Anda di halaman 1dari 3

1.

Pengertian Adab Syabi (Folklor)

Folk berarti sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenal fisik, sosial, kebudayaan sehingga dapat dibedakan dari kelompok -kelompok lainnya. Sedangkan lore adalah tradisi folk, yaitu sebagian

kebudayaannya yang diwariskan secara turun-temurun secara lisan atau melalui suatu contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat. Arti folklor secara keseluruhan menurut pendapat Danandjaja (1997: 2) sebagian kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan turun temurun, di antara kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat (mnemonic device).
2. ciri-ciri pengenal utama pada folklor bisa dirumuskan sebagai berikut:
y

Penyebaran dan pewarisannya biasanya dilakukan secara lisan, yakni disebarkan melalui tutur kata dari mulut ke mulut.

Folklor bersifat tradisional, yakni disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau dalam bentuk standar.

Folklor ada (exis) dalam versi-versi bahkan varian-varian yang berbeda. Hal ini diakibatkan oleh cara penyebarannya dari mulut ke mulut (lisan), biasanya bukan melalui cetakan atau rekaman, sehingga oleh proses lupa diri manusia atau proses interp olasi (interpolation).

3. Salah satu bentuk penyebaran folklore adalah secara lisan, sehingga

ada yang menyebut folklore sebagai tradisi lisan (oral tradition), tetapi James Dananjaja tidak setuju dengan penyebutan tersebut, Jelaskan ! Danandjaja kemudian melihat perdebatan ini karena para ahli folklor sendiri terbagi dalam beberapa kategori pemahaman: (1) folklor humanistis, yang berlatar belakang ilmu bahasa dan kesusastraan, (2)

folklor antropologis, yang berlatar belakang ilmu antropologi, dan (3) folklor modern, yang berlatar belakang ilmu interdisipliner. Untuk lebih memperjelas perbedaan folklor dari kebudayaan lain, Danandjaja menunjukkan sejumlah ciri -cirinya (yang sebagian juga merujuk pada Brunvand), di antaranya: (1) penyebaran dan

pewarisannya dilakukan secara lisan, (2) bersifat tradisional, (3) tetap eksis dalam versi-versi bahkan varian-varian, (4) bersifat anonim, (5) bentuknya berumus atau berpola, (6) memiliki kegunaan (function), (7) bersifat pralogis, (8) menjadi milik bersama, (9) pada u mumnya bersifat polos dan lugu. Menurut saya, jika kita sepakat bahwa folklor lebih luas dari tradisi lisan, maka ciri -ciri ini tampak lebih merujuk pada ciri -ciri yang dimiliki oleh tradisi lisan, sehingga folklor justru bisa jadi menyempit. Padahal Danandjaja sendiri telah memilah folklor Indonesia ke dalam tiga bentuk: folklor lisan, folklor sebagian lisan, dan folklor bukan lisan. Meskipun bentuk-bentuk ini masih bisa diperdebatkan (terutama pemahaman dan pembatasan tentang istilah lisan itu

sendiri), saya kira Danandjaja di sini hendak lebih kembali menegaskan perbedaan antara folklor dan tradisi lisan.
4. Analisis keempat adalah analisis fungsi dari data kajian. Fungsi folklore

menurut William R. Bascom, yaitu: 1) Sebagai sistem proyeksi (protective system), yakni sebagai alat pencermin angan-angan suatu kolektif; 2) Sebagai alat pengesahan pranata -pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan; 3) Sebagai alat pendidikan anak ( pedagogical device); dan 4) Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma -norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya (Bascom dalam Danandjaja, 2002: 19).
5. Menurut Jan Harold Brunvand, seorang ahli folklor dari Amerika Serikat

(AS), folklor dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya yaitu folklor lis an, sebagian lisan, dan bukan lisan.

1. Folklor Lisan Folklor yang bentuknya memang murni lisan. Bentuk -bentuknya (genre) folkor yang termasuk ke dalam kelompok besar ini antara lain: a) bahasa rakyat (folk speech) seperti logat, julukan, pangkat tradisional dan titel kebangsawanan, b) ungkapan tradisional, seperti peribahasa, pepatah, dan pameo, c) pertanyaan tradisional, seperti teka-teki, d) puisi rakyat, seperti pantun, gurindam dan syair, e) cerita prosa rakyat, seperti mite, legenda dan dongeng, f) nyan yian rakyat. 2. Folklor Sebagian Lisan Folkor yang sebagian bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan bukan lisan. Bentukbentuk folklor yang termasuk kelompok besar selain kepercayaan rakyat adalah permainan rakyat, tarian rakyat,adat istiadat, upacara, pesta rakyat, dll.

3. Folklor Bukan Lisan Folklor yang bentuknya bukan lisan walaupun cara pembuatannya disampaikan secara lisan. Kelompok ini dibagi menjadi yang material dan yang bukan material. Bentuk yang material antara lain : arsitektur rakyat (bentuk rumah asli daerah, bentuk lumbung padi dsb). Kerajinan tangan rakyat, pakaian dan perhiasan tubuh adat, makanan dan minuman rakyat obat-obatan tradisional. Yang termasuk bukan material adalah : gerak isyarat tradisional, bunyi isyarat untuk komunikasi rakyat (kentongan tanda bahaya di Jawa atau bunyi gendang untuk mengirim berita seperti yang dilakukan masyarakat Afrika.) dan musik rakyat.(James Dananjaya 1984 : 21 - 22).

Anda mungkin juga menyukai