Article History Toraja merupakan salah satu daerah yang berada yang daerah sulawesi
Received : selatan yang sangat menarik untuk dikaji dan dipelajari karena banyak hal-hal unik
Accepted : yang ada di daerah tersebut mulai dari segi budaya, keperecayaan bahkan aktivitas
Published: sehari-hari masyarkat toraja. Pada penelitian ini kami berfokus mengkaji dan
mempelajari rumah tongkonan masyarakat toraja. Rumah tongkonan sendiri adalah
salah satu rumah ada yang sangat terkenal di indonesia yang berasal dari tanah toraja
Corresponding author: sulwesi selatan. Rumah tongkonan adalah rumah adat masyarakat toraja yang mulanya
Email: di gunakan untuk menyimpan mayat, salah satu bagian dari rumah tongkonan ada
DOI: yang disebut alang yang digunakan untuk menyimpan padi. Pada riset kali ini kami
menggunakan metode observasi dan dokumentasi dan tinjauan pustaka yang berfokus
Copyright © 2023 The Authors pada tongkonan yang berada di wilayah ke’te kesu. Dari hasil riset ini kami
menemukan beberapa topik bahasan seperti syarat pembuatan rumah tongkonan,
pewarnaan rumah tongkonan, filosofi serta makna rumah tongkonan.
Kata Kunci: Rumah Tongkonan, Toraja, Warna, Ukiran, Ke’te Kesu.
1. PENDAHULUAN
Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari beragam bahasa, kepercayaan, suku, adat dan tentu saja
budayanya. Dari hal tersebut masyarakat seperti ini memiliki sejumlah corak dalam membangun suatu
budaya. Keberagaman dan keunikan dari masing-masing budaya di setiap wilayah di indonesia sangat
menarik untuk dikaji dan dipelajari tidak terkuacuali kebudayaan masyarakat toraja. Salah satu hal yang
sangat menarik untuk di kaji dan dipelajari pada kebudayaan masyarakat toraja adalah rumah tongkonan.
Suku toraja adalah salah satu etnis budaya di indonesia yang memili kebudayaan yang sangat unik dan
masih berlangsung dan terawat sampai dewasa ini. Tidak terkecuali rumah adat toraja yakni rumah
tongkonan yang memiliki arsitektur indah dengan hiasan yang mengagumkan. Dari hal tersebut kami tertarik
untuk mempelajari dan mengkaji mengenai arsitektur bagunan, simbol serata makna rumah adat tongkonan
bagi masyarakat toraja. Tongkonan adalah rumah adat orang Toraja, yang merupakan tempat tinggal,
kekuasaan adat, dan perkembangan kehidupan sosial budaya orang Toraja. Tongkonan tidak bisa dimiliki
oleh perseorangan, melainkan dimiliki secara komunal dan turun temurun oleh keluarga atau marga Suku
Tana Toraja (Pakan et al., 2018)
Tongkonan memiliki lebih dari sekedar tempat berkumpulnya orang-orang untuk makan; itu juga dapat
berfungsi sebagai pusat budaya, tempat tinggal, dan tempat untuk menegakkan norma-norma keluarga.
33
Amal, et. al/ Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography 2023, 1 (1) 33-41
Secara lebih luas, peran Tongkonan mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat Toraja. Aluk Todolo
adalah nama yang diberikan kepada mereka jika ada ritual yang berkaitan dengan sistem keagamaan mereka
sebelumnya. Masyarakat Toraja mempunyai sistem kepercayaan yang disebut Aluk Todolo. Hal ini diyakini
sebagai seperangkat peraturan agama yang diturunkan dari nenek moyang dari generasi ke generasi dan
berfungsi untuk mengontrol bagaimana seseorang atau sekelompok orang menghabiskan hidupnya. Ritual
Aluk Todolo dipisahkan menjadi dua bagian: Aluk Rambu Solo' berisi hal-hal yang menyangkut
belasungkawa, seperti upacara pemakaman yang dilakukan di rumah Tongkonan, dan Aluk Rambu Tuka'
mencakup hal-hal yang bersifat suka cita atau kegembiraan (Pakan et al., 2018)
2. METODE PENELITIAN
Metode Penelitian yang akan digunakan ialah metode deskriptif kualitataif. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, wawancara maupun dokumentasi. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data
menggunakan model Miles and Huberman yaitu Pengumpulan data data reduction, data display, dan
conclusion drawing/verification. Lokasi penelitian yang dipilih yaitu di daerah Ke’tekesu, Tana Toraja.
Khususnya pada Rumah Tongkonan yang ada di wilayah tesebut. Rumah tongkonan di wilayah ke’tekesu
memiliki beberapa jenis ukiran tetapi yang kami bahas di sini bukanhanya ukiran, tapi makna simbolik
rumah tongkonan itu sendiri bagi masyarakat toaja. Penelitian ini di lakukan di ke’tekesu Kabupaten Toraja
Utaa kecamatan Sanggalangi, penulis melakukan penelitian menggunakan alat bantu (HP, buku, dan
Pulpen).
Hasil Wawancara
Peneliti : kalo orang mau buat rumah tongkonan, apakah ada syaratnya atau ritualnya, atau
langsung saja om?
Informan : ada. jadi biasanya itu, mengadakan pertemuan dulu. Lain halnya kalo mau di
perbarui
lain halnya kalo baru mau di bangun
Peneliti : jadi itu harus di adakan rambu solo dulu om baru bisa di bangun rumah tongkonan
Informan : ya biasanya begitu. Tapi sekarang kan nda begitu, tergantung dari kemampuan
orang yang ada sekarang. Tapi kalo dlu harus dlu pernah di adakan misalkan pesta atau
pemakaman rambu solo di tempat itu dengan rambu tuka.
34
Amal, et. al/ Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography 2023, 1 (1) 33-41
Peneliti : pertanyaann selanjutnya om, kan biasanya itu bentuk ukurannya itu beda beda om, itu
kenapa dan apa maknanya om
Informan : kalo maknanya itu klo ukuran orang ambil dari ukuran yang punya, itukan ukuran
badan toh, misalnya tinggi, lebar, orang biasanya ambil dari ukuran badannya.
Peneliti : oh berarti om, ini orang yang meninggal yang mau dibikinkan rumah tongkonan,
sebagaimana bentuk badannya segitu rumah tongkonannya
Informan : nda, maksudnya kalau orang yang mau bikin tongkonan toh, contohnya saya mau
bikin tongkonan, inikan ada ukuran, ukuran badan toh, misalnya tinggi saya. Biasakan di ambil
ukuran dari situ. Kalo ukuran dlu toh, tapi sekarang orang yang mau besar toh.
Peneliti : itu om besar keccilnya, nda ada ji kaitannya dengan kastanya di atas atau tidak
Informan : nda ada, cuman modelnya yang biasa ada kastanya. Kan biasa modelnya dibuat
hanya sederhana artinya ukuran biasa. Kalo ada yang ini, ada tahapannya. Misalnya 3 ruangan di
dalam. Yang pertama 1 ruangan, yang kedua ruangan, yang ketiga 3 ruangan. Nah yang keempat
bisa jadi 5 ruangan di dalam.
Peneliti : kan biasanya pewarnaanya itu rumah tongkonan ada warna apa saja
Informan : dari tahapan pertama itu seharusnya tidak diwarnai kalo baru pertama dibuat. Nanti
setelah ada pesta rambu solo disitu, baru bisa diwwarnai. Ada warna merah dan bisa di ukir.
Peneliti : itu om hanya itu makan warnanya om tidak ada lagi yang lain?
Informan : ya itu saya kurang ngerti kalo makna warna itu. Karna semua warna di pakai disitu.
Artinya kan ada perbandingan kalo misalnya di rambu tuka ada pake warna hitam. Nah kalo acara
rambu tuka biasanya pake warna kuning, putih bisa juga artinya kuning yang bisa membedakan
dengan hitam rambu tuka dengan rambu solo. Kalo putih bisa dipake rambu solo, merah bisa juga.
Yang hanya 2 warna ini yang bisa membedakan bahwa itu tandanya upacara rambu tuka kalo
pake kuning, yang hitam itu tandanya itu dia pake upacara rambu solo
Peneliti : kita tau biasa makna gambar nya
35
Amal, et. al/ Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography 2023, 1 (1) 33-41
Informan : ya itulah yang sa bilang tadi ada tahapannya kalo sudaah dilalui semua bisa
dipasang model. Karena Ada model satu ruangan, model 2 ruangan, model 3 ruangan ada model
smpe 5 ruangan.
Peneliti : terus om, kan biasanya itu ada yang kayak tiang didepannya itu ada 3 tiang itu om, itu
artinya apa om
Informan : oh di depan, itukan sebagai penyangga saja itu. Tukang somba, yang tinggi. Itu
sebagai penopang
Hasil Wawancara
Peneliti : kalau ini om sudah berapa keturunan?
Informan : saya keturunan ke 14
Peneliti : berarti darinya keturunan pertama sampe sekarang itu ini tanduknya
Informan : iya iya ,kan di rawat jadi tidak apa². Kan tongkonan ini berdiri dari abad ke 17
Peneliti : ada juga yg kami dengar itu yang nama-nama rumpun tongkonan begini kalau di
sini itu namanya apa pak
Informan : hah ini yang bangun tongkonan ini konro lele,jadi kalau ini rumpun nya,konro lele ,
keturunanya juga silambi, keturunannya juga paimbonan dan itu anu boleh di pakai
36
Amal, et. al/ Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography 2023, 1 (1) 33-41
Peneliti : eee untuk gambar-gambar nya sendiri itu om kan ada corak-Coraknya itu ada artinya
atau bagaimana?
Informan : kalau om liat om Ndak tau juga,nanti tukang ukir yang tau itu
Peneliti : juga om biasanya ada gambar ayam di depan nya itu itu apa hubungannya?
Informan : itu gambar ayam itu yang paling diatas,kenapa karena menurut orang tua,ayam itu
dia tau tengah malam,dia tau pagi,dia tau berkokok itu jadi tidak ada hewan ee hewan lainya itu
Cuma ayam,dia tau malam dia tau siang dia tau pagi
Peneliti : sama itu juga om yang mengenai posis pembangunan tongkonan nya, biasanya
selalu berhadap hadapan kenapa itu
Informan :yang kayak begitu kalau tongkonan itu di andaikan,ibu kemudian yang lumbung
tempatta duduk dan tempat nya padi itu namanya ayah,jadi ada ibu ada ayah, kemudian kenapa
menghadap Utara Selatan,karena menurut pendapat orang dulu bahwa nenek itu berasal dari indo
cina dari selatan memakai perahu jadi model dari bangunan di sini itu kayak seperti perahu
37
Amal, et. al/ Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography 2023, 1 (1) 33-41
38
Amal, et. al/ Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography 2023, 1 (1) 33-41
39
Amal, et. al/ Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography 2023, 1 (1) 33-41
perahu
sebagai model
bangunan.
Sehingga,
struktur
bangunan di
sini dibangun
menyerupai
perahu.”
2. Fokus Penelitian 2 (Simbol Atau Lambang Apa Saja Yang Tergambar/Terukir Pada
Rumah Tongkonan Dan Apa Makna Di Balik Ukiran Tersebut)
NO TEMA DATA TEMUAN INTERRETASI DATA LITERATUR
1. Gambar/Ukiran Gambar ayam yang
2 Ekor Ayam terletak di puncak
Jantan Pada dikaji oleh orang tua
Bagian Depan dengan dasar
Rumah keyakinan bahwa
Tongkonan ayam memiliki
Menurut informan kami kemampuan untuk
yang kami wawancarai di memahami periode
lokasi bulo pariding waktu, termasuk
rumah tongkonan seribu tengah malam, pagi, Pa’ Manuk Londong
tanduk mengatakan dan siang. (ukiran yang menyerupai
bahwa ukiran/gambar Kepercayaan ini ayam jantan) Bentuknya
ayam bermakna bahwa berakar pada seperti ayam jantan
sanya ayam satu-satunya kemampuan ayam sebagai lambang
hewan mampu membaca untuk berkokok, kehidupan yang bertata
atau memprediksi waktu. sehingga dianggap masyarakat dan beraturan
Data Temuan sebagai satu-satunya tertentu, serta mengenai
Informan= hewan yang memiliki norma-norma hukum dan
“itu gambar ayam itu kesadaran terhadap menurut falsafat Aluk
yang paling perubahan waktu dari Todolo ayam jantan itu
diatas,kenapa karena malam ke siang dan adalah sebagai alat
pagi. ayam dianggap peradilan dahulu kala di
menurut orang
sebagai simbol atau atas langit yang setelah
tua,ayam itu dia tau
indikator alami dari turun ke bumi diikuti oleh
tengah malam,dia perubahan waktu, manusia, serta juga peran
tau pagi,dia tau memperkuat ayam jantan itu bagi
berkokok itu jadi pandangan bahwa manusia dalam memberi
tidak ada hewan ee ayam memiliki waktu atau mengenal
hewan lainya itu pengetahuan bawaan waktu di malam hari.
Cuma ayam,dia tau tentang siklus (Wijayanti, 2011)
malam dia tau siang malam, pagi, dan
dia tau pagi” siang.
Artinya:
40
Amal, et. al/ Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography 2023, 1 (1) 33-41
41
Amal, et. al/ Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography 2023, 1 (1) 33-41
42
Amal, et. al/ Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography 2023, 1 (1) 33-41
43
Amal, et. al/ Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography 2023, 1 (1) 33-41
44
Amal, et. al/ Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography 2023, 1 (1) 33-41
kuning sering
dihubungkan
dengan matahari,
panen, dan
kemakmuran
dalam beberapa
tradisi.
Perlu diingat bahwa
interpretasi warna
dapat bervariasi
tergantung pada
konteks budaya dan
tradisi setempat.
45
Amal, et. al/ Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography 2023, 1 (1) 33-41
Tabel 1.
[Times New Roman 10, Center, Judul diletakkan di atas tabel, spacing: before dan after 6 pt]
Diharapkan untuk menggunakan kualitas gambar yang baik serta berikan penjelasan singkat terhadap gambar
yang dituangkan dalam artikel anda.
Hasil data analisis dapat direpresentasikan menggunakan tabel, grafik, variabel, atau kombinasi diantaranya.
Berikut adalah porsi bagian artikel
Tabel 2. Proporsi bagian dari segi panjang
46
Amal, et. al/ Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography 2023, 1 (1) 33-41
5. UCAPAN TERIMAKASIH
Bagian ini bersifat opsional. Jika ingin ditambahkan, pada bagian ini dituliskan dalam bentuk paragraf, tidak
diberikan nomor. Bagian ini berisi ucapan terima kasih pada pihak yang telah memberi bantuan finansial
terhadap terselenggaranya penelitian anda.
REFERENSI
Penulisan referensi atau daftar Pustaka WAJIB dituliskan menggunakan Reference Manager Software, seperti
Mendeley dengan format APA, font Times New Roman size 10. Referensi yang digunakan merupakan jurnal
ilmiah nasional atau internasional, buku yang terbaru, hasil riset, prosiding, laporan penelitian, atau paten dalam
kurun waktu sekurang-kurangnya 5 tahun terakhir.
Penulis, tahun, judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada), edisi (jika ada), nama penerbit dan kota
penerbit
Contoh: Castleman, K. R., 2004, Digital Image Processing, Vol. 1, Ed.2, Prentice Hall, New Jersey
Penulis asli (nama depan, tengah. (disingkat), belakang. (disingkat)), tahun buku terjemahan, judul
bukuterjemahan (harus ditulis miring), volume (jika ada), edisi (jika ada), (diterjemahkan oleh : nama
penerjemah), nama penerbit terjemahan dan kota penerbit terjemahan.
Contoh: Gonzales, R., P. 2004, Digital Image Processing (Pemrosesan Citra Digital), Vol. 1, Ed.2,
diterjemahkan oleh Handayani, S., Andri Offset, Yogyakarta
Urutan penulisan: Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (harus ditulis miring sebagai singkatan resminya),
nomor, volume dan halaman.
47
Amal, et. al/ Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography 2023, 1 (1) 33-41
Contoh: Yusoff, M, Rahman, S.,A., Mutalib, S., and Mohammed, A. , 2006, Diagnosing Application
Development for Skin Disease Using Backpropagation Neural Network Technique, Journal of Information
Technology, vol 18, hal 152-159
Pustaka dalam bentuk artikel dalam internet (tidak boleh melakukan sitasi artikel dari internet yang
tidak ada dilengkapi penulisnya)
urutan penulisan: Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (harus ditulis miring sebagai singkatan resminya),
nomor, volume dan halaman.
Contoh: Wallace, V. P. , Bamber, J. C. dan Crawford, D. C. 2000. Classification of reflectance spectra from
pigmented skin lesions, a comparison of multivariate discriminate analysis and artificial neural network. Journal
Physical Medical Biology , No.45, Vol.3, 2859-2871
Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah ((harus ditulis miring sebagai singkatan resminya), nomor, volume,
halaman serta alamat website.
Contoh: Xavier Pi-Sunyer, F., Becker, C., Bouchard, R.A., Carleton, G. A., Colditz, W., Dietz, J., Foreyt, R.
Garrison, S., Grundy, B. C., 1998, Clinical Guidlines on the identification, evaluation, and treatment of
overweight and obesity in adults, Journal of National Institutes of Health, No.3, Vol.4, 123-130,
:http://journals.lww.com/acsm-msse/Abstract/1998/11001/paper_treatment_of_obesity.pdf
Artikel umum dengan urutan penulisan: Penulis, tahun, judul artikel, alamat website (harus ditulis miring),
diakses tanggal …
48