Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tari adalah gerak tubuh seseorang secara birama yang dilakukan di tempat
dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud
dan pikiran. Sebuah tarian sebenarnya merupakan perpaduan dari beberapa buah
unsur, yaitu wiraga (raga), wirama (irama), dan wirasa (rasa). ketiga unsur ini
melebur menjadi bentuk tarian yang harmonis. Menurut jenisnya tari digolongkan
menjadi tiga yaitu : Tari Rakyat, Tari Klasik, dan Tari Kreasi Baru. Pada tulisan
ini hanya akan membahas tentang tari kreasi.
Tari kreasi adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan
gerak tari tradisional kerakyatan dengan tradisional klasik. Gerak ini berasal dari
satu daerah atau berbagai daerah di Indonesia. selain bentuk geraknya, irama, rias,
dan busananya juga merupakan hasil modifikasi tari tradisi. Beberapa contoh tari
kreasi antara lain : tari oleg tambulilingan, tari tenun, tari wiranata, tari panji
semirang (Bali), tari kijang, tari angsa, tari kupu-kupu, tari merak (Jawa), tari
pattenung, tari padendang, tari bosara, tari lebonna (Sulsel).

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana pengertian Tari Kreasi
2) Bagaimana Sejarah dan perkembangan Tari Kreasi ?
3) Apa saja gerakan Tari Kreasi ?
4) Apa saja jenis-jenis dan Contoh Tari Kreasi ?

C. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui pengertian Tari Kreasi
2) Agar dapat mengetahui Sejarah dan perkembangan Tari Kreasi
3) Untuk mengetahui gerakan Tari Kreasi
4) Untuk mengetahui jenis-jenis Tari Kreasi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tari Kreasi


Tari kreasi adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan
gerak tari tradisional kerakyatan dengan tradisional klasik. Gerak ini berasal dari
satu daerah atau berbagai daerah di Indonesia. selain bentuk geraknya, irama, rias,
dan busananya juga merupakan hasil modifikasi tari tradisi. Bentuk tari yang lebih
baru lagi misalnya tari pantomim (gerak patah-patah penuh tebakan), operet
(mempertegas lagu dan cerita), dan kontemporer (gerak ekspresif spontan, terlihat
tak beraturan tapi terkonsep).
Contoh: tari oleg tambulilingan, tari tenun, tari wiranata, tari panji
semirang (Bali), tari kijang, tari angsa, tari kupu-kupu, tari merak (Jawa), tari
pattenung, tari padendang, tari bosara, tari lebonna (Sulawesi Selatan).
Tari kreasi baru adalah tari-tari klasik yang dikembangkan sesuai dengan
perkembangan jaman dan diberi nafas Indonesia baru. Tari kreasi baru merupakan
salah satu rumpun tari yang mengalami pembaharuan dari tari sebelumnya. Jenis
tarian ini dapat dikatakan pula sebagai tarian yang memiliki kebebasan dalam
penciptaannya. Saat menciptakan tarian ini, para koreografer akan mengacu pada
tari tradisi di daerah setempatnya. Beberapa koreografer bahkan ada yang
mengambil gerakan tari dari daerah-daerah lain dan mengkombinasikannya
sebagai gerak tari yang lepas dari ikatan-ikatan tradisi. Gerakan tari yang lepas
dari ikatan tradisi ini sering disebut dengan gerakan modern.
Endang Caturwati mengatakan, kreasi baru merupakan karya yang
dihasilkan atas kreativitas indvidual atau kelompok, sebagai karya yang ditata
dengan sentuhan atau cita rasa baru. Selain itu, pengertian tentang tari kreasi baru
juga dipaparkan oleh Arthur S Nalan sebagai berikut:
Hasil ciptaan – ciptaan tari yang muncul sekitar tahun 1950-an kerap kali
disebut dengan tari kreasi baru. Untuk lebih jelasnya tari kreasi baru merupakan
wujud garapan tari yang hidup relatif masih muda, lahir setelah tari tradisi

2
berkembang cukup lama, serta tampak dalam garapan tariannya itu telah ditandai
adanya pembaharuan-pembaharuan.

B. Sejarah Tari Kreasi


Menurut Rushana, sejarah perkembangan tari dibagi menjadi tiga periode
yaitu zaman masyarakat primitif, zaman masyarakat feodal, dan zaman
masyarakat modern.
a. Zaman masyarakat Primitif
Tari sudah ada sejak zaman primitif. Hal ini dapat dilihat di jalam
gambar-gambar yang ada di dinding goa. Pada zaman perunggu juga ditemukan
beberapa alat musik yang digunakan untuk mengiringi tari, yaitu nekara. Di
nekara terdapat orang yang sedang menari dengan kepala dihiasi bulu. Ini juga
membuktikan bahwa tarian sudah ada sejak zaman primitif.
Tari zaman masyrakat primitif bentuknya masih sederhana. Biasanya tari
itu hanya digunakan untuk upacara, sehingga bersifat magis dan sakral. Tarian
zaman primitif hanya menirukan gerakan-gerakan alam, seperti meniru gerakan-
gerakan manusia yang disebut mimitis atau meniru gerak-gerakan alam dan
binatang disebut imitatif.
b. Zaman Masyarakat feudal
Pada zaman ini, tidak semua tari berkembang di wilayah yang sudah diatur
dalam suatu organisasi yang disebut kerajaan, lengkap dengan tingkat-tingkat
birokrasinya (masyrakat feodal). Namun, ada juga tari yang berkembang di
masyrakat yang tatanannya sangat sederhana, Ini menggambarkan adanya tari
yang berkembang mencapai taraf tari klasik. Tari semacam ini disebut tari
tradisional klasik. Pada zaman ini, perkembangan gaya-gaya tari baku tidak hanya
untuk upacara, tetapi juga berfungsi untuk hiburan, dan seni pertunjukan atau
tontonan. Bahkan tari yang berfungsi sebagai tontonan sudah ada yang diatat
sedimikian rupa sehingga memiliki nilai artistik yang sangat tinggi

3
c. Zaman Masyarakat Modern
Perlu dicatat di sini bahwa perkembangan tari sudah semakin kompleks.
Tari oleh seseoang, dijadikan sebagai sarana untuk berprestasi. Lomba-lomba tari
atau festival tari sering dilaksanakan di berbagai tempat. Bahkan para seniman
mencoba menciptakan tari-tari yang lebih kreatif. Mereka memperbarai nilai dan
bentuk tari yang sekarang sering disebut kreasi baru.

C. Merangkai Gerak Tari Kreasi


Para pencipta tari merupakan orang-orang yang memiliki kreativitas tinggi
dalam bidang seni. Kreativitas gerak setiap pencipta tari tentu berbeda dan
menjadi ciri khas tarian tersebut. Setiap orang dapat menciptakan tari kreasi sesuai
dengan kemampuannya. Beberapa tokoh pencipta tari kreasi di Indonesia antara
lain Di dalam pengembangkan gerak tari kreasi juga harus diikuti pola lantai,
properti tari dan iringan tari. Namun hal yang penting dalam mengembangkan tari
kreasi untuk dapat dirangkai menjadi suatu tarian adalah gerak. Pada
perkembangannya ada tari kreasi yang diciptakan dengan gaya komikus tetapi
tetap berpijak pada tari gaya tradisional. Gaya komunikus ini menekankan pada
teatrikal dalam menari. Pada saat tertentu melakukan gerakan rampak tetapi pada
saat tertentu melakukan gerak masing- masing hampir mirip gerak improvisasi.
Pada gaya ini tari ditampilkan lebih jenaka atau lucu tetapi tidak lepas dari tradisi.
Pada penampilan tari selain dilakukan dengan gaya kreasi komikus sering juga
dilakukan secara kolaboratif.
Pada gaya ini biasanya dilakukan oleh beberapa kelompok penari yang
menari sesuai dengan gaya kreasi daerah tertentu tetapi kemudian mereka menari
bersama-sama gaya kreasi dari daerah lain dalam irama musik yang sama. Jadi
merangkai gerak tari gaya kreasi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara.

D. Properti Tari Gaya Kreasi


Properti seni tari adalah segala kelengkapan dan peralatan dalam
penampilan atau peragaan menari. Properti pada tari memiliki peran penting.
Properti dapat berfungsi sebagai simbol tari.

4
 Properti payung, pada tari daerah tertentu merupakan simbol sebagai
perlindungan atau pengayoman laki- laki pada perempuan. Properti
payung juga dapat bermakna kelembutan karena sering digunakan oleh
perempuan.
 Properti tari dapat juga berupa senjata seperti keris, tombak, tameng,
bahkan pistol.Tari Serimpi Pandelori dari keraton Mangkunegaran
Surakarta menggunakan pistol sebagai properti tari. Properti tari juga
dapat berupa selendang, kipas, bakul, sapu tangan, bulu-bulu burung atau
properti lain sesuai dengan tema dan judul tari.
 Ada properti tari yang sekaligus dapat dijadikan sebagai alat pengiring
tariannya. Tari tifa menggunakan tifa sebagai musik iringan tari sekaligus
sebagai properti. Tarian ini dapat kita jumpai di daerah Nusa Tenggara dan
juga Papua.

E. Iringan Tari Gaya Kreasi


Musik iringan tari merupakan musik yang berfungsi sebagai pengiring dari
sebuah tarian Tari gaya tradisional selain dicirikan melalui keunikan gerak dapat
juga dicirikan iringannya. Setiap tari berbeda-beda iringan yang digunakan sesuai
dengan tema dan judul tari. Iringan dengan musik instrumen tradisional sering
digunakan pada tari. Beberapa contoh iringan musik pada tari tradisional :

 Musik Sampek sering untuk mengiringi tari yang berkembang di daerah


Kalimantan,
 Seperangkat gamelan sering untuk mengiringi tari Jawa, Bali, Sunda.
 Musik Gondang untuk mengiringi tari Batak terutama Tor-tor.
 Musik Talempong untuk mengiringi tari daerah Minang.
 Musik gambus sering untuk mengiringi tari Melayu

Di dalam penciptaan karya tari memiliki prinsip ada kesesuaian antara


gerak tari tradisional yang dikembangkan dengan iringan yang digunakan. Jika
gerak yang dikembangkan mengacu pada tari daerah Sulawesi maka iringan yang
digunakan juga instrumen iringan tari dari daerah tersebut. Iringan tari dapat juga

5
menggunakan lagu-lagu dari kaset yang banyak beredar di pasaran. Pilihlah lagu
atau musik instrumen yang sesuai dengan tema dan judul tari yang akan
dikembangkan. Atau juga dapat membuat iringan tari sederhana dengan
menggunakan alat-alat musik perkusi yang tersedia seperti galon air, botol yang
diberi air, botol yang diberi isi pasir, tamborin, rebana, dan alat perkusi lainnya.
Iringan pada tari memiliki fungsi sebagai berikut :

 Sebagai iringan penyajian tari


 Menambah semarak dan dinamisnya tari
 Mengatur dan memberi tanda efektif gerak tari
 Pengendali dan pemberi tanda perubahan bentuk gerak
 Penuntun dan pemberi tanda awal dan akhir tari

Berlatih Merangkai Gerak Tari Gaya Kreasi dengan Hitungan


1. Gerakan berjalan sambil memukul tongkat kecil

 Hitungan satu-dua kedua tangan memukul tongkat ke kecil ke samping


kanan kaki melangkah atau berjalan.
 Hitungan tiga-empat kedua tangan memukul tongkat kecil ke samping kiri
kaki melangkah atau berjalan.
 Hitungan lima-enam gerakan sama dengan hitungan satu-dua.
 Hitungan tujuh-delapan gerakan sama dengan hitungan tiga-empat.
 Lakukan 4 x 8 hitungan .

2. Gerak ditempat sambil memukul tongkat kecil dan kaki diangkat Gerak di
tempat sambil memukul tongkat kecil dan kaki di angkat

 Hitungan satu-dua kaki kanan diangkat kedua tangan memukul kedua


tongkat kecil.
 Hitungan tiga-empat kedua tangan memukul tongkat kecil di depan dada.
 Hitungan lima-enam gerakan sama dengan hitungan satu-dua.
 Hitungan tujuh-delapan gerakan sama dengan hitungan tiga-empat.
 Lakukan 4 x 8 hitungan.

6
3. Gerak saling berhadapan dengan memukul tongkat

 Hitungan satu-dua kedua tangan memukul tongkat kecil di depan dada.


 Hitungan tiga-empat saling memukul tongkat kecil dengan teman saling
berhadapan.
 Hitungan lima-enam gerakan sama dengan hitungan satu-dua.
 Hitungan tujuh-delapan gerakan sama dengan hitungan tiga-empat.
 Lakukan 4 x 8 hitungan.

4. Gerak melangkah ke samping dan pergelangan tangan digerak atas bawah

 Hitungan satu-dua kaki kanan melangkah ke samping kanan diikuti kaki


kiri dan merapat dan kedua tangan merentang ke samping pergelangan
tangan digerakkan
 Hitungan tiga-empat kaki kiri melangkah ke samping kiri diikuti kaki
kanan dan merapat dan kedua tangan merentang ke samping pergelangan
tangan digerakkan
 Hitungan lima-enam gerakan sama dengan hitungan satu-dua
 Hitungan tujuh-delapan gerakan sama dengan hitungan tiga-empat
 Lakukan 4 x 8 hitungan

F. Tokoh Tari Kreasi Indonesia


Tokoh tari kreasi Indonesia antara lain Bagong Kusudiarjo, Didik Nini
Thowok, Retno Maruti, Sardono W. Kusumo, dan Eko Supriyanto. Contoh tari
kreasi nusantara adalah tari Oleg Tambulilingan (Bali), tari Jaran Goyang
(Jawa Timur), tari Karonsih (Jawa Tengah), tari Kipas Parentak (Jambi) dan tari
Loliyana (Maluku).

7
G. Perbedaan Tari Kreasi
Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :
1) Tari kreasi berpolakan tradisi
Merupakan kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari
tradisi, baik dalam koreografi, musik/karawitan, tata busana dan rias, maupun tata
teknik pentasnya.walaupun ada pengembangan tidak menghilangkan esensi
ketradisiannya.
2) Tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi (non tradisi)
Merupakan tari yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi
baik dalam hal koreografi, musik, rias dan busana maupun tata teknik pentasnya.
Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali
tidak menggunakan unsur-unsur tari tradisi mungkin saja menggunakannya
tergantung pada konsep gagasan penggarapannya. tarian ini juga disebut tarian
modern yang berasal dari kata ''modo'' yang berarti baru saja.

H. Ragam Tari Kreasi Nusantara


Tari kreasi baru adalah tari klasik yang diaransemen ulang dan
dikembangkan kembali sesuai perkembangan zaman, namun tetap
mempertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Tari kreasi baru
umumnya diciptakan oleh para pakar tari. Beberapa tari kreasi dapat kita lihat
pada karya-karya Bagong Kusudiarjo dan Sauti. Nah, berikut ini adalah beberapa
contoh tari kreasi baru tersebut.
1. Tari Nguri, Sumbawa
Tari Nguri adalah contoh tari kreasi baru yang
lahir dari lingkungan kerajaan Sumbawa.
Tarian ini merupakan tarian yang dipentaskan
untuk tujuan menghibur. Saat sang raja
Sumbawa ditimpa kesulitan, tarian ini akan
dimainkan para wanita istana untuk mengurangi kedukaan sang raja. Tari nguri
kini sering dipertunjukan sebagai tarian penyambut tamu. Saat menerima

8
kunjungan kerja dari pejabat terpandang dari Pusat, tari ini pasti akan dimainkan
sebagai bentuk penghormatan.
2. Tari kuntulan
Tari Kuntulan adalah contoh tari kreasi
baru yang lahir di awal abad 20-an dari
kebudayaan masyarakat Pemalang, Jawa
Tengah. Gerakan pada tarian ini identik
dengan gerakan pencak silat bernuansa
Islami karena memang terlahir di masa
perjuangan kemerdekaan. Saat ini tari kuntulan masih sering dipentaskan pada
acara-acara hajat atau saat upacara hari besar nasional.

3. Tari Merak, Jawa Barat

Contoh Tari Kreasi Baru selanjutnya


adalah tari merak. Tarian ini adalah tari
yang mengekspresikan keindahan burung
merak. Berbagai gerakan di dalamnya
diambil dari gerakan-gerakan burung
merak wanita. Tarian ini diciptakan oleh
Seniman Sunda, Raden Tjetje Somantri
pada pertengahan abad ke-19.

Bentuk Tari Kreasi (Tari Kreasi dari Tradisi dan Nontradisi


Pola tari kreasi berasal dari beberapa hal. Jenis kreasi tari yang
berkembang di masyarakat tidak terlepas dari pengaruh era globalisasi yang
menyelinap di sela kehidupan bermasyarakat, baik melalui media komunikasi
maupun internet yang mampu mencapai tempat terpencil sekalipun. Gaya-gaya
baru yang unik dan tetap memperlihatkan kekhasannya, seperti tarian yang
bersifat kedaerahan dengan sentuhan barupun bermunculan. Bentuk baru tersebut
menjadi gaya yang dimiliki perseorangan, bahkan mewakili daerah setempat.

9
Bermunculannya jenis tari dengan kekhasannya yang beragam merupakan
hasil kreativitas kreasi para seniman tari yang dikenali dari karyanya maupun
dikenali karena tokohnya. Pada zaman dahulu, banyak orang yang mewujudkan
gagasan orisinalitasnya ke dalam karya seni tari tanpa didasarkan tujuan material
atau profit oriented. Semua kreasi hanya sebagai sarana mengungkapkan gagasan
dan ekspresi jiwa.
Pengembangan pola-pola gerak tradisi menjadi tari kreasi telah mendapat
sentuhan kreativitas dari tangan koreogafernya. Misalnya, tari yang melahirkan
gaya dan keunikan yang dianggap baru dan hasilnya diterima masyarakat pada
masa itu. Dengan demikian, untuk jenis tari yang lahir dengan gagasan baru dan
unik dari tangan para koreografer Indonesia pada sebuah masa tertentu sering kali
disebut sebagai Tari Kreasi Baru (karya cipta hasil kreativitas yang baru).
Keunikan karya individual itu kemudian mengalami perjalanan panjang,
dan bergerak bersamaan dengan munculnya tari kreasi lainnya. Oleh karena itu,
dalam kurun waktu tertentu, tari kreasi baru ini bergeser karena kembali akan
mengkristal menjadi sebuah tari tradisi.

Gagasan kreativitas tari kreasi merupakan:


a) Hasil kreativitas pengembangan pada salah satu elemen atau unsur tari dan
pendukung lainnya;
b) Kreativitas dalam mengungkapkan ide atau gagasan original dalam bentuk
karya seni tari.

a. Pola Tari Kreasi Bersumber dari Tari Tradisi


Jenis tari kreasi yang berpola garapan tari tradisi adalah kreasi tarian yang
mengambil sumber pengembangan sebuah tari kreasi dari tari tradisional daerah
setempat. Susunan gerak atau koreografinya pun berdasarkan gaya tari daerahnya
sendiri. Penggambaran tarian diambil dari latar belakang cerita, legenda, dongeng,
dan mitos daerahnya. Isi tarian menunjukkan sifat dan karakter masyarakatnya.

10
Di Minang, Sumatra Barat, pada zaman dulu, koreografer Huriah Adam
yang menampilkan tarian dengan gaya pencak silat Melayu menjadi sebuah tari
kreasi yang diminati dan diberikan penghargaan sebagai bentuk sikap apresiatif
insan seni kepadanya. Namun, kini orang tetap menyebutnya sebagai Tari Kreasi
Baru. Tari karya Huriah Adam menjadi sebuah karya tari yang baru dalam tradisi
karena kurun waktu tumbuh kembangnya yang lama.
Di Jawa Barat, insan tari mengenal tokoh tari kreasi R. Tjetje Somantri
yang hingga kini tariannya masih diminati masyarakat, dan masih dipertahankan
oleh muridnya yang paling menonjol, yaitu Indrawati Lukman dan Irawati Durban
pada karya tari seperti Tari Merak, Tari Topeng Koncaran, dan Tari Kandagan.
Tokoh tari kreasi lainadalah Enoch Atmadibrata yang menciptakan Tari Kreasi
Cendrawasih. Nugraha Suradireja menciptakan Tari Topeng Tumenggung
Priangan dan Tari Kencana Wungu.
Demikian pula yang dilakukan para koreografer yang namanya dikenal di
hampir seluruh wilayah Indonesia, seperti Gusmiati Suid (Tari Piring dan Tari
Galombang dari Sumatra Barat), I Mario pada karya Kebyar Duduk (Bali), dan
Bagong Kusudiarjo (dari Yogyakarta) yang terkenal dengan Tari Yapong tahun
80-an.
Pada masanya, mereka menciptakan tari-tarian kreasi dengan berpijak
pada tari tradisional daerah mereka sendiri. Terobosan mereka pada saat itu adalah
memadukan gerak dari akar sumber gerak tradisional dengan bentuk yang baru.
Bahkan, hingga kini karya tarinya diminati banyak orang.
Karyanya dianggap mewakili kebaruan tanpa melepaskan ciri khas
daerahnya. Dulu, media komunikasi sulit diperoleh. Transportasi pun kondisinya
tak jauh berbeda. Kini, televisi dan internet menjadi jendela dunia bagi semua
manusia di dunia sehingga kita bisa memperoleh informasi apa pun dan dari mana
pun di seluruh belahan dunia. Hal ini memberi kemudahan kepada koreografer
untuk membuka mata, pikiran, dan wawasan terhadap perkembangan seni tari dari
daerah, bahkan dari negara lainnya.
Perbedaan berkembangnya tari yang bersumber dari tradisi dengan yang
nontradisi sebenarnya juga tidak terlalu jauh karena seni tradisional pada beberapa

11
daerah telah mendapat tempat yang cukup baik. Buktinya, masyarakat berlomba-
lomba menampilkan seni tradisional pada acara bergengsi. Seperti pada acara
penghargaan untuk insan musik Indonesia, banyak yang memilih menyajikan Tari
Saman dari Nanggroe Aceh Darussalam sebagai pembukaan.
Hal itu menunjukkan apresiasi yang baik menuju perubahan sikap dan
mental bangsa. Belum lagi pada event yang khusus disajikan bagi kalangan
tertentu. Sebenarnya, kalangan negarawan sejak lama telah menempatkan tari
tradisional sebagai sajian klasik eksklusif di kalangan istana. Namun, sayangnya
hal itu tidak diikuti oleh peran serta generasi mudanya.

b. Pola Tari Kreasi Nontradisi


Dalam penggarapan tari kreasi nontradisi, yang diandalkan hanya
kebebasan berekspresi dengan mengeskplorasi gerak sebanyak-banyaknya,
kemudian menyusunnya menjadi sebuah pola gerak. Pola gerak yang
dikumpulkan dari hasil eksplorasi gerak tadi menjadi sebuah gerak yang nantinya
dikelompokkan, kemudian disusun menjadi sebuah ragam gerak yang terstruktur
secara koreografi.
Tari kreasi sebagai media untuk mengungkapkan perasaan, keinginan, dan
pandangan, kadang-kadang terwujud dengan gerakan yang sangat abstrak. Gerak
yang tidak bermakna pada setiap elemen geraknya, benar-benar dilakukan dari
dalam batin, lepas dari sumber pijakan tradisi. Contohnya, tari Hip Hop, tari yang
oleh masyarakat disebut tari modern. Agar terdengar tidak ketinggalan zaman,
masyarakat menyimpulkan tari dengan indikator keanehan, ketidaklaziman,
kebaruan alat dan kemodernan teknologi yang diserapkan pada properti, bentuk
gerak, setting pentas, busana, dan rias wajah fantastic sebagai kelompok tari
modern.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peranan seni tari untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia adalah dengan
melalui stimulan individu, social dan komunikasi. Dengan demikian tari dalam
memenuhi kebutuhan individu dan social merupakan alat yang digunakan untuk
penyampaian ekspresi jiwa dalam kaitannya dengan kepentingan lingkungan.
Oleh karena itu tari dapat berperan sebagai pemujaan, sarana komunikasi, dan
pernyataan batin manusia dalam kaitannya dengan ekspresi kehendak. Secara
garis besar fungsi tari ada 3 antara lain :tari sebagai upacara , tari sebagai sarana
hiburan dan tari sebagai sarana pertunjukkan
Dalam sebuah tarian antara tubuh, gerak komposisi tari tidak dapat
dipisahkan.Dalam sebuah tarian terdapat unsur-unsur yang membangunnya yakni
unsur gerak, tenaga dan waktu.
Tari kreasi adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan
gerak tari tradisional kerakyatan dengan tradisional klasik. Gerak ini berasal dari
satu daerah atau berbagai daerah di Indonesia. selain bentuk geraknya, irama, rias,
dan busananya juga merupakan hasil modifikasi tari tradisi. Bentuk tari yang lebih
baru lagi misalnya tari pantomim (gerak patah-patah penuh tebakan), operet
(mempertegas lagu dan cerita), dan kontemporer (gerak ekspresif spontan, terlihat
tak beraturan tapi terkonsep).

B. Saran

Semoga seluruh masyarakat Indonesia dapat terus menjaga dan


melestarikan seni tari serta menemukan cara-cara terbaru untuk mengatasinya agar
tarian suatu daerah di Indonesia dapat terjaga sampai generasi selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://thefikkar.blogspot.com/2016/09/makalah-tari-kreasi.html

http://chacalidiyah.blogspot.com/2012/11/pengertian-tari-kreasi.html.

http://www.jatikom.com/2015/11/kumpulan-tari-tradisional-indonesia.html

14
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Tari Kreasi..........................................................................2


B. Sejarah Tari Kreasi...............................................................................3
C. Merangkai Gerak Tari Kreasi...............................................................4
D. Property Tari Gaya Kreasi....................................................................4
E. Iringan Tari Gaya Kreasi......................................................................5
F. Tokoh Tari Kreasi Indonesia................................................................7
G. Perbedaan Tari Kreasi...........................................................................8
H. Ragam Tari Kreasi Nusantara...............................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................14

15

Anda mungkin juga menyukai