e-Mail:
rlkombong17@gmail.com
ABSTRAK
RINDA LORENSA KOMBONG. 2021. Penanian Dolo dalam Ma’bulle Tomate di Kecamatan
Gandangbatu Sillanan Kabupaten Tana Toraja Suatu Tinjauan Etnomusikologi. Skripsi,
Program Studi Pendidikan Sendratasik, Jurusan Seni Pertunjukan, Fakultas Seni dan Desain,
Universitas Negeri Makassar.
Penelitian ini bertujuan untuk; (1) Mendeskripsikan bentuk penyajian Penanian dolo
dalam Ma’bulle Tomate di Kecamatan Gandangbatu Sillanan Kabupaten Tana Toraja suatu
tinjauan etnomusikologi. (2) Mendeskripsikan bentuk lagu Penanian dolo dalam Ma’bulle
Tomate di Kecamatan Gandangbatu Sillanan Kabupaten Tana Toraja suatu tinjauan
etnomusikologi. Pada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif yang memaparkan permasalahan sebagaimana adanya. Penanian dolo
merupakan kumpulan nyanyian rohani yang dibawah oleh penginjil (Zendeling) ketika
menjalankan misinya memberitakan injil Kristen di Toraja bersama-sama dengan tenaga
pembantu Indonesia yang kemudian dibantu oleh beberapa tokoh masyarakat Toraja untuk
menerjemahkannya ke dalam bahasa Toraja. Awalnya kumpulan nyanyian ini dipergunakan di
dalam liturgi peribadatan Kristen dan diajarkan di sekolah, tetapi seiring berjalannya waktu
ketika adanya nyanyian baru dalam liturgi peribadatan Kristen, nyanyian ini mulai dilestarikan
oleh masyarakat Kecamatan Gandangbatu Sillanan dengan praktek yang berbeda, yaitu
dipergunakan dalam ibadah penghiburan maupun sebagai iringan dalam pengusungan jenazah
menuju liang kubur (Ma’bulle Tomate). Bentuk penyajian Penanian dolo dalam Ma’bulle
Tomate dilakukan dalam upacara pemakaman yang sifatnya situasional dari segi waktu
pelaksanaan, pelaku seni maupun kostum yang dikenakan. Makna Penanian dolo sebagai
kidung penghiburan, pemberitaan Firman ataupun semacam pemersatu dalam lingkungan
masyarakat Kecamatan Gandangbatu Sillanan. Penanian dolo merupakan bentuk komposisi
musik vokal yang disusun oleh para Zendeling dengan bantuan beberapa tokoh di Toraja, maka
tidak heran apabila struktur pada lagu-lagu yang ada merupakan lagu dengan bentuk
konvensional yang terdiri dari satu bagian atau lebih unsur-unsur pembentuk berupa kalimat
tanya-jawab. Dimana setelah dilakukan pengematan dan analisis terhadap melodi dan kaitannya
dengan makna syairnya didapati bahwa Penanian dolo memiliki bentuk dua bagian lagu dengan
urutan AB=A(a, a’) (b, a’).
Kata kunci: Penanian dolo, Ma’bulle tomate, Pemakaman, Akulturasi, Tana Toraja.
JURNAL PENDIDIKAN SENDRATASIK
ABSTRAC
Tradisi yang merupakan salah satu Toraja memiliki cara yang berbeda-beda
elemen terpenting dalam mendukung citra dalam ritual nya. Berkaitan dengan itu di
budaya bangsa, sebagai warisan budaya. Toraja dikenal sebuah istilah Rambu Solo’.
Salah satu daerah di Nusantara yang terkenal Rambu solo’ adalah upacara yang
Dimana Toraja terdiri dari dua Kabupaten seperti upacara kematian (pemakaman).
yaitu Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Upacara Rambu solo’ adalah serangkaian
Toraja Utara resmi pada tahun 2008. Di peristiwa yang dilakukan masyarakat Toraja
JURNAL PENDIDIKAN SENDRATASIK
dari meninggalkan salah satu kerabat sampai Dari hasil pengamatan penulis yang
pada masa penguburannya. Dalam karya berdomisili di dataran tinggi ini, Toraja
ilmiah ini penulis memilih upacara Rambu memiliki cara yang berbeda disetiap titik
solo’ sesuai dengan judul penelitian karena daerahnya. Mengusung jenazah sambil
upacara ini merupakan golongan etnis berlari, mengusung jenazah dengan berjalan
Sulawesi Selatan yang masih tetap sampai pada tempat penguburan atau dengan
diselenggarakan dan paling menonjol di istilah Banua tang merambu. Namun lain
Suku Toraja dimana upacara ini terlihat halnya pada wilayah Kabupaten Tana Toraja
ramai walaupun dalam suasana duka dan bagian Selatan khususnya di daerah
kepercayaan yang menjadi sumber norma Masyarakat disini memiliki cara yang
dan nilai Aluk Todolo (kepercayaan nenek berbeda dalam mengusung jenazah.
Ritual ini tidak luput dari kesenian masyarakat Gandangbatu Sillanan dengan
khususnya seni musik baik itu musik vokal masyarakat lainnya adalah pelaksanaan
maupun musik instrument. Pada upacara Ma’bulle Tomate dimana masyarakat saat
mengusung jenazah. Mengusung jenazah bahasa Toraja yang disebut dengan istilah
masyarakat Indonesia dengan berbagai rohani yang berbahasa Toraja yang disusun
macam cara yang berbeda sesuai dengan oleh Zendeling (Pembawa Injil) bersama-
sama dengan beberapa orang Toraja yang menuju liang kubur juga dikumandangkan
Dalam pengamatan awal melalui live in Namun, sampai saat ini belum ada
pelaksanaan Penanian dolo tidak boleh lepas buku terkait dengan tradisi Penanian dolo.
dari upacara Rambu solo’ karena menjadi Berbeda dengan tradisi dibeberapa daerah
pertanyaan bagi masyarakat umum dengan yang sejarah, bentuk penyajian maupun
kata lain mengundang banyak pertanyaan bentuk lagunya dapat dibaca melalui buku
atau persepsi yang berbeda-beda terhadap yang berlandaskan teori maupun ahli. Untuk
negatif terhadap keluarga, persepsi tingkah dolo, penulis tertarik untuk mengadakan
laku keluarga, persepsi hubungan keluarga sebuah penelitian yang bertajuk tentang
dengan gereja dan persepsi hubungan “Penanian Dolo dalam Ma’bulle Tomate di
kilometer karena cara di atas. Ritual ini (Descriptive research) dengan pendekatan
menjadi sesuatu yang melekat dan bahkan kualitatif. Metode kualitatif lebih
Gandangbatu Sillanan. Selain ritual ini penyimpulan deduktif dan induktif serta pada
pada usaha menjawab pertanyaan penelitian adalah hal yang telah menyatu dengan
melalui cara-cara berfikir formal dan mereka dan tidak dapat terpisahkan dalam
kubur/pekuburan sebagai pengiring dalam keluarga duka, juga berarti hal ini sebagai
Dari hasil observasi dalam aturan khusus yang terkait dengan cara
perempuan, anak-anak hingga dewasa yang Penanian dolo, informan membagi dalam
dipimpin oleh seorang Pantolo’ (Orang yang tiga aspek yaitu; pertama, sebagai suatu
disebut pemimpin dalam tradisi Penanian kidung penghiburan bagi keluarga yang
dolo). Tetapi hanya diusung oleh kaum laki- mengalami dukacita karena kematian,
laki, maka peran kaum perempuan hanya dimana lirik-liriknya mengandung makna
sebagai pengiring dalam Ma’bulle Tomate, kemana manusia akan berada setelah
Penanian dolo juga dikumandangkan pada kematian. Kedua, dari aspek penyiaran
malam hari di rumah duka, dilaksanakan agama Kristen. Karena menurut informan
secara spontanitas, dinyanyikan oleh semua bila dilihat dari jenisnya Penanian dolo
kalangan tanpa memandang genre secara adalah lagu rohani Kristen, jadi melalui
kodrati. Selain sebagai penghiburan bagi Penanian dolo masyarakat secara tidak
JURNAL PENDIDIKAN SENDRATASIK
ini informasi sudah terlalu mudah untuk 3. Bentuk Lagu Penanian Dolo dalam
Ma’bulle Tomate di Kecamatan
didapatkan. Ketiga, dari sisi internal Gandangbatu Sillanan Kabupaten
Tana Toraja Suatu Tinjauan
masyarakat Gandangbatu Sillanan, Penanian Etnomusikologi
nyanyian dalam Penanian dolo sangat temurun secara lisan sebagai iringan dalam
bermakna secara psikologis tersendiri bagi Nyanyian ini dinyanyikan tanpa iringan alat
masyarakat Gandangbatu Sillanan karena musik apapun dimana vokal adalah unsur
nampak kebersamaan saling menguatkan utama dalam tradisi ini, bersifat massal yang
lewat nyanyian sekalipun dalam duka. Ada tidak membatasi jumlah peserta dalam
Penanian dolo, dalam hubungan vertikal seperti paduan suara (dinyanyikan secara
dengan Tuhan sebagai yang diimani akan massal). Kemudian, tidak ada pengambilan
menyelamatkan kelak ke kehidupan yang nada dasar seperti paduan suara pada
kekal karena Penanian dolo ini dilatar umumnya. Penanian dolo dalam
Kata informan Penanian dolo ini unik, tidak mengikuti gaya atau ciri khas yang melekat
semua daerah Toraja memiliki tradisi yang pada masyarakat Gandangbatu Sillanan
sama ketika mengusung jenazah ke liang yakni dipamallen-mallen atau dalam bahasa
B. Pembahasan c. Kostum
Sillanan yang beragama Kristen pakaian hitam dan sarung hitam), tidak
Protestan, upacara tidak lepas dari lakon menutup kemungkinan masyarakat bisa
Penanian dolo, juga tidak memandang saja mengenakan kostum berwarna lain.
Jika ditinjau dari pelaku seni yang Penanian dolo diartikan sebagai Kidung
gender mereka yang bersifat kodrati. Jadi karena liriknya mengandung makna
kalangan, anak-anak hingga dewasa, pria dan kemana manusia akan berada setelah
maupun wanita yang dinyanyikan secara kematian. Kedua, dari aspek penyiaran
massal tanpa batas jumlah peserta dalam agama Kristen karena bila dilihat dari
tradisi ini dilakukan secara spontan yang rohani Kristen, jadi melalui Penanian
kepada masyarakat luar terlebih saat ini maka bentuk lirik dari Penanian dolo
jika lepas dari kasihnya Tuhan. Syiar kebiasaaan, kelaziman). Konvensional dapat
daerah yang bersifat komunal dinyatakan atau adat dalam suatu daerah. Istilah ini
seni dalam bentuk suatu pertunjukan, seperti bidang kehidupan manusia yang mengacu
Penanian dolo di Kecamatan Gandangbatu kepada hal-hal yang telah terjadi dan menjadi
menyatakan aktualisasi masyarakat terhadap Nyanyian ini dinyanyikan tanpa iringan alat
Konvensional, seperti pada utama dalam tradisi ini, bersifat massal yang
Nyanyian ini mulai berkembang di Toraja observasi, jika pertama mendengar Penanian
bersamaan dengan jalannya misi para dolo ini dikumandangkan mungkin penilaian
Zendeling ketika mengabarkan Injil saat itu. pendengar awam/pendatang adalah nyanyian
JURNAL PENDIDIKAN SENDRATASIK
suara sehingga masyarakat mampu membagi pembagian suara, namun pada nyatanya
hanya mengembangkan nyanyian ini dengan akor yang mengacu pada nada melodi
a. Tempo c. Birama
ada keterangan tempo yang digunakan penulis terhadap dua sampel Penanian
pada saat nyanyian ini dilantunkan. dolo didapati sampel pertama dan kedua
(Jerman) pada awal abad ke-18, syair William Howard Doane dan syair oleh
H. A. Pandopo/ J. M. Malessy 1975/1983 Shn 1975 dari judul asli “Pass Me Not, O
dari judul asli Uren, dagen, maanden, Gentle Saviour” dikutip dari Kidung
Jaren dikutip dari Kidung Jemaat. Jemaat yang bila lagu ini ditinjau dari
Apabila ditinjau dari liriknya memiliki makna syairnya maka makna dan
makna yang kurang lebih sama. pesannya pun kurang lebih sama. Lagu
Merupakan lagu dengan birama 4/4 dan ini merupakan lagu dengan birama 4/4,
terdiri dari 16 birama nada dasar do=G nada dasar do=g (berdasarkan partitur
dalam nyanyian Kidung Jemaat lagu dalam nyanyian Kidung Jemaat) dan
sedangkan melalui sampel audio hasil dari sampel audio hasil dokumentasi lagu
dokumentasi lagu ini dinyanyikan ini dinyanyikan dengan nada dasar do=d
keseluruhan Lagu Allo Lendu’ Bulan Adagio). Kemudian pola bentuk lagu
bagian yang terdiri atas frase A dan frase dengan pola AB = A (a, a’) B (b, a’).
Penanian dolo adalah kumpulan yang ada merupakan lagu dengan bentuk
nyanyian rohani berbahasa Toraja yang konvensional yang terdiri dari satu
disusun oleh beberapa Zendeling dan bagian atau lebih unsur-unsur pembentuk
orang Toraja. Dilihat dari asal katanya berupa kalimat tanya-jawab. Dimana
dolo berarti nyanyian pada masa yang memiliki bentuk dua bagian lagu dengan
nyanyian di Gereja tetapi seiring telah uraikan mengenai Penanian dolo dalam
berbeda yaitu dipakai dalam ibadah 1. Sangat perlu dilakukan penelitian lebih
bentuk komposisi musik vokal yang usul tradisi ini yang literasinya belum
2. Penanian dolo telah menjadi ikon budaya nyanyian dalam Penanian dolo, dengan
sebagai kekayaan folklore yang penting tambahan pada pelajaran Bahasa Toraja,
perlu upaya dari berbagai pihak untuk menyesuaikan agama yang dianut tiap
Penanian dolo untuk kemudian diajarkan bangsa dan daerah dalam memajukan
4. Penulis harap makna yang terkandung meneliti dan mengkaji lebih dalam
terkandung di dalamnya.