Anda di halaman 1dari 13

HUSIP-HUSIP DALAM TORTOR HATA SOPISIK PADA MASYRAKAT

BATAK TOBA : KAJIAN INETRAKSI SIMBOLIK

Golda S Simarmata
Sitti Rahma

Prodi Seni Tari


Abstract

This study aims to determine how the origins Tortor Hata Sopisik, symbolic interactions contained
in Husip Hata - husip in tortor tortor Sopisik and form of presentation Hata Sopisik in Batak
Toba society .

The population in this study is the Toba Batak society who are in Samosir regency , artists and
local traditional leader.

The method used is descriptive qualitative . To complete the data in this study , researchers
conducted field observations , video , interviews and documentation.

The results based on the data collected can be seen that the origin of the creation of Tortor Hata
Sopisik was when it was created Gondang Naposo implemented Tortor Hata Sopisik as disclosure
media love for the young generation ( Naposo ) Batak Toba . Uniqueness that is characteristic of
Tortor Hata Sopisik contained in Husip - husipnya . Husip - husip which means whisper , is a
symbolic interaction that has meaning disclosure of his love for the opposite sex among the young
generation ( Naposo ) .

Kata Kunci: Husip - husip in Tortor Hata Sopisik, Tortor Hata Sopisik in Batak Toba society,
Symbolic Interaction Studies

PENDAHULUAN
Tari sebagai cabang kesenian, turut
Kesenian adalah salah satu produk melengkapi kebutuhan jiwa manusia.
budaya yang dalam kehidupannya Tari adalah keindahan ekspresi jiwa
selalu tidak pernah lepas dari manusia yang diungkapkan
masyarakat, yang merupakan salah berbentuk gerak tubuh yang
satu unsur yang terdapat dalam diperhalus melalui estetika. Seperti
kebudayaan, dimana mencakup yang dikemukakan Edi Sedyawati (
aktivitas dari masyarakat itu sendiri, 1981 : 10 ) bahwa “ tari merupakan
yang menggambarkan dari masing- warisan budaya Indonesia yang harus
masing daerah tempat kesenian itu dikembangkan selaras dengan
hidup dan berkembang. perkembangan masyarakat. Oleh
karena itu tari- tarian yang yang mempunyai peranan penting dalam
merupakan warisan budaya aktivitas kehidupan mereka yang
Indonesia harus tetap dijaga dan berkaitan dengan kehidupan spritual
dilestarikan agar tidak punah. dan sosial kemasyarakatannya.
Selain tortor masyarakat Batak Toba
Kabupaten Samosir merupakan salah juga mempunyai kesenian di bidang
satu kabupaten baru di Provinsi musik yang sering disebut gondang /
Sumatera Utara dengan wilayah margondang (memainkan alat musik
administrasi pemerintahan sebanyak tradisional Batak Toba ). Menurut
sembilan kecamatan dan seratus 1 tradisi, adat masyarakat Batak Toba
sebelas desa serta enam kelurahan Tortor dan gondang menjadi bagian
dengan batas-batas wilayah Sebelah yang tidak terpisahkan dalam setiap
Utara berbatasan dengan Kabupaten kegiatan pada masayarakat Batak
Karo dan Kabupaten Simalungun, Toba.
Sebelah Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Tapanuli Utara dan Tari merupakan ekspresi jiwa
Kabupaten Humbang Hasundutan, manusia yang diungkapkan melalui
Sebelah Timur berbatasan dengan gerak tubuh. Pada masyarakat Batak
Kabupaten Toba Samosir, Sebelah Toba, tari disebut juga tortor,
Barat berbatasan dengan Kabupaten merupakan sarana penyampaian
Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat ( ekspresi jiwa manusia melalui gerak-
Sibarani,Sadar 2006 : 1 ) gerak tubuh yang memiliki maksud
dan tujuan tertentu. Hal ini dapat
Sama halnya dengan daerah lainnya dilihat dalam kehidupan generasi
Kabupaten Samosir memilki muda Masyarakat Batak Toba
kesenian yang sangat kaya salah terdapat nilai, norma, adat yang
satunya adalah tari ( tortor ). harus dijaga dalam menyampaikan
Penduduk asli yang mendiami cinta secara tradisi Budaya Batak
kabupaten ini adalah suku Batak yang diangkat dalam tari (Tortor ).
Toba. Dalam kehidupan masyrakat Tari (Tortor ) yang dimaksud disini
tradisional Batak Toba, tari ( tortor ) sebagai sarana pengungkapan rasa
cinta secara tradisi budaya Batak berupa pengungkapan rasa cinta yang
adalah Tortor Hata Sopisik . Pada dimulai dari perkenalan sampai
Tortor Hata Sopisik tergambar kepada saling sepakat untuk menjalin
bagaimana adanya interaksi antara hubungan percintaan.
penari pria dan wanita dalam
pengungkapan perasaan cinta yang Berdasarkan latar belakang di atas,
disimbolkan dengan berbisik ( peneliti ingin mengkaji lebih dalam
Husip-husip ). keunikan aturan-aturan menari serta
interaksi yang berlangsung dalam
Pada zaman dahulu pergaulan muda- Tortor Hata Sopisik Penelitian ini
mudi menurut adat Batak diatur juga dimaksudkan sebagai bentuk
secara adat, artinya ada etika, norma pelestarian budaya dan bentuk
yang harus dipatuhi oleh kesenian yang ada pada masyarakat
masyrakatnya. Untuk itu dalam Batak Toba.
Tortor Hata Sopisik tercermin
bagaimana nilai, etika pergaulan Dari uraian di atas maka
yang diwujudkan ke dalam seni tari permasalahan penelitian ini dapat
tradisi. Oleh sebab itu perlu dikaji diidentifikasikan menjadi beberapa
dan diteliti bagaimana bentuk Tortor bagian yaitu :
Hata Sopisik yang didalamnya 1. Bagaimana asal-usul Tortor Hata
terdapat keunuikan pada Husip-husip Sopisik pada Masyarakat Batak
nya . Dikatakan unik karena Husip- Toba ?
husip hanya terdapat pada Tortor 2. Bagaimana interaksi simbolik
Hata Sopisik yang dalam yang terdapat pada Tortor Hata
penyajiannya berlangsung interaksi Sopisik pada Masyarakat Batak
antara laki-laki dan perempuan, Toba ?
disamping itu Tortor Hata Sopisik 3. Bagaimana bentuk penyajian
yang disimbolkan melalui garak tari Tortor Hata Sopisik pada
(Tortor) memiliki makna tertentu Masyarakat Batak Toba ?
bagi generasi muda Batak Toba
(Napopso). Makna tersebut adalah
4. Bagaimana keberadaan Tortor 1. Mendeskripsikan Asal Usul tortor
Hata Sopisik pada Masyarakat Hata sopisik pada Masyarakat
Batak Toba ? Batak Toba
2. Mendeskripsikan bagaimana
Berdasarkan identifikasi maalah, interaksi simbolik yang terdapat
peneliti membatasi masalah pada tortor Hata sopisik pada
penelitian sebagai berikut : Masyarakat Batak Toba
1. Bagaimana asal-usul Tortor Hata 3. Mendeskripsikan bentuk
Sopisik pada Masyarakat Batak penyajian tortor Hata sopisik
Toba ? pada masyrakat Batak Toba
2. Bagaimana interaksi simbolik
yang terdapat pada Tortor Hata Adapun manfaat dari penelitian ini
Sopisik pada Masyarakat Batak adalah :
Toba ? 1. Sebagai masukan bagi peneliti
3. Bagaimana bentuk penyajian dalam menambah pengetahuan
Tortor Hata Sopisik pada dan wawasan mengenai Tortor
Masyarakat Batak Toba ? Hata Sopisik.
2. Sebagai bahan informasi tertulis
Supaya masalah dapat terjawab kepada masyrakat atau lembaga
secara akurat, maka masalah yang yang mengembangkan visi dan
akan diteliti itu perlu dirumuskan misi kebudayaan khususnya
secara spesifik”. Maka permasalahan dibidang kesenian tradisional
dalam penelitian ini dirumuskan 3. Sebagai bahan motivasi bagi
sebagai berikut : “Husip-husip dalam setiap pembaca yang menekuni
Tortor Hata Sopisik pada Masyrakat atau mendalami tari
Batak Toba : Kajian Interaksi 4. Diharapkan dapat membangkitkan
Simbolik “ keinginan masyarakat di
Tujuan yang ingin dicapai dalam Kabupaten Samosir untuk
penelitian ini adalah : melestarikan budaya
LANDASAN TEORITIS DAN dalam bahasa Batak disebut Tortor ,
KERANGKA KONSEPTUAL yaitu merupakan sebutan yang
melambangkan ekspresi jiwa
Landasan teoritis di dalam suatu manusia baik dalam sukacita,
penelitian digunakan untuk dukacita ataupun suasana lainnya
mengungkapkan teori-teori yang yang dituangkan dalam gerak tubuh
digunakan peneliti sebagai pedoman yang selaras dengan musik.
yang akan memudahkan peneliti
dalam memecahkan masalah yang 2. Pengertian Tortor
diteliti. Koentjaraningrat ( 2004 : 17 Secara leksikal, tortor berarti
) menjelaskan bahwa yang dimaksud gerakan tari. Pengertian ini diambil
dengan landasan teori adalah “ dari kata kerja manortor (menari).
Patron, acuan ataupun pedoman Secara Etimologi kata tortor atau
dalam penyelesaian masalah suatu manortor berasal dari kata
penelitian“. Landasan teori yang manghutur atau matortor yang
digunakan dalam penelitian ini berarti bergetar (Hutasoit 1976 : 15).
adalah deskripsi dari hasil studi Sedangkan asal-usul tortor berasal
pustaka yang berkaitan dengan dari suara “turtur” dari langkah
pokok permasalahan yang akan suara orang yang berjalan di atas
diteliti serta acuan untuk mengetahui rumah (tumah suku Batak berbentuk
“ Husip-husip dalam Tortor Hata rumah panggung yang lantainya
Sopisik pada Masyrakat Batak Toba terbuat dari kayu). Kemudian
Kajian Interaksi Simbolik “. langkah tersebut diiringi dengan
irama gondang.
1. Teori Tari
Menurut BPH Suryadiningrat dalam 3. Pengertian Tortor Hata Sopisik
Nurwani ( 2007 : 12 ), tari adalah Kata Hata Sopisik memiliki makna
gerakan-gerakan dari seluruh bagian yang hampir sama dengan kata
tubuh manusia yang disusun selaras Husip-husip dan Marhusip yang
dengan irama musik serta artinya berbisik,. Marhusip
mempunyai maksud tertentu “ . Tari digunakan pada acara proses sebelum
ke jenjang perkawinan masyarakat melambangkan sesuatu. Simbolik
Batak Toba, sedangkan Husip-husip berasal dari bahasa Latin
digunakan untuk mengungkapkan isi “Symbolic(us)” dan bahasa Yunani
hati atau perasan dalam konteks “symbolicos”. Interaksi Simbolik
muda-mudi. Menurut Effendy (1989: 352) :
“suatu faham yang menyatakan
bahwa hakekat terjadinya interaksi
Tortor Hata Sopisik adalah tarian
sosial antara individu dan antar
yang mengungkapkan isi hati atau individu dengan kelompok,
kemudian antara kelompok dengan
perasaan cinta kepada lawan jenis.
kelompok dalam masyarakat, ialah
Pada Tortor Hata Sopisik ini karena komunikasi, suatu kesatuan
pemikiran di mana sebelumnya pada
terdapat empat bagian penting yang
diri masing-masing yang terlibat
menjadi urutan pengungkapan berlangsung internalisasi atau
pembatinan”.
perasaan. Pertama diawali dengan
perkenalan
6. Teori Bentuk Penyajian
Hermin (1980 :9) mengungkapkan
4. Pengertian Asal Usul
bahwa :
Asal-usul merupakan bagian dari
sejarah, yang menekankan “penyajian tari didukung oleh
beberapa unsur, yaitu : gerak tari
bagaimana terciptanya suatu hal. karena hakikat tari adalah gerak ,
Sejarah adalah peristiwa yang benar pola lantai (garis di atas lantai yang
dibentuk dan dilalui oleh penari,
– benar terjadi pada masa lampau. iringan tari ( musik yang
Menurut pendapat Ibnu Khaldun ( menghidupkan suasana tari), tata rias
dan busana (meliputi meliputi riasan
1985 : 10) : wajah dan busana yang membantu
menunjang karakter dari tari),
properti (seluruh peralatan yang
5. Teori Interaksi Simbolik digunakan dalam penyajian tari,
Menurut kamus komunikasi definisi tempat pementasan”.

interaksi adalah proses saling


Berdasarkan pendapat di atas, pada
mempengaruhi dalam bentuk
Tortor Hata Sopisik akan dijelaskan
perilaku atau kegiatan di antara
unsur-unsur pendukung penyajian
anggota-anggota masyarakat dan
definisi simbolik adalah bersifat
tari meliputi gerak tari, pola lantai, Masyarakat Batak Toba awalnya
iringan tari, tata rias dan busana. membentuk dan berkumpul pada satu
perkampungan dengan masyarakat
METODOLOGI PENELITIAN yang juga bermarga sama. Hal ini
Metode yang digunakan dalam membuat pemuda dalam proses
penelitian ini bersifat kualitatif, menemukan pemudi sebagai
yakni prosedur penelitian yang Rokkapnya ( jodoh) harus ke
menghasilkan data deskriftif berupa perkampungan lainnya dimana,
penjelasan berdasarkan wawancara tempat pemudi berlainan marga
dengan narasumber serta hasil dengan pemuda yang dalam adat
pengamatan terhadap objek batak mereka disebut marpariban.
penelitian. Pemuda-pemudi Batak Toba harus
mengikuti aturan-aturan, norma-
ISI norma dalam bergaul ( berinteraksi)
Letak Geografis Kabupaten Samosir dengan sesamanya.
terletak pada 20 24‘ - 20 25‘ Lintang
Utara dan 980 21‘ - 990 55‘ BT. Ketika Naposo (pemuda) dari sebuah
Secara Administratif Wilayah perkampungan ingin menjalin cinta
Kabupaten Samosir diapit oleh tujuh dengan Naposo (pemudi yang
Kabupaten, yaitu di sebelah Utara disebut paribannya), pemuda
berbatasan dengan Kabupaten Karo tersebut harus terlebih dahulu
dan Kabupaten Simalungun; di meminta izin ataupun restu kepada
sebelah Timur berbatasan dengan orang tua dari pihak perempuan yang
Kabupaten Toba Samosir; di sebelah ingin ditemuinya. Setelah mendapat
Selatan berbatasan dengan restu untuk bertemu dengan pemudi
Kabupaten Tapanuli Utara dan tersebut maka terlaksanalah
Kabupaten Humbang Hasundutan; Gondang Naposo. Dimana, Gondang
dan di sebelah Barat berbatasan Naposo ini merupakan media bagi
dengan Kabupaten Dairi dan naposo ( pemuda-pemudi) untuk
Kabupaten Pakpak Barat. saling bertemu dan manortor
bersama dengan aturan yang sudah
ada. Sabagai tujuan dasar Interaksi simbolik ungkapan rasa
dilaksanakannya Gondang Naposo cinta pada Tortor Hata Sopisik
adalah agar pemuda dapat menjalin tampak pada gerak Husip-husip.
cinta dengan pemudi yang diidamkan Husip-husip itu sendiri mempunyai
maka muncullah Tortor Hata Sopisik dua makna yaitu ungkapan yang
sebagai media mengungkapkan tidak boleh didengar oleh orang lain
perasaan cinta, dimana dan ungkapan perasaan cinta yang
pengungkapan rasa cinta pada Tortor diungkapkan melalui berbisik .
Hata Sopisik disimbolkan melalui
Husip-husip (berbisik). Kesepakatan kelompok masyarakat
Batak Toba yang dimaksud disini
Dalam adat masyarakat Batak Toba adalah khusus pada adat pergaulan
yang berhubungan dengan kehidupan muda-mudi yang membuat awal
muda-mudi (naposo) dikenal istilah terlaksananya Gondang Naposo yang
yang hampir serupa tetapi berbeda dihadirkan khusus untuk
peranannya yang disebut marhusip mempertemukan naposo (muda-
dan husip-husip. mudi) dan menyepakati Tortor Hata
Sopisik sebagai media untuk
Husip-husip dan Marhusip memiliki berinteraksi dan mengungkapkan
pengertian ynag hampir sama akan perasaan melalui simbol gerak tari
tetapi Marhusip digunakan pada yang disebut Husip-husip.
proses adat sebelum ke jenjang Husip-husip kajian interaksi
pernikahan. Marhusip artinya simbolik yang terdapat pada Tortor
membicarakan prosedur yang harus Hata Sopisik ada empat bagian.
dilaksanakan oleh pihak paranak Setiap bagian mengandung makna
(pihak laki-laki) sesuai dengan yang ingin disampaikan kepada
ketentuan adat setempat (ruhut adat lawan jenisnya.. Pertama diawali
di huta i) dan sesuai dengan dengan perkenalan. Perkenalan disini
keinginan parboru (pihak dimulai dengan menayakan Marga
perempuan). . yang menjadi hal paling penting,
karena hubungan akan bisa berlanjut
jika diketahui marga terlebih dahulu. menjalin hubungan. Hal ini juga
Pada masyarakat Batak Toba ditandai dengan daun pohon beringin
menjalin hubungan dengan yang (bane-bane) yang disematkan pihak
semarga tidaklah diizinkan. laki-laki di kepala pihak wanita,
dimana daun beringin bagi
Kedua ketika marga sudah diketahui masyarakat Batak Toba adalah
maka akan berlanjut pada lambang kesuburan yang menjadi
pengungkapan rasa cinta dan ingin perlindungan. Laki –laki akan
menjalin hubungan, disini pemuda melindungi wanita tersebut. Bagian
akan membisikkan isi hatinya kepada keempat yang menjadi puncak dari
pihak wanita yang disukainya yang tarian ini adalah kedua belah pihak
disimbolkan melalui gerak angguk- sudah saling setuju dan sepakat
angguk kepala pada pihak laki-laki menjalin hubungan yang berlanjut
dan geleng-geleng kepala pada pihak pada pernikahan untuk membentuk
perempuan yang memiliki makna satu rumah tangga yang baru.
bahawa pihak perempuan tidak Orangtua disini turut berperan untuk
langsung memerima ataupun memberi restu (mansabesabei ).
menjawab “iya”, akan tetapi pihak
laki-laki memberi kesempatan Gerak-gerak pada Tortor Hata
kepada pihak wanita untuk Sopisik tidak terlepas dari gerak-
mempertimbangkan ungkapan yang gerak dasar Tortor Batak Toba yang
dibisikkan pemuda tersebut. memiliki makna tersendiri pada
masyarakatnya. Adapun gerak-gerak
Bagian ketiga pemuda akan kembali dasar Tortor tersebut adalah sebagai
berbisik menanyakan jawaban dari berikut :
ungkapan perasaan yang sudah 1. Gerak Mangurdot, yang
dibisikkan pada bagian kedua mempunyai arti sebagai adanya
tersebut, kemudian pihak wanita tanda-tanda kehidupan atau awal
menjawab “ iya “ dengan gerakan yang mereka kerjakan.
mengangguk-anggukkan kepala 2. Gerak Somba, dalam bahasa
pertanda bahwa dia pun mau Batak berati sembah atau
menyembah, sembah kepada mereka sembah. Dengan
Tuhan Debata mula jadi na bolon bersatunya hati mereka tanpa
dan sembah atau penghormatan adanya rasa kecemburuan diantara
kepada masyrakat. sesama, maka segala keinginan
3. Gerak Manea (memikul beban mereka akan terkabulkan dan
masalah), pada gerak ini terwujud
mempunyai arti memberi dan 6. Gerak Embas, yang mempunnyai
menerima yang bermakna pada arti bahwa masyrakat Batak Toba
setiap kegiatan yang dilakukan berdasarkan keyakinan mereka
dimana adanya hubungan di bahwa tanah yang memberi
antara masyarakat, parhata kehidupan bagi masyrakatnya.
(peminta gondang), pargonsi
(pemusik), dan Tuhan sebagai Pada kehidupan masyarakat Batak
tempat meminta. Toba tortor dan musik gondang
4. Gerak Mangorai (menolak bala), ibarat koin yang tidak bisa
yang mempunyai arti dipisahkan, hal ini sesuai dengan
menghalangi atau menolak yang pepatah Batak mengatakan “ didia
mempunayi maksud, setiap adong gondang disi adong tortor”
pelaksanaan kegiatan yang sedang yang artinya Dimana terdengar
mereka kerjakan, agar tidak gondang disitulah terdapat tortor.
mendapat gangguan atau bisa juga Hal tersebut menyebabkan tortor
menolak gangguan atasa selalu tampil bersama gondang dan
ketidakseimbangan alam terhadap begitu sebaliknya. Gondang pada
masyarakat yang mengikuti masyarakat Batak Toba dilihat dari
kegiatan tersebut. ansambel musik yang diamainkan
5. Gerak Manghorus terdiri dari dua yaitu Gondang
(mengumpulkan berkat), Sabangunan dan Gondang Hasapi.
mempunyai arti masyarakat
Pelaksanaan Tortor Hata Sopisik
menyatukan segalakeinginan
biasanya berlangsung di tempat yang
dengan menyatukan hati dan
luas. Situasi pelaksanaan itu tentu
pikiran mereka kepada yang
seperti suasana hiburan di lapangan Husip-husip yang artinya berbisik
terbuka (Outdoor). Zaman dahulu adalah suatu interaksi simbolik yang
pelaksanaan Tortor Hata Sopisik mempunyai makna pengungkapan
sering di halaman rumah Batak. rasa cinta kepada lawan jenis
Pargonsi ditempatkan di bagian dikalangan generasi muda-mudi
balkon rumah Batak. Bagian balkon (naposo).
itu biasa disebut halangan gordang.
Pada Tortor Hata Sopisik ini
Busana merupakan pendukung dalam
terdapat empat bagian penting yang
sebuah pertunjukan dan masuk
menjadi urutan pengungkapan
kedalam unsur-unsur dalam
perasaan yang disimbolkan melalui
penyajian sebuah tari. Busana yang
gerak tari. Pertama diawali dengan
digunakan laki-laki terdiri dari Ulos
perkenalan. Perkenalan disini
Suri-suri Ganjang, Ulos Sibolang,
dimulai dengan menayakan Marga
Bintang Maratur. Busana yang
yang disimbolkan dengan gerak
digunakan perempuan terdiri dari
mengangguk-angguk kepala pada
Ulos Sibolang dan Bintang Maratur.
laki-laki dan menggeleng-gelengkan
kepala pada perempuan. Ketika
PENUTUP
marga sudah diketahui maka akan
Tortor Hata Sopisik merupakan
berlanjut pada pengungkapan rasa
Tortor dalam konteks muda-mudi
cinta. Bagian ketiga pemuda akan
yang awalnya muncul pada Gondang
kembali berbisik menanyakan
Naposo. Pada Tortor Hata Sopisik
jawaban dari ungkapan perasaan
terdapat empat bagian penting yang
yang sudah dibisikkan tersebut,
disebut Husip-husip yang artinya
kemudian pihak wanita menjawab “
berbisik. Husip-husip yang terdapat
iya “ dengan gerakan mengangguk-
pada Tortor Hata Sopisik
anggukkan kepala . Hal ini juga
merupakan keunikan yang menjadi
ditandai dengan daun pohon beringin
ciri khas dari Tortor ini, dikatakan
(bane-bane) yang disematkan pihak
unik karena Husi-husip hanya
laki-laki di kepala pihak perempuan,
terdapat pada Tortor Hata Sopisik .
dimana daun beringin bagi
masyarakat Batak Toba adalah Hermin, Kusmayati. 1989. Makna
lambang kesuburan yang menjadi Tari dalam Upacara di
Indonesia. pidato
perlindungan. Laki –laki akan
melindungi wanita tersebut. Bagian Hutasoit, 1979. Komunikasi Batak,
Jakarta : Bumi Aksara.
keempat yang menjadi puncak dari
tarian ini adalah kedua belah pihak Khabdul,Ibnu. 1985. Kamus Umum
Bahasa Indonesia, Jakarta :
sudah saling setuju dan sepakat Rieneka Cipta.
menjalin hubungan yang
Koerantjraningrat, 2004.
disimbolkan dengan mengangguk- Kebudayaan, Mentalitas dan
anggukkan kepala pada kedua belah Pembangunan. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
pihak.
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu
Komunikasi Suatu Pengantar.
DAFTAR PUSTAKA Bandung : Remaja Rosdakarya.

Anya, Peterson Royce. 2007. The Nurwani. 2007. Pengetahuan Tari,


Antropology of Dance. Diktat Jurusan Sendratasik, FBS
Terjemahan F.X Widaryanto. Universitas Negeri Medan.
Bandung : STSI Press.
Purba, Mauly. 2012. Mengenal
Debora, Ester. 2012. Gondang Tradisi Gondang dan Tortor
Sabangunan pada Tortor Sigale- Batak Toba. Medan :
gale di Desa Tomok Kecamatan Universitas Sumatera Utara
Simanindo Kabupaten Samosir.
Skripsi. Universitas Negeri Rihard, Kraus, 2000. History Of The
Medan : Medan. Dance In Art and Aducation.
Effendy, Onong Uchjana. 1989. Terjemahan Dwi Wahyudianto.
Kamus Komunikasi. Bandung: Yogyakarta : Universitas Gajah
Mada.
Mandar Maju.
Fernandus, 2011. Struktur Tortor Sedyawati,Edi. 1981, Tari : Tinjauan
dalam Upacara Pernikahan Seni Pertunjukan. Jakarta :
Maasyarakat Batak Toba di Dunia Pustaka Jaya.
Kecamatan Siborong-borong.
Skripsi. Universitas Negeri Sedyawati,Edi, 2007, Budaya
Medan : Medan. Indonesia Kajian Arkeologi,
Seni dan Sejarah. Jakarta : Raja
Hadeli. 2006. Metode Penelitian Grafindo Persada
Kependidikan. Padang : Sibarani, Sadar, 2006, Raja Batak,
Quantum Teaching. Jakarta : Partano Bato
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Mata Kuliah. Universitas
Kuantitatif Kualitatif dan R & Airlangga.
D,Bandung : Alfabeta.
Tambunan,Betty. Perkembangan
Sukardi. 2003. Metodologi Tortor Batak Toba Tinjauan
Penelitian Kependidikan. Jakarta Terhadap Fungsi dan Bentuk
: Bumi Aksara. Surachmad. Penyajian. Skripsi. Universitas
1990. Metode Ilmu Dasar Negeri Medan : Medan.
Metode Teknik, Bandung :
Tarsito http://id.wikipedia.org/wiki/Tortor_B
atak_Toba
Suroso, Panji.2012. Teori
Interaksionisme Simbolik. Tugas http://sinaukomunikasi.wordpress.co
m/2011/08/20/interaksi-simbolik/

Anda mungkin juga menyukai