Anda di halaman 1dari 2

KRITIKAN TERHADAP TARI SEKAR JAGAT

Bali sangat kaya dengan budaya tradisional yang sampai saat ini tetap di lestarikan. Salah
satu budaya tersebut adalah keanekaragaman tari tarian tradisional Pulau Bali, sehingga
pulau bali dikenal dengan pulau dewata yang digemari bukan hanya oleh wisatawan lokal
namun wisatawan mancanegara. Dari ribuan tari tarian tradisional Pulau Bali, kali ini kami
telah mengamati dan akan membahas tari maskot bali yakni tari sekar jagat. Tari sekar jagat
merupakan gambaran warna warni jagat Bali yang indah asri dan lestari. Dalam praktek tari
sekar jagat, tarian ini biasanya di mainkan oleh 5 6 orang gadis gadis cantik. Semua
gerakan dalam tarian ini mengandung makna, maka diharuskan dalam menarikan tarian sekar
jagat ini dilakukan dengan sungguh sungguh. Menurut pandangan kelompok kami setelah
kami amati gerakan gerakan dalam tarian sekar jagat ini terlalu banyak gerakan tangan yang
terus di ulang ulang, jika seperti ini penonton akan cenderung bosan untuk menonton tarian
sekar jagat, dan seperti kita ketahui bersama bahwa tari Bali terkenal dengan lirikan atau
sledetan mata yang mengandung makna mendalam. Lebih baik jika gerakan mata lebih
dominan di mainkan dari pada gerkan tangan yang berulang ulang. Kedua selain gerakan
mata, gerakan kepala terlalu sedikit di tonjolkan di tari sekar jagat, akan lebih bagus jika
gerakan kepala ileg ileg karena akan mencermikan gadis gadis bali yang manis dan
sederhana. Ketiga mengenai sarana yang dibawa yakni wanci yang berisi bunga dalam tarian
sekar jagat, kebanyakan dewasa ini menggunakan bunga palsu, akan lebih etis dan lebih asri
jika digunakan bunga asli yang berasal dari bunga bunga harum di Bali, seperti misalnya
bunga kamboja, cempaka, kenanga yang dirangkai sedemikian rupa pasti akan terlihat cantik.
Walaupun jika menggunakan bunga palsu akan lebih awet, namun jika digunakan bunga asli
dan yang masih segar akan lebih mengandung kesucian dari pulai bali kita tercinta. Keempat
mengenai busana yang digunakan oleh penari tari sekar jagat ini cenderung kurang cerah,
mengapa dalam menarikan tari sekar jagat diperlukan busana yang cerah dan bersih ?
jawabannya karena sesuai dengan nama dan makan dari tari sekar jagat ini, mencerminkan
keindahan dari pulau bali, dan jika busana yang digunakan warnanya gelap dan suram maka
tidak sesuai dan tidak mendukung dalam pementasan tari sekar jagat dan penari akan kurang
percaya diri dalam menarikan tarian ini. Maka sangat diperlukan menggunakan busana yang
cerah dan bersih dalam menarikan tarian sekar jagat agar terlihat makin cantik. Kelima
mengenai tata rias wajah penari yang menarikan sekar jagat kebanyakan hanya sekedar dirias
dan tidak membuat penari terlihat anggun dan cantik, maka diharuskan tatarias wajah penari
dirias dengan make up yang cerah namun tidak norak, agar antara busana dan tatarias wajah

terlihat nyambung dan penari menjadi percaya diri dalam menarikan tarian ini. Lalu yang
keenam setelah busana dan tatarias yang cantik, penari/ pemain yang menarikan tarian sekar
jagat ini harus bisa menjadikan tarian sekar jagat menjadi tarian yang hidup dalam artian
dapat menghibur penonton. Penarinya harus memiliki yang pertama senyuman yang ramah
sehingga dapat mencerminkan bahwa gadis gadis bali merupakan gadis yang ramah dan
manis, serta harus lemah gemulai karena gadis bali dikenal dengan gadis yang lembut. Selain
itu penari yang menarikan tarian sekar jagat juga harus lincah, gesit dan percaya diri agar
dalam menarikan tari sekar jagat tariannya menjadi tidak membosankan. Kepercayaan diri
sangat diperlukan oleh semua penari dalam menarikan tarian tarian begitu juga dengan
penari tari sekar jagat karena jika penari telah percaya diri dalam menarikannya maka setiap
gerakan yang dilakukan akan penuh dengan makna warna warni Pulau Bali. Dan yang
terakhir setelah penari, busana, gerakan dan tata rias wajah yang sudah bagus, maka yang
paling penting adalah gamelan yang mengiringi tarian sekar jagat ini, kebanyakan
gamelannya sedikit ada yang kurang energik , dalam tarian sekar jagat jika gamelan pengiring
kurang energik maka tariannya tidak akan menjadi hidup dan malah akan membosankan.
Maka gamelan pengiringnya harus semangat. Sekian kritikan yang dapat kami sampaikan
setelah mengamati tarian sekar jagat, semoga bermanfaat dan tetap lestarikan warisan budaya
Bali kita.

Kelompok : Erna Sulistya Cahyani

(14)

Devi Yuliantini

(05)

Gita Ayuningsih

(23)

Evi Endayani

(15)

Wini Handani

(29)

Widya Yanti

(28)

Anda mungkin juga menyukai