Anda di halaman 1dari 10

Sabdf, Volume 8, Tsabun 2013:

43-51

NILAI BUDAYA DALAM PERIBAHASA JEPANG

Sri Wahyu Istana Trahutann

Jurusan Bahasa Jepang Fakultas IImu Budaya Universitas Diponegoro

Abstract
Universally every language in the -world has proverbs. Proverb is one of language elements that inclines to
be steady and not experiencing a change both from structure and meaning sides. Proverb is inherited
hereditary. Proverb contains social wisdom of the owner. Not only that, proverb also becomes guidance to do
and has a long lasting endurance. In the other worlds, Japanese proverbs are used to comm unicate every
cultural elements that Japanese has.

Key worths: proverb, wisdom, norms, culture, communication.


1. Pendahuluan 1.1 menuntut orang untuk serba cepat dan tangkas
dalam haiapapun.
LatarBelakang Menurut Cervantes (dalam Danandjaja, 1984:
28) mendefinisikan peribahasa sebagai kalimat
Bahasa Jepang digunakan sebagai alat
pendek yang disarikan dari pengalaman yang
komunikasi baik lisan maupun tulisan oleh
panjang. Kalimat pendek tersebut merupakan
masyarakat Jepang. Bahasa Jepang adalah
kebijakan orang banyak, juga merupakan
bahasa yang unik, jika dilihat dari
cermin kecerdasan seseorang. Sedangkan
penuturnya, tidak ada masyarakat negara
menurut Brunvand (dalam Danandiaja, 1984 :
lain yang menggunakan bahasa Jepang
21), peribahasa merupakan jenis folkiore lisan,
sebagai bahasa nasionalnya. Dapat juga
khususnya jenis ungkapan tradisional.
dikatakan bahwa bangsa Jepang hanya
Adapun ciri-ciri peribahasa adalah berbentuk
memakai satu bahasa sebagai bahasa
kalimat, struktur kalimatnya lengkap,
nasionalnya, yaitu bahasa Jepang. Seperti
mempunyai daya tahan hidup yang relatiflama,
bahasa-bahasa lainnya, bahasa Jepang
berisi norma kebijakan masyarakat
digunakan sebagai alat untuk
pemiliknya, semula diwariskan secara lisan,
mengkomunikasikan unsur-unsur budaya
dananonim.
masyarakat pemakainya. Walaupun dalam
Budaya dapat dipahami sebagai hasil kegiatan
pemakaian sehari-hari banyak sekali
manusia dalam hubungannya dengan
pemakaian kosa kata baru yang merupakan
kehidupan, dengan karya, dengan waktu,
serapan bahasa Inggris, tetapi dalam
dengan alam lingkungan, dsb. Karena
pelaksanaan upacara adat, perayaan (matsuri)
kebudayaan adalah keseluruhan sistem,
tetap menggunakan bahasa Jepang.
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia
Salah satu unsur bahasa yang cenderung
dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan
beku, tidak mengalami perubahan baik dari
mitik diri manusia dengan belajar
segi struktur maupun makna adalah
(Koentjaraningrat, 2009: 144). Hal tersebut
ungkapan atau peribahasa (secara universal
berarti bahwa hampir semua tindakan
dimiliki oleh semua bahasa yang ada di
manusia adalah kebudayaan, karena hanya
dunia). Ungkapan dan peribahasa ini
sedikit tindakan manusia dalam kehidupan
diwariskan secara turun-temurun, meskipun
masyarakat yang tidak pertu dibiasakan
ada juga peribahasa yang makna ekspresinya
dengan belajar, yaitu hanya beberapa tindakan
sudah tidak cocok jika digunakan pada
naluri, tindakan refleks, dan kelakuan
kondisi sekarang. Misalnya pada bahasa Jawa,
membabi buta.
sebagai contoh, ungkapan alon-alon walon
Ungkapan dan peribahasa merupakan
kelakon tentu tidak pas jika digunakan pada
kondisi sekarang yang

NILAI BUDAYA DALAM PERIBAHASA JEPANG 43


Sabda, Volume 8, Tahun 2013: 43-51.
unsur bahasa yang dapat menggambarkan penunggunya, sebenamya dimaksudkan agar orang
budaya suatu masyarakat bahasa pada tidak dengan mudahnya menebang pohon untuk
zamannya atau unsur-unsur budaya yang menjaga keseimbangan alam.
memiliki nilai yang sebagian besar menjadi 3. Sebagai alat atau sarana pendidikan. Misalnya
pedoman atau larangan dalam aktivitas wayang atau ludruk adalah media pendidikan, yang
manusia berbudaya. Dalam peribahasa ini di dalamnya penuh dengan ajaran kebijaksanaan,
terdapat segi nilai-niiai budaya yang dijadikan keteladanan, dsb. Demikian juga di Jepang terdapat
petunjuk untuk bertindak atau menenrukan nou, bunraku, dsb, yang dalam setiap
sikap hidup, anjuran dan larangan dalam pertunjukannya selalu menampilkan cerita
beraktivitas dan sebagaimya. Unsur ini dapat kepahlawanan. dan nilai kehidupan.
berlaku sepanjang masa karena diwariskan, 4. Sebagai alat pemaksa atau pengontrol agar
tetapi adajuga yang tidak dapat berlaku untuk
norma-norma yang berlaku di masyarakat tersebut
masa modem sekarang. Peribahasa yang sudah
seialu dipatuhi anggotanya. Misalnya pada
tidak relevan tersebut nilainya sudah pudar
masyarakat Jawa terdapat ungkapan sapa salah
karena tidak sesuai dengan situasi tertentu, atau
kondisi sekarang. seleh, sapa jujur miijur. Hal ini dijadikan alat
Dari uraian di atas penulis tertarik untuk "pemaksa" agar manusia Jawa selalu jujur, selalu
melihat lebih jauh tentang nilai-niiai budaya membeia kebenaran. Sementara orang Jepang
apa yang terdapat pada peribahasa Jepang, diajarkan untuk selalu "menghargai" dan
karena peribahasa sebagai salah satu folklore memanfaatkan sesuatu semaksimal mungkin melalui
biasanya memuat norma kehidupan. semangat nokorino mononhva fukuga csru, . ada
jaman tempat peribahasa itu hidup dan keberuntungan pada barang atau benda terakhir,
berkembang. Peribahasa merupakan kelompok kata yang tetap
2. KajianTeori 2.1 susunannya dan biasanya mengiaskan suatu maksud
tertentu bahwa peribahasa merupakan kelompok
Peribahasa kata atau kalimatyang tetap susunannya dan
Peribahasa dan ungkapan menurut (Dananjaja, menyatakan suatu maksud tertentu. Ke dalam
2002 : 21) termasuk salah satu jenis tradisi peribahasa lermasukjuga bida!, ungkapan,
lisan yang berbentuk mumi lisan. Selain perumpamaan. Ungkapan atau kalimat-kalimat
ungkapan dan peribahasa yang termasuk pada ringkas dan padat. berisi perbandingan,
kelompok tradisi lisan mumi lisan ini adalah perumpamaan dan nasehat, prinsip hidup, atau
folk speech (bahasa rakyat), teka-teki, pepatah, aturan tingkah laku. Ungkapan dapat dibedakan
pemeo, puisi rakyat, seperti pantun, gurindain dengan peribahasa melalui ciri bahwa gabungan
dan syair. Dalam khasanah sastra Jepang kata dalam ungkapan bermakna tidak sama dengan
terdapat haiku. Juga kelompok prosa rakyat, makna setiap anggotanya (KBBI). Dari segi.
semacam dongeng, legenda, mitos, dll. struktur dapat dipahami bahwa peribahasa
Menurut William M. Bascom, seorang pakar merupakan kalimat, sedangkan ungkapan bei-upa
tradisi lisan Amerika yang dikutip gabungan kata dengan makna dan maksud tertentu
Dhanandjaja, bahwa secara urnum tradisi lisan yang dapat dipahami sebagai isi (informasi).
mempunyai fungsi penting sebagai:
1. Sebagai system proyeksi atau cermin 2.2 Sistem Nilai Budaya
angan-angan kolektif. Misalnya pada orang Sistem nilai budaya merupakan tingkat yang paling
Jawa yang mempunyai kepercayaan suatu saat tinggi dan yang paling abstrak dari
akan datang pemimpinyangadil (ratuadil).
2. Sebagai alat legitimasi pranata-pranata
kebudayaan, misalnya adanya tahayul bahwa
pohon yang besar ada

44 NILAI BUDAYA DALAM PERJBAHASA JEPANG


Sabda, Volume 8, Tahun 2013 : 43-51
adat-istiadat. Hal itu karena nilai budaya merupakan tersebut berbeda-beda, walaupun kemungkinan
konsep mengenai sesuatu yang ada datam alam untuk bervariasi itu terbatas adanya.
pikiran sebagian besar masyarakat yang dianggap
bemilai, berharga, sehingga dapat berfungsi sebagai
suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi 2.3 Sekilas tentang Budaya Jepang
pada kehidupan warga masyarakat tersebut. Menurut antropolog Jepang, Eiichiro Ishida dari
Walaupun nilai budaya dijadikan pedoman hidup. Tokyo University, seperti halnya kebudayaan Eropa
tetapi sebagai sebuah konsep, nilai budaya bersifat yang banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan
sangat umum, luas dan biasanya sulit diterangkan Yunani dan Romawi, kebudayaan Jepang mendapat
secara rasional dan pengaruh besar dari kebudayaan Cina dan
nyata(Koentjaraningrat,edisirevisi 2009:153). Nilai Buddisme. Inti kebudayaan Jepang sudah ada sejak
budaya dalam suatu kebudayaan berada dalam jaman dinasti Yamato dengan diperkenalkannya
daerah emosional dari individu masyarakat budaya kitab suci Sutra dari Buddisme Korea dan anolect
yang bersangkutan. Individu tersebut sejak kecil (catatan dari kerajaan Konghuchu dengan huruf
telah diresapi dengan nilai budaya yang hidup Cina), sekitarabad 4 (Ishida, 1962: 3).
dalam masyarakatnya, sehingga konsep-konsep Jepang telah banyak mengadopsi kebudayaan luar
tersebut berakar padajiwanya. Oleh karena itu seperti banyak menyerap peradaban Cina dari
nilai-nilai budaya dalam sebuah kebudayaan tidak dinasti Tang sejak abad 7. Kebudayaan Eropa
dapat diganti dengan nilai-nilai budaya lain dalam terutama Jerman pada periode Meiji di awal abad
waktu singkat. Pendapat ini menjadi dasar bahwa 20, dan kebudayaan Amerika pada tahun 1944.
peribahasa dan ungkapan dapat dilihat nilai-nilai Tetapi ketahanan kebudayaan Jepang sangat kuat.
budayanya sebagai konsep pedoman hidup Mereka tetap dapat mempertahankan jati diri
masyarakat pemakainya. kebudayaan tradisionalnya. Harumi Befu, seorang
Dalam setiap masyarakat, ada sejumlah nilai guru besar antropologi Universitas Stanford
budaya. Antara satu dengan lainnya saling berkaitan mengatakan, walaupun bangsa Jepang adalah
membentuk sebuah sistem. Sistem tersebut sebagai bangsa "peminjam" tetapi mereka pandai mengolah
pedoman dari konsep-konsep ideal dalam hasil pinjamannya menjadi lebih sempuma. Orang
kebudayaan yang memberi motivasi kuat terhadap Jepang banyak meminjam kebudayaan dari luar
arah kehidupan warga masyarakatnya. tetapi mereka tidak sekedar meniru, melainkan
Menurut C. Kluckhohn yang dikutip mensintesiskan menjadi kebudayaan yang khas
Koentjaraningrat (2009) tiap sistem nilai budaya Jepang. Proses tersebut terus berlangsung hingga
dalam tiap kebudayaan mengandung lima masalah sekarang. Timbul usaha untuk memperbaiki
dasar dalam kehidupan manusia. Kelima masalah kebudayaan pinjaman itu sehingga kebudayaan baru
dasar dalam kehidupan manusia yang menjadi yang dihasilkan lebih sempurna. Karakteristik
landasan bagi kerangka variasi sistem nilai budaya masyarakat Jepang dapat dilihat dari sifat-sifat:
adalah:
1. Masalah hakikat dari hidup manusia 23.1. Kon.scpAg.iiii.1 atau Kepercayaan
2. Masalah hakikat dari karya manusia Orang Jepang tidak menganggap agama sebagai
3. Masalah hakikat dari kedudukan manusia sesuatu yang eksklusif. Ha! ini membuat seorang
dalam ruang waktu Jepang dapat menyembah berbagai dewa dari agama
4. Masalah hakikat dari hubungan manusia atau kepercayaan yang berlainan tanpa perasaan
bertentangan. Misalnya pada pagi hari orang
dengan alam sekitamya tersebut bersembahyang secara Budha, atau
5. Masalah hakikat dari hubungan manusia dengan melakukan sembahyang di otera (kuil Budha), tetapi
sesamanya. sore harinya dia bersembahyang ala Shinto, atau
Cara berbagai kebudayaan di dunia mengonsepsikan
kelima masalah universal

NTLAI BUDAYA DALAM PERIBAHASA JEPANG 45


Sabda, Volume 8, Tahun 2013: 43-51.
pergi kejinja(kuil Shinto). juga membuahkan hasil yang positif. Tahun 1945,
Konsep religi masyarakat Jepang, mengenal banyak saat Jepang kalah perang, kondisi dalam negeri
dewa (kamisoma). Dewa mendiami berbagai tempat, Jepang sangat parah karena efek born atom
seperti di gunung, sungai, pohon besar, laut, sawah, Hiroshima dan Nagasaki. Tetapi orang Jepang yang
atau fenomena alam lainnya. Bahkan dewa juga sadar akan kekurangannya dalam sumber daya alam,
menghuni semua benda buatan manusia (in membangun sumber daya manusia melalui
animate), seperti meja. kursi- cennm dll, Tanaman pendidikan untuk menguasai ilmu pengelahuan dan
dan hinalang Juga dianggap mempunyai Jiwa fstwl) teknologi. yang menjadikan Jepang sekarang ini
atau ruh f'.piriii Makhluk gaih dari jenis hinaiang adalah negara vang mampu menguasai dunia melalui
vang dianggap herbahaya misalnya kusune (rase). teknologin>a
anjing. ular. Dewa-dewa penghuni tadi. :»eperti
2.3.3. Budaya malu
layaknya manusia. juga dikenal dewajahal dan dewa Karakter bangsa Jepang yang terbentuk dari filosofi
baik. dewa penolong. atau dewa pembuat keonaran. hidup hushidu membuatnya memiliki budaya matu
Kepercayaan-kepercayaan tersebut sampai sekarang yang tinggi. Budaya malu ini mempunyai peran yang
masih dianut masyarakat Jepang. Tidak hanya di krusial dalam membentuk karakter manusia yang
pedesaan, tetapi juga masyarakat kota. Sebagai bermartabat. Orang Jepang sangat menjunjung sikap
contoh di toko-toko besar bahkan supermarket ini. Bagi seorang pejabat yang tidak dapat
dengan mudah dapat dijumpai tempat pemujaan bagi menjalankan kewajibannva, pelepasan posisi atau
dewa untuk menjamin kesuksesan dan kelancaran jabatan hampir pasti dilakukan secara sukarela oleh
usaha mereka. yang bersangkutan. Contoh lain adalah ketika Jepang
2.3.2 Pekerja keras dan sangat menghargai kalah perang melawan sekutu pada perang dunia
waktu kedua, banyak tentara Jepang yang lebih memilih
Orang Jepang dikenal memiliki semangat mati dengan melakukan bunuh diri daripada
kedisiplinan yang tinggi. Hal ini terlihat dari cara menanggung malu karena gagal melindungi
mereka menghargai waktu. Transportasi umum atau negerinya dan melihat negaranya dikuasai bangsa
kereta-kereta di Jepang menduduki urutan nomer asing. Pada waktu itu banyak pilot-pilot Jepang
satu di dunia dalam bal ketepatan waktu (bahkan melakukan bunuh diri massal yang sangat heroik
waktu keberangkatan dan kedatangan kereta tidak dengan nienembakkan pesawat-pesawat mereka ke
pemah meleset pada bitungan detiknya). pesawat Sekutu untuk menghambat mereka masuk ke
Perusahaan-perusahaan Jepang juga selalu Jepang. Peristiwa ini yang terkenal dengan nama
menerapkan disiplin waktu yang sangat ketat untuk kamikaze. Bahkan karakter malu ini sudah terbentuk
para pekerjanya, sekalipun perusahaan tersebut ada jauh-jauh hari di masa sebelumnya. Kita mengenal
di luar Jepang. hara-kiri atau seppitku yaitu bunuh diri dengan
Masyarakat Jepang juga dikenal sebagai pekerja memotong perut, hingga isi perut terburai
keras. Mereka mempunyai jam kerja tersibuk di menggunakan pedang (katana) sebagai bentuk
dunia. Orang Jepang juga sangat menghargai tanggung jawab kegagalan dalam menjalankan kewaj
profesinya, sehingga masing-masing dari mereka ibannya sebagai seorang samurai.
sangat bertanggungjawab terhadap pekerjaannya Budaya malu sangat erat melekat pada diri
(profesinya), dan berusaha untuk bersikap masyarakat Jepang. Mereka malu untuk melanggar
profesional terhadap pekerjaan yang dilakoninya, aturan yang sudah disepakati bersama. Di
apapun jenis pekerjaannya. Sering terdengar dari sekolah-sekolah seorang anak yang terlambat datang
seorang laki-laki Jepang yang memuji istrinya beberapa menitpun, akan dikucilkan teman-temannya
dengan mengatakan bahwa istrinya adalah ibu rumah selama sehari. Mereka juga malu untuk membuang
tangga yang profesional. sampah sembarangan, sehingga Jika tidak ada tempat
Kerja keras dan keseriusan orang Jepang sampah di sekitamya, mereka akan

46 NILAT BUDAYA DALAM PERIBAHASA JEPANG


Sabda, Volume 8, Tahun 2013 : 43-51
mengantongi sampah tersebut, sampai menemukan sebagai panutan atau runtunan agar kita raj in
tempat membuang sampah atau bahkan bekerj a dan tidak berpangku tangan.
membawanya pulang ke rumah. 1. Koi no taki nobori 'ikan koi mendaki air terjun'
2.3.4. Sikap go to ng-royon g dan kebersamaan (Perlu perjuangan yang keras untuk berhasil).
Sikap ini dimiliki oleh bangsa Jepangjuga bangsa 2. Kaseguni oitsuku binbov nashi 'tidak ada
kita. Budaya gotong-royong dan kerjasama ini kemiskinanjikaberlombabekerja' (Siapa yang
berakar pada budaya tanam padi (inesaku bunko). menyibukkan diri dengan pekerjaan dia tidak akan
Seseorang yang menggantungkan penghidupannya dilanda kemiskinan).
dengan menggarap sawah tidak akan dapat 3. Kokelsuni hairazunba koji wo ezu 'jika tidak
mengerjakannya secara individu, tetapi akan masuk ke sarang macan tidak mungkin dapat anak
inelakukannya secara berkelompok, bekerjasama macan' (Tidak mungkin mendapat kesuksesan atau
dengan orang lain untuk mendapatkan hasil yang hasil tanpausaha keras).
maksimal. Hal ini yang menjadi akar budaya 4. Jinji wo tsukushite tenmei wo rnatsu "berusaha
gotong-royong. sebatas kemampuan manusia, menunggu takdir'
Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi (Berusahalah semaksimal mungkin sebelum
kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistic menyerahkan pada takdir).
Mereka mengedepankan kerja sama kelompok. 5. Narau yon nareyo 'daripada belajar, lakukan'
Budaya kerjasama ini dapat kita lihat pada (Orang akan berhasil jika mencoba melakukan
perusahaan-perusahaan Jepang yang selalu sesuatu daripada hanya belajar daribuku).
menekankan kerja sama pada masing-masing
6. Asaotdwa san won no toku 'bangun pagi
departemennya, dengan membentuk
kelompok-kelompok kecil (tim) dalam melakukan mendatangkan uang" (Bangun pagi hari kemudian
pekerjaan. Klaim hasil pekerjaan pun biasanya segera bekerj a akan mendapatkankeuntungan).
ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Peribahasa di atas menunjukkan hubungan manusia
Misalnya hasil teknologi berupa robot canggih tidak dengan hidup maupun manusia dengan karya (data
pernah diklaim secara individu. Fenomena ini tidak 5) yang dipedomani atau sebagai panutan. Data 1,
hanya dalam lingkungan kerja, tetapi pada kegiatan ikan koi oleh masyarakat Jepang dianggap sebagai
belajar di universiias pun, mengerjakan tugas mata ikan yang berumur panjang dan penuh vitalitas
kuliah banyak dilakukan secara berkelompok. (genkina sakana). Pada festival untuk anak-anak
Demikian juga kita dapat mellhat kebersamaan (shichi go san), akan dikibarkan bendera berbentuk
orang Jepang dalam menyelenggarakan berbagai ikan koi yang melambangkan permintaan agar
festival (matsuri) yang tidak terhitung jumlahnya anaknya tumbuh besar, sehat, panjang umur dan
sepanjang tahun. Festival-festival tersebut selalu seialu penuh semangat. Jika ikan lain berenang
mendapat dukungan tenaga maupun finansial o!eh mengikuti arus sungai, ikan koi ini sering melawan
warga daerah penyelenggara. arus untuk mencari makan. Dari data 1 terlihat
3. Pembahasan 3.1 Ajaran untuk ajaran bahwa diperlukan kerja keras, perjuangan
seperti ikan koi yang melawan arus sungai untuk
bekerjakeras meraih sesuatu.
Hampir sama dengan data 1, pada data 3 terdapat
Peribahasa di bawah ini merupakan contoh data kata kouketsu (lubang, sarang anak macan). Untuk
peribahasa yang dijadikan pedoman karena mendapatkan anak macan (koji), maka seseorang
dianggap mempunyai nilai yang baik. Peribahasa harus dapat memasuki kouketsu, dan tidak mudah
ini dapat dianggap untuk masuk ke

NILAI BUDAYA DALAM PERIBAHASA JEPANG 47


Sabda. Volume 8, Tahun 2013 : 43-51.
koukefsu. Sedangkan pada data 2 kasegu adalah koubonimo fudeno ayamari. Hal ini
bekerja, menghidupi diri, dan oitsuku makna mengajarkan kita untuk tidak berputus asa jika
harfiahnya adalah berlomba-lomba. menemui kegagalan, karena seseorang yang
Jadi kaseguni outsuku dapat dimaknai bekerja ahlipun (disini contohnya adalah monyet yang
dengan semaksimal mungkin (karena handal memanjat) kadang-kadang harus gagal
berlomba). Data 6, adalah anjuran untuk (jatuh). Pada data 9 dikatakan jika kita jatuh
bangun seawal mungkin (sepagi mungkin), tujuh kali maka harus bangun delapan kali,
kemudian segera bekerja jangan atau pada data 11, satu dua kali gagal, jangan
bermalas-malasan. Bangun pagi biasanya menyerah, berusaha sekali lagi karena ketiga
menjadi hal yang susah bagi kebanyakan orang kalinya pasti berhasil. Data 10, dalam peri
Jepang, Jam kerja maupun jam belajar di bahasa Indonesia dapat disamakan dengan
Jepang kebanyakan di mulai pukul 09.00 sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Ha!
ini bisa diterapkan pada benda (menabung dari
3.2 Ajaran untuk tidak mudah berputus asa dan sedikit) atau pada usaha yang kontinyu,
tetap berusaha berlangsung terus menerus.
Pesan untuk tidak mudah menyerah atau Sikap positif orang Jepang yang dengan mudah
berputus asa dalam melakukan sesuatu. seperti dapat kita amati adalah sikap tidak mudah
terdapat pada data: menyerah. Dalam bahasa Jepang terdapat kata
1. Ishi no ue ni mo san nen 'duduk di atas ganbaru, yang mungkin dapat dipadankan
batupun tiga tahun' (keberhasilan akan dengan kata semangat dalam bahasa Indonesia.
ditempuh dengan penuh kesabaran). Dari ganbaru ini, terdapat kata ganbaria san
2. Saru mo ki kara ochiru 'monyetjugajatuh (orang yang selalu bersemangat), juga terdapat
dari pohon' (orang pintar sekalipun terkadang salam ganbatte kudasai atau gambarimashou
menemui kegagalan). yang digunakan menyemangati seseorang
3. Sichi ten hatsu ki 'jatuh tujuh kali, bangun dalam melakukan suatu aktivitas. Kemudian
delapan kali' (jangan pantang menyerah jika kita perhatikan lagu-lagu pop Jepang
sekalipun gagal berkali-kal i). dewasa inipun dalam liriknya banyak yang
4. Chiri mo tsumoreba yama to nam 'debu mengajarkan sikap ganbaru'mi.
pun kalau menumpuk menjadi gunung' 33 Ajaran menghargai waktu
(sesuatu jika dilakukan secara teratur
akan menghasilkan) $. Sandome no shoujiki Data di bawah ini merupakan contoh
'ketiga kalinya peribahasa yang dipedomani yang
adalah kejujuran' (Jika pertama, kedua mencerminkan hubungan manusia dengan
kali gagal, maka ketiga kalinya pasti waktu.
berhasil). 6. Ama tare ishi wo ugatsu 'hujan 1. Toki wa kane nari 'waktu adalan uang'
rintik- (waktu itu sama dengan uang, gunakan
rintik batu berlubang' (usaha sedikit demi sebaik-baiknya).
sedikit pun jika dilakukan terus menerus 2. Sen zai ichi guu 'seribu pertempuran satu
akan membuahkan hasil). kebetulan' (kesempatan yang datangnya hanya
Data 7 menyebutkan jika kita duduk di batu satu kali)
yang dingin sekalipun, selama tiga tahun 3. Ashita •wa ashitano kaze ga fuku 'besok
dengan sabar kita melakukannya, maka batu akan bertiup angin esok hari' (Jangan banyak
itu pun akan menjadi hangat. Adajuga mengeluh karena tidak tahu apa yang akan
peribahasa yang bermakna sejenis, mateba terjadi besok.)
kairono hiyori ari (Jika menunggu maka akan 4. Rainenno koto wo ieba oniga wcsrau
ada kapal yang lewat). Sedangkan yang 'membicarakan tahun depan setan akan tertawa'
semakna dengan data 8, j uga terdapat pada (tidak ada seorang pun yang tahu apa yang
peribahasa kappano kawa nagore (orang yang terjadi besok).
pintar renangJugahanyut),

48 NILAI BUDAYA DALAM PERIBAHASA JEPANG


Sabda, Volume 8, Tahun 2013: 43-51
5. Sai getsu hito wo matazu "bulan dan tahun kembali seperti semula. Mereka dapat membedakan
tidak nienunggu orang' (waktu berlalu sangat cepat, kapan sebagai teman, dan kapan sebagai mitra kerja,
tidak dapat dihentikan).
Manusia berhubungan dengan waktu dalam atau hubungan atasan dan bawahan. Data 19, berasal
berbudaya (melakukan aktivitas). Hubungan ini dari pengetahuan bahwa tanah yang merekah pun
mencakup wawasan yang luas karena manusia (seperti tanah yang ada di sawah), begitu terkena
harus menyesuaikan diri dengan waktu dalam hujan berkali-kali maka akan menjadi keras. Data
berbagai keadaan dan kegiatan. Gunakan waktu 20, mempunyai makna sama dengan data 18. jika
sebaik-baiknya, jangan hanya mengeluh dalam hubungan suami istri, atau hubungan
menunggu hari esok, karena kita tidak tahu apa pertemanan sering terjadi beda pendapat, janganlah
yang akan terjadi esok hari (data 14 dan 15). Data dianggap sebagai suatu masalah yang besar. Yang
12, menunjukkan peribahasa time is money dari terpenting adalah setelah pertengk-aran itu, saling
dunia Barat. Dari data di atas, dapat disimpulkan memaafkan. Jika hal tersebut terjadi berulang-ulang
bahwa hubungan manusia dengan waktu adalah maka semakin kuat hubungan tersebut. Pada data
inenggunakan waktu sebaik-baiknya. menggunakan 21, j ika kita makan makanan yang sangat panas,
kesempatan yang ada, dan inengerjakan apa setelah makanan tersebut berlalu dari kerongkongan,
maka kita tidak merasakan lagi hal tersebut.
yang dapat dikerjakan sekarang.
Demikian juga jika kita mendapat kesusahan, atau
3.4 Memaafkan tidak pendendam dan
mendapat cobaan, segera lupakan. Berpikirlah ke
berorientasi ke depau
arah depan, apa yang akan kita lakukan setelah
Contoh data peribahasa; adanya cobaan tersebut.
1. Mizu m nagasu 'menghanyutkan ke dalam
air' (mengakhiri semua keburukan yang sudah 3.5 Kebersamaan, tolong-menolong, balas budi
terjadi, meniadakan keburukan yang telah Karakter orang Jepang yang senang berkelompok,
berlalu). mempunyai semangat kebersamaan, dan
2. AmefuSteji katamuru 'hujan turun, tanah tolong-menolong terlihat dari data:
mengeras' (pertengkaran-pertengkaran kecil 1. Sodefuriai mo tashou no en 'bersentuhan
akan memperkuat hubungan pertemanan
(hubungan suami istri). lengan pun merupakan takdir' (pertemuan atau
3. Ame no ato wa joutenki "setelah hujan cuaca pergaulan dengan banyak orang sudah diatur oleh
cerah" (pertengkaran kecil akan memperkuat Tuhan sejak manusia itu belum lahir).
hubungan). 2. Warau kadoniwafuht ga aru 'rumah yang penuh
4. Nodo mofo sugireba atsusa wo wasweru jika tertawa di dalamnya ada keberuntungn' (Sebuah
keluarga yang harmonis, menjaga kebersamaan, di
sudah berlalu dari kerongkongan lupa rasa panasnya dalamnya penuh kebahagiaan)
(kepahitan atau penderitaan akan hilang bersama 3. Nasake we hitono tame narazu 'kebaikan itu
dengan waktu). bukan untuk orang lain' (jika kita berbuat baik
Data peribahasa di atas menunjukkan hubungan terhadap orang lain sebenarnya kebaikan itu bukan
antar manusia dengan manusia (data 18, 19 dan 20), untuk orang tersebut, tetapi kelak kita yang akan
manusia dengan waktu (data 21). Dari data 18, dapat
terlihat sifat orang Jepang yang tidak pendendam. mendapat kebaikan).
Dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari sifat ini 4. Inn wa mikka kaeba san fieri on wo waswenu
sangat menonjol. Di lingkungan kerja orang Jepang 'anjing dipelihara tiga hari ia tidak akan lupa
marah, cacian, merupakan hal yang biasa. Tetapi,
begitu mereka keluar dari tempat kerja hubungan membalas tiga tahun' (Berbuat baiklah terhadap
orang-orang tersebut akan orang yang

NILAI BUDAYA DALAM PERIBAHASA JEPANG 49


Sabda, Volume 8, Tahun 2013 : 43-51.
telah berbuat baik padamu, anjing pun tahu 4. Kesimpulan
membalasbudi). Unsur kebahasaan yang disebut peribahasa
Dari peribahasa di atas terlihat ajaran untuk berbuat (termasuk di dalamnya ungkapan) dapat dijadikan
baik terhadap orang lain, membalas budi. Hal ini sebagai parameter untuk mengukur nilai-nilai
menurut penulis karena pengarub ajaran hukkyou budaya yang berlaku bagi
tentang balas budi (on wo kaesii). Kita dapat melihat suatumasyarakatpemakaibahasatersebut.
dalam kehidupan bermasyarakat orang Jepang Dari data penelitian yang teramati dapat diketahui
terdapat kebiasaan mengembalikan separuh dari nilai-nilai peribahasa tersebut ada yang dijadikan
nilai uang atau barang yang diberikan tamu pada sebagai pedoman atau diteladani maupun yang
acara pernikahan maupun kematian. Biasanya orang mempunyai nilai tidak baik (tidak diteiadani supaya
Jepang tidak mau hutang budi. Nilai ajaran tersebut kita tidak berbuat demikian). Juga terdapat
ternyata terdapat pada data 24, dan 25. peribahasa yang maknanya bersifat umum atau
Selain itu juga ada kebiasaan memberikan kado netral, maknanya dapat terjadi pada siapapun. Tetapi
kepada orang-orang yang dianggap telah banyak fokus penelitian ini hanya pada peribahasa yang
membantu, baik itu tetangga, rekan kerja, atau mempunyai nilai baik, yang dianggap sebagai
atasan pada pertengahan bulan Juli atau akhir teladan, panutan bagi masyarakat Jepang untuk
tahun (ochuugen dan oseibou). Kebiasaan unik bertindak atau metakukan sesuatu.
lainnya adalah mengucapkan terima kasih tidak Nilai budaya yang ada pada peribahasa Jepang,
hanya satu kali kepada orang yang telah seperti contoh data yang sudah dibahas di atas,
membantu, atau berjasa kepadanya. Ada mempunyai nilai budaya yang menyangkut
keharusan untuk mengucapkan terima kasih pada hubungan antara manusia dengan waktu. Nilai
saat setelah dibantu, maupun pada waktu bertemu kebaikan yang tercermin dari peribahasa-peribahasa
kembali setelah kejadian tersebut. tersebut adalah ajaran untuk tidak mudah menyerah,
Data 23, memberi pedoman bagaimana hubungan selalu bekerja keras, belajar, hidup dalam
antar anggota keluarga yang ideal di dalam rumah, kebersamaan. dan ajaran membalas budi. Karakter
yaitu kebersamaan dan saling menolong. Dalam dan sikap hidup yang dianut masyarakat Jepang
sebuah perusahaan Jepang, para karyawan diajarkan dewasa ini pun ternyata dapat kita pahami melalui
untuk bekerja dalam tim atau kelompok-kelompok peribahasa-peribahasanya, yang sudah ada sejak
kecil. Mereka akan saling membantu dalam bekerja, ratusan tahun yang lalu, Karakter orang Jepang yang
dan tanggung jawab dari pekerjaan tersebut akan pekerja keras, dan pantang menyerah dapat kita
dipikul bersama. Kesalahan pun akan dipikul telusuri dari banyaknya peribahasa mengenai hal
bersama. Selain itu pada hampir setiap perusahaan tersebut. Sampai sekarang pun kalangan usia 50
Jepang terdapat slogan Kaisha to tomoni yofcu tahun ke atas, masih sering menggunakan
narou (mari berkembang atau maju bersama peribahasa-peribahasa tersebut dalam
perusahaan). Hal ini menunjukkan adanya berkomunikasi sehari-hari, sama halnya dengan kita
kebersamaan antara pihak-pihak yang ada dalam orang muslim mengucapkan salam, basmallah atau
perusahaan tersebut untuk maju dan berkembang hamdallah dalam kehidupan sehari-hari kita.
bersama, selain slogan tersebut juga menunjukkan
loyal itas karyawan terhadap perusahaan tempat dia DattarPustaka
bekerja- Data peribahasa di atas mempunyai nilai
budaya berkaitan dengan hubungan manusia dengan Danandjaja, James. 1997 Folklore Jepang.
manusia, maupun antara manusia dengan karya. Dilihat dari Kacamata Indonesia. Jakarta:
Pustaka Utama Graffiti.

Jepang di Mala Generasi Muda Indonesia.


2009. Jakarta: The Japan Foundation

50 NILAI BUDAYA DALAM PERIBAHASA JEPANG


. Sabda, Volume 8, Tahun 2013: 43-5't

Koentjaraningrat. Edisi Revisi 2009. Pengantar


Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. RinekaCipta.

Keisuke, Nishimoto. 2002. Kotowaza Karuta.


Tokyo: Popura-sha.
Rahardi, R. Kunjana, 2009. Bahasa Prevoir
Budaya. Yogyakarta; Pinus Book Publisher.
Sukatman, Dr. M.Pd. 2009. Butir-butir Tradisi
Lisan Indonesia. Yogyakarta: LaksBang
Pressindo.
Yasuo, Kitahara. 1996. Shounen Shoujou
KotowazaJiten: Tokyo: Shogakukan.

NILAI BUDAYA DALAM PERIBAHASA JEPANG 51

Anda mungkin juga menyukai