Anda di halaman 1dari 3

folklore dan Psikologi, Antropologi

Folklore adalah sekumpulan tradisi lisan, Cerita rakyat, lagu-lagu, tarian, kepercayaan , dan
praktik-praktik budaya lainnya yang diwariskan secara turun-temurun di dalam suatu
masyarakat. Folklore mencakup berbagai ekspresi budaya yang bersifat tradisional dan sering
kali tumbuh dari pengalaman-pengalaman dalam sejarahnya. Elemen-elemen dalam Folklore
melibatkan mitos,legenda, cerita rakyat, teka-teki, peribahasa, lagu rakyat, dan berbagai bentuk
ekspresi budaya lainnya. Folklore sering kali memiliki tujuan untuk menyampaikan nilai-nilai
pengetahuan, atau pesan moral kepada generasi berikutnya.

Contoh-contoh folklore bisa mencakup cerita rakyat tentang makhlik-makhluk mitos, legenda
tentang pahlawan-pahlawan atau tokoh-tokoh bersejarah, dan lagu-lagu rakyat yang
menceritakan kisah-kisah kehidupan sehari-hari. Folklore memiliki peran sangat penting dalam
membentuk identitas budaya suatu masyarakat dam mempertahankan warisan budaya dari
generasi ke generasi.

Dari penjelasan diatas, folklor dapat diartikan sebagai sekelompok orang (suku) yang
mempunyai tradisi yang diakui oleh bersama serta diwariskan ke setiap generasinya. Sehingga
suatu folklor akan tetap ada walaupun perkembangan zaman terus berkembang.

Folklor dikategorikan menjadi tiga jenis, yakni:


Folklor Lisan
Foklor yang bentuknya murni lisan. Bentuk-bentuk (genre) foklor ini antara lain mencakup:
(1) Bahasa rakrat: Logat(dialek), slang, bahasa tabu
(2) Ungkapan tradisional seperti peribahasa, sindiran, dll
(3) Pertanyaan tradisional: teka-teki
(4) Sajak dan puisi rakyat: Pantun dan sair
(5) Cerita rakyat: myth, legend, dan folktale
(6) Nyanyian rakyat

Folklor sebagai Lisan


Folklor sebagai lisan adalah folklor yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan
bukan lisan. Foklor yang termasuk golongan ini antara lain, yakni:
(1) Kepercayaan dan takhayul
(2) Permainan rakyat
(3) Teayer rakyat: lenong, ketoprak, dan ludruk
(4) Tari rakyat: tayuban, doger, jaran kepang, dll
(5) Upacara tradisional: tingkenban, tedhak siten
(6) Pesta rakyat tradisional: bersih desa, dll

Foklor bukan Lisan


Foklor bukan lisan adalah foklor yang bentuknya bukan lisan. Kelompok besar ini dapat dibagi
menjadi dua subkelompok, yakni material dan non-material.
Bentuk-bentuk foklor yang termasuk ke dalam kategori material, yakni:
(1) Arsitektur rakyat (bentuk asli rumah daerah ataupun bentuk lumbung padi)
(2) Kerajinan tangan rakyat
(3) Pakaian dan perhiasan tubuh adat
(4) Makanan dan minuman adat
(5) Obat-obatan tradisional

Sedangkan yang termasuk ke dalam non-material, yakni:


(1) Gerak isyarat tradisional
(2) Bunyi isyarat sebagai komunikasi
Dalam bidang Antropologi dan Psikologi ini sangat penting kaitannya:

Folklore dan Antropologi:


Studi Budaya: Antropologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari manusia dan
kebudayaannya. Folklore merupakan bagian dari kebudayaan yang diwariskan secara turun-
temurun dan merupakan manifestasi budaya masyarakat.

Tradisi dan Ritual: Folklore merupakan tradisi lisan, mitos, dan ritual yang dapat menjadi fokus
penelitian antropologis. Studi antropologi dapat menangkap makna dan fungsi tradisi-tradisi
ini dalam konteks sosial dan budaya.

Folklore dan Psikologi:


Pemahaman Simbolisme: Psikologi dapat membantu memahami makana simbol-simbol dalam
folklore dan bagaimana simbolisme tersebut mencerminkan pikiran bawah sadar dan
prosespsikologis masyarakat.

Analisis Karakter: Karakter-karakter dalam cerita rakyat dan mitos bisa dianalisis dari sudut
pandang psikologi untuk memehami konflik internal, motivasi, dan perkembangan karakter
tersebut.

Antropologi dan Psikologi:


Konteks Sosial: Psikologi Sosial yang merupakan cabang psikologi, dapat membantu
antropologi dalam memahami interaksi sosial, norma, dan nilai-nilai dalam suatu masyarakat
atau kehidupan seseorang.

Perilaku Manusia: Antropologi dan Psikologi sama-sama tertarik pada studi perilaku manusia,
meskipun dengan pendekatan yang berbeda. Psikilogi cenderung lebih fokus pada individu,
sementara Antropologi lebih menitikberatkan pada masyarakat dan budaya.

Ketiga bidang ini sering bekerja sama untuk memberikan pemahaman yang lebih
komperehensif tentang manusia, budaya, dan tradisi, Keterlibatan Psikologi dapat memberikan
wawasan mendalam tentang dimensi individu dalam konteks budaya, sementara Antropologi
membantu melihat keseluruhan sistem budaya dan folklore di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai