Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SENI BUDAYA

Disusun oleh:-DANIL GOTRA CASIO


-CHERIN EVILIA.R. LAWE
-INTAN NOVITA SARI
- AERLA OKTARIA
- ARINA SAILA RAHMATIKA
Kelas. : VIIIB(8B)

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat
sederhana.

Makalah ini berisikan tentang pengertian seni tari tradisional. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk
menambah pengetahuan bagi para pe

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang.
Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Kuala Kapuas,14 Februari 2024


JUDUL: TARI KECAK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai aspek social budaya yang beragam banyaknya.
Secara spesifik, keadaan Budaya Indonesia sangat kompleks, mengingat penduduk Indonesia
lebih dari 200 juta jiwa dalam 30 kesatuan suku bangsa. Indonesia memiliki 67 budaya yang
terbesar dari barat sampai ketimur Nusantara.

Dari pernyataan diatas Indonesia adalah negara yang memiliki begitu banyaknya kebudayaan yang
menjadikan sebuah perbedaan diantara pulau-pulaunya, mulai dari suku, adat istiadat, agama,
kesenian dan lain-lain. Perbedaan inilah yang akan menjadikan Negara kita yang indah nan permai ini
menjadi berwarna

Setiap pulau memiliki ke khasan tersendiri, salah satunya Seni tari. Setiap pulau di Negara kita
mempunyai tari tersendiri, contohnya: Tari Gambyong berasal dari Jawa Tengah, Tarri Kecak berasal
dari Bali, Tari Saman, dan sebagainya. Ini semua adalah bukti dari kekayaan Negara kita.

1.3 Tujuan
1.4 Tujuan yang jelas mengenai pembuatan makalah adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui sejarah Tari Kecak.

2. Mengetahui kebudayaan Indonesia.

3. Mempraktekkan teori yang dipelajari di sekolah dalam seni tari.

4. Melengkapi tugas mata pelajaran Seni Budaya.

1.3 Rumusan Masalah

Permasalahan yang diangkat dalam pembuatan makalah dapat dilihat pada rumusan sebagai
berikut :

1. Sejarah Tari Kecak?

2. Bagaimana gerak tarinya?

3. Apa iringan musik Tari Kecak?

4. Bagaimana cerita Tari Kecak?

5. Bagaimana properti yang digunakan dalam Tari Kecak?

1.5 Manfaat
1.6 Manfaat yang diperoleh dari pembuatan makalah adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui sejarah asal-usul Tari Kecak.

2. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Tari Kecak.

3. Memperkenalkan siswa pada dunia kesenian.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Tari Kecak

Tak diketahui secara pasti darimana tarian kecak berasal dan dimana pertama kali berkembang,
namun ada suatu macam kesepakatan pada masyarakat Bali kecak pertama kali berkembang menjadi
seni pertujukan di Bona, Ganyar, sebagai pengetahuan tambahan kecak pada awalnya merupakan
suatu tembang atau musik yang dihasil dari perpaduan suara yang membentuk melodi yang biasanya
dipakai untuk mengiringi tarian Sahyang yang disakralkan. Dan hanya dapat dipentaskan di dalam
pura. Kemudaian pada awal tahun 1930an astist dari desa Bona, Gianyar mencoba untuk
mengembangkan tarian kecak dengan mengambil bagian cerita Ramayana yang didramatarikan
sebagai pengganti Tari Sanghyang yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak
sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan
harapan-harapannya kepada masyarakat, sehingga tari ini akhirnya bisa dipertontontan di depan
umum sebagai seni pertunjukan.

Kecak (pelafalan: /’ke.tʃak/, secara kasar “KEH-chahk”, pengejaan alternatif: Ketjak, Ketjack, dan
Ketiak), adalah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an dan dimainkan
terutama oleh laki-laki.

2.2 Asal Muasal Tari Kecak

Tari kecak atau Seni tari Kecak merupakan sebuah seni tari yang berasal dari Bali Indonesia, Seni Tari
Kecak ini dipertunjukkan oleh banyak [puluhan atau lebih] para penari laki-laki yang duduk berbaris
melingkar dan dengan irama tertentu dan sambil menyerukan “cak” serta mengangkat kedua lengan.
Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur
melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan
tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta,Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.

Tari Kecak menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana.
Namun demikian, Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan
berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan
kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.

Berdasarkan referensi dari wikipedia, meskipun Tari kecak ini seni tari Khas Bali, tapi tari kecak ini
diciptakan bersama dengan seniman luar negeri, iya adalah Walter Spies yaitu pelukis dari Jerman.
Sekitar tahun 1930-an Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan
tari Kecak berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak
mempopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.

2.3 Keunikan Tari Kecak

Tidak seperti tari bali lainnya menggunakan gamelan sebagai musik pengiring tetapi dalam
pementasan tari kecak ini hanya memadukan seni dari suara – suara mulut atau teriakan – teriakan
seperti “cak cak ke cak cak ke” sehingga tari ini disebut tari kecak.

Lukisan Tari Kecak oleh Pelukis : I Made Adi Antara

Ditambahkan oleh TariKecak.com, Tarian Kecak ini bisa ditemukan di beberapa tempat di Bali, tapi
yang di Uluwatu adalah yang paling menarik untuk ditonton karena atraksinya bersamaan dengan
sunset atau matahari tenggelam.

Menurut Wikipedia, kecak diciptakan pada tahun 1930-an oleh Wayan Limbak yang bekerja sama
dengan pelukis Jerman Walter Spies berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah
Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari
Bali-nya.

Selain kisah Ramayana, ada beberapa judul dan tema kecak yang sering dipentaskan seperti :

1. Kecak Subali dan Sugriwa, diciptakan pada tahun 1976.

2. Kecak Dewa Ruci, diciptakan pada tahun 1982.

Keduanya merupakan hasil karya dari Bapak I Wayan Dibia

2.4 Pola Tari Kecak

Sebagai suatu pertunjukan tari kecak didukung oleh beberapa factor yang sangat penting, Lebih lebih
dalam pertunjukan kecak ini menyajikan tarian sebagai pengantar cerita, tentu musik sangat vital
untuk mengiringi lenggak lenggok penari. Namun dalam dalam Tari Kecak musik dihasilkan dari
perpaduan suara angota cak yang berjumlah sekitar 50 – 70 orang semuanya akan membuat musik
secara akapela, seorang akan bertindak sebagai pemimpin yang memberika nada awal seorang lagi
bertindak sebagai penekan yang bertugas memberikan tekanan nada tinggi atau rendah seorang
bertindak sebagai penembang solo, dan sorang lagi akan bertindak sebagai ki dalang yang
mengantarkan alur cerita. Penari dalam tari kecak dalam gerakannya tidak mestinya mengikuti pakem
pakem tari yang diiringi oleh gamelan.Jadi dalam tari kecak ini gerak tubuh penari lebih santai karena
yang diutamakan adalah jalan cerita dan perpaduan suara.

2.5 Iringan Tari Kecak

Iring-iringan lagu atau musik yang mengiringi tari Kecak selama berlangsung diambil dari ritual tarian
Sanghyang, yang tidak menggunakan alat musik.Akan tetapi hanya menggunakan kincringan yang
dikenakan pada kaki penari yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana.

2.6 Ciri Khas Tari Kecak

Ciri khas tari kecak adalah harmonisasi suara dan gerak yang ditampilkan puluhan penarinya dan
semuanya itu dilakukan bahkan tanpa adanya seseorang yang bertugas sebagai pemberi
komando.Tentu tidak mudah mengharmonisasikan suara dan gerak sekian puluh orang untuk
menjadi sebuah rangkaian tari bernuansa magis tersebut. Inilah salah satu keunggulan Bali, selain
memiliki pesona keindahan alam yang menjadikannya dinobatkan sebagai Pulau Dewata, Bali juga
mampu mengolah dan mengemas seni budayanya menjadi sebuah sajian atau atraksi wisata yang
menarik bagi wisatawan.

2.7 Fungsi Tarian Kecak

1. Tari sebagai upacara

Fungsi tari sebagai sarana upacara merupakan bagian dari tradisi yang ada dalam suatu kehidupan
masyarakat yang sifatnya turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya sampai masa kini yang
berfungsi sebagai ritual.

2. Tari sebagai sarana hiburan

Salah satu bentuk penciptaan tari ditujukan hanya untuk di tonton. Tari ini memiliki tujuan hiburan
pribadi lebih mementingkan kenikmatan dalam menarikan

3. Tari sebagai sarana pertunjukkan

Tari pertunjukkan adalah bentuk momunikasi sehingga ada penyampai pesan dan penerima pesan.
Tari ini lebih mementingkan bentuk estetika dari pada tujuannya. Tarian ini lebih digarap sesuai
dengan kebutuhan masyarakat setempat
4. Tari sebagai sarana pendidikan

Tari yang digunakan untuk sarana pendidikan dengan mengajarkan di sekolah – sekolah formal.

2.8 Gerak Tari

Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris
melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan “cak” dan mengangkat kedua lengan,
menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana.

Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur
melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan
tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.

2.9 Keistimewaan tari kecak

Berbeda dengan jenis seni pertunjukan Bali lainnya, Tari Kecak memiliki keunikan karena tidak
mengandalkan istrumen alat musik untuk mengiringi tarian, melainkan paduan suara para penarinya.
Irama bunyi “cak, cak, cak...” ditata sedemikian rupa, sehingga menghasilkan suatu paduan yang
sangat harmonis, diselingi dengan beberapa aksen dan ucapan-ucapan lainnya. Para penari yang
membunyikan suara “cak, cak, cak...” tersebut biasanya bertelanjang dada dan hanya mengenakan
kain kotak-kotak seperti papan catur yang melingkari pinggang mereka. Sementara tokoh Rama,
Sinta, Rahwana, Hanoman, maupun Sugriwa memakai pakaian seperti umumnya pada pertunjukan
ketoprak.

Dalam tarian ini, ritme bebunyian yang diucapkan oleh para penari cukup menghadirkan aura mistis
bagi penonton. Apalagi setelah cerita Ramayana dalam tarian ini selesai dipentaskan, pertunjukan
disambung dengan tarian Sanghyang Dedari dan Sanghyang Jaran yang para penarinya diyakini
kemasukan roh halus, sehingga kebal ketika menari di atas bara api.

Tarian Sanghyang Dedari merupakan tarian untuk mengusir roh-roh jahat yang dipentaskan oleh dua
gadis yang masih perawan. Sementara Sanghyang Jaran adalah tarian yang dibawakan oleh lelaki
kesurupan yang berjingkrak-jingkrak seperti tingkah laku seekor kuda dan menari di atas bara api.
Karena ciri khas dari Tarian Sanghyang Jaran ini,

Tari Kecak juga dikenal dengan sebutan Tarian Kecak dan Api (Kecak and Fire Dance). Pertunjukan
terakhir ini semacam bonus yang dapat mengundang decak kagum para penonton. Usai pertunjukan,
penonton juga dipersilahkan untuk mengambil gambar bersama para penari.

Kemudian dari segi pementasan juga mulai mengalami perkembangan tidak hanya ditemui di satu
tempat seperti Desa Bona, Gianyar namun juga desa desa yang lain di Bali mulai mengembangkan
tari kecak sehingga di seluruh Bali terdapat puluhan group kecak dimana anggotanya biasanya para
anggota banjari.

2.10 Cerita dalam Tari Kecak


Cerita yang paling popular dalam tari kecak adalah cerita Ramayana pada bagian dimana Raja Rama
dan istrinya Dewi Shita serta adiknya Laksamana tengah berada di dalam hutan karena diasingkan
dari kerajaan mereka. Berikut scene scene dalam tari kecak :

Scene 1 :

Rama Sita dan Laksamana sedang berada dalam hutan tiba tiba muncul seekor kijang emas
(penjelmaan dari pembantu Raja Rahwana yang ditugaskan untuk memancing agar Rama
meninggalkan Sita sendirian) mendekati mereka kemudian menjauh seakan ingin mengajak mereka
bermain melihat kijang yang lucu tersebut Sita minta ke pada raja Rama untuk menangkapnya.
Sebelum Rama pergi meninggalkan Sita, Rama minta adiknya Laksamana menjaga Sita, kemudian
Rama meninggalkan Sita dan laksamana untuk mengejar kijang emas yang berlari menjauh………. Tak
selang beberapa lap kemudian terdengar suara kesakitan yang mirip suara Rama serta minta
tolong…… . Mendengar itu Sita merasa cemas kemudian minta Laksamana untuk menyusul Rama,
Laksamana tidak percaya kalau suara itu adalah suara Rama karena dia tahu Rama tidak mungkin
dapat dilukai oleh sekor kijang. Namun Sita tidak mau mengerti dia malah marah pada Laksamana
dan menuduh Laksamana sengaja membiarkan Rama mati sehingga dia bisa mengawini Sita kelak.
Karena terus didesak oleh Sita akhirnya Laksmana mau pergi menyusul Rama. Sebelum meninggalkan
Sita sendirian Laksamana membuat lingakaran dan minta Sita untuk tetap berada dalam lingkaran.
Setelah Laksamana pergi kemudian muncul sorang pendeta yang sebenarnya adalah penjelmaan
Rahwana. Pendeta ini minta air kepada Sita. Karena merasa iba Sita memberikan air kepada pendeta
tersebut dengan menjulurkan tangannya keluar lingkaran. Seketika itu juga pendeta tua itu berubah
menjadi Rahwana. Kemudian membawa Sita pergi.

Scene 2

Dikisahkan Sita telah berada di Kerajaan Alengka ditemani oleh Trijata – kemenakan dari Rahawana
yang ditugaskan untuk menjaga Sita. Sita terlihat sedih menangisi nasib yang menimpanya sanbil
terus berharap Rama datang untuk menyelamatkannya. Kemudian muncul Kera Putih – Hanoman.
Pada awalnya Sita mengira Hanoman ini juga merupakan penjelmaan Rahwana, namun setelah Sang
Hanoman menjelaskan bahwa dirinya adalah utusan dari Raja Rama, serta menyerahkan cincin
sebagai bukti. Kemudian Sita memberikan bunga kepada Hanoman untuk diserahkan kepada raja
Rama. Sebelum meninggalkan kerajaan Alengka Hanoman membakar taman dan beberapa tempat di
kerajaan Alengka sebagai pesan pada Rahwana bahwa Rama akan datang untuk menyelamatkan Sita.

Scene 3

Peperangan dimulai, Rama dengan pelayannya bernama Tualen serta tentara keranya tiba di Alengka
untuk menyerang dan menghancurkan kerajaan Rahwana. Pada awal pertempuran putra Rahwana
yang bernama Megananda serta pelayannya Delem berhasil mengalahkan Mengikat Rama dengan
kekuatan sihirnya sehingga Rama serta anak buahnya tidak bisa bergerak dan menjadi lemas.
Kemudian Rama berdoa memohon kepada para Dewata untu k menyelamatkannya, kemudian
munculah seekor burung garuda membantu Rama melepaskan diri dari sihir Megananda.

Scene 4

Kemudian Rama beserta tentaranya kembali pulih seperti sedia kala lalu Rama memerintahkan Raja
Kera Sugria untuk melawan Megananda, Pada scene ini para penari cak akan membentuk 2
kelompok satu kelompok menjadi tentara Megananda, satu kelompok yang lain menjadi tentara
Sugriwa. Dalam pertempuran ini Sugriwa berhasil mengalahkan Megananda. Kemudian para penari
cak kembali menjadi satu kelompok.
Scene 5

Diceritakan bahwa Rahwana telah dapat dikalahkan dan Rama berkumpul kembali dengan istrinya
Sita. Pertemuan mereka ini disaksikan oleh Laksamana, Sugriwa dan Hanoman.

2.11 Properti

Properti yang digunakan dalam pergelaran tari kecak diantaranya:

1. Kain atau selendang yang bercorak kotak-kotak.

2. Gelang kincringan

3. Make up

4. Tempat sesajen

5. Topeng

6. Dan aksesoris lainnya.

Anda mungkin juga menyukai