Anda di halaman 1dari 24

1

ANALISIS KOREOGRAFI TARI AKKALEO PRODUKSI YAYASAN


KESENIAN BATARA GOWA DI MAKASSAR
Iin Yaumil Chaeriah
1582040026

Program Studi Pendidikan Sendratasik


Jurusan Seni Pertunjukan
Fakultas Seni dan Desain
Universitas Negeri Makassar

ABSTRAK

IIN YAUMIL CHAERIAH, Analisis Koreografi Tari Akkaleo Produksi Yayasan


Kesenian Batara Gowa di Makassar. Skripsi Program Studi Pendidikan Seni
Drama, Tari dan Musik Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar.
Penelitian ini menjawab masalah: (1) mendeskripsikan latar belakang
penciptaan Tari Akkaleo produksi Yayasan Kesenian Batara Gowa di Makassar
(2) mendeskripsikan bentuk koreografi Tari Akkaleo produksi Yayasan Kesenian
Batara Gowa di Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian budaya dengan
pendekatan kualitatif dan analisis deskriptif yang memaparkan permasalahan
sebagaimana adanya.
Hasil penelitian: (1) Latar belakang penciptaan Tari Akkaleo
dilatarbelakangi oleh ide dan gagasan. Tari Akkaleo merupakan salah satu tarian
karya dari maestro tari Andi Ummu Tunru pada tahun 1994. Tarian ini diciptakan
karena koreografernya termotivasi untuk membuat sebuah karya agar dapat
dipentaskan pada acara AHYMSA Risikesh di India. Tarian ini juga terinspirasi
oleh gerak pada Tari Salonreng. Gerak pada tarian ini dilakukan dengan lembut
dan mengalun seperti gerak pada Tari Salonreng. Garapan tarian ini termasuk ke
dalam jenis tari kreasi yang diciptakan dengan fungsi sebagai sarana pertunjukan
atau tontonam. Tarian ini dipentaskan pada acara-acara yang tidak bersifat sakral.
(2) Bentuk koreografi Tari Akkaleo berdasarkan isinya Tari Akkaleo terdiri dari
tujuh ragam gerak yaitu A’rurung (beriringan), Appina’na (merenungi), Appala
(meminta), Ammellu (gemulai), Akkaleo (memutar), Annyungke (membuka),
Akkadodo’ (membungkuk). Berdasarkan bentuknya Tari Akkaleo diciptakan
dengan memperhatikan prinsip-prinsip kebentukan pada koreografi. Prinsip
kebentukan yang dimaksud adalah keutuhan, variasi, repetisi, transisi, rangkaian,
dan klimaks. Berdasarkan tekniknya, gerak pada Tari Akkaleo dilakukan dengan
lembut dengan tempo yang agak lambat. Ekspresi penari tidak terlalu ditonjolkan.
Gerakannya yang lambat menggambarkan bahwa perempuan di Sulawesi Selatan
khusunya di Makassar memiliki kakuatan, sifat yang lembut, kerendahan hati, dan
kesabaran. Kostum yang digunakan pada tarian ini adalah menggunakan baju adat
Bugis Makassar yang berupa baju tokko dan aksesoris berupa selempang, bando,
ponto, rante susung, mastura, kutu-kutu, anting-anting, dan bunga sebagai hiasan
sanggul. Warna baju tokko yang dikenakan serta jumlah penari pada tarian ini

1
2

tidak dipatenkan. Jumlah penarinya berkisar tiga sampai enam orang sesuai
dengan kebutuhan dan dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Properti yang digunakan
berupa kipas yang sederhana seperti kipas pada umumnya yang digunakan dalam
tarian. Set panggung yang digunakan berupa payung yang berukuran cukup besar
yang diletakkan di posisi center panggung dari awal hingga pertunjukan berakhir.
Set panggung dalam Tari Akkaleo sebagai simbol naungan atau dunia serta
melambangkan kekuatan pada perempuan. Musik yang digunakan ada dua, yakni
musik internal dan musik eksternal. Musik internalnya berupa royong yang
dinyanyikan oleh penari dan pemusik. Musik eksternalnya berupa pemain musik
yang memainkan gendang, gong, pui-pui, dan kancing sebagai musik pengiring
pada tarian ini.

BAB I
PENDAHULUAN tari kreasi di tengah-tengah
masyarakat. Menurut Susetyo,
A. Latar Belakang membicarakan perkembangan seni
Salah satu bentuk seni tari di Sulawesi Selatan berarti
pertunjukan yang sudah cukup lama melakukan penjajakan ulang
keberadaannya atau telah lama kehadiran tari-tarian daerah Sulawesi
berkembang hingga saat ini adalah Selatan sejak zaman purba hingga
seni tari. Pada zaman dahulu, seni kehadiran tari-tarian kreasi baru
tari menjadi bagian terpenting dari dewasa ini (Susetyo, 1999: 118).
berbagai ritual kehidupan masyarakat Tari kreasi merupakan jenis
yang berkaitan dengan siklus hidup tarian baru yang diinovasi. Inovasi
manusia. Ritual dalam siklus hidup tersebut mencakup gerakan, alat
manusia dilaksanakan sebagai pengiring, atau properti yang
ungkapan syukur terhadap sang digunakan dalam tarian. Hal tersebut
Maha Kuasa. Misalnya tarian dalam dilakukan agar tarian terlihat
ritual kelahiran, khitanan, moderen dan dapat diterima oleh
perkawinan, dan kematian. masyarakat (Purnomo dkk, 2018:
Seiring dengan 79). Tari kreasi berkembang sesuai
perkembangan zaman, budaya, dan dengan perkembangan zaman.
sistem keyakinan berubah. Sejak Koreografer menciptakan tari kreasi
kemerdekaan Republik Indonesia, yang disesuaikan dengan keadaan
seni pertunjukan mengalami masyarakat. Gerakan tari biasanya
perkembangan hingga saat ini, salah meniru gerakan alami yang
satunya dalam bidang seni tari. Seni kemudian diolah menjadi tarian.
gerak ini sedikit demi sedikit Pengolahan gerak tari kreasi
mengalami perubahan bentuk, yakni dilakukan untuk memperindah atau
gerakan-gerakannya teratur dalam mengubah semua gerakan asli.
ritme dan ekspresi yang indah. Tidak Di Sulawesi Selatan sendiri,
hanya itu, jika dahulu tarian yang telah berdiri beberapa sanggar tari
berkembang di masyarakat adalah dan yayasan kesenian untuk
tarian ritual dan tari tradisional, memenuhi kebutuhan atau
sekarang ini juga telah berkembang permintaan masyarakat, untuk
3

menghibur atau memeriahkan acara- ini juga mengikuti ‘Indonesia


acara tertentu. Salah satu yayasan Cultural Delegation for World Expo’
kesenian yang populer di kalangan di Shanghai Cina, serta menjadi
masyarakat Sulawesi Selatan adalah delegasi kesenian pada pertemuan
Yayasan Kesenian Batara Gowa. tahunan Bank Dunia (IMF-World
Yayasan kesenian ini didirikan oleh Bank) pada tahun 2018 di Nusa Dua,
Andi Ummu Tunru pada tahun 1967 Bali.
dan dikembangkan bersama Analisis koreografi dilakukan
suaminya Basri Baharuddin Sila sebagai salah satu cara untuk
pada tahun 1970. Yayasan Kesenian mendeskripsikan gerak dan
Batara Gowa telah memproduksi menginterpretasikannya. Hal ini
beberapa tarian yang kemudian dilakukan agar gerak dapat dipahami
populer di kalangan masyarakat, secara utuh, baik dari unsur gerak
seperti Tari Pakarena Ma’lino, maupun maksud dari gerak dalam
Pajoge Macenning, Appalili, Akkaleo sebuah tarian. Penelitian ini akan
dan sebagainya. membahas tentang analisis
Yayasan Kesenian Batara koreografi Tari Akkaleo produksi
Gowa merupakan salah satu yayasan Yayasan Kesenian Batara Gowa di
kesenian di Sulawesi Selatan yang Makassar, karya dari salah satu
layak untuk diteliti. Hal ini maestro tari di Sulawesi Selatan yang
dikarenakan kiprahnya di dunia bernama Andi Ummu Tunru.
kesenian yang tidak diragukan lagi. Tujuan analisis gerak tidak
Tahun 1981 yayasan ini menjadi hanya sekedar untuk
debut internasional (yayasan menginterpretasikan gerak dalam tari
kesenian yang ke luar negeri) pada saja. Analisis koreografi juga
‘PATA Chapter in USA and Hawai’. bertujuan sebagai sarana untuk
Tahun 1994 mendapat penghargaan menjembatani antara persepsi atau
dari Dewan Kesenian Makassar maksud dan tujuan koreografer yang
sebagai panitia pengarah 25 tahun ingin disampaikan kepada
DKM. Tahun 1998 mendapat masyarakat sebagai penikmat seni.
penghargaan di Festival Tradisional Komunikasi antara karya tari dari
Sulawesi Selatan sebagai stage koreografer dengan penikmat tari
manager. Tahun 2000 mendapatkan akan menghasilkan interaksi timbal
penghargaan sebagai penyaji pada balik antara keduanya.
Cak Durasim Surabaya. Tahun 2001 Penelitian yang telah
yayasan kesenian ini menjadi dance dilakukan memilih Tari Akkaleo
master, assistant composer, dan sebagai objek penelitian. Alasan
penari pada pementasan International peneliti memilih Tari Akkaleo
I La Galigo karya Robert Wilson Produksi Yayasan Kesenian Batara
dari Amerika Serikat. Tahun 2003 Gowa di Makassar sebagai objek
memperoleh Celebes Award dari penelitian, karena tarian ini memiliki
Pemerintah Provinsi Sulawesi keunikan tersendiri. Salah satu
Selatan. Tahun 2010 memperoleh keunikan tarian ini terletak pada
piagam penghargaan dari Kedutaan geraknya. Jika pada umumnya
Besar Republik Indonesia di Den gerakan berputar pada tarian tertentu
Hagg. Tahun 2010 yayasan kesenian selalu mengikuti putaran arah jarum
4

jam. Berbeda dengan tarian ini, yang telah dilakukan adalah sebagai
gerakan berputar pada tarian ini berikut:
bertolak belakang atau tidak searah 1.Mendeskripsikan latar belakang
dengan arah jarum jam. penciptaan Tari Akkaleo produksi
Keunikan lainnya pada tarian Yayasan Kesenian Batara Gowa di
ini terletak pada set panggungnya. Makassar.
Pada umumnya, set panggung dalam 2.Mendeskripsikan bentuk koreografi
tarian diletakkan di bagian belakang Tari Akkaleo produksi Yayasan
sisi panggung atau sisi kanan dan kiri Kesenian Batara Gowa di Makassar
panggung. Tarian ini justru
meletakkan set panggungnya yang BAB II
berupa payung besar di tengah
TINJAUAN PUSTAKA
panggung atau berada di posisi
center panggung. Tarian ini 1. Pengertian Analisis Koreografi
diciptakan tahun 1994 dan pertama
kali dipentaskan di India oleh Andi Analisis adalah aktivitas yang
Ummu Tunru yang berkolaborasi memuat sejumlah kegiatan seperti
dengan Suprapto Surya Darmo, mengurai, membedakan, memilah
seorang maestro tari dari kota sesuatu untuk digolongkan dan
Surakarta. dikelompokkan kembali menurut
Penelitian Analisis kriteria tertentu kemudian dicari
Koreografi Tari Akkaleo Produksi kaitannya dan ditafsir maknanya
Yayasan Kesenian Batara Gowa di (Makinuddin dan Sasongko, 2006:
Makassar yang telah dilaksanakan 40). Koreografi merupakan seni
difokuskan pada dua titik fokus menyusun atau menciptakan sebuah
permasalahan, yakni latar belakang gerak yang kemudian dirangkai
penciptaan Tari Akkaleo serta bentuk menjadi suatu tarian yang utuh dan
koreografi Tari Akkaleo. dapat dinikmati oleh semua
Permasalahan pertama yakni penikmat. Menurut Hadi, koreografi
mengenai latar belakang penciptaan merupakan suatu proses
Tari Akkaleo akan membahas penyeleksian dan pembentukan gerak
mengenai motivasi dan fungsi Tari ke dalam sebuah tarian, serta
Akkaleo. Permasalahan kedua perencanaan gerak untuk memenuhi
mengenai bentuk koreografi Tari tujuan tertentu (Hadi, 2011: 70).
Akkaleo akan membahas tentang Berdasarkan uraian di atas,
koreografi sebagai isi, teknik, dan jika diartikan dari arti katanya
bentuk yang dikemukakan oleh salah analisis koreografi berarti
satu pakar seni yang bernama merangkum sejumlah besar data
Sumandiyo Hadi. yang masih mentah menjadi
informasi yang dapat
diinterpretasikan. Data yang
B. Tujuan Penelitian dimaksud dalam hal ini adalah data
Tujuan yang ingin dicapai mengenai komposisi gerak yang
dalam penelitian Analisis Koreografi dirangkai oleh koreografer ke dalam
Tari Akkaleo Produksi Yayasan sebuah koreografi atau tarian.
Kesenian Batara Gowa di Makassar
5

2. Pengertian Tari Kreasi pada tahun 2011. Penghargaan dari


Tari kreasi merupakan tari Paviliun Indonesia sebagai Penasehat
yang dikembangkan berdasarkan tari Kesenian untuk World Expo di
tradisional, baik dalam bentuk tari Shanghai Cina pada tahun 2010.
kerakyatan, pertunjukan atau klasik. Selain penghargaan-
Pengembangan pola garapan tari penghargaan di atas Yayasan
dapat dilihat dari gerak, tema, tata Kesenian Batara Gowa juga pernah
rias, dan tata busana. Tari tradisional menerima penghargaan dari Kongres
memiliki satu fungsi, yaitu sebagai Kesenian Indonesia II pada tahun
seni pertunjukan (Purnomo dkk, 2005. Penghargaan dari Menteri
2018: 85). Pada perkembangannya, Kebudayaan dan Pariwisata RI
tari kreasi juga berfungsi sebagai untuk Pertunjukan I La Galigo tahun
media pendidikan. Jadi, tari kreasi 2004. Celebes Award dari
tidak dapat digunakan sebagai bagian Pemerintah Provinsi Sulawei Selatan
dari upacara religi atau upacara adat. pada tahun 2003, serta penghargaan
3. Yayasan Kesenian Batara Gowa sebagai pengarah lokakarya Pakarena
Yayasan kesenian ini Performing Art dan Dewan Kesenian
didirikan oleh Andi Ummu Tunru Sulawesi Selatan pada tahun 1999.
pada tahun 1967 di Istana Balla
Lompoa Gowa. Andi Ummu Tunru BAB III
merupakan penari dan putri dari METODE PENELITIAN
keluarga Kerajaan Gowa yang
bernama Andi Bau Tunru Karaengta A. Variabel dan Desain Penelitian
Kaluarrang dan Andi Humaya Petta 1. Variabel Penelitian
Pudji. Awalnya Batara Gowa adalah Penelitian yang telah
yayasan kesenian yang dilakukan bertujuan untuk
diperuntukkan untuk keluarga dan memperoleh data yang lengkap dari
kerabat kerajaan saja dan hanya Yayasan Kesenian Batara Gowa
diperbolehkan pentas di istana. mengenai Analisis Koreografi Tari
Tahun 1970 Andi Ummu Tunru Akkaleo. Variabel yang akan diteliti
membawa yayasan kesenian ini ke adalah sebagai berikut:
masyarakat umum dan kemudian a. Bagaimana latar belakang
dikembangkan bersama suaminya penciptaan Tari Akkaleo produksi
Basri Baharuddin Sila, seorang Yayasan Kesenian Batara Gowa di
komposer musik. Makassar?
Pasangan maestro ini berhasil b. Bagaimana bentuk koreografi Tari
membesarkan nama Batara Gowa Akkaleo produksi Yayasan Kesenian
hingga menjadi yayasan seni yang Batara Gowa di Makassar?
cukup dikenal dan telah menerima 2. Desain Penelitian
berbagai penghargaan. Penghargaan Data dalam penelitian ini
yang telah diterima oleh Yayasan diperoleh dari hasil observasi,
Kesenian Batara Gowa adalah wawancara, serta dokumentasi. Data
certificate of appreciation ‘Dancing ini diperoleh dengan cara merekam
to Connect’ dari Battery Dance atau memotret kegiatan yang
Company New York dan Kedutaan dilakukan oleh peneliti dan
Besar Amerika Serikat di Jakarta narasumber. Tahap selanjutnya yang

20
6

dilakukan adalah pengolahan dan Muhammad Redo Paewa selaku


analisis data. pembina Yayasan Kesenian Batara
Pengolahan dan analisis data Gowa.
yang dilakukan oleh peneliti harus
sesuai dengan desain penelitian yang C. Teknik Pengumpulan Data
telah dirancang atau disusun. Ketidak
1. Studi Pustaka
sesuaian antara kegiatan yang
Penelitian yang telah
dilakukan peneliti dengan desain
dilakukan ini menggunakan studi
penelitian yang telah disusun, maka
pustaka berupa buku referensi, hasil
akan beresiko pada melencengnya
penelitian sebelumnya yang sejenis,
penelitian dari objek awal yang telah
serta jurnal yang relevan dengan
ditentukan.
penelitian ini. Hal ini berguna untuk
Oleh karena itu, peneliti harus
mendapatkan landasan teori
konsisten dengan rancangan desain
mengenai masalah yang akan diteliti.
penelitian yang telah disusun.
Studi pustaka merupakan salah satu
Setelah semua tahapan tersebut
teknik pengumpulan data atau
dilakukan, maka tahap selanjutnya
informasi dengan menelaah sumber-
adalah penarikan sebuah kesimpulan.
sumber tertulis yang berkaitan
dengan objek yang sedang diteliti.
B. Sasaran dan Responden 2. Observasi
1. Sarasan Penelitian
Ada beberapa metode
Menjelaskan tentang apa saja
observasi yang dapat dilakukan
yang menjadi target dalam penelitian
dalam penelitian pendidikan teknik,
ini. Penentuan sasaran penelitian
yaitu observasi terbuka, observasi
bertujuan agar peneliti dapat
tertutup, dan observasi tidak
menghindari kesalahan persepsi.
langsung. Penelitian Analisis
Adapun sasaran dalam penelitian ini
Koreografi Tari Akkaleo ini
adalah Analisis Koreografi Tari
menggunakan metode observasi
Akkaleo Produksi Yayasan Kesenian
terbuka. Artinya adalah penelitian
Batara Gowa di Makassar.
yang dilakukan dilakukan secara
2. Responden
terbuka. Kehadiran peneliti dalam
Responden merupakan
menjalankan tugasnya di tengah-
seseorang yang dijadikan sebagai
tengah kegiatan responden diketahui
narasumber atau informan.
secara terbuka. Sehingga interaksi
Memberikan informasi secara
antara peneliti dan responden terjadi
mendalam dan mendetail terkait
secara wajar.
masalah dalam penelitian. Sumber
Observasi yang dilakukan
data atau responden yang digunakan
dalam penelitian yang telah
dalam penelitian ini adalah
dilakukan adalah dengan mengamati
pendukung Tari Akkaleo dan orang-
secara langsung kegiatan di Yayasan
orang yang dianggap mengetahui
Kesenian Batara Gowa. Selain itu
tentang tarian tersebut. Narasumber
juga mencari informasi mengenai
penelitian ini adalah suami dari
Tari Akkaleo kepada responden. Pada
koreografer Tari Akkaleo yang
tahap observasi yang menjadi
bernama Basri Baharuddin Sila dan
responden adalah Andi Muhammad
puteranya yang bernama Andi
7

Redo Paewa (Pembina Yayasan Dokumentasi yang didapat


Kesenian Batara Gowa). dan berkaitan dengan Tari Akkaleo
3. Wawancara adalah video atau foto saat latihan di
Wawancara yang dilakukan sanggar, dan saat pementasan.
pada penelitian Analisis Koreografi Dokumentasi pada saat proses
Tari Akkaleo Produksi Yayasan latihan berupa foto yang diambil saat
Kesenian Batara Gowa di Makassar penari melakukan latihan di baruga
ini dilakukan secara langsung. Kaluarrang milik Yayasan Kesenian
Wawancara secara langsung ini Batara Gowa yang berada di Jalan
digunakan untuk mendapatkan Daeng Tata 3. Dokumentasi pada
informasi dari informan yang saat pementasan berlangsung
berkaitan dengan masalah penelitian dilakukan pada tanggal 11 April
tentang Analisis Koreografi Tari 2019 di Museum Kota Makassar
Akkaleo Produksi Yayasan Kesenian dalam rangka Pencanangan Hari
Batara Gowa di Makassar. Kebudayaan. Pada penelitian ini,
Narasumber dalam wawancara ini peneliti tidak hanya berperan sebagai
ada dua, yakni yang pertama adalah peneliti saja tetapi juga berpartisipasi
Basri Baharuddin Sila selaku penata sebagai salah satu penari dalam
musik dan suami dari koreografer pementasan tersebut, sehingga
Tari Akkaleo yang mengetahui pendokumentasian berupa foto dan
tentang Tari Akkaleo ini. Kedua, video pada pementasan ini dilakukan
Andi Muhammad Redo Paewa oleh rekan peneliti.
selaku pembina Yayasan Kesenian
Batara Gowa. D. Teknik Analisis Data
4. Dokumentasi Analisis dilakukan sejak awal
Salah satu teknik penelitian dimulai, selama proses
pengumpulan data yang digunakan penelitian berlangsung, hingga
dalam penelitian Analisis Koreografi proses penelitian berakhir. Analisis
Tari Akkaleo Produksi Yayasan data dalam suatu penelitian akan
Kesenian Batara Gowa di Makassar melalui beberapa tahap. Tahap-tahap
yang telah dilakukan oleh penulis yang akan dilakukan pada analisis
adalah dengan dokumentasi atau data berupa reduksi data, penyajian
pendokumentasian. Dokumentasi data, dan penyusunan kesimpulan.
yang dilakukan digunakan sebagai Data yang telah terkumpul kemudian
bukti bahwa penelitian tersebut akan dianalisis secara deskriptif oleh
benar-benar telah dilaksanakan. peneliti. Tahapan-tahapan yang telah
Dokumentasi Tari Akkaleo prdouksi dilakukan peneliti dalam penelitian
Yayasan Kesenian Batara Gowa di Analisis Koreografi Tari Akkaleo
Makasar dilakukan sebagai salah Produksi Yayasan Kesenian Batara
satu tinjauan sumber untuk Gowa di Makassar adalah sebagai
memahami objek. Dokumentasi bisa berikut:
berupa rekaman video, maupun foto- 1. Reduksi Data
foto, serta catatan tulisan tangan Reduksi data dalam penelitian
seperti manuskrip ataupun yang telah dilakukan diperoleh
sejenisnya. peneliti dari hasil wawancara atau
hasil pencatatan yang telah
8

dilakukan. Data yang dipilih oleh dengan judul penelitian mengenai


peneliti adalah data yang sesuai Analisis Koreografi Tari Akkaleo
dengan objek kajian tentang Produksi Yayasan Kesenian Batara
koreografi Tari Akkaleo. Data yang Gowa di Makassar.
diperoleh peneliti dari hasil Penyusunan kesimpulan tidak
wawancara harus dipastikan serta merta dilakukan begitu saja.
kebenarannya. Memastikan Kesimpulan yang disusun atau
kebenaran hasil wawancara dapat penarikan kesimpulan dari data-data
dilakukan peneliti dengan yang telah diperoleh dalam
mencocokkan antara data yang penelitian yang telah dilakukan
diperoleh dari narasumber pertama dengan judul Analisis Koreografi
dan kedua dalam penelitian ini. Tari Akkaleo Produksi Yayasan
2. Penyajian Data Kesenian Batara Gowa di Makassar
Salah satu teknik analisis data harus dilakukan dengan cermat. Hal
yang dilakukan oleh peneliti adalah ini bertujuan agar saya sebagai
penyajian data. Sebelum data penulis dan peneliti dapat
disajikan dengan jelas dan terperinci, menghindari kesalahan persepsi yang
peneliti akan mereduksi terlebih bisa saja terjadi dalam penyusunan
dahulu hasil observasi, wawancara, kesimpulan.
dan dokumentasi yang telah
dilakukan di lapangan. Kemudian BAB IV
data-data yang diperoleh tersebut HASIL PENELITIAN DAN
akan dianalisis secara deskriptif oleh PEMBAHASAN
peneliti.
Setelah data yang diperoleh A. Hasil Penelitian
dianalisis secara deskriptif, peneliti 1. Latar Belakang Penciptaan Tari
akan menyajikan data hasil dari Akkaleo
reduksi data yang telah dilakukan ke Penciptaan sebuah tari
dalam bentuk kalimat yang efisien, dilatarbelakangi oleh beberapa hal
jelas, dan mudah dipahami. Kalimat seperti ide dan gagasan. Gagasan itu
yang efisien dan jelas dalam bisa berupa hal yang memotivasi
penyajian data juga merupakan sebuah gerak sehingga dapat
faktor penting. Hal ini dikarenakan terbentuk dan fungsi gerak atau
kalimat yang efisien dan jelas dapat tarian itu diciptakan. Titik fokus
meminimalisir resiko munculnya pada latar belakang penciptaan Tari
kesalahpahaman pembaca atau salah Akkaleo Produksi Yayasan Kesenian
penafsiran. Batara Gowa di Makassar adalah
3. Penyusunan Kesimpulan motivasi dan fungsi Tari Akkaleo.
Setelah semua data yang a. Motivasi
diperoleh, dipilih, dan telah diolah Berdasarkan hasil wawancara
sedemikian rupa, maka peneliti akan yang telah diperoleh peneliti dari
memperoleh hasil penelitian. suami almarhumah Andi Ummu
Selanjutnya dari hasil penelitian Tunru (koreografer Tari Akkaleo),
tersebut akan ditarik sebuah yang bernama Basri Baharuddin Sila
kesimpulan. Penarikan kesimpulan diperoleh keterangan bahwa dalam
disesuaikan dan harus relevan menciptakan tarian ini koreografer
9

termotivasi untuk menciptakan fungsi sebagai sarana ritual. Tari


sebuah tarian garapan baru agar Salonreng berasal dari kata
dapat dipentaskan pada acara Salonreng yang berarti selendang.
AHYMSA Risikesh. Acara tersebut Tari Salonreng dipercaya
diadakan di luar negeri yakni di berasal dari sebuah mitos dari zaman
India. Tarian ini diciptakan pada kerajaan Gowa abad XVII.
tahun 1994 untuk keperluan agar Masyarakat Gowa pada masa itu
dipentaskan pada acara tersebut. masih menganut kepercayaan
Tari Akkaleo merupakan animisme dan dinamisme. Tarian ini
sebuah garapan tari yang termasuk merupakan tari pemujaan kepada
ke dalam jenis tari kreasi. Batara (dewa) penguasa bumi dan
Berdasarkan arti katanya akkaleo langit, serta pemujaan terhadap
berarti bergerak berputar. Inti gerak arwah leluhur.
pada tarian ini adalah gerak berputar Tarian ini merupakan salah
dengan memutari set panggung yang satu bagian dari ritual accera’ ase
berupa payung yang berada pada yang dipercaya masyarakat Sulawesi
posisi center panggung. Penari akan Selatan pada umumnya dan
memutari set panggung dengan arah masyarakat Makassar pada
yang berlawanan dengan putaran khususnya, sebagai penghubung
arah jarum jam. antara manusia dan alam gaib yang
Set panggung yang digunakan diyakini dapat mempengaruhi
dalam tarian ini berupa payung yang ketenangan jiwa bagi masyarakat
berukuran cukup besar dan pendukungnya. Alat musik yang
diletakkan di posisi center panggung. digunakan sebagai pengiring dalam
Alasan atau motivasi koreografer tarian ini berupa gendang, pui’pui,
meletakkan payung di posisi center dan gong.
panggung karena almarhumah b. Fungsi
melambangkan kekuatan perempuan Berdasarkan hasil observasi
pada payung. Seperti yang telah dan wawancara yang telah dilakukan
diketahui bahwa posisi terkuat pada peneliti dengan Andi Muhammad
panggung adalah berada pada posisi Redo Paewa (pembina Yayasan
center (tengah) panggung. Hal itu Kesenian Batara Gowa) dan Basri
juga yang digunakan oleh Baharuddin Sila (suami dari
koreografer Tari Akkaleo untuk almarhumah Andi Ummu Tunru),
melambangkan kekuatan. diperoleh keterangan bahwa Tari
Gerak pada Tari Akkaleo Akkaleo produksi Yayasan Kesenian
adalah gerakan yang lambat dan Batara Gowa termasuk ke dalam
mengalun. Gerak pada tarian ini jenis tari pertunjukan. Tari Akkaleo
terinspirasi oleh gerak pada Tari merupakan salah satu karya dari
Salonreng yang juga memiliki unsur maestro tari di Makassar yang
gerak yang sederhana dan tempo bernama Andi Ummu Tunru. Tarian
geraknya yang agak lambat. Tari ini bertujuan untuk pertunjukan yang
Salonreng atau Tari Pakarena bersifat tontonan.
Salonreng merupakan tarian Tari pertunjukan atau tari
tradisional di Sulawesi Selatan, yang tontonan merupakan sebuah tarian
merupakan sebuah tarian dengan yang dipersembahkan kepada
10

masyarakat. Tarian yang bersifat gerak dalam tarian ini adalah


tontonan diharapkan agar dapat memutari set panggung yang berupa
memperoleh perhatian dari penonton. payung dengan arah yang
Tari Akkaleo termasuk ke dalam berlawanan dengan arah jarum jam.
jenis tari pertunjukan yang berfungsi Tari Akkaleo terdiri dari tujuh ragam.
sebagai tontonan untuk memuaskan Berikut ini akan diuraikan beberapa
hati para penikmat seni. nama ragam Tari Akkaleo Produksi
Tari Akkaleo juga termasuk Yayasan Kesenian Batara Gowa
ke dalam jenis tari kreasi baru yang yaitu:
mengarah pada kebebasan dalam 1) Ragam A’rurung (beriringan)
pengungkapan gerak. Tarian ini A’rurung dalam bahasa
berfungsi sebagai sarana pertunjukan Makassar berarti beriringan. Gerakan
atau tontonan yang dipentaskan pada A’rurung dilakukan pada saat penari
acara-acara yang tidak bersifat memasuki panggung. Penari berjalan
sakral, misalnya dipentaskan pada beriringan ke depan secara perlahan.
ajang kreatif, pentas seni, pentas- Wajah penari tidak ditampakkan
pentas lainnya yang sejenis, dan secara menyeluruh, yang
sebagainya. Sejak tarian ini ditampakkan hanya bagian jidat dan
diciptakan tahun 1994 dan mata. Arah pandang penari
berkembang hingga saat ini, tarian menghadap ke posisi tangan kiri.
ini sama sekali tidak mengalami Tangan kiri pada ragam ini berada
pergeseran fungsi. pada ujung kipas menyentuh telapak
2. Bentuk Koreografi Tari Akkaleo tangan dengan posisi telapak tangan
Karya seni yang dapat menghadap ke atas. Tangan kanan
dinikmati secara kompleks adalah memegang kipas dengan posisi jari-
koreografi. Keindahan dari tarian jari kipas menghadap ke kiri. Kipas
atau koreografi dapat dilihat, berada di depan perut kemudian
didengar, dan dirasakan, baik itu dari penari melangkah dengan kaki kanan
segi bentuk koreografinya ataupun lalu diikuti dengan kaki kiri.
dari bentuk penyajiannya. Bentuk 2) Ragam Appina’na (merenungi)
koreografi pada Tari Akkaleo Appina’na dalam bahasa
produksi Yayasan Kesenian Batara Makassar berarti merenungi. Posisi
Gowa dibahas dengan menjadikan penari pada ragam ini dalam keadaan
teori koreografi menurut Hadi duduk. Lutut kiri menyentuh lantai
sebagai acuan atau dasar pemikiran, sedangkan lutut kanan agak
dengan hasil sebagai berikut: terangkat sedikit sejajar dengan
a. Koreografi Sebagai Isi pinggang. Posisi kipas berada di
depan perut dan sedikit menutupi
Koreografi sebagai isi dalam bagian wajah. Jari-jari kipas
Tari Akkaleo akan dibahas mengenai menghadap ke kiri, tangan kanan
maksud yang ada dalam tarian ini. memegang kipas dan tangan kiri
Berdasarkan hasil observasi, menyentuh ujung kipas bagian
wawancara, dan dokumentasi yang bawah. Posisi telapak tangan kiri
telah dilakukan diperoleh keterangan menghadap ke atas. Pandangan
bahwa Tari Akkaleo berasal dari kata penari tertuju pada ujung kipas
akkaleo yang berarti memutar. Inti bagian bawah. Penari dalam ragam
11

ini akan menyanyikan sebuah 5)Ragam Akkaleo (bergerakberputar)


lantunan royong yang merupakan Akkaleo dalam bahasa
salah satu musik dalam tarian ini. Makassar berarti bergerak berputar
Royong tersebut merupakan musik atau memutar. Pada ragam ini penari
internal yang ada dalam tarian ini. bergerak memutari set panggung
3) Ragam Appala’ (meminta) yang berupa payung. Penari
Appala’ dalam bahasa memutari set panggung dengan arah
Makassar berarti meminta. Penari yang berlawanan dengan arah jarum
pada ragam ini dalam posisi duduk. jam. Tangan kiri penari berada di
Kaki kanan dan kiri berada sejajar samping badan dengan posisi
dengan punggung dan jari-jari kaki kingking lipa’ atau menjepit sarung.
terlipat. Lutut bagian kiri dalam Tangan kanan berada di samping
posisi berlutut atau menyentuh lantai, badan sejajar dengan bahu dan
sedangkan lutut sebelah kanan memegang kipas yang dalam
terangkat sedikit sejajar dengan keadaan tertutup. Sembari berjinjit
pinggang. Properti yang berupa kipas memutari payung besar, tangan
diletakkan di sisi kanan penari. kanan yang memegang kipas
Kedua tangan diayunkan ke arah diayunkan dengan lembut dari arah
depan sejajar dengan muka, setelah atas ke bawah. Pada ragam Akkaleo
itu tangan diputar ke arah dalam penari akan memutari set panggung
menggunakan sentuhan jari telunjuk. dengan arah yang berlawanan
Sambil menggerakkan tangan, posisi dengan arah jarum jam. Tempo gerak
duduk kemudian berubah menjadi yang mulanya lambat pada ragam
berlutut. Akkaleo ini tempo geraknya akan
4) Ragam Ammellu’ (gemulai) lebih cepat dibandingkan dengan
Ammellu’ dalam bahasa ragam-ragam sebelumnya yang ada
Makassar berarti gemulai. Posisi dalam tarian ini.
penari pada ragam Ammelllu’ yakni 6) Ragam Annyungke (membuka)
penari dalam keadaan berdiri. Kaki Annyungke dalam bahasa
kanan kemudian dilangkahkan ke Makassar berarti membuka. Posisi
arah belakang sekitar 90 derajat. penari dalam ragam ini adalah dalam
Arah hadap penari yang semula posisi berdiri. Kedua tangan
menghadap ke depan kemudian diayunkan ke depan dada dengan
berubah menghadap ke arah kanan. posisi menyilang (tangan kanan
Kipas diayunkan secara perlahan ke memegang kipas dalam posisi
arah kanan, bersamaan dengan itu terbuka jari-jari kipas menghadap ke
tangan kiri kemudian diayunkan ke atas) lalu diayunkan ke samping
sebelah kiri. Posisi jari-jari kipas badan. Sambil menggerakkan badan,
menghadap ke atas dan tangan kiri kaki kiri dilangkahkan menyilang di
penari berada di sebelah kiri dengan depan kaki kanan lalu diikuti dengan
posisi ujung jari bawah telapak melangkahkan kaki kanan dan
tangan menghadap keluar. Posisi menutup di sebelah posisi kaki kiri.
badan penari agak condong ke arah Pada ragam Annyungke ini posisi
kanan, pandangan penari menghadap penari mebentuk pola melingkar
ke arah kipas yang berada di tangan dengan arah hadap penari
sebelah kanan. menghadap ke arah set panggung,
12

atau penari akan nampak saling 1. Keutuhan


berhadapan. Keutuhan gerak atau unity
7)Ragam Akka dodo’ (membungkuk) adalah prinsip yang sangat penting
Akka dodo’ dalam bahasa dalam motif gerak sebagai unit minor
Makassar berarti membungkuk. tari sampai kalimat gerak (unit
Posisi penari dalam ragam ini dalam mayor tari) atau koreografi (Hadi,
keadaan kondo’ (merendah) dan 2011: 42). Keutuhan yang dimaksud
membungkuk. Tangan kanan adalah keutuhan antara motif gerak
memegang kipas sekitar 30 cm dari dengan kalimat gerak atau gerakan
depan dada, dengan posisi jari-jari secara keseluruhan yang telah
kipas menghadap ke bawah. Tangan dirangkai oleh koreografer. Antara
kiri berada di sebelah kipas dengan motif gerak dan gerak yang terangkai
posisi ujung jari atas telapak tangan haruslah relevan atau saling
menghadap ke depan. Posisi berkesinambungan agar tidak
punggung penari agak membungkuk nampak kacau.
dan berat badan menumpu pada kaki, Tari Akkaleo Produksi
betis, lutut, dan paha penari. Pada Yayasan Kesenian Batara Gowa di
ragam Akkadodo ini penari akan Makassar memiliki kesatuan yang
membutuhkan kekuatan atau power utuh. Karena susunan ragam pada
yang lebih, karena banyak Tari Akkaleo saling relevan atau
menggunakan gerakan kondo’ atau berkaitan satu sama lain.
merendah sehingga penari harus Keseluruhan geraknya mengandung
memiliki kekuatan pada bagian kaki, unsur gerak yang cukup sederhana.
betis, dan paha penari untuk Kostum yang digunakan juga relevan
menahan berat badannya. dengan konsep gerak dalam tarian
b. Koreografi Sebagai Bentuk ini. Kostum yang digunakan
Analisis koreografi sebagai merupakan baju tokko dengan
bentuk perlu memperhatikan prinsip- aksesoris yang tidak berlebihan,
prinsip kebentukan yang meliputi sehingga relevan dengan konsep
keutuhan, variasi, repetisi, transisi, gerak pada tarian ini yang ingin
rangkaian, perbandingan dan klimaks menunjukkan bahwa perempuan di
(Hadi, 2011: 41). Penelitian Analisis Sulawesi Selatan khusunya di
Koreografi Tari Akkaleo Produksi Makassar memiliki sifat yang lembut
Yayasan Kesenian Batara Gowa di dan sederhana.
Makassar yang telah dilakukan oleh Keutuhan antara gerak dan
peneliti atau penulis membahas musiknya juga dapat dilihat dan
koreografi sebagai bentuk dirasakan. Hal ini dapat dirasakan
berdasarkan prinsip-prinsip dari alunan musiknya yang mengalir
kebentukan yang dikemukakan oleh dan gerakan penari pada Tari
Sumandiyo Hadi seperti yang telah Akkaleo yang mengalun lembut. Hal
dijabarkan di atas. Berdasarkan hasil tersebut menandakan bahwa penari,
observasi, wawancara, dan kostum, musik, dan gerak pada tarian
dokumentasi yang telah diperoleh ini memiliki keutuhan dan saling
selama penelitian berlangsung, relevan satu sama lain.
diperoleh hasil analisis sebagai
berikut:
13

2. Variasi nampaknya selalu menghendaki


Variasi gerak merupakan adanya prinsip repetisi atau
prinsip bentuk yang harus ada dalam pengulangan karena sifat tari yang
sebuah tarian atau koreografi, terjadi dalam waktu sesaat (Hadi,
sebagai karya kreatif harus 2011:43). Bentuk atau motif gerak
memahami yang serba baru (Hadi, dalam koreogarafi yang menjadi ciri
2011: 42). Kata baru yang dimaksud khas dalam tarian tersebut, sebaiknya
dalam hal ini adalah variasi. Variasi direpetisi atau diulang beberapa kali
motif atau gerak merupakan salah agar kekhasan dalam tarian tersebut
satu bentuk koreografi yang sangat akan lebih nampak. Gerak Tari
penting. Namun variasi yang Akkaleo Produksi Yayasan Kesenian
terbentuk haruslah tetap Batara Gowa direpetisi dengan
memperhatikan kesatuan yang utuh. maksud untuk lebih menonjolkan ciri
Variasi dalam tarian bertujuan agar khas gerak serta sebagai penguatan
tarian yang ditampilkan tidak terlihat gerak pada tarian tersebut.
monoton. Gerak pada tarian ini
Tari Akkaleo Produksi umumnya direpetisi atau diulang
Yayasan Kesenian Batara Gowa sebanyak dua kali. Misalnya gerak
memiliki variasi yang unik di dalam pada ragam Appala’, gerak pada
komposisinya, yakni dari segi pola ragam Ammellu’, gerak pada ragam
lantai. Tarian pada umumnya Akkaleo, dan gerak pada ragam
memvariasikan pola lantainya Annyungke. Pola lantai yang
dengan beragam model pola lantai. digunakan dalam Tari Akkaleo dari
Tari Akkaleo justru memvariasikan awal pementasan hingga pementasan
pola lantainya dengan hanya berakhir adalah pola lantai
berpusat pada set panggung yang melingkar. Sehingga dapat dikatakan
berada di posisi center panggung. Set bahwa pola lantai dalam tarian ini
panggung tersebut berupa payung direpetisi berulang-ulang kali, yang
yang berukuran cukup besar. divariasikan hanyalah arah hadap
Pola lantai yang digunakan penari. Musik yang digunakan dalam
adalah pola lantai bentuk melingkar. tarian ini juga kerap direpetisi,
Pola lingkaran tersebut kemudian misalnya musik pada ragam Appala’,
divariasikan dengan arah hadap. Annyungke, dan Akka dodo’
Beberapa gerak dengan pola menggunakan lantunan musik yang
melingkar menghadap ke arah depan sama. Namun tabuhan gendang pada
atau arah penonton, menghadap ke ragam Appala’ sedikit lebih lambat
arah kanan dengan pola melingkar, dari tabuhan gendang pada ragam
saling berhadapan dengan tetap Annyungke dan Akka dodo’.
menggunakan pola melingkar, dan 4. Transisi
memutari set panggung yang berupa Dalam merangkai atau
payung berukuran cukup besar menyusun motif-motif gerak, hal
dengan arah yang berlawanan teknis yang tidak dapat dilupakan
dengan arah jarum jam. adalah prinsip perpindahan atau
3. Repetisi transisi (Hadi, 2011: 44). Transisi
Penyusunan motif-motif digunakan sebagai peralihan atau
gerak menjadi sebuah koreografi, perpindahan dari gerak yang satu ke
14

gerak selanjutnya. Transisi gerak rangkaian cerita yang maksud dan


dalam sebuah koreografi harus tetap tujuannya harus sampai kepada
memperhatikan kesatuan atau penonton atau penikmat seni. Oleh
keutuhan gerak. karena itu, koreografer harus sangat
Tari Akkaleo identik dengan meperhatikan rangkaian atau
gerakan yang lembut sehingga kontinyuitas gerak dalam sebuah
transisi atau perpindahan yang koreografi agar rangkaian cerita
dilakukan pun juga lembut. Misalnya dalam sebuah karya dapat dicerna
gerak transisi dari ragam Appala’ ke dan dipahami oleh pengamat atau
ragam Annyungke. Gerak transisi penikmat seni secara utuh.
dilakukan dengan lembut yakni Tari Akkaleo telah dirangkai
ketika penari dalam posisi duduk, oleh salah satu maesto tari di
kedua tangan berada di depan badan Sulawesi selatan dengan beberapa
sejajar dengan lengan, tangan kiri ragam. Ragam-ragam tersebut
dalam posisi sentuhan jari telunjuk dirangkai dengan tata urutan ragam
dan tangan kanan memegang kipas sebanyak tujuh ragam. Rangkaian
dalam posisi tertutup. ragam dari ragam pertama hingga
Tangan kiri kemudian ragam ketujuh pada Tari Akkaleo
membentuk posisi ujung jari atas saling berkaitan atau
telapak tangan menghadap ke depan, berkesinambungan. Rangkaian
kemudian diayunkan dengan lembut ragam tersebut terdiri dari ragam
membentuk posisi ujung jari atas A’rurung yang berarti beriringan,
telapak tangan menghadap ke bawah. ragam Appina’na yang berarti
Tangan kanan yang memegang kipas merenungi, ragam Appala’ yang
lalu diayunkan dengan lembut ke berarti meminta, ragam Ammellu’
arah dalam hingga ujung kipas yang berarti gemulai, ragam Akkaleo
menyentuh pergelangan tangan yang berarti bergerak berputar,
sebelah kiri. Perlahan penari bangkit ragam Annyungke yang berarti
dari posisi duduk untuk berdiri, membuka, dan ragam Akka dodo’
sambil membuka kipas dengan yang berarti membungkuk.
lembut dan secara perlahan. Gerak 6. Klimaks
transisi pada Tari Akkaleo dilakukan Susunan atau urutan-urutan
secara perlahan dan lembut, hal ini rangkaian kejadian harus membentuk
dikarenakan koreografer ingin suatu klimaks, agar maksud dari
memberikan kesan bahwa pada bentuk tari atau koreografi dapat
dasarnya wanita khususnya di tercapai (Hadi, 2011: 47). Setiap
Sulawesi Selatan memiliki karya tari harus melalui beberapa
kepribadian yang lembut. rangkaian kejadian agar karya
5. Rangkaian tersebut dapat dinikmati dengan baik
Rangkaian atau kontinyuitas oleh penonton atau penikmat seni.
gerak, merupakan salah satu prinsip Rangkaian kejadian dalam tari
yang perlu diperhatikan karena tersebut juga sering dikenal dengan
bentuk unsur maupun motif gerak istilah dinamika gerak.
dapat dirasakan sebagai satu Tari Akkaleo telah dirangkai
pengalaman (Hadi, 2011: 46). Karya oleh koreografernya dengan
tari secara keseluruhan adalah suatu memperhatikan prinsip-prinsip
15

kebentukan yakni klimaks. Tata Teknik dalam menarikan Tari


urutan geraknya dimulai dari awal Akkaleo terletak pada kekuatan dan
hingga mencapai klimaks kemudian keseimbangan penari. Hal ini
penyelesaian dan akhir tarian. dikarenakan gerak pada tari Akkaleo
Klimaks merupakan bagian pada agak lambat, sehingga jika penari
tarian yang menampilkan puncak tidak memiliki kekuatan (power) dan
kekuatan emosional yang terdapat keseimbangan yang baik maka akan
dalam gerak. Tari Akkaleo mencapai beresiko pada timbulnya kesalahan
puncak gerak atau klimaksnya pada gerak ataupun kecelakaan panggung.
ragam Akkaleo yang berarti Selain kekuatan dan keseimbangan,
memutar. Penari memutari set keseragaman teknik penari juga
panggung yang berada di posisi sangat penting. Hal ini dikarenakan
center panggung dengan arah jika teknik gerak penari tidak
putaran yang bertolak belakang seragam, maka keindahan dalam
dengan arah jarum jam. Tempo gerak pertunjukan tari tidak akan
yang pada mulanya lambat, pada sempurna.
ragam ini tempo geraknya agak lebih Teknik gerak pada bagian
cepat dari sebelumnya. tangan penari dalam Tari Akkaleo
c. Koreografi Sebagai Teknik adalah menggunakan sentuhan jari
Analisis koreografi Tari telunjuk. Gerakan tangan pada Tari
Akkaleo Produksi Yayasan Kesenian Akkaleo adalah gerakan tangan yang
Batara Gowa juga menggunakan lembut dan mengalun. Selain
koreografi teknik sebagai acuan atau sentuhan jari telunjuk, juga ada
dasar pemikiran dalam penelitian gerakan tangan menutup dan
yang telah dilkakukan. Koreografi membuka kipas. Gerakan menutup
sebagai teknik yang dijadikan dan membuka kipas juga dilakukan
sebagai acuan merupakan teori yang dengan lembut.
dikemukakan oleh Sumandiyo Hadi. Teknik gerak berputar pada
Berdasarkan pendapat yang Tari Akkaleo selalu bertolak
dikemukakan oleh Hadi, secara belakang dengan arah jarum jam.
sederhana dapat diartikan bahwa Selain itu, geraknya serta pola
koreografi sebagai teknik adalah lantainya berfokus pada set
bagaimana cara melakukan gerak panggungnya. Berdasarkan hasil
dalam sebuah koreografi. Teknik observasi dan wawancara yang telah
melakukan atau menarikan Tari dilakukan, diperoleh keterangan
Akkaleo adalah dilakukan dengan bahwa hal ini disebabkan karena
lembut dan dengan tempo yang agak koreografer ingin menunjukkan
lambat. bahwa perempuan di Sulawesi
Ekspresi penari pada Tari Selatan memiliki kekuatan, bahkan
Akkaleo tidak terlalu menonjolkan mampu melawan arus kehidupan.
senyum. Tatapan penari dalam Tari
Akkaleo berfokus pada gerakan B. Pembahasan
tangan yang mengalun. Pandangan Pembahasan pada bagian ini
atau tatapan penari juga dapat akan menjelaskan secara rinci
sesekali menatap ke arah depan atau tentang latar belakang penciptaan
ke arah penonton. Tari Akkaleo dan bentuk koreografi
16

Tari Akkaleo. Latar belakang dalam sebuah gerak yang terinspirasi


penciptaan Tari Akkaleo akan dari kehidupan koreografer dan
dijelaskan ke dalam dua bagian, lingkungannya.
yakni motivasi dan fungsi Tari Seperti yang telah dibahas
Akkaleo. Bentuk koreografi Tari pada bagian hasil penelitian, bahwa
Akkaleo akan dibahas ke dalam tiga penciptaan Tari Akkaleo produksi
bagian yaitu koreografi sebagai isi, Yayasan Kesenian Batara Gowa di
koreografi sebagai bentuk, dan Makassar dilatarbelakangi oleh
koreografi sebagai teknik. adanya motivasi atau dorongan yang
Pembahasannya adalah sebagai menyebabkan almarhumah Andi
berikut: Ummu Tunru menciptakan tarian ini.
1. Latar Belakang Penciptaan Tari Motivasi koreografer untuk
Akkaleo menciptakan tarian ini adalah untuk
Sebuah karya tari tercipta keperluan agar dapat dipentaskan
oleh seorang koreografer. Tarian pada acara AHYMSA Risikesh yang
yang diciptakan oleh seorang diselenggarakan di India pada tahun
koreografer tentu saja didasari atau 1994. Acara tersebut memotivasi
dilatar belakangi oleh ide ataupun atau mendorong koreografer untuk
motivasi. Menciptakan suatu karya menciptakan sebuah tarian garapan
tari tidak hanya dipengaruhi oleh baru yang termasuk ke dalam jenis
motivasi, tetapi juga untuk tujuan tari kreasi.
atau fungsi apa tarian itu diciptakan. Gerak pada Tari Akkaleo
Latar belakang penciptaan Tari adalah gerak dengan tempo yang
Akkaleo akan dibahas secara rinci ke agak lambat. Hal ini dikarenakan
dalam dua bagian sebagai berikut: gerak pada tarian ini terinspirasi oleh
a. Motivasi gerak pada Tari Salonreng. Tari
Motivasi adalah kondisi yang Salonreng merupakan salah satu tari
mendorong individu untuk tradisional di Makassar yang
melakukan sesuatu. Menurut (Astuti: dipertunjukkan pada upacara ritual
67) ada dua jenis motivasi, yaitu accera’ ase. Tarian pada upacara
motivasi intrinsik dan motivasi ritual ini telah berkembang dari
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah zaman kerajaan Gowa pada abad ke
dorongan yang berasal dari dalam XVII.
diri senidiri. Motivasi ekstrinsik Tari Salonreng merupakan
adalah dorongan yang berasal dari bagian yang sangat penting dalam
luar diri sendiri. pelaksanaan upacara ritual accera’
Motivasi yang akan dibahas ase. Accera’ ase dalam bahasa
dalam hal ini adalah motivasi gerak. Makassar berarti memberi darah
Motivasi dasar manusia pada padi atau mempersembahkan
berkomunikasi lewat gerak diatur darah. Darah yang dipersembahkan
oleh tujuan dan kepentingan yang berasal dari darah hewan yang
kadangkala bersifat sosial, komunal, disembelih kemudian
dan ekpresif (Jazuli, 2016: 26). dipersembahkan kepada Dewi Padi,
Sehingga dapat dikatakan bahwa tari Batara, dan arwah leluhur.
merupakan suatu pengalaman yang
dituangkan oleh koreografer ke
17

b. Fungsi dalam bentuk sebuah karya. Tentu


Fungsi tari akan lebih jelas saja fungsi Tari Akkaleo tidak hanya
jika dimengerti dulu perihal bentuk dirasakan oleh koreografer dan
tari. Menyangkut pemahaman penikmat seni saja, tetapi juga
tentang fungsi tari, bentuk tari dirasakan oleh penari maupun
sebenarnya merupakan indikator dari pemusik pada tarian ini. Karena pada
identifikasi fungsi (Wahyudiyanto, zaman sekarang, seni pertunjukan
2008: 81). Fungsi tari dibedakan tidak hanya dipentaskan untuk
menjadi fungsi tari ritual dan fungsi kebutuhan menghibur saja, tetapi
tari pertunjukan. Menurut juga sebagai sarana untuk
Wahyudiyanto (2008: 83) mendapatkan penghasilan bagi
sebagaimana tujuannya bahwa tari sanggar-sanggar seni maupun untuk
ritual adalah tarian yang ditujukan penari dan pemusik.
untuk kebutuhan suatu kegiatan yang 2. Bentuk Koreografi Tari Akkaleo
bersifat religius maka orientasi Koreografi merupakan salah
situasi dan suasananya adalah sakral. satu bentuk karya seni yang
Fungsi tari sebagai tari pertunjukan dinikmati secara kompleks. Karya
ditujukan sebagai sarana hiburan seni ini dapat dilihat, didengar, dan
untuk para penikmat seni dan dirasakan. Perhatian penononton dari
dipentaskan pada acara yang tidak sebuah karya tari biasanya terfokus
berisfat sakral. pada segala sesuatu yang terlihat di
Tari Akkaleo diproduksi oleh atas pentas, terutama bentuk
Yayasan Kesenian Batara Gowa dan koreografi (Widaryanto, 2009: 59).
diciptakan oleh Andi Ummu Tunru Bentuk koreografi pada Tari Akkaleo
pada tahun 1994. Akkaleo berarti produksi Yayasan Kesenian Batara
bergerak berputar atau memutar, inti Gowa telah dibahas sebelumnya
dari gerak pada tarian ini adalah pada bagian hasil penelitian. Namun,
memutari set panggung. Garapan pada bagian ini bentuk koreografi
tarian ini digolongkan ke dalam jenis Tari Akkaleo akan dibahas ke dalam
tari kreasi. bentuk penyajian Tari Akkaleo
Tari Akkaleo termasuk dalam Produksi Yayasan Kesenian Batara
jenis tari kreasi dan berfungsi Gowa dengan pembahasan sebagai
sebagai sarana pertunjukan atau berikut:
tontonan. Tarian ini ditampilkan a. Koreografi Sebagai Isi
dengan tujuan untuk memuaskan Menurut (Hadi: 55)
para penikmat seni. Ditampilkan di pendekatan koreografi sebagai
acara-acara tertentu yang tidak konteks isi (content) artinya melihat
bersifat sakral. Misalnya pada acara bentuk atau sosok tarian yang
hajatan, pernikahan, pentas seni, nampak secara empirik struktur
malam kesenian, dan sebagainya. luarnya (surface structure)
Fungsi Tari Akkaleo tidak senantiasa mengandung arti dari isi
hanya untuk sarana pertunjukan atau (content) atau struktur dalamnya
tontonan semata, tetapi tarian ini (deep structure). Isi dianggap
juga diciptakan oleh koreografernya sebagai hal pokok atau hal yang
sebagai sarana untuk menuangkan mendasari sebuah karya dari seorang
gagasan dan ekspresi koreogarfer ke koreografer. Isi menjadi pusat
18

permasalahan, yang di dalamnya 3. Ragam ketiga adalah Appala’


terdapat sebuah makna atau maksud (meminta), memiliki maksud bahwa
tari. sejatinya manusia akan terus
Pendekatan koreografi berharap kepada Tuhan dan
sebagai konteks isi dapat dipahami memohon atau meminta doa
atau dibedakan ke dalam beberapa kepadaNya.
bagian. Bagian yang dimaksud 4. Ragam keempat adalah Ammellu’
adalah konteks isi sebagai tema (gemulai), memiliki maksud bahwa
gerak atau bersifat murni non-literal, perempuan di Makassar pada
konteks isi sebagai tema cerita atau khususnya memiliki kelembutan.
literal, konteks isi sebagai tema 5. Ragam kelima adalah Akkaleo
simbolik yang memiliki makna (bergerak berputar), pada ragam ini
maupun nilai tertentu (Hadi, 2011: penari memutari payung dengan
58). Penelitian Analisis Koreografi putaran yang berlawanan arah
Tari Akkaleo Produksi Yayasan dengan jarum jam. Memiliki maksud
Kesenian Batara Gowa di Makassar bahwa perempuan khususnya di
membahas koreografi sebagai isi Makassar memiliki kekuatan yang
berdasarkan maksud tertentu yang bahkan mampu melawan arus
ada pada koreografi Tari Akkaleo. kehidupan di dunia.
Gerak pada Tari Akkaleo 6. Ragam keenam adalah Annyungke
terdiri dari tujuh ragam. Ragam (membuka), pada ragam ini posisi
tersebut adalah regam A’rurung tangan penari bergerak seperti
(beriringan), Appina’na (merenungi), membuka dan juga melangkah
Ammellu’ (gemulai), Akkaleo perlahan-lahan memutari set dengan
(bergerak berputar), Annyungke arah yang berlawanan juga dengan
(membuka), dan Akka dodo’ arah jarum jam.
(membungkuk). Bentuk dari ketujuh 7. Ragam Akka dodo’
ragam tersebut telah dijelaskan pada (membungkuk), memiliki maksud
bagian hasil penelitian, adapun bahwa perempuan khususnya di kota
maksud atau isi dari ketujuh ragam Makassar memiliki kerendahan hati.
tersebut akan dijelaskan pada bagian Ditinjau dari struktur
ini, yakni pada bagian koreografi geraknya Tari Akkaleo terdiri dari
sebagai isi dengan pembahasan tujuh ragam. Ragam tersebut adalah
sebagai berikut: ragam A’rurung, Appina’na, Appala,
1. Ragam pertama adalah A’rurung Ammellu, Akkaleo, Annyungke, dan
(beriringan), memiliki maksud Akka dodo’. Maksud dari
bahwa kehidupan di dunia ini akan keseluruhan ragam pada Tari
terus berjalan beriringan dan Akkaleo produksi Yayasan Kesenian
berdampingan. Batara Gowa yakni menggambarkan
2. Ragam kedua adalah Apppina’na ketenengan dan kekuatan pada
(merenungi), memiliki maksud wanita khusunya di daerah Makassar.
bahwa segala perbuatan di dunia ini b. Koreografi Sebagai Bentuk
haruslah direnungi, baik itu yang Koreografi sebagai bentuk
akan dikerjakan maupun telah dalam Tari Akkaleo akan dibahas
dikerjakan. mengenai bentuk penyajiannya.
Berdasarkan hasil penelitian yang
19

diperoleh dari observasi, wawancara, yang digunakan sebagai media atau


dan dokumentasi diperoleh perlengkapan dari pementasan suatu
keterangan bahwa bentuk penyajian tarian. Properti tari yang sering
Tari Akkaleo terdiri dari set digunakan pada umumnya adalah
panggung, properti tari, kostum, dan selendang, kipas, piring, dan
musik yang digunakan. Berikut ini sebagainya. Properti yang digunakan
akan diuraikan bentuk penyajian dalam Tari Akkaleo adalah kipas.
dalam Tari Akkaleo Produksi Kipas yang digunakan dalam tarian
Yayasan Kesenian Batara Gowa: ini adalah kipas yang sering
1. Set Panggung digunakan dalam tarian pada
Set panggung merupakan umumnya.
salah satu faktor pendukung dalam 3. Kostum
sebuah pertunjukan. Set panggung Busana atau kostum dalam
dalam tari digunakan sebagai seni pertunjukan berfungsi sebagai
pendukung suasana maupun artistik penegasan peran atau karakteristik
dalam tarian. Andi Ummu Tunru tokoh. Kostum dalam tari juga
merupakan salah satu maestro tari di berfungsi demikian, seperti halnya
Makassar yang menggunakan set pada Tari Akkaleo. Kostum yang
panggung sebagai media digunakan dalam tarian ini adalah
menuangkan ide atau gambaran pakaian adat perempuan khas suku
idenya secara fisik. Makassar. Hal ini menandakan
Set panggung yang bahwa kostum dalam tarian ini
digunakan dalam Tari Akkaleo menegaskan bahwa tarian ini berasal
berupa payung yang berukuran dari kota Makassar. Kostum yang
cukup besar dan diletakkan di posisi digunakan pada Tari Akkaleo adalah
center panggung. Berdasarkan hasil baju tokko dan sarung, dengan
observasi dan wawancara yang telah aksesoris berupa selempang, bando,
diperoleh dari Basri Baharuddin Sila ponto, rante susung, mastura, kutu-
(suami almarhumah Andi Ummu kutu, anting-anting, dan bunga
Tunru) diperoleh keterangan bahwa sebagai hiasan sanggul.
payung dalam Tari Akkaleo sebagai 4. Musik
simbol naungan atau dunia, juga Sebuah pertunjukan tari tidak
melambangkan kekuatan pada akan lengkap tanpa adanya musik
perempuan. Hal ini juga diperkuat iringan tari. Musik pengiring
dengan gerakan penari memutari merupakan faktor pendukung yang
payung dengan putaran yang sangat penting dalam koreografi.
berlawanan dengan arah jarum jam. Alat musik yang digunakan dalam
Putaran yang berlawanan arah ini tarian ini adalah alat musik
melambangkan bahwa kekuatan pada tradisional khas Sulawesi Selatan.
perempuan bahkan dapat melawan Alat musik tersebut antara lain:
arus kehidupan. a) Gendang
2. Properti Tari Gendang merupakan salah
Properti tari merupakan salah satu alat musik tradisional. Gendang
satu unsur pendukung yang hampir terbuat dari bahan dasar kulit hewan
selalu ada di setiap jenis tarian. dan kayu. Cara memainkannya yakni
Properti tari merupakan semua alat dengan dipukul. Memainkannya
20

dapat dengan menggunakan tangan Royong dalam tarian ini


atau menggunakan alat berupa kayu berada pada ragam Appina’na.
kecil, dalam bahasa Makassar Setelah penari berjalan secara
disebut babbala. perlahan memasuki panggung atau
b) Gong gentung (gong gantung) tempat pementasan, dan berada di
Gong merupakan salah satu posisi masing-masing, maka akan
alat musik tradisional yang terbuat memasuki ragam Appina’na
dari perunggu berbentuk bundar. (merenungi). Musik iringan yang
Garis tengah bundaran ini kurang mulanya berupa suara gendang,
lebih satu meter, sedangkan beratnya gong, pui-pui, dan kancing akan
sekitar 80 kilogram (Soeharto: berhenti. Selanjutnya akan
1978:49). dilanjutkan dengan musik internal
c) Pui’pui berupa royong lagu dombang-
Pui’pui adalah salah satu dombang. Saat royong dimulai yang
jenis alat musik tiup. Pui’pui terdengar hanyalah suara atau
tergolong ke dalam alat musik lantunan syair dari penari maupun
tradisional khas daerah Sulawesi musik.
Selatan. Bentuk pui’pui menyerupai Ketika satu bait dari lagu
kerucut dan memiliki lubang udara. dombang-dombang dinyanyikan,
Cara menggunakannya hampir sama penari dalam keadaan canon (tidak
dengan cara menggunakan atau bergerak), dan pemusik juga hanya
mengaplikasikan alat musik tiup melantunkan syair tanpa memainkan
berupa suling atau seruling. alat musik eksternalnya. Setelah itu,
d) Kancing pemusik menghentikan royong dan
Kancing merupakan salah memainkan alat musiknya dalam
satu jenis alat musik tradisional di hitungan satu kali delapan sebagai
daerah Sulawesi Selatan. Alat musik pertanda penari tidak lagi dalam
ini terbuat dari bahan logam. keadaan canon tetapi mulai bergerak
Kancing terdiri dari dua buah logam secara lembut dan perlahan. Setelah
berbentuk lingkaran yang kemudian pemusik memainkan alat musik
dikaitkan atau diikat. Cara dalam hitungan satu kali delapan,
memainkannya yaitu dengan saling pemusik kembali berhenti
dipukulkan. memainkan alat musik dan hanya
Selain alat musik eksternal melanjutkan lantunan royong ke bait
sebagai musik iringan tari, pada Tari selanjutnya.
Akkeleo produksi Yayasan Kesenian c. Koreografi Sebagai Teknik
Batara Gowa di Makassar juga Analisis koreografi Tari
terdapat musik internal. Musik Akkaleo Produksi Yayasan Kesenian
internal dalam Tari Akkaleo ini Batara Gowa juga menggunakan
berupa royong pada gerakan-gerakan koreografi teknik sebagai acuan atau
tertentu. Royong atau a’royong dasar pemikiran dalam penelitian
dalam bahasa Makassar berarti yang telah dilakukan. Koreografi
bernyanyi. Lantunan royong tidak sebagai teknik dalam Tari Akkaleo
hanya dilantunkan oleh pemusik, akan dibahas tentang bagaimana cara
tetapi juga oleh penari. melakukan gerak pada tarian ini.
Gerakan pada Tari Akkaleo adalah
21

gerakan yang lambat, hal ini nampak utuh dan seimbang satu
menggambarkan bahwa perempuan sama lain.
Sulawesi Selatan yakni Makassar
pada khususnya memiliki sifat atau BAB V
kepribadian yang lembut dan sabar.
KESIMPULAN DAN SARAN
Gerakan yang lambat
membutuhkan tenaga yang lebih, A. Kesimpulan
terutama pada saat gerakan kondo’ Berdasarkan hasil penelitian
(merendah). Pada saat penari dalam dan pembahasan yang telah
keaadan merendah, teknik geraknya dijelaskan pada bab sebelumnya,
adalah berat badan menumpu pada maka secara umum dapat ditarik
kekuatan bagian betis dan paha kesimpulan sebagai berikut:
penari. Hal ini juga menandakan 1. Latar Belakang Penciptaan Tari
bahwa perempuan di Sulawesi Akkaleo
Selatan memiliki kekuatan. Tari Akkaleo diciptakan oleh
Keseimbangan penari juga Andi Ummu Tunru pada tahun 1994.
sangat dibutuhkan dalam menari. Tarian ini diciptakan oleh
Tari Akkaleo merupakan salah satu koreografernya karena beliau
tarian yang menuntut penari agar termotivasi untuk membuat sebuah
memiliki keseimbangan yang baik. karya agar dapat dipentaskan pada
Hal ini dikarenakan banyaknya gerak acara AHYMSA Risikesh yang
pada tarian ini yang membutuhkan diadakan di India pada tahun 1994.
keseimbangan yang baik. Seperti Inspirasi gerak dalam tarian ini
pada saat gerakan Ammellu, dengan terinspirasi oleh gerak pada Tari
lembut dan tempo yang agak lambat Salonreng yang lembut dan memiliki
penari menyondongkan badannya ke tempo yang agak lambat. Gerak pada
sebelah kanan. Jika penari tidak tarian ini dilakukan dengan lembut
memiliki keseimbangan yang baik dan mengalun seperti gerak pada
maka hal ini bisa saja berdampak Tari Salonreng. Walaupun
pada tidak sempurnanya gerak yang terinspirasi dari Tari Salonreng,
terbentuk, serta beresiko pada namun tarian ini memiliki kekuatan
terjadinya hal-hal yang tidak dan ciri khas sendiri.
diinginkan atau kecelakaan Garapan tarian ini termasuk
panggung. ke dalam jenis tari kreasi yang
Teknik dalam menarikan diciptakan untuk kebutuhan
suatu karya tari merupakan hal yang pertunjukan atau tontonan. Fungsi
sangat penting. Teknik dalam menari tarian ini adalah sebagai sarana
adalah teknik gerak oleh penari yang pertunjukan atau tontonan yang
dapat dikatakan sebagai kekuatan bertujuan untuk memuaskan hati
dalam sebuah karya tari. Selain itu, para penikmat seni. Tarian ini
teknik dalam tari juga harus memiliki dipentaskan pada acara-acara yang
keseragaman antara penari yang satu tidak bersifat sakral. Misalnya pada
dengan penari lainnya. Hal ini acara hajatan, pernikahan, pentas
dikarenakan apabila teknik setiap seni, ajang kreatif, dan sebagainya.
penari sama, maka tarian itu akan
22

2. Bentuk Koreografi Tari Akkaleo sesuai dengan kebutuhan dan


Bentuk koreografi Tari dipengaruhi oleh faktor ekonomi.
Akkaleo dianalisis dengan Properti yang digunakan
memperhatikan isi, bentuk, dan berupa kipas yang sederhana seperti
tekniknya. Berdasarkan isinya, Tari kipas pada umumnya yang
Akkaleo terdiri dari tujuh ragam digunakan dalam tarian. Set
gerak yang memiliki maksud dari panggung yang digunakan juga
setiap ragamnya. Ragam tersebut sangat sederhana, berupa payung
adalah ragam A’rurung (beriringan), yang berukuran cukup besar yang
Appina’na (merenungi), Appala diletakkan di posisi center panggung
(meminta), Ammellu (gemulai), dari awal hingga pertunjukan
Akkaleo (memutar), Annyungke berakhir. Set panggung yang berupa
(membuka), Akkadodo’ payung dalam Tari Akkaleo sebagai
(membungkuk). simbol naungan atau dunia serta
Berdasarkan bentuknya Tari melambangkan kekuatan pada
Akkaleo diciptakan oleh perempuan.
koreografernya dengan Musik yang digunakan ada
memperhatikan prinsip-prinsip dua, yakni musik internal dan musik
kebentukan pada koreografi. Prinsip eksternal. Musik internalnya berupa
kebentukan yang dimaksud adalah royong yang dinyanyikan oleh penari
keutuhan, variasi, repetisi, transisi, dan pemusik. Musik eksternalnya
rangkaian, dan klimaks. Berdasarkan berupa pemain musik yang
tekniknya, gerak pada Tari Akkaleo memainkan gendang, gong, pui-pui,
dilakukan dengan lembut dengan dan kancing sebagai musik pengiring
tempo yang agak lambat. Ekspresi pada tarian ini.
penari tidak terlalu ditonjolkan.
Gerakannya yang lambat B. Saran
menggambarkan bahwa perempuan Berdasarkan hasil yang telah
di Sulawesi Selatan khusunya di dicapai dalam penelitian ini, maka
Makassar memiliki kakuatan, sifat ada hal yang perlu disarankan
yang lembut, kerendahan hati, dan antaralain:
kesabaran. 1. Penulis berharap agar masyarakat
Kostum yang digunakan pada Sulawesi Selatan pada umunya, dan
tarian ini adalah menggunakan baju masyarakat Makassar pada khusunya
adat Bugis Makassar yang berupa dapat menjaga serta melestarikan
baju tokko dan aksesoris berupa kebudayaan yang telah dibina dan
selempang, bando, ponto, rante dikembangkan oleh sanggar-sanggar
susung, mastura, kutu-kutu, anting- seni yang ada di Sulawesi Selatan,
anting, dan bunga sebagai hiasan khusunya Tari Akkaleo yang
sanggul. Warna baju tokko yang diproduksi oleh Yayasan Kesenian
dikenakan pada tarian ini tidak Batara Gowa.
dipatenkan, begitu pula dengan 2. Penulis mengharapkan agar
jumlah penari dalam tarian ini. Yayasan Kesenian Batara Gowa
Jumlah penari dalam tarian ini dapat mengajarkan Tari Akkaleo
berkisar tiga sampai enam orang pada peminat seni tari lainnya.
23

3. Penulis mengharapkan adanya www.jim.unsyiah.ac.id/sendr


dukungan dari pemerintah dan atasik/article/view/. Diakses
masyarakat untuk sadar akan budaya Februari 2017
kita agar dapat memperkaya Purnomo Eko, dkk. 2018. Seni
kekayaan Inodensia khususnya pada Budaya SMA/MA Kelas XI.
dunia kesenian di seluruh Indonesia, Bumi Aksara: Jakarta.
khususnya di daerah Sulawesi Putri, Karina. 2013. Analisis
Selatan. Koreografi Tari Pakarena
Ma’lino Produksi Lembaga
Kesenian Batara Gowa di
DAFTAR PUSTAKA Makassar. Skripsi. Prodi
Sendratasik. Fakultas Seni
Endaswara, Suwandi. 2006. Metode,
dan Desain. Universitas
Teori, Teknik Penelitian
Negeri Makassar: Makassar.
Kebudayaan. Yogyakarta:
Royce, Anya Peterson. 2007.
Pustaka Widyatama.
Antropologi Tari. Bandung:
Hadi, Sumandiyo. 2011. Koreografi
Sunan Ambu PRESS.
Bentuk – Teknik – Isi.
Sumaryono, dan Endo Suando. 2015.
Yogyakarta: Cipta Media.
Tari Tontonan. Jakarta:
Humphrey, Doris. 1983. Seni Menata
Perpustakaan Nasional.
Tari. Jakarta: Dewan
Sukardi. 2003. Metodologi
Kesenian Jakarta.
Penelitian Pendidikan.
Jazuli, M. 2016. Peta Dunia Seni
Jakarta: Bumi Aksara.
Tari. Sukoharjo: CV. Farishma
Soedarsono. 1986. Elemen-Elemen
Indonesia.
Dasar Komposisi Tari.
Kariyoto. 2017. Analisis Laporan
Makassar: La Galigo.
Keuangan. Malang: UB
Soeharto, M. 1978. Kamus Musik
Press.
Indonesia. Jakarta: PT
Linda, Johar. 2013. Tari Salonreng
Gramedia.
dalam Upacara Ritual
Simamora, YS. 2012. Tinjauan
Accera’ Ase. Yogyakarta:
Hukum Fungsi Yayasan yang
IKKJ Publiser Yogyakarta.
Didirikan oleh Perseroan
Muninjaya, Gde. 2002. Langkah-
Terbatas.
Langkah Praktis Penyusunan
www.rechtsvinding.bphn.go.i
Proposal dan Publikasi
d diakses tanggal 4 Mei 2012
Ilmiah. Jakarta: Penerbit
Susetyo, Bagus. 1999.
Buku Kedokteran EGC.
Perkembangan Kesenian di
Makinuddin, dan Sasongko. 2006.
Sulawesi Selatan.
Analisis Sosial Bersaksi
Ujungpandang: Percetakan
dalam Advokasi Irigasi.
INTISARI.
Bandung: Yayasan
Supriyanto, Eko. 2018. Ikat Kait
AKATIGA.
Impulsif Sarira Gagasan
Prastya Agung, dkk. 2017. Analisis
yang Mewujud Era 1990-
Koreografi Tari Kreasi
2010. Yogyakarta:
Jameun di Sanggar Rampoe
Garudhawaca.
Banda Aceh.
24

Wahyudiyanto. 2008. Pengetahuan


Tari. Solo: ISI Press Solo dan
CV. Cendrawasih.
Widaryanto. 2009. Koreografi.
Bandung: Jurusan Tari STSI
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai