Anda di halaman 1dari 15

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NEGOSIASI UPACARA

MEMINANG: KAJIAN ETNOGRAFI KOMUNIKASI

Redo Andi Marta

Universitas Mahaputra Muhammad Yamin


redoandimarta@rocketmail.com

Naskah diterima: 4 Januari 2017.; direvisi: 20 April 2017; disetujui: 22 April 2017

ABSTRACT

The study proposes marriage ceremony backdrop for their negotiations with language
Minangkabau. Negotiations in this study aims to explain the culture of oral tradition in
particular illocutionary speech act. This research uses a qualitative approach with
methods of ethnography of communication. Illocutionary speech acts research results that
found three of the five types of speech act speech act. The three types of illocutionary
speech acts found in the form of speech acts assertive, directive, and expressive. Assertive
speech acts found be stating a fact or truth of something. Directive speech acts found be
sent (request), justifying, and asking permission to others. Expressive speech acts found be
thanked.

Keywords: illocutionary speech acts, proposed marriage ceremony, and the ethnography
of communication

ABSTRAK

Penelitian upacara meminang dilatarbelakangi karena adanya negosiasi dengan


menggunakan bahasa Minangkabau. Negosiasi dalam penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan budaya tutur khususnya budaya tindak tutur ilokusi. Jenis penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi komunikasi. Hasil penelitian
tindak tutur ilokusi yang ditemukan tiga jenis tindak tutur dari lima tindak tutur. Ketiga
jenis tindak tutur ilokusi yang ditemukan berupa tindak tutur asertif, direktif, dan ekspresif.
Tindak tutur asertif yang ditemukan dengan subtindaktutur berupa menyatakan fakta atau
kebenaran sesuatu. Tindak tutur direktif yang ditemukan dengan subtindaktutur berupa
menyuruh (meminta), membenarkan, dan meminta izin pada orang lain. Tindak tutur
ekspresif yang ditemukan dengan subtindaktutur berupa mengucapkan terima kasih.

Kata kunci: tindak tutur ilokusi, upacara meminang, dan etnografi komunikasi

PENDAHULUAN masyarakat. Bahasa sebagai sarana ko-


Bahasa merupakan bagian yang tidak munikasi sosial memiliki peran fun-
terpisahkan dari kehidupan manusia. damental yang tidak mungkin dilepaskan
Manusia tidak dapat melakukan hubungan dari masyarakat pemakainya. Salah satu
sosial secara sempurna tanpa bahasa. peran yang paling esensial adalah me-
Bahasa juga merupakan sarana ber- wujudkan interaksi sosial antarindividu,
komunikasi antarmanusia. Melalui ke- baik secara perorangan maupun secara
giatan berbahasa, seseorang dapat berin- kelompok dalam bertutur bahasa.
teraksi dan berkomunikasi dengan sesama

58 Bahastra, Volume 37, Nomor 1, Edisi Maret 2017 : 58 - 72


Tindak tutur merupakan unit dasar ko- Selanjutnya, kedua belah pihak berembug
munikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, atau membicarakan tata cara penjemputan
penutur maupun mitra tutur melakukan calon mempelai pria.
tindak tutur tidak hanya menyampaikan Upacara meminang melibatkan
atau mengucapkan kalimat, tetapi juga penutur dan mitra tutur untuk melakukan
diikuti oleh tindakan. Oleh karena itu, agar negosiasi. Tindak tutur ilokusi dalam nego-
tindakan dalam bertutur sesuai dengan siasi upacara meminang pada masyarakat
keinginan atau dapat terwujud maka Minangkabau dilakukan penutur dan mitra
penutur maupun mitra tutur perlu tutur. Berikut ini pembicaraan dalam
mempertimbangkan berbagai aspek. tindak tutur upacara meminang yang di-
Salah satu aspek yang perlu mulai oleh penutur.
dipertimbangkan oleh penutur maupun
mitra tutur untuk melakukan tindak tutur di Bukan kinari babungo sajo
antaranya situasi. Situasi formal dan in- Balum babungo alah manyarunai
formal membedakan dalam penyampaian Bukan kami ka mari sajo
tindak tutur baik oleh penutur maupun Gadang mukasuik dalam hati
mitra tutur. Tindak tutur yang dilakukan Carano dalam puaran
dalam situasi formal sudah tentu pe- Barisi siriah jo salangkoknyo
nyampaiannya lebih memperhatikan mitra Batanyo kami bakeh Tuan
tutur, tuturan yang jelas, dan disesuaikan Buliahkoh manyabuik nan taraso
tempat dan waktu. Sebaliknya, tindak tutur (Bukan kinari berbunga saja
yang dilakukan dalam situasi informal Belum berbunga sudah mengerani
tidak memperhatikan mitra tutur dan lebih Bukan kami ke mari saja
santai. Dalam penelitian ini, tindak tutur Besar maksud dalam hati
yang diteliti dari situasi upacara Cerana dalam puaran
meminang. Berisi sirih selengkapnya
Upacara meminang dalam budaya Bertanya kami pada Tuan
Minangkabau dilaksanakan sebelum acara Bolehkah menyebut yang terasa)
pernikahan. Keluarga calon mempelai
wanita mendatangi keluarga calon mempe- Sebelum pertanyaan ini dijawab maka
lai pria untuk meminang. Bila tunangan di- Tuan rumah (mitra tutur) minta waktu
terima, berlanjut dengan bertukar tanda berunding atau bernegosiasi sesamanya
sebagai simbol pengikat perjanjian dan dan sesudah semua sepakat maka di-
tidak dapat diputuskan secara sepihak. jawablah kepada tamu (rombongan yang
Upacara meminang ini melibatkan orang meminang):
tua atau niniak mamak, sesepuh dari kedua
keluarga calon pengantin. Rombongan Lah nan babarih nan bapaek
keluarga wanita datang dengan membawa Nan pasa nan ditampuah
sirih pinang lengkap yang disusun didalam Kandak balaku
sebuah wadah yang disebut carano atau Pinto buliah
kampla yaitu tas yang terbuat dari daun Katangahkanlah nan takana di hati
pandan. Acara diawali dengan juru bicara nampak di mato
dari pihak wanita yang mempersilahkan (Sudah yang berbaris yang dipahat
keluarga pria untuk mencicipi sirih pinang Sudah yang biasa yang ditempuh
yang mereka bawa sebagai tanda Kehendak berlaku (diterima)
persembahan. Selanjutnya, juru bicara Pinta boleh (diberi)
pihak wanita menyampaikan maksud Ketengahkanlah yang teringat di hati
utama mereka yaitu lamaran. Setelah Tampak oleh mata)
lamaran diterima acara dilanjutkan dengan
bertukar tanda ikatan masing-masing.

Marta: Tindak Tutur Ilokusi dalam Negosiasi Upacara Meminang 59


Tindak tutur dalam upacara meminang sebagainya. Faktor sosial yang lainnya
yang dilakukan penutur terdapat pada dalam penggunaan bahasa juga
tuturan-tuturan dari rombongan meminang dipengaruhi oleh faktor situasional,
(keluarga perempuan) yang akan misalnya siapa yang berbicara, bagaimana
menyampaikan maksud dan tujuan bentuk bahasanya, kepada siapa, kapan,
kedatangannya. Tuturan-tuturan yang dimana, dan mengenai masalah yang
disampaikan tersebut bersifat tindak tutur dibicarakan. Norma berkomunikasi yang
ilokusi berupa tindak tutur asertif melibatkan penutur dan mitra tutur serta
(menyatakan), tindak tutur direktif dan dipengaruhi oleh faktor-faktor so-
ekspresif (permintaan). siokultural tersebut merupakan bagian dari
Masyarakat Minangkabau pada saat kajian etnografi komunikasi.
tertentu khususnya upacara meminang Schiffrin (1994:137) menyatakan
(peristiwa budaya) mengeskpresikan etnografi komunikasi merupakan kajian
identitasnya lewat berbagai media, idiom, yang didasarkan pada disiplin ilmu antro-
dan simbol-simbol kehidupan budaya. pologi dan linguistik. Kajian ini tidak
Pengungkapan identitas ini sering dila- hanya berfokus pada perilaku komunikatif
kukan secara aktif dan sadar seperti namun lebih berfokus pada tujuan
memakai pakaian adat, perhiasan, bahasa, menemukan variasi bentuk dan fungsi yang
dan tingkah laku sehingga orang-orang dari ada dalam komunikasi, variasi bentuk dan
kelompok lain dapat membedakan status fungsi bagian dari kehidupan yang
sosialnya. berbeda. Etnografi komunikasi berusaha
Bahasa sebagai produk budaya untuk melakukan hal tersebut dengan
merupakan suatu alat untuk komunikasi menganalisis pola-pola komunikasi sebagai
dan agar komunikasi dapat berjalan (apa bagian dari pengetahuan budaya dan
yang diinformasikan dan yang diterima) perilaku. Keragaman komunikasi dan
dapat tercapai secara optimal perlu mem- praktik komunikasi, (misalnya sesuai
perhatikan budaya di mana bahasa itu di- dengan relativitas budaya) serta fakta
gunakan. Sebagai produk budaya, bahasa adanya keragaman praktik komunikasi itu
dapat dikatakan sebagai alat yang mem- merupakan bagian yang terpadu sebagai
punyai berbagai fungsi. Salah satu fungsi anggota dari suatu budaya khusus (yaitu
bahasa adalah untuk bernegosiasi. Ne- pandangan holistik tentang kepercayaan-
gosiasi bertujuan untuk menghasilkan pe- kepercayaan dan tindakan-tindakan
mahaman bagi orang terlibat dalam pe- manusia).
ristiwa tutur. Peristiwa tutur dalam ber- Komunikasi memiliki peran penting
negosiasi baik yang dilakukan penutur dalam kajian etnografi komunikasi
maupun mitra tutur penting menerapkan (antropologi dan linguistik). Peranan
norma-norma berkomunikasi dalam me- penting dari komunikasi merupakan bagian
nyampaikan gagasan. dari repertoar budaya untuk membuat
Di dalam sosiokultural ini bahasa tidak makna (sense) dan berinteraksi dengan
hanya dipahami sebagai sistem tanda, masyarakat. Pemahaman secara
tetapi juga dipandang sebagai sistem sosial, keseluruhan terhadap komunikasi yang
sistem komunikasi, dan sebagai bagian dari disampaikan berkaitan dengan pemakaian
kebudayaan masyarakat tertentu. Oleh bahasa biasanya harus menjalin hubungan
karena itu, di dalam kajian bahasa secara dalam berinteraksi dengan masyarakat.
sosiokultural akan memperhitungkan Bahasa berkaitan erat dengan masyarakat,
bagaimana pemakaiannya di dalam baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan.
masyarakat yang dipengaruhi oleh faktor- Bahasa lisan digunakan dalam situasi
faktor tertentu. Faktor-faktor tersebut pembicaraan. Situasi pembicaraan bertu-
antara lain status sosial, tingkat pendidikan, juan menyampaikan suatu maksud. Dalam
umur, tingkat ekonomi, jenis kelamin dan situasi pembicaraan baik penutur maupun

60 Bahastra, Volume 37, Nomor 1, Edisi Maret 2017 : 58 - 72


mitra tutur memiliki maksud-maksud yang terjadi selama percakapan dapat terjadi
berbeda. Perbedaan maksud tersebut perlu dalam bentuk tuturan. Untuk memaknai
diputuskan dan disepakati melalui tuturan dalam bentuk tersebut dengan
negosiasi atau perundingan sehingga benar tentunya diperlukan konteks situasi.
menghasilkan satu kesepakatan. Dengan kata lain, untuk memaknai tuturan-
Hal ini yang membuat peneliti penting tuturan dalam negosiasi upacara meminang
untuk melakukan penelitian tentang tindak diperlukan kajian pragmatik.
tutur ilokusi dalam negosiasi upacara Leech (1983:13) mengatakan konteks
meminang pada masyarakat Minangkabau. sangat penting dalam kajian pragmatik.
Berdasarkan fenomena tersebut untuk Konteks ini sebagai latar belakang
melestarikan atau memperkenalkan budaya pemahaman yang dimiliki oleh penutur
khususnya mengenai adat atau tradisi maupun lawan tutur sehingga lawan tutur
sebelum upacara pernikahan yaitu upacara dapat membuat interpretasi mengenai apa
meminang pada masyarakat Minangkabau yang dimaksud oleh penutur pada waktu
di Kabupaten Solok Sumatera Barat membuat tuturan tertentu. Pragmatik
dengan kajian etnografi komunikasi. termasuk salah satu ilmu linguistik yang
Berdasarkan latar belakang masalah membedakan dengan ilmu linguistik
tersebut maka dapat difokuskan masalah lainnya. Perbedaan terlihat dalam hal
penelitian tindak tutur ilokusi dalam menafsirkan maksud dengan disesuaikan
negosiasi upacara meminang pada konteks.
masyarakat Minangkabau dengan kajian Yule (2014:126) mengatakan dalam
etnografi komunikasi. banyak hal bahwa kajian pragmatik
Dalam penelitian ini menggunakan merupakan kajian ―tidak kehilangan‖
beberapa kajian teori. Pertama, negosiasi makna atau bagaimana mengenal apa yang
sebagai kajian pragmatik. Kedua, tindak dimaksudkan sama dengan yang benar-
tutur ilokusi. Ketiga, upacara meminang benar dikatakan atau ditulis. Dalam
dalam budaya minangkabau. Dan keempat, beberapa hal yang terjadi pendengar (atau
kajian etnografi komunikasi. penulis) mesti atau harus mampu untuk
bergantung dalam berbagi asumsi dan
Negosiasi sebagai Kajian Pragmatik pengharapan ketika mencoba untuk ber-
Robbins (2015:443) mengatakan komunikasi. Penelitian dapat memberikan
negosiasi adalah proses di mana dua pihak asumsi dan pengharapan dengan beberapa
atau lebih bertukar kemampuan (pikiran) pengetahuan atau wawasan sampai ba-
dan berusaha untuk menyepakatinya. gaimana dapat mengerti lebih dari isi li-
Selanjutnya, negosiasi sebagai proses yang ngusitik ucapan atau tuturan saja. Prag-
terjadi ketika dua atau lebih pihak matik membahas tentang tuturan-tuturan
memutuskan dan memikirkan hasil dari yang digunakan sebagai komunikasi.
perundingan. Dalam peristiwa negosiasi
adanya penyampaian dari kedua pihak Tindak Tutur Ilokusi
yang bertujuan untuk mencapai ke- Cruse menyatakan klasifikasi tindak
sepakatan. tutur ilokusi meliputi tindak tutur asertif,
Berkaitan dengan hal itu, Graw penutur melakukan tindakan ekspresi
(2006:276) juga mengatakan negosiasi dalam hal berupa pernyataan, mengan-
memerlukan dua pihak dengan kepentingan jurkan, membanggakan, mengeluh,
yang berbeda-beda atau bertentangan menuntut, laporan, dan memperingatkan.
datang bersama-sama untuk menghasilkan Ulasan tentang ekspresi membanggakan
kesepakatan. Negosiasi dilakukan kedua dan mengeluh juga sikap untuk soal eks-
pihak yang terlibat karena adanya presi lain dari kepercayaan dalam suatu
ketidaksepakatan mengenai tujuan. Dalam kebenaran. Tindak tutur direktif, tindak
melakukan negosiasi tuturan-tuturan yang tutur ini memiliki maksud untuk men-

Marta: Tindak Tutur Ilokusi dalam Negosiasi Upacara Meminang 61


dapatkan beberapa bagian dari tindakan se- diungkapkan dalam bentuk tindak tutur
seorang (pendengar) berupa permintaan, bertanya tersebut bertujuan agar mitra tutur
perintah, meminta, memohon, menasehati, memberikan informasi mengenai waktu
memperingatkan, menganjurkan, dan terjadinya peristiwa kebakaran kepada
menanyakan. Tindak tutur komisif, penutur saksi mata. Hal itu dibuktikan dengan
melakukan beberapa tindakan untuk suatu penggunaan pronomina kata tanya kapan.
pengharapan berupa berjanji (berharap), Ketiga, tindak tutur ilokusi komisif.
bersumpah, tawaran, menjalankan, Komisif adalah komisif yang merupakan
menyingkatkan, dan mengancam. Tindak tindak tutur ilokusi berhubungan dengan
tutur ekspresif, penutur mengenal sikap tindak masa depan. Tindak ilokusi komisif
psikologi untuk mensyaratkan bagian adalah apabila konteks penutur mendukung
dalam hal berupa terima kasih, dirinya untuk melaksanakan tindakan masa
mengucapkan selamat, menyatakan depan yang dimaksudkan. Verba yang
belasungkawa, sangat memuji, menyalah- termasuk kategori ini yakni berkomitmen
kan, memaafkan, dan pengampunan. Tin- (commit), menjanjikan (promise),
dak tutur deklaratif, penjelasan yang ber- mengancam (theraten), menerima (accept),
asal dari kalimat deklaratif berupa berhenti, ikrar (vow), bersumpah (consert),
membebaskan, pemisahan, mengabdikan, perjanjian (convenant), dan menjamin
mengucilkan, dan mengumumkan. (guarantee). Selain itu, Leech
Pengelompokan tindak tutur ilokusi menambahkan bahwa jenis ilokusi komisif
Searle sebagai kritikannya tehadap kla- ini cenderung bersifat menyenangkan,
sifikasi ilokusi Austin terdiri atas lima seperti menjanjikan, menawarkan, dan
kelompok. Tindak tutur ilokusi menurut berkaul sehingga kurang bersifat
Searle tersebut, yaitu sebagai berikut. kompetitif. Hal itu disebabkan tidak
Pertama, tindak tutur asertif. Tindak tutur mengacu kepada kepentingan penutur.
ilokusi asertif adalah berkaitan dengan ko- Keempat, tindak tutur ilokusi
mitmen penutur dalam pengungkapan se- ekspresif. Tindak tutur ilokusi ekspresif
suatu berdasarkan atas kebenaran pro- merupakan ilokusi yang mengungkapkan
posisi. Verba yang menunjukkan hal itu kondisi psikologis yang ditentukan dengan
seperti menyatakan (stating), membual suatu kondisi ketulusan yang ditentukan
(boast), mengeluh (complain), menyim- oleh konten proposisional. Adapun verba
pulkan (conclude), dan mendeduksi ekspresif yang dimaksud, yakni ucapan
(deduce). terima kasih, selamat, mohon maaf, turut
Kedua, tindak tutur ilokusi direktif. berduka cita, menyayangkan, dan selamat
Tindak tutur ilokusi direktif adalah ilokusi datang. Namun yang perlu diperhatikan,
yang penuturnya mengharapkan mitra tutur yakni ada juga mengekspresikan yang tidak
untuk melakukan sesuatu. Kata kerja atau cocok dengan konten. Hal itu disebabkan
verba yang menunjukkan kategori ini penutur tidak berusaha untuk mendapatkan
adalah bertanya (ask), memesan (order), ‗dunia‘ dengan mencocokkan kata-kata
memerintah (command), meminta atau kata-kata untuk mencocokkan ‗dunia‘.
(request), memohon (pray), memohon Dengan kata lain, bukan kebenaran
dengan sangat (entreat), mengundang proposisi yang menjadi persyaratannya.
(invite), mengizinkan (permis), menasihati Kelima, tindak tutur ilokusi deklarasi.
(advise). Jadi, direktif ini merupakan upaya Deklarasi adalah kesuksesan kinerja
penutur agar mitra tutur dapat menjawab mengenai bentuk, isi proposisi, dan
yang berupa melakukan tindak tutur yang realitas. Hal itu berarti isi proposisi sesuai
dimaksudkan. Sebagai contoh tuturan dengan dunia terhadap kondisi yang
―Kapan peristiwa itu terjadi?‖ dituturkan mengisyaratkan mengundurkan diri,
seorang wartawan kepada saksi mata membubarkan, memberi talak, mencerai-
peristiwa kebakaran tuturan yang kan, membaptis, memberi nama, membuka

62 Bahastra, Volume 37, Nomor 1, Edisi Maret 2017 : 58 - 72


acara, mengucilkan, melelang, menyata- sehingga mereka dapat memikirkan untuk
kan, mengangkat, memecat. mencari menantu atau mempertimbangkan
yang berminat tersebut. Jika sekiranya
Upacara Meminang dalam Budaya mereka bersedia atau setuju dengan calon
Minangkabau ini maka dapat melamar atau meminangnya
Banyak bentuk pernikahan menurut secara resmi.
adat meliputi pernikahan ganti tikar, nikah Namun demikian ada juga peminangan
wakil, nikah bacindua, nikah baduduakan, yang dilakukan oleh pihak laki-laki. Ada
dan perkawinan dengan meminang. beberapa nagari di mana kebiasaan
Pernikahan ganti tikar, pernikahan ini meminang dilakukan oleh keluarga laki-
terjadi kalau seorang isteri meninggal dan laki. Tetapi setelah diperhatikan, mungkin
untuk menjaga anak-anak yang hal ini termasuk perubahan yang terjadi
ditinggalkannya agar tidak mempunyai kemudian karena mengingat kenyataan
isteri tiri maka ayahnya dipinang lagi untuk dalam peminangan dilakukan oleh pihak
menikahi adik dari istri yang meninggal. perempuan. Pada nagari-nagari tersebut
Pernikahan wakil, pernikahan ini terjadi peminangan penghulu juga dilakukan oleh
sesuatu hal calon suami tidak dapat hadir keluarga perempuan dan bukan sebaliknya.
dalam setiap acara pernikahan karena itu Di samping kedua cara peminangan di
dapat diwakilkan segala macam upacara atas, adanya istilah ―sia tajun itu patah‖
pernikahan kepada adiknya atau salah satu (siapa yang terjun dia itu yang patah).
anggota dalam keluarga ibunya. Maksudnya ialah siapa yang berminat
Pernikahan bacindua, pernikahan ini sering terhadap seseorang dialah yang lebih
disebut juga cino buto, terjadi kalau dahulu meminang. Suatu cara yang
seorang suami telah menceraikan isterinya merupakan campuran dari cara di atas
sampai tiga kali. Pernikahan baduduakkan, terlihat pada beberapa nagari.
pernikahan ini terjadi apabila seorang Pada beberapa nagari terlihat
lelaki tidak boleh beristeri lebih dari empat kecenderungan dari peminangan oleh ke-
orang sekaligus, tetapi ada laki-laki yang luarga perempuan menjadi peminangan
karena kedudukannya dalam masyarakat campuran atau keluarga laki-laki tetapi se-
atau karena disenangi orang lain walaupun baliknya ada pula kecenderungan dari pe-
sudah beristeri empat empat dipinang minangan oleh keluarga laki-laki ke
orang juga. Pernikahan dengan meminang, peminangan campuran atau peminangan
pada dasarnya bentuk pernikahan tersebut oleh keluarga perempuan. Akan tetapi dari
yang terpuji menurut adat. ketiga cara peminangan di atas, pe-
Pernikahan dengan meminang minangan oleh keluarga perempuan masih
biasanya dilakukan oleh keluarga dari tetap dominan dan lebih umum.
seorang gadis kepada keluarga seorang Di rumah laki-laki, rombongan
bujang atau dari keluarga seorang disambut oleh Mamak, Kapalo mudo,
perempuan kepada keluarga seorang lelaki. Ayah/Ibu, Urang Sumando, Bako serta
Di sini peranan utama dilakukan oleh Sanak famili. Pada dasarnya unsur-unsur
keluarga yang bersangkutan. Pada yang datang sama dengan unsur yang
umumnya peminangan dilakukan oleh menanti. Hal ini sangat kuat kaitannya
keluarga gadis atau perempuan kepada dengan sistem kekerabatan dan sistem
keluarga laki-laki. Jika kebetulan keluarga kemasyarakatan Minangkabau. Kelompok
laki-laki yang menaruh minat kepada yang datang dari pihak perempuan disebut
seseorang perempuan tertentu maka alek nan datang, sedangkan kelompok
keluarga dapat memberitahukan niatnya yang menunggu disebut sipangka. Dalam
kepada keluarga perempuan tersebut secara acara meminang ini pihak alek nan datang
sembunyi melalui orang lain. Hal ini dapat membawa beberapa peralatan yang telah
menyadarkan keluarga perempuan diadatkan berupa kampia siriah dan

Marta: Tindak Tutur Ilokusi dalam Negosiasi Upacara Meminang 63


carano. Kampia siriah yang terbuat dari kerabatnya manyalangkan mata, yang
anyaman pandan berbentuk empat persegi artinya melihat-lihat atau mendengar-
panjang. Kampia siriah berisikan siriah dengar jejaka mana yang telah pantas pula
selengkapnya yaitu siriah, gambir, sadah, untuk beristri dan yang kira-kira cocok
pinang, dan tembakau. Carano adalah bagi anak gadis mereka. Bila yang dicari
wadah sirih-pinang sebagai simbol telah ditemukan, berundinglah para kerabat
pembuka kata (prolog) yang berisi pinang, untuk memperbincangkan keadaan calon
gambir, sadah/kapur dan tembakau. yang diincar itu. Bila perundingan itu
Kampia siriah dan carano walaupun sama- lancar, barulah ditugasi seseorang untuk
sama wadah sirih-pinang, tetapi fungsi dan melakukan penyelidikan, apakah pihak
penyajiannya berbeda. Kampia siriah sana akan mau menerima pinangan
difungsikan sebagai alat penjemput mereka.
marapulai atau alat untuk menanyakan Jika hasil penyelidikan itu memberi
seseorang untuk jadi calon menantu, angin, barulah dikirim utusan untuk
sedangkan carano disajikan waktu melakukan pinangan. Utusan itu dipimpin
memulai pembicaraan/pembuka kata. Pada mamak si gadis. Namun, sebelum pinangan
saat meminang, baik kampia siriah dan resmi disampaikan beberapa penghubung
carano diletakkan di tengah lingkaran telah pergi bolak balik ke rumah pihak
peserta duduk karena pada awal laki-laki untuk merundingkan waktu dan
pembukaan kata isi carano ini akan cara peminangan yang akan dilaksanakan.
dibahas pertama kali. Untuk kampia siriah Mamak yang datang untuk meminang itu
yang akan dibahas adalah maksud dan diiringi beberapa orang laki-laki dan
tujuan membawa kampia siriah itu. perempuan. Sedangkan di rumah orang
Dalam penyampaian niat dan tujuan yang akan dipinang telah menanti kerabat
datang ke rumah pihak laki-laki dalam terdekatnya dengan pimpinan mamaknya.
rangkaian upacara yang berhubungan Kepastian hasil dalam pinang
dengan adat istiadat, maka kronologisnya meminang itu belum diambil. Pihak laki-
sebagai berikut memohon maaf dan laki akan merundingkan lebih dahulu
kerelaan diri ―silang nan bapangka‖ atau masalahnya dengan semua kerabat. Bebe-
tuan rumah untuk memulai perundingan rapa hari berikutnya dikirim lagi oleh pihak
kepada alek nan bapangka, rundingan perempuan seorang utusan untuk
adatnya seperti ditingkek janjang, ditapiak menanyakan kapankah harinya pihak
bandua, lah duduak ditangah rumah, siriah perempuan bisa diterima untuk mendengar
sakapua alah dikunyah rokok sabatang hasil keputusan. Pada hari yang disepakati
alah abih, maaf diminta gadang-gadang. kedua belah pihak, utusan pihak
Kinilah buliah rundiangan ka disampaian perempuan datang lagi menemui pihak
(rumah telah dinaiki, bandul telah kerabat laki-laki untuk mendengarkan
dipegang, lalu duduk di tengah rumah, pinangan mereka diterima atau ditoloak.
merokok sudah, memakan sirih selesai, Apabila pinangan telah diterima,
untuk itu diminta maaf, dan kemudian tidaklah otomatis perkawinan bisa dilang-
apakah acara telah dapat dimulai). Begitu sungkan. Rundingan selanjutnya ialah
gambaran singkat mengenai kegiatan untuk menentukan kapan waktunya pertu-
upacara meminang yang melibatkan kedua nangan dilaksanakan. Hari pertunangan itu
keluarga calon marapulai (laki-laki) dan biasa disebutkan batimbang tando, yaitu
anak daro (perempuan). pertukaran tanda bahwa mereka telah
Selanjutnya, Navis (1986:199) berjanji menjodohkan anak kemenakan
mengatakan pinang meminang lazimnya mereka pada suatu waktu kelak. Benda
diprakarsai kerabat pihak perempuan. Bila yang dijadikan pertukaran tanda itu
seorang gadis dipandang telah tiba tidaklah sama pada semua nagari. Bisa
masanya untuk berumah tangga, mulailah berbentuk cincin emas, kain bersuji benang

64 Bahastra, Volume 37, Nomor 1, Edisi Maret 2017 : 58 - 72


emas (kain balapak), atau keris pusaka. adilan, dan pesta liburan. Situasi ini
Namun, yang umum pihak perempuan mungkin tetap sama bahkan dengan pe-
memberikan kain atau perhiasan emas, rubahan lokasi. Beberapa ruangan yang
sedangkan pihak laki-laki memberikan sama di sebuah gedung universitas mung-
keris pusaka. kin berturut-turut berfungsi sebagai tempat
Andai kata pertunangan itu putus, kuliah, pertemuan komite, atau tempat
pihak yang memutuskan akan mengembali- bermain, dan keluarga. Situasi tunggal
kan tanda yang diterima dahulu. Namun, mempertahankan konfigurasi umum dari
pihak lain tidak berkewajiban kegiatan-kegiatan, beberapa lingkungan
mengembalikan tanda yang diterimanya. dengan secara keseluruhan di mana
Setelah pertunangan memakan jangka komunikasi itu terjadi walaupun mungkin
waktu tertentu, barulah dimulai pula ada perbedaan besar dalam jenis interaksi
perundingan pernikahan. Dalam perun- yang terjadi di sana.
dingan pernikahan ini dibicarakanlah Kedua, peristiwa komunikasi adalah
waktu dan cara yang akan digunakan da- unit dasar untuk tujuan deskriptif. Suatu
lam perkawinan itu, seperti besar kecilnya peristiwa sebagai satu kesatuan dari
perjamuan perkawinan, jenis atau macam seluruh komponen, mulai dengan tujuan
pakaian kedua pengantin, upacara umum yang sama untuk komunikasi, topik
menginai kuku, sampai kepada masalah umum yang sama, dan melibatkan peserta
yang lebih kecil. Perundingan dalam hal ini yang sama, umumnya menggunakan ragam
biasanya dilakukan kaum perempuan yang bahasa yang sama, mempertahankan nada
menjadi utusan atau wakil kedua belah yang sama atau kunci dan aturan yang
pihak. sama untuk interaksi, dalam pengaturan
Andai kata laki-laki yang menghen- yang sama. Sebuah peristiwa berakhir
daki seorang perempuan, pihaknya dapat setiap kali apabila ada perubahan peserta
mengirim utusan untuk melakukan tinjauan utama, peran-hubungan dari para peserta,
ke pihak kerabat perempuan itu. Jika pihak atau fokus perhatian. Jika tidak ada
perempuan menyetujui, maka lamaran atau perubahan pada peserta utama dan
pinangan formal tetap dilakukan oleh pihak pengaturan, batas antara peristiwa sering
perempuan. ditandai dengan waktu diam dan mungkin
perubahan posisi tubuh. Menemukan
Kajian Etnografi Komunikasi bagian dari peristiwa komunikatif dan
Saville-Troike (2003:2) menge- kelompok peristiwa yang diakui dalam
mukakan bahwa fokus dari etnografi masyarakat tutur adalah bagian mendasar
komunikasi adalah masyarakat tutur, cara dari melakukan etnografi komunikasi.
berkomunikasi berpola dan terorganisir Ketiga, tindakan komunikasi
sebagai sistem peristiwa komunikatif, dan umumnya berkaitan dengan fungsi inter-
cara dimana berinteraksi dengan lainnya aksional seperti melaporkan, permintaan,
sebagai suatu sistem budaya. atau perintah, dan mungkin berupa verbal
Untuk menggambarkan dan meng- atau nonverbal. Dalam konteks peristiwa
analisis komunikasi, dibutuhkan ciri-ciri komunikatif, bahkan diam mungkin me-
dari aktivitas komunikatif dari beberapa rupakan tindakan komunikatif disengaja
jenis yang memiliki batas-batas sesuai. dan konvensional, dan digunakan untuk
Ada tiga unit yang disarankan oleh Hymes pertanyaan, janji, menyangkal, mem-
sebagaimana yang dikemukakan oleh peringatkan, penghinaan, permintaan, atau
Savile-Troike (20003:23-24), yaitu situasi, perintah. Perilaku yang diamati sama
peristiwa, dan tindakan komunikasi. mungkin atau mungkin tidak sama
Pertama, situasi komunikasi adalah merupakan tindakan komunikatif dalam
konteks di mana komunikasi terjadi, masyarakat tutur yang berbeda. Studi
misalnya tempat ibadah, sidang peng- tentang tindak tutur dalam teori linguistik

Marta: Tindak Tutur Ilokusi dalam Negosiasi Upacara Meminang 65


adalah dasar untuk tingkat analisis, tetapi berkaitan dengan komitmen penutur dalam
harus diperluas untuk menjelaskan pengungkapan sesuatu berdasarkan atas
fenomena yang lebih luas dalam etnografi kebenaran proposisi. Subtindak tutur asertif
komunikasi, dan untuk memungkinkan yang menunjukkan hal itu seperti
perbedaan yang berkaitan dengan segmen menyatakan (stating), membual (boast),
bahasa yang dianggap unit dasar fungsional mengeluh (complain), menyimpulkan
oleh anggota masyarakat bahasa yang (conclude), dan mendeduksi (deduce).
berbeda. Berdasarkan subtindak tutur asertif
tersebut, subtindak tindak tutur asertif
METODE PENELITIAN berupa menyatakan sesuatu berdasarkan
Jenis penelitian ini adalah penelitian kebenaran yang terdapat selama negosiasi
kualitatif dengan menggunakan metode dalam upacara meminang. Berikut ini
etnografi komunikasi. Lokasi penelitian ini pembahasan temuan penelitian negosiasi
dilakukan pada masyarakat Minangkabau dalam upacara meminang dengan tindak
di Kabupaten Solok. Sumber data dalam tutur asertif.
penelitian ini adalah partisipan yang
terlibat langsung dalam upacara meminang Si Pangka: Nan kato baliau datuak nan
di Kabupaten Solok. Partisipan yang tuo nan banamo silang nan
terlibat seperti mamak, sumando, orang bapangka baiek karajo nan
tua, dan anggota kedua keluarga dari laki- bajunjuang, hari lah
laki dan perempuan. Data penelitian berupa baransua malam juo, iyo lah
tuturan-tuturan dalam negosiasi upacara patuik kito ansua
meminang di Kabupaten Solok yang me- parundingan kito nyo lai
ngandung tindak tutur ilokusi. Langkah- datuak. sakian nan ka
langkah pengumpulan dalam penelitian ini dipulangkan ka pado datuak,
yaitu pertama, melakukan pengamatan datuak pado sati (Seperti kata
terhadap partisipan yang akan diambil beliau datuk nan tuo nan
rekaman. Kedua, melakukan perekaman banamo silang nan bapangka
data penelitian. Ketiga, melakukan baiek karajo nan bajunjuang
pencatatan terhadap data yang tidak dapat (sebutan untuk ninik mamak
tertangkap oleh alat perekam. Analisis data sebagai pihak penyelenggara,
yang diigunakan dalam penelitian ini atau tuan rumah dalam acara
adalah prosedur analisis data kualitatif tersebut), waktu pun semakin
berdasarkan teori Hymes yang larut malam juga, iya datuk
dikembangkan oleh Saville-Troike memang sudah seharusnya
mengenai tiga unit berupa situasi kita mulai perundingan.
komunikasi, peristiwa komunikasi, dan Sekian disampaikan kepada
tindakan komunikatif. datuk, datuk pado sati)
Si Ujuang: Lah sampai datuak (Kami
HASIL DAN PEMBAHASAN sudah menerima maksud yang
1. Tindak Tutur Ilokusi dalam datuk sampaikan)
negosiasi dalam upacara meminang
dengan tindak tutur asertif Situasi komunikasi bertujuan untuk
Negosiasi dalam upacara meminang memperoleh gambaran mengenai tempat
bertujuan untuk memperoleh kesepakatan berlangsungnya komunikasi. Tempat
antara pihak si pangka dan pihak si ujuang. berlangsungnya komunikasi di atas di
Kesepakatan diperoleh melalui tuturan- Nagari Gauang Kabupaten Solok. Situasi
tuturan yang disampaikan diantaranya negosiasi tersebut terjadi pada malam hari
tindak tutur asertif. Menurut Searle kira-kira pukul 20.30 dan waktunya pada
(1979:12), tindak tutur asertif adalah tanggal 10 Januari 2015.

66 Bahastra, Volume 37, Nomor 1, Edisi Maret 2017 : 58 - 72


Peristiwa komunikasi merupakan satu tuo, baiek rumah nan bawali,
kesatuan dari seluruh komponen alah di lapeh dibalai datuak
komunikasi. Komponen peristiwa komu- nan tuo Datuak Rajo kubuang,
nikasi meliputi peserta yang terlibat dalam nan bak baduo batigo, pai
komunikasi, tujuan umum yang sama bakandak laku bapinto buliah
untuk komunikasi, topik umum yang sama, komah, sakian nan
umumnya menggunakan ragam bahasa kadipulangkan kapado datuak,
yang sama, mempertahankan nada yang datuak Pono Batuah (Seperti
sama atau kunci dan aturan yang sama yang disampaikan kepada
untuk interaksi. datuk,, kata semua datuk dan
Peserta yang terlibat dalam peristiwa guru seperti adapun maksud
komunikasi yakni pihak si ujuang kedatangan kami ke tempat
berperan sebagai tamu dalam hal ini adalah datuk adalah bahwa kedatangan
keluarga perempuan beserta anggota kami ini sudah diketahui dan
keluarga lainnya. Selain itu, pihak yang restui/dilepas secara resmi oleh
terlibat yakni pihak si pangka berperan ninik mamak kami yakni suku
sebagai tuan rumah dalam hal ini nan bapanggulu, kampuang
perempuan yang menanti keluarga pihak si banan tuo, baiek rumah nan
ujuang. Topik yang dibahas dalam kutipan bawali, (ninik mamak/
di atas pihak si pangka mengulangi penghulu dalam suku, orang
perkataan dari pihak si ujuang agar dimulai tua dalam kampung serta
negosiasi (perundingan). Selain mamak kepala waris dalam
mengulangi perkataan tersebut pihak si kaum) yaitu salah satunya
pangka menyetujui untuk segera dimulai dilepas oleh datuk Rajo
karena semakin larut malam. Kubuang dengan maksud dan
Tindakan komunikasi umumnya tujuan berkeinginan dan
berkaitan dengan fungsi interaksional. berkehendak meminang anak
Adanya interaksi dalam suatu komunikasi dan keponakan datuk. Sekian
dapat dilakukan melalui negosiasi. Ber- yang akan disampaikan kepada
kaitan kutipan negosiasi di atas, pihak si datuk.. datuak Pono Batuah)
pangka berbicara mengandung subtindak
tutur asertif yakni menyatakan fakta atau Situasi komunikasi yang terjadi selama
kebenaran. Pernyataan fakta atau kebe- negosiasi upacara meminang. Negosiasi
naran berupa waktu yang sudah semakin dilakukan dalam satu tempat atau ruangan
larut malam kira-kira pukul 21.30 untuk itu yang lantainya sudah dialasi tikar. Tempat
disegerakan memulai perundingan ini. yang lain terdapat di luar yang juga
Pihak si ujuang telah menerima maksud lantainya sudah dialasi tikar. Situasi diluar
pernyataan sebelumnya. cenderung lebih santai karena dalam situasi
ini tidak dibicarakan mengenai
Si Pangka: Samantaro hanyo itu datuak peminangan. Bapak-bapak dan ibu-ibu
(Untuk sementara hanya itu berada di luar ruangan, kegiatannya
yang dapat kami sampaikan menunggu hasil dari proses peminangan
datuk) yang dilakuak di tempat berbeda. Berbeda
Si Ujuang: Nan kadipulangkan kapado dengan ruangan yang dilakukan pada
datuak kato sagalo datuak tempat negosiasi terdiri dari bapak-bapak
baiek nan kato guru kito pun, saja. Bapak-bapak ini terdiri mamak dan
alah pihak kapado kadatangan sumando baik dari pihak si ujuang maupun
kami kamari nangko datuak, si pangka.
kan iyo lah di lapeh suku nan Peristiwa komunikasi merupakan unit
bapanggulu, kampuang banan dasar untuk mengetahui satu kesatuan dari

Marta: Tindak Tutur Ilokusi dalam Negosiasi Upacara Meminang 67


seluruh komponen komunikasi. Komponen mitra tutur untuk melakukan sesuatu.
peristiwa komunikasi meliputi peserta yang Subtindak tutur direktif yang menunjukkan
terlibat dalam komunikasi, tujuan umum kategori ini adalah membenarkan,
yang sama untuk komunikasi, topik umum memesan (order), memerintah (command),
yang sama, umumnya menggunakan ragam meminta (request), memohon (pray),
bahasa yang sama, mempertahankan nada memohon dengan sangat (entreat),
yang sama atau kunci dan aturan yang mengundang (invite), mengizinkan
sama untuk interaksi. (permis), dan menasihati (advise).
Peserta yang terlibat dalam peristiwa Berdasarkan subtindak tutur direktif
komunikasi yakni pihak si ujuang tersebut, subtindak tindak tutur direktif
berperan sebagai tamu (keluarga yang berupa membenarkan, meminta, dan
meminang) dalam hal ini adalah keluarga mengizinkan yang terdapat selama
perempuan beserta anggota keluarga negosiasi dalam upacara meminang.
lainnya. Selain itu, pihak yang terlibat Berikut ini pembahasan temuan penelitian
yakni pihak si pangka berperan sebagai negosiasi dalam upacara meminang dengan
tuan rumah (keluarga yang menanti) dalam tindak tutur direktif.
hal ini laki-laki yang menanti keluarga
pihak si ujuang. Kutipan di atas berupa Si Ujuang: Baliau datuak, Datuak Pono
negosiasi yang dilakukan oleh pihak si Batuah (Beliau datuk, Datuk
ujuang memiliki tujuan yakni berkehendak Pono Batuah)
atau berkeinginan kepada anak kemenakan Si Pangka: Iyo lalukanlah datuak (Kami
datuk (pihak si pangka). persilahkan datuk)
Tindakan komunikasi umumnya
berkaitan dengan fungsi interaksional. In- Situasi komunikasi merupakan
teraksi berupa negosiasi yang dilakukan gambaran umum mengenai tempat ko-
oleh pihak si pangka dengan mengatakan munikasi ini terjadi. Gambaran umum
untuk sementara hanya terlebih dahulu terjadi di Nagari Gauang Kabupaten
yang disampaikannya. Maksud dari pihak Solok. Peminangan ini dilakukan oleh
si pangka sudah diterima atau sudah dapat pihak si ujuang (dalam hal ini keluarga
dimaknai. Oleh karena sudah mengetahui perempuan). Situasi tempat duduk dalam
maksudnya, pihak si pangka melanjutkan penyampaian kutipan di atas seperti persegi
perundingan tersebut dengan cara meliputi posisi duduk keluarga laki-laki
menyatakan fakta yang sebenarnya yang (pihak si pangka) lebih ke dalam atau
lain. Negosiasi yang menyatakan fakta berada dekat pintu kamar keluarga
berupa menyampaikan maksud dan tujuan perempuan sedangkan keluarga perempuan
yakni keinginan dan berkehendak untuk (pihak si ujuang) di dekat pintu masuk atau
meminang anak kemenakan datuk (pihak si keluar rumah.
pangka). Peristiwa komunikasi meliputi peserta
yang terlibat dalam komunikasi, tujuan
2. Tindak Tutur Ilokusi dalam nego- umum yang sama untuk komunikasi, topik
siasi dalam upacara meminang umum yang sama, umumnya menggunakan
dengan tindak tutur direktif ragam bahasa yang sama, mempertahankan
Negosiasi dalam upacara meminang nada yang sama atau kunci dan aturan yang
bertujuan untuk memperoleh kesepakatan sama untuk interaksi. Peserta yang terlibat
antara pihak si pangka dan pihak si ujuang. dalam peristiwa komunikasi yakni pihak si
Kesepakatan diperoleh melalui tuturan- ujuang berperan sebagai tamu dalam hal
tuturan yang disampaikan diantaranya ini adalah keluarga perempuan beserta
tindak tutur direktif. Menurut Searle anggota keluarga lainnya. Selain itu, pihak
(1979:13), tindak tutur direktif adalah yang terlibat yakni pihak si pangka
ilokusi yang penuturnya mengharapkan berperan sebagai tuan rumah dalam hal ini

68 Bahastra, Volume 37, Nomor 1, Edisi Maret 2017 : 58 - 72


perempuan yang menanti keluarga pihak si bernama nan tuo silang nan
ujuang. bapangka baiek karajo nan
Nada yang disampaikan baik pihak si bajunjuang (sebutan untuk
ujuang maupun si pangka dalam upacara ninik mamak sebagai pihak
meminang pada kutipan di atas memiliki penyelenggara, atau tuan
nada yang sama. Nada yang digunakan rumah dalam acara tersebut).
dalam penyampaian maksud dan tujuan
tidak mengandung sindirian dan tidak Situasi komunikasi merupakan
menggunakan nada yang tinggi atau gambaran umum mengenai tempat ko-
memojokkan satu sama lain melainkan munikasi ini terjadi. Gambaran umum
nada untuk menjalin keakraban atau terjadi di Nagari Gauang Kabupaten
kekeluargaan. Ragam bahasa yang Solok. Situasi negosiasi tersebut terjadi
digunakan bahasa Minangkabau yang pada malam hari kira-kira pukul 21.00 dan
sering digunakan dalam kehidupan sheari- waktunya pada tanggal 10 Januari 2015.
hari tetapi adanya penyebutan nama gelar Gambaran umum yang lainnya sebelum
datuk. Berarti dalam kutipan tersebut negosiasi atau barundiang dilakukan para
memiliki aturan yang sama dengan yang ibu telah sibuk menyusun makanan dan
lain yakni saling menghargai dan dengan minuman di ruangan tempat peminangan.
menghindari penyebutan nama yang Setelah makan dan ruangan telah bersih
sesungguhnya. barulah dimulai acara barundiang atau
Tindakan komunikasi umumnya perundingan ini.
berkaitan dengan fungsi interaksional. Peristiwa komunikasi dilakukan
Fungsi interaksional melalui proses ne- peserta yang terlibat dalam upacara me-
gosiasi. Negosiasi yang dilakukan oleh pi- minang yakni pihak si ujuang berperan
hak si ujuang dengan menyapa atau me- sebagai tamu dalam hal ini adalah keluarga
nyebut nama gelar datuk pihak si pangka. perempuan beserta anggota keluarga
Sapaan yang dimaksudkan oleh pihak si lainnya. Selain itu, pihak yang terlibat
ujuang adalah untuk meminta kepada pihak yakni pihak si pangka berperan sebagai
si pangka agar memulai perundingan ini. tuan rumah dalam hal ini perempuan yang
Negosiasi dilanjutkan oleh pihak si pangka menanti keluarga pihak si ujuang. Peserta
dengan merespon dengan telah menerima terlibat yang datang memiliki tujuan yakni
maksud apa yang telah disampaikan melamar atau meminang anak kemenakan
sebelumnya. Selain merepons, pihak si dari pihak si pangka. Akan tetapi, tujuan
pangka memberikan izin untuk tersebut harus dilakukan dengan aturannya
melanjutkan perundingan. seperti menunggu terlebih dahulu
pembicaraan atau keputusan dari pihak si
Si Ujuang: Samantaro hanyo itu datuak pangka. Selain itu, nada yang disampaikan
(Untuk sementara hanya itu juga diperhatikan dalam peristiwa
yang dapat kami sampaikan komunikasi ini berupa nada yang tidak
datuk) mengandung sindirian atau nada yang
Si Pangka: Saba juo molah datuak tinggi.
samantaro nak ambo Tindakan komunikasi yang dilakukan
pulangkan kapado baliau oleh pihak si ujuang dan pihak si pangka
datuak nan banamo nan tuo berupa negosiasi. Negosiasi yang
silang nan bapangka baiek dilakukan oleh pihak si ujuang dengan
karajo nan bajunjuang.. (Datuk menyampaikan berupa membenarkan bah-
bersabar untuk sementara wa yang dikatakan sebelumnya. Pihak si
waktu karena saya akan pangka pun telah mengetahui maksud dari
menyampaikan terlebih dahulu yang disampaikan. Untuk itu pihak si
kepada beliau datuk yang pangka menyampaikan permintaan kepada

Marta: Tindak Tutur Ilokusi dalam Negosiasi Upacara Meminang 69


pihak si ujuang yakni bersabar terlebih tuo nan banamo silang nan
dahulu karena apa yang disampaikan bapangka baiek karajo nan
sebelumnya, pihak si pangka (yang bajunjuang (sebutan untuk
ditunjuk untuk berbicara) tidak dapat ninik mamak sebagai pihak
menyimpulkan sendiri. Oleh karena itu, penyelenggara, atau tuan
pihak si pangka perlu melakukan rumah dalam acara tersebut),
musyawarah untuk merespon pernyataan jika seperti itu yang Datuk
sebelumnya. Agar keputusan yang akan inginkan janganlah Datuk
disampaikan nantinya bermanfaat untuk merasa ragu, seperti pepatah
keperluan bersama. datuk juga baik kesepakatan
dikarenakan oleh musyawarah,
3. Tindak Tutur Ilokusi dalam bagusnya sebuah perundingan
negosiasi dalam upacara meminang dikarenakan oleh mufakat
dengan tindak tutur ekspresif bersama. Jika keinginan akan
Negosiasi dalam upacara meminang kami penuhi, jika permintaan
bertujuan untuk memperoleh kesepakatan akan kami kabulkan Datuk.
antara pihak si pangka dan pihak si ujuang. Sekian yang akan disampaikan
Kesepakatan diperoleh melalui tuturan- kepada Datuk... Datuk Pado
tuturan yang disampaikan diantaranya Sati)
tindak tutur ekspresif. Menurut Searle Si Ujuang: Lah sampai Datuk....(Kami
(1979:15), tindak tutur ekspresif adalah telah menerima maksud datuk)
ilokusi yang mengungkapkan kondisi Si Pangka: Hanyo itu dulu datuak
psikologis yang ditentukan dengan suatu (Sementara hanya itu dahulu
kondisi ketulusan yang ditentukan oleh Datuk)
konten proposisional. Adapun subtindak Si Ujuang: Kato lah babarih kami pituah
tutur ekspresif yang dimaksud, yakni daripado baliau datuak nan tuo
ucapan terima kasih, ucapan selamat, nan banamo silang nan
mohon maaf, turut berduka cita, bapangka baiek karajo nan
menyayangkan, dan selamat datang. bajunjuang, lah sanang hati
Berdasarkan subtindak tutur ekspresif sagalo datuak kito baiek hati
tersebut, subtindak tindak tutur ekspresif sagalo guru kito pun sakali
berupa mengucapkan terima kasih yang sarato hati ande-ande kito
terdapat selama negosiasi dalam upacara nyolai datuak. (Setelah kami
meminang. Berikut ini pembahasan temuan dapat kesimpulan dari beliau
penelitian negosiasi dalam upacara datuk nan tuo nan banamo
meminang dengan tindak tutur ekspresif. silang nan bapangka baiek
karajo nan bajunjuang (sebutan
Si Pangka: Nan kato baliau datuak nan tuo untuk ninik mamak sebagai
nan banamo silang nan pihak penyelenggara, atau tuan
bapangka baiek karajo nan rumah dalam acara tersebut),
bajunjuang, jikok tuju nan itu kami sudah merasa hati ini
nantun jan datuak ragu telah tenang baik semua datuk
disinan, bak pitua datuak elok dan guru serta hati ibu-ibu, ya
kato dek baiyo rancak datuk.)
rundingan dek mupakek, jikok
kandak lai buliah pinto lai Situasi komunikasi merupakan
kababari tumah datuak, datuak gambaran umum mengenai tempat komu-
sakian nan kadi pulangkan ka nikasi ini terjadi. Gambaran umum terjadi
pado datuak, datuak Pado sati. di Nagari Gauang Kabupaten Solok.
(Seperti kata beliau datuk nan Situasi negosiasi tersebut terjadi pada

70 Bahastra, Volume 37, Nomor 1, Edisi Maret 2017 : 58 - 72


malam hari kira-kira pukul 21.00 dan SIMPULAN
waktunya pada tanggal 10 Januari 2015. Tindak tutur ilokusi dalam negosiasi
Peminangan ini dilakukan oleh pihak si upacara meminang pada masyarakat
ujuang (dalam hal ini keluarga pe- Minangkabau di Kabupaten Solok
rempuan). Situasi tempat duduk dalam ditemukan subtindak tutur berupa tindak
penyampaian kutipan di atas seperti persegi tutur asertif, direktif, dan ekspresif. Tindak
meliputi posisi duduk keluarga laki-laki tutur asertif yang ditemukan dengan
(pihak si pangka) lebih ke dalam atau subtindaktutur berupa menyatakan fakta
berada dekat pintu kamar keluarga perem- atau kebenaran sesuatu. Tindak tutur
puan sedangkan keluarga perempuan direktif yang ditemukan dengan
(pihak si ujuang) di dekat pintu masuk atau subtindaktutur berupa menyuruh
keluar rumah. (meminta), membenarkan, dan meminta
Peristiwa komunikasi yaitu unit dasar izin pada orang lain. Tindak tutur ekspresif
untuk tujuan deskriptif. Peristiwa yang ditemukan dengan subtindaktutur
komunikasi pada kutipan di atas melibat- berupa mengucapkan terima kasih.
kan keluarga laki-laki dan keluarga perem-
puan. Rombongan keluarga perempuan DAFTAR PUSTAKA
yang datang meminang (si ujuang) Austin, John L. 1962. How to do Things
meliputi mamak, urang sumando, orang with Words. Oxford: Oxford
tua, dan saudara lainnya beserta bawaan. University Press.
Begitu juga dengan keluarga yang menanti Azami, dkk. 1977/1978. Adat dan Upacara
atau keluarga yang dipinang (si pangka) Perkawinan Daerah Sumatera
meliputi mamak, urang sumando, orang Barat. Proyek Penelitian dan
tua, dan saudara lainnya. Dalam peristiwa Pencatatan Kebudayaan. Daerah
negosiasi peran mamak lebih dominan Departemen Pendidikan dan
untuk menyampaikan maksud baik dari Kebudayaan.
keluarga perempuan maupun keluarga laki- Collavin, Ellena. 2011. ‖Speech Acts‖,
laki. Hal ini terlihat pada kutipan di atas dalam Foundation of Pragmatics,
peran kedua mamak dari masing-masing eds. Wolfram Bublitz dan Neal R.
keluarga menyampaikan maksud dan Norrick. Jerman: Walter de
tujuan dengan menggunakan ragam bahasa Gruyter.
Minangkabau. Ragam bahasa Cruse, Alan. Meaning in Language: An
Minangkabau yang digunakan oleh mitra Introduction to Semantics and
tutur berupa tutur kata adat sastra Minang. Pragmatics. Oxford: Oxford
Tindakan komunikasi yang dilakukan University Press,
oleh pihak si ujuang dan pihak si pangka Graw Mc-Hill. 2006. Organizations:
melalui proses negosiasi. Negosiasi yang Behavior, Structure, Processes
dilakukan oleh pihak si pangka dengan Twelfth Edition. New York: The
menyampaikan permintaan mengabulkan Mc Graw-Hill Companies.
keinginan dari pihak si ujuang. Respon Hakimy, Idrus. 1984. Pokok-pokok
yang dilakukan oleh pihak si ujuang Pengetahuan Adat Alam
menyampaikan negosiasi berupa tuturan Minangkabau. Bandung: Remadja
terima kasih. Hal ini terlihat dalam tuturan Karya CV.
kami sudah merasa hati ini telah tenang Leech, Geoffrey N. 1983. Principles of
baik semua datuk dan guru serta hati ibu- Pragmatics (London and New
ibu, ya datuk. Ucapan terima kasih tidak York: Longman Group Limited.
langsung diucapkan kepada pihak si Levinson, Stephen C., 1985. Pragmatics.
pangka, namun dari kata hati yang sudah Cambridge: Cambridge University
tenang menggambarkan ucapan terima Press.
kasih.

Marta: Tindak Tutur Ilokusi dalam Negosiasi Upacara Meminang 71


Navis, A. A. 1986. Alam Terkembang
Menjadi Guru: Adat dan
Kebudayaan Minangkabau. Jakarta:
PT. Pustaka Grafitipers.
Robbins Stephen P. dan Timothy A. Judge.
2015. Organizational Behavior
Sixteenth Edition. United Stated:
Pearson Education.
Saville, Muriel-Troike. 2003. The
Ethnography of Communication:
An Introduction Third Edition.
Oxford: Blackwell Publishing.
Schiffrin, Deborah. 1994. Approaches to
Discourse. Oxford: Blackwell
Publishers UK and Cambridge.
Searle, John R. 1979. Expression and
Meaning: Studies in The Theory of
Speech Act. Cambridge: Cambridge
University Press.
Wray Alison, Kate Trott, dan Aileen
Bloomer. 1988. Project in
Linguistics: A Practical Guide to
Researching Language. London:
Arnold Publisher.
Yule, George. 1996. Pragmatics. New
York: Oxford University Press.

72 Bahastra, Volume 37, Nomor 1, Edisi Maret 2017 : 58 - 72

Anda mungkin juga menyukai