BAB I
PENDAHULUAN
terjadi dalam ritual Ma’bulle Tomate yang awalnya ritual ini diiringi dengan
kekristenan. Ritual Ma’bulle Tomate ini merupakan salah satu ritual yang terdapat
dalam Rambu Solo’. Rambu Solo’1 adalah serangkaian peristiwa yang dilakukan
mulai dari meninggalnya salah satu kerabat sampai pada masa penguburannya.
dalam ritual kematian yang berakar pada Aluk Todolo masyarakat menggunakan
nyanyian Kristen ? Ini disebabkan karena pengaruh kekristenan yang sangat kuat
mereka terhadap desa mereka mulai menekankan penggunaan yang lebih besar
dari guru-guru dan penginjil Toraja. Misi Kristen berhasil dalam membuka soal
1
Rambu Solo’ adalah upacara adat kematian yang ada di Toraja yang dimulai dari
meninggalnya hingga pada penguburan dari si mati. Beberapa daerah di Toraja (secara khusus
Toraja Utara) ada yang menyimpan mayat di atas rumah (Tongkonan : Rumah Adat Toraja) lalu
mencarikan dana untuk melaksanakan upacara ini. Masa penyimpanan ini, si mati masih dianggap
ada dan sedang tertidur sehingga para kerabat tetap mengunjunginya dengan memberikan
makanan, rokok atau sirih. Rambu artinya asap,Solo’ artinya turun yang berarti upacara ini mulai
dilakukan saat matahari sudah mulai hampir terbenam atau sekitar jam 12 ke atas.
Toraja. Van de Loodsdrecht2 dengan berani mengambil sebuah isu keagamaan
tentang aspek-aspek yang kejam dari perpecahan itu. Konstribusi yang paling
mungkin melekat dengan nama Puang Matua namun pada waktunya kepercayaan
sendirilah yang menciptakan seisi alam ini bersama dengan Aluk (agama). Tugas
dan kewajiban dari semua yang diciptakan yaitu memuliakan dan menyembah dan
menyembah Sang Pencipta (Puang Matua) dan para dewa sebagai pesuruhNya.
Cara-cara memuliakan dan menyembah itu diatur oleh Sang Pencipta sendiri
Beberapa orang telah meneliti ritual yang ada di Toraja salah satunya yaitu
H. Van Der Veen yang meneliti tentang The Merok Feast of the Sa’dan Toraja.6
ritual Ma’bulle Tomate. Hal yang sama pula telah ditulis oleh Giovanna Samantha
2
Van de Losdercht adalah tokoh yang paling terkenal dari misionaris GZB yang berasal
dari Hindia Belanda, yang pertama-tama datang untuk membawa Injil ke Toraja.
3
Puang Matua merupakan sebutan Tuhan Allah dalam kepercayaan Aluk Todolo.
4
Terance W. Bigalke, Sejarah Sosial Tana Toraja (Yogyakarta : Ombak,2016),166-169.
5
John Liku Ada’, Aluk To Dolo Menantikan Kristus (Yogyakarta : Gunung
Sopai,2019),14-15.
6
H. Van Deer Veen, The Merok Feast of the Sa’dan Toradja (Springer-Science+Business
Media,1965),3.
2
Lakburlawal dengan menganalisa pemahaman Gereja Toraja terhadap
Ma’badong. Senada dengan itu, Daud Pasila, dengan kajiannya Badong Sebagai
Toraja.7 Namun, tulisan tentang Memori Budaya Aluk Todolo pada Tradisi
Nyanyian Kristen dalam Ritual Kematian belum ada yang mengkajinya karena itu
membedakannya dengan masyarakat lain di Tana Toraja dan Toraja Utara adalah
dalam bahasa Toraja. Ritual Ma’bulle Tomate ini hanya dilakukan oleh para kaum
laki-laki, dari yang muda hingga dewasa dan tanpa sadar tradisi ini diwariskan
secara turun temurun karena lagu-lagu yang dinyanyikan meskipun dalam bahasa
suka Toraja para kaum muda pun bisa menyanyikannya. Memikul mayat sambil
bernyanyi disertai kaki melangkah maju dan mundur, sehingga meskipun jarak
7
Selpiande,’’Kajian Sosio-Teologis terhadap Nilai-nilai yang terkandung dalam Ritual
Ma’bulle Tomate (Skripsi, Fakultas Teologi Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Toraja,2017),
Giovanna Samantha Lakburlawal, ‘Pemahaman Gereja Toraja terhadap Ma’badong (Skripsi,
Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana,2017), Daud Pasila, dengan kajiannya
Badong Sebagai Penghiburan Atas Dukacita Dalam Upacara Rambu Solo’ Masyarakat Kristen
Lameme : Suatu Tinjauan Sosio-Teologis Terhadap Tradisi Badong Di Tanah Toraja,(Skripsi
Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana,2017).
3
dari rumah duka ke pemakaman hanya beberapa kilometer saja mayat
Aluk Todolo8, yang mereka lakukan adalah Ma’badong sesuai dengan strata
Badong bukan dengan nyanyian, namun yang terjadi saat ini dalam masyarakat
Badong sudah tidak pernah lagi dipakai untuk mengiri ritual Ma’bulle
Tomate. Badong adalah tarian dan nyanyian kedukaan yang ada di Toraja. Badong
adalah sebuah tari dan nyanyian berisi syair kedukaan yang diadakan di upacara
berkelompok oleh pria dan wanita setengah baya atau tua dengan cara membentuk
lingkaran besar dan bergerak. Dalam upacara pemakaman menengah ke atas pada
umumnya salah satu bagian dari pelaksanaannya ialah menggelar upacara Ma’
10
badong. Tradisi Badong dalam Aluk Todolo beralih kepada nyanyian sejak
8
Aluk Todolo adalah agama lokal yang ada di Toraja, yang kini hampir punah setelah
masuknya kekristenan pada tahun 1913 berdasarkan data dari hasil wawancara penulis dengan
Bapak Matius Limin. Beliau adalah salah satu tokoh adat yang berdomisili di Desa Gandangbatu.
Agama Aluk Todolo yang hampir punah ini, sampai sekarag ini pemeluknya sebagian besar
berdomisili di Toraja Barat. Daerah-daerah pelosok yang hapir sama sekali tidak mengenal
teknologi.
9
Wawancara dengan Matius Limin, pada tanggal 14 Maret 2019, pukul 06.00 WIB.
10
Dahlia : Analisis Wacana Ma’badong (Salah Satu Upacara Rambu Solok Di Tana
Toraja), Jurnal Perspektif Budaya , Vol.01, Nomor 02,Desember, 2016.
4
muncul adalah Ma’badong tidak dipakai lagi untuk mengiringi ritual Ma’bulle
dapat membantu untuk menjelaskan bagaimana Memori Budaya Aluk Todolo pada
Tradisi Nyanyian Kristen dalam Ritual Kematian di Toraja. Adapun dua literatur
utama yang akan penulis gunakan yaitu karya Jeanette Rodriguess dan Ted Fortier
tentang Memori Budaya11 dan teori dari Massimo Rosati mengenai Ritual and
Sacred.12 Penulis memilih ke dua teori ini karena penulis melihat adanya korelasi
antara teori tersebut dengan masalah yang akan dikaji nantinya tentang ritual dan
bagaimana masa lalu itu memberi informasi pada saat ini, dan membangun masa
depan yang mungkin tidak terlalu diperhatikan. 13 Dua elemen yang sama dapat
ditemukan dalam memori budaya: itu adalah mengingat dan memiliki memori
ingatan. Satu sisi memori budaya adalah traditio, prosesnya. Melalui budaya,
masyarakat dapat mengingat kembali apa yang pernah dilakukan di masa lalu. 14
Ingatan menjadi penting sebagai mekanisme bertahan hidup ketika menjadi bagian
dari cara artistik, sarat emosi dalam membentuk identitas dan makna kelompok.
Rodriguess menambahkan bahwa perlu ada kesadaran mengenai fakta yang ada
11
Jeanette Rodrigues and Ted Fortier, Cultural Memory : Resistance, Faith and Identity
(Amerika : University of Texas Press,2007).
12
Massimo Rosati,Ritual and Sacred (Asghate Publishing Company,2009),7.
13
Rodriguess,Cultural Memory,8
14
Rodriguess,Cultural Memory,10
5
sebagian dari peristiwa yang telah kita dengar yang mungkin menjadi bagian dari
keluarga atau mitologi kelompok, sebagian gambar bahwa kita telah menciptakan
kembali dari serangkaian peristiwa yang diingat keluarga. Sejarawan dan filsuf
sepakat bahwa ingatan pribadi digunakan untuk merumuskan baik individu dan
masa lalu kolektif. Ini adalah upaya untuk mencatat peristiwa manusia yang
khususnya, adalah cara di mana rasa masa lalu tidak hanya dilestarikan, tetapi
juga masa lalu diperankan kembali.16 Ritual dan sakral adalah apa yang kita
gunakan secara teratur dan tanpa disadari, dan atau seharusnya digunakan, untuk
melampaui dan berbagi kehidupan sosial yang bermakna, perlu - meskipun tidak
cukup - kondisi untuk memiliki identitas individu yang 'sehat' dan bermakna; blok
keintiman sebagai berada di antara yang lain, di tangan orang lain (atau yang lain),
lebih dari sekadar berada dengan diri sendiri dan dengan keseluruhan tidak jelas.
Seperti yang dikatakan Jack David dalam bukunya mengatakan bahwa ritual
selalu ada dalam setiap kehidupan manusia, karena ia adalah isi dari kehidupan
manusia itu sendiri. Sehingga dalam setiap ritual terdapat apa yang dinamakan
interaksi. Interaksi ini merupakan hakekat dari ritual itu sendiri untuk membangun
15
Rodriguess,Cultural Memory,13
16
Rosati,Ritual and Sacred ,7
6
hubungan dengan orang lain.17 Keintiman dipahami dalam liturgi ritualisme
sebagai hasil dari upaya gerakan luar ( eksternal , material , terlihat ). Tujuan
ritualisme liturgi bukanlah individu, tetapi keaslian kolektif, rasa milik tradisi,
menjadi bagian dari sesuatu yang lebih luas (dan lebih dalam) daripada nurani
dalam pikiran dan ingatan individu. Praktik ritual dan memori religius, adalah
cara tradisi dibentuk dan dibentuk kembali, cara individu melampaui diri mereka
dan terhubung diri mereka ke masa lalu yang hidup, membentuk masa depan dan
berorientasi.18
rohani versi kekristenan. Berdasarkan data yang diperoleh melalui salah satu
narasumber, pada zaman dahulu dalam Aluk Todolo ritual ini diiringi dengan
Badong bukan nyanyian. Badong memliki makna yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat Toraja karena ia sangat dekat dengan kultus orang Toraja.
Mengapa Ma’badong itu sangat penting bagi masyarakat Toraja? Pertama, dengan
dengan pernytaan Arlene dalam tulisannya bahwa rasa kekeluargaan yang kuat
sesama orang Toraja telah dibuktikan dalam melakukan Ma’badong sebagai bukti
17
Jack David Eller, Introducing Anthropology of Religion - Culture to the Ultimate,
(New York : Routledge, Madison Ave, 2007),210.
18
Rosati,Ritual and Sacred ,9-11.
7
ratapan, penghargaan dan rasa cinta kasih sebagai tanda kehilangan. 19 Yang kedua
dilakukan secara bersama-sama dalam sebuah lingkaran besar. Seperti yang telah
dikatakan Massimo Rosati bahwa pengulangan teratur dari pola yang ditetapkan
secara ritual melalui kata dan gerakan ada untuk menandai berlalunya waktu
membentuk dan atau menegaskan kekuatan untuk bertahan melalui perubahan apa
pun yang telah datang, dan akan tetap datang. 20 Tarian Ma’badong bukan hanya
sekedar tarian kedukaan biasa tetapi dalam ma’badong terkandung nilai bahkan
terhadap keluarga si mati. Jhon Liku Ada’ dalam bukunya yang berjudul Aluk
manusia yang nampak melalui penyambutan keluarga dan rasa empati kepada
keluarga yang berduka.22 Demikian halnya dalam Ma’badong, orang datang tanpa
ditinggalkan. Dengan bahasa lain melalui Badong ada rasa sipopa’dik dan
siangkaran. Sipopa’dik artinya turut merasakan sakit (pa’dik) yang dirasakan oleh
19
Arlene Azalia Stephanie Kamma, Komunikasi Antar Budaya Dalam Tarian Ma’badong
Sebagai Media Tradisional Masyarakat Suku Toraja Di Desa Singa Gembara Kecamatan
Sangatta Utara.
20
21
Stephanie Kamma, Komunikasi Antar Budaya Dalam Tarian Ma’badong Sebagai
Media Tradisional Masyarakat Suku Toraja Di Desa Singa Gembara Kecamatan Sangatta Utara
(eJournal Ilmu Komunikasi,2016,10.
22
Ada’, Aluk To Dolo Menantikan Kristus,15.
8
memberi topangan dan penguatan-penguatan bagi keluarga melalui Badong.
Pengharapan dari orang Toraja. Sehingga ada syair yang mengatakan bahwa
‘’latatulak mira langan, anna membali Puang’’ dalam artian syair dalam Badong
merupakan syair pengharapan supaya dia tinggal bersama dengan dewa karena dia
berasal dari dewa. Pengharapan orang Toraja dalam siklus kehidupannya. Selain
memilki makna yang begitu penting dalam kehidupan orang Toraja dengan
mengiringi ritual Ma’bulle Tomate dan perlu untuk diteliti lebih dalam dengan
rumusan judul yakni Ma’bulle Tomate : Memori Budaya Aluk Todolo pada
23
Stephanie Kamma, Komunikasi Antar Budaya Dalam Tarian Ma’badong Sebagai
Media Tradisional Masyarakat Suku Toraja Di Desa Singa Gembara Kecamatan Sangatta Utara.
24
Wawancara via telepon dengan Pdt. Kornelius Kondong, pada tanggal 18 April 2019,
pukul 10.00 WIB.
9
1. Mengapa Ma’bulle Tomate menempati posisi sentral dalam
ingatan masyarakat dan pada akhirnya Badong ini tidak hilang dari tengah-
tengah masyarakat.
10
Menghadirkan perspektif atau kajian baru mengenai ritual
Gandangbatu.
atau cara untuk lebih membenarkan kebenaran yang ada. 25 Dalam upaya mencari
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
di mana peneliti adalah instrumen kunci. 27 Sejalan dengan itu, John W. Creswell
dalam bukunya mengatakan bahwa dalam metode ini, peneliti sebagai instrumen
kunci (researcher as key instrument) yang berarti bahwa para peneliti kualitatif
25
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013),49.
26
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung :
Alfabeta,2012),2.
27
Sugiyono,Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung : Alfabeta,2012),1.
11
Pada umumnya tidak menggunakan kuesioner atau instrumen yang dibuat peneliti
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. 29 Dalam
Ma’bulle Tomate, guna menjawab permasalahan yang ada, maka dalam penelitian
terstruktur serta dokumentasi dan studi pustaka. Dalam penelitian ini, penulis akan
melakukan studi pustaka guna memperoleh landasan teori melalui buku, literatur
30
Burhan Bungin, “Metodologi Penelitian Kualitatif” Aktualisasi Metodologis ke Arah
Ragam Varian Kontempore,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), 97.
31
Suwartono, Dasar-dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta : ANDI,2014),41.
12
Data diperoleh melalui beberapa sumber yaitu wawancara, pengamatan dan
wawancara secara formal, dengan kata lain metode wawancara mendalam atau tak
terstruktur memiliki sifat yang terbuka dan luwes.32 Suwartono juga menjelaskan
bahwa wawancara adalah cara menjaring informasi atau data melalui interaksi
perasaan, pikiran, pengalaman, pendapat dan lainnya yang tidak bisa diamati. 33
pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar
mata dan telinga sebagai jendela untuk merekam data. 35 Setelah itu beberapa
kegiatan terkait ritual Ma’bulle Tomate akan diliput melalui kamera untuk
memperkuat data penelitian yang telah diperoleh penulis. Di samping itu, dalam
penelitian ini, penulis juga akan melakukan studi pustaka guna memperoleh
landasan teori melalui buku, literatur atau catatan yang berhubungan dengan
32
Deddy Mulyana, “Metodologi Penelitian Kualitatif” Paradigma baru Ilmu Komunikasi
dan Ilmu Sosial Lainnya,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), 180-181.
33
Suwartono, Dasar-dasar Metodologi Penelitian,48.
34
Moh. Nazir,Metode Penelitian(Bogor : Ghalia Indonesia,2011) ,175.
35
Suwartono, Dasar-dasar Metodologi Penelitian,41.
13
Langkah selanjutnya setelah melakukan penelitian adalah menganalisa
data. Terdapat tiga komponen dalam analisa data yaitu pertama data reduction
memfokuskan hal-hal yang penting. Setelah data direduksi maka data akan
disajikan melalui uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif. Yang ke tiga,
Toraja.
Secara garis besar, karya tulis ilmiah ini, akan disusun dalam lima bab
Bab I : Dalam bab ini akan akan berisi pendahuluan yang di dalamnya
penulisan.
36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 247-252.
14
Bab II : Pada bab ini akan membahas seputaran teori yang digunakan untuk
penulisan ini yaitu teori memori budaya dari Jeanette Rodrigues dan Ritual
Bab III : Dalam bab ini penulis akan mendeskripsikan Ma’bulle Tomate dan
Bab IV : Bagian ini berisi analisa yang penulis lakukan terhadap data lapangan
Bab V : Pada bagian ini berisi penutup yang di dalamnya terdapat kesimpulan
selanjutnya.
BAB II
15
TRADISI, RITUAL DAN MEMORI KOLEKTIF DALAM MEMORI
BUDAYA
yang akan diteliti, yakni memori budaya Aluk Todolo dalam ritual kematian di
Toraja. Pada bab ini, penulis akan memaparkan teori yang akan dipakai untuk
2.1 Tradisi
masa kini. Hal yang menggerakkan sikap itu bukan hanya ketidaksetujuan
mengenai apa yang terjadi di masa lalu dan seperti apa masa lalu itu, melainkan
ketidakpastian tentang apakah masa lalu itu benar-benar telah lalu, selesai, dan
dianggap tradisi dan apa yang bukan. Kita perlu menerima dengan sepenuhnya
akan keberlaluan masa lalu karena tidak ada jalan yang adil untuk dapat
Kaitan antara masa kini dan masa lalu adalah basis tradisi karena tradisi
16
disebabkan banyaknya tradisi dan bentrokan antara tradisi yang satu dengan
saingannya. Benturan itu dapat terjadi antara tradisi masyarakat atau antara kultur
yang berbeda di dalam masyarakat tertentu. Benturan tradisi antar masyarakat atau
kultur berbeda telah dikaji secara luas oleh pakar antropologi sosial, terutama
mengacu pada penaklukan kolonial dan juga melalui kontak kultural secara damai
antara masyarakat yang sama sekai berbeda termasuk program modernisasi yang
pribumi dipengaruhi, dibentuk ulang atau disapuh bersih. Perbedaan tradisi agama
juga dapat menjadi pemecah belah suatu tradisi dalam suatu masyarakat. 38 Masa
lalu dan masa kini saling memberi informasi yang masing-masing menyiratkan
sesuatu dan makna yang ideal sepenuhnya. Cara kita merumuskan atau
Bila berbicara mengenai tradisi, hal ini membuat hubungan antara masa
lalu dan masa kini menjadi lebih dekat. Tradisi mencakup keberlangsungan masa
lalu di masa kini ketimbang sekedar menunjukkan fakta bahwa masa kini berasal
dari masa lalu. Kelangsungan masa kini di masa kini mempunyai dua bentuk :
material dan gagasan, atau obyektif dan subyektif. Menurut arti yang lebih
lengkap, tradisi adalah keseluruhan benda material dan gagasan yang berasal dari
masa lalu namun benar-benar masih ada di masa kini, belum dihancurkan,
dirusak, dibuang atau dilupakan. Seperti yang dikatakan Shils bahwa tradisi
berarti segala sesuatu yang disalurkan atau diwariskan dari masa lalu ke masa
38
Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial (Jakarta : Prenada,2007),65-74.
39
Said, Kebudayaan dan Kekuasaan,34.
17
kini. Tradisi tidak tercipta atau berkembang dengan sendirinya secara bebas.
Hanya manusia yang masih hidup, yang mengetahui dan mampu menciptakan,
serta mencipta ulang dan mengubah tradisi. Tradisi lahir di saat tertentu ketika
orang menetapkan fargmen tertentu dari warisan masa lalu sebagai tardisi. Tradisi
dapat mengalami perubahan, namun dapat pula hidup dan muncul kembali setelah
khusus pada fragmen tardisi tertentu dan mungkin lenyap bila benda material
Sikap atau orientasi pikiran tentang benda material atau gagasan yang
berasal dari masa lalu yang dilakukan orang di masa kini menjadi hal yang
penting dalam memahami tradisi. Sikap atau orientasi ini menempati bagian
khusus dari keseluruhan warisan historis dan mengangkatnya menjadi tradisi. Arti
sebagai tradisi menjelaskan betapa menariknya fenomena tradisi itu. Tradisi lahir
melalui dua cara : 1) muncul dari bawah melalui mekanisme kemunculan secara
spontan dan tak diharapkan serta melibatkan rakyat banyak. Karena suatu alasan
banyak. 2) Muncul dari atas melalui mekanisme paksaan. Sesuatu yang dianggap
sebagai tradisi dipilih dan dijadikan perhatian umum atau dipaksakan oleh
40
Sztompka, Sosiologi Perubahan,69-71.
41
Sztompka, Sosiologi Perubahan,71-72.
18
Tradisi dalam kehidupan masyarakat merupakan adat kebiasaan yang
turun-temurun dilakukan dan menjadi bagian dari suatu masyarakat. Tradisi yang
ciri-ciri sakral, seperti sistem kekerabatan, sistem kepercayaan, seni, adat istiadat,
dan berbagai bentuk kebiasaan lain yang dilakukan secara turun-temurun. 42 Dari
dan Ted Fortier mendefinisikan tradisi sebagai salah satu cara menanggapi
kenyataan, termasuk perasaan, ingatan, gambar, ide dan sikap, serta hubungan
kehidupan dalam dunia tertentu, dunia yang dibatasi oleh cakrawala yang
Dua bagian dalam tradisi yaitu (1) proses atau traditio, yang berarti
penyerahan aktual, dan (2) produk atau traditium, yang berarti konten. Dengan
kredo, simbol, pengalaman, dan keputusan moral sehari-hari. Salah satu sisi dalam
memori budaya adalah traditio, prosesnya. Melalui tradisi, orang atau masyarakat
mengingat suatu peristiwa di masa lalu karena budaya yang membawa ingatan itu.
42
Mei Nurul Hidayah (2018). Tradisi Pemakaman Rambu Solo’ Di Tana Toraja Dalam
Novel
Puya Ke Puya Karya Faisal Oddang (Kajian Interpretatif Simbolik Clifford Geertz), Universitas
Negeri Surabaya : Jurnal Interpretatif simbolik 1: (1). 2-16.
43
Jeanette Rodrigues and Ted Fortier, Cultural Memory : Resistance, Faith and Identity
(Amerika : University of Texas Press,2007),7-12.
19
Hal ini dapat diingat melalui ingatan dalam memori, dibesarkan dalam perayaan,
diteruskan secara lisan, direkam dalam tulisan-tulisan. Sisi lain adalah traditium,
yang berarti produk. Apa yang diingat atau dibangkitkan di dalam memori budaya
yakni perasaan atau afektivitas, cara bertindak, bentuk bahasa, aspirasi, hubungan
baik individu maupun kolektif. Ini adalah upaya untuk mencatat peristiwa masa
lalu manusia yang diingat oleh manusia itu sendiri. Sejarah dipindahkan oleh
ingatan tentang hal-hal yang pernah dikatakan dan dilakukan. Seperti memori
sejarah, memori budaya berakar pada peristiwa aktual dan dalam keselarasan
menjadi lebih persuasif daripada fakta-fakta yang ada. Banyak macam kenangan
sejarah yang ditularkan melalui teks, sejarah lisan , tradisi, drama, dan memori.45
dalam dirinya sendiri, tetapi fakta bahwa itu adalah ekspresi yang tampak dari
kepercayaan dan praktik. Tapi yang penting adalah bahwa garis keturunan
komunitas dan melalui diferensiasi dari mereka yang bukan dari garis keturunan
44
Rodrigues dan Fortier, Cultural Memory,13.
45
Rodrigues dan Fortier, Cultural Memory,12.
20
ini. Tradisi adalah sebuah dunia bersama, diproduksi melalui ritual, yang
bagian dari definisi formal tentang apa yang membuat suatu tradisi menjadi
tradisi. Dari sudut pandang formal, tradisi menghubungkan dua makna yang
berbeda tetapi terkait: Pertama, sebagai bagian dari morfologi identitas kolektif
dan kedua, sebagai kondisi pemenuhan identitas diri individu. Dengan kata lain,
kondisi formal kehidupan yang baik dan kemampuan kita berurusan dengan
kehidupan yang terfragmentasi. Menjadi bagian dari tradisi, dan berjuang untuk
berada dalam narasi, dan praktik budidaya yang dibingkai oleh narasi itu. Tradisi
adalah titik awal moral, warisan yang diterima dari masa lalu, yang secara rasional
dikritik dari dalam dan dalam ketegangan dengan tradisi saingan. Tradisi memiliki
rasionalitas batin, terkait pada dasar sifat bawaan kolektif masyarakat dengan
melihat subjek dalam ritual yaitu apa yang dia lakukan.47 Dengan demikian, tradisi
yang ada dalam masyarakat saat ini merupakan bagian dari tradisi yang sudah
2.2 Ritual
“keteraturan”
dan secara etimologi, ritual berasal dari kata rite yang artinya ritus atau upacara
46
Rosati, Ritual and Sacred, (Amerika : Ashgate Publishing Company,1969),7.
47
Rosati, Ritual and Sacred, (Amerika : Ashgate Publishing Company,1969),7-8.
21
keagamaan.48 Ritual dapat menyatukan kegiatan-kegiatan tertentu seperti
nyanyian, bacaan puisi, tarian, makan bersama, penggunaan kostum yang sama
dan sebagainya.49 Oleh sebab itu, ritual selalu dikaitkan dengan perayaan akan
dalam pelaksanaan suatu ritual.51 Hubungan antara sistem makna dan tindakan
individu menjadi hal yang lama dibicarakan dalam teori kebudayaan. 52 Ritual
cara yang strategis untuk bertindak dalam situasi sosial tertentu. Kerangka
48
Larry L. Rasmussen, Komunitas Bumi: Etika Bumi (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2010),
322.
49
Martha Sims dan Martine Stephens, Living Folklore: An Introduction to the Study of
People
and Their Traditions (Logan: Utah State University Press, 2011), 98.
50
Sharon Michelle Oktaviani Pattiasina,Sentralitas perempuan dalam liminalitas simbolik
Kain
Gandong pada hubungan Salam-Sarani di negeri Hative Kecil dan negeri
Hitumessing, Maluku, Tesis Fakultas Teologi Program Magister Sosiologi Agama,(Salatiga :
Universitas Kristen Satya Wacana, 2018),23.
51
Mudji Sutrisno dan Hendar Putranto, Teori-teori Kebudayaan (Yogyakarta :
Kanisius,2005),107-108.
52
Sutrisno danPutranto, Teori-teori Kebudayaan,177.
22
ritualisasi memberi cahaya baru pada tujuan kegiatan ritual, kemanjuran
ritual adalah isi dari kehidupan manusia itu sendiri. Sehingga dalam setiap
ritual terdapat apa yang dinamakan interaksi. Interaksi ini merupakan hakekat
dari ritual itu sendiri untuk membangun hubungan dengan oranglain. 54 Turner
rujukan pada kepercayaan para makhluk dan kekuasaan mistik. Ritual pada
benda, aktivitas, kata, hubungan, peristiwa, isyarat tubuh ataupun unit spasial.55
sebagai suatu habitual action (aksi turun-temurun), aksi formal dan juga
53
Chaterine Bell, Ritual Theory Ritual Practice(Amerika : Oxford University
Press,1992),67.
54
Jack David Eller, Introducing Anthropology of Religion-Culture to the Ultimate (New
York :
Routledge,2007),201
55
Bryan S Turner, Sosiologi Agama (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,2010),191
23
merupakan salah satu cara dalam berkomunikasi. Semua bentuk ritual adalah
sosial. Karena itu ritual merupakan suatu cara untuk menyampaikan sesuatu.56
kehidupan beragama dan menemukan bahwa agama terdiri dari keyakinan dan
ritual sebagai aksi atau tindakan di mana keyakinan dan cita-cita kolektif
secara bersama dihasilkan, dialami dan diakui sebagai nyata oleh masyarakat.
Sosiolog lain, seperti Catherine Bell memahami ritual sebagai aksi atau
budaya untuk bertindak dalam situasi sosial tertentu. Tindakan sosial sangat
ditentukan oleh konteks di mana ritual dilaksanakan. Bagi Bell, tindakan ritual
tergantung pada tempat dan hubungannya dalam konteks dari semua cara
56
Yermia Djefri Manafe,. Komunikasi Ritual pada Budaya Bertani Atoni Pah Meto di
Timor-Nusa Tenggara Timur, Universitas Nusa Cendana Kupang : Jurnal Komunikasi 1 : (3),
288-289.
57
Emile Durkheim, The Elementary Forms of Religious Life (America: The Free Press,
1995), 34.
58
Durkheim, The Elementary, 38.
59
Turner, Sosiologi Agama,191.
60
Catherine Bell, Ritual Theory, Ritual Practice (New York: Oxford University
Press.1992), 67.
24
bertindak yang lain: apa yang digemakan, apa yang dibalikkan, apa yang
Berpijak pada model ritus menjadi balig, bagian pertama ritual yaitu
sebagai penggerak para partisispan yang menjauh dari dunia ini dan kini
menuju dunia trasenden yang kuat. Jadi ritual ini mengekspresikan ‘’kekerasan
yang memantul ulang’’ yaitu kesediaan bekerja sama oleh para pelaku ritual
Para pelaku ritual pemula tidak hanya mengalami yang sakral, mereka
bisa menaklukkannya. 62
Jeanette menyebut ritual sebagai suatu cara di mana rasa masa lalu tidak
hanya dilestarikan, tetapi juga masa lalu harus diperankan kembali. Melalui
ritual, masa lalu dapat diingat kembali. Otoritas tradisi dan kepercayaan
mengingat yang heteronom sebagai karakter dari tradisi, ritual yang dipakai
oleh pemain, dan bukan praktik sosial postmodern mistis, di mana skrip harus
Ritual menghasilkan keyakinan oleh para pelaku, dengan kata lain, mereka
61
Bell, Ritual Theory, 220.
62
Turner, Sosiologi Agama,191-195
25
menunjukkan bagaimana perasaan batin tentang keyakinan dan perlekatan tulus
yang merupakan hasilnya. Liturgi adalah ritual yang paling formal, tetap, dan
berbobot, di mana gerak tubuh, benda, dan kata-kata yang tepat harus
digunakan dengan cara yang benar-benar tepat agar ritual itu berhasil.63
Ada beberapa tipe aktivitas dalam ritual yang dicatat oleh Shich. 64
pengulangan ritual masa lalu versus yang diciptakan untuk keadaan baru.
Ritual sering didefinisikan sebagai tindakan yang bersifat tradisional dalam arti
bahwa itu merupakan seperangkat mana yang diulang dari waktu ke waktu.
saat ini dengan kejadian masa lalu melalui tindakan berulang, misalnya
kejadian masa lalu dengan keadaan sekarang. Dengan berbagai cara, ritual
tradisional dengan simbol baru yang mewakili konteks baru yang berubah.
26
“ritual awarensess”,. tindakan bukanlah ritual jika peserta tidak sadar bahwa itu
informal seperti makan atau menari mungkin lebih baik disebut tindakan
simbolis. Ritual bisa formal karena peserta sadar bahwa mereka berpartisipasi
dalam ritual, atau informal karena peserta kurang atau bahkan tidak sadar
seringkali bersifat formal. Peserta secara sadar membuat konteks ritual dan
berharap bisa berubah dan berarti. Namun ritual improvisasi lainnya kurang
formal. Ritual makan dan menari tradisional dalam arti bahwa mereka
sebelumnya. Namun ritual ini biasanya bersifat informal karena biasanya tidak
yang cukup luas, yang kini banyak menarik perhatian para pakar sosial politik,
65
Schich, Ritual and Symbol,20-13.
66
Yoseph Yapi Taum,(2003). Novel Ronggeng Dukuh Paruk sebagai Memori Kolektif
dan Alat Rekonsiliasi Bangsa, Jurnal Ilmiah Kebudayaan Sintesis 1 : (1).
27
penerimaan dalam suatu masyarakat akan suatu hal yang dimaknai secara
kebudayaan dapat bersifat dinamis dan mengikuti hukum tertentu, yakni lahir,
menguasai.67
Ada dua memori yaitu memori individu dan memori kolektif. Memori
individu berpartisipasi dalam dua jenis memori tersebut, tetapi mengadopsi arti
yang sangat berbeda, bahkan bertentangan saat ia berpartisipasi dalam satu atau
yang lain. Di satu sisi, dia menempatkan kenangannya sendiri dalam kerangka
memiliki kesamaan dengan orang lain hanya dalam aspek yang menarik dia
memelihara kenangan pribadi yang menarik bagi kelompok. Ini dua ingatan
28
Untuk memahami apa yang tidak berubah, apa yang bertahan dalam arti
sebenarnya, kita harus mengambil tempat dalam lingkungan sosial yang sadar
akan stabilitas relatif dan dibuat untuk menghidupkan kembali memori kolektif
yang sekarang punah. Jika peristiwa yang sama dapat mempengaruhi kesadaran
kolektif secara bersamaan, maka kesadaran kolektif pada saat itu saling terkait
dan dipersatukan satu sama lain. Yang terpenting adalah cara suatu kelompok
beragam jarak ke masa lalu yang jauh, tergantung pada bagian tubuh sosial apa
tentang pusat kepentingan yang berbeda dan bukan karena seseorang memiliki
lebih banyak kenangan dari yang lain. Ketika suatu kelompok atau masyarakat
sebelumnya dan setelah itu berubah melalui jalur berbeda yang tidak kontinu
dari memori kolektif. The sacred sebagai sebagai suatu nilai kultural kolektif
dan pengikat identitas diabadadikan dalam memori budaya. Makna kolektif itu
pengalaman yang sama atau berkat proses sosialisasi. Sosialisasi ini dipelihara
29
dan narasi dari mulut ke mulut (dalam masyarakat kuno) yang bertujuan
transfer makna kolektif. Dengan demikian, memori kolektif sebagai salah satu
secara fisik, tetapi juga dapat terjadi dalam bentuk imajinasi sosial yang
process of transference. Dengan kata lain, memori kolektif yang berada dalam
70
Sutrisno dan Putranto, Teori-teori Kebudayaan,103-106
71
Izak Y. M. Lattu, “Orality and Interreligious Relationship: The Role of Collective
Theogiraduate Theological Union, (Disertasi Doctor of Philosophy
Universitas Berkeley, California, 2014), 231.
30
mengalami disorientasi, memori kolektif merupakan energi untuk bernostalgia,
untuk tidak lepas dari benang budaya asal. Halbwachs meyakini bahwa
akan masa lalu. Kondisi masa sekarang merupakan forma dengan cara mana
masa lalu (materia) diformulasikan dalam ingatan dan dimaknai. Memori dan
makna peristiwa masa lalu terus diperbaharui dan diwariskan kepada generasi
berikutnya.72 Oleh karena itu, hal ini dapat diperingati kembali melalui ritual
Ritus diadakan secara kolektif dan reguler agar masyarakat disegarkan dan
sama. Oleh karena itu masyarakat melalui ritus mendapatkan legitimasi berkat
72
Sutrisno dan Putranto, Teori-teori Kebudayaan,103-106.
73
Sutrisno dan Putranto, Teori-teori Kebudayaan,96-97.
31
informasi-informasi atau bahkan membelokkan masa lalu sesuai dengan
terhubung dan berinteraksi dengan individu yang lain. Dan dalam setiap
individu juga tidak akan terlepas antara masa lalu dan masa kini. Masa lalu
hidupnya pada masa kini dan masa mendatang. Budaya dalam kehidupan
sosial mengalami pergeseran dari masa lalu sebagai subjek untuk dipelajari.75
fenomena yang sangat umum. Hal ini berarti bahwa setiap kelompok
menciptakan kembali masa lalu kita. Memori budaya adalah konsep yang
74
Sutrisno dan Putranto, Teori-teori Kebudayaan,99,105.
75
Intannia Cahyasari.2017. Kekuatan Memori dan (Ketidak)Mungkinan Pengampunan
dalam Novel Hanauzumi Karya Jun’ichi Watanabe,Universitas Negeri Yogyakarta : Journal Ilmu
Sastra 5 : (1).
76
Irwan Abdullah, Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan,(Yogyakarta : Pustaka
Pelajar,2006),43-45.
77
Rodrigues and Fortier, Cultural Memory,3.
32
diperkenalkan dalam disiplin ilmu arkeologis oleh Jan Assmann, yang
berbicara tentang memori budaya, kita masuk dalam dua karakteristik yang
historis, politis, dan sosial , dan (2) peran spiritualitas sebagai bentuk
perlawanan.
lagu, ritual, upacara, cerita, atau melalui elemen mediasi lainnya. Perbedaan
antara tingkat pribadi dan kolektif adalah : secara pribadi, individu menemukan
ingatan budayanya melalui lagu, ritual, upacara, dan bentuk mediasi lainnya.
Pada tingkat pribadi, keberbedaan ingatan budaya tersembunyi dari kita. Pada
tingkat kolektif, keberbedaan ingatan budaya hanya ada di sana. Kisah Fortier
tentang orang Indian Coeur d'Alene diceritakan dari sudut pandang seorang
33
terhadap pria kulit putih dan lembaganya ( yang berfungsi sebagai instrumen
penindasan).78
Generasi hari ini tidak sama dengan generasi yang hidup lima ratus tahun
yang lalu, tetapi ingatan budaya mereka masih hidup dalam ingatan kolektif
kita. Hal ini disebabkan karena keberadaan kita saat ini sangat kuat dibentuk
oleh ingatan masa lalu. Ingatan pribadi adalah landasan yang mendukung
ingatan tidak dapat dipahami terlepas dari kekuatan sosial. Seperti semua
bagaimana narasi, ritual, dalam ingatan historis dan kolektif berfungsi sebagai
Dua elemen yang sama dapat ditemukan dalam ingatan budaya: yaitu memori
dan budaya. Memori atau ingatan yang dimiliki masyarakat, dibesarkan dalam
dilakukan bersama.80
34
komunal. Seperti halnya mitos, memori budaya, memiliki dasar historis dan
peristiwa yang berakar secara historis, dan banyak membawa memori budaya.
Mitos Amerika Utara kita sendiri berputar di sekitar kisah George Washington
sakral, kita menggunakan pemahaman mitos, atau cerita. Mitos adalah cerita
makna paling penting di dalamnya, ini adalah cerita yang diyakini telah
disusun di masa lalu tentang suatu peristiwa di masa lalu, sebuah peristiwa
yang terus memiliki makna di masa sekarang karena diingat; itu adalah kisah
kehidupannya.82
Tema agama dan psikososial sulit untuk dipisahkan dari ingatan budaya
karena ranah privat dan publik saling terkait erat. Karakteristik transformasi
makna yang dikaitkan dengan mitos juga merupakan karakteristik dari apa
81
Rodrigues dan Fortier, Cultural Memory : Resistance, Faith and Identity,10.
82
C.A van Peursen, Strategi Kebudayaan(Yogyakarta : Kanisius,1988),42-43.
83
Rodrigues dan Fortier, Cultural Memory : Resistance, Faith and Identity,13.
35
Jan Assman, dalam buku Collective Memory and Cultural Identity,
mana suatu kelompok berasal dan memiliki kesadaran akan kesatuan dan
kekhasannya. Akses dan transmisi pengetahuan ini tidak dikendalikan oleh apa
dengan pelestarian atau transformasi. Memori budaya ada dalam dua mode:
pertama dalam mode potensi arsip yang diakumulasikan melalui teks, gambar,
dan aturan perilaku dan yang kedua yaitu aktualitas, di mana setiap konteks
2.5 Kesimpulan
Tradisi dalam cultural memory terdiri dari kaitan antara masa lalu dengan
masa kini. Tradisi yang telah mengalami banyak perubahan dalam masyarakat
masa lalu dapat dihidupkan, dibangkitkan dan diperingati kembali. Hal ini
sejalan dengan yang dicatat Jeanette bahwa memori budaya adalah proses di
84
Jans Ansmaan, Collective Memory and Cultural Identity,(Italy : Ashgate Publishing
Limited,2009),8-10.
36
pengetahuan kolektifnya dari satu generasi ke generasi berikutnya, sehingga
masa kini sangat erat kaitannya dengan masa lalu. Melalui memori budaya
sekedar diingat namun diperingati kembali melalui ritual yang dimaknai secara
BAB III
GANDANGBATU
Pada bab ini, penulis membahas hasil penelitian yang diperoleh selama
unik dalam upacara Rambu Solo’ yakni dalam Ritual Ma’bullle Tomate yang
penulis adalah metode penelitian kualitatif. Dalam metode ini, data penelitian
data penelitian.
37
3.1 Gambaran Umum Masyarakat Gandangbatu
Mebali. 86
Hal ini disebabkan karena ada dua versi penulisan kata ‘’Gandangbatu’’, yaitu
Gandangbatu dan Gandang Batu. Namun versi penulisan yang paling sering
‘’Gandangbatu’’ juga terdapat dalam dua versi yang berbeda, yang pertama desa
ini disebut Gandangbatu karena pada zaman dahulu ada sebuah batu yang
berbentuk gendang dan bila dipukul bunyinya pun seperti bunyi gendang. 87 Versi
85
Lembang adalah sebutan masyarakat Gandangbatu untuk satu wilayah desa atau
kelurahan. Satu lembang dipimpin oleh satu orang kepala lembang.
86
Kecamatan Gandangbatu Sillanan dalam angka 2019.
87
Cerita dari mulut ke mulut yang berkembang dalam masyarakat Gandangbatu, namun
sampai saat ini penulis belum pernah melihat batu yang berbentuk gendang tersebut.
38
yang ke dua dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya yaitu 88 bahwa
dahulu kala ada seorang laki-laki yang berasal dari sebelah timur Gandangbatu
Lai’ Saleu’. Lai’ Saleu’ berasal dari Gandangbatu Matallo (Gandangbatu Matallo
saat ini diberi nama Gandangbatu Timur). Pada suatu hari Pabura’ datang di suatu
tempat yang bernama Majao90, To’bubun dan Majao merupakan dua kompleks
bertanya kepada orang yang ada di situ. Katanya : “inda padang to´inde jiong
melo dinai mebanua ?’’. Artinya, siapa pemilik kebun di bawah sana? Bagus
Malaleo, untuk bertanya tentang siapa pemilik dari kebun (yang sekarang disebut
Malaleo menjawab : kebun itu tidak ada pemiliknya, datanglah supaya kita jadi
tetangga sampai di Majao. Setelah itu, masyarakat setempat bertanya :’’dari mana
saat itu, masyarakat di Majao dan Malaleo sepakat untuk memberi nama
39
Pabura’ dan Lai’ Saleu’ berasal yaitu Gandangbatu Matallo, yang sekarang
penduduk adalah daerah Majao dan Malaleo. 92 Suku yang ada dalam masyarakat
Gandangbatu adalah suku Toraja asli. Adapun suku-suku lain yang datang dalam
masyarakat Gandangbatu itu karena alasan perkawinan. Namun suku yang ada
dan berkembang di Gandangbatu adalah suku Toraja asli, oleh karena itu
nilai budaya dan adat-istiadat yang berlaku dalam masyarakat. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adat adalah aturan yang dilakukan sejak dahulu
kala. Adat adalah wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai budaya,
norma, hukum, dan aturan-aturan yang satu dengan yang lainnya berkaitan
kebiasaan. Jadi, adat istiadat yang dimaksud adalah kumpulan aturan sosial
yang merupakan salah satu ritual dalam upacara Rambu Solo’. Ritual ini sudah
91
Diterjemahkan oleh penulis ke dalam bahasa Indonesia, dengan berpedoman pada
dokumen yang diperoleh dari narasumber. Informasi yang dituangkan Matius Limin dalam
dokumen tersebut diperoleh melalui tiga orang (almarhum) yang bernama Ne’ Juni, Ne’ Omi dan
Ne’ Sikka.
92
Hasil wawancara dengan Matius Limin sebagai pemangku adat Gandangbatu, 13
Oktober 2019.
40
dilakukan masyarakat sejak dulu kala saat masyarakat masih menganut
kepercayaan lokal suku Toraja yaitu Aluk Todolo.93 Namun prosesi pelaksanaan
asian. Matius Limin94 mengatakan bahwa yang dimaksud dengan adat yaitu
kebiasaan yang ada di suatu komunitas tertentu. Bua’ Gandangbatu atau biasa
disebut Ada’ Tallu Kurinna95 terdiri atas tiga bagian. Pertama, Malaleo-Kumba
disebut to sipiak kurin, jika ada upacara Rambu Solo’ di tempat ini dan
dikurbankan lima ekor kerbau, kepala dari kerbau tersebut akan dibawa ke
Kumba. Demikian sebaliknya jika ada upacara Rambu Solo’di Kumba lima
Rambu Solo’ di Majao dikurbankan lima kerbau maka kepala kerbau diserahkan
saat jika upacara rambu solo’ diadakan di Gandangbatu maka kepala kerbau
93
Hasil wawancara dengan Matius Limin sebagai pemangku adat Gandangbatu, 6 Juli
2019 di Malaleo.
94
Matius Limin, disampaikan dalam Seminar Kontekstual Agama dan Adat Gandangbatu
di Gereja Toraja Jemaat Gandangbatu(Gandangbatu, 3 Mei 2019),5.
95
Tallu berarti tiga, kurin berarti belanga, artinya tiga belanga. Disebut tiga belanga
karena ada di tempat yang berbeda namun satu tatanan adat.
41
To’duajen Jiongan dan sebaliknya jika dilakukan di Lo’ko’riri, maka kepala
khusus agama Kristen pada tahun 1913, masyarakat Gandangbatu hidup dalam
kepercayaan lokal suku Toraja yaitu Aluk Todolo. Suku Toraja sejak dari dahulu
menganut agama atau kepercayaan yang kini disebut Aluk Todolo (aluk =
agama/aturan, todolo = leluhur), jadi Aluk Todolo agama leluhur atau agama
purba. Aluk Todolo adalah suatu kepercayaan animis tua yang rupanya dalam
Hindu, karena itu pemerintah menggolongkan Aluk Todolo dalam sekte agama
Pencipta) sendirilah yang menciptakan seisi alam ini bersama dengan Aluk
(agama). Tugas dan kewajiban dari semua yang diciptakan yaitu memuliakan
dan menyembah dan menyembah Sang Pencipta (Puang Matua) dan para dewa
atau keyakinan ini diturunkan oleh Puang Matua (Sang Pencipta) kepada nenek
96
Limin, disampaikan dalam Seminar Kontekstual Agama dan Adat Gandangbatu di
Gereja Toraja Jemaat Gandangbatu(Gandangbatu, 3 Mei 2019),5.
97
L.T Tangdilintin, Toraja dan Kebudayaannya (Tana Toraja : Yayasan Lepongan
Bulan,1981),72.
98
John Liku Ada’, Aluk To Dolo Menantikan Kristus (Yogyakarta : Gunung
Sopai,2019),14-15.
42
manusia yang pertama yaitu Datu’ La Ukku’ yang dinamakan Sukaran Aluk
dan segala isi bumi ini harus menyembah, memuja dan memuliakan Puang
secara khusus di Gandangbatu penganut kepercayaan ini sudah tidak ada lagi.
Hal ini tentu dipengaruhi oleh kekristenan dimana kekristenan di Toraja mulai
masuk sekitar tahun 1906 yang dibawahi oleh para misionaris Gereformeerde
Zendings Bond (GZB) yakni pasukan Hindia Belanda. Ketika para misionaris
penggunaan yang lebih besar dari guru-guru dan penginjil Toraja. Misi Kristen
berhasil dalam membuka soal adanya perpecahan, melalui apa Kristen bisa
99
Tangdilintin, Toraja dan Kebudayaannya,72.
100
Van de Losdercht adalah tokoh yang paling terkenal dari misionaris GZB yang berasal
dari Hindia Belanda, yang pertama-tama datang untuk membawa Injil ke Toraja.
101
Puang Matua merupakan sebutan Tuhan Allah dalam kepercayaan Aluk Todolo.
43
Matua namun pada waktunya kepercayaan Kristen akan menggantikan
Maret 1913. Orang yang mendapatkan baptisan pada saat itu berjumlah 10
Beberapa Pemberita Injil dari Belanda bersama dengan dua orang Gandangbatu
yang dibaptis pada saat itu datang meneruskan Injil di Gandangbatu, hingga
pada akhirnya kepercayaan lama yaitu Aluk Todolo perlahan berkurang dengan
datangnya kekristenan.
dalam beberapa denominasi gereja. Antara lain Gereja Toraja, Gereja Kibaid,
Gereja Katolik dan Gereja yang beraliran Karismatik. Gereja Toraja berjumlah
enam jemaat yaitu : Jemaat Gandangbatu, Jemaat Malaleo, Jemaat Toke’, Jemaat
Tambuli, Jemaat To’kalo’ dan Jemaat Gari. Gereja Kibaid berjumlah tiga
jemaat, antara lain Jemaat Talondo, Jemaat Pongdudu dan Jemaat Kanunang.
masuk dalam aliran Karismatik juga ada satu yakni GBI Pedallean (Gereja
44
berada di daerah Buntu Lepong yang dekat dengan Gereja Toraja Jemaat Gari.
Untuk lebih jelasnya data ini akan ditampilkan dalam tabel berikut ini
2018
Sejauh ini toleransi antar umat yang berbeda agama masih sangat terlihat
melakukan ritual-ritual keagamaan. Saat ada kegiatan seperti pesta kematian dan
agama.
45
bersebelahan dengan lembang Pa’buaran.104 Gandangbatu memiliki jarak 21
kilometer dari ibu kota Kabupaten Tana Toraja yaitu Makale. Luas wilayah
sebesar 12,92 km2 dengan 1000m ketinggian dari permukaan air laut.105
jika daerah ini termasuk wilayah dengan suhu yang sangat dingin. Suhu di
didukung oleh kondisi tanah yang subur untuk tanaman musiman seperti buah-
buahan dan sayur-mayur serta tanaman lain seperti cengkeh, coklat, vanili, lada,
104
Wawancara penulis dengan kepala Lembang Gandangbatu, Kalvin Inggu’. Pada
tanggal 3 Juli 2019.
105
Kecamatan Gandangbatu Sillanan dalam angka 2019,hal.3.
106
Kecamatan Gandangbatu Sillanan dalam angka 2019,hal.7.
46
Sumber : ganti/dokumen pribadi
peternak, sebagian besar memelihara babi dengan jumlah yang banyak dan
setiap tahunnya mencapai 669 ekor. Data-data yang akurat melalui jumlah ternak
yang lainnya tidak dilaporkan dalam data tersebut. Babi-babi yang menjadi usaha
pelaksaan upacara Rambu Solo’ maupun Rambu Tuka’ dalam masyarakat, tidak
107
Kecamatan Gandangbatu Sillanan dalam angka 2019.
47
menempuh pendidikan sampai perguruan tinggi atau sarjana. Pekerjaan lain yang
ditekuni masyarakat selain bertani dan beternak adalah sopir, pedagang, tukang
kayu, dan tukang bangunan. Selain itu, masyarakat yang bekerja sebagai pegawai
Kelurahan Benteng Ambeso yang biasa disebut Pasar Buntu. Jarak pasar ini
dengan Lembang Gandangbatu hanya sekitar 5 km saja atau bisa ditempuh dengan
Gandangbatu yaitu sebuah sumur yang biasa disebut To’bubun. Sumur ini terletak
di pinggir jalan sebelah kanan sebelum lapangan yang dekat dengan Gedung
Menurut cerita warga setempat, To’bubun ini ditemukan oleh Pabura’ dan Saleu’.
Masyarakat menyebut sumur ini tidak ada pantangan ataupun misteri. Namun, ada
keistimewaannya yaitu sumur ini tidak pernah kehabisan air. Airnya selalu
mengalir saat kemarau sekalipun, sehingga sumur ini merupakan salah satu
dan selalu mengalir, airnya juga tidak pernah keruh saat musim hujan tiba.
Keistimewaan yang lain dari sumur ini adalah airnya bisa langsung diminum
48
karena tidak berkapur. Mata air sumur ini keluar dari sela-sela bebatuan. Bila
musim kemarau tiba masyarakat dari luar Gandangbatu bahkan dari luar
disebut to’bubun ini.108 Untuk lebih jelas, sumur tersebut akan ditampilkan pada
Sumber : https://www.karebatoraja.com/mengenal-lebih-dekat-mata-air-abadi-di-
lembang-gandangbatu/
yang bertugas saat ini bernama Kalvin Inggu’, beliau adalah mantan Kepala
dusun yaitu dusun Majao, Gandangbatu dan Lamudak. 109 Kepala lembang dan
108
https://www.karebatoraja.com diakses pada tanggal 26 Oktober 2019.
109
Hasil pengamatan penulis, 2019
49
penduduk, mereka juga bertugas sebagai pengambil keputusan bersama dengan
para tokoh adat, tokoh masyarakat serta tokoh gereja jika hendak melakukan
suatu upacara adat atau ritus-ritus keagamaan yang berlaku dalam masyarakat,
dan empat posyandu dengan satu perawat dan enam orang bidan. Dalam bidang
gedung TK, yang disebut TK PGRI Gandangbatu dengan dua orang guru. 110 Di
SDN INPRES Gandangbatu, SDN 138 Gandangbatu dan dan SDN 295 INPRES
110
Kecamatan Gandangbatu Sillanan dalam Angka 2019.
111
Hasil wawancara bersama Michael Rionaldo, 2 Oktober 2019.
50
Sekolah Menengah Pertama yang disebut SMP Kristen Gandangbatu yang
Gandangbatu, jadi saat anak-anak telah lulus SMP sebagian dari mereka pergi ke
ibu kota Kabupaten yaitu Makale untuk menuntut ilmu, sebagiannya lagi
Sillanan.
Gandangbatu
ini tidak berlaku bagi masyarakat yang beragama Islam. Masyarakat yang
digunakan dalam ritual Ma’bulle Tomate berasal dari kekristenan dan sebagian
Todolo112, yang mereka lakukan adalah Ma’badong. Ma’badong dalam ritual ini
yang juga masuk ke wilayah Gandangbatu. Namun pada saat itu masyarakat
112
Aluk Todolo adalah agama lokal yang ada di Toraja, yang kini hampir punah setelah
masuknya kekristenan pada tahun 1913 berdasarkan data dari hasil wawancara penulis dengan
Bapak Matius Limin. Beliau adalah salah satu tokoh adat yang berdomisili di Desa Gandangbatu.
Agama Aluk Todolo yang hampir punah ini, sampai sekarag ini pemeluknya sebagian besar
berdomisili di Toraja Barat. Daerah-daerah pelosok yang hapir sama sekali tidak mengenal
teknologi.
51
setempat menyebut ritual penguburan dengan kata dipeliang113. Kekacauan yang
terjadi pada saat itu sekitar tahun 1965 datang dari pihak DITII (Darul
gerombolan, dan ada juga yang masyarakat sebut sebagai gorilla.114 Pihak-pihak
saat itu, badong sudah tidak pernah lagi dipakai untuk mengiringi ritual Ma’bulle
Tomate.115 Badong adalah tarian dan nyanyian kedukaan yang ada di Toraja.
Badong adalah sebuah tari dan nyanyian berisi syair kedukaan yang diadakan di
upacara Rambu Solo’. Dalam masyarakat pada saat itu tidak semua yang
yang berlaku dalam masyarakat. Di sinilah letak perubahan yang terjadi dalam
ritual Ma’bulle Tomate antara Aluk Todolo dengan kekristenan. Badong yang
(dalam bahasa Toraja disebut Pa’pudian) lagu-lagu KKR dan beberapa Penanian
Dolo. Penanian Dolo merupakan salah satu bentuk nyanyian rohani yang dibuat
dalam bahasa Toraja. Nyanyian ini pada awalnya disusun oleh para Zendeling
113
Liang artinya lahat, jadi dipeliang artinya dikuburkan. Bahasa masyarakat setempat
pada saat ini mengatakan dilamun.
114
Hasil wawancara dengan Benyamin Bu’bu’, 28 Juni 2019 di Gandangbatu.
115
Hasil wawancara dengan Matius Limin, 19 April 2019
52
Toraja yang beragama kristen. Jika melihat dari asal katanya penanian berarti
nyanyian,dan dolo yang berarti dulu. Dengan demikian penanian dolo berarti
nyanyian pada masa yang lalu (lampau).116 Penanian dolo berisi syair-syair
badong. Namun tidak semua kerabat yang meninggal dalam ritual pemakamannya
disertai dengan badong. Hal ini didasarkan pada strata sosial atau yang biasa
disebut tana’ yang berlaku dalam masyarakat (lih.hal.18). Selain itu, dalam
Ma’badong ada satu orang yang bertugas sebagai pemimpin dari badong itu.
Pemimpin badong dalam bahasa Toraja disebut pa’tolo’ badong.117 Dia bertugas
lainnya.
memilki beberapa makna yang dihayati oleh penganut kepercayaan ini. Adapun
53
Demikianpun dengan status sosialnya, semuanya terungkap dalam
Gandangbatu.
2. Mengungkapkan ratapan
kepahitan yang dialami saat salah satu kerabat dipanggil Puang Matua
ratapan, penghargaan, rasa cinta kasih dan sebagai tanda kehilangan. 121
119
Ganna’, artinya genap, tunuanna artinya hewan korban. Jadi, ganna; tunuuanna
artinya lengkap ritual, atau lengkap persembahan korbannya.
120
Hasil wawancara bersama Kepala Lembang Gandangbatu, 7 Juli 2019 di Kantor
Lembang Gandangbatu.
121
Arlene Azalia Stephanie Kamma, (2016), Komunikasi Antar Budaya Dalam Tarian
Mabadong Sebagai Media Tradisional Masyarakat Suku Toraja Di Desa Singa Gembara
Kecamatan Sangatta Utara, Journal Ilmu Komunikasi, 4 : (2), 39-251.
122
Lise’ badong artinya kalimat-kalimat yang berisi dari syair dalam badong
54
Ratapan-ratapan yang diungkapkan mewakili perasaan kehilangan,
3. Solidaritas
tersebut seakan mengajak yang lain untuk turut serta berperan dalam
55
percaya bahwa, si mati yang ritual kematiannya lengkap akan Membali
dari dewa.124 Karena itu Aluk Todolo meyakini bahwa si mati yang
56
Dalam Aluk Todolo syair ini artinya : To ditingara tuka’, to buda
tunuanna. Artinya orang yang diupacarakan pada saat itu berasal dari
statusnya di puyah sama seperti di lino (bumi) dan yang terpenting adalah
statusnya berubah menjadi To Membali Puang. Jika ini terjadi maka semua
keluarga, anak cucu yang masih hidup di dunia akan merasa puas, aman, bahagia
dan banyak mendapat rejeki. Sebaliknya, jika anak cucu dan keluarga melalaikan
yang meninggal maka anak cucu, keluarga yang masih hidup akan mendapat
kutukan seperti sakit penyakit, sukar mendapat rejeki dan selalu ditimpah
musibah. Upacara rambu solo’ dari orangtua atau leluhur yang tidak sempurna
karena kelalaian dari anak cucu itu disebut tang sundun Alukna.129
Selain beberapa hal penting di atas, Aluk Todolo juga mengajarkan bahwa
wilayah. Sekitar abad 13, pada pemerintahan Raja Sangalla’, Puang Palodang
57
1. Tana’ Bulawan yang artinya bangsawan tinggi. Para
131
Stepanus, Ritual Mebulle Bai Ruang Bersama Penyelesaian Konflik Sosial Masyarakat
Mamasa,Tesis Magister Sosiologi Agama Fakultas Teologi, (Salatiga : UKSW,2018),45-46.
132
W.A.Van der Klis,Datanglah Kerajaan-Mu: Lima Puluh Tahun Pekabaran
Injil di Toraja Barat 1913-1963,(Rantepao: Sulo,2007),16.
133
Stefanus, Ritual Mebulle Bai,46.
134
Arianus Mandadung,Keunikan Budaya: Pitu Ulunna Salu Kondosapata Mamasa.
Mamasa,2005. 116.
58
4. Tana’ Kua-kua yang artinya hamba atau dalam bahasa Toraja
beberapa tingkatan dalam upacara rambu solo’ yang didasarkan pada tana’ atau
strata sosialnya.136 Namun dalam masyarakat Gandangbatu, tana’ ini tidak lagi
menjadi hal yang dianggap penting di zaman sekarang ini, itulah sebabnya orang
Gandangbatu disebut tomasero yang artinya bukan bangsawan dan bukan hamba.
Dengan kata lain, orang Gandangbatu tidak diperintah dan tidak memerintah.137
Dengan demikian, secara harafiah Ma’bulle Tomate artinya memikul mayat atau
diiringi dengan nyanyian didasarkan pada kebiasaan turun temurun yang telah ada
paparkan sebelumnya bahwa ritual ini juga sudah ada dalam kepercayaan lama
masyarakat yaitu Aluk Todolo namun pelaksanaan ritual ini dalam Aluk Todolo
dalam pelaksaan ritual ini, dimana pada kepercayaan Aluk Todolo masyarakat
135
Stefanus, Ritual Mebulle Bai,46.
136
Limin,7.
137
Hasil Wanwancara bersama Matius Limin, 8 Agustus 2019.
59
melakukan ritual Ma’bulle Tomate sambil Ma’badong namun dalam masyarakat
saat ini ritual tersebut dilakukan sambil bernyanyi. Berikut penulis tampilkan foto
masyarakat.138
telah dijelaskan sebelumnya (lihat hal. 18). Hal ini berbeda dengan
138
Hasil wawancara dengan Pdt. Erniyanti Rustam Payangan sebagai Pendeta Jemaat di
Gandangbatu, 15 Agustus 2019.
60
badong dalam kepercayaan Aluk Todolo di mana badong tidak
yang cukup jauh turut hadir dalam ritual ini. Hal ini lebih dekat
tidak ada undangan maka orang akan merasa malu dan sungkan
untuk menghadirinya.139
139
Hasil wawancara dengan Yohana Mune’ sebagai salah satu anggota masyarakat
Lembang Gandangbatu, 6 Agustus 2019.
61
3. Keyakinan masyarakat bahwa manusia beserta semua yang
Yang artinya :
selamanya
Tuhan Yesus.
140
Hasil wawancara dengan Benyamin Bu’bu’ sebagai salah satu anggota masyarakat
Lembang Gandangbatu, 6 Agustus 2019.
62
4. Pemujaan kepada Tuhan141
kepada Tuhan. Salah satu lagu yang digunakan terdapat dalam Kidung
Kristus. Bait-bait lagu ini juga berisi ungkapan syukur atas anugerah
Dengan kata lain, ritual ini dilakukan pada saat penguburan si mati. Ritual
141
Wawancara dengan Pandu sebagai tokoh masyarakat, tanggal 7 Juli 2019 di
Gandangbatu
63
Ma’bulle Tomate di Toraja secara umum. Berdasarkan hasil pengamatan
dan Rantepao, ritual Ma’bulle Tomate tidak diiringi dengan nyanyian atau
apapun. Mereka yang terlibat dalam ritual ini hanya berjalan seperti biasa
oleh satu pemimpin lagu yang biasa disebut pa’tolo.142 Orang yang
memimpin lagu pada ritual-ritual sebelumnya. Hal ini berarti bahwa tidak
semua orang bisa jadi pa’tolo’ namun hanya orang-orang tertentu saja.
dan diikuti oleh pelaku ritual yang lain. Dalam perjalanan menuju tempat
langkah kaki yang agak santai. Ritual ini dilakukan oleh kaum laki-laki,
dari yang masih muda sampai orang yang sudah tua seperti yang terlihat
142
Pa’tolo’ artinya pemimpin lagu dalam ritual Ma’bulle Tomate
143
Hasil pengamatan penulis saat mengikuti jalannya ritual, 2019.
64
pada gambar halaman 20. Peti dari si mati yang telah dipaku rapat-rapat di
taruh di atas empat batang bambu yang telah diikat kuat satu dengan yang
lain.144 Pembawa karangan bunga berjejer di depan diikuti oleh para pelaku
ritual ma’bulle tomate, biasanya dilakukan oleh perempuan atau anak kecil
yang tidak lain adalah keluarga dari si mati. Namun karena jarak dari
pembawa bunga kadang keluar dari barisan dan berjalan sesuai dengan
gereja memimpin doa dan satu pujian. Di samping itu, ritual Ma’bulle
Tomate juga dilakukan sambil minum air baik air putih ataupun ballok
144
Bambu yang digunakan bukan sembarang bambu, namun bambu yang dianggap kuat
untuk mengangkat jenasah, biasanya berwarna hijau dan masyarakat setempat menyebutnya
parrin.
65
(tuak Toraja) serta merokok. Hal ini disebabkan karena pelaku ritual
merasa haus akibat terus bernyanyi sambil berjalan sementara jarak rumah
lagu-lagu KKR dan beberapa Penanian Dolo. Semua lagu yang digunakan
motor, pelaku ritual berhenti sejenak dan memberi jalan bagi kendaraan
yang dimiliki oleh masyarakat karena sarat dengan makna yang dihidupi
145
Pengamatan penulis saat mengikuti jalannya ritual, 2019
66
3.2.2 Pendapat masyarakat Gandangbatu tentang memori budaya Aluk
secara turun temurun dalam suatu kelompok masyarakat tertentu. Tradisi yang
telah diwariskan secara tutun temurun ini akan terlihat melalui ritual yang masih
ada dan terus berkembang dalam kehidupan masyarakat hingga saat ini. Pada
Gandangbatu mengenai memori budaya Aluk Todolo yang ada dalam ritual
Ma’bulle Tomate.
salah satu anggota masyarakat yang selalu terlibat dalam ritual ini pun
kembali apalagi saat pelaku dari ritual ini sedang bernyanyi. Singkatnya bahwa
dalam ritual Ma’bulle Tomate saat ini syair-syairnya hampir sama dengan badong
dalam Aluk Todolo yang juga menggunakan bahasa Toraja. Benyamin Lotto 147
sebagai pa’tolo’ badong juga sebagai pa’tolo’ nyanyian pun mengatakan hal yang
sama, bahwa secara umum anggota masyarakat yang berumur sekitar 50 sampai
60 tahun, memorinya akan badong dalam Aluk Todolo muncul kembali saat
146
Wawancara via telpon bersama Matius Limin, 8 November 2019
147
Wanwacara via telepon, 8 November 2019.
67
Karena itu dapat disimpulkan bahwa dikalangan anggota masyarakat yang
sudah berumur 50-60 tahun, memori-memori budaya dalam Aluk Todolo secara
khusus dalam ritual penguburan muncul kembali dalam ingatan mereka. Hal ini
terjadi karena syair-syair dari nyanyian yang digunakan masyarakat saat ini
hampir sama dengan syair badong yang digunakan dalam ritual Ma’bulle Tomate
ada, mereka mengatakan bahwa ingatan mereka tentang budaya badong sama
sekali sudah tidak ada saat mereka sedang terlibat dalam ritual Ma’bulle Tomate.
Salah satunya yaitu Aries Banduru menyatakan bahwa bahwa sama sekali tidak
ingatan tentang budaya badong dalam Aluk Todolo pada saat terlibat ataupun
melihat prosesi ritual Ma’bulle Tomate.149 Memori itu tidak ada (tidak muncul)
selain disebabkan karena mereka belum ada pada saat itu, mereka juga
mengatakan bahwa tidak ada pemahaman yang dimiliki akan kepercayaan Aluk
Todolo. Sehingga Michael Vianser150 dengan tegas mengatakan bahwa, hal yang
paling mendominasi pikiran mereka saat terlibat dalam ritual Ma’bulle Tomate
adalah persekutuan pelaku ritual dengan Tuhan selaku Pencipta dan pemilik
kehidupan.
3.2.3 Kesimpulan
148
Wawancara via whatsapp bersama Aries Banduru, 6 November 2019.
149
Lihat bab 3,hal.26
150
Wawancara via whatsapp bersama Michael Vianser Selaku ketua Persekutuan Pemuda
di Jemaat Gandangbatu, 6 November 2019.
68
Ritual Ma’bulle Tomate telah mengalami pergeseran secara jelas dalam
Aluk Todolo masyarakat menggunakan badong untuk mengiringi ritual ini. Sejak
kekristenan masuk dan berkembang, badong kemudian tidak lagi dipakai dalam
cukup besar. Namun satu hal yang menarik bahwa tidak semua anggota
dalam ritual ini juga mempersatukan semua strata sosial atau tana’ yang ada
dalam masyarakat.
BAB IV
yang diwariskan secara turun temurun di Gandangbatu. Dalam bab ini penulis
ritual ini telah mengalami dinamika dalam pelaksanaannya pada kepercayaan Aluk
Todolo ke dalam Kekristenan. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa ritual ini
69
pembangkit memori budaya Aluk Todolo dalam masyarakat yang bahkan telah
menganut kepercayaan kristen saat ini. Karena itu, penulis akan menganalisis
temuan tersebut berdasarkan teori yang dipaparkan pada bab II dengan uraian
sebagai berikut:
Gandangbatu
kepercayaan Aluk Todolo ritual ini diiringi dengan badong152 namun sekarang
duka pada malam hari dengan menggunakan bahasa asli suku Toraja di
bahwa pada kepercayaan Aluk Todolo, mereka (dan nenek moyang mereka)
mengiringi ritual Ma’bulle Tomate dengan badong. Sehingga saat mereka sedang
terlibat atau melihat dan mendengar pelaksanaan ritual tersebut memori mereka
151
Ma’bulle sebenarnya terdiri dari dua kata yang tidak bisa dipisahkan. Ma’ berfungsi
sebagai awalan, dan Bulle sebagai akhiran. Ma’, dalam bahasa Indonesia artinya me- sedangkan
bulle artinya pikul sehingga ma’bulle berarti memikul. Tomate juga terdiri dari dua kata yang
dalam bahasa Toraja tidak boleh dipisahkan, to itu sendiri artinya orang dan mate artinya
mati/meninggal. Jadi, tomate dalam bahasa Indonesia artinya orang mati/meninggal/mayat.
Dengan demikian, Ma’bulle Tomate berarti memikul mayat.
152
Lihat bab 3, hal.12-13
70
Sztompka153 menguraikan bahwa kaitan antara masa kini dan masa lalu
adalah basis tradisi karena tradisi merupakan suatu cara untuk menyampaikan
Kendatipun demikian, tradisi dapat pula hidup dan muncul kembali setelah sekian
dalam bentuk badong dalam kepercayaan Aluk Todolo. Dengan kata lain,
budaya ini telah diperankan oleh nenek moyang mereka sejak dahulu kala melalui
badong. Nyanyian sebagai hasil dari perkawinan (perjumpaan) antara budaya Aluk
masyarakat tidak serta merta meninggalkan sesuatu yang telah ada sejak dulu.
datangnya kebudayan yang berbeda dari tradisi agama lain. Tradisi badong dalam
ritual Ma’bulle Tomate juga ‘’mewujudkan diri’’ (berubah wujud) dalam bentuk
yang baru yaitu menyanyi. Badong yang kini dalam memori kolektif masyarakat
telah menjadi masa lalu dengan adanya nyanyian. Namun,makna yang dihidupi
153
Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial
154
Hasil diskusi via telvon bersama Pdt. Kornelius Kondong. Salatiga, 19 Februari 2020
71
masyakat pada saat itu tetap ada dan dihidupi masyarakat hingga saat ini melalui
tradisi menyanyi. Senada dengan argumentasi Edward W. Said 155 bahwa berpaling
ke masa lalu yaitu badong dalam Aluk Todolo merupakan salah satu strategi
paling umum untuk menafsirkan masa kini yaitu nyanyian dalam ritual Ma’bulle
Tomate.
ini dilakukan untuk memelihara dan menjaga relasi dalam masyarakat, baik itu
strategi paling umum untuk menafsirkan masa kini. Hal yang menggerakkan sikap
itu bukan hanya ketidaksetujuan mengenai apa yang terjadi di masa lalu dan
seperti apa masa lalu itu, melainkan ketidakpastian tentang apakah masa lalu itu
benar-benar telah lalu, selesai, dan ditutup, atau apakah ia masih berlanjut,
Tiap individu tentu sepakat bahwa kehidupan masa lalu sangat besar
pengaruhnya bagi kehidupan masa kini, walaupun dalam realitas sosial kita tidak
terdapat dalam beberapa versi seperti yang telah dijelaskan pada bab
158
Lih.bab.3,hal.23
72
menyebut ritual ini sebagai ritual yang unik sehingga video-video dari ritual ini
youtube. Keunikan ini nampak melalui pelaksanaan ritualnya yang diiringi dengan
menjadi tradisi masyarakat di Gandangbatu, ritual ini juga menjadi salah satu
keunikan yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Jika dilihat dari wilayah Toraja
masyarakatnya. Makna ini yang terus dihidupi oleh masyarakat sehingga ritual ini
Pada bab sebelumnya yaitu pada bab dua, penulis telah memaparkan
bahwa tradisi merupakan keseluruhan benda material dan gagasan yang berasal
dari masa lalu namun benar-benar masih ada di masa kini. Gagasan yang berasal
dari masa lalu itu masih ada dalam masyarakat saat ini, belum dihancurkan,
merupakan gagasan yang berasal dari tradisi para leluhur dalam kepercayaan Aluk
Todolo. Gagasan itu masih ada karena tidak dapat dilupakan dalam kultur sosial
masyarakat dan akan terus bagian menjadi dari masyarakat Gandangbatu hingga
saat ini. Seperti yang dikatakan Shils bahwa tradisi berarti segala sesuatu yang
disalurkan atau diwariskan dari masa lalu ke masa kini. Tradisi tidak tercipta atau
159
Lih.bab 3,hal.20
160
lih.bab 2,hal 1
73
berkembang dengan sendirinya secara bebas. Hanya manusia yang masih hidup,
yang dapat mengetahui dan mampu menciptakan, serta mencipta ulang dan
mengubah tradisi.161
Gandangbatu. Gagasan seperti inilah yang dikatakan Shils bahwa tradisi itu dapat
dicipta ulang oleh manusia sebagai bagian dari masyarakat. Perubahan tradisi
Gandangbatu
utuh dalam kultur sosial masyarakat Toraja. Keutuhan budaya adalah situasi di
mana pelbagai unsur atau struktur yang ada dan berlaku dalam masyarakat
berbaur menjadi satu, dalam sebuah ruang bersama yang disebut ritual. Hal inilah
yang kemudian dikonsepkan oleh Rodriguezs dan Fortier162, dalam dua bagian
dari tradisi yakni proses dan produk (konten). Apa yang dibangkitkan atau diingat
di dalam cultural memory yaitu perasaan, cara bertindak, bentuk bahasa, ide dan
74
Rodriguezs dan Fortier, ritual merupakan salah satu cara di mana rasa masa lalu
tidak hanya dilestarikan, namun ingatan atau rasa itu harus diperankan kembali
melalui ritual.
bernostalgia , untuk tidak lepas dari benang budaya asal. Telah menjadi fakta
ritual Ma’bulle Tomate. Namun, dalam kultur sosial masyarakat, ingatan tentang
badong tidak dapat lenyap dan tidak menghilang tanpa jejak. Jejak ingatan itu
tinggi oleh masyarakat Toraja. Seluruh tatanan hidup dan kebudayaan masyarakat
karapasan165. Bagi masyarakat Toraja, ritual keagamaan seperti Aluk Rambu Solo’
dan Rambu Tuka’, dan hal-hal lainnya yang sudah menjadi identitas keTorajaan
hanya memiliki satu tujuan yaitu mendatangkan damai sejahtera, yang dalam
163
Sutrisno dan Putranto, Teori-teori Kebudayaan.
164
Karapasan,rapa’ : damai sejahtera, tenteram
165
Hasil diskusi via televone bersama Oktoviandi Rantelino,M.Si selaku dosen Sosiologi
Agama dan beberapa mata kuliah yang diampuhnya di IAKN Toraja. Salatiga, 19 Februari 2020.
166
Hasil diskusi via televone bersama Pdt. Kornelius Kondong,S.Th. Salatiga 20 Februari
2020.
75
tertinggi dalam pandangan orang Toraja karena merupakan wujud dari indahnya
sangat berkaitan erat dengan karapasan dan menurut Kobong hal inilah yang
merupakan tujuan manusia diciptakan. Hingga saat ini, dalam eksistensi setiap
ritual yang masih sangat terpelihara dan tertata dengan baik di Toraja, masyarakat
Masyarakat Toraja yang saat ini telah menganut kepercayaan Kristen tidak bia
melepaskan diri dari kebudayaan lama yaitu Aluk Todolo. Hal ini terlihat melalui
ritual atau setiap prosesi pelaksaan tiap-tiap ritual secara khusus pada Aluk Rambu
Solo’.
Ma’bulle Tomate juga terwujud dengan adanya perjumpaan Aluk Todolo dan
bagaimana pelaksanaan ritual tersebut dalam Aluk Todolo. Aluk Todolo memiliki
(semacam) tahapan dalam setiap rangkaian ritual yang disebut Lampana Aluk168.
Lampana Aluk berarti keseluruhan ritual yang dilakukan masyarakat mulai dari
hari pertama hingga pada masa penguburan si mati. Keseluruhan ritual ini tertata
dalam suatu tahapan yang disebut Alampana Aluk. Dalam Kekristenan Lampana
Aluk disebut dengan akta atau liturgi. Rosati169 menyebut ritual sebagai salah satu
cara untuk memerankan kembali masa lalu. Menurutnya, ritual yang harus
167
Theodourus Kobong, Injil dan Tongkonan : Inkarnasi, Kontekstualisasi, Transformasi
(Jakarta : Gunung Mulia,2008),hal.319
168
Lampana Aluk berarti
169
Rosati, Ritual and Sacred
76
digunakan adalah ritual liturgis, sehingga ritual itu menjadi ritual yang aktual
karena telah disederhanakan sedemikian rupa dalam satu tatanan yang disebut
keterhubungan satu dengan yang lainnya. Ritual Ma’bulle Tomate menjadi salah
satu titik tolak perjumpaan yang indah antara Aluk Todolo dengan Kekristenan.
(data) Salah satu nilai Karapasan yang terwujud atau nampak dalam ritual
merupakan tindakan solider terhadap pergumulan yang dialami oleh orang lain.172
memiliki keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan beberapa daerah yang ada
di wilayah Kabupaten Tana Toraja. Secara garis besar, ritual yang telah menjadi
170
Lih. bab 3,hal.16-21
171
Sipopa’di’ berarti turut merasakan beban orglain
172
Stepanus, Ritual Mebulle Bai Sebagai Ruang Bersama Penyelesaian Konflik Sosial
Masyarakat Mamasa,Tesis : Universitas Kristen Satya Wacana,2018,hal.
173
Sztompka, Perubahan Sosial
174
Lih. bab 4 hal. 2
77
tradisi dalam kehidupan budaya masyakat ini merupakan fakta sosial yang
berlaku dalam kekristenan, ritual ini tidak berlaku bagi masyarakat yang beragama
Islam. Masyarakat yang beragama Islam, pada saat meninggal hanya diusung ke
pemakaman dengan berjalan seperti biasa. Hal ini disebabkan karena nyanyian-
nyanyian yang digunakan dalam ritual Ma’bulle Tomate berasal dari kekristenan
dan sebagian besar syairnya juga berasal dari ayat-ayat alkitab 175. Dengan
demikian, secara tidak langsung ritual ini dapat dikatakan ritual kekristenan yang
Berbicara soal kenangan membuat hubungan antara masa lalu dan masa kini
menjadi lebih dekat. Senada dengan yang diuraikan Piotr Sztompka dalam buku
masa kini dan tidak hanya sekedar menunjukkan fakta bahwa masa kini berasal
dari masa lalu.176 Tradisi masa lalu para leluhur dalam kepercayaan Aluk Todolo
masih berlangsung hingga saat ini meskipun masyarakat telah menganut agama
kristen. Hal ini merupakan pengulangan kembali tradisi yang pernah ada
paparkan bahwa tradisi menyanyi dalam ritual Ma’bulle Tomate belum dikenal
78
Badong pada posisi tersebut dapat ditafsirkan sebagai kenangan yang pernah
dilalui, dialami dan dilakukan serta dihayati oleh masyarakat secara bersama-sama
(kolektif) pada masa yang lalu (Aluk Todolo). Singkatnya, dinamika yang terjadi
dalam ritual ini sebagai wajah baru ritual Ma’bulle Tomate di Gandangbatu.
melahirkan makna kolektif dalam wajah (wujud) yang baru pada ritual ini.
dihidupi oleh masyarakat tersebut. Makna dalam hal ini kemudian menjadi suatu
fenomena sosial yang diyakini oleh masyarakat. Demikian halnya dengan badong
dalam Aluk Todolo178 sangat sarat dengan makna, yang mana makna-makna ini
hampir sama dengan makna yang ada dalam nyanyian pada ritual Ma’bulle
mati, dan 5) Pemujaan kepada arwah. Ke lima makna badong ini mempertegas
kembali penghayatan masyarakat terhadap ritual Ma’bulle Tomate yang masih ada
sampai saat ini. Beberapa unsur tersebut di atas yang terkandung dalam badong
meyakini dengan pasti bahwa arwah nenek moyang yang telah diberangkatkan ke
puyah akan terus memberkati anak cucu dan setiap keturunannya yang masih
hidup di bumi. Tidak jauh berbeda dengan yang dirumuskan dalam makna
178
Lihat bab 3.hal.14-17
79
nyanyian melalui ritual Ma’bulle Tomate tentang pemujaan kepada Tuhan. Syair
lagu dalam ritual Ma’bulle Tomate juga berisi pemujaan kepada Tuhan. Salah satu
lagu yang digunakan terdapat dalam Kidung Jemaat nomor 33 yang berjudul
kepercayaan Aluk Todolo namun roh kepercayaan dalam Aluk Todolo masih
menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan budaya masyarakat hingga saat
ini. Pada ritual ini, masyarakat kemudian disadarkan pada suatu fakta sosial
bahwa meskipun secara biologis raga mereka dengan nenek moyang (kerabat)
telah terpisahkan namun hubungan mereka tidaklah berakhir. Hal ini yang
kemudian dimaksudkan pada poin yang ke lima tentang pemujaan kepada arwah
pemujaan kepada Tuhan.180 Berkaitan dengan beberapa hal tersebut di atas, ritual
yang dilakukan dalam masyarakat hingga saat ini sangat berpengaruh besar bagi
memori budaya seperti yang telah diuraikan Rodrigues dan Fortier dalam buku
179
Dalam bahasa Toraja disebut Nanian Kombongan nomor 33 dengan judul lagu
“Kurangi Puangku”.
180
Lih. bab 3,hal. 21
181
Rodrigues dan Fortier, Cultural Memory
80
dapat digunakan untuk merumuskan peristiwa masa lalu baik individu maupun
kolektif. Ini adalah upaya untuk mencatat peristiwa masa lalu manusia yang
tradisi badong yang ada dalam ritual Ma’bulle Tomate saat masyarakat masih
menganut kepercayaan Aluk Todolo. Perumusan memori masa lalu itu nampak
sebagai wajah baru dalam syair nyanyian yang digunakan masyarakat pada saat
pelaksanaan ritual Ma’bulle Tomate hingga saat ini. Hal ini senada dengan yang
ditulis Massimo Rosati dalam buku Ritual and Sacred bahwa dalam tradisi, yang
penting bukanlah kesinambungan dalam tradisi itu sendiri, tetapi fakta bahwa
tradisi merupakan ekspresi yang tampak dari garis keturunan. Oleh sebab itu,
menurut Rosati tradisi adalah sebuah dunia bersama dalam suatu kelompok
masyarakat yang diproduksi melalui ritual.182 Memori budaya Aluk Todolo dalam
pelestarian tradisi ini. Meskipun badong yang dahulu digunakan untuk mengiringi
prosesi ritual ini telah diganti menjadi nyanyian namun hal ini tidak membuat
makna ritual Ma’bulle Tomate hilang dalam kehidupan sosial masyarakat. Tradisi
dapat mengalami perubahan, namun dapat pula hidup dan muncul kembali. 183
Ritual Ma’bulle Tomate yang kini telah menjadi tradisi dalam kehidupan budaya
mengalami perubahan karena budaya akan terus berkembang namun tidak berarti
182
Rosati, Ritual and Sacred.
183
Lihat bab2, hal.3
184
Diskusi bersama Rama Tulus Pilakoannu, Salatiga 12 November 2019.
81
bahwa esensi makna dari budaya tersebut akan hilang begitu saja. Budaya dalam
hal ini akan selalu meninggalkan jejak kenangan yang terekam kuat dalam
pikiran tentang benda material atau gagasan yang berasal dari masa lalu yang
dilakukan orang di masa kini menjadi hal yang penting dalam memahami tradisi.
Arti penting penghormatan atau penerimaan sesuatu yang secara sosial ditetapkan
sebagai tradisi yang menjelaskan betapa menariknya fenomena tradisi itu. Ritual
budaya karena186 syair-syair yang digunakan dalam badong pada masa Aluk
Todolo untuk mengiringi ritual ini hampir sama dengan syair-syair nyanyian yang
digunakan dalam ritual Ma’bulle Tomate sejak masuknya kekristenan hinga pada
saat ini.
4.3 Fungsi Nyanyian dalam Ritual Ma’bulle Tomate (analisis data dan anals
teoritik)
penggunaan kostum yang sama dan sebagainya. Oleh sebab itu, ritual selalu
dikaitkan dengan perayaan akan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia.
Ritual Ma’bulle Tomate merupakan suatu ritual yang penting dalam kultur sosial
185
Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial
186
Lihat bab 3,hal.25-26
187
Rasmussen, Komunitas Bumi : Etika Bumi
82
warisan para leluhur dalam kepercayaan Aluk Todolo. Sehingga ritual Ma’bulle
Tomate memperkuat ikatan sosial yang ada dalam masyarakat hingga pada saat
ini.
Strata sosial yang ada dalam Aluk Todolo membuat badong tidak berlaku
bagi semua kalangan dalam masyarakat pada saat itu. Namun kini hal ini tidak
lagi menjadi hal yang begitu diperbedatkan secara serius dengan munculnya
dalam ritual Ma’bulle Tomate maka persoalan strata sosial atau yang masyrakat
sebut sebagai tana’188, bukan lagi menjadi permasalahan besar karena semua yang
nyanyian dalam ritual ini mempersatukan semua strata sosial atau tana’ yang ada
dalam masyarakat Gandangbatu. Selain itu Mudji Sutrisno dan Hendar Putranto189
masyarakat dipersatukan bukan karena the sacred yang menarik jiwa masyarakat,
Hal inilah yang kemudian terlihat dalam makna nyanyian pada ritual
Ma’bulle Tomate, bahwa nyanyian itu dapat menjadi ikatan sosial masyarakat
serta dapat menjadi wujud nyata dari rasa solidaritas dalam masyarakat
Gandangbatu.190 Karena itu, melalui teori Rodrigues dan Fortier serta beberapa
teori lainnya yang telah dipaparkan dalam bab 2, penulis menemukan bahwa
83
perbedaan memori berdasarkan usia yang ada dalam masyarakat. Berikut
penjelasan yang lebih detail tentang fungsi nyanyian dan bagaimana memori
Gandangbatu
ini. Bukan hanya kerabat dekat saja yang hadir dan turut serta
dalam ritual ini, namun kerabat yang jauh juga hadir merasakan
sebagainya, bila tidak ada undangan maka orang akan merasa malu
191
Innuduk bau bosi,berarti
192
Hasil wawancara dengan Yohana Mune’ sebagai salah satu anggota masyarakat
Lembang Gandangbatu, 6 Agustus 2019.
84
Rosati menyebut model keikutsertaan ini sebagai ekspresi
193
Lih. bab 4,hal.4
194
Uran Tomate,
85
solidaritas ini menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan
sehingga lewat ritual ini ikatan sosial itu tercipta. Ikatan sosial
Todolo.
195
Rosati, Ritual and Sacred, (Amerika : Ashgate Publishing Company,1969),7-8.
196
Lihat bab 3, hal.18
86
Todolo pemujaan ini dekat dengan makna badong yakni yang
dengan arwah dari si mati. Selain itu, dalam suatu artikel yang
197
Turner, Sosiologi Agama
Manafe, Komunikasi Ritual pada Budaya Bertani Atoni Pah Meto di
198
87
Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa
ritual ini ada ekspresi kuatnya relasi antar manusia dengan si mati
199
Puya, Nirwana, surga, tempat berkumpul bersama arwah.
88
Dalam penyelidikan Emile Durkheim200 tentang dasar dari
ini.
Gandangbatu
dalam Aluk Todolo karena yang dilakukan orang pada saat itu adalah
Ma’badong.201 Namun pada saat ini badong tidak lagi dipakai untuk mengiringi
ritual Ma’bulle Tomate. Dinamika yang terjadi dalam ritual ini telah penulis
200
Durkheim
201
Durkheim,lengkapi
89
jelaskan secara terperinci pada bab sebelumnya 202. Dalam pelestarian tradisi ini,
mulut bagi suatu generasi ke generasi selanjutnya. Proses ini pun terus mengalami
Ma’bulle Tomate tidak hanya melalui cerita namun juga melalui media
orang atau masyarakat dapat mengingat suatu peristiwa di masa lalu. Tradisi di
masa lalu dapat diingat kembali karena telah terekam dalam memori, ingatan-
ingatan itu yang kemudian dibesarkan dalam perayaan atau ritual, yang diteruskan
secara lisan, serta direkam dalam tulisan-tulisan. 204 Namun sangat disayangkan
karena sumber atau naskah-naskah tertulis tentang ritual Ma’bulle belum digarap
kepercayaan Aluk Todolo. Dengan kata lain, melalui ritual ini memori masa lalu
yaitu budaya badong dalam kepercayaan Aluk Todolo muncul kembali dalam
masyarakat dapat mengingat suatu peristiwa di masa lalu. Di mana ingatan itu
202
Lih.bab 3,hal.12-13
203
Rodriguesz dan Fortier, Cultural Memory
204
Lihat bab 2,hal. 4.
90
dapat muncul kembali melalui ritual yang sampai saat ini masih ada dan terus
Lembang Gandangbatu, bahwa memori masyarakat yang terlibat dalam ritual ini
muncul kembali saat sedang melihat atau mengikuti jalannya ritual. Hal ini
secara bersama-sama dalam prosesi ritual Ma’bulle Tomate, hampir sama dengan
syair badong dalam Aluk Todolo. Contoh syair badong dan nyanyian sebelumnya
telah penulis paparkan pada bab 3. 206 Hal yang membedakan syair badong dan
nyanyian hanya terletak pada not-not yang terdapat dalam syair badong ataupun
Memory bahwa memori kolektif merupakan suatu bentuk kesadaran yang muncul
Namun hal ini agak berbeda dengan konteks yang ada dalam masyarakat
Gandangbatu. Perbedaan itu terletak pada hasil wawancara bagi para kaum muda
tentang memori mereka akan ritual Ma’bulle Tomate yang ada dalam Aluk
Todolo. Mereka mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak mengingat tentang
budaya Aluk Todolo pada saat terlibat ataupun melihat prosesi ritual Ma’bulle
Tomate.209 Memori para kaum muda akan budaya Aluk Todolo tidak ada (tidak
205
Lihat bab 3,hal.25
206
Lihat bab 3, hal.16 dan 21.
207
Untuk melihat perbedaannya dengan jelas, akan ditampilkan pada video yang telah
disiapkan penulis.
208
Halbwacsh, The Collective Memory
209
Lihat bab 3,hal.26
91
muncul) selain disebabkan karena mereka belum ada pada saat itu, mereka juga
mengatakan bahwa tidak ada pemahaman yang dimiliki akan kepercayaan Aluk
mereka saat terlibat dalam ritual Ma’bulle Tomate adalah persekutuan mereka
dengan Tuhan selaku Pencipta.210 Persekutuan itu menjadi tercipta lewat syair-
syair nyanyian yang dikumandangkan pada saat mengikuti prosesi ritual tersebut.
kolektif pada saat itu saling terkait dan dipersatukan satu sama lain. Yang
dimaksudkan Halbwachs. Hal ini pun berakibat pada ketidak adaannya memori
mereka tentang budaya Aluk Todolo, mungkin disebabkan karena tidak ada
pemaknaan mereka akan prosesi ritual Ma’bulle Tomate. Oleh sebab itu, menurut
Maurice, suatu ingatan dapat bertahan dengan adanya perpisahan atau kematian.
Teori-teori Kebudayaan bahwa the sacred sebagai sebagai suatu nilai kultural
kolektif dan pengikat identitas diabadikan dalam memori budaya. Makna kolektif
itu dapat merajai memori kolektif karena ada sharing of experience, merasakan
pengalaman yang sama amelalui proses sosialisasi. Sosialisasi ini dipelihara turun
210
Lihat bab 3,hal.26
211
Halbwacsh, The Collective Memory
212
Sutrisno dan Putranto, Teori-teori Kebudayaan
92
temurun melalui perayaan, ritus-ritus, upacara-upacara, penulisan sejarah dan
telah menjadi warisan tradisi turun temurun dalam masyarakat karena menjadi
bagian terpenting dalam kultur sosial mereka. Ritual ini juga memang telah
diwariskan melalui narasi-narasi lisan oleh para leluhur namun tidak semua yang
menerima narasi itu dapat memaknai makna kolektif yang sebenarnya terkandung
lagu, ritual, upacara, cerita, atau melalui elemen mediasi lainnya. Berbeda dengan
memori budaya Aluk Todolo yang terjadi dan dialami oleh masyarakat di
Tomate yang masih terus terpelihara dalam kehidupan masyarakat hingga saat ini,
namun hal ini hanya terjadi dan dialami oleh anggota masyarakat yang telah
213
Rodrigues dan Fortier, Cultural Memory
214
Lihat bab 3,hal.26
93
Penelitian yang dilakukan penulis menemukan hal yang berbeda dengan
mengatakan bahwa ingatan mereka tentang budaya badong sama sekali tidak ada
saat mereka sedang terlibat sekalipun dalam ritual Ma’bulle Tomate. Salah
satunya yaitu Aries Banduru menyatakan bahwa bahwa sama sekali tidak ada
ingatan tentang budaya badong dalam Aluk Todolo pada saat terlibat ataupun saat
melihat prosesi ritual Ma’bulle Tomate.215 Memori itu tidak ada (tidak muncul)
selain disebabkan karena mereka belum ada pada saat itu, mereka juga
mengatakan bahwa tidak ada pemahaman yang dimiliki tantang kepercayaan Aluk
Todolo. Sehingga Michael Vianser216 dengan tegas mengatakan bahwa, hal yang
paling mendominasi pikiran mereka saat terlibat dalam ritual Ma’bulle Tomate
adalah persekutuan pelaku ritual dengan Tuhan selaku Pencipta dan pemilik
ingatan budayanya melalui lagu, ritual, upacara, dan bentuk mediasi lainnya.
Para kaum muda tidak mengalami hal yang sama. Bahkan ingatan mereka
akan budaya Aluk Todolo sama sekali tidak ada pada saat terlibat dalam ritual
Ma’bulle Tomate. Hal ini disebabkan karena menurut Jeanette, pada tingkat
pribadi, keberbedaan akan ingatan budaya tersembunyi dalam diri kita. Oleh
215
Lihat bab 3,hal.26
216
Lihat bab 3,hal.26
217
Rodrigues dan Fortier, Cultural Memory
94
karena itu,pada tingkat kolektif, keberbedaan ingatan budaya ada di sana.
Memang tidak dapat disangkal bahwa bagi sebagain besar tua-tua adat dan bahkan
masyarakat pada umumnya yang ada di sana, memori akan budaya Aluk Todolo
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ritual Ma’bulle Tomate menjadi salah satu titik tolak dari perjumpaan
yang indah antara Kekristenan dan Aluk Todolo. Ma’bulle Tomate sebagai saksi
masyarakat harus melupakan dan meninggalkan budaya lama Aluk Todolo, yang
95
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Pelajar,2006.
Press,1992.
New
York : Routledge,2007.
L. Rasmussen, Larry. Komunitas Bumi: Etika Bumi. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2010.
Indonesia”.Disertasi,
96
Rosati, Massimo.Ritual and Sakced. USA : Ashgate Publishing Company,1969.
Identity.
Aplikasi.
Kanisius,2005.
Study of
People and Their Traditions .Logan: Utah State University Press, 2011.
2. Jurnal, Disertasi
Pengampunan
97
Djefri Manafe, Yermia. (2011). Komunikasi Ritual pada Budaya Bertani Atoni
Pah
Dalam
simbolik 1: (1).
Hasan Bisri, Moh. (2007). Perkembangan Tari Ritual Menuju Tari Pseudoritual
di
dan
simbolik
negeri
Kolektif
98
dan Alat Rekonsiliasi Bangsa, Jurnal Ilmiah Kebudayaan Sintesis 1 : (1).
Sopai,2019).
Deer Veen, H. Van. “The Merok Feast of the Sa’dan Toradja”. (Springer-
Science+Business
Media,1965).
Arah Ragam
Tana Toraja)”
Ultimate”. (New
Kuntitatif
Rosdakarya,
2013).
99
Mulyana, Deddy. “Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma baru Ilmu
Komunikasi dan
Penelitian – “Skripsi, Tesis, Disertasi & Karya Ilmiah”. (Jakarta: Kencana Prena
Media
Group 2011).
Rambu Solo’
Ma’badong
volume 4, 2016).
Penelitian
(Yogyakarta:
100
Suaka Media,2015).
Alfabeta,2012).
Ma’badong.
Ritual
101