DISUSUN
OLEH :
DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI SUMATERA SELATAN
SMA NEGERI 5 LUBUKLINGGAU
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang
BAB II PEMBAHASAN
A. DISKRIPSI TARI
1. Pengertian Tari Kecak
2. Latar Belakang Penciptaan
3. Jenis / Genre Tari
4. Fungsi
5. Nilai Estetis
6. Unsur – Unsur Tari
B. KRITIK SENI TARI KECAK DEWATA BALI
a. Kelebihan
b. Kekurangan
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Kritik Dan Saran
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Mengkritik dan di kritik. Dua komponen yang ada ikatan bathin yang begitu
kuat. Keduanya, sama-sama saling merindukan. Subyek kritik membutuhkan obyek
sebagai tumpuan kritis, sementara obyek kritik memerlukan reaksi kritis sebagai
sarana pengembangan kualifikasi.
Terjadinya kritik disebabkan adanya ketidak sesuaian, penyimpangan ataupun
lepasnya batas-batas normatif dalam pandangan obyektif pelaku kritik. Tentu
pandangan masing-masing pelaku kritik didasari dari latar belakang ilmu
pengetahuan dan pengalamannya secara menyeluruh.
Artinya kritik pun bisa bermakna subyektif bisa pula bermakna obyektif. namun
nilai kritik akan sangat bisa di terima, tentunya, jika sudah melalui seleksi mayoritas
atas pandangan yang obyektif.
Situasi kondisi dalam hal ini. Sangat mudah kita saksikan. Baik itu di wilayah
public, maupun dalam wilayah-wilayah yang lebih kecil. Misalnya lingkungan
sekitar. Atau bisa juga dalam sebuah komunitas tertentu. Prilaku kritik mengkritik
sangat mudah di jumpai dimana saja. dalam konteks sesuai dengan wilayah masing-
masing.
Mengkritik sebaiknya di barengi dengan semangat untuk membenahi. Semangat
untuk menciptakan kondisi yang lebih baik daripada sebelumnya. bukan sebaliknya.
Jadi jikapun terjadi sebaliknya, berarti ada yang konslet dari proses kritik mengkritik
itu. Dan disitulah yang musti dibenahI.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Kekurangan :
Gerak
Gerak dalam tari kecak menurut kelompok kami terlihat mendon. Karena dari awal
sampai akhir, gerakan dalam tari kecak hanya begitu saja tidak ada variasinya.
Kebanyakan pada tari kecak itu gerakannya hanya duduk dengan tangan mengikuti
suara Cak-Cak, tapi ada sedikit gerakan berdiri dan itupun hanya sesaat. Akan lebih
baiknya lagi jika dalam tarian kecak tersebut ditambah gerakan yang berbeda lagi.
Sehingga penonton tidak mudah bosan.
Deskripsi :
Kecak adalah pertunjukan tarian seni khas Bali yang lebih utama menceritakan
mengenai Ramayana dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini
dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris
melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua
lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama
melawan Rahwana. Namun, Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian
yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar[1], melakukan komunikasi
dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-
harapannya kepada masyarakat.
Analisis Formal:
Ragam gerak Tarian Kecak merupakan gerak stilasi yang menggambarkan
menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan
Rahwana. Para penarinya umumnya merupakan para lelaki. Dalam pementasannya
para lelaki yang menari biasanya menggunakan kain bermotif kotak kotak dan
berwarna merah dan putih. Iringan music dalam tarian kecak bersumber dari puluhan
pria yang menyuarakan “Cak Cak”. Kelebihan pada pertunjukan tari tersebut adalah
kesan sakral dan memiliki nilai mistis tinggi. Namun pada penyajiannya terkadang
pengucapan suara cak tidak kompak sehingga megurangi kendahan dan kesakralan
dari tari kecak yang di pentaskan.
Interpretasi:
Simbol busana yang di tampilkan oleh para pnari kecak dalam menyajikan tarian
kecak menggunakan kain bermotif kotak dan berwarna hitam putih. Kain ini
merupakan kain khas dari daerah bali yang konon dipercaya memiliki kekuatan
magis. Kostum untuk penari utamnya yaitu Anoman menggambarkan kera putih di
dalam kisah Ramayana. Dalam tarian ini digambarkan bagaimana usaha kisah
Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana saat menyelamtkan
Shinta yang diculik oleh Rahwana Melalui gerakan-gerakan penari dan suara “Cak
Cak” tersebut tersirat pesan bahwa tarian tersebut mengandung nilai sejarah serta
nilai sakral yang tinggi bagi masyarakat Bali.
Evaluasi:
Secara keseluruhan penyajian tari kecak pada acara penyambutan turis wisata di
dewata Bali sudah bagus dan para penari sudah kompak dalam menyajikan iringan
“cak cak” di tarian kecak tersebut. Namun masih ada beberapa penari ketika
menarikan gerakan tangannya tidak serentak sehingga sedikit mengurangi keindahan
tari, tetapi para penari tersebut dapat konsentrasi kembali sehingga tarian dapat
selesai dengan kompak dan baik.
BAB II
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Pada kenyataannya, menilai karya tari atau melakukan kritik tari tidak akan
hanya terfokus pada pembahasan masalah gerak saja. Tapi, akan dibahas pula
masalah lainnya yang menjadi bagian integral dari penyajian karya tari. Banyak hal
yang akan dibahas, diantaranya masalah musik, tata busana, tata rias, tata pentas, tata
lampu, artistik, penyelenggaraan pertunjukan, nilai dan pesan dalam materi
pertunjukan tari, serta masalah lainnya yang selalu berkaitan erat dengan pertunjukan
tari
.
2. KRITIK DAN SARAN
Selama membuat makalah ini banyak kekurangan dan kelebihannya. Misalnya
kurangnya materi pembelajaran yang sedang di pelajarinya Dan kelebihannya anda
dapat membacanya (^-^).
Terimakasih.