Anda di halaman 1dari 9

TARI KREASI

A. Pengertian Tari Kreasi


Tari kreasi adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak tari
tradisional kerakyatan dengan tradisional klasik. Gerak ini berasal dari satu daerah atau
berbagai daerah di Indonesia. selain bentuk geraknya, irama, rias, dan busananya juga
merupakan hasil modifikasi tari tradisi. Bentuk tari yang lebih baru lagi misalnya tari
pantomim (gerak patah-patah penuh tebakan), operet (mempertegas lagu dan cerita), dan
kontemporer (gerak ekspresif spontan, terlihat tak beraturan tapi terkonsep).
Contoh: tari oleg tambulilingan, tari tenun, tari wiranata, tari panji semirang (Bali),
tari kijang, tari angsa, tari kupu-kupu, tari merak (Jawa), tari pattenung, tari padendang, tari
bosara, tari lebonna (Sulawesi Selatan).
Tari kreasi baru adalah tari-tari klasik yang dikembangkan sesuai dengan
perkembangan jaman dan diberi nafas Indonesia baru. Tari kreasi baru merupakan salah satu
rumpun tari yang mengalami pembaharuan dari tari sebelumnya. Jenis tarian ini dapat
dikatakan pula sebagai tarian yang memiliki kebebasan dalam penciptaannya. Saat
menciptakan tarian ini, para koreografer akan mengacu pada tari tradisi di daerah
setempatnya. Beberapa koreografer bahkan ada yang mengambil gerakan tari dari daerah-
daerah lain dan mengkombinasikannya sebagai gerak tari yang lepas dari ikatan-ikatan
tradisi. Gerakan tari yang lepas dari ikatan tradisi ini sering disebut dengan gerakan modern.
Endang Caturwati mengatakan, kreasi baru merupakan karya yang dihasilkan atas
kreativitas indvidual atau kelompok, sebagai karya yang ditata dengan sentuhan atau cita rasa
baru. Selain itu, pengertian tentang tari kreasi baru juga dipaparkan oleh Arthur S Nalan
sebagai berikut:
Hasil ciptaan – ciptaan tari yang muncul sekitar tahun 1950-an kerap kali disebut
dengan tari kreasi baru. Untuk lebih jelasnya tari kreasi baru merupakan wujud garapan tari
yang hidup relatif masih muda, lahir setelah tari tradisi berkembang cukup lama, serta tampak
dalam garapan tariannya itu telah ditandai adanya pembaharuan-pembaharuan.
B. Merangkai Gerak Tari Kreasi
Para pencipta tari merupakan orang-orang yang memiliki kreativitas tinggi dalam bidang
seni. Kreativitas gerak setiap pencipta tari tentu berbeda dan menjadi ciri khas tarian tersebut.
Setiap orang dapat menciptakan tari kreasi sesuai dengan kemampuannya. Beberapa tokoh
pencipta tari kreasi di Indonesia antara lain :
 Bagong Kusudiharjo.
 Guruh Sukarno Putra.
 Munaisah Najamuddin.
 Sardana W. Kusumo.
 Farida Faisol.
 Denny Malik.
Di dalam pengembangkan gerak tari kreasi juga harus diikuti pola lantai, properti tari
dan iringan tari. Namun hal yang penting dalam mengembangkan tari kreasi untuk dapat
dirangkai menjadi suatu tarian adalah gerak. Pada perkembangannya ada tari kreasi yang
diciptakan dengan gaya komikus tetapi tetap berpijak pada tari gaya tradisional. Gaya
komunikus ini menekankan pada teatrikal dalam menari. Pada saat tertentu melakukan
gerakan rampak tetapi pada saat tertentu melakukan gerak masing- masing hampir mirip
gerak improvisasi. Pada gaya ini tari ditampilkan lebih jenaka atau lucu tetapi tidak lepas dari
tradisi. Pada penampilan tari selain dilakukan dengan gaya kreasi komikus sering juga
dilakukan secara kolaboratif.
Pada gaya ini biasanya dilakukan oleh beberapa kelompok penari yang menari sesuai dengan
gaya kreasi daerah tertentu tetapi kemudian mereka menari bersama-sama gaya kreasi dari
daerah lain dalam irama musik yang sama. Jadi merangkai gerak tari gaya kreasi dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara.
C. Properti Tari Gaya Kreasi
Properti seni tari adalah segala kelengkapan dan peralatan dalam penampilan atau peragaan
menari. Properti pada tari memiliki peran penting. Properti dapat berfungsi sebagai simbol
tari.
 Properti payung, pada tari daerah tertentu merupakan simbol sebagai perlindungan atau
pengayoman laki- laki pada perempuan. Properti payung juga dapat bermakna kelembutan
karena sering digunakan oleh perempuan.
 Properti tari dapat juga berupa senjata seperti keris, tombak, tameng, bahkan pistol.Tari
Serimpi Pandelori dari keraton Mangkunegaran Surakarta menggunakan pistol sebagai
properti tari. Properti tari juga dapat berupa selendang, kipas, bakul, sapu tangan, bulu-
bulu burung atau properti lain sesuai dengan tema dan judul tari.
 Ada properti tari yang sekaligus dapat dijadikan sebagai alat pengiring tariannya. Tari tifa
menggunakan tifa sebagai musik iringan tari sekaligus sebagai properti. Tarian ini dapat
kita jumpai di daerah Nusa Tenggara dan juga Papua.
D. Iringan Tari Gaya Kreasi
Musik iringan tari merupakan musik yang berfungsi sebagai pengiring dari sebuah tarian Tari
gaya tradisional selain dicirikan melalui keunikan gerak dapat juga dicirikan iringannya.
Setiap tari berbeda-beda iringan yang digunakan sesuai dengan tema dan judul tari. Iringan
dengan musik instrumen tradisional sering digunakan pada tari. Beberapa contoh iringan
musik pada tari tradisional :
 Musik Sampek sering untuk mengiringi tari yang berkembang di daerah Kalimantan,
 Seperangkat gamelan sering untuk mengiringi tari Jawa, Bali, Sunda.
 Musik Gondang untuk mengiringi tari Batak terutama Tor-tor.
 Musik Talempong untuk mengiringi tari daerah Minang.
 Musik gambus sering untuk mengiringi tari Melayu

Di dalam penciptaan karya tari memiliki prinsip ada kesesuaian antara gerak tari
tradisional yang dikembangkan dengan iringan yang digunakan. Jika gerak yang
dikembangkan mengacu pada tari daerah Sulawesi maka iringan yang digunakan juga
instrumen iringan tari dari daerah tersebut. Iringan tari dapat juga menggunakan lagu-lagu
dari kaset yang banyak beredar di pasaran. Pilihlah lagu atau musik instrumen yang sesuai
dengan tema dan judul tari yang akan dikembangkan. Atau juga dapat membuat iringan tari
sederhana dengan menggunakan alat-alat musik perkusi yang tersedia seperti galon air, botol
yang diberi air, botol yang diberi isi pasir, tamborin, rebana, dan alat perkusi lainnya.
Iringan pada tari memiliki fungsi sebagai berikut :
 Sebagai iringan penyajian tari
 Menambah semarak dan dinamisnya tari
 Mengatur dan memberi tanda efektif gerak tari
 Pengendali dan pemberi tanda perubahan bentuk gerak
 Penuntun dan pemberi tanda awal dan akhir tari
E. Berlatih Merangkai Gerak Tari Gaya Kreasi dengan Hitungan
1. Gerakan berjalan sambil memukul tongkat kecil
 Hitungan satu-dua kedua tangan memukul tongkat ke kecil ke samping kanan kaki
melangkah atau berjalan.
 Hitungan tiga-empat kedua tangan memukul tongkat kecil ke samping kiri kaki
melangkah atau berjalan.
 Hitungan lima-enam gerakan sama dengan hitungan satu-dua.
 Hitungan tujuh-delapan gerakan sama dengan hitungan tiga-empat.
 Lakukan 4 x 8 hitungan .
2. Gerak ditempat sambil memukul tongkat kecil dan kaki diangkat Gerak di tempat sambil
memukul tongkat kecil dan kaki di angkat
 Hitungan satu-dua kaki kanan diangkat kedua tangan memukul kedua tongkat kecil.
 Hitungan tiga-empat kedua tangan memukul tongkat kecil di depan dada.
 Hitungan lima-enam gerakan sama dengan hitungan satu-dua.
 Hitungan tujuh-delapan gerakan sama dengan hitungan tiga-empat.
 Lakukan 4 x 8 hitungan.

3. Gerak saling berhadapan dengan memukul tongkat


 Hitungan satu-dua kedua tangan memukul tongkat kecil di depan dada.
 Hitungan tiga-empat saling memukul tongkat kecil dengan teman saling berhadapan.
 Hitungan lima-enam gerakan sama dengan hitungan satu-dua.
 Hitungan tujuh-delapan gerakan sama dengan hitungan tiga-empat.
 Lakukan 4 x 8 hitungan.
4. Gerak melangkah ke samping dan pergelangan tangan digerak atas bawah
 Hitungan satu-dua kaki kanan melangkah ke samping kanan diikuti kaki kiri dan
merapat dan kedua tangan merentang ke samping pergelangan tangan digerakkan
 Hitungan tiga-empat kaki kiri melangkah ke samping kiri diikuti kaki kanan dan
merapat dan kedua tangan merentang ke samping pergelangan tangan digerakkan
 Hitungan lima-enam gerakan sama dengan hitungan satu-dua
 Hitungan tujuh-delapan gerakan sama dengan hitungan tiga-empat
 Lakukan 4 x 8 hitungan
F. Tokoh Tari Kreasi Indonesia
Tokoh tari kreasi Indonesia antara lain Bagong Kusudiarjo, Didik Nini Thowok,
Retno Maruti, Sardono W. Kusumo, dan Eko Supriyanto. Contoh tari kreasi nusantara adalah
tari Oleg Tambulilingan (Bali), tari Jaran Goyang (Jawa Timur), tari Karonsih (Jawa
Tengah), tari Kipas Parentak (Jambi) dan tari Loliyana (Maluku).

G. Perbedaan Tari Kreasi


Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :
1. Tari kreasi berpolakan tradisi
Merupakan kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi,
baik dalam koreografi, musik/karawitan, tata busana dan rias, maupun tata teknik
pentasnya.walaupun ada pengembangan tidak menghilangkan esensiketradisiannya.
2. Tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi (non tradisi)
Merupakan tari yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik
dalam hal koreografi, musik, rias dan busana maupun tata teknik pentasnya.
Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali
tidak menggunakan unsur-unsur tari tradisi mungkin saja menggunakannya
tergantung pada konsep gagasan penggarapannya. tarian ini juga disebut tarian
modern yang berasal dari kata ''modo'' yang berarti baru saja.

H. Ragam Tari Kreasi Nusantara


Tari kreasi baru adalah tari klasik yang diaransemen ulang dan dikembangkan
kembali sesuai perkembangan zaman, namun tetap mempertahankan nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya. Tari kreasi baru umumnya diciptakan oleh para pakar tari. Beberapa
tari kreasi dapat kita lihat pada karya-karya Bagong Kusudiarjo dan Sauti. Nah, berikut ini
adalah beberapa contoh tari kreasi baru tersebut.
1. Tari Nguri, Sumbawa

Tari Nguri adalah contoh tari kreasi baru yang lahir dari lingkungan kerajaan
Sumbawa. Tarian ini merupakan tarian yang dipentaskan untuk tujuan menghibur. Saat
sang raja Sumbawa ditimpa kesulitan, tarian ini akan dimainkan para wanita istana untuk
mengurangi kedukaan sang raja. Tari nguri kini sering dipertunjukan sebagai tarian
penyambut tamu. Saat menerima kunjungan kerja dari pejabat terpandang dari Pusat, tari
ini pasti akan dimainkan sebagai bentuk penghormatan.
2. Tari kuntulan

adalah contoh tari kreasi baru yang lahir di awal abad 20-an dari kebudayaan
masyarakat Pemalang, Jawa Tengah. Gerakan pada tarian ini identik dengan gerakan
pencak silat bernuansa Islami karena memang terlahir di masa perjuangan kemerdekaan.
Saat ini tari kuntulan masih sering dipentaskan pada acara-acara hajat atau saat upacara
hari besar nasional.

3. Tari Merak, Jawa Barat

Contoh tari kreasi baru selanjutnya adalah tari merak. Tarian ini adalah tari
yang mengekspresikan keindahan burung merak. Berbagai gerakan di dalamnya diambil
dari gerakan-gerakan burung merak wanita. Tarian ini diciptakan oleh Seniman Sunda,
Raden Tjetje Somantri pada pertengahan abad ke-19.
4. Tari Rara Ngigel, Yogyakarta

Tari Rara Ngigel adalah contoh tari kreasi baru yang diciptakan oleh Ida
Wibowo, putri seniman tari kenamaan Bagong Kusudiarjo. Tarian yang menceritakan
tumbuhnya seorang gadis yang beranjak dewasa ini juga merupakan contoh tari
berpasangan, karena dalam pementasannya tarian ini diperagakan oleh sepasang pria
dan wanita.
5. Tari Kupu-kupu, Bali

Tari kupu-kupu adalah tari kreasi baru asal Bali yang mengekspresikan
kehidupan kupu-kupu biru tua. Tarian ini sudah sangat dikenal oleh masyarakat
mancanegara karena sering dipentaskan dalam festival-festival tari dunia. Dimainkan
secara berkelompok oleh 5 orang wanita, tarian ini tampak begitu eksotis karena
mengaplikasikan teknik gerakan gemulai dan pewarnaan eye catching pada busana
yang digunakan.
6. Tari Manipuren, Jawa Tengah

Tari manipuren adalah contoh tari kreasi baru yang dikembangkan dari koreografi dan
gerakan tari Manipuri yang berasal dari daerah Manipur di India Timur. Tarian ini
diciptakan oleh S. Maridi setelah ia berkunjung ke India dan menyaksikan pola
kehidupan gadis-gadis desa yang tinggal di sekitar aliran sungai Gangga.

7. Tari Yapong, Jakarta

Contoh tari kreasi baru selanjutnya berasal dari Jakarta. Tari Yapong, begitu ia disebut,
merupakan tari yang sengaja diciptakan Bagong Kusudiarjo untuk dipentaskan dalam acara
ulang tahun Jakarta yang ke 450 atau pada sekitar tahun 1977. Tarian yang mengekspresikan
kehidupan masyarakat Betawi ini hingga kini masih sering dipentaskan dalam acara dan
kegiatan serupa.
8. Tari Manuk Rawa, Bali

Tari manuk rawa adalah tari kreasi baru yang dikembangkan dari bagian sendratari
Mahabarata dalam lakon Bale Sigale-gale. Tari yang diciptakan oleh koreografer I Wayan
Dibia dan komposer I Wayan Beratha pada tahun 1981 ini menggambarkan kehidupan
burung rawa khas cerita Wanaparwa dalam Epos Mahabrata.
9. Tari Garuda Nusantara

Contoh tari kreasi baru selanjutnya adalah tarian yang menceritakan keagungan,


kegagahan, keindahan, dan kelincahan seekor burung garuda, lambang negara Indonesia.
Tari Garuda Nusantara –begitu biasa disebut, adalah tari yang sarat dengan simbol
ketegasan dan kewibawaan
10. Tari Banjar Kemuning, Jawa Timur
Tari Banjar Kemuning adalah tari kreasi baru yang
diciptakan oleh Agustinus, S.Sn karena terinspirasi dari
kehidupan masyarakat sebuah desa di wilayah Sidoarjo, Jawa
Timur, Desa Banjar Kemuning. Tari Banjar kemuning
mengekspresikan kehidupan istri-istri nelayan di desa itu.
Ketegaran, kekuatan, dan keluesan menghadapi kehidupan
yang sulit saat ditinggal suami berlayar tersirat jelas dalam setiap gerakannya.
I. Bentuk Tari Kreasi (Tari Kreasi dari Tradisi dan Nontradisi
Pola tari kreasi berasal dari beberapa hal. Jenis kreasi tari yang berkembang di
masyarakat tidak terlepas dari pengaruh era globalisasi yang menyelinap di sela kehidupan
bermasyarakat, baik melalui media komunikasi maupun internet yang mampu mencapai
tempat terpencil sekalipun. Gaya-gaya baru yang unik dan tetap memperlihatkan
kekhasannya, seperti tarian yang bersifat kedaerahan dengan sentuhan barupun bermunculan.
Bentuk baru tersebut menjadi gaya yang dimiliki perseorangan, bahkan mewakili daerah
setempat.
Bermunculannya jenis tari dengan kekhasannya yang beragam merupakan hasil
kreativitas kreasi para seniman tari yang dikenali dari karyanya maupun dikenali karena
tokohnya. Pada zaman dahulu, banyak orang yang mewujudkan gagasan orisinalitasnya ke
dalam karya seni tari tanpa didasarkan tujuan material atau profit oriented. Semua kreasi
hanya sebagai sarana mengungkapkan gagasan dan ekspresi jiwa.
Pengembangan pola-pola gerak tradisi menjadi tari kreasi telah mendapat sentuhan
kreativitas dari tangan koreogafernya. Misalnya, tari yang melahirkan gaya dan keunikan
yang dianggap baru dan hasilnya diterima masyarakat pada masa itu. Dengan demikian,
untuk jenis tari yang lahir dengan gagasan baru dan unik dari tangan para koreografer
Indonesia pada sebuah masa tertentu sering kali disebut sebagai Tari Kreasi Baru (karya cipta
hasil kreativitas yang baru).
Keunikan karya individual itu kemudian mengalami perjalanan panjang, dan bergerak
bersamaan dengan munculnya tari kreasi lainnya. Oleh karena itu, dalam kurun waktu
tertentu, tari kreasi baru ini bergeser karena kembali akan mengkristal menjadi sebuah tari
tradisi.

Gagasan kreativitas tari kreasi merupakan:


a. hasil kreativitas pengembangan pada salah satu elemen atau unsur tari dan pendukung
lainnya;
b. kreativitas dalam mengungkapkan ide atau gagasan original dalam bentuk karya seni
tari.

 Pola Tari Kreasi Bersumber dari Tari Tradisi


Jenis tari kreasi yang berpola garapan tari tradisi adalah kreasi tarian yang
mengambil sumber pengembangan sebuah tari kreasi dari tari tradisional daerah setempat.
Susunan gerak atau koreografinya pun berdasarkan gaya tari daerahnya sendiri.
Penggambaran tarian diambil dari latar belakang cerita, legenda, dongeng, dan mitos
daerahnya. Isi tarian menunjukkan sifat dan karakter masyarakatnya.
Di Minang, Sumatra Barat, pada zaman dulu, koreografer Huriah Adam yang
menampilkan tarian dengan gaya pencak silat Melayu menjadi sebuah tari kreasi yang
diminati dan diberikan penghargaan sebagai bentuk sikap apresiatif insan seni kepadanya.
Namun, kini orang tetap menyebutnya sebagai Tari Kreasi Baru. Tari karya Huriah Adam
menjadi sebuah karya tari yang baru dalam tradisi karena kurun waktu tumbuh
kembangnya yang lama.
Di Jawa Barat, insan tari mengenal tokoh tari kreasi R. Tjetje Somantri yang
hingga kini tariannya masih diminati masyarakat, dan masih dipertahankan oleh muridnya
yang paling menonjol, yaitu Indrawati Lukman dan Irawati Durban pada karya tari seperti
Tari Merak, Tari Topeng Koncaran, dan Tari Kandagan. Tokoh tari kreasi lainadalah
Enoch Atmadibrata yang menciptakan Tari Kreasi Cendrawasih. Nugraha Suradireja
menciptakan Tari Topeng Tumenggung Priangan dan Tari Kencana Wungu.
Demikian pula yang dilakukan para koreografer yang namanya dikenal di hampir
seluruh wilayah Indonesia, seperti Gusmiati Suid (Tari Piring dan Tari Galombang dari
Sumatra Barat), I Mario pada karya Kebyar Duduk (Bali), dan Bagong Kusudiarjo (dari
Yogyakarta) yang terkenal dengan Tari Yapong tahun 80-an.
Pada masanya, mereka menciptakan tari-tarian kreasi dengan berpijak pada tari
tradisional daerah mereka sendiri. Terobosan mereka pada saat itu adalah memadukan
gerak dari akar sumber gerak tradisional dengan bentuk yang baru. Bahkan, hingga kini
karya tarinya diminati banyak orang.
Karyanya dianggap mewakili kebaruan tanpa melepaskan ciri khas
daerahnya. Dulu, media komunikasi sulit diperoleh. Transportasi pun kondisinya tak jauh
berbeda. Kini, televisi dan internet menjadi jendela dunia bagi semua manusia di dunia
sehingga kita bisa memperoleh informasi apa pun dan dari mana pun di seluruh belahan
dunia. Hal ini memberi kemudahan kepada koreografer untuk membuka mata, pikiran, dan
wawasan terhadap perkembangan seni tari dari daerah, bahkan dari negara lainnya.
Perbedaan berkembangnya tari yang bersumber dari tradisi dengan yang nontradisi
sebenarnya juga tidak terlalu jauh karena seni tradisional pada beberapa daerah telah
mendapat tempat yang cukup baik. Buktinya, masyarakat berlomba-lomba menampilkan
seni tradisional pada acara bergengsi. Seperti pada acara penghargaan untuk insan musik
Indonesia, banyak yang memilih menyajikan Tari Saman dari Nanggroe Aceh Darussalam
sebagai pembukaan.
Hal itu menunjukkan apresiasi yang baik menuju perubahan sikap dan mental
bangsa. Belum lagi pada event yang khusus disajikan bagi kalangan tertentu. Sebenarnya,
kalangan negarawan sejak lama telah menempatkan tari tradisional sebagai sajian klasik
eksklusif di kalangan istana. Namun, sayangnya hal itu tidak diikuti oleh peran serta
generasi mudanya.

 Pola Tari Kreasi Nontradisi


Dalam penggarapan tari kreasi nontradisi, yang diandalkan hanya kebebasan
berekspresi dengan mengeskplorasi gerak sebanyak-banyaknya, kemudian menyusunnya
menjadi sebuah pola gerak. Pola gerak yang dikumpulkan dari hasil eksplorasi gerak tadi
menjadi sebuah gerak yang nantinya dikelompokkan, kemudian disusun menjadi sebuah
ragam gerak yang terstruktur secara koreografi.
Tari kreasi sebagai media untuk mengungkapkan perasaan, keinginan, dan
pandangan, kadang-kadang terwujud dengan gerakan yang sangat abstrak. Gerak yang
tidak bermakna pada setiap elemen geraknya, benar-benar dilakukan dari dalam batin,
lepas dari sumber pijakan tradisi. Contohnya, tari Hip Hop, tari yang oleh masyarakat
disebut tari modern. Agar terdengar tidak ketinggalan zaman, masyarakat menyimpulkan
tari dengan indikator keanehan, ketidaklaziman, kebaruan alat dan kemodernan teknologi
yang diserapkan pada properti, bentuk gerak, setting pentas, busana, dan rias wajah
fantastic sebagai kelompok tari modern.

Anda mungkin juga menyukai