Anda di halaman 1dari 5

TUGAS JIWA

(KONSEP GANGGUAN JIWA DALAM PPDGJ - III)

OLEH

Putu Eva Kristina Wati P07120011043


Ni Komang Herdiani Sattvika P07120011049
Ayu Paramita Dewi P07120011069

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2013
KONSEP GANGGUAN JIWA DALAM PPDGJ - III

I. Pengertian
Istilah yang digunakan dalam PPDGJ adalah gangguan Jiwa atau
gangguan mental (mental disorder), tidak mengenal istilah penyakit Jiwa
(mental illness/mental desease)

PPDGJ-III mengelompokkan diagnosis gangguan jiwa ke dalam 100


katagori diagnosis, mulai dari F 00 sampai dengan F 98.
F 99 – Gangguan Jiwa YTT (Yang Tidak Tergolongkan), yaitu untuk
mengelompokkan Gangguan Jiwa yang tidak khas.

Konsep Gangguan Jiwa dari PPDGJ II merujuk ke DSM-III, sedang


PPDGJ-III merujuk pada DSM-IV.

Gangguan jiwa merupakan kondisi terganggunya kejiwaan manusia


sedemikian rupa sehingga mengganggu kemampuan individu itu untuk
berfungsi secara normal didalam masyarakat maupun dalam menunaikan
kewajibannya sebagai insan dalam masyarakat itu.
(Dep Kes RI, 1997)
Gangguan jiwa adalah perubahan perilaku yang terjadi tanpa alasan
yang masuk akal, berlebihan, berlangsung lama dan menyebabkan kendala
terhadap individu tersebut atau orang lain . ( Suliswati, 2005)

II. klasifikasi
Klasifikasi dan Urutan Hierarki Blok Diagnosis gangguan Jiwa berdasarkan
PPDGJ-III

F.0. Gangguan mental organik termasuk gangguan mental simtomatik


F.00. –F. 03. Demensia
F.04- F.07, F. 09 Sindrom Amnestik & Gangguan Mental Organik

F.1. Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan alkohol dan zat
psikoaktif lainnya.
F.10. Gangguan mental dan perilaku akibat Penggunaan alkohol
F.11, F.12, F.14. Gangguan mental & perilaku akibat
Penggunaan Opioida /kanabinoida/kokain
F.13, F.15,F.16 Gangguan mental & perilaku akibat penggunaan
Sedativa atau Hipnotika/stimulansia lain/
Hallusinogenika
F.17, F.18, F.19. Gangguan Mental & perilaku akibat
penggunaan
Tembakau/pelarut yang mudah menguap/ zat
Multiple & Zat psikoaktif lainnya
F.2. Skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham.
F. 20, F.21, F.23. Skizofrenia, Gangguan skizitipal, Psikotik
akut dan sementara
F.22, F. 24 Gangguan waham menetap, gangguan
Waham terinduksi
F. 25. Gangguan Skizoafektif
F. 28, F. 29 Gangguan Psikoaktif non-organik lainnya
Atau YTT

F.3. Gangguan suasana perasaan (mood / afektif)


F.30, F.31. Episode manik, Gangguan afektif bipolar
F. 32-F.39. Episode depressif, Gangguan depressi
Berulang, Gangguan suasana Perasaan
(Mood/afektif) menetap/lainnya/YTT.

F. 4. Gangguan Neurotik, Gangguan somatoform, dan gangguan terkait stress


F. 40, F.41. Gangguan anxietas, Fobik atau lainnya
F. 42. Gangguan Obsesif- kompulsif
F. 43, F.45, F.48 Reaksi terhadap stres berat, & gangguan
penyesuaian, gangguan somatoform,
Gangguan neurotik lainnya.
F. 44. Gangguan dissosiatif (konversi)
F. 5. Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik
F.50- F.55, F.59 Gangguan makan, gangguan tidur,
Disfungsi
Seksual, atau gangguan perilaku lainnya
F. 6. Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa
F. 60-F.69 Gangguan kepribadian, gangguan
kebiasaan danImpuls, gangguan identitas &
preferensi seksual
F. 7. Retardasi Mental
F. 70 –F.79. Retardasi Mental
F. 8. Gangguan Perkembangan Psikologis
F.80- F.89 Gangguan Perkembangan Psikologis
F. 9. Gangguan Perilaku dan emosional dengan onset biasanya padamasa anak dan remaja
F. 90 – F.98 Gangguan Hiperkinetik, Gangguan tingkah laku,
Gangguan emosional atau gangguan fungsi sosial
Khas, gangguan “tic”, atau gangguan perilaku &
Emosional lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1983), Pedoman Penggolongan Diagnosis


Gangguan Jiwa, Direktorat Kesehatan Jiwa, Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1993), Pedoman Penggolongan Diagnosis
Gangguan Jiwa, Direktorat Kesehatan Jiwa ,Jakarta

Hawari Dadang, dr (2001), Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa Skizofrenia,


Fakultas Kedokteran, Jakarta.

Hurlock, Elisabeth, (1998), Psikologi Perkembangan, Jakarta, Erlangga

Kelliat Budi Anna, Dr, (1998), Peranan Keluarga dalam Perawatan Klien
Gangguan Jiwa, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai