Vol. 3, No.2, Sep. 2018 Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Embang Logita
E-mail : embanglogita@rocketmail.com
Penelitian ini dilandasi oleh pemikiran bahwa paribahasa Sunda merupakan warisan
budaya pemilikmya yaitu masyarakat Sunda yang syarat akan makna yang terkandung
didalamnya yang harus kita lestarikan dan kita pakai dalam kehidupan sehari-hari.
Paribasa Suda Paribasa Sunda merupakan salah satu warisan budaya nusantara dengan
kata lain paribasa Sunda merupakan salah satu bagian peribahasa yang ada di nusantara.
Paribasa Sunda merupakan bahasa perbandingan yang menjadi perlambang kehidupan
manusia, yang bahasan dan pengucapannya yang tidak boleh diubah-ubah. Paribasa Sunda
merupakan sebuah kalimat. dengan memilik iciri-ciri paribasa sunda antara lain : Paribasa
Sunda mempunyai sifat membandingkan, mengumpamakan; merupakan pembicaraan yang
artinya bukan yang sebenarnya; berupa kalimat yang dapat membawa perasaan kepada yang
orang yang diajak bicara;kalimatnya tidak bisa diubah, dikurangi, ditambah, atau dengan
pengucapannya dengan bahasa halus.
Didalam paribasa Sunda dilihat dari maksud dan tujuannya dapat digolongkan
menjadi tiga bagian:Paribasa wawaran luang,isinya mengungkapkan pengalaman yang
suadah biasa dalam masyarakat, serta merupakan bahan perbandingan untuk tingkah laku
kita; paribasa pangjurung laku hade, dimana paribasa ini isinya mengungkapkan untuk
melakukan perilaku-perilaku yang baik yang harus dilakukan oleh kita; paribasa panyaram
lampah salah dimana isinya mengungkapkan supaya setiap orang jangan melaksanakan
kelakuan-kelakuan yang tidak baik.
Paribasa pangjurung laku hade merupakan salah satu paribasa yang didalamnya
mempunyai makna-makna dan fungsi tersendiri dalm kehidupan sehari hari
Kata Kunci: Paribasa Sunda (Pangjurung Laku Hadé), Makna Dan Fungsi.
menambah informasi seputar objek 10. Bobot pangayon timbang taraju (Berat
penelitian. gantungan, timbangan tangga).
11. Lain palid ku cikiih lain datang ku
Tahap Pelaksanaan cileuncang (Bukan hanyut karena air
Tahap pelaksanaan peneliti kencing, bukan datang karena aliran air
memperoleh data tertulis dari buku paribasa hujan).
sunda dan data lisan dari narasumber utama. 12. Kudu nepi memeh indit (Harus tiba
Pemerolehan data lisan dilakukan dengan sebelum pergi).
perekaman. Setelah data tersebut diperoleh, 13. Taraje nangeuh dulang tinande (Tangga
maka dilakukan transkripsi data. Setelah menyandar, dulang terbuka).
transkripsi dilakukan, maka tahap 14. Ulah pagiri-giri calik, pagirang- girang
selanjutnya adalah analisis. Adapun langkah- tampian (Jangan terpisah-pisah duduk,
langkah analisisnya sebagai berikut: jangan berjauh-jauhan tempat mandi).
1) Membaca dan menerjemaahkan teks 15. Ulah ngukur baju sasereg awak (Jangan
paribasa Sunda (pangjurung laku hadé). mengukur baju sesempit badan).
2) Menganalisis makna teks. 16. Ulah nyaliksik ku buuk leutik (Jangan
3) Menganalisis fungsi teks. menelisik dengan rambut kecil).
4) Menyimpulkan hasil analisis . 17. Ulah keok memeh dipacok (Jangan kalah
sebelum di patuk).
PEMBAHASAN 18. Kudu bisa kabulu kabale (Harus bisa
Data kesana-kemari).
Paribasa Sunda (pangjurung laku hadé) 19. Mun teu ngopek moal nyapek, mun teu
1. Ngeduk cikur kedah mihatur nyokel jahe ngakal moal ngakeul, mun teu ngarah
kedah micarek (Mengambil kencur harus moal ngarih (Kalau tidak kreatif tidak
bilang-bilang, mencungkil jahe harus akan mengunyah,kalau tidak berpikir
memberitahu). tidak akan makan, kalau tidak usaha
2. Sacangreud pageuh sagolek pangkek tidak akan masak).
(Mengikat kuat, mengikat menjadi satu 20. Cai karacak ninggang batu laun laun
kesatuan). jadi dekok (Air jatuh menimpa air lama-
3. Ulah lunca linci luncat mulang udar tina lama menjadi lubang).
tali gadang, omat ulah lali tina 21. Neangan luang tipapada urang (Mencari
purwadaksina (Jangan loncat sana sini, solusi dari sesama).
lepas tali rumah, awas, jangan lupa asal 22. Nu lain kudu dilainkeun nu enya kudu
kita). dienyakeun (Yang salah harus
4. Nyaur kudu diukur nyabda kudu di disalahkan, yang benar harus
unggang (Bicara harus diukur, bicara dibenarkan).
harus diteliti). 23. Kudu paheuyeuk- heuyeuk leungeun
5. Kudu hade gogog hade tagog (Harus paantay-antay tangan (Harus saling
baik bahasa, baik penampilan). berpegangan tangan, mengantri tangan).
6. Kudu silih asih, silih asah jeung silih 24. Ulah taluk pedah jauh tong hoream
asuh (Harus saling sayang, saling pedah anggang jauh kudu dijugjug
bertukar pikiran, saling membimbing). anggang kudu diteang (Jangan menyerah
7. Pondok jodo panjang baraya (Pendek karena jauh, jangan malas karena jauh,
jodoh, panjang persaudaraan). jauh harus di datangi, jauh harus di cari).
8. Ulah ngaliarkeun taleus ateul (Jangan 25. Ka cai jadi saleuwi kadarat jadi salogak
memperbanyak talas gatal). (Ke air jadi ke sungai, ke darat jadi
9. Bengkung ngariung bongok ngaronyok selubang).
(Bengkok berkumpul, bengkok 26. Melak cabe jadi cabe melak bonteng jadi
berkumpul). bonteng, melak hade jadi hade melak
goreng jadi goreng (Menanam cabe jadi kehidupan sehari-hari dalam masyarakat
cabe, menanam mentimun jadi kita harus selalu memegang etika yang
mentimun, menanam kebaikan jadi ada.
kebaikan menanam keburukan jadi
keburukan). 4. Nyaur kudu diukur nyabda kudu di
27. Manuk hiber ku jangjangna jalma hirup unggang (Bicara harus diukur, bicara
ku akalna (Burung terbang sama harus diteliti).
sayapnya, orang hidup sama akalnya). Makna yang terkandung dalam paribasa
28. Nimu luang tina burang (Menemukan di atas adalah apabila sedang melakukan
solusi dari burang). komunikasi dengan orang lain, maka
29. Omat urang kudu bisa ngaji diri (Awas, kata-kata yang akan kita keluarkan harus
kita harus bisa menilai diri sendiri). ditimbang-timbang terlebih dahulu agar
30. Urang kudu jadi ajug ulah jadi lilin (Kita lawan bicara kita merasa enak dan
harus jadi cempor jangan jadi lilin). nyaman mendengarkan pembicaraan kita.
Analisis Makna Yang Terkandung dalam 5. Kudu hade gogod hade tagog (Harus
Paribasa Sunda (Pangjurung Laku Hadé) baik bahasa, baik penampilan).
Nilai-nilai makna yang terkadung Makna yang terkandung dalam paribasa
dari paribasa- paribasa Sunda (pangjurung di atas adalah dengan adanya penampilan
laku hadé) sehingga menjadi suatu bentuk kita yang baik harus diimbangi juga
kearifan lokal masyarakat sunda yang harus dengan bahasa yang baik pula. Jangan
terus dipahami, dipegang teguh untuk sampai penampilan baik tetapi cara
menjalankan kehidupan sehari-hari. Nilai- berbahasa tidak sesuai dengan kedaan
nilai maknanya yaitu : penampilan yang baik tadi.
1. Ngeduk cikur kedah mihatur nyokel jahe
kedah micarek (Mengambil kencur harus 6. Kudu silih asih, silih asah jeung silih
bilang-bilang, mencungkil jahe harus asuh (Harus saling sayang, saling
memberitahu). bertukar pikiran, saling membimbing)
Makna yang terkandung adalah apabila Makna yang terkandung dalam paribasa
kita akan mengambil sesuatu barang atau di atas adalah kita harus selalu
apapun harus meminta ijin terlebih menyayangi setiap saudara, tetangga,
dahulu kepada yang empunya. masyarakat yang ada disekitar kita, tidak
boleh saling mencela, bermusuhan,
2. Sacangreud pageuh sagolek pangkek menganiaya, dan lain-lain.
(Mengikat kuat, mengikat menjadi satu 7. Pondok jodo panjang baraya (Pendek
kesatuan). jodoh, panjang persaudaraan)
Makna yang terkandung dalam paribasa Makna yang terkandung dalam paribasa
di atas adalah menjadi orang itu harus di atas adalah walaupun kita perempuan
teguh pada pembicaraan awal, tidak atau laki-laki tidak berjodoh tetapi kita
pernah mengingkari janji yang telah harus selalu mempunyai jiwa
dibicarakan. persaudaraan.
3. Ulah lunca linci luncat mulang udar tina 8. Ulah ngaliarkeun taleus ateul (Jangan
tali gadang, omat ulah lali tina memperbanyak talas gatal).
purwadaksina (Jangan loncat sana sini, Makna yang terkandung dalam paribasa
lepas tali rumah, awas, jangan lupa asal di atas adalah sebagai manusia kita tidak
kita). boleh menyebarkan isu-isu yang tidak
Makna yang terkandung dalam paribasa benar, atau memfitnah orang.
di atas adalah dalm menjalankan
9. Bengkung ngariung bongok ngaronyok 15. Ulah ngukur baju sasereg awak (Jangan
(Bengkok berkumpul, bengkok mengukur baju sesempit badan.
berkumpul). Makna yang terkandung dalam paribasa
Makna yang terkandung dalam paribasa di atas adalah janganlah kita menjadi
di atas adalah kita harus selalu bersama- orang kikir untuk diri kita sendiri.
sama dalam persaudaraan dalam suka
dan duka. 16. Ulah nyaliksik ku buuk leutik (Jangan
menelisik dengan rambut kecil).
10. Bobot pangayon timbang taraju (Berat Makna yang terkandung dalam paribasa
gantungan, timbangan tangga). di atas adalah kita tidak boleh
Makna yang terkandung dalam paribasa memperalat yang lemah, orang yang
di atas adalah dalam mengadili tidak punya kekuatan.
kesalahaan seseorang harus adil dan
bijaksana. 17. Ulah keok memeh dipacok (Jangan kalah
sebelum di patuk).
11. Lain palid ku cikiih lain datang ku Makna yang terkandung dalam paribasa
cileuncang (Bukan hanyut karena air di atas adalah kita tidak boleh merasa
kencing, bukan datang karena aliran air tidak bisa dalam melakukan sesuatu
hujan). sebelum dilaksanakan. Kita harus selalu
Makna yang terkandung dalam paribasa maju pantang untuk mundur.
di atas adalah apabila kita akan berangkat
ke suatu tempat harus mempunyai tujuan 18. Kudu bisa kabulu kabala (Harus bisa
yang jelas sebelum menglangkah. kesana-kemari).
12. Kudu nepi memeh indit (Harus tiba Makna yang terkandung dalam paribasa
sebelum pergi). di atas adalah kita harus bisa
Makna yang terkandung dalam paribasa menyesuaikan diri dimanapun kita
di atas adalah sebelum kita melakukan berada.
sesuatu maka harus direncanakan terlebih
dahulu agar tujuan kita tercapai dengan 19. Mun teu ngopek moal nyapek, mun teu
baik dan maksimal. ngakal moal ngakeul, mun teu ngarah
moal ngarih (Kalau tidak kreatif tidak
13. Taraje nangeuh dulang tinande (Tangga akan mengunyah,kalu tidak berpikir tidak
menyandar, dulang terbuka). akan makan, kalau tidak usaha tidak akan
Makna yang terkandung dalam paribasa masak).
di atas adalah setiap tugas yang telah Makna yang terkandung dalam paribasa
diberikan kepada kita maka harus di atas adalah dalam mengarungi
dikerjakan dengan baik dan benar. kehidupan ini kita harus bekerja keras,
karena kalau kita malas bekerja kita tidak
14. Ulah pagiri-giri calik, pagirang- girang akan dapat memenuhi kebutuhan hidup
tampian (Jangan terpisah-pisah duduk, yang kita inginkan.
jangan berjauh-jauhan tempat mandi).
Makna yang terkandung dalam paribasa 20. Cai karacak ninggang batu laun laun
di atas adalah kita dalam menjalankan jadi dekok (Air jatuh menimpa air lama-
tugas yang diberikan harus selalu lama menjadi lubang).
dijalankan bersama-sama. Tidak boleh Makna yang terkandung dalam puisi di
saling menjatuhkan karena ingin berebut atas adalah Apabila kita melakukan
kekuasaan. sesuatu yang kita anggap tidak bisa,
tetapi kita kerjakan dengan tekun maka
akan tercapai keberhasilannya.
21. Neangan luang tipapada urang (Mencari menanam kebaikan jadi kebaikan
solusi dari sesama). menanam keburukan jadi keburukan).
Makna yang terkandung dalam paribasa Makna yang terkandung dalam paribasa
di atas adalah kita harus belajar dari di atas adalah apa yang ditanam itulah
pengalaman orang lain. yang dituai, kalau kita menanam
kebaikan walaupun sekecil apapun akan
22. Nu lain kudu dilainkeun nu enya kudu dibalas dengan kebaikan pula, kalau kita
dienyakeun (Yang salah harus menanam keburukan maka keburukan
disalahkan, yang benar harus pula yg didapat.
dibenarkan).
Makna yang terkandung dalam paribasa 27. Manuk hiber ku jangjangna jalma hirup
di atas adalah kita harus berbicara, ku akalna (Burung terbang sama
bertindak atau melakukan sesuatu dengan sayapnya, orang hidup sama akalnya).
yang sebenar-benarnya, apabila benar Makna yang terkandung dalam paribasa
maka harus menyatakan benar, kalau di atas adalah kita harus menggunakan
salah maka harus nyatakan salah. akal dalam melangkah dan berbuat
23. Kudu paheuyeuk-heuyeuk leungeun sesuatu yang kita inginkan, Yang Maha
paantay-antay tangan (Harus saling Kuasa menciptakan akal ini untuk kita
berpegangan tangan, mengantri tangan). gunakan sebagai mestinya.
Makna yang terkandung dalam paribasa 28. Nimu luang tina burang (Menemukan
di atas adalah kita harus bersatu bersama- solusi dari burang).
sama dalam mengembang tanggung Makna yang terkandung dalam paribasa
jawab yang diberikan. di atas adalah semua kejadian pasti ada
hikmah/ manfaatnya apabila kita bisa
24. Ulah taluk pedah jauh tong hoream menyikapinya dengan cara yang positif.
pedah anggang jauh kudu dijugjug
anggang kudu diteang (Jangan menyerah 29. Omat urang kudu bisa ngaji diri (Awas,
karena jauh, jangan malas karena jauh, kita harus bisa menilai diri sendiri).
jauh harus di datangin, jauh harus di Makna yang terkandung dalam paribasa
cari). di atas adalah kita harus bisa mengkaji
Makna yang terkandung dalam paribasa diri sendiri jangan suka menyalahkan
di atas adalah kita tidak boleh merasa orang lain.
pesimis dalam melakukan pekerjaan
harus maju pantang mundur apapun 30. Urang kudu jadi ajug ulah jadi lilin (Kita
resikonya. harus jadi lampu cempor jangan jadi
lilin).
25. Ka cai jadi saleuwi kadarat jadi salogak Makna yang terkandung dalam paribasa
(Ke air jadi ke sungai, ke darat jadi di atas adalah kita jangan sampai
selubang). terbakar oleh ucapan kita, misalnya kita
Makna yang terkandung dalam paribasa memberikan nasihat yagn baik kepada
di atas adalah apabila dalam orang lain tapi dalam kenyataan sehari-
persahabatan atau dalam perkawinan kita hari kita terbakar oleh nasihat-nasihat
harus saling menghormati, menyayangi, yang kita berikan kepada yang lain
mengisi satu sama lain. tersebut, seperti layaknya lilin yang
memberikan penerangan tapi ikut
26. Melak cabe jadi cabe melak bonteng jadi terbakar habis bersama api yang
bonteng, melak hade jadi hade melak dihasilkan.
goreng jadi goreng (Menanam cabe jadi
cabe, menanam timun jadi timun,
7. Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi 12. Ramlan, M. 2001. Sintaksis Ilmu Bahasa
Penelitian Sastra-Epistimologi, Model, Indonesia. Yogyakarta, CV Karyono
Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta : CAPS 13. Sugiono. 2010. Metode Penelitian
8. Fraenkel, Jack R & Norman E Wallen. Kualitatif . Bandung : Alfabeta
2007. How to Design and Evaluate 14. Tarigan, H.G 1992. Menulis sebagai
Research suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung
9. Keraf Gorys. 1984. Tata Bahasa : Angkasa
Indonesia. Jakarta : Nusa Indah 15. Taufiq Hidayat. Rachmat. dkk. 2010.
10. Rahayu Tamsyah. Budi. dkk.1996. 1000 Peperenian Urang Sunda. Bandung :
Babasan Jeung Paribasa Sunda. Kiblat
Bandung : Pustaka Setia Wellek&warren. 1990 Teori
11. Rahayu Tamsyah. Budi. dkk.1996. Kesusastraan. Jakarta : PT Gramedia.
Kamus Lengkep Sunda-Indonesia,
Indonesia-Sunda, Sunda-Sunda .
Bandung : Pustaka Setia