Anda di halaman 1dari 7

Tedong Sebagai Syarat Dalam Upacara

Rambu Solo’ di Kecamatan Makale


Kabupaten Tana Toraja
Julfiani Mangopang1) ,
Tri Widiarto2) , Sunardi3)
1,2,3)
Universitas Kristen Satya Wacana
1)
julfianimangopang@gmail.com
2)
triwidiarto@staff.uksw.edu, 3) sunardi@staff.uksw.edu

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna pemotongan


tedong yang dijadikan syarat dalam upacara Rambu Solo’ (upacara pemakaman).
Penelitian ini menggunakan metode wawancara, studi pustaka, observasi, dan
dokumentasi. Hasil dari penelitian ini ialah masyarakat Toraja menjaga dan
melestarikan adat dan tradisi pemotongan kerbau dalam upacara Rambu Solo’
berdasarkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Tradisi ini dimulai dari
nenek moyang dan masih dapat bertahan sampai saat ini. Pemotongan tedong
didasarkan pada kemampuan dan berdasar pada tingkatan masyarakat dari orang
yang meninggal. Sebagai penghormatan dan tanggung jawab kepada orang yang
telah meninggal. Secara umum, masyarakat Toraja khususnya warga Kecamatan
Makale memiliki standar penilaian dalam menentukan nilai seekor kerbau yang
pantas digunakan dalam upacara Rambu Solo’ yang sesuai dengan tingkatan sosial
dan kemampuan keluarga.

Kata kunci: Tedong, Rambu Solo’, Adat

I. Pendahuluan Masyarakat Toraja melakukan sesuatu harus


sesuai dengan adat, karena melanggar adat
Keberagaman budaya, suku, bahasa, agama adalah suatu pantangan. Secara garis besar
maupun tradisi yang berbeda satu dengan suku Toraja memiliki dua upacara penting
yang lain menjadi salah satu ciri khas dari yaitu Rambu Tuka’ (upacara kebahagiaan)
Indonesia. Era globalisasi dan kemajuan il- dan Rambu Solo’ (upacara kedukaan). Da-
mu teknologi menjadi satu penghambat untuk lam kedua upacara ini kerbau atau dalam
tetap melestarikan budaya yang ada di Indo- bahasa Toraja disebut tedong, menjadi syarat
nesia. Kebudayaan biasanya tidak lepas dari diadakannya upacara adat. Hanya saja indi-
adat-istiadat serta tradisi. Salah satu suku kator penggunaan kerbau yang membedakan
yakni suku Toraja memiliki latar belakang bu- kedua upacara ini. Kerbau merupakan hewan
daya yang unik serta mempunyai dasar-dasar yang tidak bisa lepas dari kebudayaan Toraja.
kebudayaan yang berbeda dengan daerah la- Dalam upacara Rambu Solo’ kerbau sebagai
in. Suku Toraja sangat terkenal sebagai suku lambang kekayaan dan kemakmuran, menjadi
yang masih memegang teguh adat-istiadat. tolok ukur dari peran sosial, bahkan dianggap

18
Jurnal KIP Vol. VII No. 3 November 2018 - Februari 2019

sebagai kendaraan suci. Kerbau yang diper- na apabila hanya dilakukan beberapa orang
lukan untuk kegiatan upacara Rambu Solo’ saja, melainkan melibatkan seluruh masyara-
pun memiliki harga lebih tinggi dari kerbau kat sesuai dengan peran masing-masing (De
biasa. Lain hal dalam upacara Rambu Tu- Saputra, 2010: 118-119). Oleh karena itu
ka’, dalam suatu pernikahan, fungsi kerbau adat istiadat menetapkan apa yang diharusk-
sebagai alat perjanjian pernikahan. Untuk an, dan apa yang dilarang yang kemudian
mengetahui lebih lanjut mengenai hal terse- berkembang menjadi sebuah tradisi dimana
but, maka rumusan masalah dalam peneliti- selalu ada hubungan dengan upacara tradi-
an ini yaitu “Bagaimana pembagian tedong sional yang berkaitan dengan agama, sosial,
dalam upacara Rambu Solo’ ?” dan “Tedong mitos, dan legenda.
seperti apa yang sangat dibutuhkan pada saat
upacara Rambu Solo’ ?” B. Pengertian Simbol
Ernst Cassirer berpendapat bahwa manusia
II. Kajian Teori itu tidak pernah melihat, menemukan dan
mengenal dunia secara langsung tetapi mela-
A. Pengertian Kebudayaan lui berbagai simbol. Kata simbol berasal dari
kata Yunani symbolos yang berarti tanda atau
Menurut Koentjaraningrat budaya sebagai ciri yang memberitahukan sesuatu hal kepada
“daya budi” berupa cipta, karsa dan rasa. Ke- seseorang (Herusatoto, 2008: 16-17). Pada
budayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan dasarnya segala bentuk upacara-upacara apa-
rasa itu (Koentjaraningrat, 2000: 181). Ke- pun yang dilakukan manusia adalah bentuk
budayaan itu bersifat luas dan tidak terbatas sombolis yang menonjolkan peranannya dalam
sebagai hasil karya manusia sebagai anggota tradisi dan adat-istiadat. Jadi dari pernyata-
masyarakat untuk menghasilkan kebiasaan- an di atas dapat disimpulkan bahwa simbol
kebiasaan yang didapatkan melalui proses be- sebagai salah satu inti dari kebudayaan dan ju-
lajar. Maka dari itu masyarakat dan kebuda- ga satu tanda dari tindakan manusia sehingga
yaan tidak terpisahkan, karena kubudayaan pada dasarnya bentuk upacara-upacara peri-
ada dan berkembang sampai saat ini, itu se- ngatan apapun yang dilakukan oleh manusia
mua merupakan campur tangan dari masya- adalah bentuk dari simbol. Selain dalam adat
rakat. Ada unsur-unsur dalam kebudayaan istiadat, simbol juga menonjol dalam religi
yang tidak dapat dipisahkan, yaitu antarun- dan juga dalam ilmu pengetahuan.
sur adat-istiadat dan warisan tradisi. Adat
sendiri merupakan wujud ideal dari kebuda-
C. Pengertian Tedong/Kerbau
yaan, karena adat berfungsi sebagai pengatur
tingkah-laku dalam bermasyarakat. Adat da- Pada umumnya kerbau yang ada di Indonesia
pat dibagi lebih khusus dalam empat tingkat- bervariasi, baik dalam ukuran, bentuk tanduk,
an, yaitu tingkat nilai budaya, tingkat norma- warna kulit dan bulu. Hanya Anoa di Sulawe-
norma, tingkat hukum, dan tingkat aturan si yang mempunyai jenis tersendiri. Namun
khusus (Koentjaraningrat, 1974: 20). Tradisi demikian, secara prinsip kerbau di Indonesia
merupakan suatu gambaran sikap dan tingka- dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok be-
laku manusia melalui proses yang lama dan sar, yakni kerbau liar dan kerbau jinak (Mur-
dilakukan secara turun-temurun dimulai dari tidjo,1989: 18).
nenek moyang. Dalam suatu tradisi selalu Pada masa lalu masyarakat memandang
ada hubungannya dengan upacara tradisional. kerbau dari sisi sosial ekonomi dan sbagai
Upacara-upacara tradisional yang dilakukan makna simbolis. Mengingat kerbau memiliki
itu berazaskan kebersamaan, bahwa upacara peran penting maka bentuk binatang kerbau
itu merupakan kegiatan komunal yang menja- digunakan dalam berbagai aspek diantaranya
di kepantingan bersama. Tidak akan terlaksa- sosial, ekonomi, religi dan sebagainya. Se-

19
Mangopang, J. - Tedong Sebagai Syarat. . .

lain dari itu timbullah pemahaman bahwa IV. Hasil dan Pembahasan
kerbau sebagai binatang suci dan sumber ke-
kuatan magis, yang dapat menolak kekuatan Secara geogafis, Kecamatan Makale berada
jahat, sehingga kerbau dipakai sebagai bina- pada 3o 06’12” dan 119o 51’13”. Dengan batas-
tang kurban dalam upacara persembahan ma- an: Sebelah Utara: Kecamatan Makale Utara;
upun kematian (Kadir, 1977: 94). Uraian Sebelah Selatan: Kecamatan Makale Selatan;
diatas menggambarkan bahwa kerbau sampai Sebelah Timur: Kecamatan Sangalla’; Sebe-
sekarang ini dianggap penting oleh sebagaian lah Barat: Kecamatan Rembon. Kecamatan
masyarakat Indoneaia. Sisi sosial ekonomi ker- Makale terbagi atas 15 Kelurahan/Lembang.
bau menggambarkan bahwa kerbau memiliki Sebagian besar warga Kecamaatan Makale
daging yang cukup banyak untuk memenuhi bekerja sebagai petani dan berternak yang
kebutuhan makanan. Dari sisi sismbolis dan jumahnya mencapai 7.027 orang. Beternak
dengan kekuatan magis, maka kerbau dija- kerbau dan babi di Toraja merupan suatu
dikan salah satu binatang persembahan dan hal yang sangat menguntungkan. Karena da-
sebagai simbol bagi daerah-daerah tertentu lam setiap upacara adat yang menjadi syarat
di Indonesia, contohnya sebagai simbol keke- pelaksanaan adalah pemotongan kerbau dan
rabatan bagi suku Toraja dan Batak, simbol babi. Berdasarkan wawancara penulis dengan
perdamaian bagi suku Karo dan Sumba, dan beberapa tokoh adat yang berasal dari Ke-
lain sebagainya. camatan Makale. Dalam Upacara Rambu
Solo’ kerbau atau dalam bahasa setempat di-
sebut tedong dijadikan sebagai hewan kurban.
Tedong mempunyai makna yang tinggi bagi
III. Metode Penelitian warga Toraja. Selain itu tedong juga menjadi
ukuran terutama nilai satuan dalam menilai
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Ma- harta kekayaan di Toraja. Menurut Marsel D.
kale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Se- Lembang salah satu tokoh masyarakat Toraja,
latan. Penelitian yang berjudul ”Tedong Se- “keseharian masyarakat Tana Toraja, tidak
bagai Syarat Dalam Upacara Rambu Solo’” bisa dipisahkan dengan tedong. Ini berlang-
merupakan jenis penelian kualitatif deskrip- sung hingga saat ini. Bahkan sebelum uang
tif. Penelitian kualitatif deskriptif yaitu pe- dijadikan alat penukaran transaksi modern,
nelitian dimana data yang terkumpul berupa hewan bertanduk ini sudah kerap ditukar de-
kata-kata, gambar, dan bukan berupa angka. ngan benda lain.”
Data-data tersebut dalam penelitian ini dipe- Tedong mengambil peran penting dalam
roleh dari hasil wawancara dan pustaka serta tradisi yang berhubungan dengan agama pur-
dokumentasi pribadi. Pendekatan penelitian ba atau yang sering dikenal oleh warga Toraja
adalah pendekatan Sosiologis Antropologis. dengan sebutan Aluk Todolo. Tedong menjadi
Teknik pengumpulan data yang digunakan makna sebagai salah satu hewan persembah-
adalah wawancara, studi pustaka, observa- an dalam upacara Rambu Solo karena warga
si dan dokumentasi. Sumber data diperoleh Toraja percaya bahwa tedonglah sebagai jem-
dari hasil wawancara penulis dengan Kepala batan untuk bisa ke Puya (Surga bagi keperca-
Dinas Kependudukan, pemangku adat, tokoh- yaan Aluk Todolo). Selain itu tedong sangat
tokoh masyarakat, dan beberapa masyarakat berharga bagi warga Toraja dibandingkan de-
yang pernah atau sedang mangadakan upaca- ngan jenis hewan yang lain. Bagi masyarakat
ra Rambu Solo’. Pengumpulan data ini mulai Toraja tedong yang dikurbankan dalam jum-
dilakukan pada tanggal 31 Mei sampai 9 Juli lah banyak akan menjadi suatu kebanggaan
2018 untuk mendapatkan informasi menge- tersendiri bagi keluarga yang bersangkutan
nai tradisi pemotongan tedong dalam upacara untuk mempertahankan status sosial.
Rambu Solo’. Proses dan pelaksanaan pemotongan te-

20
Jurnal KIP Vol. VII No. 3 November 2018 - Februari 2019

dong dalam upacara Rambu Solo’ dimulai Aluk Todolo. Menurut Adat Aluk Todolo ada
dari tahap persiapan oleh keluarga yang ber- beberapa tahapan dalam tradisi pemotongan
sangkutan. Tahap persiapan yang dimaksud tedong. Tahapan-tahapan tersebut menjadi
yaitu mengadakan rapat untuk membahas dan ciri khas dalam pelaksanaan upacara Rambu
menentukan berapa jumlah tedong yang akan Solo’ yang disesuaikan dengan strata sosial
mereka sediakan selama upacara berlangsung. warga Kecamatan Makale, Tana Toraja, Su-
Tentunya pengambilan keputusan bagaimana lawesi Selatan. Pemotong tedong berpatokan
tatanan upacara yang akan dilaksanakan itu pada status sosial orang yang meninggal di da-
harus sesuai dengan adat yang berlaku. Ba- lam masyarakat Toraja. Tingkatan tersebut
gi kalangan bangsawan, tedong yang wajib yaitu:
dikurbankan sekitar dua puluh lima sampai
seratus ekor. Dari sekian banyaknya tedong
A. To di Tedong Tungga’
tersebut ada satu jenis tedong yang wajib
hadir dalam upacara tersebut yaitu tedong Artinya hanya satu tedong yang dipotong se-
bulan atau dalam bahasa Indonesia disebut bagai penghormatan bagi yang meninggal dan
“kerbau bule” dan memakan waktu tiga sam- dilaksanakan dalam jangka waktu satu hari.
pai enam hari untuk melaksanakan upacara Jenis tedong yang akan dipotong adalah te-
Rambu Solo’. Berbeda pula dengan masyara- dong Pudu’ yang berwarna hitam. Ada yang
kat yang mampu menyediakan tedong namun dipotongkan kerbau hari itu juga dan diku-
tidak tergolong kalangan bangsawan. Mereka burkan di sore harinya atau dalam bahasa
boleh melakukan pemotongan tedong cukup Toraja disebut dipasisangle’toan (masih di ba-
pada dua puluh empat ekor selama tiga ha- wah umur). Ada juga pemotongan kerbau
ri. Sedangkan untuk masyarakat yang kurang dilakukan di siang hari dan keesokan hari-
mampu mereka cukup menyediakan satu ekor nya dilanjutkan dengan penguburan jenasah
tedong namun hal itu tidak mutlak adanya, (orang tua)
artinya bahwa seandainya keluarga yang di-
tinggalkan benar-benar tidak mampu maka
hal itu bukan menjadi paksaan. B. To di Petallu Tedong
Dilanjutkan ke tahap yang berikutnya ya- Artinya bahwa ada tiga sampai empat tedong
itu pelaksanaan pemotongan tedong dalam yang dipotong sesuai dengan kesanggupan ke-
upacara Rambu Solo’. Biasanya pemotongan luarga dan dilaksanakan dalam jangka waktu
kerbau dilakukan dirumah duka tetapi tidak dua sampai tiga hari. Jenis tedong tidak di-
bagi kaum bangsawan. Kaum bangsawan bia- tentukan bahkan jenis kelamin dari tedong
sanya melaksanakan upacara di tempat yang tersebut juga tidak ditentukan.
luas. Itu karena aturan adat yang sudah ber-
laku dalam masyarakat Kecamatan Makale.
C. To di Pelima
Waktu pemotongan dalam upacara Rambu
Solo’ biasanya dilaksanakan sesuai dengan ke- Artinya bahwa ada lima sampai delapan ekor
inginan keluarga. Puncak upacara Rambu tedong yang akan dipotong sesuai dengan ke-
Solo’ biasanya berlangsung pada bulan Juni sanggupan keluarga dan dilaksanakan dalam
sampai Agustus, dan bahkan ada juga yang jangka waktu tiga sampai lima hari.
mengadakan pada bulan Desember. Alasanya
cukup sederhana, agar keluarga yang ada di
perantauan akan pulang kampung untuk ikut D. To di Pepitu Tedong
serta dalam rangkaian acara ini. Artinya bahwa ada tujuh sampai sembilan
Proses tradisi pemotongan tedong sebagai ekor tedong yang akan dipotong sesuai de-
syarat dalam upacara Rambu Solo’ disesuikan ngan kesanggupan keluarga dan dilaksanakan
dengan Adat yang bercermin pada tatanan selama tujuh hari.

21
Mangopang, J. - Tedong Sebagai Syarat. . .

E. To di Pandan pondok untuk menampung tamu selama


upacara berlangsung.
1. To di Pakasera. Artinya bahwa ada sem-
bilan sampai sebelas ekor tedong yang Dalam kepercayaan Aluk Todolo, Rambu
akan dipotong sesuai dengan kesanggup- Solo’ adalah tradisi untuk mengantar arwah
an keluarga. ke peristirahatan terakhir. Makna dari pemo-
2. To di Bawa Lako Padang. Artinya bahwa tongan tedong dalam tradisi ini diyakini akan
ada dua belas sampai lima belas ekor menemani arwah orang yang sudah meninggal
tedong yang akan dipotong sesuai dengan menuju Puya (Surga). Jumlah kerbau yang
kesanggupan keluarga dan dilaksanakan dipotong pun bervariasi, tergantung pada sta-
selama empat sampai lima hari. tus sosial.
3. To di Pasonglo’ Karuen. Artinya bahwa Tahapan-tahapan pemotongan kerbau yang
ada enam belas sampai dua puluh tiga ada di Kecamatan Makale, bisa dikatakan cu-
ekor tedong yang akan dipotong sesuai kup rumit namun itulah tradisi yang berlaku
dengan kesanggupan keluarga dan dilak- dalam masyarakat. Dinas Peternakan Keca-
sanakan selama empat sampai lima hari. matan Makale mencatat kerbau yang dipotong
4. To di Rapai’. Artinya bahwa ada dua pu- tiga bulan belakangan ini sebanyak 564 ekor
luh empat sampai seratus bahkan lebih mulai terhitung dari Januari sampai Maret
dari seratus ekor tedong yang akan dipo- 2018. Dalam setahun bukan hanya satu orang
tong sesuai dengan kesanggupan keluarga saja yang dimakamkan. Bahkan pada tahun
dan dilaksanakan selama tujuh hari. Ak- 2017 sesuai dengan rekapan data, terhitung
an tetapi dalam upacara ini ada satu ekor 4.155 ekor kerbau yang telah dipotong.
tedong khusus yang disebut tedong rapas- Prosesi Upacara Rambu Solo’ untuk Tana’
an atau tulak bala dalam bahasa Toraja Bulaan (bangsawan) dalam prosesi pemakam-
sebagai penutup pada saat jenasah akan an tatanan adat bangsawan memakai Tana’
dimakamkan setelah semua tedong dipo- Bulaan yakni terdiri dari dua puluh empat
tong pada hari-hari sebelumnya. ekor tedong sampai seratus ekor tedong atau
5. Ada’ Sapu Randanan. Artinya bahwa da- Sapu Randanan yang terdiri dari berbagai
lam upacara ini harus menyediakan mi- jenis kerbau yang dinamai dalam bahasa To-
nimal dua puluh enam ekor tedong sam- raja:
pai jumlah yang tidak terhingga sesuai
dengan kesanggupan keluarga. Dalam 1. Tedong Saleko, (kerbau berwarna dasar
upacara ini segala macam jenis tedong putih berbelang hitam) merupakan jenis
harus ada mulai dari harga yang termu- kerbau yang sempurna belangnya dan po-
rah sampai yang termahal, dimana acara sisi belangnya simetris di seluruh badan
ini akan berlangsung selama satu minggu. kerbau, sehingga memiliki status sosial
Tidak hanya tedong yang dapat dipotong, yang sangat tinggi dan nilai jualnya bisa
tetapi ada jenis hewan berkaki empat la- mencapai Rp. 300 juta per ekor.
innya yang dapat dipotong, seperti: babi, 2. Tedong Bonga, (kerbau berwarna dasar
anjing, kuda, rusa, dll. Konon kabar- hitam berbelang putih) merupakan jenis
nya sebelum masyarakat Toraja belum kerbau yang memiliki warna di sebagi-
mengenal perikemanusiaan hamba yang an besar tubuhnya, termasuk yang be-
meninggal ikut dikorbankan satu orang langnya hanya sebagian kecil di badanya.
yang akan mengawal yang meninggal sam- Nilai jualnya biasanya Rp50-175 juta ter-
pai di “Puya” atau “Nirwana”. Ada hal gantung belang pada tubuh kerbau.
unik dari Ada’ Sanda Saratu yaitu tem- 3. Tedong Pudu, umumnya berbadan kekar
pat pelaksanaan yang dilakukan di suatu dan berwarna hitam. Kerbau jenis ini
lapangan yang luas yang disebut ”ran- sangat kuat dalam bertarung. Pada aca-
te” dimana disinilah dibangun pondok- ra adu kerbau pada upacara pemakaman,

22
Jurnal KIP Vol. VII No. 3 November 2018 - Februari 2019

kerbau pudu’ tampil sebagai petarung dan berharga ditempatkan menjadi syarat da-
yang kuat. Harga jualnya sekitar Rp30- lam upacara-upacara penting di Toraja khu-
100 juta. susnya dalam upacara Rambu Solo’. Selain
4. Tedong Balian, kerbau betina kebiri yang dari itu tedong menjadi tolok ukur kekayaan
memiliki panjang tanduk kurang lebih 2.5 atau kesuksessan anggota keluarga yang se-
meter. Nilai jualnya Rp50-100 juta. dang menggelar upacara Rambu Solo’. Dari
5. Tedong Lotong Boko’, kerbau ini memi- situlah orang-orang dapat mengukur kebang-
liki ciri-ciri warna kulitnya putih tetapi sawanannya. Pada kenyataannya orang Tora-
pada pundaknya terdapat warna hitam ja mengukur sesuatu dari ukuran kerbau dan
yang simetris antara kiri dan kanan, har- kepemilikan tanah, karena keduanya mempu-
ga jualnya Rp50-80 juta. nyai nilai yang tinggi. Bagi para bangsawan
6. Tedong Sokko, kerbau ini yang memiliki belum lengkap rasanya bila dalam upacara
tanduk yang arahnya turun kebawah dan Rambu Solo’ belum memotong tedong bonga,
hampir bertemu di bagain rahang bawah. mengingat kerbau jenis ini juga merupakan
Harganya Rp40-70 juta. simbol prestise yang dapat mengangkat mar-
7. Tedong Tekken Langi’, kerbau ini memi- tabat dan kehormatan keluarga yang diting-
liki tanduk yang mengarah ke atas dan galkan. Sebelum orang-orang mengenal nilai
satunya menghadap ke bawah. Harganya rupiah kerbau sudah menjadi hewan transaksi
sama dengan tedong sokko. jual beli bahkan menjadi hewan barter. He-
8. Tedong Todi’, kerbau berwarna hitam wan bertanduk ini memiliki ciri khas yang
tapi di kepalanya (jidat) ada warna putih. berbeda dari daerah lain, dilihat dari war-
Nilai jualnya antara Rp15-30 juta. na kulitnya yang memiliki bercak putih serta
9. Tedong Sambao, memiliki warna yang tanduknya yang unik. Tak heran jika seekor
keabu-abuan tidak berwarna hitam, tidak tedong memiliki kondisi fisik yang sempurna
merah dan lazim disebut hamba kerbau dapat mencapai harga jual sampai ratusan ju-
dengan tanduk yang berwarna kuning ta rupiah. Pemotongan tedong juga menjadi
runcing keatas, merupakan kerbau yang simbol dari yang dinilai melestarikan tradisi
paling murah yang dapat kita jumpai de- tolong-menolong dan merekatkan tali persa-
ngan mudah di Toraja. Harganya Rp6-10 udaraan. Artinya bahwa tedong yang sudah
juta. dipotong dalam Upacara Rambu Solo’ daging-
nya akan dibagi-bagikan kepada masyarakat
Jenis tedong dan fungsinya yang harus diper-
setempat. Dari situ pula tali persaudaraan se-
siapkan untuk prosesi Tana’ Bulaan adalah:
makin erat pasalnya untuk membeli seekor
1. Kerbau betina yang panjang tanduknya kerbau harus mengeluarkan cukup banyak
sebagai tulak balakayan uangs sehingga mempermudah anggota ke-
2. Kerbau jantan yang panjang tanduknya luarga bergotong-royong dalam menanggung
sebagai tulak bala biaya untuk membeli seekor tedong sebagai
3. Kerbau Sambao, kerbau belang atau te- syarat dalam upacara Rambu Solo’.
dong Bonga
4. Kerbau putih kepalanya atau disebut te-
dong tanda V. Simpulan
5. Kerbau pudu yang seluruh badannya ber-
1. Pembagian tedong dalam upacara Ram-
warna hitam
bu Solo’ didasarkan pada kemampuan
Bagi masyarakat Kecamatan Makale tedong dan berdasar pada tingkatan masyarakat
menjadi simbol sebagai hewan penting dalam dari orang yang meninggal. Masyarakat
ritual yang berhubungan dengan Aluk Todolo Toraja mengenal 4 tingkatan masyarakat
(kepercayaan) sebelum agama Nasrani masuk yang dinamakan Tana’ (kasta), yaitu: Ta-
ke Tana Toraja. Tedong dianggap istimewa na’ Bulaan (kasta bangsawan tnggi), Ta-

23
Mangopang, J. - Tedong Sebagai Syarat. . .

na’ Bassi (kasta bangsawan menengah), REFERENSI


Tana’ Karurung (kasta rakyat merdeka),
dan Tana’ Kua-kua (kasta hamba). [1] De Saputra, Syahrial. 2010. Kearifan Lo-
2. Tedong yang sangat dibutuhkan pada sa- kal yang Terkandung Dalam Upacara Tra-
at upacara Rambu Solo’ adalah tedong disional Kepercayaan Mayarakat Sakai-
yang memiliki kesempurnaan baik dari Riau. Tanjung Pinang: Kementerian Ku-
bentuk tanduk, warna kulit dan bulu, budayaan dan Pariwisata Balai Pelesta-
serta tanda-tanda pada badan kerbau. rian Sejarah dan Nilai Tradisional Tan-
Standar penilaian ini sudah berlaku se- jungpinang 2010.
cara turun-temurun dari nenek moyang.
[2] Herusatoto, Budiono. 2008. Simbolisme
Bentuk tanduk menjadi patokan utama
Jawa. Yogyakarta: Ombak. Kadir, Ha-
dalam menentukan nilai seekor kerbau.
run. 1977. “Aspek Megalitikum di Tora-
Peran tanduk pada kerbau jantan lebih
ja” Dalam Pertemuan Ilmiah Arkeologi
penting dibanding dengan tanduk kerbau
I. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi
betina. Jenis tedong dan fungsinya yang
Nasional.
harus dipersiapkan untuk prosesi Tana’
Bulaan (kasta bangsawan tinggi) adalah: [3] Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu
(a) Kerbau betina yang panjang tan- Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
duknya sebagai tulak balakayan
[4] Koentjaraningrat. 1974. Kebudayaan,
(b) Kerbau jantan yang panjang tan-
Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:
duknya sebagai tulak bala
Gramedia Pustaka Utama.
(c) Kerbau Sambao, kerbau belang atau
tedong Bonga [5] Murtidjo. 1989. Memelihara Kerbau. Yo-
(d) Kerbau putih kepalanya atau dise- gyakarta: Kanisius.
but tedong tanda
(e) Kerbau pudu yang seluruh badan-
nya berwarna hitam

Bagi kalangan bangsawan, tedong yang wajib


dikurbankan sekitar dua puluh lima sampai
seratus ekor. Dari sekian banyaknya tedong
tersebut ada satu jenis tedong yang wajib
hadir dalam upacara tersebut yaitu tedong
bulan atau dalam bahasa Indonesia disebut
kerbau bule dan memakan waktu tiga sam-
pai enam hari untuk melaksanakan upacara
Rambu Solo’.

24

Anda mungkin juga menyukai