Anda di halaman 1dari 14

JURNAL PENDIDIKAN SENDRATASIK

PENANIAN DOLO DALAM MA’BULLE TOMATE DI KECAMATAN


GANDANGBATU SILLANAN KABUPATEN TANA TORAJA
SUATU TINJAUAN ETNOMUSIKOLOGI

PENANIAN DOLO IN MA'BULLE TOMATE AT GANDANGBATU SILLANAN


DISTRICT TANA TORAJA DISTRICT AN ETHNOMUSICOLOGICAL REVIEW

Rinda Lorensa Kombong, Drs. Sukasman., M.Hum, Dr. A. Padalia., M.Pd


Prodi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Jurusan Seni Pertunjukan
Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar

e-Mail:
rlkombong17@gmail.com

ABSTRAK

RINDA LORENSA KOMBONG. 2021. Penanian Dolo dalam Ma’bulle Tomate di Kecamatan
Gandangbatu Sillanan Kabupaten Tana Toraja Suatu Tinjauan Etnomusikologi. Skripsi,
Program Studi Pendidikan Sendratasik, Jurusan Seni Pertunjukan, Fakultas Seni dan Desain,
Universitas Negeri Makassar.
Penelitian ini bertujuan untuk; (1) Mendeskripsikan bentuk penyajian Penanian dolo
dalam Ma’bulle Tomate di Kecamatan Gandangbatu Sillanan Kabupaten Tana Toraja suatu
tinjauan etnomusikologi. (2) Mendeskripsikan bentuk lagu Penanian dolo dalam Ma’bulle
Tomate di Kecamatan Gandangbatu Sillanan Kabupaten Tana Toraja suatu tinjauan
etnomusikologi. Pada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif yang memaparkan permasalahan sebagaimana adanya. Penanian dolo
merupakan kumpulan nyanyian rohani yang dibawah oleh penginjil (Zendeling) ketika
menjalankan misinya memberitakan injil Kristen di Toraja bersama-sama dengan tenaga
pembantu Indonesia yang kemudian dibantu oleh beberapa tokoh masyarakat Toraja untuk
menerjemahkannya ke dalam bahasa Toraja. Awalnya kumpulan nyanyian ini dipergunakan di
dalam liturgi peribadatan Kristen dan diajarkan di sekolah, tetapi seiring berjalannya waktu
ketika adanya nyanyian baru dalam liturgi peribadatan Kristen, nyanyian ini mulai dilestarikan
oleh masyarakat Kecamatan Gandangbatu Sillanan dengan praktek yang berbeda, yaitu
dipergunakan dalam ibadah penghiburan maupun sebagai iringan dalam pengusungan jenazah
menuju liang kubur (Ma’bulle Tomate). Bentuk penyajian Penanian dolo dalam Ma’bulle
Tomate dilakukan dalam upacara pemakaman yang sifatnya situasional dari segi waktu
pelaksanaan, pelaku seni maupun kostum yang dikenakan. Makna Penanian dolo sebagai
kidung penghiburan, pemberitaan Firman ataupun semacam pemersatu dalam lingkungan
masyarakat Kecamatan Gandangbatu Sillanan. Penanian dolo merupakan bentuk komposisi
musik vokal yang disusun oleh para Zendeling dengan bantuan beberapa tokoh di Toraja, maka
tidak heran apabila struktur pada lagu-lagu yang ada merupakan lagu dengan bentuk
konvensional yang terdiri dari satu bagian atau lebih unsur-unsur pembentuk berupa kalimat
tanya-jawab. Dimana setelah dilakukan pengematan dan analisis terhadap melodi dan kaitannya
dengan makna syairnya didapati bahwa Penanian dolo memiliki bentuk dua bagian lagu dengan
urutan AB=A(a, a’) (b, a’).

Kata kunci: Penanian dolo, Ma’bulle tomate, Pemakaman, Akulturasi, Tana Toraja.
JURNAL PENDIDIKAN SENDRATASIK

ABSTRAC

RINDA LORENSA KOMBONG. 2021. Penanian Dolo in Ma'bulle Tomate at Gandangbatu


Sillanan District, Tana Toraja Regency An Ethnomusicological Review. Thesis, Sendratasik
Education Study Program, Department of Performing Arts, Faculty of Art and Design,
Makassar State University.
This research aims to; (1) Describing the form of presentation of Penanian dolo in
Ma'bulle Tomate in Gandangbatu Sillanan District, Tana Toraja Regency, an
ethnomusicological review. (2) Describe the form of the song Penanian dolo in Ma'bulle
Tomate in Gandangbatu Sillanan District, Tana Toraja Regency, an ethnomusicological
review. Basically this research is a descriptive research with a qualitative approach that
describes the problem as it is. Penanian dolo is a collection of spiritual songs under the
leadership of the evangelist (Zendeling) when carrying out his mission of preaching the
Christian gospel in Toraja together with Tenaga Pembantu Indonesia who are then assisted by
several Toraja community leaders to translate it into the Toraja language. Initially this
collection of songs was used in the liturgy of Christian worship and taught in schools, but over
time when there were new songs in the liturgy of Christian worship, this song began to be
preserved by the people of Gandangbatu Sillanan District with different practices, namely used
in entertainment services and as accompaniment. in carrying the corpse to the grave (Ma'bulle
Tomate). The form of presentation of the Penanian dolo in Ma'bulle Tomate is carried out in a
situational funeral ceremony in terms of the time of execution, the performers of the arts and
the costumes worn. The meaning of Penanian dolo as a hymn of consolation, preaching the
word or a kind of unifier within the community of Gandangbatu Sillanan District. Penanian
dolo is a form of vocal music composition composed by Zendeling with the help of several
figures in Toraja, so do not be surprised if the structure of the existing songs is a song with a
conventional form consisting of one part or more forming elements in the form of interrogative
sentences. answer. Where after observing and analyzing the melody and its relation to the
meaning of the verse, it was found that Penanian dolo has the form of a two-part song in the
order AB=A(a, a') (b, a').

Keywords: Penanian dolo, Ma'bulle tomate, Funeral, Acculturation, Tana Toraja.

PENDAHULUAN dalam lingkup kehidupannya, masyarakat

Tradisi yang merupakan salah satu Toraja memiliki cara yang berbeda-beda

elemen terpenting dalam mendukung citra dalam ritual nya. Berkaitan dengan itu di

budaya bangsa, sebagai warisan budaya. Toraja dikenal sebuah istilah Rambu Solo’.

Salah satu daerah di Nusantara yang terkenal Rambu solo’ adalah upacara yang

karena tradisi lokalnya adalah Toraja. menyangkut kedukaan dan kesusahan,

Dimana Toraja terdiri dari dua Kabupaten seperti upacara kematian (pemakaman).

yaitu Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Upacara Rambu solo’ adalah serangkaian

Toraja Utara resmi pada tahun 2008. Di peristiwa yang dilakukan masyarakat Toraja
JURNAL PENDIDIKAN SENDRATASIK

dari meninggalkan salah satu kerabat sampai Dari hasil pengamatan penulis yang

pada masa penguburannya. Dalam karya berdomisili di dataran tinggi ini, Toraja

ilmiah ini penulis memilih upacara Rambu memiliki cara yang berbeda disetiap titik

solo’ sesuai dengan judul penelitian karena daerahnya. Mengusung jenazah sambil

upacara ini merupakan golongan etnis berlari, mengusung jenazah dengan berjalan

Sulawesi Selatan yang masih tetap sampai pada tempat penguburan atau dengan

diselenggarakan dan paling menonjol di istilah Banua tang merambu. Namun lain

Suku Toraja dimana upacara ini terlihat halnya pada wilayah Kabupaten Tana Toraja

ramai walaupun dalam suasana duka dan bagian Selatan khususnya di daerah

tetap dilakukan oleh karena adanya landasan Kecamatan Gandangbatu Sillanan.

kepercayaan yang menjadi sumber norma Masyarakat disini memiliki cara yang

dan nilai Aluk Todolo (kepercayaan nenek berbeda dalam mengusung jenazah.

moyang). Keunikan yang dimiliki oleh

Ritual ini tidak luput dari kesenian masyarakat Gandangbatu Sillanan dengan

khususnya seni musik baik itu musik vokal masyarakat lainnya adalah pelaksanaan

maupun musik instrument. Pada upacara Ma’bulle Tomate dimana masyarakat saat

kematian dikenal istilah Ma’bulle Tomate mengusung jenazah diiringi dengan

atau dalam bahasa Indonesia berarti nyanyian-nyanyian rohani Kristen berbentuk

mengusung jenazah. Mengusung jenazah bahasa Toraja yang disebut dengan istilah

secara bersama-sama untuk diantarkan ke Penanian dolo dan merupakan kesenian

penguburan adalah suatu kebiasaan atau berbentuk nyanyian. Tradisi/ kegiatan

tradisi yang hampir dipraktekkan seluruh Penanian dolo adalah nyanyian-nyanyian

masyarakat Indonesia dengan berbagai rohani yang berbahasa Toraja yang disusun

macam cara yang berbeda sesuai dengan oleh Zendeling (Pembawa Injil) bersama-

tradisi di daerah masing-masing.


JURNAL PENDIDIKAN SENDRATASIK

sama dengan beberapa orang Toraja yang menuju liang kubur juga dikumandangkan

beragama Kristen. setiap malam penghiburan di rumah duka.

Dalam pengamatan awal melalui live in Namun, sampai saat ini belum ada

(hidup di dalam) tergambar bahwa penjelasan secara literatur dalam bentuk

pelaksanaan Penanian dolo tidak boleh lepas buku terkait dengan tradisi Penanian dolo.

dari upacara Rambu solo’ karena menjadi Berbeda dengan tradisi dibeberapa daerah

pertanyaan bagi masyarakat umum dengan yang sejarah, bentuk penyajian maupun

kata lain mengundang banyak pertanyaan bentuk lagunya dapat dibaca melalui buku

atau persepsi yang berbeda-beda terhadap yang berlandaskan teori maupun ahli. Untuk

keluarga yang berduka. Misalnya; persepsi menambah wawasan mengenai Penanian

negatif terhadap keluarga, persepsi tingkah dolo, penulis tertarik untuk mengadakan

laku keluarga, persepsi hubungan keluarga sebuah penelitian yang bertajuk tentang

dengan gereja dan persepsi hubungan “Penanian Dolo dalam Ma’bulle Tomate di

keluarga dengan masyarakat sekitar. Kecamatan Gandangbatu Sillanan

Mengusung jenazah sambil bernyanyi Kabupaten Tana Toraja Suatu Tinjauan

disertai kaki melangkah maju dan mundur Etnomusikologi”

membuat jarak dari rumah duka ke liang METODE PENELITIAN

lahat/kuburan bisa ditempuh sampai berjam- Dalam penelitian ini penulis

jam meskipun jaraknya hanya beberapa menggunakan jenis penelitian deskriptif

kilometer karena cara di atas. Ritual ini (Descriptive research) dengan pendekatan

menjadi sesuatu yang melekat dan bahkan kualitatif. Metode kualitatif lebih

sebagai ikon masyarakat di Kecamatan menekankan analisisnya pada proses

Gandangbatu Sillanan. Selain ritual ini penyimpulan deduktif dan induktif serta pada

dilakukan pada saat pengusungan jenazah analisis terhadap dinamika hubungan

antarfenomena yang diamati dengan


JURNAL PENDIDIKAN SENDRATASIK

menggunakan logika ilmiah. Penekanannya Kesenian ini berbentuk nyanyian. Nyanyian

tidak pada pengujian hipotesis melainkan bagi masyarakat Gandangbatu Sillanan

pada usaha menjawab pertanyaan penelitian adalah hal yang telah menyatu dengan

melalui cara-cara berfikir formal dan mereka dan tidak dapat terpisahkan dalam

argumentatif. hal ini Penanian dolo.

HASIL PENELITIAN DAN Dari hasil wawancara penulis,


PEMBAHASAN
informan beranggapan bahwa awal mula
A. Hasil Penelitian
penggunaan nyanyian Penanian dolo sebagai
1. Gambaran Umum Masyarakat
Kecamatan Gandangbatu Sillanan iringan dalam Ma’bulle Tomate
dan Asal-usul Penanian Dolo
(pemakaman) itu belum diketahui pasti
Titik lokasi penelitian berada di
kapan tepatnya digunakan. Diperkirakan
Kecamatan Gandangbatu Sillanan, Lembang
bahwa lagu-lagu dalam Penanian dolo ini
Buntu Tabang, bagian selatan Kabupaten
tidak lepas dari masuknya Injil atau
Tana Toraja. Salah satu bentuk kesenian di
Kekristenan ke Kecamatan Gandangbatu
Kecamatan Gandangbatu Sillanan yang
Sillanan. Menurutnya tradisi yang diiringi
diwariskan secara turun-temurun dan masih
nyanyian Penanian dolo, tidak bisa
menjaga eksistensinya sampai saat ini adalah
dipastikan dimana dan kapan tepatnya
budaya mengumandangkan Penanian dolo
kegiatan itu bermula.
dalam Ma’bulle Tomate atau dalam bahasa
2. Bentuk Penyajian Penanian Dolo
Indonesia mengusung jenazah. Pelaksanaan
dalam Ma’bulle Tomate di Kecamatan
Gandangbatu Sillanan Kabupaten
mengusung jenazah di suku Toraja pada
Tana Toraja Suatu Tinjauan
Etnomusikologi
dasarnya sama bagi semua adat di Indonesia.
a. Waktu
Dilihat dari segi tahap penyelenggaraan,
Berdasarkan observasi dan melalui
menggolong-golongkan menurut jenis
hasil wawancara, nyanyian ini dilantunkan
keberadaan dan memiliki berbagai macam
pada saat pengusungan jenazah ke liang
simbol yang mewakili setiap makna tertentu.
JURNAL PENDIDIKAN SENDRATASIK

kubur/pekuburan sebagai pengiring dalam keluarga duka, juga berarti hal ini sebagai

Ma’bulle Tomate dan dikumandangkan persiapan/latihan lagu untuk pengusungan

disetiap malam penghiburan. Selain dalam jenazah ke liang kubur/pekuburan.

konteks kedukaan, nyanyian ini sudah sering c. Kostum

dinyanyikan di gereja-gereja dan ibadah- Kostum yang digunakan oleh

ibadah lainnya. masyarakat tidak terikat oleh kostum khusus

b. Pelaku maupun warna tertentu, tidak memiliki

Dari hasil observasi dalam aturan khusus yang terkait dengan cara

pelaksanaannya yang difungsikan sebagai berpakaian yang digunakan dalam

pengiring dalam Ma’bulle Tomate, Penanian pelaksanaannya, hanya bernuansa hitam

dolo dapat “dinyanyikan” oleh semua (suasana kedukaan).

kalangan, tidak dibatasi (jenis kelamin) d. Makna

apapun, dinyanyikan oleh laki-laki maupun Berbicara tentang pemaknaan

perempuan, anak-anak hingga dewasa yang Penanian dolo, informan membagi dalam

dipimpin oleh seorang Pantolo’ (Orang yang tiga aspek yaitu; pertama, sebagai suatu

disebut pemimpin dalam tradisi Penanian kidung penghiburan bagi keluarga yang

dolo). Tetapi hanya diusung oleh kaum laki- mengalami dukacita karena kematian,

laki, maka peran kaum perempuan hanya dimana lirik-liriknya mengandung makna

mengisi nyanyiannya. Selain difungsikan mengenai hakekat kehidupan manusia dan

sebagai pengiring dalam Ma’bulle Tomate, kemana manusia akan berada setelah

Penanian dolo juga dikumandangkan pada kematian. Kedua, dari aspek penyiaran

malam hari di rumah duka, dilaksanakan agama Kristen. Karena menurut informan

secara spontanitas, dinyanyikan oleh semua bila dilihat dari jenisnya Penanian dolo

kalangan tanpa memandang genre secara adalah lagu rohani Kristen, jadi melalui

kodrati. Selain sebagai penghiburan bagi Penanian dolo masyarakat secara tidak
JURNAL PENDIDIKAN SENDRATASIK

langsung memperkenalkan ajaran agama Gandangbatu Sillanan, Kabupaten Tana

Kristen kepada masyarakat luar terlebih saat Toraja.

ini informasi sudah terlalu mudah untuk 3. Bentuk Lagu Penanian Dolo dalam
Ma’bulle Tomate di Kecamatan
didapatkan. Ketiga, dari sisi internal Gandangbatu Sillanan Kabupaten
Tana Toraja Suatu Tinjauan
masyarakat Gandangbatu Sillanan, Penanian Etnomusikologi

dolo sudah menjadi semacam pemersatu. Penanian dolo merupakan

Secara mental/psikologis, nyanyian- kebudayaan yang telah diwariskan turun-

nyanyian dalam Penanian dolo sangat temurun secara lisan sebagai iringan dalam

berpengaruh bagi orang Gandangbatu Ma’bulle Tomate dengan bahasa daerah

Sillanan ketika dinyanyikan dan ini Toraja dialek Gandangbatu Sillanan.

bermakna secara psikologis tersendiri bagi Nyanyian ini dinyanyikan tanpa iringan alat

masyarakat Gandangbatu Sillanan karena musik apapun dimana vokal adalah unsur

nampak kebersamaan saling menguatkan utama dalam tradisi ini, bersifat massal yang

lewat nyanyian sekalipun dalam duka. Ada tidak membatasi jumlah peserta dalam

pengharapan yang terungkap dalam pelaksanaannya. Penanian dolo dinyanyikan

Penanian dolo, dalam hubungan vertikal seperti paduan suara (dinyanyikan secara

dengan Tuhan sebagai yang diimani akan massal). Kemudian, tidak ada pengambilan

menyelamatkan kelak ke kehidupan yang nada dasar seperti paduan suara pada

kekal karena Penanian dolo ini dilatar umumnya. Penanian dolo dalam

belakangi oleh kepercayaan umat Kristen. perkembangannya dinyanyikan dengan

Kata informan Penanian dolo ini unik, tidak mengikuti gaya atau ciri khas yang melekat

semua daerah Toraja memiliki tradisi yang pada masyarakat Gandangbatu Sillanan

sama ketika mengusung jenazah ke liang yakni dipamallen-mallen atau dalam bahasa

kubur, tradisi ini hanya ada di Kecamatan Indonesia bermakna diperlambat.


JURNAL PENDIDIKAN SENDRATASIK

B. Pembahasan c. Kostum

1. Bentuk Penyajian Penanian Dolo Kostum yang dikenakan dalam


dalam Ma’bulle Tomate di Kecamatan
Gandangbatu Sillanan Kabupaten tradisi Ma’bulle Tomate, setelah
Tana Toraja Suatu Tinjauan
Etnomusikologi melakukan observasi tidak ada ikatan

a. Waktu Pelaksanaan Upacara warna khusus atau model khusus yang


Pemakaman dilakoni Penanian Dolo
Tradisi Penanian dolo masyarakat Gandangbatu Sillanan

dikumandangkan setiap ada upacara kenakan, semua hanya bernuansa

Rambu solo’ di Kecamatan Gandangbatu kedukaan (biasanya mengenakan

Sillanan yang beragama Kristen pakaian hitam dan sarung hitam), tidak

Protestan, upacara tidak lepas dari lakon menutup kemungkinan masyarakat bisa

Penanian dolo, juga tidak memandang saja mengenakan kostum berwarna lain.

perbedaan dari Gereja manapun d. Makna

b. Pelaku Berbicara tentang makna,

Jika ditinjau dari pelaku seni yang Penanian dolo diartikan sebagai Kidung

dapat melantunkan Penanian dolo, tidak penghiburan bagi keluarga yang

ada diskriminasi berdasarkan identitas mengalami dukacita karena kematian,

gender mereka yang bersifat kodrati. Jadi karena liriknya mengandung makna

tradisi ini dinyanyikan oleh semua mengenai hakekat kehidupan manusia

kalangan, anak-anak hingga dewasa, pria dan kemana manusia akan berada setelah

maupun wanita yang dinyanyikan secara kematian. Kedua, dari aspek penyiaran

massal tanpa batas jumlah peserta dalam agama Kristen karena bila dilihat dari

pertunjukannya karena pada dasarnya jenisnya Penanian dolo adalah lagu

tradisi ini dilakukan secara spontan yang rohani Kristen, jadi melalui Penanian

dipimpim oleh To Mantolo’ (Pemimpin dolo masyarakat secara tidak langsung

lagu). memperkenalkan ajaran agama Kristen


JURNAL PENDIDIKAN SENDRATASIK

kepada masyarakat luar terlebih saat ini maka bentuk lirik dari Penanian dolo

informasi sudah terlalu mudah untuk adalah:

didapatkan. Ketiga, dari sisi internal 1) Sampel pertama “Allo Lendu’

masyarakat Gandangbatu Sillanan,


Bulan Lendu’
Penanian dolo sudah menjadi semacam
Tema nyanyian ini berisi tentang
pemersatu. Dapat dikatakan bahwa
pujian kepada Tuhan sang pemilik
nyanyian ini adalah wadah dalam
segalanya. Merupakan sebuah
memaknai kebersamaan, mewujud-
pengakuan iman kepada Tuhan bahwa
nyatakan saling peduli dan berbagi duka.
segalanya adalah andil atas hidup, waktu
Seperti yang dikatakan Heru dalam
dan sebagainya. Sehingga, sebagai umat
bukunya yang berjudul Basic Music
yang percaya kepadaNya, wajib
Theory for all instruments (2010), bahwa
merespon dengan tanggungjawab.
musik merupakan unsur yang sangat

berpengaruh dalam kehidupan sehari- 2) Sampel kedua “Pasikambi’kan

hari dan kegiatan religius. Oleh karena Puangki”

itu, tujuan utama dari bermain musik dan


Nyanyian di atas merupakan salah
bernyanyi di jaman itu adalah untuk
satu lagu penyembahan umat Kristiani
memuji dan menyembah Tuhan.
kepada Tuhan. Mengungkapkan sebuah
Penanian dolo mempunyai peran
dambaan akan jamaah Tuhan atas doa
penting dalam upacara Rambu solo’ di
dalam pengharapan. Syair itu
Kecamatan Gandangbatu Sillanan karena
menggambarkan bagaimana seharusnya
mempunyai makna tertentu bagi
sikap seorang Kristiani saat berdoa.
masyarakat setempat seperti yang telah
Melalui syiar ini mengajak orang untuk
diuraikan sebelumnya. Jika di analisis
penuh kepasrahan datang menghadap,

menghempaskan diri dan harapan


JURNAL PENDIDIKAN SENDRATASIK

sepenuhnya pada rahmat Tuhan. Konvensional dalam Kamus Besar Bahasa

Menyandingkan kerinduan bertemu Indonesia adalah berdasarkan konvensi

Tuhan, sekaligus ketakutan yang besar (kesepakatan) umum (seperti adat,

jika lepas dari kasihnya Tuhan. Syiar kebiasaaan, kelaziman). Konvensional dapat

yang dituliskan tersebut kemudian dikatakan sebagai perkara tradisional yang

disusun nadanya oleh William Doane, berkembang di masyarakat dan disepakati

dan mulai dipublikasikan. secara umum. Menurut para ahli pengertian

2. Bentuk Lagu Penanian Dolo dalam konvensional dapat didefinisikan sebagai


Ma’bulle Tomate di Kecamatan
Gandangbatu Sillanan Kabupaten aktivitas yang sesuai dengan kebiasaan
Tana Toraja Suatu Tinjauan
Etnomusikologi masyarakat setempat. Aktivitas tersebut

Sebagai bentuk dari identitas dalam biasanya cenderung kepada kebiasaan,

mewujudkan eksistensi keberadaan suatu perjanjian kesepakatan dari banyak pihak,

daerah yang bersifat komunal dinyatakan atau adat dalam suatu daerah. Istilah ini

melalui pengaplikasian ilmu pengetahuan sangat berkaitan dengan kesepakatan dalam

seni dalam bentuk suatu pertunjukan, seperti bidang kehidupan manusia yang mengacu

Penanian dolo di Kecamatan Gandangbatu kepada hal-hal yang telah terjadi dan menjadi

Sillanan ialah salah satu cara untuk kebiasaan.

menyatakan aktualisasi masyarakat terhadap Nyanyian ini dinyanyikan tanpa iringan alat

keberadaan daerahnya. musik apapun dimana vokal adalah unsur

Konvensional, seperti pada utama dalam tradisi ini, bersifat massal yang

pembahasan sebelumnya bahwa Penanian tidak membatasi jumlah peserta dalam

dolo dapat dikatakan seperti demikian. pelaksanaannya. Berdasarkan hasil

Nyanyian ini mulai berkembang di Toraja observasi, jika pertama mendengar Penanian

bersamaan dengan jalannya misi para dolo ini dikumandangkan mungkin penilaian

Zendeling ketika mengabarkan Injil saat itu. pendengar awam/pendatang adalah nyanyian
JURNAL PENDIDIKAN SENDRATASIK

ini sudah diaransemen dalam bentuk paduan dengan mengeksploitasi harmoni

suara sehingga masyarakat mampu membagi pembagian suara, namun pada nyatanya

suara dari melodi utamanya. Namun, pada masyarakat/pelaku seni hanya

nyatanya masyarakat Gandangbatu Sillanan mengembangkan dengan bentuk inversi

hanya mengembangkan nyanyian ini dengan akor yang mengacu pada nada melodi

kreasi mereka sendiri secara spontan. utama pada suara sopran.

a. Tempo c. Birama

Berdasarkan hasil observasi tidak Ditinjau dari hasil pengamatan

ada keterangan tempo yang digunakan penulis terhadap dua sampel Penanian

pada saat nyanyian ini dilantunkan. dolo didapati sampel pertama dan kedua

Namun, melalui hasil rekaman memiliki birama 4/4.

dokumentasi dari informan, lagu ini d. Melodi


dinyanyikan dengan rata-rata tempo Menurut Joseph dalam Pratomo
kurang lebih 66 (Adagietto) lagu ini (2015:15) unsur musik yang paling
dinyanyikan dengan ciri khas masyarakat mudah ditangkap manusia adalah melodi.
Gandangbatu Sillanan, yakni Hal ini karena kemampuan manusia yang
dipamallen-mallen atau dalam bahasa hanya dapat menghasilkan satu suara
Indonesia bermakna diperlambat. dalam satu waktu. Unit terkecil dari

b. Harmoni melodi adalah motif, kemudian frase dan

Sepintas bila mendengarkan kalimat.

lantunan Penanian dolo pada upacara 1) Allo Lendu’ Bulan Lendu’


Rambu solo’ oleh pendatang/awam, Pada lagu pertama, dijumpai
dapat mengatakan bahwa Penanian dolo kemiripan melodi pada lagu KJ. 331
merupakan nyanyian yang telah (Kidung Jemaat) bertajuk “Siang,
diaransemen dalam bentuk paduan suara Malam, Musim, Tahun” karya Herrnhut
JURNAL PENDIDIKAN SENDRATASIK

(Jerman) pada awal abad ke-18, syair William Howard Doane dan syair oleh

oleh Rhijnvis Feith (1753-1824), Fanny J. Crosby dan diterjemahkan ke

diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh dalam bahasa Indonesia oleh E. L. Pohan

H. A. Pandopo/ J. M. Malessy 1975/1983 Shn 1975 dari judul asli “Pass Me Not, O

dari judul asli Uren, dagen, maanden, Gentle Saviour” dikutip dari Kidung

Jaren dikutip dari Kidung Jemaat. Jemaat yang bila lagu ini ditinjau dari

Apabila ditinjau dari liriknya memiliki makna syairnya maka makna dan

makna yang kurang lebih sama. pesannya pun kurang lebih sama. Lagu

Merupakan lagu dengan birama 4/4 dan ini merupakan lagu dengan birama 4/4,

terdiri dari 16 birama nada dasar do=G nada dasar do=g (berdasarkan partitur

dalam nyanyian Kidung Jemaat lagu dalam nyanyian Kidung Jemaat) dan

sedangkan melalui sampel audio hasil dari sampel audio hasil dokumentasi lagu

dokumentasi lagu ini dinyanyikan ini dinyanyikan dengan nada dasar do=d

dengan nada dasar Es. Secara tempo 66 (Adagietto tidak selambat

keseluruhan Lagu Allo Lendu’ Bulan Adagio). Kemudian pola bentuk lagu

Lendu’ merupakan lagu bentuk dua Pasikambi’kan Puangki adalah AB

bagian yang terdiri atas frase A dan frase dengan pola AB = A (a, a’) B (b, a’).

B, sehingga pola lagu ini AB = A (a, a’) BAB V


KESIMPULAN DAN SARAN
B (b, a’).
A. Kesimpulan
2) Pasikambi’kan Puangki
Berdasarkan hasil penelitian dan
Lagu Pasikambi’kan Puangki
pembahasan, peneliti dapat mengambil
adalah sampel kedua dari penelitian ini
kesimpulan sebagai berikut:
yang juga ada dalam nyanyian Kidung
1. Bentuk penyajian Penanian dolo dalam
Jemaat No. 26 dengan judul “Mampilah
Ma’bulle Tomate bersifat situasional dari
Dengar Doaku” merupakan lagu karya
segi waktu pelaksanaan, pelaku seni
JURNAL PENDIDIKAN SENDRATASIK

maupun kostum yang dikenakan. heran apabila struktur pada lagu-lagu

Penanian dolo adalah kumpulan yang ada merupakan lagu dengan bentuk

nyanyian rohani berbahasa Toraja yang konvensional yang terdiri dari satu

disusun oleh beberapa Zendeling dan bagian atau lebih unsur-unsur pembentuk

orang Toraja. Dilihat dari asal katanya berupa kalimat tanya-jawab. Dimana

dalam Kamus Bahasa Toraja (Penanian setelah dilakukan pengamatan dan

berati nyanyian), (Dolo berarti analisis terhadap melodi dan kaitan

dulu/duluan), dengan demikian Penanian dengan syairnya didapati Penanian dolo

dolo berarti nyanyian pada masa yang memiliki bentuk dua bagian lagu dengan

dulu/duluan. Awalnya nyanyian ini urutan AB = A (a, a’) B (b, a’).

dipakai dalam peribadatan sebelum B. Saran

adanya perkembangan nyanyian- Berdasarkan penjelasan yang penulis

nyanyian di Gereja tetapi seiring telah uraikan mengenai Penanian dolo dalam

berjalannya waktu, Penanian dolo Ma’bulle Tomate di Kecamatan

kemudian dilestarikan oleh masyarakat Gandangbatu Sillanan Kabupaten Tana

Gandangbatu Sillanan dengan praktek Toraja, maka penulis sarankan:

berbeda yaitu dipakai dalam ibadah 1. Sangat perlu dilakukan penelitian lebih

penghiburan dan difungsikan sebagai lanjut mengenai Penanian dolo yang

pengiring dalam Ma’bulle Tomate. telah menjadi ikon di Kecamatan

2. Bentuk lagu Penanian dolo merupakan Gandangbatu Sillanan. Terutama asal

bentuk komposisi musik vokal yang usul tradisi ini yang literasinya belum

disusun oleh para Zendeling dengan sampai di masyarakat secara umum.

bantuan beberapa tokoh di Toraja di Mengetahui asal usul tentang tradisi

tengah-tengah menjalankan misinya dalam daerah kita juga merupakan

menyebarkan ajaran Kristen, maka tidak edukasi penting.


JURNAL PENDIDIKAN SENDRATASIK

2. Penanian dolo telah menjadi ikon budaya nyanyian dalam Penanian dolo, dengan

di Kecamatan Gandangbatu Sillanan, menjadikannya bagian dari wawasan

sebagai kekayaan folklore yang penting tambahan pada pelajaran Bahasa Toraja,

bagi pengembangan wawasan ilmu Pendidikan Agama Kristen ataupun

pengetahuan berupa warisan. Untuk itu dalam Seni Budaya dengan

perlu upaya dari berbagai pihak untuk menyesuaikan agama yang dianut tiap

ikut mendukung pelestarian dan siswa. Mengingat generasi sekarang yang

pengembangannya. mulai tidak tertarik dengan kebudayaan

3. Kepada masyarakat Lembang Buntu yang dimiliki.

Tabang (lokasi penelitian), diharapkan 6. Bagi Pemerintah Kabupaten Tana Toraja

dapat menjaga kelestarian segala bentuk agar terus mengembangkan dan

kesenian dan budaya yang telah melestarikan Penanian dolo dalam

diwariskan secara turun-temurun seperti Ma’bulle Tomate sebagai aset kekayaan

Penanian dolo untuk kemudian diajarkan bangsa dan daerah dalam memajukan

kepada generasi penerus agar tidak kebudayaan bangsa.

hilang atapun punah. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat

4. Penulis harap makna yang terkandung meneliti dan mengkaji lebih dalam

dalam Penanian dolo tidak mengalami tentang Penanian dolo agar

pergeseran dari makna aslinya, karena terdokumentasi dengan baik.

dewasa ini para pemuda yang ikut andil

sebagai pelaku seni Penanian dolo

kadang mengubah makna syair yang

terkandung di dalamnya.

5. Bagi institusi pendidikan agar turut

berkonstribusi dalam melestarikan

Anda mungkin juga menyukai