Anda di halaman 1dari 7

Jum’at, 29 – 10 – 2021

Nama : Ni Wayan Ratna Tri Wulandari

Kelas : VIII I

No : 27

Maple : Seni Budaya

Tarian Daerah

1. Tari Sajojo (Papua)

Fungsi : Tari Sajojo adalah tarian tradisional yang berasal dari daerah Papua.


Tarian ini sering dijadikan penampilan di berbagai acara, baik acara adat,
budaya, maupun sekadar hiburan saja. Tarian ini sangat terkenal di Papua.
Tarian ini bisa ditarikan oleh berbagai jenis kalangan, baik pria maupun wanita,
tua maupun muda, karena tarian ini termasuk tarian pergaulan

Keunikan : Tarian Sajojo memiliki keunikan khususnya pada hentakan kaki dan gerakan
badan yang dinamis. Jumlah penari Sajojo bisa genap atau ganjil dan tidak dibatasi, bisa
ditarikan penari laki-laki maupun penari perempuan, baik tua maupun muda. Bisa ditarikan
dimana saja, di luar mapun di dalam ruangan.
Para penari menarikan Tari Sajojo dengan penuh kekompakan dan keceriaan sebagai
gambaran semangat kebersamaan dan gotong royong masyarakat Papua. Karena
gerakannya yang sangat khas dan penuh kegembiraan, Tarian Sajojo menjadi sangat
populer dan berkembang pesat di kalangan masyarakat Papua.
2. Tari Cendrawasih (Bali)

Fungsi : Terlepas dari penjelasan tentang sejarahnya, fungsi tari cendrawasih


sendiri adalah sebagai sarana hiburan bagi masyarakat. Biasanya akan
ditampilkan ketika ada acara seperti pernikahan, acara adat, ataupun acara
keagamaan dan ritual adat. Pertunjukan tarian ini terdapat di berbagai tempat
untuk dijadikan penghibur bagi para wisatawan. Oleh sebab itu, secara tidak
disadari dengan melakukan hal tersebut sudah ikut melestarikan budaya
Indonesia.

Keunikan : Salah satu kekhasan yang ada dalam kostum tari cenderawasih adalah
pada hiasan kepala yang digunakan para penari. Hiasan kepala para penari berupa
makhota berwarna keemasan dengan bagian atas yang terbuka dan sisi depan yang
melengkung hingga ke belakang.
Saat ini, Tari Cendrawasih menjadi salah satu tari populer dari Bali. Tidak saja di
panggung lokal, tari ini pun berhasil merambah pentas nasional dan bahkan ke
tingkat internasional
3. Tari Saman (Aceh)

Fungsi : Tari Saman digunakan sebagai media dakwah agama Islam pada waktu itu.
Karena kondisi Aceh yang mengalami peperangan, maka Syekh Saman menambahkan
syair-syair yang dapat menumbuhkan semangat juang masyarakat Aceh.

Keunikan : Tari Saman merupakan tarian yang cukup unik, karena tidak menggunakan alat
musik. Namun, hanya menampilkan gerakan tangan, badan, dan kepala. Hal lain yang menarik
adalah posisi duduk penari dan goyangan badan ke kiri dan ke kanan saat syair lagu
dinyanyikan.
Tarian tersebut diberi nama tari Saman sesuai dengan nama penciptanya.

Tari Saman merupakan pengembangan dari permainan rakyat, tari Tepuk Abe. Tari Tepuk Abe
sangat diminati masyarakat Aceh pada waktu itu .

Hal inilah yang menyebabkan Syekh Saman mengembangkan tari Tepuk Abe dengan menyisipi
syair-syair yang berisi pujian-pujian kepada Sang Pencipta. Tari Saman digunakan sebagai
media dakwah agama Islam pada waktu itu. Karena kondisi Aceh yang mengalami peperangan,
maka Syekh Saman menambahkan syair-syair yang dapat menumbuhkan semangat juang
masyarakat Aceh.
4. Tari Tor – Tor (Sumatra Utara)

Fungsi : Tari tortor pada dasarnya digunakan sebagai sarana penyampaian batin


baik kepada roh-roh leluhur dan maupun kepada orang yang dihormati (tamu-tamu)
dan disampaikan dalam bentuk tarian menunjukkan rasa hormat.

Keunikan :

 Tarian TorTor Sebagai Media Komunikasi


Tarian TorTor merupakan salah satu budaya dari Batak yang saat ini cukup
populer, karena biasanya tarian ini ditampilkan sebagai tari seremonial. Tarian
TorTor tidak hanya digunakan sebagai tari seremonial saja, karena tarian TorTor
juga digunakan untuk media komunikasi. Hal tersebut terlihat jelas dari gerakan
tari yang bisa menghasilkan interaksi dari para penonton.

 Diiringi Musik Gondang


Keunikan lain dari tarian TorTor adalah diiringi dengan alat musik Gondang.
Gerakan tarian TorTor menjadi semakin kuat dengan adanya dentuman yang
dihasilkan music Gondang. Biasanya orang-orang lebih dulu memainkan alat
musik sebelum tarian TorTor dimulai.

 Prosesi Tua ni Gondang


Keunikan dari Tari ini yaitu terdapat prosesi Tua ni Gondang sebelum tarian
TorTor ini dimulai. Biasanya sebelum musick gondang dimainkan, tuan rumah
memiliki permintaan khusus kepada penabuh musik gondang. Tua ni Gondang
bagi masyarakat Dayak diartikan berkat dari musik gondang.

Permintaan yang diinginkan oleh tuan rumah bisa berupa kata-kata santun.
Dalam beberapa saat, tabuhan musik gondang dengan ritme tertentu akan
menyelingi setiap kali tuan rumah selesai mengucapkan satu permintaan
tersebut. Tabuhan musik gondang bertujuan agar mendapatkan keberkahan dan
apapun permintaan yang dimaksudkan dapat tercapai.

 Setiap Penari TorTor Menggunakan Ulos


Sama seperti tarian adat umumnya yang menggunakan kostum khusus. Tidak
terkecuali penari TorTor yang menggunakan ulos atau baisa disebut dengan kain
khas dari Suku Batak saat menari. Biasanya, kain ulos yang digunakan untuk
menari TorTor merupakan dominan dengan warna merah, hitam serta putih.

Kemudian, kain ulos dihiasi dengan berbagai tenunan dari benang emas ataupun
perak, sehingga bisa terlihat lebih menarik dan modern. Zaman dulu, kain ulos
digunakan sebagai busana saat upacara adat berlangsung. Dengan cara
penggunaan yang sangat sederhana yaitu digunakan dalam bentuk sarung atau
selendang. Seiring berjalannya waktu kain ulos diolah ke berbagai bentuk sebagai
cindera mata karena banyak sekali wisatawan yang datang ke Batak.

 Pantangan Saat Menari TorTor


Para penari dalam Tarian TorTor, tangannya tidak boleh diangkat di atas bahu.
Apabila penari melanggar pantangan itu, maka penari siap menantang siapapun.
Karena di dalam ilmu kedukunan, jika ada penari melanggar pantangan tersebut,
maka bisa mendapatkan kesialan di dalam hidup.
5. Tari Srimpi (Jawa Tengah)

Fungsi : Serimpi berfungsi sebagai tari pengiring pada upacara kerajaan. Ciri


khas tarian ini adalah bunyi gending dari gamelan yang mengikuti gerakan para penari.

Keunikan :

1. Dilakukan Oleh Empat Orang Penari – Tarian yang berasal dari Jogja dan Solo
ini disajikan dengan gerakan gemulai dan anggun. Gerakan tersebut adalah
gambaran kesopanan, budi pekerti, serta lemah lembut yang menjadi karakter
wanita Jawa. Tari serimpi dilakukan oleh empat orang penari. Meski ditarikan
dalam jumlah penari sedikit, namun tarian ini tetap memberikan makna
tersendiri.
2. Memiliki Kedudukan Istimewa di Keraton – Pada zaman dulu hingga saat ini,
tarian ini memiliki posisi istimewa di kalangan keraton. Bahkan tarian ini tidak
dapat disandingkan dengan tarian lain karena sangat disakralkan.
3. Tarian Suci dan Sakral – Karena mempunya tingkat kesucian dan kesakralan
yang tinggi, maka tarian ini menjadi pusaka yang melambangkan kekuasaan
raja.
4. Hanya Dipentaskan Oleh Orang Terpilih – Masih berkaitan dengan kesakralan
tari serimpi, maka tarian ini tidak boleh dimainkan oleh sembarang orang. Hanya
penari terpilih yang lolos seleksi ketat sesuai kriteria yang boleh
membawakannya.
5. Tidak Membutuhkan Sesajen – Meski tarian ini dikeramatkan, akan tetapi saat
pementasan akan dilakukan tidak perlu menggunakan sesajen. Sesajen hanya
dibutuhkan saat moemn atau upacara adat tertentu.
6. Ragam Jenis Tari Serimpi – Sejrah kasultanan yang terbelah menjadi dua
menjadikan tarian ini memiliki banyak jenis dan variasi yang berkembang di
Surakarta dan Yogyakarta.
7. Perkembangan di Luar Keraton – Meski menjadi tarian yang sakral, namun tari
serimpi juga berkembang di luar keraton. Tari tersebut disebut serimpi lima
karena ditarikan oleh 5 penari. Tari ini berkembang di desa Ngadireso,
Poncokusumo, Malang, Jawa Timur. Tarian serimpi lima umumnya digelar untuk
membersihkan diri dari berbagai aura negatif serta menghilangkan nasib buruk

Anda mungkin juga menyukai