Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TARIAN DAERAH

Disusun untuk memenuhi tugas perbaikan Nilai Seni Budaya

Disusun oleh:
SANI EPENDI
Kelas : XII APHP 3

SMK NEGERI 1 BOJONGPICUNG


2020/2021
KATA PENGANTAR

      Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji


bagi Allah yang telah menolong menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan dan
menyelesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta yakni nabi Muhammad SAW.
      Makalah ini bertujuan untuk memenuhi dan melengkapi tugas remedial Seni Budaya.
Makalah ini memuat tentang seni tari tradisional di Indonesia yang sangat penting kita
mempelajarinya dan menjaganya. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga
memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
      Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.

Januari 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perjalanan dan bentuk seni tari di Indonesia sangat terkait dengan perkembangan
kehidupan masyarakatnya, baik ditinjau dari struktur etnik maupun dalam lingkup negara
kesatuan. Jika ditinjau sekilas perkembangan Indonesia sebagai negara kesatuan, maka
perkembangan tersebut tidak terlepas dari latar belakang keadaan masyarakat Indonesia.

Pada saat itu, Amerika Serikat dan Eropa secara politis dan ekonomis menguasai seluruh
Asia Tenggara, kecuali Thailand. Menurut Soedarsono (1977), salah seorang budayawan dan
peneliti seni pertunjukan Indonesia, menjelaskan bahwa, “secara garis besar perkembangan
seni pertunjukan Indonesia tradisional sangat dipengaruhi oleh adanya kontak dengan budaya
besar dari luar (asing)”. Berdasarkan pendapat Soedarsono tersebut, maka perkembangan seni
pertunjukan tradisional Indonesia secara garis besar terbagi atas periode masa pra pengaruh
asing dan masa pengaruh asing. Namun apabila ditinjau dari perkembangan masyarakat
Indonesia hingga saat ini, maka masyarakat sekarang merupakan masyarakat Indonesia dalam
lingkup negara kesatuan. Tentu saja masing-masing periode telah menampilkan budaya yang
berbeda bagi seni pertunjukan, karena kehidupan kesenian sangat tergantung pada
masyarakat pendukungnya.
Tarian daerah Indonesia dengan beraneka ragam jenis tarian indonesia seni tari membuat
indonesia kaya akan adat  kebudayaan kesenian. Dengan mengenal lebih banyak Tarian adat
di seluruh provinsi di indonesia mudah-mudahan membuat kita lebih mencintai negeri kita
ini. Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya
Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya
bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di
Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di
Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri. Di Indonesia terdapat lebih dari 3000
tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan
sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan
pemerintah.
B.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini guna memenuhi tugas dari guru Seni Budaya
yaitu Ibu Netti Herawati S.Sn. Manfaat yang dapat di peroleh oleh penyusun melalui makalah
ini yaitu dapat dimanfaatkan sebagai salah satu acuan dalam membuat makalah berikutnya,
sehingga dalam penyusunan karya tulis yang akan datang hal-hal yang sudah baik di
tingkatkan dan yang salah diperbaiki serta untuk menambah wawasan kami mengenai sni tari
di Indonesia. Melalui makalah ini manfaat yang dapat diperoleh oleh pelajar adalah sehingga
setalah membaca makalah ini, pelajar dapat terus menjaga dan melestarikan seni tari serta
menemukan cara-cara terbaru untuk mengatasinya agar tarian suatu daerah di Indonesia dapat
terjaga sampai generasi selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Macam-Macam Tarian dan Keterangannya


1.             Tarian Bedhaya Ketawang dari Daerah Jawa Tengah
Tarian tradisional daerah yang pertama yaitu Bedhaya Ketawang. Nama tarian ini
berasal dari dua suku kata yang berbeda. Setiap kosakatanya juga mengandung arti yang
berbeda yakni “bedhaya”  yang memiliki arti penari wanita sedangkan ketawang artinya
langit. Apabila dua suku kata tersebut disatukan maka makna yang dimaksud adalah penari
wanita yang berasal dari istana langit.
Biasanya tarian bedhaya ketawang di pertunjukkan hanya untuk acara resmi dengan
tujuan menghibur pada hadirin. Untuk sejarah dari tarian bedhaya ketwang ini bercerita
tentang hubungan Ratu Kidul atau yang biasa kita sebut sebagai Nyai Roro Kidul.
Berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat, apabila ada yang membawakan tarian
bedhaya ketawang maka Nyai Roro Kidul akan mendatangi tempat dimana tarian tersebut
dibawakan serta ikut menari. Pada umumnya tarian bedhaya ketawang dibawakn oleh
sembilan orang penari wanita.
Dimana angka sembilan yang dipilih ini untuk melambangkan Wali Songo. Namun ada
juga yang berpendapat bahwa sembilan ini berasal dari arah mata angin. Adapun busana
yanng dikenakan para penari adalah menggunakan busana pengantin Adat Jawa. Para penari
memakai gelung besar (konde) pada kepala mereka.
Selain konde para penari juga memakai aksesoris Jawa lainnnya seperti sisir jeram
saajar, garudha  mungkur, centhung, cundhuk mentul dan tiba dhadha. Untuk mengikuti
tarian ini pun para penari wanita diusahakan tidak sedang keadaan haid.
Apabila tarian bedhaya ketawang sedang show biasanya diiringi dengan musik gendhing
ketawang gede atau bisa juga dengan memakai musik gamelan.

2.      Tarian Gambyong dari Daerah Jawa Tengah


Tarian Gambyong merupakan tarian tradisional yang berasal dari daerah Surakarta. Pada
awalnya tarian gambyong merupakan tarian rakyat untuk memeriahkan suasane ketika musim
panen padi. Namun untuk saat ini tarian gambyong juga dipakai untuk acara sakral dan
sekaligus sebagai penghormatan kepada tamu.
Untuk sejarahnya, nama Gambyong ini diambil dari salah satu nama penari wanita jaman
dulu yakni Sri Gambyong. Penari wanita tersebut memiliki suara emas dan tubuh yang lentur
sehingga dengan kedua bakat yang dimilkinya, nama Gambyong bisa cepat terkenal dan
diminati oleh banyak orang.
Hingga pada suatu hari nama gambyong itu terdengar di telinga Sultan Paku Buono IV
dan membuat ia diundang sang raja untuk menari di istana. Sesuai dengan ketenarannya, Sri
Gambyong berhasil membuat seluruh warga istana terpikat dengan tariannya. Tidak berhenti
disini, tariannya pun dipelajari dan dikembangkan di istana hingga akhirnya dinobatkan
sabagai tarian khas istana.
Untuk busana yang biasa digunakan ialah busana kembem sebahu yanng dilengkapi
dengan selendang. Sedangkan untuk jumlah penarinya tidak disyaratkan. Pada dasarnya
tarian gambyong sangat identik dengan warna hijau dan kuning. Namun seiring dengan
perkembangan zaman, warna bukanlah sesuatu  hal mendasar yang tidak dapat diubah
meskipun pada hakikatnya warna juga dapat menjadi iri khas.
Untuk musik yang biasa digunakan untuk mengiringi tarian gambyong ialah musik
gamelan seperti kendhang, gong dan kenong.

3.      Tarian Saman dari Daerah Nanggroë Aceh Darussalam


Pada awalnya tarian tradisional saman dari Aceh merupakan tarian etnis Suku Gayo.
Dimana Suku Gayo ini merupakan ras tertua di pesisir Aceh pada masa itu. Pada mulanya
Tarian Saman bertujuan sebagai media dakwah untuk menyebarkan agama Islam. Seiring
berjalannya waktu, saat ini Tarian Saman bersifat hiburan dan lebih sering dibawakan untuk
mengisi festival kesenian bahkan sampai ke luar negeri.
Berdasarkan dari beberapa referensi menyebutkan bahwa Tarian Saman pertama kali
didirikan dan dikembangkan oleh seorang ulama yang berasal dari Suku Gayo Aceh
Tenggara Syaikh Saman.

4.      Tarian Kecak dari Daerah Bali


Tarian Kecak merupakan salah satu jenis tarian tradisional daerah yang berasal dari Bali.
Tarian Kecak pertama kali diciptakan oleh seorang penari sekaligus seniman dari Bali Wayan
Limbak pada tahun 1930. Dalam mencetuskan Tarian Kecak, Wayan Limbak dibantu oleh
rekan akrabnya yang sama-sama seorang seniman bernama Walter Spies.
Beliau merupakan seorang seniman dalam bidang seni lukis yang berasal dari negara
Jerman. Mereka berdualah yang memiliki peran penting dalam berkembangnya Tarian Kecak
sampai terkenal seperti saat ini.

5.      Tarian  Piring dari Daerah Minangkabau Sumatra Barat


Tari Piring atau dalam bahasa Minangkabau sering disebut dengan Tarian Piriang ialah
salah satu seni tari tradisional Minangkabau yang berasal dari Kabupaten Solok, Sumatera
Barat. Tarian Piring dibawakan dengan menggunakan alat bantu piring sebagai media utama.
Cara memainkannya ialah degan mengayunkan piring-piring tersebut dengan gerakan-
gerakan yang  cepat dan teratur. Dengan catatan piring tersebut tidak lepas dari genggaman
tangan. Tari Piring ini merupakan salah satu simbol dari masyarakat Minangkabau.

6.      Tarian Kipas Pakarena dari Daerah Gowa Sulawesi Selatan


Tari Kipas Pakarena merupakan salah satu tarian tradisional daerah yang berasal dari
Gowa, Sulawesi Selatan. Tarian Kipas Pakarena dimainkan oleh para penari perempuan
ataupun laki-laki dengan mengenakan busana adat Miangkabau. Mereka menari dengan
gerakan yang khas Minangkabau serta menggunakan kipas sebagai atribut untuk menarinya.
Tarian Kipas Pakarena termasuk salah satu tarian tradisional daerah yang cukup ternama
di Sulawesi Selatan, khususnya di daerah Gowa. Tarian Kipas Pakarena juga sering
dimainkan pada berbagai acara-acara hiburan maupun yang bersifat adat, bahkan tarian ini
juga sebagai salah satu daya tarik tersendiri untuk wisata di Sulawesi Selatan, khususnya di
Kabupaten Gowa.
Sejarah Asal -usul Tarian Kipas Pakarena. Menurut sejarah yang ada, Tarian Kipas
Pakarena adalah salah satu tarian peninggalan dari Kerajaan Gowa di wilayah Gowa,
Sulawesi Selatan. Kerajaan Gowa ini awalnya pernah berjaya berabad-abad di daerah
Sulawesi bagian selatan. Sehingga kebudayaan yang ada di daerah Gowa pada saat itu sangat
berpengaruh terhadap corak budaya masyarakat Gowa pada saat sekarang ini.
Salah satunya ialah Tari Kipas Pakarena. Nama ini dambil dari kata “karena” yang artinya
“main”. Sehingga seni tarian ini juga bisa diartikan sebagai tarian yang memainkan kipas.
Tarian Kipas Pakarena kemudian diwariskan secara turun temurun hingga menjadi sebuah
tradisi yang sampai sekarang ini masih dipertahankan oleh masyarakat sekitar.
Asal usul sejarah dari Tarian Kipas Pakarena ini sebenarnya masih belum dapat diketahui
secara pasti. Akan tetapi berdasarkan mitos masyarakat daerah Gowa, tarian Kipas Pakarena
berawal dari kisah perpisahannya antara penghuni khayangan (boting langi) dan penghuni
(pengguni lino) pada zaman dahulu.
Konon katanya sebelum berpisah, mereka (penghuni boting langi dan lino) sempat
mengajarkan bagaimana cara menjalani hidup seperti beternak, bercocok tanam dan berburu
kepada penghuni bumi. Ajaran itu diberikan melalui gerakan-gerakan badan dan kaki atau
dalam istilah kita sebuah tarian. Kemudian gerakan-gerakan badan dan kaki tersebut
digunakan penghuni lino sebagai ritual adat mereka.

7.      Tarian Nandak Ganjen dari Betawi atau Jakarta


Pada umumnya sebuah tarian tradisional akan mengangkat dari kisah-kisah legenda yang
ada di masyarakat lokal hingga kejadian situasional di dalam sebuah tatanan kehidupan
masyarakat itu sendiri. Tari Nandak Ganjena adalah salah satu tarian tradisional yang cukup
kondang, kreasi dari masyarakat Betawi atau yang kita kenal dengan nama Jakarta.
Artikulasi dari tarian Nandak Ganjen apabila ditinjau berdasarkan dari nama tarian
tersebut berasal dari dua suku kata yang berbeda yakni Nandak dalam bahasa Betawi
maksutnya ialah menari sedangkan Ganjen merupakan sebuah istilah populer di Jakarta yang
artinya centil atau genit.
Tarian Nandak Ganjen untuk pertama kalinya diciptakan oleh seorang seniman dari
Betawi yang juga merupakan putra Betawi asli. Beliau adalah Sukirman atau lebih akrab
dipanggil Bang Ntong yang telah menekuni dunia sejak tahun 1970 khusunya kesenian
Topeng Betawi dan Gambang Kromong. Dalam kesehariannya Bang Ntong ini sebagai Ketua
dari sebuah Grup musik Gambang Kromong Ratna Sari. Selain sebagai ketua sebuah grup
seni musik, Bang Ntong juga seorang pemerhati kelestarian terhadap kesenian masyarakat
Betawi.
Awal Bang Ntong menciptakan Tari Nandak Ganjen adalah inspirasi dari sebuah pantun.
Sinopsis dari pantun tersebut berbunyi kurang lebih seperti ini: “Buah cempedak buah durian,
sambil nandak cari perhatian”.
Bang Ntong melanjutkan bahwa Tarian Nandak Ganjen yang beliau ciptakan pada tahun
2000 tersebut adalah sebuah tarian yang bercerita tentang seorang gadis belia baru beranjak
dewasa. Dalam istilah gaul dan modern di Indonesia ialah seorang Anak Baru Gede (ABG).
Dimana ketika dalam proses peralihan masa tersebut mulai terlihat keceriaan seorang
remaja yang dibarengi dengan kecentilan. Akan tetapi kecentilan-kecentilan tersebut berujung
pada tindakan konyol dan lucu sehingga dapat membuat siapapun yang melihatnya
tersenyum-senyum sendiri.

8.      Tarian Serimpi, Tarian Tradisional Daerah di Indonesia dari Yogyakarta


Salah satu tarian tradisional daerah Yogyakarta yang sangat terkenal ialah tarian Serimpi.
Biasanya tarian ini di bawakan oleh empat orang perempuan berparas cantik nan anggun.
Lemah gemulai pada setiap gerakan yang dilakukan oleh para penari menggambarkan
kesopanan dan perilaku santun yang dimiliki oleh masyarakat sekitar.
Berdasarkan sejarah yang umum diketahui, Tarian Serimpi ini telah ada sejak zaman
kejayaan Kerajaan Mataran ketika dipimpim oleh Sultan Agung. Pada saat itu Tarian Serimpi
merupakan tarian sakral yang hanya dipertunjukkan pada lingkungan Keraton Yogyakarta
saat ada acara resmi kenegaraan atau peringatan kenaikan tahta pada Sultan. Sehingga para
penarinya pun merupakan orang-orang tetentu yang telah dipilih oleh keluarga Kerajaan.
Akan tetapi semenjak terjadinya perpecahan Kerajaan Mataran hingga menjadi dua belah
pihak yakni Kesultanan Yogyakarta dan Kesunanan Surakarta, Tarian Serimpi mulai
mengalami perubahan. Meskipun terjadi perubahan dari segi gerakan, Tarian Serimpi ini
masih memilki inti atau makna tarian yang sama.
Diantara beberapa kebudayaan tari tradisional daerah yang telah disebutkan, di Indonesia
masih ada banyak lagi kebudayaan lainnya. Dimana dari sekian banyaknya budaya
tersebut pasti memiliki manfaat keberagaman budaya tersendiri.

9.      Tari Sekapur Sirih


Merupakan tari persembahan. Tari adat jambi ini hanyak persamaannya dengan tari
Melayu. Tari tersebut ialah Tari Sekapur Sirih. Tari ini merupakan tarian selamat datang
kepada tamu-tamu besar di Provinsi Jambi. Tarian ini diciptakan oleh Firdaus Chatab pada
tahun 1962. Pada tahun 1967 tarian ini ditata ulang oleh OK Hendri BBA. Tari ini
mendeskripsikan perasaan lapang dan terbuka yang dimiliki orang-orang Jambi terhadap
tamu yang berkunjung ke daerah mereka. Jumlah penari dalam tarian ini ialah 9 orang penari
perempuan dan 3 orang penari laki-laki. Di antara dua belas penari tersebut satu orang
bertugas memegang payung, dua orang pengawal, dan sisanya menari.

10.  Tari Blambangan Cakil


Mengisahkan perjuangan Srikandi melawan Buto Cakil (raksasa). Sebuah perlambang
penumpasan angkara murka. Tari Bambangan Cakil merupakan salah satu tari klasik yang
ada di Jawa khususnya Jawa Tengah. Tari ini sebenarnya diadopsi dari salah satu adegan
yang ada dalam pementasan Wayang Kulit yaitu adegan Perang Kembang. Tari ini
menceritakan perang antara kesatria melawan raksasa. Kesatria adalah tokoh yang bersifat
halus dan lemah lembut, sedangkan Raksasa menggambarkan tokoh yang kasar dan fungsi
tari ini untuk hiburan dan upacara.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Tari tradisional adalah tari yang telah melampaui perjalanan perkembangannya cukup
lama, dan senantiasa berfikir pada pola-pola yang telah mentradisi. Para ahli antropologi
percaya bahwa tarian di Indonesia berawal dari gerakan ritual dan upacara keagamaan dan
juga alam. Jenis Tari Tradisional ada dua : Tari keraton adalah tari yang semula berkembang
dikalangan kerajaan dan bangsawan. Tari Rakyat merupakan tari yang hidup dan berkembang
dikalangan rakyat. Setiap daerah provinsi di Indonesia masing-masing memiliki tarian
tradisional.

B.     Saran
Dengan mengenal lebih banyak Tarian adat di seluruh provinsi di indonesia mudah-
mudahan membuat kita lebih mencintai negeri kita ini. Sekolah seni tertentu di Indonesia
seperti Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) di Bandung, Institut Kesenian Jakarta (IKJ)
di Jakarta, Institut Seni Indonesia (ISI) yang tersebar di Denpasar, Yogyakarta,
dan Surakarta kesemuanya mendukung dan menggalakkan siswanya untuk mengeksplorasi
dan mengembangkan seni tari tradisional di Indonesia.
Beberapa festival tertentu seperti Festival Kesenian Bali dikenal sebagai ajang
ternama bagi seniman tari Bali untuk menampilkan tari kreasi baru karya mereka. Semoga
seluruh masyarakat Indonesia dapat terus menjaga dan melestarikan seni tari serta
menemukan cara-cara terbaru untuk mengatasinya agar tarian suatu daerah di Indonesia dapat
terjaga sampai generasi selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
http://goobloggua.blogspot.co.id/2014/06/makalah-seni-budaya-seni-tari.html
https://unik6.blogspot.co.id/2015/02/nama-nama-tarian-tradisional-indonesia.html

https://masbidin.net/macam-macam-tarian-daerah-dan-penjelasannya/

Anda mungkin juga menyukai