Anda di halaman 1dari 6

E.ISSN.

2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.4 Edisi Nopember 2020
MARHATA SINAMOT PADA BUDAYA BATAK TOBA KAJIAN
SEMANTIK
Oleh:
Hana Maria Hutagalung1), Mina Syanti Lubis2), Anni Rahimah3)
1,2,3
Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Indonesia
1,2,3
Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Padangsidimpuan

Abstrak
Idiomatikal yang ada di dalam Marhata sinamot pada Budaya Batak Toba. Dianalisis menggunakan
metode penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah ucapan di dalam pesta marhata sinamot yaitu
marhata jambara, pingan tuhor, pasahat sinamot yang ada di dalam bahasa Batak Toba. Sumber data penelitian
ini adalah ucapan yang diucapkan dari marhata sinamot. Teknik pengumpulan data observasi,wawancara dan
teknik rekaman. Hasil analisis data dapat ditemukan bentuk idiomatikal dalam marhata jambarterdapat 4
kalimat ungkapan idomatikal, pingan tuhor 3 kalimat ungkapan idomatikal, pasahat sinamot terdapat 4 kalimat
ungkapan idomatikalyang terdapat dalam marhata sinamot pada Budaya Batak Toba yang berasal dari
percakapan, dan dalam marhata sinamot terdapat umpasa yang memiliki makna idomatikal,berdasarkan hasil
analisis data dapat ditemukan bentuk idiomatikal dalam marhata jambar terdapat 5 kalimat ungkapan
idomatikal, pingan tuhor 4 kalimat ungkapan idomatikal, pasahat sinamot terdapat 3 kalimat ungkapan
idomatikalyang terdapat dalam marhata sinamot pada Budaya Batak Toba yang berasal dari percakapandalam
bentuk kalimat. Arti idiomatikal adalah makna yang beralih dari unsur makna leksikal dan gramatikal yang
memiliki makna tersendiri.Penggunaan idiomatikal yang terdapat dari marhata jambar, pingan tuhor, pasahat
sinamot, yaag terdapat dalam marhata sinamot memberikan nasihat, dan memberikan pengajaran moral.

Kata kunci: Marhata sinamot,Idomatikal, Semantik.


bentuk dari kata “budi” dari “daya” yang berarti
1. PENDAHULUAN cinta, karsa, dan rasa. Kata “budaya” berasal dari
Batak Toba salah satu suku yang terdapat bahasa Sansekerta, budaya, yaitu bentuk jamak
di Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara. Suku kata buddi yang berarti budi atau akal, dalam
Batak Toba adalah salah satu sub etnis dari suku bahasa Inggris, kata budaya berasal dari kata
Batak karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, calture, bahasa Belanda di istilahkan dengan kata
Batak Mandailing. Suku Batak Toba ini berada di caltur. Dalam bahasa Latin berasal dari Colera,
wilayah kabupaten Toba Samosir, kabupaten berarti mengolah, dan mengerjakan, menyuburkan,
Humbang hasudutan, kabupaten Samosir, dan mengembangkan tanah.“Kebudayan ima
kabupaten Tapanuli Utara, kabupaten marsiboan langguna, marsiboan podana.sude akka
Dairi,kabupaten Tapanuli Tengah dan sekitarnya. bangso, marsiboan sejarah.anggo na sailaon, dang
Peranan bahasa sangat penting di dalam tarida ni sejarana.Hape anggo nuaeng dipatarida
interaksi sosial. Bahasa akan memudahkan dan sahala.Anggo namarhosa bangso, marsingga do
memperlancar semua kegiatan manusia dalam marsak batak di singa diuhirhon, dibagasan surat
interaksi, baik dalm komunikasi individu dan batak”.Artinya, seluruh bangsa di atas dunia ini
kelompok. Salah satu bahasa yang sering memiliki sejarah masing-masing, identitas bangsa
dipergunakan oleh setiap daerah adalah bahasa tersebut di buktikan budaya masing- masing.
daerah. Bahasa daerah dan bahasa nasional Demikian juga Batak di buktikan oleh bahasa,
merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia. tulisan, hukum adat, falsafah, ilmu pengetahuan
Bahasa daerah dalam memperkaya budaya nasional dan teknologi, seni, dan alat-alat kesenian yang
penting diadakan usaha pengembangan dan merupakan spesifikasi terhadap bangsa-bangsa lain
pelestarian budaya. Salah satu upaya yang di atas dunia, Kooenjaraningrat,(dalam Hutasoit,
dilakukan adalah melalui penelitian dalam berbagai 2011:7),
aspek bahasa daerah tersebut seperti adat dari Batak Toba adalah salah satu daerah yang
suatu Budaya yang digunakan contohnya dalam terdapat di Sumatera Utara yag memiliki tradisi
penelitian ini peneliti meneliti marhata sinamot kebudayaan yang beranekaragam contohnya dalam
pada Budaya Batak Toba yang menggunakan marhata sinamot. Marhata sinamot merupakan
bahasa daerah dan diteliti melalui percakapan yang salah satu tradisi Batak Toba sebelum melakukan
dilakukan oleh pembicara adat yang dipercayai pernikahan yang dilakukan antara pihak laki-laki
dalam suku Batak Toba, Berbagai aspek bahasa untuk pihak perempuan supanya perempuan yang
tersebut yang akanditeliti adalah makna semantik dilamarnya masuk kedalam anggota keluarga laki-
dalam bidang leksikal idomatikal. laki.
Menurut Efendi,Kama abdul,dkk (2013 : Marhata sinamot adalah peristiwa adat
27), menyebutkan bahwa kebudayaan adalah untuk merundingkan sinamot atau uang mahar atau

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 700
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.4 Edisi Nopember 2020
mas kawin setelah patua hata dan marhusip Sihombing (1989: 5-21), “Manghihuton pikiran ni
dilaksanakan maka tahap berikutnya adalah panurat tar songonon do I dihataon marrupahon
marhata sinamot rombongan pangoli yang terdiri adat dohot uhumna,sai godang do I dihataon
dari orang tua pangoli dan kawin semarga,Boru merrupahon umpana manang umpasa. Jala ikkon
dan Tulang pangoli,jika diperlukan mendatangi songini do atong asa lebih meresap tu
rumah pihak oroan yang disambut dengan posisi paklilalaan”. Artinya (mengikuti pemikiran
yang sama,termasuk tulang oroan yang sipenulis seperti yang telah dibicarakan bahwa adat
kehadirannya wajib dan sebenarnya merupakan dengan hukumnya banyak merupakan umpama
tahap penentu dalam pernikahannya.Transaksi dari atau umpasa, bahwa harus seperti itu supanya lebih
laki-laki kepada pihak perempuan, tetapi harus meresap didalam pemikiran dan perasaan dan
diartikan sebagai biaya atau harga yang diperlukan umpasa adalah untuk mengatakan sesuatu kepada
untuk menciptakan sukacita bersama dalam seseorang atau kelompok ketika melakukan
mewujudkan suatu perkawinan. Mereka akan komunikasi.Umpasa dan umpama tidak dapat
membicarakan pertimbangan jumlah sinamot disampaikan seutuhnya dengan perumpamaan dan
kepada pihak perempuan”.Dalam Budaya Batak pantun didalam kesastraan Indonesia.Dalam
toba Marhata sinamot sangat penting karena kegiatan ini banyak umpasa yang disampaikan oleh
marhata sinamot adalah salah satu menunjukan Raja adat untuk menjalankan acara, dalam
bahwa suatu pernikahan yang disahkan dalam suatu percakapan ini banyak kalimat ungkapan yang
adat. memiliki makna yang berbeda dari makna
Menurut Situmeang,(2007: 145-146), sebenarnya.Maka dari itu peneliti ingin mengetahui
Dalam tradisi ini ada kegiatan yang harus makna percakapan yang ada dalam acara marhata
dilakukan sebelum marhata sinamot yaitu a) jambar, pingan tuhor, pasahat sinamot yang
Marhori-hori dingding,yaitu ulaon adat merintis terdapat dalam marhata sinamot yang peneliti kaji
atau menyamakan prinsip antara orang tua calon melalui kajian semantik .Semantik merupakan yang
mempelai laki-laki dengan otang tua calon mempelajari hubungan antara tanda-tanda
mempelai perempuan bagaimana mempersiapkan linguistik dengan hal-hal yang ditandainya.
perkawinan calon pengantin. b) Marhusip,yaitu Menurut Djajasudarma, (2009:1),Kata semantik di
ulaon adat untuk membicarakan rencana dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris
perkawinan calon mempelai,dimana pihak paranak semantik,dari bahasa Yunani serna
dan haha anggi,parboru,bere datang ke rumah (namina:tanda)atau ari verba samaiano
parboru membawa makanan sebagai buah tangan. (menandai,berarti).Istilah tersebut digunakan para
c) Marhata Hepeng/Marpudun Saut:yaitu ulaon pakar bahasa (linguistik) yang mempelajari
adat yang membicarakan mahar sekaligus makna.Semantikada ketiga tataran bahasa
menyerahkan panjar mahar dari pihak paranak (fonogi,morfologi,sintaksis dan leksikon). Chaer,
kepada pihak parboru. (2009:2) menyimpulkan,“Semantik adalah bidang
Setelah melakukan kegiatan ini masuk studi dalam linguistik yang mempelajari makna
dalam marhata sinamot dimana setelah dibicarakan atau arti dalam bahasa. Semantik dapat diartikan
akan diberikan mahar kepada pihak perempuan atas sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti,yaitu
mahar yang telah disepakati oleh kedua belah salah satu dari tiga tataran bahasa yaitu:
pihak, dalam acara ini ada kegiatan yang dilakukan fonologi,gramatika,dan semantik”.dalam makna
secara bersamaan didalamnya yang bertujuan yang semantik ada macam- macam kajian
sama yaitu marhata jambar yaitu kegiatan didalamnya.Chaer, (2007:289-296) menyimpulkan,
membagi daging kepada orang- orag yang “Jenis makna itu digunakan untuk kegiatan dan
berkepentingan dalam pesta itu, pingan tuhor yaitu keperluan dalam masyarakat,makna bahasa
piring yang digunakan untuk menyampaikan mahar menjadi bermacam-macam dilihat dari segi
yang telah disepakati yang didalamnya berupa pandangan yang berbeda.berbagai macam jenis
beras, daun sirih, uang atau koin yang nama yang ditemukan orang linguistik dan
dilambangkan uang. Pasahat sinamot yaitu semantik”. Salah satunya macam semantik adalah
menyampaikan uang yang telah diletakan dalam leksikal idomatikal dimana menkaji tentang makna
pingan tuhor yang disampaikan kepada pihak yang jauh erbeda dengan makna leksikalnya atau
parboru.dalam kegiatan ini banyak percakapan makna sebenarnya.
yang disampaikan oleh Raja adat untuk Chaer (200: 69-78).Makna idiomatikal
menjalankan acara, dalam percakapan ini banyak adalah makna sebuah satuan bahasa (entah, frase,
kalimat ungkapan yang memiliki makna yang atau kalimat) yang menyimpang dari makna
berbeda dari makna sebenarnya. leksikal dan makna gramatikal unsur- unsur
Dalam mahata jambar, pingan tuhor, pembentukannya.Sedangkan peribahasa merupakan
pasahat sinamot yang terdapat dalam marhata adanya asosiasi atau tautan antara gramatikal
sinamot ada yang dinamakan umpasa atau umpama dengan makna gramatikal unsur- unsur
dimana umpama ini disampaikan dalam acara ini pembentukan peribahasa itu dengan makna yang
yang disampaikan oleh parhata adat.Menurut lazim dengan tautannyaMenurut Djajasudarma

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 701
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.4 Edisi Nopember 2020
dalam Getha (353: 2020) menjelaskan bahwa yaitu yang bermakna uang yang disepakati yang
makna idomatikal makna leksikal terbentuk dari menjadi maharnya.Kalimat palambolik yang
beberapa kata. Kata- kata yang disatu dengan ditemui dalam kalimat (c) dalam pingan tuhor
kombinasi kata lain memiliki arti yang berbeda. makna leksikalnya adalah pasijolo (diutamakan)
Idiomaikal adalah satuan bahasa yang memiliki pada kalimat ini memiliki makna idomatikal yaitu
makna tersendiri.Idiomatikal disebut juga suatu bermakna penyampaian mahar tanda disepakati
ungkapan berupa gabungan kata yang membentuk sebagai tanda awal kebenaran pesta.
makna baru, yang menyimpang dari makna leksikal 3. Pasahat Sinamot
dan gramatikalnya. Makna idomatikal adalah Pasahat sinamot adalah menyampaikan
makna kiasan yang hanya bisa diketahui melalui uang yang telah disepakati oleh keluarga atas
penggunaan yang lazim. setujunya pihak laki- laki atas mahar yang telah
disampaikan di Marhata sinamot.
2. METODE PENELITIAN a) Dibagasan tikki on marsipul hita
Tempat penelitian yaitu desa b) Las maroha dos ni tondi majolo manjalang
Bondarsihudon Kec. Andam Dewi, Kabupaten hami
Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara, waktu c) Dilehon hamu naking tuhami dekke pamana
penelitian yaitu dari bulan febuari sampai dengan d) Raja nami dipasahat hami unang sai
batas waktu yang ditentukan. Penelian ini mangurangi akka pasu- pasu hamu
merupakan penelitian kualitati yang berusaha Kalimat marsipul hita yang ditemui dalam
memberikan gambaran terhadap keadaan yang kalimat (a) dalam pasahat sinamot makna
terjadi dikenal dengan penelitian deskriptif.Teknik leksikalnya adalah yang menandakan telah
pengumpulan data Menurut Bungin, (2005: 133), selesainya acara dan ucapan penutup tetapi pada
“Metode pegumpulan data adalah bagian instrimun kalimat ini memiliki makna idiomatikal dimana
pengumpulan data yang menentukan berhasil atau yang bermakna tanda trimah kasih telah memberi
tidaknya sutau penelitian.Kesalahanpenggunaan atau menghidangkan makanan,Kalimat dos tondi
metode pengumpulan data atau metode yang ditemui dalam kalimat (b) dalam pasahat
pengumpulan data yang tidak digunakan sinamot makna leksikalnya adalah roh badan tetapi
semestinya.Metode- metode yang digunakan dalam pada kalimat ini memiliki makna idomatikal yang
penelitian ini adalah observasi, wawancara. bermakna menyatakan rasa bahagia saat
bersalaman,Kalimat mangurangi pasu- pasu yang
3. HASIL DAN PEMBAHASAN ditemui dalam kalimat (c) dalam pasahat sinamot
1. Marhata Jambar yang memiliki makna leksikalnya adalah
Jambar merupakan mendapat bagian, dapat mengurangi berkat dan ini biasanya digunakan
jatah parjambaran, penjatahan bagian daging hanya kepada pencipta, ini bermakna bahwa
binatang sembelihan yang berhak diterima mengurangi berkat yang dituju kepada
seseorang. Jambar akan diberi kepada Tulang,.Kalimat dekke pamana yang ditemui di
seseorang yang memiliki peran dalam suatu dalam kalimat (d) dalam pasahat sinamot yang
adat seperti Paranak,Parboru,Dongan memiliki makna leksikal ikan pemanah.
Suhut,Hula-hula. 4. Umpasa
2. Pingan tuhor Umpasa adalah puisi jenis pantun dalam
Pingan tuhor merupakan piring yang kusastraan Budaya Batak toba.Umpasa Batak toba
digunakan dalam memberian sinamot kepada ini adalah karya sastra yang berbentuk syair/puisi
pohak perempuan dari pihak laki-laki yang yang berisi pernyataan restu, nasihat dan doa bagi
menandakan bahwa benar-benar akan orang yang mendengarkannya.
melangsungkan acara pernikahan, a. Umpasa marhata jambar
sai tamboli ma doli nami hupasahat hami a) Tangan botohon (Tangan lengap)
ma tu Padang bolik”. ujung na jari-jari (dengan jari-jari)
a) Dipasahat hamu tuhami pingan mulak Jongjong ahu nuaeng dison (disini saya berdiri)
b) Dison hepeng ditiop suara nadipenuhi parjolo ma marsantabi (terlebih daulu memberi
pamarentata hormat)
c) Pasahat hamuma pasijolo palambolikna b) Turtu ma ninna andur(tiruan suara andur)
Kalimat pingan mulak yang ditemui Tio ninna lote (merdu bunyi suara burung
dalam kalimat (a) dalam pingan tuhor makna punyuh)
leksikalnya piring yang dikembalikan tetapi dalam Akka pasu- pasu mai (semuanya berkat)
kalimat ini adalah kalimat idomatikal yang Unang muba unang mose (jangan berubah
mempunyai makna pingan tuhor (piring mahar) untuk selamanya)
yang disampaikan, kalimat hepeng sitiopsuara c) Sititi sigompa (sititi sigompa)
yang ditemui dalam kalimat (b) dalam pingan tuhor Golang- golang (gelang-gelang)
makna leksikalnya uang yang memengang suara Uli sosadia dipasahat hami (tidak seberapa yang
tetapi pada kalimat ini memiliki makna idiomatikal kami berikan)

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 702
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.4 Edisi Nopember 2020
Bah godangma pinasuna ( banyak berkat) Kalimat marbona sangkalanyang ditemui
d) Bulung Siala tu bulung ni Pirdot (Daun Siala dalam kalimat (a) dalam umpasa makna
kedaun Pirdot) leksikalnya adalah berasal dari talenan tetapi pada
Bulung ni motung mardua rupa (Daun motung makna idomatikalnya adalah pemilik barang lebih
yang berdua rupa) mengutamakan pengunanya dari pada diri sendiri,
angka naung hinata sude ma hita marningot (yang Kalimat asing do pangalahona yang ditemui
telah kita bicarakan) dalam kalimat (b) dalam umpasa makna
sai unang adong hita na lupa (semua mengingat leksikalnya adalah lain perilakunta tetapi makna
jangan sampai ada yang lupa) idomatikalnya adalah lain adat yang dipakai dalam
e) Sahatsahat nisolu (sesampai sampainya perahu) satu daerah kedaerah lain, Kalimat Dos ni rohata
sahat ma tu botean (akan tetap sampai do umbaen nasaut yang ditemui dalam kalimat (c)
kedaratan) dalam umpasa makna leksikalnya adalah
Sahat ma namangolu(hidup yang lama) kesepakatan kita yang membuat keputusan tetapi
Sahat tu pahorasan dohot tu pangabean (akan makna idomatikalnya adalah pembicaraan yang
sampai kepada kesejahteraan. baik mendapatkan hasil yang baik juga, Kalimat
a) Tangan botohon ujung ni jari-jari sinur ma pinahan yang ditemui dalam kalimat (c)
b) Tioninna lote dalam umpasa makna leksikalnya menyatakan
c) Bulung ni motung mardua rupa kondisi hewan yang dipelihara tetapi pada makna
d) Sahat ma tubotean Sahat ma namangolu idomatikal adalah berkembang biaklah atau
Kalimat ujung ni jari- jari yang ditemui menyatakan jumlah hewan yang dipelihara.
dalam kalimat (a) dalam umpasa makna c. Umpasa Pasahat Sinamot
leksikalnya adalah ujung jari-jari tangan tetapi 1. Bagot namarhalto ma diladang di panggabean
makna idomatikalnya memiliki makna melakukan (batang aren yang tubing di sawah
hormat tau kehormatan bagi seseorang sebelum kemakmuran)
berbebicara,Kalimat tio ninna lote yang ditemu Horas ma hami na manganhon (selamat kami
dalam kalimat (b) dalam umpasa makna yang memakan)
leksikalnya adalah kejernian bunyi burung punyuh Lam martambah nian sinadongan di hamu na
dilihat dari makna idiomatikalnya perkataan- mangalean (semakin bertambah di teman yang
perkataan yang baik tidak boleh diubah atau memberikan)
diputuskan,Kalimat mardua rupa yang terdapat 2. Turtu ma ninna andur (tiruan suara andur)
pada kalimat (c) dalam umpasa memiliki makna Tio ninna lote (merdu bunyi suara burung
memiliki dua wajah tetapi makna idiomatikalnya punyuh)
adalah jangan menusuk dari belakang dan Akka pasu- pasu mai (semuanya berkat)
mengingat hal yang telah disepakati, Kalimat Unang muba unang mose (jangan berubah
umpasa Sahat ma tubotean Sahat ma namangolu untuk selamanya)
makna leksikalnya adalah sampailah kehidupan 3. Naung sapulu pitu (telah angkah tujuh belas)
tetapi pada makna idomatikalnya adalah hidup Jumadi sapulu ualu (dilanjutkan delapan belas)
keselamatan dan kesejatreraan. Akka pasu- pasu pinasat muna hula- hula
b. Umpasa pingan tuhor nami (semua berkat yang diberikan hula- hula
a) Martapuk bulung(bertangka daun) kami)
Marbona sangkalan(berasal dari talenan) Diampu hami nadi tonga nijabu (yabg ada
Marnata suhut(berbicara tuan rumah) ditengah- tengah rumah)
Marnapuna ungasan(yang pemilik harta) a) Bagot namarhalto ma diladang di panggabean
b) Asing lubuk (lain lubuk) b) Tio ninna lote
Asing dekkena (lain ikannya) c) Akka pasu- pasu pinasat muna hula- hula
Asing huta(lain daerah) name
Asing do pangalahona(lain tingkahnya) Kalimat diladang dipanggabean yang
c) Aek godang, aek laut( air sungai, air laut) ditemui dalam kalimat (a) dalam umpasa makna
Dos ni rohata do umbaen nasaut(kesepakatan leksikalnya adalah panggabean yang menyatakan
kita yang membuat keputusan) marga dalam Suku Batak toba tetapi pada umpasa
d) Tu sanggar ma aporik (tempat burung pipit) ini memiliki makna idomatikal yang dimana
Tu lobang ma satua(dilobang satua) menyatakan kemakmuran, dilihat dari makna
Sinur ma pinahan(bertambah banyaklah hewan idomatikal, Kalimat tio ninna lote yang ditemu
yang dipelihara) dalam kalimat (b) dalam umpasa makna
Jala gabe ma niula(dan berkat tanaman yang leksikalnya adalah kejernian bunyi burung punyuh
dikerjakan) dilihat dari makna idiomatikalnya perkataan-
a) Marbona sangkalan perkataan yang baik tidak boleh diubah atau
b) Asing do pangalahona diputuskan, Kalimat akka pasu- pasu nadipasahat
c) Dos ni rohata do umbaen nasaut hamu hula- hula yang ditemu dalam kalimat (c)
d) Sinur ma pinahan dalam umpasa makna leksikalnya berkat yang

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 703
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.4 Edisi Nopember 2020
diberikan hanya Tuhan yang memberikan tetapi hupasahat hami unang sai mangurangi pasu-
pada makna idomatikal dalam kalimat ini memiliki pasu hamu tuhami yang memiliki makna
makna berkat yang diberikan oleh Tulang. idomatikal yaitu Raja yang memberikan berkat
tetapi makna leksikalnya hanya Tuhanlah yang
4. KESIMPULAN DAN SARAN memberikan berkat.Dalam acara marhata
Kesimpulan sinamot pada budaya Batak toba memiliki
Dari uraian diatas penulis menyimpulkan makna idomatikal. Dimana makna idomatikal
bahwa Marhata Sinamot pada Budaya Batak toba adalah makna yang bertentangan dengan makna
dalam Kajian Semantik.Marhata sinamot sebenarnya atau dikatakan makna yang
dilaksanakan dengan tujuan sebagai untuk melamar memiliki maknanya tersendiri. Dalam marhata
perempuan untuk masuk kedalam keluarga sinamot terdapat umpasa yang memiliki makna
perempuan dan membahas tentang berapa biaya doa dalam sebuah acara yang dilaksanakan
yang disepekati pihak perempuan yang telah dalam umpasa ini adalah berupa pantun yang
direncanakan atas pelamaran puteri dimana memiliki makna idomatikal atau makna
mereka.Marhata sinamot pada Budaya Batak toba kias yang memiliki makna yang berbeda dengan
selalu dilaksanakan di rumah laki- laki dan makna sebenarnya atau makna leksikalnya.
diikutkan dengan pasahat sinamot yaitu Setiap acara dalam pasahat sinamot yang
memberikan mahar yang telah direncanakan di terdapat pada marhata sinamot yaitu marhata
marhata sinamot, dalam pasahat sinamot ada jambar, pingan tuhor, pasahat sinamot
kegiatan yang dilangsungkan secara bersamaan memiliki pembicaraan didalamnya yang
yaitu pasahat jambar, pingan tuhor, pasahat dibawahkan oleh Parhata adat Budaya Batak
sinamot dan didalam acara ini selalu diungkapkan toba yang didalam pembicaannya terdapat
umpasa yang dipercayai sebagai doa yang makna leksikal idomatikal misalnya
dipanjatkan setiap acara yang dilangsungkan. 1. Pada umpasa dalam marhata jambar yaitu
Marhata jambar adalah membagikan danging tangan botohon ujung ni jari- jaridimana
yang telah direbus kepada pihak yang berhak memiliki makna idomatikal memberikan
menerimanya, pingan tuhor adalah piring yang hormat sebelum bicara sedangkan pada makna
akan digunakan dalam pasahat sinamot yang leksikalnya adalah tagan memiliki jari –jari.
berisikan atas beras, daun sirih, uang, pasahat 2. Pada umpasa dalam pingan tuhor yaitu asing
sinamot adalah menyerahkan mahar perempuan do huta asing do pangalahonamemiliki makna
dan semua acara akan di sampaikan oleh parhata idomatikal memiliki tradisi yang berbeda tetapi
adat. pada makna leksikalnya menyatakan berlainan
Dalam acara marhata sinamot dalam sifat atau perilaku.
pasahat sinamot yaitu pingan tuhor, marhata 3. Pada umpasa dalam pasahat sinamot yaitu
jambar, pasahat sinamot serta umpasa memiliki bagot namarhalto diladang ni panggabean
makna semantik dalam bidang leksikal idomatikal pada makna ini memiliki makna idomatikal
yang memiliki makna yang berbeda dan memiliki ladang kemakmuran tetapi pada makna
makna tersendiri dari makna sebenarnya yaitu leksikalnya menyatakan marga dalam suku
sebagai berikut: Batak toba.
1. Pada ungkapan dalam marhata jambar yang Berdasarkan penjelasan di atas
terdapat marhata sinamot saat pasahat sinamot makna data disimpulkan bahwa marhata sinamot
memiliki makna semantik dalam bidang dalam pasahat sinamot yaitu marhata jambar,
leksikal idomatikal misalnya, molo dihamu pingan tuhor, pasahat sinamot serta umpasa yang
dongan saboltok nami Tapubolon sian soit terdapat dalam pasahat sinamot mempunyai makna
hupasahat hami. Dimana makna idomatikalnya semantik idomatikal yang memiliki makna yang
adalah dongan saboltok yaitu teman satu marga bertentangan dengan makna sebenarnya.
tetapi makna leksikalnya adalah satu ibu. Saran
2. Pada ungkapan dalam pingan tuhor yang 1. Untuk peneliti lain yaitu berdasarkan dari
terdapat pada marhata sinamot saat pasahat pengalaman penulis dan kesalahan yang
sinamot memiliki makna semantik dalam mungkin masih terdapat pada hasil penelitian
bidang leksikal idomatikal misalnya, dipasahat makapenulis sangat berharap agar peneliti
hamu na tuhami pinggan mulak hata anggiat berikutnya menggunakan media pengumpulan
tuari namahiut marhite ulan on di patuat data yang lebih baik lagi dan memperbaiki cara
Tuhan. Dimana makna idomatikalnya memiliki pengumpulan data agar menghasilkan data yang
makna pingan tuhor tetapi makna leksikalnya lebih baik lagi dan dapat dilihat dan
adalah piring kembali. dikembangkan lagi bagaimana acara Marhata
3. Pada ungkapan dalam pasahat sinamot yang sinamot yang sebenarnya.
terdapat pada marhata sinamot saat pasahat 2. Untuk masyarakat yaitu khususnya kepada
sinamot memiliki makna semantik dalam muda- mudi Batak toba yang akan menjadi
bidang leksikal idomatikal misalnya, Raja nami penerus Budaya Batak toba agar terus

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 704
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.4 Edisi Nopember 2020
menjalankan nasihat yang diberikan dalam Pardosi, 2008. Fakultas Sastra Universitas Utara,
profesi Marhata sinamot yang dapat Jurnal Makna Simbolik Umpasa,Sinamot,
mengajarkan bahwa supaya Budaya Batak toba dan Ulos pada Adat Pekawinan Batak Toba.
tidak hilang dang terus berkembang dalam .Volume IV no 2;101:108.
kehidupan kita dan pengajaran Dalam
kehidupan kita bahwa Budaya sangat berharga
khususnyadalam Marhata sinamot.

5. DAFTAR PUSTAKA
Aprilla, 2016. Hubungan Masyarakat: Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Riau. Budaya dalam Upacara Adat jurnal
makna simbolik.
Pernikahan Masyarakat Batak Toba di Pekanbaru.
Volume III no 2;1- 15.
Bungin, 2005. Metode penelitian Kualitatif.
Premedia Grub.
______,2007.Penelitian Kualitatif. Jakarta:
PT.Adittya adbreian
Chaer, abdul, 2009. Semantik Bahasa Indonesia.
Jakarta:PT.Renek Djajasudarma makna. PT.
Gramedia
Hutasoit,Thomson.2011.Kelurahan Budaya Batak-
toba. Medan: Forkala
Ibrahim, 2018. Metodologi penelitian Kualitatif.
Bandung: CV.Alfabeta
Nazir, 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia
Indonesia
Rangkuti,2016. Metode Penelitian Pendidikan.
Citapustaka Media
Situmorang,H.Billy.1977.Ruhut-ruhut ni halak
Batak Toba . Medan: Firma Apul
Sihombing,J.1980.BonaPasogit.P.Siantar:Pere
Offset sekawan
Setiadi,M.Elly, Kama Abdul Hakim,danRidwan
Efendi.2006. Ilmu Sosial & Budaya Bahasa.
Jakarta:PT.Fajar Interpratama Mandiri
Satori. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta
Sihombing, 1989.Jambar Hata Dongan Tu ulaon
Adat. CV. Tulus Jaya
Situmeang, 2007.Dalihan Na Tolu Sistem Sosial
Kemasyarakatan Batak Toba. Jakarta: Dian
Utama Jakarta
Setiadi, 2006. Ilmu sosial dan Budata dasar.
Pramedia Grub.
Tarigan, 2008. Pengajaran Pragmatik. Bandung:
Angkasa
Tius, 2018.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau. Jurnal Makna dan Fungsi
Tradisi Sinamot Dalam Pernikahan Batak
Toba di Kecamatan Mandau.Volume V:1-
14.
Putri, 2016. Prodi ILmu Komunikasi,Fakultas
Komunikasi dan BisnisUniversitas
Telkom.Jurnal Pola Komunikasi Propesi
Marhata Sinamot Dalam Membentuk
Identitas Budaya Batak Toba di Bandung.
Volume XV no 3: 347-356.

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 705

Anda mungkin juga menyukai