Anda di halaman 1dari 15

TRADISI PEMAKAMAN MAYAT DI DALAM BATU PADA

MASYARAKAT LONDA LEMBANG TADONGKON


KABUPATEN TORAJA UTARA

IRA RASYID LANTA

FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
JL.A.PETTARANI MAKASSAR

ABSTRAK

Penelitian ini adalah Deskriptif kualitatif. Dari data penelitian ini berwujud
data primer dari yang dikumpulkan langsung pada objek. Adapun data yang berwujud
data skunder diperoleh dari kantor Lembang Tadongkon. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan adalah
seluruh masyarakat lembang Tadongkon dengan kelas berbeda, yaitu tokoh
masyarakat dan anggota masyarakat. Pengambilan data dilakukan dengan teknik
purposive sampling, dengan karakteristik informan yaitu Tokoh masyarakat,
Masyarakat setempat yang pernah terlibat dalam tradisi Pemakaman Mayat didalam
Batu. Masyarakat setempat yang memakamkan keluarganya di kuburan Batu Londa.
.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat toraja khususnya
masyarakat Londa Lembang Tadongkon melaksanakan pemakaman mayat di dalam
batu untuk melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh nenek moyang mereka. Faktor
pendorong bertahannya tradisi pemakaman mayat di dalam batu dapat dilihat dari
faktor Reiligi (keperercyaan), faktor Martabat (status sosial) dan faktor ekonomi.
Sedangkan makna tradisi pemakaman mayat di dalam batu dapat dilhat dari
kepercyaan, kesenian, keilmuan, hukum, moral, dan adat istiadat.
PENDAHULUAN Budaya merupakan identitas

A. Latar Belakang dari komunitas suatu daerah yang

Manusia dan kebudayaan dibangun dari kesepakatan-

terjalin hubungan yang sangat erat, kesepakatan sosial dalam kelompok

karena menjadi manusia tidak lain masyarakat tertentu. Budaya

adalah merupakan bagian dari hasil menggambarkan kepribadian suatu

kebudayan itu sendiri.1 Hampir semua bangsa termasuk kepribadian suku

tindakan manusia merupakan produk tertentu, sehingga budaya dapat

kebudayaan. Budaya tidak dapat menjadi ukuran bagi kemajuan

dipisahkan dari masyarakat karena peradaban kelompok masyarakat.

semua aspek dalam kehidupan Konsep budaya menurut Marvin

masyarakat dapat dikatakan sebagai Harris (dalam Asep Rahmat: 2009)

wujud dari kebudayaan, misalnya kelihatan dalam berbagai pola tingkah

gagasan atau pikiran manusia, aktivitas laku anggota kelompok masyarakat

manusia, atau karya yang dihasilkan tertentu, seperti adat atau cara hidup

manusia. Budaya juga merupakan mereka.2

identitas bangsa yang harus dihormati

dan dijaga dengan baik oleh para Setiap daerah mempunyai

penerus bangsa. kebudayaan yang berbeda-beda

dimana kebudayaan tersebut telah

2
1
Rusmin Tumanggor, dkk. 2010. Ilmu Sosial Dina Toding, 2015. “Persepsi Masyarakat
dan Budaya Dasar. Cetakan ke- I. Jakarta: PT Toraja Rantau Atas Upacara Rambu Solo’”.
Fajar Interpratama Mandiri, hal. 19 Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Hal. 1
menjadi ciri khas yang membedakan negatif tersimpan sebagai pelajaran

antara satu dengan yang lainnya, dan atau hikmah. Suku Toraja termasuk

merupakan warisan nenek moyang etnis di Indonesia yang memegang

mereka secara turun temurun. Di teguh prinsip ini. 3

Indonesia beberapa daerah masih Setiap suku bangsa di dunia

mampu mempertahankan tradisi di dengan adat dan kepercayaannya

tengah-tengah kehidupan modern, memiliki cara berbeda dalam

namun tidak sedikit juga daerah yang menghormati dan menguburkan

tidak lagi mempertahankan tradisinya. kerabat yang sudah meninggal. Sudah

Tradisi yang dipertahankan tersebut bukan rahasia bahwa cara masyarakat

masih dibutuhkan dan masih dianggap Toraja (khususnya kaum bangsawan)

bernilai positif karena mengandung dalam menguburkan kerabatnya adalah

makna yang masih sangat berguna salah satu yang paling unik di dunia.

dalam menjalani kehidupan sekarang. Serangkaian upacara pemakaman adat

Salah satu daerah yang masih yang mahal (Rambu Solo) dan makam

mempertahankan kebudayaannya saat gua pada tebing-tebing yang tinggi

ini adalah “Toraja”. Sebuah daerah dapat di temui di Toraja. 4

yang menjunjung tinggi nama baik


3
orang yang sudah meninggal serta Naqib Najah.2014. Suku Toraja Fanatisme
Filosofi Leluhur. Cetakan I. Makassar: Arus
Timur, hal.v
menutup rapat-rapat obrolan perihal 4
Bulu’. 2 Nopember 2016. Pendidikan
Agama Islam Dalam Membendung Pengaruh
keburukannya. Sehingga hal-hal positif Ajaran Aluk Todolo Di Tana Toraja Sulawesi
Selatan. Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.
lebih mengemuka, sedangkan hal-hal 4 No. Hal. 190 - 205
Masyarakat Toraja pada datang kemudian. Kepercayaan inilah

umumnya adalah masyarakat yang yang menjadi landasan berbagai ritual

dikenal sangat menjunjung tinggi adat adat dan tradisi masayarakat Toraja.

istiadat yang diturunkan nenek moyang Salah satu tradisi yang masih

mereka. Pada umumnya masyarakat bertahan hingga saat ini adalah

Tana Toraja masih memelihara “Pemakaman Mayat di Dalam Batu”.

sebagian besar tradisi adat dan budaya Salah satu tempat pemakaman mayat

secara kuat dewasa ini, walaupun pada di dalam batu yang terkenal adalah

umumnya mereka telah memeluk “Londa” yang letaknya berada di

agama menjadi muslim, kristen dan Lembang Tadongkon, kecamatan

katholik, masyarakat Toraja masih Kesu’ dan merupakan sebuah kawasan

memelihara sistem dan tradisi dari pemakaman kubur batu atau tempat

nenek moyang mereka yang bersumber menyimpan mayat yang diperuntukkan

dari ajaran Aluk Todolo. khusus bagi leluhur Toraja dan

Aluk Todolo atau Alkuta keturunannya.

adalah sebuah kepercayaan warisan Masyarakat suku Toraja

nenek moyang yang ada sebelum meletakkan mayat setinggi-tingginya.

masuknya agama Islam dan Kristen. Semakin luhur derajat orang yang

Istilah Aluk Todolo baru populer meninggal, semakin tinggi pula

setelah masuknya agama lain di peletakan erongnya. Disisi lain,

Toraja untuk membedakan keyakinan mereka meyakini orang yang

semula dengan keyakinan yang meninggal masih bisa membawa


hartanya. Tingginya peletakan erong penulis tertarik untuk melakukan

akan mempercepat perjalanan roh penelitian dengan judul “Tradisi

menuju tempat tujuannya. Bentuk Pemakaman Mayat Di Dalam Batu

kepercayaan ini merupakan dari pada Masyarakat Londa Lembang

warisan nenek moyang suku Toraja. Tadongkon Kabupaten Toraja

Dahulu masyarakat adat Utara”.

Toraja menyimpan jenazah di dalam B. Rumusan Masalah

rumah tongkonan, lamanya waktu Berdasarkan latar belakang dan


menyimpan jenazah paling lama tiga pentingnya penelitian ini dilakukan,
puluh enam malam untuk keluarga maka penulis mencoba merumuskan
bangsawan. Sementara dari golongan masalah sebagai acuan pengumpulan
lainnya kurang dari itu, atau bahkan data dalam penelitian yaitu:
tidak disimpan sama sekali karena 1. Faktor-faktor apa yang
upacaranya sangat singkat. Hingga menyebabkan masyarakat Londa
akhirnya menyimpan mayat ataupun
di Lembang Tadongkon masih
memakamkan mayat didalam batu mempertahankan pemakaman
menjadi sebuah tradisi di kalangan mayat di dalam batu ?
masyarakat adat Toraja.5 2. Bagaimana makna tradisi
Oleh karena itu berdasarkan pemakaman mayat di dalam batu
uraian latar belakang di atas, maka bagi masyarakat Londa Lembang

5
Tadongkon ?
https://www.indonesiakaya.com. 16 Oktober
2018.
C. Tujuan Penelitian secara teoritis yakni dapat menambah

Berdasarkan rumusan masalah di pustaka ilmu pengetahuan bagi

atas, maka adapun tujuan dalam masyarakat, khususnya sebagai

penelitian ini adalah: inventaris dan dokumentasi tradisi adat

1. Untuk mengetahui Faktor-faktor dalam rangka pelaksanaan dan

apa yang menyebabkan pelestarian nilai-nilai sosial budaya.

masyarakat Londa Lembang Disamping itu, dapat pula bermanfaat

Tadongkon masih untuk pengembangan ilmu Sosiologi,

mempertahankan pemakaman khususnya kajian budaya lokal

mayat di dalam batu. Sulawesi Selatan dan kebudayaan

2. Untuk mengetahui makna tradisi masyarakat Indonesia,

pemakaman mayat di dalam batu


2. Secara Praktis
bagi masyarakat Lembang
Penelitian ini memiliki manfaat
Tadongkon, Kabupaten Toraja
dalam memperoleh informasi atau
Utara.
gambaran mengenai tradisi
D. Manfaat Penelitian
pemakaman mayat di dalam batu pada
Adapun manfaat yang diharapkan
masyarakat Lembang Tadongkon,
dari hasil penelitian ini dapat
Kecamatan Sanggalangi kabupaten
dikemukakan sebagai berikut:
Toraja Utara. Selain itu, hasil
1. Secara teoritis
penelitian ini dapat digunakan sebagai
Penelitian yang dilakukan ini
bahan penelitian lebih lanjut mengenai
diharapkan dapat memberikan manfaat
tradisi pemakaman mayat di dalam Kepercayaan orang toraja yang

batu. merupakan kepercayaan dari nenek

B. Pembahasan moyang (Aluk Todolo). Meskipun

Tradisi merupakan sejumlah mayoritas masyarakat suku toraja

kepercayaan, pandangan atau praktik beragama Kristen namun kepercayaan

yang dari nenek moyang mereka ((Aluk

diwariskan dari generasi ke generasi Todolo) masih dilaksanakan, karena

(secara lisan atau lewat tindakan), menurut masyarakat suku toraja, itu

yang diterima oleh suatu masyarakat adalah tradisi turun temurun yang

atau komunitas sehingga menjadi tidak akan hilang. Mereka juga

mapan dan mempunyai kekuatan beranggapan bahwa, agama Kristen

seperti hukum (Sumintarsih,2007: adalah agama bangsa Eropa yang di

137). Salah satu daerah yang masih bawa masuk ke Indonesia. Justru

menjaga tradisinya dengan baik adalah menurut mereka agama dan

Toraja. Dimana tadisi ini masih kepercayaan tidak bertentangan,

bertahan sampai sekarang. Tradisi itu tujuannya sama, sama-sama untuk

adalah pemakaman mayat di dalam tuhan, hanya pelaksanaan yang

batu pada masyarakat Toraja. faktor berbeda.

bertahannya tradisi pemakaman mayat Kepercayaan Mayoritas

didalam batu pada masyarakat Toraja masyarakat suku Toraja (Aluk Todolo)

yaitu faktor religi, faktor status sosial adalah kepercayaan yang dianut oleh

(Martabat) dan faktor ekonomi. nenek moyang masyarakat Toraja


sebelum masuk atau menyebarnya laksanakan secara turun temurun. Hal

agama Kristen di Toraja. Itulah yang tersebut merupakan hal yang sakral

menyebabkan mengapa sampai akan nilai tradisi yang harus

sekarang mereka masih menganut dilestarikan oleh masyarakat suku

kepercayaan tersebut dan dilaksanakan Toraja.

secara turun temurun. Sebelum proses pemakam

Teori tindakan tradisional yang dilaksanakan terdapat ritual adat atau

dikemukakan oleh Max Weber sangat upacara pemakaman (Rambu Solo’).

relevan dengan apa yang dilakukan Dalam upacara pemakaman ini dapat

masyarakat suku Toraja, Max Weber dilihat status sosial atau kasta dari

mengemukakan bahwa tindakan seseorang yang telah meninggal. Kasta

tradisional merupakan tipe tindakan berasal dari garis keturunan orang

sosial yang bersifat nonrasional, kalau yang telah meninggal. Terdapat tiga

seorang individu memperlihatkan tingkatan kasta, kasta paling atas,

perilaku karena kebiasaan, tanpa kasta Menengah dan kasta Bawah.

refleksi yang sadar atau perencanaan, Dalam melihat status sosial

perilaku seperti itu digolongkan orang yang dikuburkan didalam batu,

sebagai tindakan tradisional. ada tiga tingkatan kasta untuk

Dalam Hasil penelitian dapat menentukan posisi peti (Erong) karena

dilihat bahwa kepercayaan (Aluk tidak hanya sekedar meletakkan atau

Todolo) berasal dari kepercayaan menguburkan didalam batu. Kasta

nenek moyang yang telah di teratas adalah keturunan bangsawan


yang mengadakan upacara rambu solo Hal ini di perkuat oleh

dengan memotong 24 ekor kerbau atau Soerjono Soekanto yang menyatakan

lebih, sedangkan kasta menengah atau bahwa stratifikasi sosial adalah suatu

kuburang yang di tengah, adalah Lapisan masyarakat yang di dalamnya

keturunan bangsawan yang memotong terdapat kelas-kelas sosial dimana

kerbau kurang dari 24 ekor kerbau, dalam setiap masyarakat dimanapun

sedangkan kasta paling bawah, ialah selalu dan pasti mempunyai sesuatu

orang atau masyarakat biasa. yang dihargai dimasyarakat itu bisa

Berdasarkan hasil penelitian berupa kekayaan, ilmu pengetahuan,

dapat dilihat bahwa, kalangan dan keturunan keluarga terhormat.6

bangsawan yang telah melakukan Masyarakat Toraja mempunyai

upacara pemakaman (Rambu Solo’) alasan tersendiri mengapa kuburan

dan telah memotong 24 ekor kerbau batu atau pemakaman mayat di dalam

akan di buatkan patung yang mirip batu tetap bertahan sampai sekarang

dengan orang yang telah meninggal karena ada makna tersendiri untuk

tersebut. Sedangakan bagi kalangan masyarakat Toraja. Alasan yang

kasta bawah, walaupun upacara pertama mereka melanjutkan apa yang

pemakamanya mewah, namun bukan dilakukan oleh nenek moyanng

dari kalangan bangsawan, tetap saja mereka dulu pada saat itu, dimana

peti mayat di letakkan di batu paling


6
J. Dwi Narwoko &Bagong Suyanto.
bawah. Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan.
(Jakarta. Kencana Prenada Media Group 2007)
Hal. 152
nenek moyang mereka yang hidup hubungan sosial bila manusia

dizaman batu dan menggunakan goa memberikan arti atau makna tertentu

sebagai kuburan. terhadap tindakannya itu, dan manusia

Kemudian alasan yang kedua lain memahami pula tindakannya itu

adalah dimana nenek moyang mereka sebagai sesuatu yang penuh arti.

telah berpikir untuk dimasa depan Fenomenologi berasumsi bahwa

bahwa manusia akan terus orang-orang secara aktif

berkembang. Sehingga mereka tidak menginterpretasi pengelaman-

menggunakan tanah sebagai lahan pengelamannya dan mencoba

pemakaman karena tanah bisa memahami dunia dengan pengelaman

dimanfaatkan sebagai lahan pertanian pribadinya.

itu karena orang Toraja hidup diarea Disisi lain pemakaman mayat

pegunungan. di dalam Batu yang ada di londa

Selanjutnya alasan yang ketiga mempunyain peranan penting dari sisi

adalah mempermudah bagai keluarga ekonomi bagi masyarakat yang tinggal

untuk ziarah ke makam karena mereka di sana. Misalnya mereka menemukal

dapat melihat langsung kondisi hal yang menguntungkan bagi diri

petinya (Erong). Jika petinya sudah mereka ataupun keluarganya, salah

rusak maka keluarga akan satunya adalah pemenuhan kebutuhan

menggantikan dengan peti yang baru. sehari-hari seperti mendapatkan

Alfred berpendapat bahwa pengahasilan untuk menafkahi

tindakan manusia menjadi suatu keluarganya. Seperti kita kitahui


bahwa Londa selain sebagai tempat menurut status garis keturunan di

pemakaman mayat juga di jadikan mana untuk bangsawan ditempatkan di

sebagai objek wisata bagi masyarakat bagian paling atas sedangkan untuk

Lokal maupun mananegara yang ingin kalangan biasa dibagian tengah dan

mengunjungi tempat tersebut. Dari dibawah.

situlah masyarakat di sana bisa Dalam hasil penelitian juga

mendapatkan penghasilan dari segi dapat di temukan bahwa, pemakaman

ekonomi. mayat di dalam batu pada masyrakat

Dalam Tradisi pemkaman Toraja tentunya memiliki nilai-nilai

mayat didalam batu pada msayarakat moral yang telah diajarkan oleh nenek

Londa, ada aturan hukum yang moyang orang Toraja sejak dulu dan

berlaku tetapi hukum yang tidak terus berlanjut dari generasi

tertulis karena termasuk hukum adat kegenerasi berikutnya. Salah satunya

yang berlaku di masyarakat sejak dulu. itu dalam memakamkan keluarga yang

Seperti yang di kubur di Londa itu telah meninggal tentunya ada

hanya satu marga atau istilah musyawarah terlebih dahulu untuk

“Tolengke”. Hukum adat yang membahas tempat pemakamannya

berlaku pada pemakaman mayat yaitu untuk menghindari konflik antar

penempatan petinya (Erong). Dimana keluarga itu sendiri. nilai moral yang

ada aturan tersendiri dalam posisi ada pada pemakaman mayat didalam

petinya (Erong) dan tidak hanya batu yaitu sikap menghargai dan

sekedar menempatkannya, tetapi menghormati orang telah meninggal.


Seperti memberi sesajian misalnya manusia nenek moyang orang Toraja.

rokok, uang, makanan dan minuman Dengan melihat peninggalan sejarah

serta barang kesukaannya. nenek moyang mereka, khususnya

Kebiasaan orang toraja juga kuburan batu atau pemakaman mayat

dalam menguburkan atau dalam batu yang ada di Londa yang

memakamkan mayat didalam batu sudah berumur ratusan tahun.

yang sudah menjadi adat mereka sejak Masyarakat Toraja menganggap

dulu dan masih dilaksanakan sampai bahwa menguburkan mayat di dalam

sekarang. Karena orang Toraja dikenal batu adalah sebuah kebiasaan atau adat

sangat kental dengan budaya mereka istiadat mereka. Di mana budaya

dan tidak bisa dihilangkan. Kebiasaan atauapun tradisi msayarakat Toraja

tersebut sangat kental kaitanya dengan berasal dari kepercayaan Aluk Todolo.

adat makanya harus terus di Walaupun masyarakata Toraja sudah

budayakan dari generasi ke generasi. memeluk agama Islam, Kristen,

Dengan adanya tradisi dapat Katolik , dan agama yang lain, mereka

memperlihatkan sejarah kehidupan tetap menjaga budayanya.

orang-orang terdahulu dengan melihat Kepercayaan Aluk Todolo di Toraja

peninggalan-peninggalan sejarah sudah mulai berkurang tetapi budaya

nenek moyang orang Toraja yang mereka tetap terjaga. Adat ataupn

berasal dari zaman itu. Sama hal pada tradisi yang mereka lakukan semata-

tradisi pemkaman mayat didalam batu mata untuk tetap menjaga budaya

yang menceritakan sejarah peradaban mereka dan menganggap bahwa bukan


hal yang betentangan dari agama yang Cetakan I. Makassar: Arus
Timur.
mereka anut.
Parada Harahap. 1952. TORADJA.
DAFTAR PUSTAKA
Cetakan ke-1. Bandung: N.V.
Penerbitan.
Buku
Piotr Sztompka. 2004. Sosiologi
Arisandi, Herman. 2015. Buku Pintar Perubahan Sosial. Cetakan ke-
Sosiologi: Pemikiran Tokoh-
1. Jakarta: Prenadamedia.

Tokoh Sosiologi Dari Klasik Poloma, Margaret M. 2013. Sosiologi


Kontemporer. Jakarta: PT. Raja
Sampai Modern. Cetakan ke-1.
Grafindo Persada
Yogyakarta: IRCiSoD
Ritzer, George. 2013. Sosiologi Ilmu
Damsar. 2015. Pengantar teori
Pengetahuan Berparadigma
sosiologi. Cetakan ke-1.
Ganda. Jakarta: PT
Jakarta: Premadia Group,
RajaGrafindo Persada.
Doyle Paul Johnson.1986.Teori Rusmin Tumanggor, Kholis Ridho,
Sosiologi Klasik dan Modern. Dan Nurrochim. 2010. Ilmu
Jilid I. Jakarta:PT. Gramedia. Sosial dan Budaya Dasar.
Cetakan ke- I. Jakarta: PT Fajar
Fakultas Ilmu Sosial. 2015. Pedoman
Interpratama Mandiri.
penulisan skripsi. Makassar:
CV. Berkah Utama Soejono Soekanto. 1990. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja
Koentjaraningrat.2009. Pengantar
Grafindo.
Ilmu Antropologi. Edisi Revisi.
Soerjono Soekanto. 2017. Sosiologi
PT. Ranika Cipta. Suatu Pengantar. Cetakan ke-
Muhtamar, Shaff. 2007. Masa Depan 48. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Warisan Luhur Kebudayaan Persada.

Sulawei Selatan. Makassar: Sugiyono. 2012. Metode Penelitian


Kualitatif dan R&d. Bandung:
Pustaka Refleksi.
Alfabeta.
Naqib Najah.2014. Suku Toraja
Syahril Syahbani.2009. Dasar-dasar
Fanatisme Filosofi Leluhur.
Sosiologi.Yogyakarta: PT. Graha Ilmu.
Universitas Bhayangkara
Jakarta Raya.
Jurnal
Fadhilah, Arwina. 2018. Strategi
Ayahtullah Humaeni.2015. ritual, Bertahan Hidup Keluarga
kepercayaan local dan Payabo di Kelurahan
identitas budaya masyarakat
ciomas banten. El Hakah. Rappokalling Kecamatan Tallo
No.17,vol.2, hal.161 Kota Makassar. Makassar:
Universitas Negeri Makassar
Bulu’. 2 Nopember 2016. Pendidikan
Haspida. 2017. Tradisi Lampa Kanre-
Agama Islam Dalam
Kanre Bagi Masyarakat Di
Membendung Pengaruh Ajaran Kelurahan Eka Tiro Kabupaten
Aluk Todolo Di Tana Toraja Bulumkumba. Makassar:
Universitas Negeri
Sulawesi Selatan. Jurnal
Kusuma Alatami, Olivia. 2015. Tradisi
Pendidikan Agama Islam Vol. Ma’nene pada masyarakat
Toraja. Makassar: Universitas
4 No. Hal. 190 – 205 Negeri Makassar
Hasbiansyah.2008. Pendekatan
Fenomenologi:Pengantar Internet
Praktik Penelitian dalam Ilmu Anto Rexsy. “Makalah Londa dan
Sosial dan Komunikasi. Lemo”. 16 Oktober 2018.
http://rexsylembang.blogspot.c
Mediator. No.1,vol.9, hal.166
om/2015/11/makalah-tentang-
Sumintarsih. 2007. Jurnal JANTRA londa-dan-lemo.html.
vol 1 2007 hal.19
https://www.indonesiakaya.com.

Skripsi Diakses pada 16 Oktober 2018.

Dina Toding, 2015. “Persepsi Kuliahupatti.ac.id (filsafat Ilmu)


Masyarakat Toraja Rantau diakses pada 29 Januari 2019.
Atas Upacara Rambu Solo’”.

Anda mungkin juga menyukai