Anda di halaman 1dari 5

Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya

e-ISSN:2623-0305
V ol.01 No. 01, November 2020
1

Estetika Pada Kesenian Tari Piring Minangkabau Sumatera Barat

Rizal Febriananda1), Alvina Destri Natasya2), Sekar Arum Puspita Dewi3).

Program Studi Desain Komunikasi Visual


Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Indraprasta PGRI
Jl. Nangka 58 Tanjung Barat, Jakarta Selatan, 12530

Abstrak
Seni adalah suatu kemampuan yang dibuat oleh manusia secara sadar dan diperoleh dari
berbagai pengalaman, pengamatan dan wawasan budaya. Seni merupakan suatu bentuk ekspresi
yang memiliki nilai estetika di dalamnya. Seperti seni pertunjukan dari tari piring yang berasal
dari Minangkabau ini mengandung nilai estetika. Estetika sendiri merupakan suatu bentuk yang
dapat diresap oleh sistem inderawi manusia. Nilai estetika yang terdapat dalam wujud seni
pertunjukan merupakan kesenian yang dapat dinikmati melalui indera penglihatan manusia.
Sepeti tari Piring yang mengandung nilai estetika dari gerakan yang ditampilkan. Metode
penelitian yang akan digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan fakta-
fakta dari daftar pustaka. Peneliti membuat penelitian ini untuk mengetahui dan
mendeskripsikan nilai estetika tari Piring untuk menambah wawasan dan melestarikan wujud
kesenian Nusantara.

Kata Kunci: Tari Piring, Nilai Estetika, Keindahan, Penyajian Tari, Kebudayaan

Abstract

Art is an ability made by humans consciously and obtained from various experiences, observations and
cultural insights. Art is a form of expression that has an aesthetic value in it. Like the performing art of the
plate dance originating from Minangkabau, it contains aesthetic values. Aesthetics itself is a form that can
be absorbed by the human sensory system. The aesthetic value contained in the form of performing arts is
art that can be enjoyed through human vision. Like the plate dance which contains the aesthetic value of
the movement. The research method used is a qualitative descriptive method using facts from the
bibliography. Researchers make this research to see and describe the aesthetic value of the plate dance to
add insight and preserve the art form of the archipelago.

Keywords: Plate Dance, Aesthetic, Beauty, Art, Culture

Correspondence author: Name, E-mail, City, and Country

This work is licensed under a CC-BY-NC

Jurnal Kreasi Seni dan Budaya | Vol. 01 No.01 November 2020


PENDAHULUAN

Kebudayaan merupakan salah satu hal yang tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan
masyarakat. Adanya kaitan yang begitu besar antara kebudayaan dan masyarakat menjadikan
kebudayaan tersebut sebagai suatu hal yang sangat penting bagi manusia di mana masyarakat
tidak dapat meninggalkan suatu budaya yang sudah dimilikinya. Kebudayaan adalah kompleks
yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, adat dan kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan oleh sekumpulan anggota masyarakat (Soerjono, 2009:150-151). Karya seni
merupakan ekspresi perasaan manusia yang diciptakan sebagai bentuk persepsi yang menikmati
melalui sistem idera dan pencintraan. Sesuatu yang dapat dinikmati melalui sistem inderawi
merupakan suatu esensi dari adanya kesenian itu sendiri sehingga kesenian mengandung nilai
estetika yang dikemukakan dalam bentuk wujud pertunjukan. Keseluruhan pengetahuan manusia
sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan
menjadi pedoman tingkah lakunya. Salah satu kebudayaan yang memiliki daya tarik tersendiri di
lingkungan masyarakat adalah kesenian tari. Menurut (Resi Septiana Dewi 2012:01) dalam buku
berjudul Keanekaragaman Seni Tari Nusantara, “seni tari adalah hasil karya cipta manusia yang
diungkapkan melalui media gerak yang memiliki keindahan”

Gambar 1. Contoh gerakan Tari Piring

Tari Piring yang berasal dari Suku Minangkabau memiliki sejarah dimana pada jaman
dahulu sebagian masyarakat Minangkabau memiliki pekerjaan sebagai petani. Pada saat istirahat
sambil menunggu makan siang, petani memainkan piring yang dipegang dengan memutar – mutar
piring dan membuat atraksi dari piring itu sendiri. Atraksi tersebut lama - kelamaan menjadi
sebuah tarian, yang dinamakan Tari Piring. Tari Piring diiringi alat musik gendang, galembong,
serunai, dan alat tiup lain yang terbuat dari batang padi, akan tetapi bagi seniman – seniman yang
ada di Sumatera Barat menciptakan tari piring dengan berpijak pada tari piring tradisi yang
dikembangkan sesuai dengan keinginan seniman itu sendiri. Tari piring juga dimiliki oleh
masyarakat Melayu yang dilaksanakan pada Malam Berinai. Khususnya pada masyarakat melayu
Sumatera Utara yang berada di Pesisir Timur yaitu Serdang Bedagai.

Gerak dan tari merupakan satu kesatuan, karena dengan adanya gerak maka munculah
sesuatu yang disebut dengan tari, tari adalah ungkapan jiwa manusia lewat gerak badan yang
berirama yang dapat diiringi dengan bunyi-bunyian dan memiliki keindahan (Utina 2009: 4)

METODE PENELITIAN

Menurut penulis jurnal penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan
menggunakan data-data yang diperoleh dari studi pustaka. Menurut (Nazir, 1988) metode
deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu
set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Dari
metode ini peneliti memperoleh data-data yang valid untuk objek yang sedang diteliti. Peneliti
Jurnal Kreasi Seni dan Budaya | Vol. 01 No.01 November 2020
mendapatkan hasil penelitian dari jurnal ilmiah beserta artikel yang ada di internet. Pemilihan
jenis penelitian ini disebabkan karena penelitian kualitatif lebih tepat digunakan untuk penelitian
perilaku manusia atau budaya pada situasi sosial. Sehubungan dengan itu, penelitian kualitatif
memiliki ciri-ciri sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (1982) bahwa :
“Qualitative Research has the natural setting as the direct source of data and the researcher is
the key instrument, qualitative research is descriptive, qualitative research are concerned with
procces rather than simply with outcomes orang tua products, qualitative research tend to analyze
their data inductively, "Meaning is of essential concern to the qualitative approach". Objek
penelitian dalam penelitian ini adalah nilai estetika dalam tari Piriang Jorong Limau Sundai.
Segala gejala yang berhubungan dengan estetika pada uniti tari Piriang Limau Sundai merupakan
objek penelitian yang akan diamati.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai estetika yang terkandung dalam tari
Piring yang berasal dari Minangkabau. Tari Piring mengandung gerakan-gerakan silat. Properti
yang digunakan pada tarian ini adalah piring yang diberi lubang dibagian tengahnya untuk
menghasilkan bunyi khas dari piring yang menimbulkan perasaan gembira setelah memanen padi.
Untuk menampilkan pertunjukan ini penari dituntut untuk seimbang dan lincah dalam memainkan
piring-piringnya. Pertunjukan tari Piring ini ditarikan dengan jumlah orang yang genap yang berisi
laki-laki dan perempuan. Tari piring ditampilkan dalam sebuah acara-acara tertentu seperti
upacara adat dan penyambutan tamu. Perwujudan kesenian tari mengandung nilai estetika didalam
gerakannya karena tanpa gerakan belum bisa dikatakan sebagai tari karena ekspresi jiwa manusia
yang terlahir melalui gerak disebut tari.

Gambar 2 Contoh Gerakan Tari Piring

Gambar 3 Contoh Gerakan Tari Piring

Jurnal Kreasi Seni dan Budaya | Vol. 01 No.01 November 2020


Berikut gerakan yang mengandung nilai estetika tari Piring:

1. Gerak Maniti Pamatang

Gerak maniti pamatang merupakan gerakan pertama sebagai pembuka yang


ditampilkan dalam tari Piring. Gerakan ini menggambarkan seseorang yang sedang
berjalan dengan hati-hati ditengah sawah. Pada gerakan ini penari bergerak jalan
sambal memainkan piring yang dibawa. Estetika dalam gerakan ini adalah ayunan
tangan yang digerakan ke depan dan ke belakang dengan kaki yang sedikit ditekuk
sambal berjalan pelan seperti orang yang sedang berhati-hati.

2. Gerak Ramo-Ramo Tabang

Gerakan ini merupakan gerakan kedua yang memainkan piring dengan cara
memutarkan piring menggunakan telapak tangan dan membentuk angka delapan
sambal mengelilingi piring yang sudah diatur dalam bentuk lingkaran. Gambaran dari
gerakan ini adalah geraka dari kupu-kupu yang terbang beterbangan mencari makan di
sawah. Estetika yang terkandung pada gerakan ini adalah bentuk kebersamaan untuk
saling menolong saat panen.

3. Gerak Mengikat Tali Jawi

Gerakan ini memiliki estetika yang terlihat pada kelincahan para penari dalam
memainkan piringnya dengan memutar secara ke atas dan ke bawah serta menggerakan
kaki ke depan dan ke belakang. Arti dari gerakan ini yaitu kegiatan seseorng yang
sedang menggulung atau mengikat tali sapi supaya tidak lepas.

4. Gerakan Mengisai Jerami

Estetika pada gerakan ini adalah penari jongkok diatas deretan piring dengan
menggerakan tangan bervolume besar menghadap serong kiri dan kanan secara
bergantian. Arti dari gerakan ini yaitu bagaimana petani siap panen dengan
memisahkan padi dan bantatnya.

5. Gerakan Maalau Buruang

Estetika yang terdapat pada gerakan ini terlihat dari ayunan tangan dari belakang
ke depan dengan volume yang besar dengan kaki pitunggua. Arti dari gerakan ini
adalah seorang petani yang sedang mengusir burung di sawah agar tidak memakan padi
mereka.

6. Gerakan Mairiak Padi

Estetika yang terdapat pada gerakan ini terlihat dari kelincahan kaki penari
melompat-lompat dengan memainkan piring didepan dada dan digerakan ke atas ke
bawah. Arti gerakan ini adalah menggambarkan petani yang sedang memisahkan padi
yang berisi dan padi yang kosong dengan menginjak-injak padi.

7. Gerakan Tapuak Rangik

Estetika yang terlihat di gerakan ini adalah gerakan yang mempertemukan tangan
kiri dan kanan yang memegang piring dengan tenaga yang membutuhkan kontrol dan
konsentrasi supaya pecahan piringnya tidak mengenai penonton. Gambaran pada
gerakan ini petani yang sedang memukul nyamuk supaya tidak menggigit mereka yang
sedang bekerja disawah
Jurnal Kreasi Seni dan Budaya | Vol. 01 No.01 November 2020
SIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa wujud estetika tari Piring terdapat pada gerakan tariannya.
Susunan gerakannya juga beralaskan dari adat istiadat masyarakat Minangkabau yang Sebagian
besar seorang petani. Tari piring juga dikatakan estetis karena kesenian gerak ini mengandung
unsur-unsur seni dan mencerminkan pola hidup masyarakat Minangkabau. Selain itu juga karena
tarian ini bersifat pertunjukkan dan dapat dinikmati dengan idera penglihatan manusia dapat
dikatakan bahwa tari Piring ini mengandung nikai estetika.

DAFTAR PUSTAKA

Soerjono, Soekanto. (2009). Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers


Dewi, Resi Septiana. (2012). Keanekaragaman Seni Tari Nusantara. Jakarta: PT. Balai Pustaka
Susanti, M., & Erlinda, E. ESTETIKA TARI PIRIANG SULUAH DI NAGARI
GUNUANG PADANGPANJANG SUMATERA BARAT. Gorga: Jurnal Seni Rupa,
8(1), 143-149.
Desfiarni, D. (2013). Tinjauan Estetika Tari Piriang Jorong Limau Sundai Pasir Talang
Solok Selatan. Humanus, 12(2), 120-129.

Jurnal Kreasi Seni dan Budaya | Vol. 01 No.01 November 2020

Anda mungkin juga menyukai