Abstrak
Ungkapan tradisional merupakan salah satu kekayaan budaya yang terdapat di Lombok Barat
terancam punah. Hal itu disebabkan oleh berbagai faktor terutama dengan adanya perkembangan
zaman dan pengaruh teknologi. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, perlu dilakukan suatu upaya
agar keberadaan ungkapan tradisional tetap terjaga. Adapun yang menjadi sasaran kaji ungkapan
tradisional ini adalah meliputi bentuk, fungsi dan makna yang terdapat dalam ungkapan tradisional di
daerah Lombok Barat. Teori yang digunakan untuk mengkaji masalah tersebut adalah teori bentuk,
fungsi dan makna yang telah dikemukakan oleh berbagai ahli salah satunya adalah teori
strukturalisme , teori fungsi dan teori semiotik. Adapun jenis penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif yaitu mendeskripsikan bentuk, fungsi dan makna serta langkah-langkah untuk mengemas
ungkapan tradisional sebagai materi pembelajaran muatan lokal di SMP. Pendeskripsian tersebut
dilakukan berdasarkan jumlah ungkapan tradsional (sesenggak) yang terdapat di daerah Sasak pada
umumnya dan di daerah kabupaten Lombok Barat pada khusunya. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka atau studi lapangan, wawancara,
observasi, dan perekaman. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memperluas khasanah ilmu
pengetahuan dalam rangka memperkaya bahan referensi bidang kajian dan menambah referensi bagi
peneliti lain yang relevan dengan penelitian ini.
Abstract
Sorong Serah Ajikrama text is a traditional idiom which is threathened with extinction. This is
caused some factors, one of them because of the influence of globalization era and the high of tech-
nology. To prevent this condition, it needs an effort to preserve its. The aim of this traditional idiom
description consist of form,function and meaning at west Lombok.the structural theory or function
theory and semioyic theory which are released by some experts.The kind of this research is qualita-
tive research. It explines the form, function, meaning and the steps in creating the learning matter in
Junior High School (SMP). The description is done based on the numbers of traditional idiom of so-
rong serah ajikrama text in the whole Lombok Island (Sasaknesh) in general and specifically at
West lombok. The method of this reserach is literature study and field study,interview, observation
and recording. The result of this research will be useful for upgrading and adding the knowledge, as
a reference for the other researchers whose relevance to this research.
Copyright © 2017, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No.1 April 2017, 94
Budaya memiliki berbagai macam wujud, lalui pendidikan formal khususnya untuk
salah satunya adalah folklor. Salah satu siswa SMP.
jenis folklor lisan adalah ungkapan Melalui penelitian ini akan dilakukan
tradisional. Ungkapan tradisional kajian terhadap ungkapan tradisional Sasak
mengandung nilai-nilai baik yang berada di (sesenggak). Kajian ini difokuskan pada
dalam norma agama dan adat istiadat. bentuk, fungsi, dan makna ungkapan tradi-
Warisan budyaa ini harus dijaga dan sional Sasak. Selanjutnya, hasil kajian
dilestarikan agar tidak mengalami tersebut akan dikemas menjadi materi pem-
kepunahan meskipun adanya perkembangan belajaran muatan lokal di SMP melalui
zaman. Perkembangan dan tuntutan zaman pengintegrasian beberapa standar
telah membawa dampak perubahan besar kompetensi dan kompetensi dasar sebagi
bagi khazanah kebudayaan daerah, syarat melaksanakan mulok. Peneliti
khusunya bagi tatanan kehidupan di memilih merelevansi dengan pemebelajaran
masayarakat. Fenomena ini telah mulok di SMP karena pada siswa SMP
mengakibatkan folklor lisan khusunya merupakan masa peralihan dari anak-anak
ungkapan tradisional mengalami pergeseran ke remaja (pubertas). Jadi pada masa
pemaknaan terhadap unsur-unsur tersebut siswa SMP mengalami
kebudayaan. Hal tersebut disebabkan oleh perkembangan fisik dan pola pikir siswa
berbagai faktor, yaitu pemahaman yang sudah maju atau lebih matang
masyarakat tentang ungkapan tradisional sehingga mereka mudah menerima materi
yang minim, tidak ada kesadaran yang disampaikan terutama materi yang
masayarakat setempat untuk mejunjung berkaitan dengan ungkapan tradisional
tinggi budayanya, keengganan masyarakat (sesenggak) pada masyarakat Sasak
untuk mempelajari ungkapan tradisional sebagai materi pembelajaran muatan lokal.
tersebut dan masih banyak faktor lainnya. Berdasarkan latar belakang di atas, ru-
Ungkapan tradisional banyak dijumpai musan masalah yang dapat dikemukakan
pada upacara adat istiadat Sasak. Ungkapan dalam penelitian ini ialah bagaimanakah
tradisional memiliki kekhasan tersendiri, bentuk, fungsi, makna ungkapan tradisional
yaitu (1) bahasanya bersifat kromo atau Sasak di Lombok Barat dan relevansinya
kemuliaan. (2) Menggunakan bahasa terhadap pembelajaran muatan lokal di
Sangsekerta, bahasa Kawi, bahasa Jawa Sekolah Menengah Pertama?
Kuno, bahasa Bali dan bahasa Sasak. (3) Adapun tujuan penelitian ini adalah un-
Bahasanya diungkapkan dengan bahasa tuk mengetahui bentuk, fungsi, makna
tembang. Upaya menjaga kelestarian ke- ungkapan tradisional Sasak di Lombok
budayaan lokal tersebut ditempuh dengan Barat dan relevansinya terhadap pembelaja-
mengenalkannya kepada peserta didik me-
Copyright © 2017, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No.1 April 2017, 95
ran muatan lokal di Sekolah Menengah dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan
Pertama. antar unsur yang ada dalam hal yang ber-
sangkutan. Fungsi dari masing-masing un-
2. KONSEP DAN KERANGKA TEORI sur itu secara bersama-sama akan memben-
Konsep tuk totalitas kemaknaan yang padu
Beberapa konsep yang terkait dalam
(Nurgiyantoro, 2007: 37).
kajian ini adalah 1) Ungkapan
Bentuk atau struktur dapat diartikan juga
Tradisional, bahasa yang disampaikan
sebagai argumen atau pengungkapan
secara lisan atau tertulis dimana tersirat
pikiran. Sebagai sebuah kesatuan unsur-
makna dan dapat dijadikan sebagai falsafah
unsur ungkapan tradisional tergolong ke
dalam hidup bermasyarakat, agar tidak me-
dalam bentuk yang bersifat lisan sehingga
langgar norma yang berlaku. 2) Suku Sasak,
dalam pengungkapan pikiran dan perasaan.
Suku Sasak adalah salah satu suku bangsa
Teori fungsi dipelopori oleh para ahli, di
yang mendiami suatu daerah di pulau
antaranya William R. Bascom, Alan Dun-
Lombok, termasuk wilayah Provinsi Nusa
des, dan Ruth Finnegan untuk mengkaji
Tenggara Barat. Suku Sasak mempunyai
fungsi ungkapan tradisional Sasak di daerah
banyak dialek yang dikembangkan oleh
Lombok Barat. Semiotika adalah ilmu yang
subetnik yang tersebar di wilayah di pulau
mempelajari tentang makna yang ada da-
Lombok. 3) Pembelajaran, proses intraksi
lam sebuah tanda baik yang berupa teks
peserta didik dengan pendidik dan sumber
maupun benda. Kajiannya menekankan pa-
belajar pada suatu lingkungan belajar.
da makna yang terkandung dalam tanda itu.
Makna dalam tanda dibangun oleh hub-
Kerangka Teori
ungan sintagmatik dan hubungan paradig-
Teori strukturalisme merupakan teori
matik. Hubungan sintagmatik adalah hub-
yang menitikberatkan perhatiannya pada
ungan antara tanda dengan tanda. Se-
unsur-unsur pembentuk yang ada dalam
dangkan hubungan paradigmatik adalah
teks itu. Kajian stuktural menekankan pada
hubungan antara tanda dengan dunia yang
korelasi antara unsur-unsur pembentuk se-
ada di luarnya (Badrun 2006: 8). Menurut
buah teks (Badrun, 2006: 4). Pada dasarnya
Saussure, seperti dikutip Nurgiantoro
strukturalisme dapat dipandang sebagai
(2007: 39) tanda sebagai kesatuan dari dua
susunan hubungan dari susunan suatu ben-
bidang yang tidak dapat dipisahkan. Di ma-
da. Dengan demikian kodrat setiap unsur
na ada tanda di sana ada sistem. Artinya,
dalam bagian struktur itu baru mempunyai
sebuah tanda (berwujud kata atau gambar)
makna setelah berada dalam hubungannya
mempunyai dua aspek yang ditangkap oleh
dengan unsur-unsur lain yang terkandung di
indra kita yang disebut dengan signifier,
dalamnya. Analisis struktural dapat dil-
bidang penanda atau bentuk dan aspek
akukan dengan mengidentifikasi, mengkaji
Copyright © 2017, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No.1 April 2017, 96
Copyright © 2017, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No.1 April 2017, 97
Copyright © 2017, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No.1 April 2017, 98
Copyright © 2017, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No.1 April 2017, 99
memahami merupakan modal utama dalam dan terjemahan bebas. Berikut dipaparkan
mengarungi kehidupan berumah tangga. makna yang terdapat dalam ungkapan
Berdasarkan penejelasan di atas dapat wacana sorong serah aji krama baik secara
disimpulkan bahwa fungsi ungkapan yang denotatif maupun konotatif.
terdapat dalam wacana sorong serah aji Data 01
krama adalah untuk memberikan nasihat ‘pratikile wong akrami’
kepada pasangan pengantin yang baru (tata cara berumah tangga)
menikah tentang cara kehidupan berumah
tangga. Jadi, ungkapan yang terdapat dalam Secara denotatif, ungkapan di atas
wacana sorong serah aji krama berfungsi bermakna ada beberapa cara dalam
memberitahukan kepada pasangan mengarungi bahtera rumah tangga, tidak
pengantin yang baru saja menikah tentang sama caranya ketika menjalani hidup
cara berumah tangga dan cara menyikapi sebelum ada pasangan. Makna konotatif
permasalahan yang terjadi dalam rumah yang terdapat dalam ugkapan di atas tidak
tangga. Penyampaian ungkapan ini jauh dengan makna denotatifnya karena
diharapkan dapat menjadi benteng menggunakan diksi yang sangat sederhana
pertahanan dalam menghadapi badai rumah dan mudah dipahami yaitu bahwa dalam
tangga. Ungkapan yang terdapat dalam mengarungi bahtera rumah tangga memiliki
wacana sorong serah aji krama sangat tata cara. Kehidupan berumah tangga
sederhana dan mudah dipahami, namun merupakan kehidupan baru yang ditempuh
memiliki makna yang sangat dalam dan oleh sepasang muda-mudi yang telah
sangat bermanfaat bagi pasangan pengantin menikah. Pasangan pengantin yang baru
yang hendak mengarungi bahtera rumah menikah perlu diberikan nasihat dan tata
tangga. cara dalam mengarungi bahtera rumah
tangga agar tidak tererumus ke dalam hal-
C. Makna Ungkapan Tradisional Sasak hal yang dapat merugikan diri dan
Pada umumnya, ungkapan tradisional pasangannya. Kehidupan rumah tangga
Sasak memiliki dua makna kata, yaitu jelas sangat berbeda dengan kehidupan
makna denotatif dan makna konotatif. ketika pasangan pengantin tersebut belum
Makna denotatif maksudnya aspek makna menikah. Untuk itu, agar tidak terjadi
kata yang sebenarnya. Sedangkan makna sesuatu dalam kehidupan berumah tangga
konotatif, maksudnya aspek makna kata kelak, perlu dibekali dengan pengetahuan
yang didasarkan atas perasaan atau pikiran tentang cara mengarungi kehidupan
yang timbul. Makna kata tersebut adalah berumah tangga.
simbol yang berupa bahasa dari ungkapan Data 02
tradisional dan diterjemahkan secara harfiah ‘duduh warna duduk brana’
Copyright © 2017, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No.1 April 2017, 100
Copyright © 2017, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No.1 April 2017, 101
Copyright © 2017, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No.1 April 2017, 102
budaya lisan kepada siswa didik lebih-lebih kan berbagai kekayaan budaya khususnya
untuk siswa sekolah menengah pertama budaya lisan kepada siswa didik lebih-lebih
(SMP). untuk siswa sekolah menengah pertama
(SMP).
4. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian UCAPAN TERIMA KASIH
pada pembahasan di atas, dapat disimpul- Penulis mengucapkan terima kasih kepa-
kan bahwa ungkapan yang terdapat dalam da mitra bestari atas kritikan dan masukan
wacana sorong serah aji krama di atas yang membangun untuk perbaikan artikel
memiliki bentuk berupa gabungan kata ini.
yang membetuk sebuah makna. Gabungan
kata tersebut terdiri dari tiga sampai empat DAFTAR PUSTAKA
kata. Bentuk kata yang digunakan Antari , Suwandi. 2004. “Kajian Bentuk,
Fungsi, dan Makna Teks Lagu Pop
merupakan kata dasar. Fungsi ungkapan Bali.” (Tesis).Bali : Univeristas Udayana
yang terdapat dalam wacana sorong serah Asri ati, 2004. “Bentuk dan Makna Ungkapan
Tradisional Masyarakat Bima.”(Skripsi).
aji krama adalah untuk memberikan Mataram : Universitas Mataram.
nasihat kepada pasangan pengantin yang Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian.
Jakarta: RinekaCipta.
baru menikah tentang cara kehidupan Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian.
Yogyakarta: PustakaPelajar.
berumah tangga. Makna yang terkandung Badrun, A. 2003. “Patu Mbojo: Struktur,
dalam ungkapan sorong serah aji krama Konteks Pertunjukan, Proses Penciptaan,
dan Fungsi.”(Disertasi). Jakarta: Univer-
lebih mengarah kepada nilai-nilai etika dan sitas Indonesia.
Badara, Aris. 2013. A nalisis W acana. Jakarta:
moral yang harus dilaksanakan dalam Kencana.
kehidupan berumah tangga. Relevansi Bungin, Burhan. 2010. A nalisis Data Penelitian
Kualitatif.Jakarta: PT. Raja Grafindo
ungkapan dalam wacana sorong serah aji Persada.
Chaer, A. 2004. Linguistik Umum . Jakarta : PT
krama terhadap pembelajaran muatan lokal Rieneka Cipta.
di SMP ialah dengan menerapkan strategi Danandjaja, 1994. A Comparative Study of
Japanase and Indonesian Folklore.
cooperative learning (kerja kelompok). Harvard : Southeast Asian.
Langkah-langkah pembelajarannya dibagi Danadjaja, J. 2007. Folklor Indonesia Ilmu
Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta:
menjadi 3 tahap yaitu kegiatan awal, PT Pustaka Utama Grafit.
Djuroto, T & Suprijadi, B.2002. Menulis
kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Setiap ke- Artikel dan Karya Ilmiah. Bandung : PT.
lompok membahas bentuk, fungsi, dan Remaja Rosdakarya.
Dwiloka, B. & Riana. 2005. Teknik Menulis
makna yang terkandung dalam ungkapan Karya Ilmiah. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Erwan Husnan.2012.Ungkapan Tradisional
tradisional Sasak serta membuat nama ke- Masyarakat Sasak.NTB: KRU Prima
lompok berdasarkan nama-nama ke- Guna kerjasama Pusat Studi dan Kajian
Budaya.
budayaan yang ada di sekitar siswa terse- Ginting, Rosita. 2009 “Nilai dan Fungsi
Ndungdugan Karo.”(Tesis). Medan :
but. Hal ini dilakukan untuk memperkenal- Universitas Sumatra Utara.
Copyright © 2017, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No.1 April 2017, 103
Copyright © 2017, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668