Anda di halaman 1dari 14

PESAN BUDAYA DALAM TUTURAN KADA TOMINAA

DI KABUPATEN TANA TORAJA

Anastasia Baan
FKIP Universitas Kristen Indonesia Toraja
email: alfanrotiranda@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan isi dan fungsi pesan dalam tuturan
kada tominaa di Kabupaten Tana Toraja. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
dengan pendekatan hermeneutika. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara,
studi dokumen, dan penga­matan. Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan
model interaktif. Hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, isi pesan dalam tuturan
kada tominaa, yakni: (a) tradisi budaya masyarakat daerah Tana Toraja; (b) hubungan
sosial kemasyarakatan daerah Tana Toraja, meliputi hubungan saling mencintai
antaranggota keluarga dan saling peduli antaranggota masyarakat; dan (c) pekerjaan
atau mata pencaharian masyarakat daerah Tana Toraja. Kedua, fungsi pesan dalam
tuturan kada tominaa, yakni: (a) fungsi pesan tindak ekspresif, berupa meminta maaf dan
mengungkapkan perasaan; dan (b) fungsi pesan tindak direktif, berupa harapan dan
nasihat.

Kata kunci: isi pesan, fungsi pesan, tindak ekspresif, tindak direktif

CULTURAL MESSAGES IN THE KADA TOMINAA NARRATION


IN TANA TORAJA REGENCY

Abstract
This study aims to describe the contents and functions of messages in the kada
tominaa narration in Tana Toraja Regency. This was a qualitative study employing the
hermeneutic approach. The data were collected through interviews, document studies,
and observations. They were qualitatively analyzed using the interactive model. The
results of the study are as follows. First, the contents of messages in the kada tominaa
narration include: (a) the cultural traditions of the community in the Tana Toraja area; (b)
the social relationship in the Tana Toraja area, i.e. a relationship of mutual love among
family members and that of mutual care among community members; and (c) jobs and
livelihoods of the community in the Tana Toraja area. Second, the functions of messages
in the kada tominaa narration include: (a) expressive acts for apologies and expressions of
feelings, and (b) directive acts for expectation and advice.

Keywords: message contents, message functions, expressive acts, directive acts

PENDAHULUAN daerah Tana Toraja. Kada tominaa daerah


Kada tominaa yang menjadi tradisi Tana Toraja dituturkan oleh pemangku
dan masih berkembang di daerah Tana adat atau sekelompok orang dalam setiap
Toraja merupakan salah satu sastra lisan. adat upacara pemakaman di daerah Tana
Tradisi tersebut berwujud tuturan yang Toraja atau yang disebut rambu solo. Pada
diwariskan turun-temurun secara lisan di upacara pemakaman tersebut, kada tominaa

293
294

biasanya dituturkan pada kegiatan singgi, merupakan kekayaan budaya yang perlu
badong, dan bating. Pada kegiatan singgi, dipertahankan agar tidak mengalami
kada tominaa dituturkan oleh seorang pe- kepunahan.
mangku adat untuk menyampaikan pu- Sejalan dengan paparan di atas, Suyit-
jian kepada si jenazah. Pada kegiatan no (2010) mengungkapkan bahwa sebagai
badong, kada tominaa dituturkan oleh seke- ekspresi budaya, wacana budaya - ter-
lompok orang dengan membuat lingkaran masuk tuturan kada tominaa daerah Tana
dan saling bergandengan tangan, sedang- Toraja - memiliki fungsi sebagai identitas
kan pada kegiatan bating, kada tominaa budaya masyarakat daerah Tana Toraja.
dituturkan secara bergantian oleh seorang Tutu­ran kada tominaa daerah Tana Toraja
lelaki dan perempuan dan biasanya di- dipandang identik dengan sifat dan peri-
iringi musik seruling. Upacara pemakam- laku masyarakat daerah Tana Toraja. Seba-
an atau yang disebut rambu solo’ merupa- gai media komunikasi yang mengandung
kan bentuk penghargaan anak kepada pesan-pesan berupa nasihat, kada tominaa
orang tuanya yang dilaksanakan pada daerah TanaToraja berwujud tuturan.
sore hari saat matahari mulai condong ke Kada tominaa daerah Tana Toraja pada
barat dan bi­asanya berlangsung tiga hari umumnya dituturkan dengan mengguna-
sampai seminggu (Sikki, 1986). kan metafora. Fenomena metafora dalam
Kada tominaa juga sebagai adat yang kada tominaa terlihat dari penggunaan
dituturkan pada berbagai kegiatan upa- kata-kata kiasan berupa perlambangan
cara syukuran atau yang disebut rambu dan perumpamaan yang harus dimaknai
tuka’, misalnya pada acara pernikahan secara metaforis, misalnya perlambangan
atau yang disebut rampanan kapa’, dan suatu keadaan atau sifat seseorang de-
acara syukuran rumah adat, atau yang ngan sesuatu yang lain.
disebut mangrara tongkonan. Pelaksanaan Dalam berpikir dan menciptakan me-
upacara syukuran atau yang disebut tafora, manusia tidak dapat melepaskan
rambu tuka’ dilaksanakan pada pagi hari, diri dari lingkungannya, karena ia selalu
yaitu sebelum matahari condong ke barat, mengadakan interaksi dengan lingku-
dan biasanya diadakan hanya sehari. ngannya itu. Wahab (1991:76) berpenda-
Sebagai sastra lisan, kada tominaa pat bahwa studi tentang interaksi antara
daerah Tana Toraja memiliki kekhasan manusia dengan lingkungannya (makhluk
sendiri. Kekhasannya adalah pada eks- bernyawa maupun benda tak bernyawa)
presi yang disesuaikan dengan kepen- itu disebut studi tentang sistem ekologi.
tingan-kepentingan tertentu sesuai bunyi Dengan sendirinya, keadaan sistem ekolo-
syair tersebut. Hal ini berarti kada tominaa gi suatu kelompok masyarakat akan ter-
daerah Tana Toraja dijadikan sebagai salah cermin dalam penggunaan metafora yang
satu media ekspresi masyarakat daerah diciptakan oleh kelompok masyarakat
Tana Toraja untuk mengomunikasikan itu. Sistem ekologi persepsi manusia ter-
pengalaman hidupnya ataupun kepen- susun dalam suatu hierarki yang sangat
tingan tertentu kepada sesamanya dalam teratur. Dengan demikian, ruang persepsi
lingkup masyarakat daerah Toraja. Saryo- manusia yang mempengaruhi penciptaan
no (2006:11) berpendapat bahwa tidak metafora pada kalangan penyair dan sas-
mungkin terjadi komunikasi tanpa tutur, trawan juga tersusun menurut hierarki
dan tidak mungkin terbentuk jaringan yang teratur pula yakni: being, cosmos,
sosial untuk melaksanakan kehidupan energy, substantial, object, living, animate,
bersama tanpa tutur. Dengan demikian, human. Hirarki persepsi manusia terse-
dapat dikatakan bahwa kada tominaa seba- but dimulai dari manusia sendiri, karena
gai tradisi masyarakat daerah Tana Toraja manusia dengan segala macam tingkah

LITERA, Volume 14, Nomor 2, Oktober 2015


295

lakunya merupakan lingkungan manusia Tuturan kada tominaa adalah bentuk


yang terdekat. dari sastra lisan yang mengekspresikan
Bagi masyarakat daerah Tana Toraja, dan mengungkapkan pikiran, perasaan,
keberadaan kada tominaa merupakan dan pengalaman budaya penuturnya. Ini
kekayaan budaya yang mencerminkan berarti bahwa ekspresi metaforis dalam
kehidupan masyarakatnya. Dengan de- tuturan kada tominaa berfungsi sebagai
mikian, bagi masyarakat daerah Tana sarana ekspresi bagi masyarakat atau
Toraja, tradisi budaya tersebut merupakan komunitas penuturnya dalam rangka me-
unsur yang sangat dekat dengan perilaku menuhi kebutuhan sosial budaya dan tun-
kehidupannya. Sebagai pengembangan tutan lingkungannya. Oleh karena itu, tu-
nilai budaya dalam rambu solo’ dan rambu turan kada tominaa sebagai sarana ekspresi
tuka’, terdapat ungkapan-ungkapan ba- memiliki hubungan ciri dengan hal yang
hasa yang sangat sarat dengan nasihat. diekspresikannya. Hal itu sejalan dengan
Nasihat tersebut disampaikan baik secara pendapat Suyitno (2010:29) yang men-
eksplisit maupun secara implisit. Penyam- gatakan bahwa melalui ekspresi budaya
paian secara implisit, berarti tuturan yang dalam tuturan, dapat dipahami budaya
digunakan banyak menggunakan tutur- penuturnya. Sejalan dengan pernyataan
an berupa kiasan, perlambangan, perban- tersebut, Ahimsya sebagaimana dikutip
dingan dan perumpamaan. Untuk me- oleh Pamungkas (2012:115) mengatakan
mahami maksud yang disampaikan, sese- bahwa sebagai suatu bentuk ekspresi bu-
orang harus mampu menginterpretasi- daya masyarakat pemiliknya, sastra lisan
kan tuturan tersebut yang didasari oleh tidak hanya mengandung unsur keinda-
pengetahuan tentang budaya daerah Tana han (estetik), tetapi juga mengandung
Toraja. berbagai informasi nilai-nilai kebudayaan
Berdasarkan paparan di atas, dapat tradisi yang bersangkutan. Oleh karena
dikatakan bahwa kada tominaa, khususnya itu, sebagai salah satu data budaya sastra
yang berkaitan dengan metafor-metafor lisan, kada tominaa dapat dianggap sebagai
yang ada di dalamnya, dapat dimanfaat- pintu untuk memahami salah satu atau
kan sebagai materi pembelajaran untuk mungkin keseluruhan unsur kebudayaan
pendidikan karakter bagi masyarakat yang bersangkutan. Untuk mema­hami
Tana Toraja. Mutu karakter seseorang atau pesan-pesan yang diekspresikan secara
manusia dapat menentukan martabat dan metaforis dalam tuturan kada tominaa,
adab seorang manusia; mutu karakter diperlukan pemahaman tentang ragam isi
sebuah bangsa akan menentukan mar- pesan dan fungsi pesan yang diekspresi-
tabat dan adab sebuah bangsa tersebut. kan dalam kada tominaa.
Jika seorang atau sekelompok manusia
memiliki mutu karakter yang kuat, mer- METODE
eka akan menjadi manusia bermartabat Penelitian ini termasuk penelitian kua-
dan beradab. Sebaliknya, jika seorang litatif. Penelitian ini menggunakan latar
atau sekelompok manusia memiliki alamiah, yakni pada masyarakat di daerah
mutu karakter, mereka dianggap tidak Tana Toraja dengan datanya berupa kata-
atau kurang bermartabat dan beradab. kata dan bukan angka-angka. Penarikan
Manusia bermartabat dan beradab adalah simpulan dilakukan secara induktif dan
seorang atau sekelompok manusia yang bersifat emik (Bogdan & Biklen, 1990)
disegani, dihormati, dijunjung, diperhi- Pendekatan yang digunakan dalam pe-
tungkan, dan diakui keberadaannya oleh nelitian ini adalah pendekatan herme-
pihak lain atau manusia lain. neutika dalam pandangan Ricoeur, yakni
pemahaman pada: (a) tahap semantik, (b)

Pesan Budaya dalam Tuturan Kada Tominaa di Kabupaten Tana Toraja


296

tahap refleksif, dan (c) tahap eksistensial hen) secara cermat melalui tahap seman-
(Sumaryono, 1995). Dalam konteks herme- tik, tahap refleksif, dan tahap eksistensial
neutika, tuturan kada tominaa daerah Tana (Ricouer, 2003). Pada level semantik, dilaku-
Toraja dipandang sebagai cerminan ke- kan pembacaan dan pemahaman tuturan
hidupan masyarakat daerah Tana Toraja lagu secara cermat dengan cara mengi-
sehingga pesan yang terkandung dan dentifikasi data, mengklasifikasi data,
terungkap dalam tuturan kada tominaa dan mengkategorisasi data sesuai dengan
daerah Tana Toraja merupakan gambaran permasalahan dalam penelitian ini. Pada
budaya masyarakat daerah Tana Toraja. level refleksif, dilakukan penggayutan data
Data penelitian ini berupa tuturan temuan dari tuturan kada tominaa dengan
kada tominaa daerah Tana Toraja. Data perilaku budaya, tradisi budaya, dan
ini dikelompokkan dalam dua kategori. lingkungan sosial budaya masyarakatnya.
Pertama, tuturan kada tominaa pada ke- Kemudian, pada level eksistensi, dilakukan
giatan rambu tuka’, yaitu kegiatan yang penafsiran makna data dengan melibat-
berhubungan dengan syukuran masya- kan seluruh informasi yang menghasilkan
rakat daerah Tana Toraja. Kegiatan yang temuan holistik emik.
dimaksud adalah syukuran pernikahan
atau yang disebut rampanan kapa dan syu- HASIL DAN PEMBAHASAN
kuran rumah atau yang disebut mangrara Tuturan kada tominaa daerah Tana
tongkonan. Kedua, tuturan kada tominaa Toraja merupakan cerminan kebudayaan
pada kegiatan rambu solo’, yakni kegiat- masyarakat daerah Tana Toraja dalam
an yang berhubungan dengan upacara kehidupan sehari-hari. Tuturan kada tomi-
pemakaman masyarakat daerah Tana naa berbentuk tuturan yang khas sesuai
Toraja. dengan ekologi dan budaya masyarakat
Selain berupa tuturan kada tominaa, daerah Tana Toraja yang menjadi kebi-
data penelitian ini juga berupa informasi asaan dalam menjalani kehidupan sehari-
tentang tradisi budaya. Data-data tersebut hari. Karena itu, tuturan Kada tominaa
dimanfaatkan untuk memperkuat dan mengandung pesan budaya. Berdasarkan
mempertajam penafsiran makna yang temuan penelitian, tuturan dalam Kada
berkaitan dengan fokus masalah yang tominaa dapat dicermati berdasarkan isi
diteliti. Data yang telah disebutkan di pesan dan fungsi pesan, sebagaimana
atas berasal dari beberapa sumber, yakni dipaparkan berikut ini.
dokumen, catatan wawancara dengan
informan, dan catatan observasi tentang Isi Pesan Kada Tominaa
aktivitas masyarakat Tana Toraja. Ber- Tuturan kada tominaa sebagai cerminan
dasarkan sumber data tersebut, pengum- kebudayaan masyarakat daerah Tana
pulan data dilakukan melalui wawancara, Toraja mengandung pesan-pesan budaya
studi dokumen, dan pengamatan. bagi kehidupan masyarakat daerah Tana
Analisis data dilakukan sejak awal Toraja. Pesan-pesan tersebut mengung-
pengumpulan data dan dilakukan secara kapkan nilai-nilai luhur yang harus ditaati
interaktif. Saat mengumpulkan data, pe- dan dihormati oleh masyarakat daerah
neliti melakukan reduksi data, penyajian Tana Toraja dalam menjalani aktivitas so-
data, dan penarikan simpulan. Demikian sial budaya. Isi pesan dalam tuturan kada
seterusnya, dilakukan secara berulang- tominaa daerah Tana Toraja dapat dikate-
ulang sampai diperoleh simpulan yang gorisasikan menjadi tiga ranah, yakni (a)
benar-benar memadai. Penafsiran hasil tradisi budaya masyarakat daerah Tana
penelitian menggunakan pendekatan Toraja, (b) hubungan sosial kemasyaraka-
hermeneutika, yaitu pemahaman (verste- tan daerah Tana Toraja, dan (c) pekerjaan

LITERA, Volume 14, Nomor 2, Oktober 2015


297

atau mata pencaharian masyarakat daerah /Bendan tau-tau nangka’/Sola tobombo


Tana Toraja. dikita//Lolongmi rante kalua’.Tama
tandung kalonaran
Tradisi Budaya Masyarakat Tana Toraja (/Berdirilah patung kayu nangka/
Masyarakat daerah Tana Toraja memi- Gambar arwah yang kelihatan//Men-
liki tradisi budaya yang bercirikan khas galirlah manusia di pelataran luas/
daerah Tana Toraja. Tradisi budaya yang Masuk di halaman duka)
dimaksud adalah upacara adat berupa
syukuran atau yang disebut rambu tuka’, Tuturan bendan tau-tau nangka’ ber-
dan pemakaman yang disebut rambu solo’. makna ‘berdirilah patung kayu nangka’
Tuturan kada tominaa yang memuat tradisi dan tuturan lolongmi rante kalua bermakna
masyarakat daerah Tana Toraja terekam ‘mengalirlah manusia di pelataran luas’.
pada kegiatan singgi berikut ini. Tuturan bendan tau-tau nangka’ dan lolong-
Natole /tumangke suru ‘/Tumetang / mi rante kalua tersebut memberi pesan
passara’kasan/Suru’na rampanan kapa’/ bahwa jika patung kayu nangka yang
Sola passulean allo dibuat menyerupai wajah jenasah telah
(Sekali lagi ia /menyembah Tuhan/Me- diletakkan di pelataran duka, itu menan-
lakukan /pemujaan/Beribadah dalam dakan bahwa orang yang meninggal ter-
setiap rumah tangga/Bersama bergan- sebut akan segera dimulai dilaksanakan
tinya hari) upacara pemakamannya. Dengan demi-
kian, orang-orang yang berada di sekeli-
Tuturan tumangke suru’ bermakna ‘me- ling kampung, keluarga, ataupun kerabat
nyembah Tuhan’ sedangkan tuturan passa- yang ada di perantauan akan segera ber-
ra’kasan bermakna ‘pemujaan’.Tuturan datangan di rumah duka dengan memba-
tumangke suru’ dan passara’kasan memberi wa beberapa ekor babi atau kerbau untuk
pesan bahwa pada masyarakat daerah disumbangkan kepada keluarga yang se-
Tana Toraja, dalam satu rumah tangga dang berduka sebagai tanda turut berdu-
selalu mengadakan hubungan dengan Tu- ka cita sebagai tanda hormat kepada yang
han melalui ibadah syukuran atas segala telah meninggal. Tuturan kada tominaa
pemberian Tuhan. Syukuran itu berupa tersebut menggambarkan bahwa masya-
syukuran panen, syukuran rumah, syu- rakat daerah Tana Toraja sangat menguta-
kuran kelahiran seorang anak, syukuran makan rasa kebersamaan dan kepedulian
sembuh dari penyakit. Dengan syukuran terhadap sesamanya yang mengalami
tersebut diharapkan berkat-berkat Tu- kedukaan. Rasa kebersamaan itu sangat
han selalu mengalir di dalam kehidupan membantu bagi keluarga yang sedang
manusia. Penggunaan tuturan tumangke berduka, karena jika tradisi rambu solo’
suru’ dan passara’kasan dalam kada tominaa itu dilaksanakan sangat membutuhkan
tersebut menyampaikan pesan tentang biaya yang banyak, mulai dari harga ratu-
tradisi budaya masyarakat daerah Tana san juta hingga milyaran. Tuturan bendan
Toraja. tau-tau nangka’ dan lolongmi rante kalua
Selain tradisi syukuran, juga terekam memberi pesan tentang tradisi budaya
tradisi masyarakat Tana Toraja dalam masyarakat daerah Tana Toraja.
pemakaman yang disebut rambu solo’. Paparan di atas menunjukkan bahwa
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh tradisi budaya masyarakat daerah Tana
masyarakat daerah Tana Toraja dalam Toraja merupakan tradisi kepercayaan
tradisi rambu solo’seperti yang terekam masyarakat daerah Tana Toraja yang
dalam tuturan kada tominaa pada data diwariskan oleh leluhurnya. Pada saat
berikut ini. ini, sebagian besar masyarakat daerah

Pesan Budaya dalam Tuturan Kada Tominaa di Kabupaten Tana Toraja


298

Tana Toraja telah menganut salah satu Hubungan Sosial Kemasyarakatan Dae-
agama, tetapi masyarakat di daerah rah Tana Toraja
tersebut masih mempercayai dan tetap Tuturan kada tominaa darah Tana Tora-
menjalankan tradisi leluhurnya. Misalnya ja juga berisi pesan-pesan budaya yang
(a) tradisi syukuran atau yang disebut berkaitan dengan masalah hubungan
rambu tuka’, berupa syukuran pernikahan, sosial kemasyarakatan. Hubungan sosial
syukuran panen, syukuran rumah, dan tersebut terjadi akibat adanya komunikasi
sebagainya, (b) tradisi upacara pemakam- antarindividu dalam memenuhi tuntutan
an atau yang disebut rambu solo’. Tradisi kehidupan di masyarakat. Pesan budaya
yang dimaksud misalnya pada tuturan tersebut dapat dikelompokkan menjadi:
kada tominaa lando longa ‘rumah adat’. Kata (a) hubungan saling mencintai antarang-
lando longa bermakna ‘rumah adat daerah gota keluarga, dan (b) hubungan saling
Tana Toraja yang atapnya memanjang’. peduli antarmasyarakat. Kedua pesan
Bagi masyarakat daerah Tana Toraja, tersebut terdapat pada tuturan kada tomi-
rumah adat tersebut berfungsi sebagai naa daerah Tana Toraja.
tempat menyatunya seluruh rumpun ke- Hubungan saling mencintai antarke-
luarga untuk melakukan berbagai tradisi luarga adalah bentuk cinta kasih anak
masyarakat daerah Tana Toraja. Adams kepada ayahnya. Hubungan cinta kasih
(2006:73) mengatakan bahwa pesan yang tersebut dapat ditemukan dalam tuturan
mendasari adanya tongkonan di daerah kada tominaa pada kegiatan badong berikut
Toraja adalah agar terjalin hubungan yang ini.
harmonis di antara masyarakat Toraja. Ambe’ perangikan mati’/Ambe’ tanding
Selanjutnya, terdapat juga tuturan talingakan/Angki/loloan rara’ko/Angki
kada tominaa yang menyebutkan kinallo /tendeng bulaanko/Angki /gente’ kan-
yang bermakna ‘bekal’. Masyarakat dae- daurko/
rah Tana Toraja menjadikan tradisi dan (Ayah dengarkan kami/Ayah dengar-
kepercayaan bahwa ‘bekal’ berfungsi kan kami/Kami akan /memujimu/
untuk mengantarkan arwah orang yang Kami akan /memujamu/Kami akan /
telah meninggal menuju surga yang membanggakanmu)
disebut puya dalam bahasa Toraja. Pada
jaman dahulu ‘bekal’ yang dimaksud Tuturan loloan rara’ko bermakna ‘me-
tersebut adalah jumlah kerbau yang mujimu’, tuturan tendeng bulaanko bermak-
dikurbankan saat pelaksanaan upacara na ‘memujamu, sedangkan tuturan gente’
adat pemakaman jenasah, yakni semakin kandaurko bermakna ‘membanggakanmu’.
banyak kerbau yang dikurbankan maka Tuturan loloan rara’ko, tendeng bulaanko,
semakin cepat arwah jenasah tersebut gente’ kandaurko menyampaikan pesan
menuju surga. Tradisi penyembelihan tentang bentuk terima kasih seorang anak
kerbau saat upacara pemakaman juga kepada orang tuanya yang sangat dibang-
difungsikan untuk menjamu orang yang gakan anak-anaknya karena telah mera-
datang di pelataran duka. Selain itu, pe- wat dan mendidik mereka hingga dewasa
motongan kerbau secara besar-besaran dengan penuh kasih sayang yang tulus
hingga kadang mencapai milyaran men- sampai mereka mendapat pekerjaan. Rasa
jadi suatu kehormatan bagi keluarga yang terima kasih tersebut diwujudkan dalam
melaksanakannya, karena kerbau bagi bentuk sebuah penghargaan yaitu berupa
masyarakat Tana Toraja adalah harta yang upa-cara pemakaman yang disertai pemo-
sangat berharga. tongan kerbau dan babi secara besar-
besaran yakni sekitar 50 sampai 100 ekor
kerbau. Tradisi pemakaman di daerah

LITERA, Volume 14, Nomor 2, Oktober 2015


299

Tana Toraja bagi masyarakat yang mampu masyarakat di daerah Tana Toraja sangat
atau kaya, biasanya berlangsung seming- tampak pada kegiatan upacara adat pe-
gu setelah hari kematian jenasah. Namun, makaman rambu solo’. Hubungan tersebut
bagi orang yang kurang mampu, kadang- dapat dicermati dalam tuturan kada tomi-
kadang pemakaman jenasah dilaksanakan naa pada kegiatan bating berikut ini.
setelah berbulan-bulan bahkan bertahun- Bendan tau-tau nangka/Sola tobombo
tahun sejak hari kematian jenasah. Hal itu dikita//Lolongmi rante kalua’//Tama
dilakukan dengan tujuan agar keluarga tandung kalonaran/
dapat mengumpulkan uang untuk mem- (Berdirilah patung kayu nangka,/
biayai upacara pemakaman tersebut. Un- Gambar arwah yang kelihatan//Men-
tuk itu, agar jenasah bisa bertahan lama, galirlah manusia di pelataran luas/
jenasah itu diawetkan dengan mengguna- Masuk di halaman duka)
kan formalin kemudian dibungkus kain
hingga berlapis-lapis atau ada juga yang Tuturan lolongmi rante kalua’ ber-
menggunakan peti. Jenasah tersebut lalu makna ‘mengalirlah manusia di pela-
diletakkan di sebuah rumah tongkonan taran duka’ dan tuturan tama tandung
sesuai kesepakatan keluarga. Selama di- kalonaranbermakna ‘masuk di halaman
simpan, jenasah itu tetap dianggap masih duka’. Tuturan lolongmi rante kalua’dan
hidup. Oleh karena itu, jenasah tersebut tama tandung kalonaran memberi pesan
diperlakukan selayaknya orang yang tentang bentuk saling kepedulian antar-
sedang sakit, yakni diajak bicara, diberi masyarakat di daerah Tana Toraja dalam
makan, ditemani tidur, dan sebagainya. hal kedukaan. Jika ada orang yang me-
Tuturan loloan rara’ko, tendeng bulaanko, ngalami kedukaan, semua tetangga atau
gente’ kandaurko memberi pesan tentang keluarga dekat maupun keluarga jauh
hubungan saling mencintai antaranggota segera berbondong-bondong menuju
keluarga. tempat duka itu. Selanjutnya, jika sudah
Selain hubungan cinta kasih anak ke- tiba waktunya hendak dimakamkan, para
pada orang tua, juga terdapat hubungan tetangga dan keluarga segera berdatang-
cinta kasih orang tua kepada anaknya. an menyumbangkan tenaga, ternak, dan
Hubungan tersebut tercermin pada ke- sebagainya kepada keluarga yang menga-
giatan bating dalam tuturan kada tominaa lami kedukaan. Tuturan lolongmi rante
berikut ini. kalua’dan tama tandung kalonaran dalam
Inde indo’ ma’dadinna/Sola toma’/ka- kada tominaa tersebut memberi pesan
boro’/na/Anna toma’/kamaya/nna tentang hubungan saling peduli antar-
masyarakat. Hubungan kepedulian antar-
(Ini ibu yang melahirkannya/Yang/me- masyarakat juga tercermin dalam tuturan
nyanyangi/nya/Yang/merawat/nya) kada tominaa pada kegiatan bating berikut
ini.
Tuturan kaboro bermakna ‘menyayan- Petawa manda nabenki’/Sola kadisi-
gi’ dan tuturan kamaya bermakna ‘mera- disian/To/tang merremme’ rakka’na//
wat’. Tuturan kaboro’ dan kamaya menyam- Tang mennoton tarunona/
paikan pesan bahwa begitu besar cinta (Tawanya yang dia berikan/Dan se-
kasih seorang ibu kepada anaknya, serta nyumannya/Orang yang /tidak ber-
merawat anaknya dengan tulus,mulai dari tumpang tangan/Orang yang /tidak
kandungan ibu hingga dewasa. Tuturan lepas tangan)
kaboro’ dan kamaya memberi pesan tentang
hubungan saling mencintai antaranggota Tuturan tang merremme’ rakka’na, ber-
keluarga. Hubungan saling peduli antar- makna‘tidak bertumpang tangan’ dan

Pesan Budaya dalam Tuturan Kada Tominaa di Kabupaten Tana Toraja


300

tuturan tang me-nnoton tarunona bermakna basan orang lain. Mereka terikat oleh
‘tidak lepas tangan’. Tuturan tang merrem- nilai-nilai, norma-norma, hukum, dan
me’ rakka’na, dan tang mennoton tarunona aturan yang berlaku dan melandasi hidup
menyampaikan pesan untuk selalu me- mereka di masyarakat. Mereka juga di-
nerapkan sikap tolong menolong kepada tuntut untuk memiliki jiwa “kewiraan”
sesama manusia. Hal tersebut sesuai de- yang meliputi unsur-unsur keberanian,
ngan falsafah masyarakat daerah Tana kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung
Toraja yaitu misa kada dipotuo, pantan kada jawab. Tanpa adanya sikap itu, mereka
dipomate yang artinya bersatu kita teguh akan hidup terpencil dalam kehidupan-
bercerai kita runtuh. Sikap tersebut sangat nya di masyarakat sehingga sulit untuk
ditekankan oleh para orang tua kepada mengembangkan potensi dirinya.
anak-anaknya untuk menciptakan rasa Dalam pandangan Snijders (2004:143),
persatuan dan kebersamaan. Tuturan tang sikap setiap individu manusia dalam
merremme’ rakka’na dan tang mennoton taru- hu-bungannya dengan dirinya, sesa-
nona memberi pesan tentang hubungan manya, dan alam merupakan hubungan
saling peduli antarmasyarakat. yang bersifat seruan sekaligus paradoks.
Berdasarkan paparan di atas, dapat Hubungan dengan sesamanya mengarah
dikemukakan bahwa ada dua pesan yang pada satu kesatuan, tetapi setiap indi-
disampaikan tentang hubungan sosial ke- vidu dalam kesatuan hubungan tersebut
masyarakatan daerah Tana Toraja, yaitu mengarah pada keunikan dirinya yang
pesan tentang: (a) hubungan saling men- sebenarnya. Dalam hubungannya den-
cintai antaranggota keluarga dan (b) hu- gan alam, manusia menjadi diri dengan
bungan saling peduli antarmasyarakat. memanusiakan alam. Selanjutnya, seba-
Hubungan saling mencintai antarang- gai makhuk yang berbudaya, manusia
gota keluarga yang mengungkapkan mengaku dirinya sebagai makhluk yang
nasihat tentang cinta kasih orang tua beragama. Dimensi religius ini bersumber
kepada anaknya, ditandai dengan ketu- dari diri manusia masing-masing dan
lusan orang tua dalam merawat dan menjadi bahan refleksi juga untuk mem-
membim-bing anak-anaknya. Sementara, perdalam paham tentang diri manusia itu
cinta kasih anak kepada orang tuanya sendiri. Dalam refleksi atas paham atas
ditandai oleh ungkapan rasa syukur anak penghayatan relegius, manusia menemu-
kepada orang tuanya, misalnya merawat kan dirinya terarah kepada Tuhan.
orang tuanya yang sudah lanjut usia, serta Sikap seseorang dalam kehidupan di
melengkapi upacara adat pemakaman jika masyarakat dilandasi dan diarahkan oleh
orang tua sudah meninggal. Hubungan pandangan hidupnya. Koentjaraningrat
saling peduli antarmasyarakat mengung- (1981) menjelaskan bahwa pandangan
kapkan nasihat tentang sikap yang ramah hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh
dan suka tolong-menolong antar sesama. masyarakat yang dipilih secara selektif
Sikap tesebut diberikan kepada semua oleh para individu dan golongan di da-
orang tanpa membeda-bedakannya. lam masyarakat. Pandangan hidup ini
Dari paparan di atas, tergambar bah- berfungsi sebagai tata kelakuan yang
wa manusia selalu berada dalam dimensi mengatur, mengedali, dan memberi arah
kemasyarakatan. Sebagai makhluk so- kepada tata kelakukan dan perbuatan
sial, mereka hidup bersama di dalam manusia dalam masyarakat. Seluruh
masyarakat dan mereka memiliki tang- dari tata kelakuan manusia itu berpola
gung jawab untuk saling memahami menjadi suatu pranata yang dapat dirinci
antara yang satu dengan yang lainnya. menurut fungsi-fungsi khasnya dalam
Kebebasan mereka dibatasi oleh kebe- masyarakatnya.

LITERA, Volume 14, Nomor 2, Oktober 2015


301

Pada masyarakat Tana Toraja terdapat Tuturan tengko tiranduk tersebut ber-
suatu pranata-pranata, baik dalam hubu- makna ‘mengolah tanah’ dan tuturan
ngan dengan Tuhan maupun hubungan ayoka panoto bermakna ‘menanam ba-
manusia dengan manusia/sesamanya. jak’. Tuturan tengko tiranduk dan ayoka
Pranata-pranata ini memiliki dasar kon- panoto tersebut menggambarkan bahwa
sep dan pedoman hidup dalam sistem masyarakat daerah Tana Toraja pada
nilai yang kuat yang sejak dulu (nenek umumnya bermatapencaharian sebagai
moyangnya) ada dan turun-temurun sam- petani yang tekun bekerja mengolah tanah
pai sekarang. Dalam pandangan Daldjoeni untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
dan Suyitno (1986), relasi antara manusia sehingga apa yang dicita-citakan terca-
dengan sesamanya, manusia dengan Tu- pai juga. Semua itu diperolehnya berkat
han merupakan etika lingkungan. Unsur- doa dan kerja kerasnya. Bagi masyarakat
unsur itu saling mengait dan merupakan daerah Tana Toraja, tuturan kada tominaa
satu kesatuan yang tidak dapat diabaikan tersebut menyampaikan pesan bahwa jika
salah satu unsurnya. Setiap masyarakat kita ingin hidup sukses, kita harus tekun
memiliki etika lingkungan yang berbeda- bekerja dan tak lupa selalu mengucap
beda mengacu pada budaya yang berlaku syukur kepada Tuhan. Tuturan tengko ti-
di daerah tempat mereka tinggal. randuk dan ayoka panoto dalam kada tominaa
tersebut memberi pesan tentang pekerjaan
Mata Pencaharian Masyarakat Daerah atau mata pencaharian masyarakat daerah
Tana Toraja Tana Toraja.
Pekerjaan atau mata pencaharian me- Pesan yang juga berkaitan dengan
rupakan salah satu unsur budaya masya- mata pencaharian sebagai petani terung-
rakat daerah Tana Toraja. Sebagai unsur kap pula pada data berikut ini.
budaya, mata pencaharian masyarakat /Kalimbaun ma’pagu’gu/Batu napat-
beraneka ragam. Masyarakat yang ber- uru-turu/ kenabandan pekali/Kenasalaga
matapencaharian sebagai petani memiliki rakkai/Kenatengko tarunoi
pola dan perilaku yang berbeda dengan (/Tanah besar dibukanya//Bebatuan
masyarakat yang bermatapencaharian dipecahkannya/ dengan linggis/
sebagai peternak atau buruh tukang serta Digaruk dengan jari-jarinya/Digali
pegawai negeri. Karena itu, pesan yang dengan jemarinya)
disampaikan oleh masyarakat juga berbe-
da. Pesan budaya masyarakat Tana Toraja Tuturan kalimbaun ma’pagu’gu tersebut
yang berkaitan dengan mata pencaharian bermakna ‘tanah besar dibukanya’ dan
tersebut juga terdapat dalam tuturan kada tuturan batu napaturu-turu bermakna ‘be-
tominaa daerah Tana Toraja. Tuturan yang batuan dipecahkannya’. Bagi masyarakat
dimaksud tersebut dapat dicermati pada daerah Tana Toraja, tuturan kalimbaun
kegiatan singgi berikut ini. ma’pagu’gu dan batu napaturu-turu men-
Suru’na /tengko tiranduk/Sola /ay- ceritakan tentang kegigihan seseorang
oka panoto/Ma’doke-doke rangka’na/ dalam mengolah usahanya di bidang per-
Ma’passoan tarunona/Sitondon tindo tanian dan tidak pernah putus asa, demi
bonginna sola mamma’ karoenna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
(Ibadah /mengolah tanah/Upacara / Tuturan tersebut memberi pesan bahwa
menanam bajak/Jari-jarinya bagaikan seberat apapun pekerjaan yang kita laku-
tombak/Jemarinya setajam linggis/ kan akan berhasil jika dikerjakan dengan
Jadilah sesuai mimpi-mimpi dalam sungguh-sungguh. Tuturan kalimbaun
tidurnya) ma’pagu’gu dan batu napaturu-turu terse-
but memberi pesan tentang pekerjaan

Pesan Budaya dalam Tuturan Kada Tominaa di Kabupaten Tana Toraja


302

atau mata pencaharian masyarakat daerah penjuru /Dikerumuni bintang pen-


Tana Toraja. erang)
Selain bermatapencaharian sebagai
petani, dalam tuturan kada tominaa ditemu- Tuturan manda’ natakia’ lemba’ terse-
kan juga masyarakat daerah Tana Toraja but bermakna ‘erat dipegang bintang
yang bermatapencaharian sebagai peter- bertiga’,tuturan nasalungku bunga’ lalan’
nak. Hal itu terungkap pada data berikut bermakna ‘ditopang bintang penjuru’, se-
ini. dangkan tuturan naapan mengkidi-kidi ber-
/Bala tedong marapuan/Bontong makna ‘dikerumuni bintang penerang’.
ma’lako-lakoan/Kayunna membua ring- Tuturan manda’ natakia’ lemba’, nasalungku
gi’/Sola menta’bi eanan bunga’ lalan’, dan naapan mengkidi-kidi
(/Kandang kerbaunya semakin ban- merupakan bentuk harapan masyarakat
yak/Tersebar di mana-mana/Ber- daerah Tana Toraja agar orang yang te-
buahkan ringgit/Berbungakan harta lah meninggal itu diantar oleh malaikat
benda) menuju surga. Tuturan manda’ natakia’
lemba’, nasalungku bunga’ lalan’, dan naapan
Tuturan bala tedong marapuan tersebut mengkidi-kidi merupakan pesan untuk me-
bermakna ‘kandang kerbaunya semakin nyampaikan harapan-harapan masyarakat
banyak’. Tuturan bala tedong marapuan daerah Tana Toraja. Sementara itu, pada
menceritakan tentang seseorang yang kegiatan rampanan kapa’ ‘pernikahan’, di-
berternak kerbau untuk memenuhi kebu- tuturkan kata-kata harapan seperti dalam
tuhan hidupnya yang dimulai dari satu kutipan berikut ini.
ekor namun hari demi hari semakin ber- /Den upa’napoupa’/Paraya nap-
tambah jumlah kerbau peliharaannya itu. paoraya/Anna lambi matua induk/Na
Tuturan tersebut memberi pesan bahwa dete’i banua karurungan
sekecil apapun yang kita kerjakan, jika (/Semoga bahagia/Semoga selamat/
itu dikerjakan dengan sungguh-sungguh, Seperti enau/Sampai usia tua)
akan menghasilkan kesuksesan. Tuturan
bala tedong marapuan memberi pesan ten- Tuturan den upa’napoupa’ tersebut ber-
tang pekerjaan atau mata pencaharian makna ‘semoga bahagia’ sedangkan tu-
masyarakat daerah Tana Toraja. turan paraya nappaoraya bermakna ‘se-
moga selamat’. Bagi masyarakat daerah
Fungsi Pesan Tana Toraja, tuturan den upa’napoupa’
Dalam Kada Tominaa, terkandung pe- dan parayanappaoraya merupakan ben-
san yang memiliki fungsi sebagai harapan tuk harapan agar rumah tangga yang
dan nasihat. Pesan tersebut dapat dicer- dibentuk itu selalu diliputi rasa bahagia,
mati pada kegiatan singgi dan kegiatan anggota keluarga saling mengasihi dan
rampanan kapa. Pesan yang berfungsi atau menyanyangi, dan mengharapkan agar
bermakna harapan terdapat pada kegiatan rumah tangga tersebut utuh. Tuturan
singgi yang dapat dicermati pada kutipan den upa’napoupa’dan paraya nappaoraya
berikut ini. merupakan bentuk tindak direktif yang
Dadi deatamo dao,/Kombongmi to pa- berfungsi untuk menyampaikan harapan-
lulungan/Manda’ natakia’ lemba’/ harapan masyarakat daerah Tana Toraja.
Nasalungku bunga’ lalan’/Naapan Contoh tuturan lain yang terekam se-
mengkidi-kidi/ bagai harapan agar rumah tangga yang
(Maka jadilah ia dewa di atas/Men- dibentuk melalui pernikahan segera
jadi pelindung mulia’//Erat dipegang mendapatkan keturunan dapat dicermati
bintang bertiga/Ditopang bintang pada kutipan berikut.

LITERA, Volume 14, Nomor 2, Oktober 2015


303

/Den upa’ napoupa’/Paraya napo- direktif yang berfungsi untuk menyam-


paraya/Anna mellolo rakka//Menta’bi paikan nasihat.
taruno/ Selain nasihat yang menceritakan
(/Semoga bahagia/Semoga selamat/ tentang hubungan antara manusia den-
Sehingga bertunas batangnya/Ber- gan Tuhan, juga terdapat nasihat yang
bunga tangkainya) berhubungan dengan pekerjaan atau
mata pencaharian. Pesan tersebut dapat
Tuturan den upa’ napoupa’, paraya ditemukan dalam tuturan kada tominaa
napoparaya, anna mellolo rakka’, menta’bi berikut ini.
taruno tersebut bermakna ‘semoga ba- Suru’na /tengko tiranduk/Sola /ay-
hagia, semoga selamat, sehingga bertunas oka panoto/Ma’doke-doke rangka’na/
batangnya, berbunga tangkai-anya’. Tu- Ma’pasoan tarunona/Sitondon tindo
turan den upa’ napoupa’, paraya napoparaya, bonginna sola mamma’karoenna
anna mellolo rakka’, menta’bi taruno bagi (Ibadah /mengolah tanah/Upacara /
masyarakat daerah Tana Toraja merupa- menanam bajak/Jari-jarinya bagaikan
kan harapan agar segera memiliki anak, tombak/Jemarinya setajam linggis/
karena anak adalah harta yang termulia Jadilah sesuai mimpi-mimpi dalam
dan merupakan generasi penerus dalam tidurnya)
suatu keluarga. Tuturan tersebut meru-
pakan bentuk direktif yang berfungsi Tuturan tengko tiranduk tersebut ber-
untuk menyampaikan harapan-harapan makna ‘mengolah tanah’ sedangkan tu-
masyarakat daerah Tana Toraja. turan ayoka panoto bermakna ‘menanam
Selain pesan yang berfungsi sebagai bajak’. Tuturan tengko tiranduk dan ayoka
harapan, dalam Kada tominaa terdapat pe- panoto bagi masyarakat daerah Tana Toraja
san yang berfungsi sebagai nasihat. Pesan merupakan bentuk nasihat agar seseorang
nasihat berupa nasihat dalam hubungan- itu rajin dan tekun dalam melaksanakan
nya dengan Tuhan. Pesan tersebut ter- pekerjaan atau mata pencaharian, agar
cermin dalam tuturan kada tominaa pada mendapatkan banyak rejeki, sehingga apa
kegiatan singgi berikut ini. yang dicita-citakan akan tercapai karena
Natole/tumangke suru’/Tumetang hasil dari kerja kerasnya itu. Jika orang
passara’kasan/Suru’na rampanan itu malas bekerja, maka rejeki itu tidak
kapa’/Sola passulean allo akan datang dan kesuksesan yang dicita-
(Sekali lagi ia /menyembah Tuhan/ citakan juga tidak tercapai. Tuturan tu-
Melakukan pemujaan/Beribadah mangke suru’ dan tumentang passara’kasan
dalam upacara perkawinan/Bersama merupakan bentuk tindak direktif yang
bergantinya hari) berfungsi untuk menyampaikan nasihat.
Nasihat lain dalam kaitannya dengan
Tuturan tumangke suru’ tersebut ber- antarsesama adalah nasihat agar selalu
makna ‘menyembah Tuhan’ sedangkan melakukan hubungan yang baik dengan
tuturan tumentang passara’kasan bermakna sesama. Hubungan yang dimaksud ada-
‘melakukan pemujaan’. Tuturan tumangke lah berupa tegur sapa jika bertemu de-
suru’ dan tumentang passara’kasan bagi ngan orang lain. Pesan tersebut terdapat
masyarakat daerah Tana Toraja, meru- pada kegiatan batingberikut ini.
pakan bentuk nasihat agar seseorang /To malute lako tau/Mabakko lako
melakukan hubungan dengan Tuhan toratu/Ia ke sitammu lalanki’/Siduppa
dengan cara beribadah kepada Tuhan. pallawanganki’
Tuturan tumangke suru’ dan tumentang (Orang yang baik kepada orang lain/
passara’kasan merupakan bentuk tindak Ramah kepada orang yang datang/

Pesan Budaya dalam Tuturan Kada Tominaa di Kabupaten Tana Toraja


304

Jika kita bertemu/Saling berhadapan) produk dari suatu kalimat dalam kondisi
tertentu dan merupakan kesatuan terkecil
Tuturan to malute lako tau bermakna dari komunikasi bahasa yang menentukan
‘orang yang baik kepada orang lain’ makna kalimat.
sedangkan tuturan mabakko lako to ratu Pesan-pesan budaya yang diuraikan
bermakna ‘orang yang ramah kepada di atas merupakan isi komunikasi yang
orang lain’. Tuturan to malute lako tau disampaikan melalui tuturan lagu. Pada
dan mabakko lako to ratu bagi masyarakat dasarnya, pesan tersebut juga merupakan
daerah Tana Toraja, merupakan bentuk pesan dalam tindak tutur. Dalam hal ini,
nasihat agar selalu melakukan hubung- tindak tutur merupakan unit dasar komu-
an yang baik dengan sesama, misalnya nikasi (Searle, 1983:21). Pandangan ini me-
berupa bertegur sapa jika bertemu de- nyarankan bahwa terdapat serangkaian
ngan orang lain. Terlebih jika ada orang hubungan analitis antara makna tindak
datang bertamu ke rumah kita, sebaiknya tutur dengan maksud penutur, maksud
disambut dengan wajah yang ramah dan kalimat yang diujarkan, pemahaman
tutur kata yang santun. Tuturan tumangke mitra tutur, dan kaidah yang mengatur
suru’ dan tumentang passara’kasan dalam unsur-unsur bahasa. Karena itu, makna
kada tominaa tersebut merupakan bentuk pesan-pesan yang disampaikan melalui
tindak direktif yang berfungsi untuk me- tuturan itu sejalan dengan fungsi tindak
nyampaikan nasihat. tutur yang dilakukannya.
Paparan di atas menggambarkan Paparan tersebut menggambarkan
fungsi pesan yang terdapat dalam tuturan bahwa masyarakat Tana Toraja dalam
Kada tominaa. Fungsi pesan tersebut pada kehidupan sehari-hari tampak pada hubu-
hakikatnya juga merupakan fungsi tindak ngan yang harmonis dalam kehidupan
tutur. Oleh karena itu, makna pesan yang bermasyarakat. Daldjoeni dan Suyitno
disampaikan melalui tuturan itu sejalan (1986) menjelaskan bahwa dalam hidup
dengan fungsi tindak tutur yang dilaku- di dunia ini manusia memiliki etika
kannya. Searle (Schiffrin, 2007:64) men- lingkungan yang tidak dapat dilepaskan
jelaskan bahwa suatu tuturan bukan seka- dengan iman manusia beragama. Dalam
dar pernyataan atau pertanyaan tentang etika tersebut, setiap manusia harus ber-
informasi tertentu, tetapi tuturan tersebut tanggung jawab kepada Tuhan. Untuk
merupakan suatu tindakan. Selanjutnya menunjukkan tanggung jawab tersebut,
Searle (dalam Cummings, 2007:11; Levin- masyarakat Tana Toraja selalu menjalank-
son, 1986:240; Rahardi, 2009:17) juga me- an ibadahnya sesuai dengan aturan dalam
nyebutkan lima jenis tindak tutur, yaitu agama mereka masing-masing.
(1) tindak tutur deklaratif, (2) tindak tutur Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, de
representatif, (3) tindak tutur ekspresif,(4) Vos (Mardimin,1994) menyatakan bahwa
tindak tutur direktif, dan (5) tindak tutur manusia dijadikan menurut gambaran
komisif. Pesan-pesan dalam tuturan kada Tuhan. Karena itu, manusia harus tahu
tominaa daerah Tana Toraja memiliki fung- kepada Tuhannya yang dapat diwujudkan
si tindak tutur. Fungsi tuturan tersebut dengan cara selalu berbuat baik, jujur,
dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni menghormati sesama, dan tidak lupa
fungsi ekspresif, yang meliputi: meminta selalu ingat kepada Tuhan dengan rajin
maaf, mengungkapkan perasaan, sedang- beribadah. Selain itu, juga harus bertang-
kan fungsi direktif, meliputi harapan dan gung jawab terhadap alam walaupun
nasihat. Rani, dkk. (2006:159) mengemu- manusia mampu menguasai alam.
kakan bahwa tindak tutur merupakan

LITERA, Volume 14, Nomor 2, Oktober 2015


305

SIMPULAN UCAPAN TERIMA KASIH


Pesan yang terdapat dalam tuturan Melalui bagian akhir dari artikel ini,
kada tominaa daerah Tana Toraja, meli- penulis ingin menyampaikan ucapan
puti (a) isi pesan yang dituturkan dalam terima kasih kepada berbagai pihak yang
kada tominaa daerah Tana Toraja, dan (b) telah banyak memberikan kontribusi
fungsi pesan yang terdapat dalam tuturan yang sangat signifikan demi terciptanya
kada tominaa daerah Tana Toraja. Isi pesan artikel ini. Artikel ini ditulis berdasarkan
dalam kada tominaa daerah Tana Toraja sebagian temuan penelitian disertasi yang
dapat dikategorisasikan menjadi tiga ra- berjudul “Ekspresi Metaforis dalam Tu-
nah, yakni (a) tradisi budaya masyarakat turan Kada Tominaa Daerah Tana Toraja”.
daerah Tana Toraja, (b) hubungan sosial Karena itu, penulis mengucapkan terima
kemasyarakatan daerah Tana Toraja, me- kasih kepada para pembimbing yang telah
liputi hubungan saling mencintai antar- banyak memberikan arahan dan ilmunya
anggota keluarga, dan hubungan saling kepada penulis: (1) Prof. Dr. H. Imam
peduli antarmasyarakat, (c) pekerjaan atau Syafi’ie, (2) Dr. H. Mujianto, M.Pd, dan (3)
mata pencaharian masyarakat daerah Prof. Dr. H. Imam Suyitno, M.Pd. Ucapan
Tana Toraja. Fungsi pesan yang terdapat terima juga, penulis sampaikan kepada
dalam tuturan kada tominaa daerah Tana Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pen-
Toraja, meliputi (a) fungsi pesan dalam didikan dan Rektor Universitas Kristen
tindak ekspresif, dan (b) fungsi pesan Indonesia Toraja yang telah memfasilitasi
dalam tindak direktif. Fungsi pesan da- penulis untuk menyelesaikan studi dan
lam tindak ekspresif, berupa (a) meminta melakukan penelitan ini.
maaf, dan (b) mengungkapkan perasaan,
sedangkan fungsi pesan dalam tindak DAFTAR PUSTAKA
direktif, berupa (a) harapan, (b) nasihat. Adams, M. Kathleen. 2006. Art As Politics
Hasil penelitian ini dapat memberi- Re-Crafting Identities,Tourism, and Pow-
kan masukan dan sumbangan pemikiran er in Tana Toraja, Indonesia. University
bagi pihak terkait dan berkompeten. Bagi of Hawai‘i Pres.
guru, temuan penelitian ini dapat dijadi- Bogdan & Biklen. 1990. Riset Kualitatif
kan sebagai bahan pendidikan karakter untuk Pendidikan. Jakarta: Depdikbud
melalui pembelajaran bahasa dan sastra Proyek Pengembangan Pusat Fasilitas
daerah Tana Toraja. Bagi pengembang kuri- Bersama Antar-Universitas
kulum, temuan tersebut dapat dijadikan Cummings, Louise. 2007. Pragmatik Sebuah
sebagai bahan pertimbangan dan acuan Perspektif Multidisipliner. Diterjemah-
dalam menyusun kurikulum muatan kan oleh Eti Setiawan, dkk. Yogya-
lokal yang memanfaatkan kearifan lokal karta: Pustaka Pelajar
sebagai sumber pendidikan karakter Daldjoeni, N. dan Suyitno. 1986. Pedesaan,
bagi siswa sastra daerah.Bagi pemerintah, Lingkungan, dan Pembangunan. Band-
dapat dijadikan sebagai masukan untuk ung: Penerbit Alumni.
menentukan kebijakan dalam rangka pe- Koentjaraningrat. 1981. Kebudayaan Jawa.
mertahanan dan pelestarian kada tominaa Jakarta: Balai Pustaka.
sebagai tradisi lisan masyarakat daerah Levinson, Stephen. 1986. Pragmatics.Lon-
Tana Toraja yang bermanfaat untuk me- don: New York: Cambridge Universit
nanamkan karakter bagi generasi muda. Press
Bagi masyarakat, temuan ini dapat dijadi- Mardimin, Johanes. 1994. Jangan Tangisi
kan pedoman dan penuntun dalam ke- Tradisi: Transformasi Budaya Menuju
hidupan bermasyarakat, berbangsa, dan Masyarakat Indonesia Modern. Yogya-
bernegara. karta: Kanisius.

Pesan Budaya dalam Tuturan Kada Tominaa di Kabupaten Tana Toraja


306

Pamungkas, Sri. 2012. Bahasa Indonesia Sumaryono. 1995. Hermeneutika: Sebuah


dalam Berbagai Persfektif. Yogyakarta: Metode Filsafat. Yogyakarta: Kanisius
C.V Andi Offset Saryono, Djoko. 2006. Pergumulan Estetika
Rahardi, Kunjana. 2009. Sosiopragmatik. Sastra di Indonesia. Malang: Pustaka
Yogyakarta. Erlangga Kayutangan
Rani, Abdul. 2006. Analisis Wacana: Sebuah Searle, John R. 1983. Speech Acts: An Essay
Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Ma- in The Philosophy of Language. Cam-
lang. Banyumediu bridge: Cambridge University Press.
Ricoeur, Paul. 2003. Filsafat Wacana: Mem- Sikki, Muhammad dkk. 1986. Struktur Sas-
belah Makna dalam Anatomi Bahasa. tra Lisan Toraja. Jakarta: Depdikbud
Diterjemahkan oleh Musnur Hery. Snijders, Adelbert. 2004. Antropologi Fil-
Yogyakarta: IRCiSod safat: Manusia Paradoks dan Seruan.
Suyitno. Imam. 2010. Mengenal Budaya Et- Jogyakarta: Kanisius.
nik melalui Pemahaman Wacana Budaya. Wahab, Abdul. 1991. Isu Linguisik: Pe-
Malang: A3 (Asah, Asih, Asuh) ngajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya:
Schiffrin, Deborah. 2007. Ancangan Kajian Airlangga University Press
Wacana. Diterjemahkan oleh: Unang.
dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

LITERA, Volume 14, Nomor 2, Oktober 2015

Anda mungkin juga menyukai