Anda di halaman 1dari 14

UNGKAPAN PANTANG LARANG MASYARAKAT MELAYU BELANTIK

Elvina Syahrir

Balai Bahasa Provinsi Riau


Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Jalan Binawidya, Kompleks Universitas Riau, Panam, Pekanbaru 28293
Pos-el: sy_elvina@yahoo.co.id

Abstract

The study aims to describe about abstinence forbids of Belantik Malay community and to
obtain to know meaning and value that contained in the abstinence forbids. The writer
found that there were twenty three abstinence forbids of the Belantik Malay community. By
applying qualitative descriptive method, it is obtained that the abstinence forbids observed
in Belantik Malay contain in terms of the religion, education, custom, and health. In fact,
the abstinence forbids had a magic power that used as a guidance the way of life of
Belantik Malay community. They believe that they will get side effects if they disobey them
individually and in their group.
Keywords: the abstinence forbids, folk belief, Belantik Malay community

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ungkapan pantang larang dalam


masyarakat Melayu Belantik. Selain itu, tulisan ini juga bertujuan untuk mengetahui
makna dan nilai yang terkandung dalam ungkapan pantang larang tersebut. Penulis
menemukan terdapat dua puluh tiga ungkapan pantang larang dalam masyarakat Melayu
Belantik. Melalui metode deskriptif kualitatif tergambar bahwa ungkapan pantang larang
dalam masyarakat Melayu Belantik mengandung nilai agama, pendidikan, adat, dan
kesehatan. Ungkapan pantang larang memiliki “kekuatan (gaib/ajaib)” sebagai penuntun
hidup dan pedoman bagi masyarakat Melayu Belantik. Masyarakat Melayu Belantik
percaya bahwa peristiwa tersebut apabila mereka langgar atau abaikan akan berakibat bagi
kehidupan pribadi atau bahkan masyarakatnya.
Kata kunci: ungkapan pantang larang, kepercayaan rakyat, masyarakat Melayu Belantik

Elvina•Syahrir:•Ungkapan•Pantang•Larang•Masyarakat…•• 237
Indonesia sebagai salah satu negara
Naskah diterima : 11 Maret 2016 yang multikultural merupakan negara
Naskah disetujui : 20 Agustus 2016 yang sangat kaya. Bentuk kekayaan
bangsa Indonesia tidak hanya pada
1. Pendahuluan kekayaan alamnya yang berlimpah ruah,
Bahasa, sebagai alat komunikasi, tetapi juga kaya akan keanekaragaman
digunakan dalam berinteraksi antara suku bangsa (etnis) yang tersebar di
seorang manusia dengan manusia seantero Nusantara. Dengan keberagaman
lainnya. Dengan demikian, bahasa pada suku bangsa (etnis) yang ada di
hakikatnya berfungsi untuk menyampai- Nusantara itu berarti beraneka ragam pula
kan gagasan, pesan, konsep, dan pola kebudayaannya. Keragaman budaya
pikir seseorang kepada orang lain. Hal ini merupakan khazanah bangsa yang sangat
dimaksudkan agar apa yang dimaksud bernilai. Oleh karena itu, melalui
oleh si pembicara (penulis) dapat kebudayaan masing-masing daerah, dapat
dimengerti oleh orang yang dimaksud (si terungkap sikap, norma, dan pandangan
pendengar/pembaca) baik secara lisan masyarakat yang ada di dalamnya.
ataupun tulisan. Dengan kata lain, bahasa Kebudayaan suatu daerah merupakan
lisan dan bahasa tulis mempunyai tujuan cerminan kehidupan masyarakatnya.
yang sama yaitu sebagai alat untuk Sebagai masyarakat yang multikultural,
berhubungan dengan pihak lain dalam secara tidak langsung, dapat memberikan
usaha menyampaikan buah pikiran, pelajaran tentang kehidupan, sikap,
konsep, gagasan, dan perasaan. Dalam norma, dan pandangan masyarakatnya
beberapa hal, bahasa lisan dan bahasa yang dituangkan dalam bentuk karya
tulis berbeda. Sulaiman Saleh sastra kepada orang lain. Salah satu
(1981:52—54) menyatakan bahwa ada bentuk kebudayaan itu tampak pada hasil
tiga perbedaan pokok antara bahasa lisan sastra lisan. Semi (1993:1) menyatakan
dan tulis. Pertama, bahasa lisan bahwa sastra merupakan salah satu
digunakan lebih dahulu dari bahasa tulis. cabang kesenian yang selalu berada
Manusia lebih dahulu berhubungan dalam peradaban manusia semenjak
secara lisan sebelum mereka pandai ribuan tahun yang lalu. Kehadiran sastra
menulis. Kedua, bahasa lisan sangat di tengah peradaban manusia tidak dapat
bergantung kepada lagu bahasa, mimik, ditolak, bahkan kehadiran tersebut
gerak gerik, dan kontak psikologis diterima sebagai salah satu realitas sosial
(hubungan batin) di antara yang berbicara budaya. Sastra dan budaya mempunyai
dan yang mendengar. Bahasa tulis sangat hubungan keterkaitan yang erat.
bergantung kepada tata bahasa, susunan Selanjutnya Jan Haropld Brunvand
kalimat, dan tanda baca. Dalam beberapa dalam Danandjaja (1994:21)
keadaan, lagu bahasa, mimik, gerak mengklasifikasi folklor (tradisi lisan)
gerik, dan kontak psikologis (hubungan berdasarkan tipenya dalam tiga kelompok
batin) lebih unggul dari tata bahasa, besar, yaitu: (1) folklor lisan (verbal
susunan kalimat, dan tanda baca. folklore), (2) folklor sebagian lisan
Perbedaan ketiga ialah bahasa lisan (partly verbal folklore), dan (3) folklor
digunakan secara spontan dan bebas, bukan lisan ( non verbal folklore).
sehingga kurang terkendali dibandingkan (1) Folklor lisan (verbal folklore)
bahasa tulisan. Bahasa lisan banyak merupakan sastra yang bentuknya
dipengaruhi oleh kebiasaan (tradisi) memang murni lisan karena
setempat. Ada baiknya kita mengetahui penyampaiannya secara lisan.
kebiasaan-kebiasaan itu, untuk menghin- Bentuk-bentuk sastra (genre folklore)
dari kesalahpahaman. yang termasuk ke dalam kelompok
ini menurut Jan Haropld Brunvand

238• Madah,•Volume•7,•Nomor•2,•Edisi•Oktober•2016:237—250
dalam Danandjaja (1994: 21) adalah yang tidak diinginkan, baik diri sendiri
sebagai berikut. maupun masyarakat lainnya.
(a) Bahasa rakyat (folk speech) Begitu pula bagi masyarakat Melayu
seperti logat, julukan, pangkat Belantik. Ungkapan pantang larang itu
tradisional, dan titel sesungguhnya merupakan warisan turun
kebangsawanan; temurun dari generasi terdahulu kepada
(b) ungkapan tradisional, seperti generasi penerusnya. Ungkapan pantang
peribahasa, pepatah, dan pameo; larang pada pokoknya/intinya menanam-
(c) pertanyaan tradisional, seperti kan nilai-nilai agama, budaya, dan
teka-teki; norma-norma sosial yang ada dalam
(d) puisi rakyat, seperti pantun, masyarakat kepada generasi penerus
gurindam, dan syair; bangsa.
(e) cerita prosa rakyat, seperti mite, Dalam masyarakat Melayu Riau
legenda, dan dongeng; umumnya sudah lama mengenal
(f) nyanyian rakyat. ungkapan (petatah-petitih). Hal ini dapat
(2) Folklor sebagian lisan (partly verbal kita jumpai dalam pembicaraan sehari-
folklore) adalah folklor yang hari maupun dalam pembicaraan adat.
bentuknya merupakan gabungan Istilah ungkapan yang terdapat dalam
unsur lisan dan unsur bukan lisan. Kamus Umum Bahasa Indonesia
Foklor Indonesia yang termasuk (2008:1529) adalah ‘kelompok kata atau
dalam golongan folklor ini seperti: gabungan kata yang menyatakan makna
(a) kepercayaan rakyat (folk belief) khusus (makna unsur-unsurnya sering
`atau keyakinan rakyat, dan juga kali menjadi kabur)’.
(b) permainan rakyat. Effendi T. (2003:65) menyatakan
(3). Folklor bukan lisan (non verbal bahwa pantang larang pada hakikatnya
folklore) dapat dilihat contohnya dari merupakan segala perbuatan yang
makanan rakyat. ditabukan berdasarkan kepercayaan
Dari tipe-tipe folklor di atas, tradisional yang mereka warisi turun
ungkapan pantang larang termasuk dalam temurun. Oleh karenanya, hal ini boleh
kategori kepercayaan rakyat (folk belief) dikatakan sebagai sesuatu yang dianggap
atau keyakinan rakyat karena dalam sakral. Apabila ada pelanggaran terhadap
ungkapan pantang larang terkandung “pantang larang” dapat menimbulkan
unsur kekuatan gaib atau hal-hal ajaib berbagai sanksi, baik terhadap diri si
yang menurut kepercayaan orang-orang pelakunya maupun terhadap masyarakat-
berpendidikan dianggap sederhana nya. Selanjutnya Effendi T. (1990:37)
bahkan pandir, tidak berdasarkan logika, juga menyatakan bahwa “pantang larang”
sehingga secara ilmiah tidak dapat adalah pantangan dan larangan bagi
dipertanggungjawabkan. Menurut setiap orang untuk melakukan sesuatu
Koentjaraningrat dalam Danandjaja karena dapat menimbulkan hal-hal yang
(1994:154), pada umumnya folklor tidak baik bukan saja terhadap dirinya
diwariskan melalui media tutur kata yang sendiri, tetapi dapat pula merembet ke
dijelaskan dengan syarat-syarat, yang orang lain. Dengan demikian, ungkapan
terdiri atas tanda-tanda (signs) atau pantang larang merupakan kelompok kata
sebab-sebab (causes), dan yang akan atau gabungan kata yang menyatakan
diperkirakan akan ada akibatnya (result). makna khusus sebagai pantangan dan
Sebagai kepercayaan rakyat (folk larangan bersifat sakral bagi setiap orang
belief) atau keyakinan rakyat, ungkapan untuk melakukan sesuatu yang tabu.
pantang larang perlu kiranya dilestarikan. Gaffar (1990:3) menyatakan bahwa
Hal ini dimaksudkan agar selamat, sastra lisan sebagai hasil kesusasteraan
terhindar dari hal-hal buruk atau hal-hal masyarakat yang telah hadir di tengah

Elvina•Syahrir:•Ungkapan•Pantang•Larang•Masyarakat…• 239•
kehidupan masyarakat sejak zaman pemicu dan pendorong semangat
lampau mempunyai ciri-ciri sebagai hidup dari manfaat yang dipetik
berikut. dalam sastra lisan tersebut.
(1) Tersebar secara lisan. d) Fungsi rekreasi, bertujuan
(2) Anonim, yaitu karya sastra itu tidak memberikan rasa nyaman dan
dapat ditentukan pengarangnya. hiburan bagi penikmatnya.
(3) Religiusitas, yaitu karya sastra itu
pada umumnya mengandung nilai Berhubungan dengan kepercayaan
agama dan kepercayaan yang dianut. rakyat (folk belief) atau keyakinan rakyat
(4) Statis, yaitu karya sastra itu sangat itu tadi, Koentjaraningrat dalam
lamban perkembangannya baik dari Danandjaja (1994:154) membaginya
segi isi maupun bentuknya. dalam struktur kepercayaan rakyat (folk
(5) Klise imajinatif, yaitu karya sastra itu belief) atau keyakinan rakyat yang terdiri
selalu meniru karya sebelumnya baik atas dua bagian, yakni sebab dan akibat.
dari segi isi maupun bentuknya. Selain itu, ia juga mengelompokkan
(6) Ceritanya didominasi oleh mite. kepercayaan rakyat (folk belief) atau
keyakinan rakyat ke dalam tiga bagian,
William R. Bascom dalam yakni yang terdiri atas tanda (sign),
Danandjaja (1994:19) membagi fungsi perubahan dari satu keadaan ke keadaan
sastra lisan menjadi empat bagian, yaitu yang lain (conversion), dan akibat
sebagai berikut. (result).
a) Sebagai sistem proyeksi (projective Masalah yang dijadikan pokok
system) yakni sebagai alat bahasan dalam penelitian ini adalah: (1)
pencerminan angan-angan suatu apa saja ungkapan pantang larang dalam
kolektif; masyarakat Melayu Belantik?; (2)
b) sebagai alat pengesahan pranata- bagaimana makna ungkapan pantang
pranata dan lembaga-lembaga larang dalam masyarakat Melayu
kebudayaan; Belantik?; (3) nilai apa saja yang
c) sebagai alat pendidikan anak terkandung pada ungkapan pantang
(pedagogical device); dan larang dalam masyarakat Melayu
d) sebagai alat pemaksa dan pengawas Belantik?
agar norma-norma masyarakat akan Sejalan dengan apa yang menjadi
selalu dipatuhi anggota kolektifnya. pertanyaan dalam masalah penelitian,
maka penelitian ini bertujuan untuk
Sementara itu, Apituley (1991:52) mendeskripsikan ungkapan pantang
menyatakan bahwa fungsi sastra lisan larang dalam masyarakat Melayu
adalah sebagai berikut. Belantik beserta makna dan nilai yang
a) Fungsi mendidik, yakni untuk terkandung di dalamnya. Hasil-hasil yang
membina tingkah laku yang baru dicapai dalam penelitian ini hendaknya
agar tercapai keserasian hidup dapat
bersama; membina kemampuan dan (a) memberikan masukan bagi
perasaan; dan mendidik moral yang masyarakat pada umumnya dan
tinggi seperti jujur, belas kasih, dan generasi muda pada khususnya
suka menolong. tentang ungkapan pantang larang
b) Fungsi menyimpan, bertujuan agar yang biasanya merupakan petuah
generasi muda dapat mengetahui dan dari orang tua-tua zaman dahulu
memahami hikayat hidup dari leluhur (turunan nenek moyang) agar dapat
dan nenek moyangnya. diindahkan;
c) Fungsi motivasi, bertujuan agar (b) memberikan masukan bagi penentu
generasi muda dapat menjadikan kebijakan pembinaan masyarakat

240• Madah,•Volume•7,•Nomor•2,•Edisi•Oktober•2016:237—250•
khususnya melalui kebijakan sebagai peringatan kepada masyarakat
pembinaan bahasa daerah Melayu terhadap ancaman jika mengabaikannya.
Siak; Mengingat wilayah pemakaian
(c) memberikan masukan bagi lembaga bahasa Melayu Siak cukup luas, maka
pemerintah khususnya dalam bidang penelitian ini memilih informan pada satu
kebudayaan sebagai upaya pelestari- daerah yaitu Dusun Belantik. Dusun
Belantik, Desa Langkai, Kecamatan Siak
an kebudayaan tradisional Melayu. terletak ± 2 km dari ibukota Kabupaten
Siak. Alasan pemilihan daerah Dusun
Metode yang diterapkan dalam Belantik adalah disinyalir di daerah itu
penelitian ini adalah metode deskriptif masyarakatnya masih menggunakan
kualitatif. Metode ini bertujuan untuk bahasa Melayu saat berkomunikasi.
mendeskripsikan ungkapan pantang Berdasarkan letak geografisnya,
larang dalam masyarakat Melayu sebelah utara Dusun Belantik bersebe-
Belantik dengan teknik pengumpulan lahan dengan Sungai Pinang (Koto
data yaitu menggunakan teknik Ringin), sebelah timur bersebelahan
dengan Suak Nyonya, sebelah barat
wawancara, teknik rekaman, dan teknik bersebelahan dengan Parit Baru, dan
pencatatan. Teknik wawancara digunakan sebelah selatan bersebelahan dengan
untuk memperoleh data lisan tentang Kwalian yang masyarakatnya lebih
ungkapan pantang larang dalam cenderung menggunakan bahasa Jawa
masyarakat Melayu Belantik. Teknik karena merupakan daerah pemekaran.
rekaman digunakan untuk merekam data
yang diperoleh dari informan. Teknik 2. Hasil dan Pembahasaan
pencatatan digunakan untuk mencatat Analisis ungkapan pantang larang
data yang diperoleh dari sumber tertulis dalam penelitian ini dideskripsikan
seperti buku-buku, naskah, dan Kamus berdasarkan makna tersirat (implisit) dan
Bahasa Melayu Siak-Indonesia yang makna tersurat (eksplisit). Makna tersirat
memuat tentang ungkapan pantang (implisit) adalah makna yang diperoleh
larang. Pada tahap analisis data dari pemaknaan secara mendalam
digunakan metode deskriptif dengan terkandung atau tersembunyi dalam
teknik penjabaran data. Data dianalisis ungkapan pantang larang. Ungkapan
dengan terlebih dahulu memilah pantang larang yang disampaikan oleh
ungkapan pantang larang ditinjau dari masyarakat pengguna tidak hanya
segi nilai agama, pendidikan, adat, dan sekadar menakut-nakuti, tetapi ada
kesehatan. maksud dan tujuan yang ingin
Sumber data dalam penelitian ini disampaikan sebagai hal (perbuatan) yang
mencakup data lisan dan data tertulis. terlarang menurut adat atau kepercayaan.
Data tertulis yang menjadi sasaran Sementara, makna tersurat (eksplisit)
penelitian adalah bahasa Melayu Belantik adalah makna yang terkandung dalam
yang terdapat dalam Kamus Melayu Siak- ungkapan pantang larang yang dimaknai
Indonesia ataupun buku-buku yang oleh masyarakat pengguna sebagai
memuat tentang ungkapan pantang sebuah larangan untuk menakut-nakuti
larang. Data lisan yang menjadi objek (akibat dari larangan) sebagai hal
penelitian ini berasal dari informan (perbuatan) yang terlarang menurut adat
yandiwawancarai menggunakan bahasa atau kepercayaan.
Melayu Belantik. Ungkapan pantang
larang biasanya diutarakan oleh orang tua 2.1 Ungkapan Pantang Larang di
kepada anak-anaknya atau kepada Dusun Belantik
generasi muda dengan maksud untuk Ungkapan pantang larang di Dusun
mendidik. Tentu saja ungkapan pantang Belantik, Kecamatan Siak Sriindrapura,
larang mengandung muatan tertentu

Elvina•Syahrir:•Ungkapan•Pantang•Larang•Masyarakat…• 241
Kabupaten Siak, Provinsi Riau, dapat
dilihat makna tersirat (implisit) dan 3) Pantang kalau masak nasi
makna tersurat (eksplisit) serta ditinggalkan, kalau seandainya ke
strukturnya. Berikut disajikan ungkapan sungai nanti bisa dimakan buaya.
pantang larang dan maknanya.
Kepercayaan rakyat di atas ini
1) Pantang anak gadis mandi malam- memiliki dua struktur, yaitu sebab dan
malam/senja-senja/magrib-magrib, akibat. Yang menjadi sebab adalah
nanti digigit atau dicubit hantu air. pantang kalau masak nasi ditinggalkan
dan yang menjadi akibat adalah kalau
Kepercayaan rakyat di atas ini seandainya ke sungai nanti bisa dimakan
memiliki dua struktur, yaitu sebab dan buaya.
akibat. Yang menjadi sebab adalah Makna tersurat dari ungkapan
pantang anak gadis mandi malam- pantang larang ini adalah ancaman akan
malam/senja-senja/magrib-magrib dan dimakan buaya seandainya ke sungai
yang menjadi akibat adalah nanti digigit karena bila sedang masak nasi suka
atau dicubit hantu air. ditinggalkan. Ungkapan pantang larang
Makna tersurat dari ungkapan ini biasanya disampaikan oleh orang tua
pantang larang ini adalah ancaman digigit kepada anak perempuannya. Makna dari
atau dicubit hantu air bagi anak gadis ungkapan pantang larang ini sebenarnya
yang mandi malam hari. Ungkapan mau menasihati anak perempuan supaya
pantang larang ini biasanya disampaikan jangan meninggalkan kompor waktu
oleh orang tua kepada anak gadisnya. memasak karena tentu saja akan berisiko
Makna dari ungkapan pantang larang ini kebakaran rumah atau hal yang tidak
sebenarnya mau menasihati anak diinginkan seperti masakan jadi hangus.
perempuan (gadis) supaya jangan mandi
malam-malam/senja-senja/magrib-magrib 4) Pantang melangkahi garam, susah
karena tentu saja mengganggu kesehatan buang air kecil.
tubuh.
Kepercayaan rakyat di atas ini
2) Pantang pagi-pagi duduk termenung memiliki dua struktur, yaitu sebab dan
di depan pintu, jauh rezeki. akibat. Yang menjadi sebab adalah
pantang melangkahi garam dan yang
Kepercayaan rakyat di atas ini menjadi akibat adalah susah buang air
memiliki dua struktur, yaitu sebab dan kecil.
akibat. Yang menjadi sebab adalah Makna tersurat dari ungkapan
pantang pagi-pagi duduk termenung di pantang larang ini adalah akan susah
depan pintu dan yang menjadi akibat buang air kecil bila melangkahi garam.
adalah akan jauh rezeki. Ungkapan pantang larang ini biasanya
Makna tersurat dari ungkapan disampaikan orang tua kepada anaknya.
pantang larang ini adalah bila suka Makna dari ungkapan pantang larang ini
termenung akan menjauhkan rezeki. sebenarnya mau menasihati anak tersebut
Ungkapan Pantang larang ini biasanya agar tidak suka melangkahi makanan
disampaikan oleh orang tua kepada karena itu tidak sopan.
anaknya. Makna dari ungkapan pantang
larang ini sebenarnya mau menasihati 5) Pantang menjemur baju di malam
anak tersebut supaya jangan duduk di hari, kena ludah setan.
depan pintu karena tentu saja akan
mengganggu aktivitas orang lain yang Kepercayaan rakyat di atas ini
mau lewat. memiliki dua struktur, yaitu sebab dan

242• Madah,•Volume•7,•Nomor•2,•Edisi•Oktober•2016:237—250•
akibat. Yang menjadi sebab adalah ungkapan pantang larang ini sebenarnya
pantang menjemur baju di malam hari menasihati anaknya untuk membaca di
dan yang menjadi akibat adalah kena tempat yang terang.
ludah setan.
Makna tersurat dari ungkapan 8) Pantang orang hamil duduk di depan
pantang larang ini adalah kena ludah pintu, nanti kalau lahir anaknya
setan bila menjemur baju pada malam melintang atau sunsang.
hari. Ungkapan pantang larang ini
biasanya disampaikan orang tua kepada Kepercayaan rakyat di atas ini
anak perempuannya. Makna dari memiliki dua struktur, yaitu sebab dan
ungkapan pantang larang ini sebenarnya akibat. Yang menjadi sebab adalah
menasihati anak tersebut agar tidak pantang orang hamil duduk di depan
menjemur pakaian di malam hari karena pintu dan yang menjadi akibat adalah
pakaian lembab dapat menyebabkan nanti kalau lahir anaknya melintang atau
bintik-bintik hitam pada pakaian. sunsang.
Makna tersurat dari ungkapan
6) Pantang tidur magrib-magrib, nanti pantang larang ini adalah anak akan lahir
disuruk atau disembunyikan orang melintang atau sunsang bila ibu hamil
bunian. duduk di depan pintu. Ungkapan pantang
larang ini biasanya disampaikan para
Kepercayaan rakyat di atas ini pendahulu (nenek moyang) kepada ibu
memiliki dua struktur, yaitu sebab dan hamil. Makna dari ungkapan pantang
akibat. Yang menjadi sebab adalah larang ini sebenarnya menasihati ibu
pantang tidur magrib-magrib dan yang hamil untuk tidak duduk di depan pintu
menjadi akibat adalah nanti disuruk atau karena akan menghambat aktivitas orang
disembunyikan orang bunian. lain yang mau lewat.
Makna tersurat dari ungkapan
pantang larang ini adalah nanti disuruk 9) Pantang potong kuku malam-malam,
atau disembunyikan orang bunyian bagi nanti pendek umur.
orang yang tidur magrib. Ungkapan
pantang larang ini biasanya disampaikan Kepercayaan rakyat di atas ini
orang tua kepada anaknya. Makna dari memiliki dua struktur, yaitu sebab dan
ungkapan pantang larang ini sebenarnya akibat. Yang menjadi sebab adalah
menasihati anak tersebut agar tidak tidur pantang potong kuku malam-malam dan
magrib-magrib karena tidak baik bagi yang menjadi akibat adalah nanti pendek
kesehatan. umur.
Makna tersurat dari ungkapan
7) Pantang membaca senja-senja hari, pantang larang ini adalah berumur
nanti rabun. pendek bila suka memotong kuku pada
malam hari. Ungkapan pantang larang ini
Kepercayaan rakyat di atas ini biasanya disampaikan orang tua kepada
memiliki dua struktur, yaitu sebab dan anaknya. Makna dari ungkapan pantang
akibat. Yang menjadi sebab adalah larang ini sebenarnya menasihati anak
pantang membaca senja-senja hari dan tersebut untuk tidak memotong kuku di
yang menjadi akibat adalah nanti rabun. malam hari karena bisa salah dan terluka.
Makna tersurat dari ungkapan
pantang larang ini adalah takut rabun bila 10) Pantang bercermin waktu hujan,
membaca pada senja hari. Ungkapan nanti kena tembak petir.
pantang larang ini biasanya disampaikan
orang tua kepada anaknya. Makna dari

Elvina•Syahrir:•Ungkapan•Pantang•Larang•Masyarakat…• 243•
Kepercayaan rakyat di atas ini biasanya disampaikan orang tua-tua
memiliki dua struktur, yaitu sebab dan kepada pengantin. Makna dari ungkapan
akibat. Yang menjadi sebab adalah pantang larang ini sebenarnya
pantang bercermin waktu hujan dan yang menekankan pada mak andam atau juru
menjadi akibat adalah nanti kena tembak rias untuk membuat inai dengan
petir. komposisi yang tepat.
Makna tersurat implisit dari
ungkapan pantang larang ini adalah akan 13) Pantang anak gadis bernyanyi
kena tembak petir orang yang bercermin sambil memasak, dapat suami tua.
saat hujan. Ungkapan pantang larang ini
biasanya disampaikan orang tua kepada Kepercayaan rakyat di atas ini
anaknya. Makna dari ungkapan pantang memiliki dua struktur, yaitu sebab dan
larang ini sebenarnya menasihati anak akibat. Yang menjadi sebab adalah
tersebut untuk tidak bercermin waktu pantang anak gadis bernyanyi sambil
hujan karena cahaya petir itu mencari memasak dan yang menjadi akibat adalah
cahaya dan arus listrik. akan dapat suami tua.
Makna tersurat dari ungkapan
11) Pantang kuku kaki diinai, kalau pantang larang ini adalah akan mendapat
masuk ke hutan nanti dipatuk ular. suami tua bila gadis suka bernyanyi
sambil memasak. Ungkapan pantang
Kepercayaan rakyat di atas ini larang ini biasanya disampaikan orang
memiliki dua struktur, yaitu sebab dan tua untuk menasihati anak perempuan
akibat. Yang menjadi sebab adalah (gadis)nya. Makna dari ungkapan
pantang kuku kaki diinai dan yang pantang larang ini sebenarnya menasihati
menjadi akibat adalah kalau masuk ke anak gadis untuk tidak bernyanyi sambil
hutan nanti dipatuk ular. memasak karena bisa membuat masakan
Makna tersurat dari ungkapan kurang steril. Air liur bisa saja muncrat
pantang larang ini adalah nanti dipatuk ataupun keluar dari mulut saat bernyanyi.
ular kalau masuk ke hutan jika kuku kaki
diinai. Ungkapan pantang larang ini 14) Pantang memukul-mukul periuk nasi,
biasanya disampaikan orang tua-tua akan jauh dari rezeki.
(nenek moyang) kepada generasi muda.
Makna dari ungkapan pantang larang ini Kepercayaan rakyat di atas ini
sebenarnya menasihati kita untuk tidak memiliki dua struktur, yaitu sebab dan
mewarnai kuku kaki kecuali untuk calon akibat. Yang menjadi sebab adalah
pengantin. pantang memukul-mukul periuk nasi dan
yang menjadi akibat adalah akan jauh
12) Pantang pengantin berinai kalau tak dari rezeki.
merah, tanda pencemburu. Makna tersurat dari ungkapan
pantang larang ini adalah akan jauh dari
Kepercayaan rakyat di atas ini rezeki bagi orang yang suka memukul
memiliki dua struktur, yaitu sebab dan periuk nasi. Ungkapan pantang larang ini
akibat. Yang menjadi sebab adalah biasanya disampaikan orang tua-tua
pantang pengantin berinai kalau tak kepada generasi muda. Makna dari
merah dan yang menjadi akibat adalah ungkapan pantang larang ini sebenarnya
tanda pencemburu. menasihati kita untuk tidak memukul-
Makna tersurat dari ungkapan mukul periuk nasi karena akan merusak
pantang larang ini adalah tanda wadah menanak nasi.
pencemburu pada pengantin yang inainya
tidak merah. Ungkapan pantang larang ini

244•• Madah,•Volume•7,•Nomor•2,•Edisi•Oktober•2016:237—250•
15) Pantang menyapu sampai ke atas pantang orang hamil duduk di atas kayu
meja, akan menjauhkan rezeki. dan yang menjadi akibat adalah nanti
anak terlilit tali pusar.
Kepercayaan rakyat di atas ini Makna tersurat dari ungkapan
memiliki dua struktur, yaitu sebab dan pantang larang ini adalah calon bayi akan
akibat. Yang menjadi sebab adalah terlilit tali pusar jika ibunya semasa hamil
pantang menyapu sampai ke atas meja duduk di atas kayu. Ungkapan pantang
dan yang menjadi akibat adalah akan larang ini biasanya disampaikan orang
menjauhkan rezeki. tua-tua kepada ibu hamil. Makna dari
Makna tersurat dari ungkapan ungkapan pantang larang ini sebenarnya
pantang larang ini adalah akan menasihati ibu hamil untuk tidak duduk
menjauhkan rezeki bila menyapu sampai di atas kayu karena tidak baik bagi
ke atas meja. Ungkapan pantang larang keselamatannya. Bisa saja ibu hamil
ini biasanya disampaikan orang tua tersebut terjatuh dan akan berimbas
kepada anak gadisnya. Makna dari (memiliki efek) jelek terhadap
ungkapan pantang larang ini sebenarnya kehamilannya.
menasihati anak gadis tersebut untuk 18) Pantang orang hamil melilitkan syal
tidak menyapu sampai ke atas meja atau selendang ke lehernya, nanti
karena sapu itu kotor dan dapat anaknya kelilit tali pusar.
menimbulkan debu di meja. Hal ini tentu
saja tidak baik untuk kesehatan. Kepercayaan rakyat di atas ini
memiliki dua struktur, yaitu sebab dan
16) Pantang menjemur dipanas-panas akibat. Yang menjadi sebab adalah
terik matahari betul, nanti kena pantang orang hamil melilitkan syal atau
penyakit. selendang ke lehernya dan yang menjadi
akibat adalah nanti anaknya kelilit tali
Kepercayaan rakyat di atas ini pusar.
memiliki dua struktur, yaitu sebab dan Makna tersurat dari ungkapan
akibat. Yang menjadi sebab adalah pantang larang ini adalah calon anak
pantang menjemur dipanas-panas terik bakal kelilit tali pusar bila ibunya
matahari betul dan yang menjadi akibat melilitkan selendang ke leher pada saat
adalah nanti kena penyakit. hamil. Ungkapan pantang larang ini
Makna tersurat dari ungkapan biasanya disampaikan orang tua-tua
pantang larang ini adalah bisa kena kepada ibu hamil. Makna dari ungkapan
penyakit bila menjemur dipanas-panas pantang larang ini sebenarnya menasihati
terik matahari betul. Ungkapan pantang ibu hamil untuk tidak melilitkan syal atau
larang ini biasanya disampaikan orang selendang ke lehernya agar tidak tercekik
tua kepada anak perempuannya. Makna dan menghambat pernafasannya.
dari ungkapan pantang larang ini
sebenarnya menasihati anak perempuan 19) Pantang masak keasinan, tanda akan
tersebut untuk tidak menjemur pakaian di atau nak bersuami lagi.
bawah terik matahari karena dapat
menyebabkan warna pakaian cepat pudar. Kepercayaan rakyat di atas ini
memiliki dua struktur, yaitu sebab dan
17) Pantang orang hamil duduk di atas akibat. Yang menjadi sebab adalah
kayu, nanti anak terlilit tali pusar. pantang masak keasinan dan yang
menjadi akibat adalah tanda akan atau
Kepercayaan rakyat di atas ini nak bersuami lagi.
memiliki dua struktur, yaitu sebab dan Makna tersurat dari ungkapan
akibat. Yang menjadi sebab adalah pantang larang ini adalah sebagai

Elvina•Syahrir:•Ungkapan•Pantang•Larang•Masyarakat…• 245
pertanda akan bersuami lagi bila masak Makna tersurat dari ungkapan
keasinan. Ungkapan pantang larang ini pantang larang ini adalah nanti susah
biasanya disampaikan orang tua kepada melahirkan jika orang hamil suka duduk
anak perempuannya. Makna dari di lantai. Ungkapan pantang larang ini
ungkapan pantang larang ini sebenarnya biasanya disampaikan orang tua-tua
menasihati anak perempuan itu untuk kepada ibu hamil untuk tidak duduk di
tidak asin dalam memasak karena itu lantai. Makna dari ungkapan pantang
merupakan kemubaziran. Pertama larang ini sebenarnya untuk menasihati
mubazir akan pemberian garam. Kedua ibu tersebut demi kesehatan dan
mubazir akan masakan itu sendiri yang keselamatannya. Duduk di lantai tidak
karena keasinan tidak dapat di makan baik untuk kesehatan dan juga dari posisi
lagi. duduk, beralih ke posisi berdiri tentu
akan sulit bagi ibu hamil apalagi
20) Pantang kalau sedang halangan memasuki usia kehamilan pada trimester
mencuci rambut, kalau seandainya terakhir.
mandi wajib itu tidak tercuci bersih.
22) Pantang makan tebu malam hari,
Kepercayaan rakyat di atas ini nanti mati emak
memiliki dua struktur, yaitu sebab dan
akibat. Yang menjadi sebab adalah Kepercayaan rakyat di atas ini
pantang kalau sedang halangan mencuci memiliki dua struktur, yaitu sebab dan
rambut dan yang menjadi akibat adalah akibat. Yang menjadi sebab adalah
kalau seandainya mandi wajib itu tidak pantang makan tebu malam hari dan
tercuci bersih. yang menjadi akibat adalah nanti mati
Makna tersurat dari ungkapan emak.
pantang larang ini adalah seandainya Makna tersurat dari ungkapan
mandi wajib itu tidak tercuci bersih bila pantang larang ini adalah bisa
wanita itu pada saat haid mencuci menyebabkan ibu kita meninggal jika
rambut. Ungkapan pantang larang ini makan tebu malam hari. Ungkapan
biasanya disampaikan orang tua kepada pantang larang ini biasanya disampaikan
anak perempuannya yang telah akil balik orang tua kepada anaknya. Makna dari
ditandai dengan keluarnya darah haid. ungkapan pantang larang ini sebenarnya
Makna dari ungkapan pantang larang ini untuk menasihati anak tersebut untuk
sebenarnya menasihati anak perempuan tidak makan tebu di malam hari karena
itu untuk mengikuti ajaran agama Islam. sampah yang ditimbulkan dapat
Dalam agama Islam diwajibkan untuk mengotori lantai sehingga mengundang
seorang wanita yang telah bersih dari semut datang.
darah haidnya untuk mandi membasahi
rambut dan membersihkan seluruh 23) Pantang duduk di atas bantal, nanti
anggota badannya guna mensucikan diri. pantat berbisul.

21) Pantang orang hamil duduk di Kepercayaan rakyat di atas ini


lantai, nanti susah melahirkan. memiliki dua struktur, yaitu sebab dan
akibat. Yang menjadi sebab adalah
Kepercayaan rakyat di atas ini pantang duduk di atas bantal dan yang
memiliki dua struktur, yaitu sebab dan menjadi akibat adalah nanti pantat
akibat. Yang menjadi sebab adalah berbisul.
pantang orang hamil duduk di lantai dan Makna tersirat dari ungkapan
yang menjadi akibat adalah nanti susah pantang larang ini adalah pantat akan
melahirkan. berbisul bila duduk di atas bantal.

246•• •Madah,•Volume•7,•Nomor•2,•Edisi•Oktober•2016:237—250•
Ungkapan pantang larang ini larang masyarakat Melayu Belantik
biasanya disampaikan orang tua kepada adalah sebagai berikut.
anaknya. Makna dari ungkapan pantang (1) Pantang memukul-mukul periuk
larang ini sebenarnya untuk menasihati nasi, jauh dari rezeki.
anak tersebut untuk tidak duduk di atas Ungkapan pantang larang ini
bantal karena bisa menyebabkan bantal menasihati kita untuk tidak
itu sobek. memukul-mukul periuk nasi karena
akan merusak wadah. Nilai yang
2.2 Analisis Nilai Ungkapan Pantang terkandung dalam ungkapan
Larang di Dusun Belantik pantang larang ini adalah nilai
pendidikan.
Analisis nilai yang terkandung dalam (2) Pantang masak keasinan, tanda
ungkapan pantang larang masyarakat akan atau nak bersuami lagi.
Melayu Belantik dapat dilihat berikut ini. Ungkapan pantang larang ini
menasihati anak perempuan untuk
2.2.1 Analisis Nilai Agama tidak memasak makanan dengan
Analisis nilai agama yang asin. Nilai yang terkandung dalam
terkandung dalam ungkapan pantang ungkapan pantang larang ini adalah
larang masyarakat Melayu Belantik nilai pendidikan dan nilai agama
adalah sebagai berikut. karena itu merupakan kemubaziran.
(1) Pantang melangkahi garam, susah Pertama mubazir akan pemberian
buang air kecil. garam. Kedua mubazir akan
Ungkapan pantang larang ini masakan itu tidak dapat dimakan.
menasihati anak agar tidak suka (3) Pantang makan tebu malam hari,
melangkahi makanan karena itu nanti mati emak (sekarang artinya
tidak sopan. Nilai yang terkandung banyak semut/kotor).
dalam ungkapan pantang larang ini Ungkapan pantang larang ini
adalah nilai agama yang melarang menasihati anak untuk tidak makan
kita melangkahi makananan. tebu di malam hari. Nilai yang
(2) Pantang kalau sedang halangan terkandung dalam ungkapan
mencuci rambut, kalau seandainya pantang larang ini adalah nilai
mandi wajib itu tidak tercuci pendidikan karena sampah yang
bersih. ditimbulkan dapat mengotori lantai
Ungkapan pantang larang ini yang akhirnya akan dikerubungi
menasihati anak perempuan untuk semut.
mengikuti ajaran agama Islam. (4) Pantang duduk di atas bantal, nanti
Nilai yang terkandung dalam pantat berbisul.
ungkapan pantang larang ini adalah Ungkapan pantang larang ini
nilai agama. Dalam agama Islam menasihati anak untuk tidak duduk
diwajibkan untuk seorang wanita di atas bantal. Nilai yang
yang telah bersih dari darah terkandung dalam ungkapan
haidnya untuk mandi membasahi pantang larang ini adalah nilai
rambut dan membersihkan seluruh pendidikan karena bisa
anggota badannya guna menyuci- menyebabkan bantal sobek atau
kan diri. koyak.

2.2.2 Analisis Nilai Pendidikan 2.2.3 Analisis Nilai Adat


Analisis nilai pendidikan yang Analisis nilai adat yang terkandung
terkandung dalam ungkapan pantang dalam ungkapan pantang larang

Elvina•Syahrir:•Ungkapan•Pantang•Larang•Masyarakat…• 247
masyarakat Melayu Belantik adalah bercermin waktu hujan. Nilai yang
sebagai berikut. terkandung dalam ungkapan
(1) Pantang pagi-pagi duduk menung pantang larang ini adalah nilai adat
di depan pintu, jauh rezeki. karena kebiasaan petir itu mencari
Ungkapan pantang larang ini cahaya dan arus listrik.
menasihati anak supaya jangan (6) Pantang kuku kaki diinai, kalau
duduk di depan pintu. Nilai yang masuk ke hutan takut dipatuk ular.
terkandung dari ungkapan pantang Ungkapan pantang larang ini
larang ini adalah nilai adat karena menasihati kita untuk tidak
kegiatan duduk di pintu mewarnai kuku kaki kecuali untuk
mengganggu aktivitas orang lain calon pengantin. Nilai yang
yang mau lewat. terkandung dalam ungkapan
(2) Pantang kalau masak nasi pantang larang ini adalah nilai adat.
ditinggalkan, kalau seandainya ke (7) Pantang pengantin berinai kalau
sungai nanti bisa dimakan buaya. tak merah, pencemburu.
Ungkapan pantang larang ini Ungkapan pantang larang ini
menasihati anak perempuan supaya menekankan pada makdam atau
jangan meninggalkan kompor juru rias untuk membuat inai
waktu memasak. Nilai yang dengan komposisi yang tepat dan
terkandung dari ungkapan pantang sistematis. Nilai yang terkandung
larang ini adalah nilai adat karena dalam ungkapan pantang larang ini
kebiasaan meninggalkan kompor adalah nilai adat.
waktu masak beresiko kebakaran (8) Pantang menjemur di panas-panas
rumah atau masakan jadi hangus. terik matahari betul, nanti kena
(3) Pantang menjemur baju di malam penyakit.
hari, kena ludah setan. Ungkapan pantang larang ini
Ungkapan pantang larang ini menasihati anak perempuan untuk
menasihati anak perempuan agar tidak menjemur pakaian di bawah
tidak menjemur pakaian di malam terik matahari. Nilai yang
hari. Nilai yang terkandung dalam terkandung dalam ungkapan
ungkapan pantang larang ini adalah pantang larang ini adalah nilai adat
nilai adat karena kebiasaan karena kebiasaan ini dapat
menjemur pakaian lembab dapat menyebabkan warna pakaian cepat
menyebabkan bintik-bintik hitam pudar.
pada pakaian.
(4) Pantang orang hamil duduk di 2.2.4 Analisis Nilai Kesehatan
depan pintu, takut kalau lahir Analisis nilai kesehatan yang
anaknya melintang atau sunsang. terkandung dalam ungkapan pantang
Ungkapan pantang larang ini larang masyarakat Melayu Belantik
menasihati ibu hamil untuk tidak adalah sebagai berikut.
duduk di depan pintu. Nilai yang (1) Pantang anak gadis mandi malam-
terkandung dalam ungkapan malam/senja-senja/magrib-magrib,
pantang larang ini adalah nilai adat takut digigit atau dicubit hantu air.
karena kebiasaan ini akan Ungkapan pantang larang ini
menghambat aktivitas orang lain menasihati anak perempuan (gadis)
yang mau lewat. supaya jangan mandi malam-
(5) Pantang bercermin waktu hujan, malam/senja-senja/magrib-magrib.
takut kena tembak petir. Nilai yang terkandung dari
Ungkapan pantang larang ini ungkapan pantang larang ini adalah
menasihati anak untuk tidak nilai kesehatan karena tentu saja

248• Madah,•Volume•7,•Nomor•2,•Edisi•Oktober•2016:237—250•
tidak baik untuk kesehatan tubuh (7) Pantang orang hamil duduk di atas
kita. kayu, takut anak terlilit tali pusar.
(2) Pantang tidur magrib-magrib, takut Ungkapan pantang larang ini
disuruk atau disembunyikan orang menasihati ibu hamil untuk tidak
bunyian. duduk di atas kayu. Nilai yang
Ungkapan pantang larang ini terkandung dalam ungkapan
menasihati anak agar tidak tidur pantang larang ini adalah nilai
magrib-magrib karena tidak baik kesehatan karena tidak baik bagi
bagi kesehatan. Nilai yang keselamatan ibu hamil bila terjatuh
terkandung dalam ungkapan dan akan berimbas (memiliki efek)
pantang larang ini adalah nilai jelek terhadap kehamilannya.
kesehatan. (8) Pantang orang hamil melilitkan
(3) Pantang membaca senja-senja hari, syal atau selendang ke lehernya,
takut rabun. nanti anaknya kelilit tali pusar.
Ungkapan pantang larang ini Ungkapan pantang larang ini
menasihati anak untuk membaca di menasihati ibu hamil untuk tidak
tempat yang terang. Nilai yang melilitkan syal atau selendang ke
terkandung dalam ungkapan lehernya. Nilai yang terkandung
pantang larang ini adalah nilai dalam ungkapan pantang larang ini
kesehatan karena dapat merusak adalah nilai kesehatan agar tidak
mata. tercekik dan menghambat
(4) Pantang potong kuku malam- pernafasannya.
malam, pendek umur. (9) Pantang orang hamil duduk di
Ungkapan pantang larang ini lantai, susah melahirkan.
menasihati anak untuk tidak Ungkapan pantang larang ini
memotong kuku di malam hari. menasihati ibu hamil tidak duduk di
Nilai yang terkandung dalam lantai. Nilai yang terkandung dalam
ungkapan pantang larang ini adalah ungkapan pantang larang ini adalah
nilai kesehatan karena bisa salah nilai kesehatan karena tidak baik
potong dan terluka. untuk kesehatan.
(5) Pantang anak gadis bernyanyi
sambil memasak, dapat suami tua. 3. Penutup
Ungkapan pantang larang ini Berdasarkan hasil analisis dapat
menasihati anak perempuan (gadis) disimpulkan bahwa ungkapan pantang
untuk tidak bernyanyi sambil larang dalam masyarakat Melayu
memasak. Nilai yang terkandung Belantik memiliki makna tersirat dan
dalam ungkapan pantang larang ini tersurat dengan struktur yang dominan.
adalah nilai kesehatan karena bisa Ungkapan pantag larang ini terdiri atas
membuat masakan kurang steril. dua bagian, yaitu sebab dan akibat. Selain
Air liur bisa saja muncrat ataupun memiliki makna dan struktur, ungkapan
keluar dari mulut saat bernyanyi. pantang larang dalam masyarakat Melayu
(6) Pantang menyapu sampai ke atas Belantik juga mengandung nilai agama,
meja, menjauhkan rezeki. pendidikan, adat, dan kesehatan.
Ungkapan pantang larang ini Dalam masyarakat Melayu Belantik,
menasihati anak gadis untuk tidak ungkapan pantang larang memiliki
menyapu sampai ke atas meja. Nilai kedudukan yang cukup istimewa. Hal ini
yang terkandung dalam ungkapan dikarenakan ungkapan pantang larang
pantang larang ini adalah nilai memiliki “kekuatan (gaib/ajaib)”.
kesehatan karena kotor dan dapat Ungkapan pantang larang dalam
menimbulkan debu. masyarakat Melayu Belantik memiliki

Elvina•Syahrir:•Ungkapan•Pantang•Larang•Masyarakat… •• 249
kedudukan sebagai penuntun hidup dan
pedoman mereka dalam melakukan
sesuatu. Masyarakat Melayu Belantik
percaya bahwa peristiwa tersebut apabila
mereka langgar atau abaikan akan
berakibat bagi pribadi atau bahkan
masyarakatnya.

Daftar Pustaka
Apituley, Leo. 1991. Struktur Sastra
Lisan Totemboan. Jakarta:
Depdikbud.
Danandjaja, James. 1994. Folklor
Indonesia. Cetakan keempat.
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Danardana, Agus Sri, dkk. 2012. Kamus
Melayu Siak-Indonesia. Siak: Dinas
Pendidikan Kabupaten Siak.
Effendi, Tenas. 1990. Pandangan Orang
Melayu Terhadap anak. Pekanbaru:
Lembaga Adat Daerah Riau.
________. 2003. Ejekan dan Pantangan
Terhadap Orang Melayu.
Pekanbaru: Unri Press.
Gaffar, Abidin, dkk. 1990. Struktur
Sastra Lisan Musi. Jakarta:
Depdikbud.
Saleh, Sulaiman. 1981. Bahasaku Ciri
Bangsaku. Jakarta: Depdibud.
Semi, M. Atar. 1993. Metode Penelitian
Sastra. Bandung: Angkasa.

250••••Madah,•Volume•7,•Nomor•2,•Edisi•Oktober•2016:237—250•

Anda mungkin juga menyukai