Anda di halaman 1dari 8

Tuturan Ritual Dan Nilai Karakter Masyarakat Toraja

Rita Tanduk
Universitas Kristen Indonesia Toraja
Jl. Nusantara No. 12 Makale
Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan
tandukrita02@gmail.com

ABSTRAK

Tuturan ritual sebagai sastra lisan Toraja sebagai unsur penting dalam prosesi upacara
adat rambu solo. Penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemaknaan mitos yang
direpresentasikan melalui upacara adat matammu tedong dalam menciptakan ideologi
masyarakat Toraja. Metode yang digunakan adalah observasi partisipan dengan teknik catatan
lapangan, rekam, dan wawancara. Data dianalisis secara interpretatif dengan menggunakan
pendekatan semiotika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, teks ritual adat matammu
tedong terdapat ciri-ciri simbolik, paralelisme, dan metafor yang ikut merepresentasikan
pemaknaan mitos. Teks ritual adat matammu tedong mengontruksikan mitos dan ideologi
tentang nilai karakter masyarakat Toraja terhadap adat. Melalui tuturan ritual pada ketujuh
jenis kerbau dalam upacara adat matammu tedong menuangkan pandangan, konsep, dan
motivasi yang kemudian dijadikan acuan dan pedoman hidup bagi masyakat Toraja. Secara
semiotik, pemaknaan mitos telah mengonstruksikan nilai-nilai ideologis dalam upacara adat
matammu tedong sebagai sistem aturan adat masyarakat Toraja.

Kata Kunci: Mitos, ideologi, teks ritual, matammu tedong

I. Pendahuluan yang cukup mempelajari dan menginterpretasikan


makna ritual secara tepat. Tuturan ritual dalam
Tuturan ritual disampaikan dalam bentuk sastra bentuk penyebutan nama kerbau dalam upacara
lisan Toraja atau dengan ungkapan lain yang oleh adat matammu tedong menuangkan berbagai mak-
masyarakat Toraja disebut kada-kada tominaa atau na yang memengaruhi pola hidup dan karakter
tantanan kada. Tuturan ritual dituturkan oleh seo- masyarakat Toraja. Makna mitos yang dituangan
rang Tominaa. Dalam kamus bahasa Toraja (2016) melalui upacara adat merupakan konsep mental
Tominaa adalah orang yang pandai mendoa dan yang digunakan masyarakat Toraja untuk memba-
menjadi penganjur dalam persembahan. Tuturan gi realitas dan mengategorikannya sehingga yang
ritual secara khas berbeda dengan bahasa sehari- lain memahami realitas tersebut. Dengan demiki-
hari. Tuturan ritual digunakan untuk mengekspre- an, prosesi upacara adat matammu tedong tidak
sikan doa dan harapan individu tertentu (Duranti, sekadar menjadi tontonan dan pelengkap dari upa-
2004: 436). Prosesi upacara matammu tedong cara adat, namun dijadikan sumber inspirasi dan
(pertemuan kerbau) dalam upacara adat rambu inovasi dalam pemertahanan nilai-nilai luhur bu-
solo disertai tuturan ritual adatnya. Hal tersebut daya dan karakter bangsa. Barthes (1957: 152),
dilakukan sebagai tanda penyucian atas kerbau- mitos merupakan sistem komunikasi, yakni sebu-
kerbau yang akan disembelih dalam upacara adat ah pesan; mitos adalah cara pemaknaan sebuah
rambu solo. Perlu pengetahuan dan pemahaman bentuk; mitos terbentuk dengan mengaitkannya de-

257
Jurnal KIP Vol. VI No. 3 November 2017 - Maret 2018

ngan aspek-aspek sosial-kultur dalam masyarakat III. Hasil dan Pembahasan


di luar dirinya dan sekaligus sebagai sistem refe-
ren sistem. Mitos menciptakan objek baru yang Pengorbanan kerbau dalam upacara adat rambu
dilatarbelakangi oleh suatu pandangan (ideologi) solo menciptakan mitos. Melalui penyebutan nama
tertentu. Melalui analisis mitos dalam semiologi kerbau dalam upacara adat tidak sekadar menyam-
Roland Barthes, sistem tanda sebagai satu totali- paikan identitas maupun keunggulan-keunggulan
tas dalam membentuk makna. Teks ritual dalam yang dimiliki namun membuat kerbau bermakna
bentuk penghormatan bagi kerbau dalam upaca- sesuatu yang manusiawi (makna sosial dan buda-
ra adat rambu solo menuangkan berbagai makna ya) bagi masyarakat Toraja. Dalam konteks ini,
yang memengaruhi pola hidup dan karakter masya- masyarakat Toraja melakukan naturalisasi dengan
rakat Toraja. Makna mitos yang dituangan melalui menyampaikan dua objek (tanda) atas upacara
upacara adat merupakan konsep mental yang digu- adat rambu solo, yakni objek pertama (penanda)
nakan masyarakat Toraja untuk membagi realitas menyampaikan identitas diri sebagai fungsi ma-
dan mengategorikannya sehingga yang lain dapat terial (denotasi). Objek kedua (petanda) adalah
memahami realitas tersebut. Penelitian tentang ri- unsur nilai sosial budaya ditransfer maknanya ke
tual adat rambu solo telah banyak diteliti sebelum- objek pertama, misalnya tentang keinginan, harap-
nya dari berbagai bidang ilmu. Namun, penelitian an, cita-cita yang menjadi acuan bagi kehidupan
ini lebih khusus membahas tentang tuturan ritual masyarakat Toraja. Analisis data menunjukkan
adat matammu tedong yang menguraikan identitas pemaknaan mitos dan ideologi melalui simbolisasi
diri kerbau dengan makna simbolisasinya dalam ketujuh jenis kerbau pada upacara adat matammu
merepresentasikan berbagai nilai-nilai kehidupan. tedong.
Pemaknaan mitos kerbau ikut membentuk ideologi
1. Kerbau Balian
masyarakat Toraja, sehingga kerbau sangat berarti
Dalam signifikasi tanda, ideologi sebagai sis-
bagi kehidupan mereka. Oleh karena itu, penelitian
tem referen menjadi petanda dalam mitos.
ini kiranya memberikan kontribusi bagi masyara-
Tanda pada level pertama (bahasa) menjadi
kat Toraja dan pemerhati budaya Toraja dalam
penanda dan menghasilkan konsep baru se-
pemertahanan nilai-nilai budaya bangsa melalui
bagai petanda pada level kedua (mitos dan
upacara adat.
konotasi). Tanda mitos gabungan unsur pe-
nanda dan petanda menjadi penanda pada
tataran ideologi, dan menciptakan makna do-
minan pada petanda yang sudah dianggap
II. Metode wajar dan alamiah di masyarakat (ideologi
dominan). Ideologi menyusup masuk ke da-
Jenis penelitian kualitatif-interpretatif merupakan lam penandaan tanda dan menjadi petanda
metode yang digunakan dalam menghasilkan data- (konsep). Ketika konsep itu diterima menjadi
data penelitian bersifat deskriptif. Data penelitian hal yang wajar atau alamiah, maka menja-
berupa tuturan ritual oleh Tominaa sebagai proto- di sebuah ideologi. Jadi pandangan, konsep,
kol dalam upacara adat matammu tedong dan teks motivasi menjadi dasar pembentukan tanda
nonverbal berupa gambaran atas konteks upacara yang bermakna disebut ideologi. Dapat dili-
adat. Pengumpulan data diperoleh dengan metode hat pembentukan ideologi masyarakat Toraja
observasi partisipan langsung dengan tujuan meng- terhadap kerbau balian melalui pemaknaan
amati aktivitas sosial, kerbau, dan aspek fisik dari mitos pada sistem tanda berikut ini.
situasi sosial. Data dianalisis dan diiterpretasikan (a) Iko balian,
melalui wawancara langsung dengan narasumber ’engkau balian’
(budayawan) untuk memperoleh keabsahan data. (b) tedong ma’buluk aluk’ ;

258
Jurnal KIP Vol. VI No. 3 November 2017 - Maret 2018

karambau ma’songgo bisara da tataran kedua tanda dari tataran pertama


’kerbau berbulu adat’ menjadi penanda mitos, dan menghasilkan pe-
(c) Iko Ianna poparandangan dandanan sang- tanda baru (objek baru), yakni sebagai penyu-
ka; luh atau penuntun.Dalam konteks ini, mitos
’engkau menjadi tumpuan upacara adat’ menuturkan bahwa jika kerbau bonga dikor-
(d) Iko Ianna dipapallidanian penanda bisara bankan dalam upacara adat rambu solo, maka
’engkau menjadi dasar dalam upacara ada cahaya yang akan menerangi perjalanan
adat’ hidup manusia Toraja.
Skema di atas menjelaskan hubungan mitos 3. Kerbau Pudu’
dan ideologi dalam membentuk totalitas
makna tentang keberadaan kerbau balian (a) Iko Pudu
dalam upacara adat. Bentuk penghormatan engkau berbulu hitam
pertama kepada kerbau baliansebagai kerbau (b) Lolosu kandaurena Pongki kumorrok
dasar dalam upacara adat, mengandung keturunan bangsawan Pongki Kumorrok
makna kerbau terdepan atau utama. Mitos
terdepan atau utama merujuk kepada makna Pada tataran pertama kerbau pudu sebagai
pemimpin atau teladan. Mitos menghasilkan dasar atau tumpuan menjadi penanda dan
petanda baru sebagai ideologi. Jadi pada menghasilkan konsep baru sebagai petanda
tataran ideologi, kerbau balian sebagai pada level kedua yaitu pengayom. Mitos pe-
sosok pemimpin atau teladan yang akan ngayom merujuk pada makna dasar/tumpuan.
menunjukkan jalan (keselamatan) bagi Mitos menghasilkan petanda baru sebagai
masyarakat Toraja, baik yang masih ada di ideologi. Pada tataran ideologi, kerbau pudu
bumi maupun yang menuju ke akhirat (puya). disebut sebagai pengayom yang memiliki
Dalam konteks upacara adat rambu solo, kekuatan besar bagi kehidupan masyarakat
kerbau balian disembelih dengan harapan ada Toraja. Dalam konteks ini, pengorbanan
petunjuk jalan kebaikan atau keselamatan kerbau pudu sebagai tanda kebesaran dan
bagi yang sedang melakukan upacara adat penghormatan bahwa yang diupacarakan
maupun mendiang yang diupacarakan. mati adalah sosok pemimpin yang kuat dan
selalu menjaga dan memelihara kehidupan
2. Kerbau Bonga masyarakatnya.
Makna ideologi masyarakat Toraja terhadap
kerbau bonga melalui pemaknaan mitos, se- 4. Kerbau Todi’
perti berikut. (a) Iko Sokko
(a) Iko bonga batu saleko engkau tanduk tumbuh ke bawah
engkau kerbau belang (b) tanduk tuo rokko/tama,
(b) Iko tanda tasikna papalumbangan sangka tanduk tumbuh ke bawah/ke dalam
engkau adalah simbol para pemangku adat (c) matannun-tannun papatui inaa
dalam kampung menyimbolkan kerendahan hati
Dalam upacara mapasa tedong merepresenta- Kerbau todi direpresentasikan sebagai kerbau
sikan kerbau bonga sebagaikerbau belang yang yang memiliki bintik putih pada bagian kepala-
memiliki bulu berwarna hitam-putih. Tanda nya. Tanda pada diri kerbau todi menghasilk-
pada diri kerbau bonga menciptakan makna se- an makna pendamai atau pengikat tali kekera-
bagai suluh atau terang bagi perjalanan hidup batan. Pada tataran pertama tanda merujuk
masyarakat Toraja. Pada tataran pertama pada makna denotasi. Pada tataran kedua
tanda merujuk pada denotasi (bahasa). Pa- tanda dari tataran pertama menjadi penanda

259
Jurnal KIP Vol. VI No. 3 November 2017 - Maret 2018

Gambar 1: Penanda Kerbau Balian

Gambar 2: Penanda Kerbau Bonga

Gambar 3: Penanda Kerbau Pudu’

260
Jurnal KIP Vol. VI No. 3 November 2017 - Maret 2018

Gambar 4: Penanda Kerbau Todi’

mitos, menghasilkan petanda baru yakni seba- engkau hewan bergelar kaki besi
gai pemersatu. Dalam konteks ini, kerbau todi (b) unnindo basse kasalle,
sebagai pemersatuyang akan mempererat tali tanda perjanjian besar dengan sumpah
kekerabatan rumpun keluarga sehingga selalu (c) unnambe panda dipamaroson
hidup tentram dan damai. simbol perdamaian.
5. Kerbau Sokko’ (d) Tangla situlak ia kada lan tammuan mali
semoga dalam musyawarah keluarga tidak
(a) Iko Sokko,
terjadi perselisihan
engkau tanduk tumbuh ke bawah
(b) tanduk tuo rokko/tama, Pada skema tanda di atas, kerbau tekken
tanduk tumbuh ke bawah/ke dalam langi direpresentasikan sebagai kerbau yang
(c) matannun-tannun papatui inaa memiliki bentuk tanduk yang tak searah (satu
menyimbolkan kerendahan hati tanduk mengarah ke atas, dan yang satunya
Pada sistem tanda tersebut di atas, kerbau mengarah ke bawah). Tanda pada diri kerbau
sokko direpresentasikan sebagai kerbau yang tekken langi menghasilkan makna pemegang
memiliki bentuk tanduk yang melengkung sumpah/janji adat. Pada tataran pertama
ke bawah. Tanda pada diri kerbau sokko tanda merujuk pada makna denotasi. Pada
menghasilkan makna rendah hati. Pada tataran kedua tanda dari tataran pertama
tataran pertama tanda merujuk pada makna menjadi penanda mitos, menghasilkan pe-
denotasi. Pada tataran kedua tanda dari tanda baru yakni sebagai pengaman. Dalam
tataran pertama menjadi penanda mitos, konteks ini, kerbau tekken langi sebagai
menghasilkan petanda baru yakni kesantunan pengaman bagi kehidupan masyarakat Toraja
atau sikap santun. Dalam konteks ini, kerbau terhadap pertikaian yang terjadi. Dalam hal
sokko digambarkan memiliki sikap santun ini, kerbau tekken langi digambarkan sebagai
dan rendah hati. Manusia Toraja dituntut pengamanyang akan mendamaikan keluarga
memiliki sikap yang santun tanpa meman- atau masyarakat atas pertikaian yang terjadi
dang perbedaan sehingga terjalin hubungan dalam lingkungan masyarakat
tentram dengan sesamanya.
7. Kerbau Sambao’
6. Kerbau Tekken Langi
(a) Iko sambao,
(a) Iko tekken langi engkau hewan berwarna kelabu

261
Jurnal KIP Vol. VI No. 3 November 2017 - Maret 2018

Gambar 5: Penanda Kerbau Sokko’

Gambar 6: Penanda Kerbau Tekken Langi’

(b) Tedong makuli pindan, yaitu pembersihan atau pemulihan adat. Mitos
kerbau berkulit putih atau bersih pembersihan adat merujuk pada makna wali adat.
(c) Umpokuli bulo bangko Mitos menghasilkan petanda baru sebagai ideolo-
berkulit tebal dan halus gi. Pada tataran ideologi, kerbau sambao dise-
(d) kemakambanmi dandanan sangka dilenda but sebagai sosok yang akan memulihkan kembali
pesalu, pelanggaran-pelanggaran adat. Dalam konteks ini,
banyak yang melanggar aturan adat pengorbanan kerbau sambao sebagai tanda pemu-
(e) kemanimpai penanda bisara dilenda su- lihan adat.
mallan
banyak yang menjaga aturan adat men- Mitos dan ideologi bersinergi membentuk sesu-
dapatkan imbalan atau pahala. atu yang bermakna. Pengorbanan kerbau dalam
upacara adat rambu solo menciptakan mitos. Peng-
Pada tataran pertama kerbau sambao sebagai pem- hormatan kerbau dalam upacara adat tidak seka-
beri sangsi adat menjadi penanda dan menghasilk- dar menyampaikan identitas maupun keunggulan-
an konsep baru sebagai petanda pada level kedua keunggulan yang dimiliki, namun membuat kerbau

262
Jurnal KIP Vol. VI No. 3 November 2017 - Maret 2018

Gambar 7: Penanda Kerbau Sambao’

bermakna sesuatu yang manusiawi (makna sosial tensinya dalam pemertahanan nilai-nilai karakter
dan budaya) bagi manusia Toraja. budaya bangsa melalui upacara adatnya.

REFERENSI
IV. Kesimpulan
[1] Barthes, Roland. 1957. Mythologies. Paris:
Tuturan ritual kerbau merupakan bentuk penye- Edition de Suil
butan dan penyucian kerbau dalam upacara adat
rambu solo. Tuturan ritual sebagai ungkapan sakral [2] Barthes, Roland. 1972. Membedah Mitos-
yang dituturkan oleh tominaa berisi harapan, doa, Mitos Budaya Massa. Jakarta: Jalasutra.
nasihat, dan aturan-aturan adat bagi kehidupan
[3] Barthes, Roland. 1973. Elements of Semiology.
masyarakat Toraja. Dapat dikatakan simbolisa-
New York. Hill and Wang
si tujuh jenis kerbau mengarakterisasikan pribadi
masyarakat Toraja dengan penanaman nilai-nilai [4] Bell, C. (1992). Ritual Theory Ritual Practice.
kehidupan. Simbolisasi ketujuh jenis kerbau dalam New York Oxford: Oxford University Press.
upacara adat rambu solo mengungkapkan nilai-nilai
keteladanan dan pandangan hidup bagi masyaraka- [5] Duranti, A. (1997). Linguistics Anthropology.
ta Toraja. Makna denotasi teks ritual menjelaskan New York: Cambridge UniversityPress.
bentuk-bentuk penghormatan kerbau dalam ritu-
[6] Duranti, A. (2004). A Companion to Linguis-
al adat rambu solo yang menyebutkan nama dan
tics Anthropology. USA: BlackwellPublishing
ciri-ciri kerbau. Makna konotasi berkaitan dengan
Ltd.
pemaknaan kerbau berdasarkan berbagai pandang-
an masyarakat Toraja yang bersifat konvensional. [7] Fiske, John. (1990). Cultural and Communi-
Dapat dikatakan pemaknaan konotasi itulah yang cation Studies. London: Routledge.
membentuk konsep dan pandangan masyarakat To-
raja sehingga menciptakan mitos.
Masyarakat Toraja melalui ritual adatnya mena-
turalisasikan konsep dan pandangan-pandangannya
ke dalam teks ritual kerbau menjadi ide atau ga-
gasan yang berterima dan dianggap wajar dalam
masyarakat. Teks ritual sebagai salah satu bentuk
sastra lisan Toraja yang telah menunjukkan eksis-

263
Jurnal KIP Vol. VI No. 3 November 2017 - Maret 2018

[8] Manta Yohanis. (2011). Kumpulan Kada-


Kada Tominaa dalam Rambu Tuka-Rambu
Solo. Rantepao: Sulo.

[9] Manta Yohanis, Fenomenologi Adat-Budaya


dan Kepercayaan Asli Toraja. Tana Toraja:
Stikpar

[10] Noth, Winfried. (1990). Handbook of Semio-


tics. USA :The Association of American Uni-
versity Press.

[11] Palembangan, Frans. B. (2007). Aluk, Adat,


dan Adat Istiadat Toraja. Rantepao: Sulo

[12] Saussure. (1966). Course in General Linguisti-


cs. Paris: Payot

[13] Van Dijk, Teun A. (1998). Ideology a Mul-


tidisciplinary Approach. London: Thousand
Dark.

[14] Van Dijk, Teun A. (1998). Language Ideologies


(Practice anda Theory). New York: Oxfort
University Press.

[15] Veen, Van der dan J. Tammu. (2016). Kamus


Toraja-Indonesia. Rantepao: Sulo

264

Anda mungkin juga menyukai