Anda di halaman 1dari 12

Tugas Pengantar Pengetahuan Seni Tari

Dosen Pengampu : Drs.Inggit Prastiawan,M.Sn.

Oleh :
Nama : Yosua Purba
Nim : 2233141038
Kelas : C Pendidikan Tari 2023

PENDIDIKAN SENI TARI


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
TUGAS

● Mencari jurnal yang membahas tentang koreografi serta menjelaskan jurnal yang
didapat!

1.PROSES KREATIF DALAM PEMBELAJARAN KOREOGRAFI BERBASIS


KEARIFAN LOKAL

Penulis : Gita Kinanthi Purnama Asri (Adinda)


Jenis Jurnal : SENSASEDA
Tahun Terbit : 2022
Link:https://jurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/sensaseda/article/download/1965/960/

•Deskripsi
Seni tari berperan sebagai sebagai media upacara, media pendidikan, media terapi, media
komunikasi, media hiburan membawa dampak positif yang progesif hingga kini. Tari pun
mengalami berbagai perkembangan mengikuti zaman di berbagai daerah. Salah satu
perkembangannya dapat dilihat dari munculnya festival-festival tari dengan suguhan
koreografi atau karya tari yang inovatif. Koreografi tidak terlepas dari kreativitas untuk
menawarkan peluang kebaruan terhadap karya tari yang dirancang. Koreografi adalah proses
pemilihan dan pengaturan gerakan-gerakan menjadi suatu tarian, dan di dalamnya terdapat
laku kreatif (Murgiyanto, 1983:10).

Saat ini definisi Koreografi secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan
tentang penyusunan tari dan untuk menyebutkan dan menuliskan hasil susunan gerak tari.

Kearifan lokal diartikan sebagai “kearifan dalam kebudayaan tradisional” suku�suku


bangsa. Kearifan dalam arti luas tidak hanya berupa norma-norma dan nilai�nilai budaya,
melainkan juga segala unsur gagasan, termasuk yang berimplikasi pada teknologi,
penanganan kesehatan, dan estetika. Dengan pengertian tersebut maka yang termasuk sebagai
penjabaran “kearifan lokal” adalah berbagai pola tindakan dan hasil budaya materialnya.
Dalam arti yang luas itu maka diartikan,“kearifan lokal” itu terjabar dalam seluruh warisan
budaya, baik yang tangible maupun yang intangible (Sedyawati, 2006:382).

Hasil dan pembahasan penelitian pada jurnal ini disajikan sebagai berikut :
1) Kearifan Lokal Kalimantan Sebagai Sumber Inspirasi Koreografi
2) Proses Kreatif dalam Pembelajaran Koreografi Berbasis Kearifan Local
3) Koreografi Berbasis Kearifan Lokal dan Nilai Pendidikannya

SIMPULAN DAN SARAN


Koreografi dalam dunia pendidikan tidak terpisah dengan proses kreatif dan berfokus pada
pemberian pengalaman untuk bekal kemampuan dalam menyusun dan menata segala unsur
tari hingga menjadi karya yang bernilai pendidikan, budaya, estetis dan artistik. Terdapat 3
koreografi yang tercipta berdasarkan kearifan lokal, bentuk kearifan lokal yang ditemukan
adalah lingkungan alam yaitu sungai, bambu (Kalimantan Selatan) dan tradisi Batatenga
(Kalimantan Tengah). Perwujudan kearifan lokal tampak jelas dari unsur tema, gerak, iringan
musik, tata kostum, artistik, properti tari dan tempat pentas. Proses kreatif yang dilalui
sebagai pembelajaran menggunakan 4C (Critical Thinking, Communication, Creative
Thinking, Collaboration), dengan metode belajar demonstrasi, diskusi dan praktik.
Sedangkan, tahap penciptaan tari menggunakan Alma m Hawkins (eksplorasi, improvisasi,
forming). Kreativitas menyiratkan pemikiran imajinatif: penginderaan, perasaan, pencitraan,
dan pencarian kebenaran. Perjalanan ini penting sebagai proses batin “melihat, mendalami,
dan mewujudkan”. Proses ini kemudian menjadi kerangka kerja seorang koreografer, atau
dapat kita sebut sebagai proses koreografi. Fase yang dilalui antara lain; merasakan,
menghayati, mengkhayalkan, mengejewantahkan, dan memberikan bentuk. Kecondongan
dalam kelas menggunakan tipe proses kreatif rasional yang memfokuskan pada penanaman
nilai pendidikan dan budaya lokal pada peserta didik secara sistematis. Koreografi berbasis
kearifan lokal perlu terus dilanjutkan dan dikembangkan dengan dasar kreatifitas yang mapan
agar mendukung eksistensi Kearifan lokal Kalimantan
sebagai jati diri bangsa Indonesia.

2.ANALISIS KOREOGRAFI TARI KREASI JAMEUNDI SANGGAR RAMPOE BANDA


ACEH

Penulis : Agung Prastya1, Taat Kurnita1, Aida Fitri1


Jenis Jurnal : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Seni Drama,Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Unsyiah
Tahun Terbit : 2017
Link:https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=koreografi+tari&oq=#d=
gs_qabs&t=1696651925280&u=%23p%3DVsb0zltY9i8J

•Deskripsi
Penelitian ini berjudul “Analisis Koreografi Tari Jameun di Sanggar Rampoe Kota Banda
Aceh”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana analisis koreografi tari
kreasi Jameun disanggar Rampoe Banda Aceh. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan
analisis koreografi tari Jameun disanggar Rampoe Banda Aceh. Tari Jameun diciptakan pada
tahun 2008 oleh Yusri Sulaiman, yang menceritakan aktivitas masyarakat Aceh di masa
dahulu dengan segala keterbatasan yang ada mencoba untuk mengekspresikan diri lewat seni
dengan menceritakan kegiatan masyarakat Aceh pada zaman dahulu. Tari ini memiliki 46
ragam gerak, 23 pola lantai dan 8 orang penari wanita. Tata rias yang digunakan pada tari
Jameun adalah tata rias cantik. Tata busana yang digunakan pada tari Jameun adalah busana
tradisional Aceh seperti celana hitam, baju Aceh hitam polos lengan panjang dan songket.
Perlengkapan atas kepala yang digunakan adalah sanggul, harnal, jaring kuning, jaring
manik, dan aksesoris yang digunakan adalah bross dan anting. Properti yang digunakan
terdiri dari kendi, lentera atau panyoet, selendang. Alat musik yang digunakan adalah rapa’i,
geuderang,jimbe dan menggunakan syair dibeberapa gerakan tertentu.

Provinsi Aceh dikenal dengan wilayah yang sebagian besar dikelilingi oleh pesisir pantai.
Setiap daerah tentunya memiliki adat istiadat masing-masing yang menjadi ciri khas daerah
tertentu. Aceh memiliki beragam jenis kebudayaan, hal ini disebabkan oleh 23
kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Aceh. Keragaman itu lahir dari kebiasaan
masyarakat setempat yang diwariskan secara turun temurun. Aceh sejak dahulu dikenal
dengan hasil kebudayaan yang sangat beragam. Salah satunya kebudayaan yang berkembang
di daerah Aceh ialah seni tari baik tari tradisional maupun tari kreasi baru yang
dikembangkan dari tari-tari tradisi yang berkembang dan hidup di masyarakat Aceh itu
sendiri.

Pada jurnal ini pengertian koreografi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud koreografi
adalah suatu pegetahuan yang berhubungan dengan masalah penciptaan tari.Koreografu dapat
dipelajarai karena merupakan suatu teori yang memberi petunjuk dalam
mencipta atau menggarap tari.Gerak sebagai materi tari diorganisir menjadi satu bentuk tari
yang dapat dinikmati. Di dalam proses menciptakan sebuah karya tari ada baiknya dapat
diperhatikan beberapa unsur koreografi yang harus dilakukan dalam menciptakan sebuah
karya tari, yaitu:

1. Thema
2. Eksplorasi dan Improvisasi
3. Evaluasi dan Komposisi
4. Memilih Musik Pengiring
5. Merancang Tata Busana dan Tata Rias

Definisi tari Jameun


Tarian ini menceritakan tentang aktifitas masyarakat pada zaman dahulu yang dimulai dari
terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.Tari kreasi Jameun memiliki gerak yang
berteknik dan energik itu menjadi khas dari tarian ini.Tari kreasi Jameun di tarikan oleh 8
orang penari putri, jumlah penari bisa disesuaikan dengan kebutuhan yang diinginkan atau
keadaan pentas yang memiliki ruang besar atau kecil.Property yang digunakan dalam tarian
ini ada tiga macam, yaitu selendang, guci, dan lampu teplok atau panyoet. Tari kreasi Jameun
adalah salah satu tarian kreasi baru yang terdapat di sanggar Rampoe.Tari ini memiliki
gerakan yang cukup berteknik, rumit dan energik dan itu adalah salah satu ciri khasnya dari
tarian ini.Tari kreasi Jameun ini termasuk tarian yang diciptakan dan hanya ditampilkan pada
saat-saat tertentu khususnya pada pementasan-pementasan seni tari dengan panggung yang
besar.
Kesimpulan
Bedasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dibahas sebelumnya mengenai analisi
koreografi tari Jameun di sanggar Rampoe kota Banda Aceh, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Tari Jameun ini diciptakan oleh Yusri Sulaiman pada tahun 2008 dengan jumlah penari 8
orang dan jumlah penari dapat disesuaikan denganruang besar atau kecilnya pentas. Tari yang
mendeskripsikan bagaimana masyarakat Aceh di masa dahulu dengan segala keterbatasan
yang ada mencoba untuk mengekspresikan diri lewat seni dengan menceritakan
kegiatan-kegiatan masyarakat Aceh pada zaman dahulu.

2. Salah satu keunikan yang dimiliki tari Jameun adalah pemusik pada tari ini tidak hanya
sebagai pengiring tari tetapi pemusik dalam tari ini ikut membantu jalan ceritanya tari
Jameun tersebut. Dimana pemusik di dalam tarian ini juga menggambarkan sekelompok
pemuda yang beraktifitas dengan memainkan alat musik rapai. Tari ini menggunakan iringan
musik seperti rapai, geundrang, dan jimbe. Properti yang digunakan dalam tari ini adalah kain
panjang, kendi dan lentera.

3. Didalam proses garapan tari Jameun yang diciptakan oleh Yusri Sulaiman melalui
beberapa tahapan yaitu:
1) Eksplorasi, proses penjelajahan gerak atau pencarian gerak yang sesuai dengan tema
tari. Proses eksplorasi yang dilakukan koreografer melalui rangsang gerak dan
mengamati kegiatan masyarakat Aceh.
2) Komposisi dilakukan oleh koreografer agar urutan gerak yang telah dibuat tersusun
rapi

4. Tata busana digunakan dalam pertunjukan tari Jameun ini adalah baju tradisional Aceh
dengan celana panjang berwarna hitam, baju lengan panjang berwarna hitam polos dan kain
songket bermotif kotak-kotak dan garis-garis seperti kain sarung. Dalam tari Jameun ini
aksesoris yang digunakan oleh penari wanita juga tidak banyak hanya menggunakan jaring
kuning dan cleo patra dan bunga melati serta kain panjang untuk menutupi kepala penari dan
bross dan anting.

5. Tata rias juga menjadi unsur pendukung dalam penampilan tari Jameun, yaitu
menggunakan tata rias cantik yang mempertebal gambaran tertentu seperti alis, bagian
hidung, kelopak mata dan bibir. Tari Jameun juga menggunakan unsur pendukung yaitu
properti untuk menambah isi cerita di dalam suatu tari. Properti yang digunakan dalam tari
Jameun ini berupa, kain panjang, lentera atau panyoet, kendi. Selain tata busana iringan
musik yang digunakan dalam tari Jameun ini menggunakan alat musik berupa Rapa’i,
Geunderang dan Jimbe.

3.KOREOGRAFI TARI PIRING HOYAK BADARAI DI SANGGAR SARAI SARUMPUN


DI KOTA PADANG
Penulis : Tri Rafika Sari
Herlinda Mansyur
Jenis Jurnal : e-Jurrnal Sendratasik
Tahun Terbit : 2020
Link:https://scholar.google.com/scholar?start=10&q=koreografi+tari&hl=en&as_sdt=0,5#d=
gs_qabs&t=1696653301444&u=%23p%3DuhHGgvTW4QgJ

•Deskripsi
Pada Penelitian kali ini peneliti tertarik untuk meneliti tari Piring Hoyak Badarai karena dari
banyaknya tari kreasi yang ada di Sanggar Sarai Sarumpun ini, tari Piring Hoyak Badarai ini
memiliki ilmu koreografi yang baik, baik dari segi penataan gerak, pengolahan kostum,
pengolahan musik, dan pengolahan pola lantai, dan tarian ini merupakan tari kreasi yang
bersumber dari gerakan pola tradisi, yang termasuk kedalam garapan tari entertaint atau
hiburan sehingga tari ini sering dipertunjukkan berdasarkan permintaan konsumen dalam
acara tertentu dibandingkan tari kreasi lainnya yang ada di sanggar Sarai Sarumpun ini. Cara
memegang piring pada tari Piring Hoyak Badarai tanpa bantuan untuk mengikat piring dijari,
formasi pola lantai yang tersusun rapi, tertata apik dan bervariasi, desain gerak yang
digunakan tidak mempersulit penari dalam menarikan tarian ini, serta bagian akhir saat
atraksi penari menginjak kaca yang
membuat tarian ini lebih banyak diminati oleh konsumen. Tari Piring Hoyak Badarai ini
diciptakan oleh Randy Rivandika selaku koreografer pada tanggal 22 November 2014. Tari
Piring Hoyak Badarai ini adalah salah satu tari kreasi yang bersumber dari gerakan pola
tradisi gerak dasar tari minang, dalam garapan entetaint atau hiburan. Gerakan dasar tersebut
distilirisasi menjadi gerak yang indah untuk dilihat dan digerakkan.Tari Piring Hoyak
Badarai, Tarian ini diciptakan atas dasar kesenangan koreografer itu sendiri dalam proses
menciptakan tari, dan juga sebagai bentuk simbolik yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat MinangKabau yang bertani atau bercocok tanam, Serta untuk mengembangkan
ciri khas kebudayaan minangkabau yaitu tari piring, maka dari itu koreografer memunculkan
idenya untuk melestarikan tari piring dalam bentuk tari Piring Hoyak Badarai.
Koreografer menciptakan tarian ini dalam bentuk kreasi baru, konsep garapan pada tari Piring
Hoyak Badarai ini didalamnya terdapat bentuk tema yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat Minangkabau dengan aktivitas bertani atau bercocok tanam dengan suasana yang
gembira, dengan 33 gerak dan formasi pola lantai yang digunakan bervariasi dan bentuk
gerakan lebih menghibur, jumlah penari 5 orang dalam tarian ini diantaranya 2 penari
perempuan dan 3 penari laki-laki, dengan musik yang telah diaransement baru sehingga lebih
meriah, ditambah dengan latar pendidikan koreografer adalah mahasiswa akademis yang juga
berpendidikan seni tari lebih menunjang proses penciptaan tari Piring Hoyak Badarai lebih
baik.

Koreografer bermaksud menciptakan tarian ini yaitu hanya digunakan sebagai media
hiburan, sekaligus cara untuk melestarikan tari- tari piring yang ada di Minangkabau,
sehingga dikreasikan menjadi garapan baru tetapi tidak meninggalkan norma serta aturan
seperti pada perempuan saat menari tidak diperkenankan menari seperti gerak laki-laki,
adanya etika dalam menari, baik dari segi gerak atau busana dalam menari. Adapun nilai
yang terkandung didalamnya ialah bentuk dari wujud rasa
syukur masyarakat Minangkabau dalam hasil panen disawah. Lalu terbentuknya sebuah
garapan baru tari piring, dimana simbolik dari rasa syukur itu dapat diwujudkan dalam bentuk
tarian Piring Hoyak Badarai yang ditarikan dalam bentuk gambaran kegembiraan. Tarian ini
biasanya ditampilkan pada event-event pesta pernikahan atau acara lainnya. Karena bentuk
dari konsep garapan baik dari tema, musik, desain atas, desain lantai serta
perlengkapan-perlengkapan yang sesuai dengan elemen koreografi pada tarian Piring Hoyak
Badarai ini bersifat tari kreasi yang bersifat entertaint, didalamnya juga terdapat sesi
menginjak pecahan kaca yang membuat masyarakat yang melihatnya lebih tetarik kepada tari
Piring Hoyak Badarai ini. Disamping dari pada itu, konsep garapan yang tersusun dengan
rapi mulai dari desain gerak yang digunakan tidaklah rumit saat ditarikan, pola lantai yang
bervariasai, level yang ada dalam tari ini juga
bervariasi, desain bunyi musik yang diarasement baru menjadi lebih meriah, serta kostum
yang digunakan pun tidak membuat penari terganggu saat menarikannya.

Tari Piring Hoyak Badarai diciptakan oleh Randi Rivandika pada 22 November 2014. Tari
ini merupakan salah satu tari kreasi garapan baru yang berangkat dari ide-ide koreografer itu
sendiri dan tari ini bersumber dari garapn gerak yang berpolakan tradisi , sehingga
terbentuklah dalam garapan entertaint atau tarian yang digunakan sebagai media hiburan
pertujukkan. Secara teori koreografi tari Piring Hoyak Badarai yang telah diciptakan oleh
Randi memuat beberapa elemen komposisi tari.

4.PROSES GARAP KOREOGRAFI TARI RUMEKSA DI SANGGAR TARI DHARMO


YUWONO KABUPATEN BANYUMAS

Penulis : Alisahatun Atikoh


Agus Cahyono
Jenis Jurnal : -
Tahun Terbit : 2018
Link:http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jst

•Deskripsi
Tari Rumeksa merupakan tari kreasi yang diciptakan oleh Ibu Kustiah dan tim. Proses
penciptaan tari Rumeksa terinspirasi dari kesenian Lengger Banyumasan.

Proses eksplorasi dilakukan oleh Ibu Kustiah dan tim sebagai pencipta tari Rumeksa
melakukan pengamatan dimulai dari sifat dan karakter masyarakat Banyumas terhadap suatu
kesenian yang memiliki selera yang berbeda dan menyukai kesenian berdurasi singkat padat
dan dinamis. Sesuai dengan penggambaran masyarakat kabupaten Banyumas yang suka
bekerja keras, tegas dan trampil. Pendekatan dan
pengamatan tersebut diharapkan dapat memperbanyak ide-ide atau gagasan maupun imajinasi
yang akan dituangkan dalam bentuk gerak hingga menjadi sebuah tarian.
Proses pengamatan selanjutnya yaitu dengan mengamati gerak-gerak tari Lengger dengan
memutar video tari Lengger. Eksplorasi gerak yang dilakukan yaitu gerak-gerak tari Lengger
seperti pada gerakan penthangan cutat sampur dan gerakan lembehan variasi. Gerakan
penthangan cutat sampur pada tari Lengger dilakukan dengan kaki maju kanan-kiri, tangan
menthang- tekuk mlumah sampai setinggi mata kemudian mundur kaki kiri, tanjak kanan,
tangan cuthat sampur kanan-kiri dilakukan dengan kemayu dan patah-patah.

Bentuk koreografi tari Rumeksa meliputi :


1) Judul
2) Pola Garap
3) Gerak
4) Musik atau Iringan
5) Tata rias
6) Tata busana
7) Properti

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai proses koreografi tari Rumeksa maka
dapat diambil kesimpulan bahwa tari kreasi baru yang diciptakan oleh Ibu kustiah dan tim,
termasuk tari dalam kategori tari tunggal yang biasa di tarikan kelompok atau masal. Proses
penciptaan tari Rumeksa berasal dari ide bapak Mardjoko selaku bapak bupati
Banyumaspada tahun 2008 sampai 2013. Kata Rumeksa berarti menjaga, dengan terciptanya
tari Rumeksa merupakan upaya pemerintah kabupaten
Banyumas untuk menjaga atau melestarikan kesenian Lengger semalam suntuk. Proses
koreografi tari Rumeksa meliputi proses penemuan ide, eksplorasi, improvisasi dan
komposisi.

5.PROSES KOREOGRAFI TARI BLAKASUTA

Penulis : Ardiansah
Jenis Jurnal : -
Tahun Terbit : 2014
Link: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jst

•Deskripsi
Koreografi tari Blakasuta merupakan karya tari baru yang digarap oleh mahasiswa jurusan
Pendidikan Sendratasik melalui mata kuliah koreografi. Idenya berasal dari ungkapan
masyarakat di kabupaten Banyumas yang menggambarkan sikap keterusterangan.

Mata kuliah koreografi pada pendidikan seni tari Universitas Negeri Semarang
mendeskripsikan bahwa mata kuliah koreografi merupakan mata kuliah bertingkat, diawali
dari mata kuliah kreativitas tari, komposisi tari kemudian koreografi tariMade (2008: 4).
Mata kuliah koreografi selanjutnya akan menjadi syarat mahasiswa untuk mengambil kata
kuliah pergelaran tari pada semester berikutnya. Sesuai dengan Satuan Acara Perkuliahan
(SAP) dan silabus mata kuliah koreografi tahun ajaran 2011/2012, mata kuliah koreografi
diambil oleh mahasiswa seni tari semester 5 (lima) ditempuh dengan beban mata kuliah 3
(tiga) SKS. Mata kuliah koreografi memiliki deskripsi mata kuliah bahwa mata kuliah
koreografi merupakan mata kuliah penciptaan sebuah karya tari yang didasarkan pada mata
kuliah kreativitas dan komposisi tari, dengan produk akhir setiap mahasiswa membuat satu
karya tari baru baik kelompok maupun
individu.

Tari Blakasuta merupakan tarian baru yang diciptakan oleh mahasiswa jurusan pendidikan
Sendratasik Universitas Negeri Semarang, hasil akhir dari mata kuliah koreografi. Tarian ini
terinspirasi dari
ungkapan yang berkembang pada masyarakat di kabupaten Banyumas, yakni Blakasuta yang
artinya berterus terang; apa adanya; tanpa tedheng aling-aling(Kamus Lengkap Bahasa Jawa,
2008: 33-34). Sikap blakasuta inilah yang menjadikan karakter masyarakat Banyumas.
Berdasarkan keadaan, muncul suatu ide untuk membuat tari yang menceritakan tentang sisi
lain dari sikap blaksuta.

SIMPULAN
Tahapan yang harus dilakukan dalam proses koreografi tari m’Blakasuta terdiri dari aspek
penting dalam koreografi, yaitu aspek pokok koreografi dan aspek pendukung koreografi.
Aspek pokok koreografi terdiri; 1) Proses penemuan ide yang peneliti angkat dari salahsatu
ungkapan masyarakat di kabupaten Banyumas yang menggambarkan keterusterangan / apa
adanya, yang dinamakan blakasuta. Penemuan ide diawali dengan proses perenungan yang
selanjutnya
koreografer merumuskan ide hasil perenungan; 2) Proses pembuatan konsep, terdiri dari
proses perumusan konsep dan proses analisis konsep; 3) Proses Eksplorasi, terdiri dari proses
eksplorasi musik, eksplorasi gerak dan eksplorasi tata rias dan busana; 4) Proses Komposisi,
merupakan tahap yang
terdiri atas proses mengkomposisikan musik, gerak dan tata rias dan busana; dan 5) Proses
Improvisasi, yaitu proses pengimprovisasian gerak. Aspek pendukung koreografi antara lain
gerak, tenaga ,ruang, danwaktu, tata rias dan busana. Tari Blakasuta merupakan tari
kontemporer yang berpijak pada gerak tradisi, dikemas dalam tiga adegan, memiliki
ragamgerak yang terdiridari1) mikir, 2) tarung biyung, 3) ngimpleng.4) mlaku nyilang, 5)
mbeol puser, 6) mlaku ngede, 7)mbeyekan, 8) awasan, 9) klambon, 10) welingan, 11) mlayu
ngeter, 12) guyub gebug, 13) guyub tangan, dan 14) mlayu ngeter.

6.KOREOGRAFI DAN FUNGSI TARI GAGRAK MARITIM DI KAMPUNG SENI KOTA


TEGAL

Penulis : Ero Siska Zairani


Agus Cahyono
Jenis Jurnal : -
Tahun Terbit : 2020
Link:http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jst

•Deskripsi
Kampung Seni Kota Tegal merupakan sebuah tempat di kawasan wisata Pantai Alam Indah
Kota Tegal yang di dalamnya berisi sebuah komunitas yang anggotanya memiliki minat
tinggi terhadap seni, khususnya kesenian khas Kota Tegal. Kampung Seni Kota Tegal
berfungsi sebagai tempat atau wadah dari
para seniman untuk berkarya, baik seniman lukis, seniman musik, seniman tari, seniman
teater maupun seniman sastra di Kota Tegal. Produk atau karya seni yang sudah diciptakan
oleh Kampung Seni Kota Tegal antara lain sampak tegalan, lagu-lagu tegalan, berbagai
macam judul teater dan sebuah tari yang diberi nama Tari Gagrak Maritim.

Tari Gagarak Maritim merupakan karya tari yang diciptakan pada tahun 2013 oleh Wahyu
Ranggati, seorang seniman tari dan teater dari Kota Tegal. Tari Gagrak Maritim terinspirasi
dari kehidupan nelayan di wilayah pesisiran Kota Tegal. Kata gagrak memiliki arti semangat
yang menggambarkan semangat para nelayan yang sedang bekerja mencari ikan dan maritim
yang memiliki arti laut yaitu menceritakan kehidupan penduduk di sekitar pesisir pulau Jawa
khususnya Kota Tegal. Oleh karena itu, tari Gagrak Maritim dapat diartikan sebagai tari yang
menggambarkan semangat para nelayan yang sedang bekerja mencari ikan di laut.

Tari Gagrak Maritim merupakan tari kreasi baru, karena tari Gagrak Maritim diciptakan
oleh seorang
koreografer tari dan terinspirasi dari gerak�gerak tari tradisional yang sudah ada dan
kemudian dikembangkan. Penciptaan atau garapan tari baru bagi kalangan seniman tari
khususnya di wilayah nusantara lebih dikenal dengan istilah “koreografi tari kreasi baru”.
Istilah koreografi kemudian menjadi sebutan atau makna untuk garapan atau komposisi jenis
tari kreasi baru seperti Tari Gagrak Maritim. Menurut Hadi (2011, h.8) koreografi
mempelajari dasar-dasar pengetahuan atau metode penataan tari meliputi konsep, teori,
maupun prinsip-prinsip menciptakan atau seni menata gerak-gerak tari.

Koreografi Tari Gagrak Maritim terdiri dari bentuk dan proses koreografi. Bentuk Tari
Gagrak Martim meliputi pola tari yang meliputi bagian awal, inti dan akhir. Gerak dalam Tari
Gagrak Maritim yang terdiri dari dua bagian yang masing-masing bagian memiliki empat
pola yaitu pola A, Pola B, pola C dan Pola D. Pada ragam pola B terdapat ragam gerak
gagrak 1, gagrak 2, gagrak 3 dan gagrak 4 sedangkan pola C terdapat ragam gerak gagrak 5,
gagrak 6, gagrak 7 dan gagrak 8. Tari Gagrak Maritim mengusung tema lingkungan yaitu
menggambarkan nelayan yang sedang bekerja disekitar Pantai Alam Indah Kota Tegal. Rias
yang digunakan pada Tari Gagrak Maritim adalah rias korektif yaitu rias yang menutupi
kekurangan dan menyempurnakan wajah penari. Busana yang digunakan dalam Tari Gagrak
Maritim adalah kebaya dan rompi berwarna biru, jarik motif berwarna biru sebagai
penggambaran laut dan sabuk
berwarna merah yang menggambarkan semangat para nelayan. Properti Tari Gagrak Maritim
tidak digunakan pada saat menari tetapi digunakan pada saat teaterikal sebelum dan sesudah
tari Gagrak Maritim adalah jala, kepis dan tenggok.Proses koreografi Tari Gagrak Maritim
terdiri dari proses eksplorasi yang dilakukan oleh pencipta tari dengan observasi dan
mengamati aktivitas para nelayan di seitar Pantai Alam Indah Kota Tegal, proses improvisasi
yang dilakukan oleh pencipta tari dengan melakukan gerakan spontan dan berdasarkan
pengalaman seni yang sudah dimiliki oleh pencipta tari dan tahap akhir dari proses koreografi
yang dilakukan oleh pencipta tari adalah menyusun elemen�elemen pendukung lain seperti
iringan, pola lantai, tata rias dan tata busana yang digunakan untuk pementasan Tari Gagrak
Maritim.Fungsi Tari Gagrak Maritim sebagai media pendidikan dapat dilihat pada fungsi
multilingual, multidimensional dan multikultural. Fungsi multilingual ditunjukkan dengan
peserta pelatihan yang mampu mengekspresikan diri pada saat menari dengan menjiwai
sebagai seorang
nelayan dan tersenyum sebagai gambaran kegembiraan para nelayan. Fungsi
multidimensional ditunjukkan dengan sikap peserta pelatihan pada saat dan setelah belajar
Tari Gagrak Maritim, sikap tersebut antara lain sikap religius, semangat, kerja keras, gotong
royong, tanggung jawab, peduli lingkungan dan peduli sosial. Fungsi multikultural
ditunjukkan dengan upaya pengenalan Tari Gagrak Maritim kepada peserta pelatihan tentang
budaya dan kesenian khususnya Tari Gagrak Maritim Kota Tegal.

Berdasarkan beberapa jurnal di atas yang membahas tentang koreografi dapat disimpulkan
bahwa koreografi adalah :

1) Koreografi adalah seni menyusun atau menciptakan serta mengubah gerak-gerak


tarian hingga pada akhirnya menjadi sebuah tarian yang utuh dan dapat dinikmati
oleh semua penikmat
2) koreografer adalah orang yg ahli dalam mencipta dan menggubah gerak tari.
3) Koreografi disebut juga sebagai komposisi tari merupakan seni membuat/merancang
struktur ataupun alur sehingga menjadi suatu pola gerakan-gerakan. Istilah komposisi
tari bisa juga berarti navigasi atau koneksi atas struktur pergerakan. Hasil atas suatu
pola gerakan terstruktur itu disebut pula sebagai koreografi.

Anda mungkin juga menyukai