Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS MAKNA KONOTATIF DAN DENOTATIF PADA UMPASA DAL ADAT

DALAM PERNIKAHAN BATAK TOBA

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah alat utama yang di gunakan manusia agar dapat berkomunikasi dengan
baik. Sebagai alat komunikasi verbal bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat ar-
birter. Ilmu yang mempelajari bahasa yaitu Linguistik. Salah satu cabang ilmu linguistik adalah
semantik. Semantik adalah salah satu kajian dari ilmu linguistik yang tak dapat dipisahkan.
Abdul Chaer(2009:2) mengatakan semantik merupakan istilah yang digunakan dalam bidang
linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang
ditandainya.

Menurut Ulman (dalam Mansoer Pateda, 2001:82) mengemukakan bahwa makna adalah
hubungan antara makna dengan pengertian. Alasan apapun yang dikatakan, kenyataannya setiap
kata yang diucapkan manusia memiliki makna atau mengakibatkan munculnya makna. Didalam
penelitian ini penulis akan memfokuskan analisis pada makna konotatif dan denotatif yang
merupakan salah satu jenis makna dalam semantik.

Batak Toba merupakan salah satu sub suku etnis dari masyarakat Batak. Batak Toba
dikenal dengan adat istiadat serta penyebaran suku Batak Toba di seluruh Indonesia. Penyebaran
suku Batak Toba di seluruh Indonesia tidak menghilangkan kebudayaan yang telah tercipta sejak
dulu. Kebudayaan terbentuk karna adanya masyarakat sebagai tempat bertumbuhnya suatu
kebudayaan. Suku batak toba merupakan salah satu etnis yang memiliki tradisi yang cukup unik
dan sudah turun temurun. Tradisi adalah pesan atau kesaksian yang disampaikan secara turun-
temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Penyampaian tradisi ini dapat dilakukan
dengan tradisi lisan dan adat istiadat.

Masyarakat Batak Toba memiliki tradisi yang kaya budaya dan bahasa daerahnya.
Dimana tradisi budaya Batak Toba dapat ditemui sampai sekarang ini dan sebagai salah satu
bukti warisan, yaitu umpasa. Umpasa merupakan tradisi lisan sekaligus sastra lisan Batak Toba
yang digunakan setiap upacara-upacara tertentu, seperti umpasa Martutuaek atau Tardidi
(pembaptisan), umpasa Manghatindangkon Haporseaon (naik sidi), umpasa Marmasuk Jabu
(memasuki rumah baru), umpasa Na Monding (kematian), dan umpasa Upacara Adat
Pernikahan. Alasan penulis memilih umpasa sebagai objek kajian dalam penelitian ini karena
umpasa merupkan salah satu karya sastra dari suku Batak Toba yang memiliki pesan, nilai,
makna, serta cirri kebahasaan yang unik. selain itu penulis juga ingin melestarikan trasisi dari
suku Batak Toba yang merupakan salah satu kekayaan dari Indonesia. maka dari itu penulis akan
memfokuskan penelitian pada makana konotatif dan denotatif pada umpasa dalam upacara
perkawianan Batak Toba.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian yang disampaikan pada latar belakang penelitian diatas,maka dapat
diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :

1. Banyak masyarakat Batak Toba khususnya di kalangan yang kurag memahami makna
umapasa yang biasanya selalu dituturkan dalam acara adat Batak Toba.

2. Banyaknya masyarakat khususnya generasi muda yang tidak mengenali umpasa yang
merupakan salah satu karya sastra yang digunakan pada zaman dulu oleh suku Batak Toba.

1.3 Batasan Masalah

Batasan suatu masalah dalam sebuah tulisan sangat diperlukan untuk menghindari adanya
penyimpangan pokok masalah agar penelitian tersebut lebih terarah sehingga tujuan penelitian
akan tercapai. Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pada penelitian ini penulis mengambil subjek yaitu makna konotatif dan denotatif. Dan
objeknya yaitu umpasa.

2. Untuk sampel analisis ini penulis hanya akan berfokus pada umpasa yamng digunakan dalam
upacara perkawinan Batak Toba.

1.4 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebulumnya penulis merumusan masalah
pada penulisan ini yaitu sebagai berikut:

1. Apa saja umpasa yang digunakan dalam upacara pernikahan Batak Toba?
2. Apa makna konotasi dan denotasi pada umpasa yang digunakan dalam upacara pernikahan?

1.5 Tujuan Penelitian

Agar tujuan penelitian dapat jelas dan terarah memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui umpasa apa yang digunakan dalam upacara pernikahan Batak Toba.

2. Untuk mengetahui makna konotasi dan denotasi pada umpasa yang digunakan dalam upacara
pernikahan.
BAB 2. KAJIAN TEORI

a. Analisis

Analisis merupakan ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa . Analisis juga dapat
dikatakan sebagai serangkaian kegiatan seperti ; memahami, menguirai, memilah, membedakan,
sesuatu dan kemudian di kelompokkan kembali menurut kriteria tertentu, dan kemudian dicari
kaitannya lalu ditafsirkan maknanya (Tamia, dkk 2020).

b. Makna Konotatif dan Denotatif

Menurut Keraf (1994:29) makna konotatif adalah suatu jenis makna dimana stimulus dan
respons mengandung nilai-nilai emosional. Konotasi atau makna konotatif disebut juga makna
konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif. Makna konotatif sebagian terjadi karena
pembicara ingin menimbulkan perasaan setuju atau tidak setuju, senang atau tidak senang, dan
sebagainya pada pihak pendengar, dipihak lain kata yang dipilih itu memperlihatkan bahwa
pembicaranya juga memendam perasaan yang sama.

Aminuddin (2001:88) berpendapat makna konotatif adalah makna kata yang telah mengalami
penambahan terhadap makna dasarnya. Makna konotatif disebut juga dengan makna tambahan.
Makna konotatif muncul sebagai akibat asosiasi perasaan pemakai bahasa terhadap kata yang
didengar atau dibaca.

Makna denotatif merupakan makna asli, makna yang dimiliki oleh sebuah leksem. Makna ini
hampir sama dengan makna leksikal. Makna denotasi adalah makna yang sesuai dengan mak-na
aslinya, tanpa ada pergeseran makna ataupun perubahan makna (Wridah, 2008 : 294).

C. Umpasa Dalam Acara Pernikahan Batak Toba

Umpasa adalah pantun Batak Toba, bagian sastra lisan yang masih hidup dan berperan
dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Batak Toba. Umpasa dipercaya sebagai ungkapan
atau permohonan kepada Tuhan pada saat upacara adat berlangsung. Sebagai ungkapan
masyarakat tradisional, umpasa dapat dikelompokkan ke dalam genre folkor lisan yang terikat
pada berbagai aturan yang ditetapkan, misalnya larik, pilihan kata, rima, dan irama (Danandjaja,
1984:46).
Isinya mencerminkan alam pikiran, pandangan hidup, serta ekspresi rasa keindahan yang
melatarbelakangi sistem nilai budaya masyarakat pemiliknya. Penggunaan umpasa dilakukan
ketika upacara adat Batak Toba berlangsung. Umpasa hanya disampaikan oleh para tetua atau
kerabat dekat yang fasih dan berirama sambil menunjukkan kebolehannya sebagai simbol bahwa
para tetua atau kerabat tersebut mengerti dan memahami upacara adat dengan baik.

Para tetua masyarakat Batak Toba, sering menuturkan bahwa kandungan umpasa merupakan
cerminan keinginan atau cita-cita yang mendasari kehidupan, berupa hagabeon (kebahagiaan),
hamoraon (kekayaan), hasangapon (dihormati), dan saur matua (panjang umur dan sejahtera).
Umpasa sangat berperan sebagai alat pengungkap alam pikiran, sikap dan nila-nilai budaya.
Sebagai alat pengungkap alam pikiran, sikap, dan nilai-nilai budaya, terlihat bahwa umpasa
mengandung: falsafah hidup, hukum dan peraturan, adat-istiadat, tata krama hubungan
antarindividu, ajaran umum dan nasihat, dan pernyataan berkat dan pengharapan (Simbolon dkk,
1986:2). Sehingga umpasa identik dengan adat dan wajib diteruskan dari generasi ke generasi
berikutnya. Untuk mewariskan tradisi umpasa kepada generasi berikutnya, para tetua
menuturkannya dalam berbagai kegiatan adat, salah satunya upacara pernikahan adat.

Pernikahan adalah peristiwa yang teramat penting dalam kehidupan seseorang. Di


katakan demikian karena pernikahan adalah awal kehidupan baru. Pada kesempatan itu biasanya
para tetua atau kerabat terdekat membekali pengantin baru petuah, nasihat, serta adat-istiadat
yang perlu dijalankan dalam kehidupan bermasyarakat Batak Toba. Bagi masyarakat Batak
Toba, harapan dan cita-cita itu dianggap lebih berhikmah dan manjur apabila disampaikan
melalui umpasa. Sebab, umpasa sebagai media komunikasi dan permohonan kepada Tuhan. Hal
ini terjadi, karena masyarakat Batak Toba menyakini umpasa yang dituturkan berisi tentang
kebaikan, seperti doa restu, nasihat, dan permohonan kepada Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai