis lurus memberikan kesan gerak anggota-anggota badan manusia yang
sederhana, tetapi kuat. Sedangkan garis bergerak, berjiwa atau dapat diberi arti,
lengkung memberikan kesan lembut, tetapi bahwa seni tari adalah keindahan bentuk
juga lemah (Murgiyanto dalam Edi anggota badan manusia yang bergerak,
Sedyawati, 1986: 105). berirama dan berjiwa harmonis.
c. Tari Penyambutan Dari beberapa pengertian di atas, maka
Tari adalah salah satu pernyataan dapat diartikan tari adalah ungkapan
budaya. Oleh karena itu, maka sifat, gaya, pengalaman jiwa manusia melalui sebuah
dan fungsi tari selalu tak dapat dilepaskan karya seni dengan medium gerak yang indah
dari kebudayaan yang menghasilkannnya dan berirama.Gerak-gerak dalam tari yang
(Edi Sedyawati, 1986: 3). Tari dan kehidupan indah dan berirama tersebut merupakan
manusia merupakan salah satu perilaku gerak-gerak yang sudah mengalami
manusia, baik secara individu maupun perombakan (distorsi) dan penghalusan
kelompok. Perkembangan tari tidak bisa (stilisasi) sehingga gerak-gerak tersebut bisa
lepas dari masyarakat pendukungnya dan menyentuh perasaan manusia yang
selalu berkembang sesuai jaman dan wilayah melihatnya. Jazuli (1994: 70) dalam bukunya
di mana tari tersebut berasal. Selama manusia Telaah Teoretis Seni Tari menuliskan,
masih bisa bergerak, maka tari akan selalu ditinjau dari jenisnya, tari memiliki beberapa
tercipta dan berkembang. Pengertian tari jenis, yaitu jenis tari berdasarkan pola
menurut Soedarsono, tari adalah ekspresi garapannya, jenis tari berdasarkan jumlah
jiwa manusia melalui gerak-gerak ritmis penari dan tari berdasarkan temanya.
yang indah (1972: 4). d. Fungsi
Gerak-gerak ritmis bukanlah gerak Fungsi menurut Soedarsono (1998: 67)
sehari-hari melainkan gerak yang harus dibagi atas dasar (1) pengamatan terhadap
distilir supaya indah.Gerak-gerak ritmis yang tari yang berfungsi sebagai upacara, (2)
indah itu sebenarnya merupakan pancaran pengamatan terhadap seni tari yang berfungsi
jiwa manusia dan jiwa itu bisa berupa akal, sebagai hiburan pribadi, (3) pengamatan
kehendak dan emosi (Soedarsono, 1972: 5). terhadap tari yang berfungsi sebagai
Batasan tari yang dikemukakan oleh penyajian estetis. Fungsi adalah sekelompok
Kamaladevi Chattopadaya, seorang ahli tari aktivitas yang tergolong pada jenis yang
dari India adalah sebagai berikut, tari adalah sama berdasarkan sifat atau pelaksanaannya.
desakan perasaan manusia di dalam dirinya Fungsi oleh ahli bahasa Aris K Onggodipturo
yang mendorongnya mencari ungkapan yang mengatakan dasar mempengaruhi fungsi atau
berupa gerak-gerak yang ritmis (Soedarsono, rancangan adalah pencahayaan, penghawaan,
1992: 81). Sedangkan menurut ahli tari dari pendengaran, temperatur, kelembaban,
Belanada, Corrie Hartong tari adalah gerak- pergerakan dan keselamatan.
gerak yang diberi bentuk dan ritmis dari Sehubungan dengan faktor yang terkait
badan di dalam ruang (Soedarsono, 1992: di atas,tari memiliki bermacam-macam
81). fungsi dalam kehidupan masyarakat.
Soerjodingrat, ahli tari Jawa dalam Jazuli Beberapa fungsi tersebut diantaranya sebagai
(1994: 3) mengatakan, bahwa tari adalah berikut :
gerak-gerak dari seluruh tubuh/badan dan
1) Upacara Adat dan Keagamaan Beberapa jenis tari, khususnya yang
Fungsi tari untuk upacara keagamaan berbentuk drama tari tradisional lebih efektif
merupakan fungsi tari yang utama dan tertua. untuk menyampaikan pesan - pesan pada
Hal ini bersifat turun temurun dari generasi masyarakat. Penerangan yang dilakukan
ke generasi berikutnya. Tari dalam upacara melalui drama tradisional lebih mengena di
adat maupun keagamaan umumnya bersifat hati masyarakat karena terkesan alamiah dan
magis dan sakral. Dalam hal ini faktor tidak menggurui (Kusnadi, 2009: 28).
keindahan tidak diutamakan. Yang 6) Rekreasi dan Terapi Kesehatan
diutamakan adalah aspek kehendak sehingga Tari merupakan media kreatif yang baik.
perbendaharaan gerak tarinya sangat Tari dapat dipergunakan untuk terapi
sederhana dan terbatas. Banyak dilakukan kesehatan, terutama bagi penderita kelainan
pengulangan gerak dan musiknya pun sangat (autis) (Kusnadi, 2009: 28). Penyalurannya
sederhana (Puji Astuti, 1982: 26-27). dapat dilakukan langsung kepada penderit
2) Hiburan cacat tubuh, tuna wicara, tuna rungu, dan
Fungsi tari sebagai hiburan merupakan tidak langsung kepada penderita cacat
hiburan bagi para pelakunya. Tarian ini biasa mental.
disebut sebagai tari hiburan. Tari hiburan 7) Iklan
disebut tari gembira. Pada dasarnya tari Tari digunakan sebagai iklan produk
gembira tidak bertujuan untuk ditonton 24 suatu perusahaan merupakan fenomena yang
jam tetapi cenderung untuk kepuasan para baru (Kusnadi, 2009: 29). Sebagai contoh
penarinya. Keindahan tidak diutamakan, yang sering kita jumpai di media visual
tetapi kepuasan individual yang utama, dan televisi adalah iklan rokok, iklan suplemen
bersifat spontanitas (Puji Astuti, 1982: 31). tubuh dan sebagainya masih banyak yang
3) Tontonan atau Pertunjukkan menggunakan tari sebagai media iklan. Hal
Tarian jenis ini dikenal dengan istilah ini dikarenakan tari merupakan budaya yang
tari pertunjukkan. Sebagian besar tari yang mengakar di Indonesia.
sering dijumpai di masyarakat merupakan e. Tari Balumpa
tari pertunjukkan. Tari sebagai pertunjukan Tari Balumpa meruapakan tari
lebih mementingkan bentuk estetika daripada tradisional yang berasal dari daerah
tujuannya. Tarian ini dibuat sesuai dengan Wakatobi, Sulawesi Tenggara yang
kebutuhan masyarakat setempat dan menceritakan tentang sekolompok para gadis
bertujuan untuk dipertontonkan. Salah satu yang sedang berdendang diiringi lagu daerah
ciri tari sebagai pertunjukkan yaitu adanya dan musik gambus dengan penuh keceriaan
faktor imajinatif/kreativitas (Puji Astuti, mereka berdendang dan menari dengan hati
1982: 38). gembira dan tulus. Tarian ini termasuk tarian
4) Pendidikan pergaulan yang ditampilkan oleh penari
Tari merupakan media yang baik untuk wanita untuk menyambut para tamu
media pendidikan. Hal - hal yang bisa terhormat yang datang ke Sulawesi Tenggara.
dipergunakan sebagai media pendidikan Tari balumpa ini merupakan salah satu tarian
tidak hanya terbatas pada bentuk tarian yang tradisional yang cukup terkenal di Sulawesi
mengandung banyak pesan-pesan atau nilai- Tenggara, Khususnya daerah Wakatobi.
nilai pendidikan, akan tetapi kegiatan menari Tarian ini Sering ditampilkan diberbagai
merupakan kegiatan untuk mengasah acara seperti penyambutan tamu penting,
kehalusan rasa dan keluhuran budi pekerti pertunjukan seni, dan festival budaya.
(Kusnadi, 2009: 28). Sulawesi Tenggara banyak memiliki tari-
5) Penerangan tarian khas seperti daerah lain.
Tari balumpa masih terus dilestarikan dijabarkan dalam bentuk skema (J. Moleong,
dan dikembangkan di Sulawesi Tenggara. 2010 : 366). Berdasarkan kerangka berfikir
Berbagai kreasi dan variasi juga sering yang telah dibuat maka desain yang
ditambahkan dalam setiap pertunjukannya, digunakan oleh penulis adalah desain
baik dari segi gerak, kostum, pengiring, dan penelitian kualitatif karena objek penelitian
penari agar terlihat menarik. Tari balumpa ini diteliti secara mendalam untuk
kini tidak hanya ditampilkan untuk mendapatkan sebuah pencapaian. Penelitian
penyambutan tamu terhormat saja, namun ini menggunakan metode kualitatif. Metode
juga sering ditampilkan diberbagai acara penelitian kualitatif adalah metode penelitian
seperti pertunjukan seni, festival budaya, yang berlandaskan pada filsafat
bahkan promosi pariwisata. Hal ini dilakukan postpositivisme (Sugiyono, 2009: 9),
sebagai bentuk usaha dalam melestarikan dan digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
memperkenalkan kepada generasi mudah yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
serta masyarakat luas akan budaya yang eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
mereka miliki. instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan),
B. KERANGKA PIKIR analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan
Tari balumpa masih terus dilestarikan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
dan dikembangkan di Sulawesi Tenggara. makna dari pada generalisasi.
Berbagai kreasi dan variasi juga sering Penelitian kualitatif itu berakar pada
ditambahkan dalam setiap pertunjukannya, latar alamiah sebagai keutuhan,
baik dari segi gerak, kostum, pengiring, dan mengandalkan manusia sebagai alat
penari agar terlihat menarik. Tari balumpa penelitian, memanfaatkan metode kualitatif,
kini tidak hanya ditampilkan untuk mengadakan analisis data secara induktif,
penyambutan tamu terhormat saja, namun mengarahkan sasaran penelitiannya pada
juga sering ditampilkan diberbagai acara usaha menemukan teori-teori dasar Masyhuri
seperti pertunjukan seni, festival budaya, (Tjeptjep Rohidi, 2011: 56).
bahkan promosi pariwisata. Hal ini dilakukan C. Sasaran dan Informan
sebagai bentuk usaha dalam melestarikan dan 1. Sasaran
memperkenalkan kepada generasi mudah Sasaran penelitian dapat ditentukan
serta masyarakat luas akan budaya yang setelah masalah penelitian jelas dirumuskan
mereka miliki. dan kerangka teoritikk sebagai pedoman
kerja sudah digambarkan. Sasaran penelitian
BAB III merupakan pertunjukan operasional dan
METODE PENELITIAN emperis tentang “apa”, “siap”, “dimana”, dan
A. Variabel Penelitian “kapan” yang mengarah secara nyata kepada
Variabel dalam penelitian adalah suatu fenomena atau realitas dalam ruang dan
yang menjadi penelitian atau segala sesuatu waktu yang jelas yang memungkinkan
yang terkait dengan permasalahan penelitian. sebuah penelitian dapat dilaksanakan dengan
Pada penelitian ini dilakukan pengamatan tajam, akurat, dan dipertanggung jawabkan
tentang penelitian untuk memperoleh data secara ilmiah (Tjetjep Rohidi, 2011: 172-
yang terkait dengan dengan sub - sub variabel 173). Dalam penelitian ini sasarannya “Tari
diantaranya. Balumpa Sebagai Tari Penyambutan di
B. Desain Penelitian Wolio Sulawesi Tenggara”.
Desain Penelitian merupakan pedoman 2. Informan
dalam pelaksanaan penelitian yang
Informan dalam penelitian ini adalah yang menuntut keterlibatan langsung pada
Kepala Bidang Dinas Pendidikan dan dunia sosial yang dipilih untuk diteliti.
Kebudayaan, Kepala Bagian Pemerintah Metode observasi terlibat dipandang penting
pemerintah Kabupaten Walio Sulawesi dan digunakan untuk mengumpulkan bahan -
Tenggara yang mengamati Bentuk Penyajian bahan informasi seni dalam konteks sosial
Kota Bau-Bau, dan Ketua Sanggar Keraton budayanya, disamping itu metode-metode
Laode Umuri Bolu. Tari Balumpa Sebagai penelitian lainnya dalam kancah penelitian
Tari Penyambutan di Wolio Sulawesi memberi peluang yang sangat baik untuk
Tenggara serta hal - hal yang berkaitan melihat, mendengar, dan mengalami realitas
mengenai kesenian tradisional Kabupaten sebagaimana yang dilakukan dan dirasakan
Walio. Selain itu, peneliti juga akan oleh para pelaku, pada masyarakat dan
mengumpulkan informasi terkait dengan kebudayaan setempat (Tjetep Rohidi,
topik penelitian baik itu dari penari maupun 2011:181-189).
pemusik Tari Balumpa sebagai informan Observasi ini dilakukan sebelum peneliti
dalam pennelitian ini. memsukan judul penelitian dan setelah judul
penelitian diterima. Observasi yang digunkan
D. Tekhnik pengumpulan data penuulis adalah obsrvasi non partisipan yaitu
1. Observasi dimana observer tidak terlibat langsung
Diantara berbagai metode penelitian dalam kegiatan sehari-hari orang yang diteliti
dalam bidang seni, metode observasi akan tetapi observer hanya sebagai pengamat.
tampaknya merupakan metode yang penting 2. Wawancara
dan harus mendapat perhatian selayaknya. Wawancara adalah suatu tekhnik yang
Observasi mengungkapkan gambaran digunakan untuk memperoleh informasi
sistematis mengenai peristiwa, tingkah laku, tentang kejadian yang oleh peneliti tidak
benda atau karya yang dihasilkan dan diamati sendiri secara langsung, baik kerena
peralatan yang digunakan. Penggunaan tindakan atau peristiwa yang terjadi dimasa
metode observasi secara tepat yang sesuai lampau ataupun karena peneliti tidak
dengan persyaratan yang digunakan dalam diperbolehkan hadir ditempat kejadian itu.
tekhnik - tekhniknya, baik digunakan secara Namun demikian, wawancara hanya akan
bersama - sama dengan metode lainnya berhasil jika orang atau toko yang
dalam suatu kegiatan dilapangan, akan sangat diwawancarai bersedia dan dapat menuturkan
bermanfaat untuk memperoleh data yang dengan kata - kata tentang cara berlaku yang
tepat, akurat, dan dapat dipertanggung telah menjadi kebiasaan tentang kepercayaan
jawabkan (Tjetjep Rohidi, 2011: 81). dan nilai nilai yang dijunjung oleh
Sehingga dalam penelitian ini peneliti masyarakat dalam hal ini berkaitan dengan
menggunakan tekhnik observasi biasa. praktek - praktek berkesenian, dimana tokoh
Observasi biasa dan observasi terlibat. yang bersangkutan menjadi bagian dari
Metode observasi biasa lazim digunakan padanya.
untuk mengumpulkan bahan - bahan Wawancara yang dilakukan adalah
informasi yang diperlukan berkenaan dengan wawancara mendalam merupakan tekhnik
masalah - masalah yang terwujud dari suatu pengumpulan data yang sering dipakai oleh
peristiwa, gejala-gejala, dan benda. Ketika peneliti kualitatif. Hal itu sering digambarkan
melaksanakan observasi, peneliti seringkali sebagai “percakapan bertujuan” (Juliansyah
membawa dan menggunakan peralatan lain, Noor, 1997: 159), dan demikian pula dalam
yaitu kamera foto, handphone. Observasi penelitian seni atau pendidikan seni. Metode
terlibat merupakan bentuk khusus observasi wawancara mendalam dapat dilakukan
dengan tekhnik yang bervariasi secara seni antara lain, yaitu (1) fotografi, (2) video,
langsung , dan bergantung pada jumlah (3) perekaman audio, tekhnik perekaman ini
subjek yang diwawancarai yang akan dan digunakan dalam penelitian seni karena
mau menjawab pertanyaan yang diajukan. dipandang lebih tepat, cepat, akurat, dan
Secara tipikal, wawancara mendalam realistis berkenaan dengan fenomena yang
lebih menyerupai percakapan dibanding diamati, jika dibandingkan dengan
dengan wawancara yang terstruktur secara mencatatnya secara tertulis.
formal. tekhnik wawancara memiliki Teknik pengumpulan dokumen yang
keterbatasan dan kelemahan. Wawancara dilakukan adalah dengan mencari dokumen-
harus melibatkan interaksi personal kerja dokumen yang berkaitan dengan objek
sama menjadi hal yang mendasar. Orang penelitian adapun dokumen-dokumen yang
yang diwawancarai boleh tidak memberikan dimaksud berupa foto, rekaman video, dan
semua informasi yang dibutuhkan oleh tulisan-tulisan.
pertanyaan - pertanyaan yang berkaitan 3. Studi Pustaka
dengan kurangnya keahlian atau terbiasa Untuk mencari konsep, teori dan juga
dengan jargon tekhnik. Sebagai tambahan informasi yang berhubungan dengan tulisan
ketika melakukan wawancara, pewawancara ini yang dapat dijadikan landasan dalam
perlu memahami dam mempertimbangkan penelitian, penulis terlebih dahulu melakukan
berbagai hal yang berkenaan dengan kualitas studi kepustakaan untuk menemukan literatur
data. atau sumber bacaan yang dibutuhkan dalam
Selanjutnya adalah wawancara tokoh melakukan penelitian. Sumber bacaan yang
merupakan sebuah tindakan khusus yang dilakukan dapat berasal dari penelitian luar
memfokuskan pada tipe informan khusu, maupun peneliti dari Indonesia sendiri.
tokoh dianggap sebagai orang yang Selain bacaan yang dapat berupa majalah,
berpengaruh, terkemuka, dan mengetahui koran, buletin, buku, jurnal, skripsi, tesis,
banyak hal tentang sebuah organisasi atau berita dan lain-lain, penulis juga
komunitas. Dalam penelitian seni, misalnya menggunakan artikel-artikel yang penulis
curator, manager pertunjukan, takar seni, dapat dari beberapa situs internet dan buku-
empu, penulis, kritik, atau bahkan seniman buku yang dianggap cukup relevan dengan
itu sendiri menjadi tokoh sumber informasi topik permasalahan dalam penelitian.
penting, dan sebagainya (Tjetjep
Rohidi,2011: 208-211). E. Tekhnik analisis data
Dalam penelitian ini, responden yang Analisis data merupakan proses
diwawancarai adalah tokoh adat, Ketua mengurutkan, menstrukturkan, dan membuat
Sanggar Keraton Laode Umuri Bolu, Kepala kelompok data yang terkumpul menjadi
Bidang Dinas Pendidikan dan kebudayaan bermakna. Suatu kegiatan tekhnik analisis
Kota Bau-Bau, Kepala Bagian Pemerintah data menggunakan tekhnik pengelompokan
Sekda Kota Bau-Bau, penari, pemusik, dan data yang diambil dari hasil observasi,
beberapa tokoh masyarakat yang mengetahui wawancara dan dokumentasi.
tentang Tari Balumpa di Wolio Sulawesi Pengelompokan data tersebut kemudian
Tenggara. dianalisis dengan cara mentranskip bentuk
2. Studi Dokumen penyajian Tari Balumpa kemudian
Tekhnik - tekhnik perekaman dipersempit menjadi lebih rinci dan khusus
(dokumentasi) digunakan untuk membantu, agar kata dan kalimat bisa saling
atau bersama sama, bahkan menjadi alat berhubungan dan terstruktur Tjeptjep
utama untuk mengobservasi dalam penelitian Rochendi Rohidi (2011: 234-238)
mengemukakan 3 tahap yang harus pada 3o lintang selatan 120o bujur timur.
dikerjakan dalam proses menganalisis data Kota bau-bau memiliki luas wilayah
penelitian Kualitatif, yaitu : 15.153,47 km2, yang terdiri dari atas wilayah
a. Reduksi data daratan seluas 33.316,616 km2 atau 331,616
Reduksi data merupakan struktur atau Ha, denagn wilayah perairan kurang lebih
peralatan yang memungkinkan kita untuk 11,837,31 km2 yang terdiri atas 43 wilayah
memilah, memusatkan perhatian, mengatur, kecamatan.
dan menyederhanakan data , misalnya, Kota Bau-Bau terkenal akan kekayaan
menerapkan kriteria berkenaan dengan budaya dan adatnya yang masi di junjung
“sudut pandang” dan “penapis”, pengodean tinggi oleh masyarakat suku Wolio. Adapun
data dengan tanda berwarna (berkaitan beberapa adat istiadat yang masi
dengan kriteria); pemandatan atau pemejalan; dipertahankan dan dilestarikan oleh
pengelompokan/pembuatan kelas-kelas masyarakat suku Wolio Sulawesi Tenggara
tertentu. sampai saat ini yaitu :
b. Penyajian Data 1.) Pekande-kandea mempunyai
Penyajian data merupakan suatu arti makan-makan. Makna dari
penyajian sekelompok informasi tersusun tradisi tersebut adalah bentuk
yang memberi kemungkinan adanya rasa syukur kepada Allah
penarikan kesimpulan dan pengambila swt atas rezeki yang telah
tindakan. Dengan melihat penyajian kita akan masyarkat terima. Tradisi ini
memperoleh pemahaman tentang apa yang dilakukan pada bulan syawal.
sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan Tradisi ini juga biasanya untuk
lebih jauh menganalisis atau mengambil menyambut tamu. Namun
tindakan berdasarkan atas pemahaman yang adapula yang memanfaatkan
diperoleh dari penyajian data. tradisi ini untuk mecari jodoh.
c. Menarik kesimpulan atau verivikasi 2.) Laki-laki diwajibkan mencar
Kegiatan analisi ketiga yang penting nafkah, sedangkan perempuan
adalah menarik kesimpulan dan menentukan. mempunyai tugas mengurus
Sejak proses awal pengumpulan data, seluruh keperluan rumah
penganalisis mulai mencari makna karya, tangga. Meski begitu, dalam hal
dengan mencatat keteraturan, pola - pola, pendidikan tidak ada batasan
penjelasan, konfigurasi - konfigurasi, atara perempuan dan laki-laki.
hubungan sebab akibat, dan proporsi - 3.) Suku Wolio juga memiliki
proporsi yang mungkin muncul. tradisi memberi lubang rahasia
di rumahnya. Mereka memilih
BAB IV kayu terbaiknya untuk
HASIL PENELITIAN DAN diberi emas sebagai tanda pintu
PEMBAHASAN rahasia tersebut.
A. HASIL PENELITIAN 4.) Goraana Oputa/Maludju
1. Gambaran Adat Istiadat Masyarakat Wolio yaitu tradisi masyarakat
Wolio Sulawesi Tenggara dalam merayakan hari
Berdasarkan data dari Badan Pusat kelahiran Nabi Muhammad
Statistik, Kota bau-bau adalah sebuah kota di saw. Tradisi ini berawal dari
Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kota kebiasaan di kerajaan Buton.
bau-bau terletak di bagian selatan garis Tradisi ini diawali dari
khatulistiwa, tepatnya berada dibagian membaca kitab berjanji.
selatan Pulau Bombana yang membentang
5.) Qunua, yaitu tradisi yang sekaligus menyiapkan diri
dilakukan masyarakat Buton untuk berumah tangga.
pada pertengahan bulan 2. Bentuk Penyajian Tari Balumpa di
Ramadhan. Tradisi ini diawali Wolio Sulawesi Tenggara
dengan ibadah Salat tarawih Tari Balumpa ditarikan berdurasi 7
tepat pada pukul 24.00, lalu menit 30 detik dengan tempo sedang. Jumlah
dilanjutkan dengan doa gunut, penari dalam Tari Balumpa ini yaitu 6 orang
lalu ditutup oleh sahur bersama. perempuan. karakteristik dalam gerakan Tari
6.) Tuturiangana Andaala, biasa balumpa itu lebih kepada hentakan kaki dan
dikenal dengan sedekah laut. pinggul yang disertai dengan pandangan
Tradisi ini dilakukan agar penari dan gerakan tangan yang
diberikan kelancaran saat mengayungkan properti selendang dimana
beraktivitas di laut. Tradisi ini ketika tangan kanan ke bawah maka tangan
dilakukan oleh laki-laki yang kiri ke atas sejajar bagian dada. Dari hasil
membawa empat sesajen dari wawancara yang dilakukan dengan bapak
rakit kecil yang terbuat dari dinas dan kepala sanggar keraton Buton di
bambu. Setelah dilakukan do’a Wolio sulawesi tenggara mengenai gerakan
lalu kambing jantan disembelih Tari balumpa. Gerakan Tari balumpa itu
dan darahnya diambil dengan lebih kepada hentakan kaki dan pinggul serta
gelas bambu. Darah kambing ayunan tangan. yang dimana menurut beliau
tersebut kemudian diletakkan di arti dari kata lumpa yaitu jalan lenggak
samping rakit sesaji. lenggok. Ekspresi penari bahagia atau senang
7.) Mataa yaitu ritual adat yang dalam menari hal ini digambarkan dengan
digelar masyarakat Buton etnik senyuman.
cia-cia di desa Laporo yeng a. Gerak
merupakan wujud rasa syukur Gerak merupakan elemen utama tari, di
kepada Allah SWT atas hasil samping ritme. Gerak dalam sebuah susunan
panen yang diperoleh. tari (komposisi) pada dasarnya tidak
8.) Karia yaitu pesta adat dibedakan satu sama lain dengan mudah,
masyarakat Buton yang berada karena elemen hadir melalui gerak bersifat
di Kaledupa untuk menyambut holistic (menyeluruh), dan telah terikat
anak-anak yang sedang dengan unsur waktu secara simultan
beranjak dewasa. Pesta Rakyat (supriono, 2011: 32). Tari Balumpa terdiri
ini diiringi dengan tarian-tarian dari empat ragam yaitu; potabhea,
yang dilakukan oleh pemangku poliughi,pololi-loli, dan kaukuruno siku.
adat, bersama orang tua Dalam gerakan Tari balumpa masing-masing
kemudian memanjatkan doa ragam geraknya memiliki komposisi dan pola
bersama anak-anak mereka lantai yang berbeda-beda sehingga semakin
yang bertujuan untuk menambah keindahan tari balumpa saat di
membekali anak-anak mereka pertunjukan saat menyambut tamu yang di
dengan nilai-nilai moral dan agungkan. ( wawancara yang dilakukan
spiritual. dengan bapak dinas dan kepala sanggar
9.) Posuo (pingit) yaitu pesta adat keraton Buton di Wolio sulawesi tenggara
masyarakat Buton yang mengenai gerakan Tari balumpa).
ditujukan pada kaum wanita Adapun uraian gerak dari Tari Balumpa
yang memasuki usia remaja yaitu:
1) Gerakan Potabhea (Permisi) sebanyak 2X8 hitungan yang diarahkan ke
Para penari balumpa menghadap ke arah kanan dan ke kiri. setelah 2X8 hitungan,
tamu dengan membentuk pola satu baris. dilanjutkan dengan gerakan Poliughi
Setelah penari menbntuk pola tersebut, maka sebanyak 1X8 hitungan kemudian
penari memulai menari yang diawali dengan mengulang gerakan ancang-ancang tersebut
gerakan penghormatan. Gerakan dengan hitungan yang sama.
penghormatan (potabhea) dilakukan dengan 4) Gerakan Kafongkorano Siku
mengangkat tangan kanan sejajar dada (Menopang Siku)
sedangkan tangan kiri di ayun ke belakang Gerakan ini diawali dengan gerakan
memegang selendang dan kepala sedikit Poliughi sebanyak 2X8 hitungan. Setelah itu,
membungkuk dilakukan secara| bergantian. mengangkat kedua siku sejajar dada lalu
Tangan kiri adalah tangan yang memegang badan dimiringkan ke kiri pandangan fokus
properti yang digunakan penari. ke siku bagian kiri lalu berputar secara
2) Gerakan Poliughi (Bergantian) perlahan kembali ke titi awal diulang
Gerakan Poliughi merupakan gerakan sebanyak 2x8
dominan dalam Tari Balumpa. Pada gerakan b. Musik iringan tari
ini dibentuk oleh hentakan kaki dan pinggul 1) Ganda
serta diikuti dengan kibasan selendang Ganda merupakan salah satu alat musik
dilakukan secara berpasang pasangan dan tradisional yang sangat berperan penting
satu penari sendiri di simbolkan sebagai dalam Tari Balumpa. Adapun titik
kepala. Gerakan tangan seperti keberhasilan Tari Balumpa, itu terletak pada
mengayungkan properti selendang (salenda) bunyi Ganda. Tabuhan Ganda berfungsi
mengikuti iringan music (pantun, dan untuk memberi irama, gambaran suasana,
gambus.) Pandangan penari mengikuti dan mempertegas ekspresi gerak. Selain itu,
gerakan properti yang dilakukan secara terus tempo dari bunyi Ganda ini berguna bagi
menerus dengan 4X8 hitungan sammbil penari sebagai isyarat untuk peralihan gerak.
sesekali melirik pasangannya dengan penuh Ganda terbuat dari bambu duri yang hanya
kebahagiaan penari bergerak seolah-olah bisa diperoleh di wilayah Wolio. Ganda juga
sedang berinteraksi dengan diri mereka dan bisa digunakan sebagai alat musik penganti
penonton. Gerakan ini dilakukan dengan gong, karena nada yang dihasilkan ganda
posisi penari yang saling berhadapan hampir sama dengan nada gong.
kemudian dengan hitungan 1X8 para penari Pola Iringan Tari Balumpa
bertukar tempat. Seteah kembali ke pola awal
yang saling berhadapan, para penari kembali 2) Gambus (Gambusu)
melakukan gerakan Poliughi sebanyak 4X8 Gambusu merupakan alat musik utama
hitungan. Pada ragam ini Penari Balumpa yang menjadi identitas utama pada tari
menarikan tarian ini dengan penuh semangat Balumpa ini. Petikan Gambus (Gambusu)
dengan ekspresi senyum kebahagiaan pada berfungsi untuk memberi irama, gambaran
saat menyambut tamu. suasana pesisir pantai, dan mempertegas
ekspresi gerak. Selain itu, tempo dari bunyi
3) Gerakan Pololi-loli (Berhadapan) Gambusu juga berguna untuk membangun
Pada gerakan ini penari sejajar emosi penari maupun penonton menjadi lebih
kebelakang kemudian penari melakukan semangat dalam menarikan mupun
gerak dengan posisi tangan kanan di ayun ke menyaksikan tari Balumpa ini. Gambusu
atas dan tangan kiri di ayun kebawa terbuat dari kayu dan senarnya terbuat dari
berlawanan sambil memegang propeti tali passi (tali pancing nelayan) yang
selendang (Salenda). Gerakan ini dilakukan merupakan alat tradisional khas di wilayah
Wolio. Dalam penyajiannya alat musik ini witeno wolio besebarihano ihino
tidak akan terpisahkan dengan vocal yang wealono
berisikan pantun dengan syair berupa puji- itu so kapakentoomo kawaghono
pujian dan gambaran kehidupan masyarakat kakawasa so dathumagani sokapakento
pesisir pantai di wolio Sulawesi Tenggara. bhe anahihi hende bughou 2x
Gambusu dan pantun saling berkolaborasi
menciptkan suasana yang penuh dengan Artinya
kegembiraan dan rasa syukur kepada sang kini kami telah datang di tanah wolio
pencipta alam semesta. tanah wolio adalah tanah yang bagus
3) Botol dan Sendok (Butolo bhe Kasiki). di kota wolio menjadi kota yang harum
Butolo bhe kasiki merupakan alat musik marimenjaganya agar selalu lestari
khas di wolio Sulawesi Tenggara. alat musik kalau datang di wolio jadilang orang
ini berfungsi untuk mengatur tempo gerak yang berbudi
penari maupun perpindahan musik lainnya karena orang tua kita mengajarkan
serta di gunakan hanya sebagai efek atau Jikalau menjado orang
pemanis untuk menambah keindahan musik Jadilah orang yang berbudi luhur
tarian ini. Alat musik ini terdiri dari boto dan kita orang yang berbudi
sendok dimana sendok di pukulkan ke botol yang akan menjaga daerah kita ini
sehingga menghasilkan bunyi yang nyaring kalau menjadi orang jadilah orang yang
dan di kolaborasikan dengan alat musik dicontoh
lainnya. Alat musik ini sanagat mudah di karena orang yang dicontoh dicintai
dapatkan hanya saja penggunaannaya tiap orang banyak seperti ajaran orang tua
daerah berbeda beda. kita
4) Syair Lagu Tari Balumpa tanah wolio dan seluru isi kekayaan
Ainiana ntaratomo ntaratomo we wolio alamnya
ntaratomo weliwu mo kesa yang akan selalu kita gunakan
we wolio we wolio nembali adalah pemberian yang maha kuasa
liwontombau yang selalu kita jaga untuk generasi
dathumaganie sokakesano lieunto ini anak cucu kita nanti.
ane 2x c. Penari
dokala wewolio komolimpumo membali Tari Balumpa Sebagai Tari
mie ntiarasino rampahano Penyambutan di Wolio Sulawesi Tenggara
kamokulanto ngkeda hanya dapat ditarikan oleh perempuan tanpa
kamokulantomo tihgo dofenaghutinto batasan usia, dan bisa ditarikan dengan
ane daembali mie daembali mie mo jumlah genap dan ganjil Dulunya Tari
ngkoathati 2x Balumpa ini di Tarikan oleh perempuan
kaasi intaidimo mie ko athati dengan jumlah 10 penari dimana 9
sothumagani diantaranya berperan sebagai perempuan
sothumagani liwunto bau biasa sedangkan 1 penari perempuan lainnya
anemembali mie membali mie berperan sebagai golongan bangsawan.
sotimoangkaghono Namun dalam penjemputan tamu penting di
rahmapahno mie timoangkanghono Wolio Sulawesi Tenggara, tarian ini ditarikan
doasiane mie mobari 2x dengan jumlah 5 atau 6 penari saja hal ini
peda atharano kamokulntomo we liwu dikarenakan jumlah penari tari balumpa saat
sewetahano ini suda tidak lagi dibatasi jumlahnya,
berapapun jumlah penarinya yang terpenting
harus ada satu penari yang berperan sebagai gadis wolio dahulu, untuk menambah
kaum bangsawan. Selain itu, jumlah kecantikan mereka. Namun, pada Tari
penarinya disesuaikan dengan kebutuhan Balumpa Salenda digunakan sebagai properti
konsumen begitupun durasinya. (wawancara yang digunakan oleh penari sebagai
dengan Ibu Anggraini Pemilik Sanggar pelengkap gerak tariannya dan mempercantik
keraton Buton ). mereka serta menjadi simbol sebagai
d. Pola lantai perempuan yang anggun dan lemah gemulai.
Tari Balumpa ditarikan oleh 5 penari f. Busana dan Tata Rias
perempuan yang digambarkan dalam sebuah 1) Busana
pola lantai a) Baju (kombo)
Pola Lantai Tari Balumpa saat tamu sudah Baju dalam bahasa Wolio dikenal dengan
duduk sebutan kombo yang merupakan pakaian adat
Pada pola lantai di atas merupakan Suku Wolio di Kecamatan Wolio yang
gambaran tari balumpa ketika posisi tamu digunakan dalam Tari Balumpa. Baju
telah duduk. Hal ini di karenakan tari (kombo) yang berbentuk menyerupai burung
balumpa saat di pertunjukan tidak terikat srigunting dengan warna merah yang
dalam artian bebas di tampilkan dimna saja mengandung makna keberanian dalam
entah itu outdoor maupun indoor,begitupun membela hak dan martabatnya. yang
dengan posisi tamunya saat di sambut melambangkan keharmonisan hidup
dalam keadaan posisi duduk ataupun berdiri masyarakat Suku Wolio.
tidak dipermasalahkan disesuaikan dengan b) Rok (biabiaitanu)
situasi dan kodisi. Rok dalam bahasa Moronene disebut
Pola Lantai Tari Balumpa saat tamu dalam dengan Biabiaitanu yang berwarna belang
posisi berdiri. Pola di atas menggambarkan belang hitam,putih,merah,kuning,hijau,biru.
posisi penari saat menyambut tamu dengan yang melambangkan kebergaman hidup
posisi berdiri. Tari balumpa saat di masyarakat Suku Wolio.
pentaskan tidak mesti tamunya di jemput c) Selendang (salenda)
atau di sambut dalam keadaan berdiri akan Selendang dalam bahasa Wolio disebut
tetapi dalam posisi apapun tidak masalah dengan Salenda. Salenda yang dipakai para
selama sudah ada kesepakatan atau situasi penari Tari Balumpa yaitu Salenda yang
dan kondisi saat acara berlangsung tidak berwarna putih. warna putih menurut
kondusif. masyarakat setempat mengandung makna
e. Properti Tari kebersihan hati,jiwa,dan pikiraan. Selendang
Properti tari terdiri dari dua fungsi yaitu ini di buat dengan motif polos tanpa motif,
dance properti dan stage properti. Dance picing-picing, ataupun pinggiran. selendng
properti adalah properti yang digunakan ini terbuat dari bahan suterah Wolio yang
penari dari awal bergerak hingga akhir dibuat dengan waktu 2 bulan menggunakan
gerakan. Sedangkan stage properti adalah alat alat tradisional khas masyarakat Wolio
yang di tata atas panggung, berfungsi untuk Sulawesi Tenggara. Salenda dipakai dengan
mendukung sebuah pementasan. Properti cara diikatkan pada bagian pinggang setiap
dalam tarian ini yaitu Selendang (Salenda)/ penari. Panjang Salenda setelah diikatkan
akan menjuntai kebawah.hal ini dikarenakan
Selendang atau dalam bahasa Wolio tari agar proprti salenda (selendang)
dikenal dengan sebutan Salenda yang memudahkan penari saat bergerak untuk itu
merupakan salah satu alat produksi tenunan selendang di biarkan menjuntai kebawah
sutra asli khas di Wolio yang digunakan untuk di kibas oleh penari saat nergerak
untuk pelengkap atau aksesoris para gadis-
sehingga kibasan dari selendang tersebut jauh. Pada sebuah jarak dan didalam lighting
memberikan efek yang indah dan menambah apa saja muka yang tidak di make-up menjadi
keanggunan penari Balumpa saat bergerak. satu pudding dan ekspresi macam apa tidak
d) Kalung (jaojaonga) akan terlihat (La Meri,1989: 108). Tari yang
Kalung yang menurut bahasa Wolio merupakan salah satu bagian dari
disebut jaojaong. ini berbentuk kupu- pertunjukan yang terkadang mengangkat
kupu,naga,dan buah kalua dengan motif khas realita kehidupan sehari-hari. Sehingga
asli dari Wolio. Kalung ini berwarna kuning penggunaan tata rias bermaksud sebagai
keemas-emasan.dan memiliki ikatan dari representasional atau penghadiran tokoh
kawat dan kuningan yang di beri motif khs sesuai karakter asli dengan bantuan tata rias.
Wolio yg di rakit seperti tali yang nantinya Rias dalam Tari Balumpa pada penjemputan
akan di kaitkan ke leher penari. dalam pesta pernikahan sangat berperan
e) Anting-anting (Dali-dali) penting untuk keperluan pertunjukan.
Anting-anting dalam bahasa Wolio g. Waktu dan Tempat
disebut denganDali-dali. Dali-dali Tari Balumpa ditarikan dalam beberapa
merupakan salah satu aksesoris yang kegiatan, salah satunya yaitu pada
digunakan para penari. anting yang penjemputan tamu penting seperti Bupati
digunakan penari berbentuk seperti ayam atau Gubernur. Dalam penyambutannya Tari
yang di beri motif khas suku Wolio yang Balumpa ditarikan pada saat Bupati atau
berwarna kuning emas. Gubernur sampai di lokasi acara ditarikan
f) Gelang (Simbi) dengan durasi Tari yang kurang lebih 7
Gelang dalam bahasa Wolio disebut menit. Tari Balumpa ini ditarikan sebagai
dengan Simbi yang merupakan salah satu bentuk penghormatan bagi tamu penting
aksesoris yang digunakan para penari Di yang pada saat itu mereka diposisikan
Wolio Sulawesi Tenggara. Simbi atau gelang sebagai raja sehari.
berwarrna emas yang digunakan di kedua 2. Keberfungsian Tari Balumpa di Wolio
tangan para penari Balumpa. Para penari Sulawesi Tenggara.
biasanya menggunakan gelang dengan Tari balumpa tumbuh dan berkembang
jumlah 6 pasang dimana 3 pasang di tangan di masyrakat Wolio sejak ratusan tahun yang
kiri dan 3 pasangnya di tangan kanan. lalu. Tari balumpa diciptakan dari perpaduan
Lingkar konde (kasongkode) seni dari bangsa portugis dan Bangsa Arab
Lingkar konde yang dalam bahasa to Persia yang digunakan sebagai alat pemikat
Wolio yaitu Kasongkode. ini digunakan pada untuk penyebaran agama islam di Wolio.
penari Balumpa. ini berbentuk persegi Pada era reformasi tarian ini berkembang
panjang dengan bahan yang tipis sehingga menjadi tarian yang di suguhkan untuk
mudah di bentuk. menghibur tamu yang di agungkan atau di
g) Penutup dahi (kasokofotu) hormati hingga sampai saat ini. tari balumpa
Penutup dahi yang dalam bahasa to dulunya di tarikan lima sampai sepuluh orang
Wolio yaitu Kasongfotu. Ini digunakan pada gadis-gadis remaja yang cantik dan namun
penari Balumpa. ini berbentuk persegi saat ini jumlahnya di sesuikan saja dengan
panjang dengan bahan yang tipis sehingga kebutuhan. (wawancara dengan Ibu
mudah di bentuk mirip dengan k asongkode. Anggraini ketua sanggar keraton laode umuri
2) Tata rias bolu).
Tata rias atau make-up digunakan untuk Tari Balumpa memiliki bermacam-
memberikan aksentuasi bentuk-bentuk macam fungsi dalam kehidupan masyarakat
hingga mereka (penari) dapat dilihat dari
Wolio. Beberapa fungsi tersebut diantaranya Tari Balumpa merupakan salasatu aset
sebagai berikut : budaya masyarakat Wolio. oleh karena
1. Upacara Adat itu tari balumpa terus di lestarikan dari
dalam tradisi masyarakat Wolio sebelum generasi ke generasi. Masyarakat suku
melaksanakan upacara Posuo (pensucian Wolio selalu mengajarkan nilai-nilai
wanita yang beranjak remaja) edukasi yang terkandung di dalam tari
masyarakat terlebih dahulu di sambut Balumpa, dimana tari balumpa
dengan tari Balumpa, hal ini dikarenakan mengajarkan kepada masyarakat agar
tarian ini merupakan satu-satunya tari selalu menghargai dan menghormati
penyambutan yang ada di Wolio tamu, hal ini pastinya membuat tarian ini
Sulawesi Tenggara. setelah prosesi semakin terkenal dan kelestariannyapun
penyambutan, masyarakat adat Wolio semakin terjaga.
kemudian masuk ke tempat acara posuo 5. Penerangan (Pesan Moral)
di laksanakan. Tari Balumpa dulunya Tari Balumpa selain sebagai
berjenis tari pergaulan, (itulah sebabnya penyambutan tarian ini juga memiliki
tarian ini menggunakan property fungsi yang lain dimana di dalam
selendang). Namun sekarang ini tarian syair tarian ini membahas tentang pesan-
ini lebih sering di pertunjukan pada saat pesan moral yang disampaikan kepada
menyambut tamu yang berkunjung ke penonton khususnya masyarakat Wolio
Wolio, atau ke rumah masyrakat yang tentang arti kehidupan, dan puji-pujian
sedang melaksanakan suatu kegiatan. rasa syukur kepada tuhan pencipta alam
2. Hiburan semesta. hal ini tentunya semakin
Pada dasarnya tari Balumpa merupakan menambah keindahan dan keistimewaan
tarian yang di gunakan untuk menghibur tarian ini.
tamu yang berkunjung di kota Bau-Bau Selain fungsinya dalam masyarakat,
dari masa masuknya Bangsa Arab Persia tari Balumpa juga memiliki fungsi dalam
dan Portugis sampai saat sekarang ini. penyambutannya dimana tarian ini
Hal ini dapat dilihat dari gerak penari berfungsi sebagai hiburan hal ini dapat
yang berlenggak lenggok dengan dilihat dari respon masyarakat dimana
ekspresi senyum kebahagiaan saat saat tarian ini di pentaskan banyak
menyambut tamu yang diagungkan. masyarakat yang memberi respon
Selain gerak penarinya yang energik dengan ekspresi penuh kebahagiaan saat
musik tari Balumpa juga sangat energik, menyaksikan tarian ini, selain itu tari
dengan petikan gambus yang bernuansa Balumpa berfungsi sebagai tontonan, ini
Arabian menambah keindahan tarian ini. dapat dilihat dari durasi tarian ini karena
3. Tontonan atau Pertunjukan durasi tarian ini yang singkat makanya
Tari Balumpa dikenal dengan istilah tari tarian ini dapat di tonton oleh banyak
pertunjukan oleh masyarakat Wolio. orang dan tidak membosankan karena
Tarian ini dibuat untuk dipertujukan banyak pengulangan gerak, dan jika
sebagai tontonan sekaligus menyambut tarian ini berdurasi satu atau dua jam
tamu yang berkunjung ke Bau-Bau dan pasti yang akan menonton tarian ini
juga untuk menyambut tamu pada acara hanya beberapa orang saja, dan biasanya
pernikahan, ataupun pada acara-acara tari Balumpa saat penyambutannya
tertentu dalam tradisi masyarakat Wolio. selalu di gunakan sebagai ajang promosi
4. Pendidikan. pariwisata hal ini tentunya bertujuan
untuk menambah keuntungan ekonomi
priwisata Kota Bau-Bau, juga pembeda. (Wawancara dengan ibu Anggraini
menambah kelestrian tari Balumpa itu pemilik sanggar keraton buton.)
sendiri baik di kanca nasional maupun Tari Balumpa terdiri dari beberapa
internasional. gerakan yaitu gerakan Potabhea , gerakan
B. PEMBAHASAN kedua Poliughi, gerakan ketiga Pololi-loli,
Tari Balumpa merupakan salah satu Tari dan keempat yaitu gerakan Kafongkorano
tradisional yang berasal dari Sulawesi siku. Gerakan ini diiringi dengan alat musik
Tenggara khususnya di Wolio Sulawesi ganda dan gambusu, butlo bhe kasiki. Musik
Tenggara. Balumpa yang berasal dari kata iringan dalam tari Balumpa itu merupakan
Balu yang berarti lenggang lenggok dan bentuk iringan Tari eksternal yang berarti
Lumpa yang berarti berjalan sehingga dimainkan atau dilakukan oleh orang-orang
Balumpa secara harfiah diartikan berjalan yang bukan penari. Adapun yang kita ketahui
lenggak lenggok. Dulunya tari ini hanya bahwa musik sangat erat kaitannya dengan
digunakan untuk menyambut kaum belanda tari karena musik berfungsi sebagai
dan portugis yang berkunjung di Wolio pendukung suasana, pembentuk suasana,
Sulawesi Tenggara. Jenis koreografi Tari pengikat tari, dan pengiring gerak tari.
Balumpa adalah tari kelompok . Tari Kostum para Penari Balumpa terdiri dari
Balumpa ini ditarikan oleh penari perempuan baju kombo berwarna merah, rok belang-
dengan jumlah penari lima atau sepuluh belang (biabiaitanu) berwarna
penari. Dari hasil pengamatan ditemukan merah,kuning,putih,hijau,hitam,dan biru.
bahwa jumlah penari pada tari Balumpa ini selendang (Salenda), kalung (Jaojaonga),
tidak lagi berjumlah lima atau sepuluh orang. gelang (Simbi), anting (Dali-dali),lingkar
Namun, ketentuan mengenai jumlah penari snggul (kasongkode) dan penutup dahi
yang genap ataupun ganjil tetap (Kasongfotu). Dari hasil wawancara dengan
dipertahankan dalam pertunjukkan Tari Ibu Anggraini diketahui bahwa, warna dan
balumpa. Saat ini Tari Balumpa kini mulai bentuk kostum penari tersebut memiliki
digunakan dalam menyambut tamu penting makna masing-masing. Baju (kombo) yang
seperti Bupati, Gubernur, tamu dari daerah berbentuk menyerupai burung srigunting
lain dan tamu daerah lain yang di anggap dengan warna merah yang melambangkan
penting. Tari Balumpa pada penyambutan keberanian dalam membela hak dan
tamu penting tidak lagi ditarikan oleh lima martabatnya. Sedangkan rok belang-
atau sepuluh penari, akan tetapi ditarikan belang(biabiaitanu)yangdigunakanberwarna
dengan jumlah yang lebih sedikit. Selain dari merah,hitam,kuning,hijau,putih,dan biru.
jumlah penari yang berkurang, durasi Tari mengandung makna keberagaman hidup
Balumpa juga dipersingkat dari duabelas masyarakat Wolio. Selain itu menurut
menit menjadi tujuh menit. responden, warna yang dikenal oleh
Hasil observasi yang dilakukan observer, masyarakat Wolio hanya enam warna yaitu
Tari Balumpa pada penyambutan bupati merah, hitam,putih,kuning,hijau,dan biru..
memilih jumlah penari yaitu lima penari. Sehingga baju adat to Wolio dominan
Enam penari perempuan tersebut dibagi berwarna itu saja. Sedangkan dalam Tari
menjadi dua kelompok yang masing-masing Balumpa memilih warna merah untuk atasan
terdiri dari empat penari berperan sebagai dan warna
kaum biasa dan satu penari berperan sebagai merah,hitam,putih,kuning,hijau,dan biru.
kaum bangsawan maka dari itu dia tidak untuk bawahannya. Properti yang digunakan
memiliki pasangan alasannya sebagai dalam Tari Balumpa yaitu Salenda. yang
Penggunaaan property ini untuk
menggambarkan sikap sopansantun lemah mathari yang cukup panas membuat tarian ini
gemulai para gadis-gadis Wolio. Berbicara dipentaskan secara indoor dengan posisi
mengenai waktu dalam Tari berarti berbicara tamu duduk, Sehingga tari Balumpa juga
tentang tempo, ritme dan durasi.tempo yang dapat dikatakan sebagai tarian yang bersifat
diartikan kecapatan dan kelambatan sebuah luas, luas dalam artian bebas di lakukan
gerakan. Dari hasil pengamatan bahwa tempo dimana saja entah itu outdoor maupun indoor
dalam Tari Balumpa yaitu tempo sedang. begitupun posisi tamunya tidak mesti harus
Sedangkan ritme diartikan sebagai hubungan berdiri, posisi dudukpun di perbolehkan di
timbal balik atau perbedaan dari jarak waktu sesuaikan dengan situasi dan kondisi saat
cepat dan lambat. Artinya pengulangan setiap acara berlangsung. tari balumpa dulunya di
gerak dalam rentang waktu tertentu. Serta tarikan lima sampai sepuluh orang gadis-
durasi diartikan sebagai berapa lama Tari itu gadis remaja yang cantik namun saat ini
berlansung. Dalam Tari Balumpa pada jumlahnya di sesuikan dengan kebutuhan.
penyambutan tamu penting seperti bupati (wawancara dengan Ibu Anggraini ketua
atau gubernur di wolio, memiliki durasi sanggar keraton laode umuri bolu).
berkisar tujuh menit. pada masa masuknya BAB V
bangsa arab persia dan portugis durasi tarian KESIMPULAN DAN SARAN
ini ditarikan dengan durasi berkisar sepuluh A. KESIMPULAN
menit. Perubahan durasi pada tari Balumpa Berdasarkan hasil penelitian dan
dari sepuluh menit menjadi tujuh menit pembahasan yang telah disajikan pada bab
dikarenakan terlalu lama, sesuai permintaan IV, maka ditarik kesimpulan:
yang punya acara, dan di sesuaikan dengan 1. Bentuk Penyajian Tari Balumpa sebagai
situasi dan kondisi saat pementasan tarian ini. Tari Penyambutan Tamu di Wolio
Selain fungsinya sebagai upacara adat, Sulawesi Tenggara. Balumpa
hiburan, pertunjukan, pendidikan, dan merupakan Tari tradisional di Sulawesi
penerangan. tari balumpa juga memiliki tenggara khususnya di Wolio Sulawesi
fungsi sebagai promosi pariwisata, hal ini Tenggara. Balumpa yang dulunya di
dapat di lihat dari berbagai kegiatan tarikan untuk menyambut kaum portugis
pariwisata seperti acara penyambutan tamu dan belanda yang berkunjung di Wolio
yang berkunjung ke kota Bau-Bau, entah itu kini mulai di gunakan untuk menyambut
tamu dari provinsi lain maupun dari luar tamu penting seperti Bupati, Gubernur,
negeri pasti selalu di sambut dengan tari maupun tamu dari daerah lain yg
Balumpa. hal ini pastinya membuat tarian ini dianggap penting. Namun, tetap
semakin terkenal bukan hanya di daerah mempertahankan keaslian Tari Balumpa
setempat akan tetapi di provinsi lain dan itu sendiri. Tari Balumpa juga
mancanegara. tentunya ini menguntungkan ditampilkan bi beberapa kegiatan seperti
bagi pertumbuhan ekonomi pariwisata kota festival keraton, festival tahunan di
Bau-Bau. Tari Balumpa biasanya Wolio dan penjemputan tamu-tamu
ditampilkan secara outdoor biasanya paling penting. Tari Balumpa pada
sering ditarikan di siang hari, namun saat ini penyambutan tamu penting, terdiri dari
tari Balumpa sudah jarang di tarikan secara empat ragam yaitu ragam potabhea,
outdoor hal ini dikarenakan durasi tari ragam poliughi,ragam pololi-loli,dan
balumpa yang cukup lama sekitar tujuh ragam kafongkorano siku.. Tari Balumpa
menit, terlalu lama ditarikan dengan posisi dalam penyambutan Bupati atau
tamu seperti Bupati atau Walikota Bau-Bau Gubernur memiliki pola lantai yang
dalam posisi berdiri dengan paparan sinar sangat sederhana kemudian diiringi
dengan alat musik yang sederhana pula sebagai manusia selalu bersyukur kepada
yaitu ganda,gambusu dan pantun,serta tuhan pencipta alam semesta, dan yang
butolobhekasiki. Kostum para Penari takala penting tari Balumpa juga biasa di
Balumpa terdiri dari baju kombo gunakan sebagai promosi pariwisata
berwarna merah, rok belang-belang bukan hanya di kalangan masyarakat
(biabiaitanu) berwarna lokal akan tetapi tarian ini di
merah,kuning,putih,hijau,hitam,dan promosikan kepada tamu atau wisatawan
biru. selendang (Salenda), kalung yang berkunjung ke kota Bau-Bau entah
(Jaojaonga), gelang (Simbi), anting tamu dari provinsi lain maupun dari luar
(Dali-dali),lingkar snggul (kasongkode) negeri. Hal ini pastinya semakin
dan penutup dahi (Kasongfotu). Dari menambah kelestarian tari Balumpa itu
hasil wawancara dengan Ibu Anggraini sendiri.
diketahui bahwa, warna dan bentuk B. SARAN
kostum penari tersebut memiliki makna Berdasarkan kesimpulan yang telah
masing-masing. Baju (kombo) yang diuraikan di atas, adapun saran-saran dari
berbentuk menyerupai burung srigunting penulis sebagai implikasi dari kesimpulan
dengan warna merah yang yang telah diperoleh:
melambangkan keberanian dalam 1. Diharapkan kepada generasi-generasi
membela hak dan martabatnya. muda untuk peduli dan lebih
Sedangkan rok belang- memperhatikan tradisi dan adat istiadat
belang(biabiaitanu)yangdigunakanberw yang ada seperti Tari Balumpa pada
arna merah,hitam,kuning,hijau,putih,dan penyambutan tamu penting di kecematan
biru. mengandung makna keberagaman Wolio Sulawesi tenggara.
hidup masyarakat Wolio. Selain itu 2. Diharapkan kepada pemerintah yang
menurut responden, warna yang dikenal terkait dengan bidang kebudayaan dan
oleh masyarakat Wolio hanya enam pariwisata untuk mengumpulkan
warna yaitu merah, dokumentasi-dokumentasi mengenai
hitam,putih,kuning,hijau,dan biru.. tradisi dan adat istiadat setempat agar
Sehingga baju adat to Wolio dominan tetap menjaga dan melestarikan
berwarna itu saja. Sedangkan dalam Tari kebudayaaan di Wolio seperti Tari
Balumpa memilih warna merah untuk tradisional khususnya Tari Balumpa
atasan dan warna yang berasal dari Kecamatan Wolio
merah,hitam,putih,kuning,hijau,dan Sulawesi Tenggara
biru. untuk bawahannya. Properti yang 3. Diharapkan kepada mahasiswa,
digunakan dalam Tari Balumpa yaitu khususnya pendidikan sendratasik
Salenda UNM, agar mahasiswa tahu didalam tari
2. Keberfungsian Tari Balumpa sebagai tidak hanya menari, dan mengenal
Tari Penyambutan Tamu di Wolio tentang keindahan saja. Tetapi dalam
Sulawesi Tenggara. Tari balumpa sebuah tari terdapat nilai-nilai luhur yang
berfungsi sebagai tontonan sekaligus berefek pada kepribadian penari ataupun
hiburan masyarakat kota Bau-Bau saat penikmat yang memaknainya.
menyambut tamu pada upacara posuo
(pingitan) di Wolio, selain itu tari DAFTAR PUSTAKA
Balumpa di dalam syairnya berisi nilai
edukasi yaitu bagaimna kita menghargai Djelantik, A. A. M, 2004. Estetika Sebuah
dan menghormati tamu, ajaran agar kita Pengantar. Bandung:
Masyarakat Seni Pertunjukan
Indonesia bekerja saama Jakarta. Departemen
dengan Arti. Pendidikan Dan Kebudayaan.

Ersa Mega Reta Putri (2012)” Fungsi Dan Soedarsono, RM. 1972. Seni Pertunjukan
Bentuk Penyajian Tari Sambut Indonesia di Era Globalisasi.
Dalam Upacara Penyambutan Yogyakarta: Gajah Mada
Tamu Di Muara Enim, University Press.
Sumatera Selatan. Skripsi.
FBS. UNY. ________1992. Pengantar Apresiasi Seni.
Jakarta: Balai Pustaka.
Jazuli, M, 1994. Telaah Teoretis Seni Tari. ________1977. Seni Pertunjukan. Jakarta:
Semarang; IKIP Semarang Press. Departemen PendidikanDan
Kebudayaan.
Kussudiardja, Bagong. 2000. Bagong
Kussudiardja Dari Klasik ________1998. Seni Pertujukan Indonesia
Hingga Kotemporer dan Pariwisata. Jakarta:
Yogyakarta: Padepokan Press. Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Departemen
Juliansyah Noor. 1997. Metodelogi Pendidikan Dan Kebudayaan.
Penelitian.. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. Puji Astuti. 1982. Pengetahuan dan Makna
Menata Tari. Bandung: PT
Kusnadi. 2009. Jurnal Seni Pertunjukan. Remaja Rosdakarya.
Yokyakarta: Pustaka
Universitas Muhammad Takar. 2013. SENI (Fungsi,
Perubahan dan Makna).
Moleong. 2010. Metodelogi Penelitian Bandung: PT Remaja
Kualitatif. Bandung: PT Rosdakarya.
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2009. Metodelogi Penelitian
Murgiyanto, Sal. 1983. Kritik Pertunjukan Kualitatif, Kuantitatif .
dan Pengalaman Keindahan. Bandung: PT Remaja
Jakarta: Dewan Kesenian Rosdakarya.
Jakarta.
Tasman, A, 2008. Seni Tradisi Majapahit.
Murgiyanto. 2000. Pertunjukan Budaya dan Surakarta: ISI Press Surakarta.
Akal Sehat. Jakarta: Dewan
Kesenian Jakarta.

Rohidi Tjepjep. 2011. Metodelogi Penelitian


Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Sedyawati, Edi. 1986. Tari. Jakarta:


Direktorat Kesenian, Proyek
Pengembangan Kesenian

Anda mungkin juga menyukai