DOI:https://doi.org/10.24114/gondang.v5i1.23973
Indonesia
108
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 5 (1) (2021): 108-118
109
Yusri Yusuf, Yanti Heriyawati, Magfhirah Murni Bintang Permata, & Saniman Andi Kafri
sigap dengan tempo cepat menjadikan melalui bentuk penyajian ini dapat dilihat
penonton yang menyaksikan menjadi bahwa Tari Troen U Laôt juga sebagai salah
kagum dan terpaku hingga menimbulkan satu identitas masyarakat Pidie melalui tari
perasaan untuk kembali ingin menyaksikan ini sebagai salah satu media ungkap
pertunjukan tari Troen U laot. perasaan/cara pandang masyrakat Pidie
Sebagai tari tradisi, Tari Troen U Laôt yang dituangkan melaui gerak tari. Stuart
memiliki pakem wajib yang terinspirasi (1990) menjelaskan bahwa identitas
dan bersumber dari kebiasaan aktivitas budaya (dalam hal ini identitas etnis) dapat
masyarakat yang dilakukan di laut. Pakem dilihat salah satunya dari cara pandang
itu tergambar pada saat menarik jaring “identityasbeing”, yaitu sebagai kesatuan
besar-panjang bersama-sama, tergambar yang dimiliki bersama dalam kesamaan
pada gerakan tari yang disebut dengan sejarah, dalam hal ini dilihat dari bentuk
peugôt pukat, memegang tali secara tari tradisi dan leluhur. Menjaga identitas
bersama, ditarikan hingga membentuk melalui tari tradisi agar tetap eksis, perlu
jaring. Masyarakat Pidie memiliki dilakukanya pengelolaan serius dan harus
kekerabatan yang kuat, semangat juang, melakukan penelitian yang terus-menerus
pantang menyerah, bertanggung jawab, tentang kesenian tari sebagai identitas,
adil dan bijaksana. Hal ini tidak terlepas serta dilakukan penelitian terus menerus
dari keyakinan ajaran agama Islam yang dari arah yang berbeda.
mereka anut, segala sesuatu dalam Sehubung dengan hal tersebut,
kehidupan tidak dapat dilakukan sendiri, peneliti melakukan penelitian terkait
bahkan di dalam beribadahpun dianjurkan dengan TariTroen U Laôt: Identitas
melakukan secara bersama- Masyarakat Pidie, Provinsi Aceh.
sama/berjamaah.
Bentuk penyajian, gaya dan METODE PENELITIAN
keseragaman gerak di dalam tarian ini Penelitian ini menggunakan
menjadi daya tarik yang unik bagi pendekatan kualitatif, metode deskriptif,
penikmatnya, baik dari aspek properti, peneliti sebagai instrumen utama,
nada syair, busana, pola lantai dan gerak. perolehan data dengan teknik observasi;
Hal tersebut memiliki esensi sendiri pada wawancara; studi dokumen; validitas data
masyarakat Aceh terlihat pada pola lantai dilakukan dengan cara snowball dan
duduk satu baris, rapat, lurus seperti posisi triangulasi (Jamaán, 2010), dengan maksud
saf dalam shalat. Hal ini menunjukkan jalan menemukan, merevisi dan
lurus menyembah Allah Yang Maha Esa. mentransformasi Tari Troen U Laôt sebagai
Pola gerak tertentu menggambaran sang tari tradisi yang menggambarkan identitas
tokoh yang kuat, mengayomi, masyarakat pesisir Pidie, Aceh.
mengarahkan, danbertanggung jawab, Observasi dimaksudkan untuk
sebagaimana terlihat saat syech memperoleh data tentang bentuk
melantunkan syair yang diikuti oleh para penyajian; Wawancara dilakukan untuk
penari. mendapatkan data dan informasi mengenai
Bentuk penyajian dalam tari esensi Tari Troen U Laôt dan makna budaya
mempunyai pengertian cara penyajian atau yang dikandungnya; Studi dokumen
cara menghidangkan suatu tari secara bertujuan memperoleh data dan informasi
menyeluruh meliputi unsur-unsur atau mengenaiaspek budaya, geografis, adat
elemen pokok yang mendukung tari, desain istiadat, dan studi terdahulu tentang tari
lantai, tata rias, kostum, tempat tradisi Aceh.
pertunjukan, properti, dan musik iringan Snowball dan Triangulasi
(Soedarsono, 1978). Bentuk Tari Troen U dimaksudkan untuk memperoleh validitas
Laôt sangatlah penting untuk diteliti karena data dari berbagai sumber yang berbeda
dengan cara menggulirkan pertanyaan, dan
110
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 5 (1) (2021): 108-118
Pertunjukan Tari Troen U Laôt dewasa Tema dalam tari merupakan cerita
ini sering ditampilkan secara kolaborasi yang dapat mengantarkan seseorang pada
dengan tari “Jak Meugoe” (bertani) dan pemahaman esensi. Tema dapat ditarik dari
diberi nama baru, yaitu Tari Meusare-sare sebuah peristiwa atau cerita yang
(bersama-sama antara bertani dan melaut). selanjutnya dijabarkan menjadi alur cerita
Kolaborasi dua tarian ini pada awalnya sebagai kerangka sebuah garapan
terjadi karena ingin menampilkan dua (Maryono, 2012). Tema Tari Troen U Laôt
aktivitas dan mata pencaharian utama adalah dramatik tari yang di dalam
masyarakat Aceh dalam satu bentuk tarian, penyajiannya menggunakan latar belakang
yaitu aktivitas budaya bertani dan budaya cerita atau dalam tari tersebut ada latar
melaut. Akibatnya, Tari Troen U Laôt sudah belakang ceritanya. Tari Troen U Laôt
jarang ditampilkan dalam bentuk tersendiri menggambarkan aktivitas nelayan dan
(tunggal) (Wawancara, Aris, November, pekerjaan perempuan sedang membuat
2020). jaring pukat, melalui gerak, properti, serta
syair yang digunakan menjadi bagian dari
111
Yusri Yusuf, Yanti Heriyawati, Magfhirah Murni Bintang Permata, & Saniman Andi Kafri
113
Yusri Yusuf, Yanti Heriyawati, Magfhirah Murni Bintang Permata, & Saniman Andi Kafri
Ragam Geulumbang/gelombang.
Gerakan yang dilakukan oleh penari
seperti gerakan gelombang hasil dari gerak
Gambar 3. Ragampuget Jareng
yang dilakukan memberikan aksen pada
114
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 5 (1) (2021): 108-118
115
Yusri Yusuf, Yanti Heriyawati, Magfhirah Murni Bintang Permata, & Saniman Andi Kafri
imajener yang terlihat yang ditangkap oleh yang cukup lama, bukanlah hal yang
kepekaan rasa (Maryono, 2012; Prastiawan mudah, begitu halnya dalam kehidupan
& Suharyanto, 2014). sehari-hari masyarakat Pidie, yang
Dalam tari tradisi sendiri pola lantai memang harus menjaga kekompakan
bukan hanya dapat ditangkap melalui bukan hanya secara bersikap namun juga
kepekaan rasa yang dapat dilihat saja, tapi secara pola pikir, segala kegiatan yang
juga terhadap kepekaan maksud pola saat dilakukan di laut harus bersama-sama, oleh
tari itu saat tercipta, pola lantai memiliki karena itu masyarakat Pidie saat
maksud dan arti sendiri dalam tiap bentuk bersosialisasi di masyarakat sangatlah
pola lantainya, begitu halnya dengan Tari harus menjaga emosi dan harus menjadi
Troen U Laôt. bijaksana mau tidak mau hal itu amatlah
Pola lantai garis lurus yang dominan penting, hingga, terus berjalan di
digunakan pada Tari Troen U Laôt. Hal masyarakatnya, di antara kegiatan tersebut
tersebut dikarenakan hubungannya haruslah satu pola pikiran satu dan lainya,
dengan magis atau keagamaan. Dengan karena kegiatan melaut tidak dapat
satu garis lurus seperti saf dalam shalat, dilakukan sendiri, kegiatan saat
dan menggambarkan cerminan satu garis melabuhkan perahu kedaratan dengan
berarti hanya ada satu zat yang pantas mendengarkan arah dari satu orang yang
untuk disembah adalah Allah SWT. Di sisi memberi komando untuk mendorong
lain, beberapa kali pengulangan duduk kapal ke daratan, mendorong kearah yang
yang selalu dilakukan serempak, gambaran sama. Hal tersebut dilakukan secara
masyarakat Pidie yang selalu melakukan bersama dengan kompak. Apabila salah
kegiatan bersama-sama, jika bersama maka satu dari mereka tidak mendengarkan
menjadi kuat dan pekerjaan dilakukan akan instruksi dengan baik dan dengan cara
selesai dengan tuntas sesuai dengan yang mendorong kapal yang salah maka akan
diharapkan yaitu tuntas, jika satu saja yang menyebabkan cedera lecet tangan, atau
melakukan kesalahan maka akan merusak kaki yang terjepit oleh badan kapal, pola
pekerjaan tergambar jika dalam saat mendorong kapal juga merupakan
melakukan gerak penari melakukan bagian yang memang sudah disepakati di
kesalahan dalam membentuk pola lantai awal dan harus dilakukan secara bersama
maka secara fatal akan merusak pola lainya. amatlah penting agar dapat mencapai
Pola lantai yang berubah dari duduk hingga tujuan bersama.
saat berdiri dari bersamaan, gambaran Begitu hal dalam menjaga pola lantai
melakukan gerakan yang bangun dari sujud dalam Tari Troen U Laôt pola lantai yang
shalat. Di sisi lain bangun secara bersamaan sulit dan sering kali membuat penari
adalah cerminan dan karakter masyarakat merasakan letih namun harus tetap dijaga
Pidie yang selalu berpartisipasi bersama agar tetap dapat mencapai kesempurnaan
dalam kegiatana apapun saling dalam penyajian tarinya. Hal tersebut
membangun satu sama lain, sekalipun gambaran pola pikir masyarakat Pidie saat
masyarakat Pidie berada di luar Aceh, bekerja sama yang memang harus memilki
namun tali silaturahmi dan konsep tolong- kesepakatan dan pola bersama.
menolong antara sesama masyarakat Pidie Pola lantai dalam Tari Troen U Laôt
amatlah kuat, yaitu, ingin bangkit bersama. saat duduk bershaf rapat dan lurus seperti
Pola lantai yang memiliki kesan shaf sholat, hal ini menggambarkan
sederhana namun sangatlah kuat. Dalam menunjukkan jalan lurus menyembah
melakukannya memilki upaya untuk tuhan bahwa Tuhan adalah satu,
mempertahankan pola tersebut agar tetap masyarakat Pidie adalah pemeluk Agama
sempurna dan rapi, dengan duduk Islam, dari kebersamaan dan gotong
bersimpuh, rapat dan dalam durasi waktu royong adanya pemimpin yang arif dan
116
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 5 (1) (2021): 108-118
kuat di wilayah Pidie, terlihat dari kedua proses penyampian pesan antar manusia
penari yang memegang tali yang berada di yang didasarkan pada ajaran Islam (Azhar,
ujung penari kiri dan kanan, yang menjadi 2018).
pondasi, untuk melindungi anggotanya Properti atau alat-alat yang digunkan
memberi arahan, sangat kekokohan sebagai peraga penari sifatnya tentatif.
memegang properti tali, menggambarkan Masing-masing tari memiliki cara, gaya, dan
karakter pemimpin, instruksi pergantian model berekspresi yang berbeda-beda
gerak, terdapat seorang syeh dalam (Maryono, 2012). Properti yang digunakan
bersyair yang kemudian diikuti secara didalam Tari Troen U Laôt ialah tali sering
bersama-sama oleh anggota. Berikut digunakan pada saat kegiatan pramuka/tali
gambar pola lantai garis. tambang berukuran kecil, terkadang
diganti dengan tali sumbu kompor
berwarna putih.
Pada penyajiannya, setiap penari
Gambar pola yang dominan dilakukan memegang tali dengan panjang minimal 2
pola garis/satu baris atau satu shaf. meter terkecuali penari yang berada disisi
Dilakukan saat gerakan duduk, berdiri dan paling ujung kanan. Penari yang tidak
gerak maju dan mundur. memagang tali, bertugas sebagai pemegang
Syair-syair yang dibawakan dalam tali sebagai patokan yang harus memiliki
tarian ini menggunakan bahasa Aceh dan kekuatan dan kesigapan lebih untuk bisa
bahasa Arab, mulanya dinyanyikan oleh menahan beban ayunan dari semua tali
satu orang yang dinamakan syech/ceh, yang telah terjalin membentuk seperti
kemudian syair itu disambut secara jaring, tergambar kesigapan dan
besama-sama oleh para penari. Hal ini kekompakan dari penari. Hal tersebut
menunjukkan bahwa ada pemimpin dan menggambarkan masyarakat Pidie yang
mereka takzim. Syair tari tradisonal Aceh memilki pemimpin yang bersikap
memiliki kekhassan sendiri mengisahkan patriotisme, nasionalisme, dengan karakter
tentang tatanan kehidupan dalam tegas, kuat, namun mengayomi dan sebagai
masyarakat Aceh dan tentunya pimimpin meletakkan semua beban dan
mengandung nilai-nilai yang disampaikan tanggung jawab besar dari diri terhadap
di dalamnya biasanya petuah-petuah dalam masyarakat, dan sebagai mendengarkan
mengarungi kehidupan (Zuriana, 2019). instruksi, arahan, nasehat yang diberikan
Sebagai berikut syair didalam tari oleh pemimpin jika hal tersebut dilanggar
Trouen U Laot: maka akan membawa hal buruk yang akan
Ureung meu laot ngon ureung meugoe, terjadi dan mengakibatkan kerugian
Piasan lagoe puncak u tanam, nyan keuh terhadap kelompok.
pangkai bagi geutanyoe, hudep lam Sampai saat ini, masyarakat Pidie
nanggroe makmu seudia. yang bermukim di daerah pantai, masih
Kayoeh...kayoeh...kayoeh memegang struktur kepemimpinan
Tarek pukat rakan beh, lam buleun lah pemimpin sebagai Panglima Laot yang
seupot karoeh eungkot jeunara - eungkot bertugas menyelesaikan permasalahan
jeunara. yang terjadi pada nelayan, baik permasalah
Roeh eungkot suree lah suree lum di darat maupun di laut jika terjadi
lumpat hai rakan peusapat raga. Tarek bak permasalahan di laut baik persoalan
sabee lah sabee meukawan² hai rakan tarek internal antara sesama nelayan maupun
beusaban pukat u darat ta ba. Makna permasalahan perbatasaan saat melaut.
(Wawancara narasumber, Haris, 2020)
Lainnya pula komunikasi islam dapat SIMPULAN
didefenisikan secara singkat sebagai suatu Tari Troen U Laôt merupakan tari
tradisi yang menggambarkan identitas
117
Yusri Yusuf, Yanti Heriyawati, Magfhirah Murni Bintang Permata, & Saniman Andi Kafri
118