Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)
ABSTRAK
Lelakaq adalah ungkapan tradisional yang menyerupai pantun, terdiri dari empat baris,
dua baris sampiran dan dua baris isi yang biasa di gunakan dalam adat tradisional suku
Sasak.Lelakaq bertujuan untuk menyampaikan pikiran masyarakat yang tumbuh dan
berkembang dari waktu ke waktu, khususnya dalam acara sorong serah pada ritual
pernikahan adat sasak. Penelitian ini adalah tentang kajian terhadap lelakaq yang
merupakan ungkapan tradisional. Masalah dalam penelitian ini berkaitan dengan bentuk,
fungsi dan makna lelakaq.Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis wacana
berdasarkan teori pragmatik semantic ( Kempson 1984) Data penelitian ini diperoleh
melalui observasi,wawancara dan analisis dokumen yang kemudian dianalisis
menggunakan teknik analisis data interaktif (Miles & Huberman 1994).Kajian bentuk yang
meliputi tipologi, diksi, dan stilistika yang mengungkapkan beberapa pokok persoalan
yang berkaitan dengan aspek fungsi dan makna lelakaq. Fungsi lelakaq dalam Sorong
Serah adalah sebagai mencakup fungsi imformasional,Expresif,Direktif,Estetik dan Fatik .
Adapun analisis makna lelakaq menunjukan bahwa lelakaq mempunyai makna
pragmatik,yaitu makna lokusi,ilokusi dan perlokusi(Kempson,1984) Sedangkan makna
semantic lelakaq adalah: makna konsepsional, konotatif, sosial, afektif, reflektif, kolokatif,
dan makna tematik. Menurut ( Leech 1981).
ABSTRACT
1
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)
1
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)
baris isi yang sering dibawakan pada pergi keselatan dan keutara)
upacara tradisional Sasak. Sebagai salah Talet gadung dendeq-dendeq
satu bentuk budaya, lelakaq bertujuan (menanam gandum pendek-
mengkomunikasikan pikiran masyarakat pendek
Munku mauk si pade waye(kalo
yang tumbuh dan berkembang dari waktu
dapat yang seumuran)
ke waktu. Lelakaq yang hidup dan Tanggep gandrung gorok
berkembang di tengah-tengah masyarakat bembek(mengundang gandrung
sasak merupakan salah satu media yang sambil sembeleh kambing)
efektif untuk menyebarkan nilai-nilai
kebaikan kepada masyarakat Sasak. Lelakaq Agama
Karya sastra lisan berdasarkan
bentuknya dibagi menjadi dua, yaitu Bubut kerete dese lenek. Anak
bentuk puisi dan prosa. Karya-karya yang gagak kembang sandat
berbentuk puisi diantaranya : mantra, Idup mate urusan Nenek. Endak
teka-teki, pribahasa dan pantun. lupak bace syahadat
Sedagkan karya-karya yang berbentuk
prosa yaitu cerita-cerita rakyat seperti : Berikut adalah contoh tembang wacan
mitos, legenda, sage dan fabel. dalam prosesi sorong serah dalam adat
Karya-karya lisan tadi, khususnya perkawinan suku ssasak.
yang ada di pulau Lombok sampai Alan dane senamian gelis piatur
sekarang keberadaannya sangat dawek titian puniki, inggih titang puniki
menghawatirkan karena hampir-hampir sekadi jero pemabayun kepadikayung
dilupakan masyarakat suku sasak. Pada antuk dane kepala desa Sukaraja L.
masyarakat suku sasak, khususnya rapiun kaping kaling antuk dane kadus
masyarakat pedesaan tempat karya-karya gubuk bangket amaq sopiantiping katri
sastra lisan tersebar, hanya orangg – antuk kang handowe karye, sadiye
orang tertentu saja yang tahu, terutama nagturang" ajikrama" dedare …………?
orang-orang yang sudah tua. Mereka ini Kemudian lelakaq di tembangkan…
mendapat kesulitan dalam upaya
mewariskannya kepada generasi-generasi Subahnalaa (aaaa)
dibawahnya, supaya karya-karya sastra Bau tapong isiq semeptik
(Kelaq udang sedaq romot
lisan yang banyak mengandung filsafat
Mun tekapong jaq ngengetik
hidup tersebut tetap lestari seperti lelakaq Mun tetunggang jaq momot
yang akhir-akhir ini sudah sangat jarang (Menangkap tapong (unggas
orang yang pande menembang dan sawah) pake ketapel
membuat lelakaq. Lelakaq (Pantun) Sasak (memasak udang di campur daun
banyak sekali macamnya, seperti Lelakak asam)
Bajang (pantun anak muda), Lelakak (jika dipeluk(wanita) tak bias diam)
Anak-anak, Lelakak Bebonyean, Lelakak (jika ditunggang malah diam)
agama dan lain-lain. Berikut adalah
contoh lelakak Sasak : Deweq titian tampi jok tate brame
. Lelakak Nasehat ning adat. Ring dine puniki dine,
dine radite. Lekie kalih dase sapte
saseh oktober warse. Duang tali
Mun belayang leq tembere
solas. Deweq titian sampun
(main laying di tembere)
tependikayang antok
Kapek paok siq tetolang
pengemongkrame mujur. Pengkale
(lempar mangga pake tulang)
pengemban adat ring pedukuhan
Mun sembahyang dek temele
Sukaraje kaping katri deweq titian
(kalo tidak mau solat)
sampun tependikayang antuk
Sanget laloq siq tejogang
handoeyan karye deweq titian
(luar biasa gilanya)
ngaturang aji tate keramening adat
Bq. Diah kepernah putri saking
Lelakaq Bebonyean mamiq Diah sane megenah ring
pedukuhan selong hikang sampun
Mun belauk sikut bedaye. matung gilkarse kutawi mejangkep
2
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)
3
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)
4
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)
mengacu pada makna sesuatu yang Bau beru leq tengaq telage
rasanya manis dan mateng dalam Nangis adeng tau tebilin
mencicipi rasa makanan. Mele milu laguq ndeq araq
kuase
Pilihan kata Antonim
Kata "manis mateng" merupakan kata
majemuk yang terbentuk dari kata manis
Analisis mengenai antonim sebagai
dan kata mateng. Kata manis dan kata
pilihan kata dalam penelitian ini mengacu
mateng keduanya mempunyai arti yang
pada batasan "dua kata yang memiliki
sama, yakni manis dalam bahasa
makna yang berlawanan, baik makna
Indonesia. Setelah kedua kata tersebut
denotatif maupun makna konotatifnya,
bergabung membentuk satu kata
dan dapat juga pasangan kata yang
majemuk, maknanya tidak berubah
beroposisi maknanya dalam pasangan
melainkan hanya bersifat
leksikal". Penggunaan antonim sebagai
mempertegas/memperjelas.
pilihan kata pada lelakaq sebagai berikut.
Kata majemuk Manis mateng
Penggunaan kata yang berantonim dalam
digunakan dalam sampiran pantun.
pantun sasak dapat dilihat pada pantun
Hasil penelitian yang berkaitan dengan
sebagai berikut:
lelakaq adalah:
Bewen waru jari penggapit
Beli beras arak secatu Analisis Fungsi
Rujak are sintung tumpah Analisis yang berkaitan dengan
Mule bebalu taoqne nyakit fungsi bahasa (wacana) dalam syair
lelakaq berpedoman pada fungsi-fungsi
Kata ulang bahasa secara umum menurut konsep
Kata ulang yang digunakan dalam lelakaq Leech (1981) yang meliputi fungsi
meliputi : kata ulang semu, kata ulang informasional (informational function),
murni, kata ulang berubah bunyi, dan kata fungsi ekspresif (expressive function),
ulang berimbuhan. Contoh penggunaan fungsi direktif (directive function), fungsi
kata ulang semu dalam lelakaq terlihat estetik (aesthetic function) dan fungsi fatik
pada lelakaq sebagai berikut: (phatic function).
Jenis-jenis fungsi bahasa yang
Peruru impan sampi dapat diidentifikasi di dalam syair lelakaq
Kelabang injat-injat dapat dijabarkan berikut ini.
Namun tetu kangen ilahi
Ndaq lupaq gaweq sareat Fungsi Informasional
Fungsi informasional muncul
Kata injat-injat ternmasuk kata dalam lelakaq berkaitan dengan
ulang semu, karena tersebut maknanya bentuknya sebagai karya sastra yang
mengacu pada satu benda, yaitu benda dimanfaatkan sebagai media untuk
yang digunakan sebgai pijakan apabila menyampaikan informasi mengenai
hendak mengambil barang yang posisinya bagaimana sejarah Lombok dan
lebih tinggi dari tubuh kita sehingga sulit bagaimana masyarakat harus berprilaku
dijangkau. Kata injat-injat digunakan pada dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
sampiran pantun untuk mengajar rima sesuai dengan kiprahnya para pembayun
bersilang dengan kata syariat pada isi dalam menembangkan lelakaq dala
pantun sorong serah adat sasak.
Berkaitan dengan fungsi
Kata majemuk informasional, dari lelakaq yang terdapat
Contoh.penggunaan kata majemuk dalam bagian lelakaq, teridentifikasi
dalam pantun sasak dapat dilihat pada sejumlah beberapa bait yang mengemban
pantun lelakaq sebagai berikut : fungsi informasional. Contoh bait yang
mengemban fungsi informasional dapat
Manis mateng puntiq lilin
dilihat pada lelakaq berikut:
Lalon bae leq sedin rurung
5
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)
Bau paku sedin telabah Lelakaq ini apabila dilihat dari arti
Buaq randu masak odaq dari setiap kata pada setiap barisnya akan
Pacu-pacu pada sekolah dapat diketahui makna perintah untuk
Jari sangu sak uwah toak tidak sombong dari isi lelakaq ini.
Lelakaq ini memiliki pesan dan impormasi
yang sangat dalam bagi setiap manusia.
Fungsi Estetis
Lelakaq ini apabila dilihat melalui arti kata
Pantun lelakaq mengemban
maka akan dapat memahami pesan
fungsi estetik karena kapasitasnya
lelakaq ini secara menyeluruh.
sebagai salah satu genre sastra. Sebagai
salah satu genre sastra, lelakaq tidak
Fungsi Ekspresif
terlepas dari sifat karya sastra yang
Syair lelakaq mengemban fungsi
mengandung nilai-nilai keindahan
ekspresif karena termasuk karya sastra
(estetika). Karena sifat khas karya sastra
yang berbentuk puisi yang merupakan
yang mengandung nilai-nilai keindahan,
ekspresi pikiran, perasaan, sikap, dan
dengan sendirinya bait-bait syair dalam
pengalaman dari orang tua yang telah
lelakaq mengemban fungsi estetik.
lebih banyak memakan garam. Pikiran,
Dengan demikian, fungsi estetik diemban
perasaan, sikap, dan pengalaman yang
oleh keseluruhan bait syair yang terdapat
diekspresikannya tersebut adalah hasil
di dalam lelakaq.
perenungan (kontemplasi) yang
mendalam terhadap segala macam, Talet nyiur sedin pelepe
rintangan dan tantangan yang dihadapi Tiup baraq lek dalem gue
selama berkiprah di dunia ini sehingga Dendek girang iur batur lenge
tercetuslah lelakaq Nasehat seperti Sengsare awak sak tanggung
berikut ini. dose
6
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)
konotatif. Dalam kaitannya dengan pilihan penelitian ini berkaitan dengan makna
kata pada sub-sub, yang dianalisis adalah leksikal dari penggunaan kata dalam
kata-kata yang bisa mengandung makna lelakaq. Bait-bait lelakaq yang
denotative dan konotatif. Kata-kata mengandung makna lokusi dapat dilihat
mengandung kedua makna tersebut pada beberapa contoh berikut ini.
secara bersamaan dengan pantun sasak,
secara umum merupakan kata-kata atau Subahnala (aaaa)
yang lazim digunakan masyarakat dalam Mun Leq Praya Balen Bunga
bahasa Sasak. kata yang mengandung Mun kelentang leq Batujai
makna denotative dan konotatif lelakaq Ndeq man wayen yang paleq
teruna
sasak dapat dilihat pada berikut:
Sek bendang isiqna pelai
Galeng bedah leq berugaq (Suryana, wawancara 18 November 20012)
Paleng lelah ndeq araq upaq
Makna ilokusi
Kata majemuk "paleng lelah" Analisis makna ilokusi yang
dalam bahasa merupakan istilah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
lazim dipakai. Secara denotatif istilah analisis makna yang terkandung di dalam
paleng lelah berarti pingsan karena terlalu bait lelakaq yang berkaitan dengan
kecapean sedangkan secara konotatif maksud, pesan, dan tendensi pembayun
istilah tersebut melambangkan upaya dalam menembangkan lelakaq yang
yang sia-sia. ditembangnya. Maksud, pesan, tendensi
atau makna yang terkandung di balik
Peruru kelaq banting makna leksikal kata-kata yang dipilih atau
Anak mayung ito daye
digunakan penembang dalam lelakaq.
Berguru gati-gati
Jari payung leq nerake Beberapa contoh bait lelakaq yang
diidentifikasi mengandung makna ilokusi
Kata "payung" secara denotatif di balik makna harfiahnya melalui analisis
berarti alat untuk melindungi diri dari hujan makna dalam penelitian ini adalah
atau terik matahari, sedangkan ' secara sebagai berikut:
konotatif istilah tersebut berarti amal
ibadah yang berfungsi sebagai penangkal Beli buaq leq peken Peseng
Talet jarak leq lambah bere
siska neraka di,alam akhirat.
Sai juaq penganaq kepeng
Dengan mengacu kepada teori tindak Jeri sapah api nereke
tutur menurut Kempson (1984) yang
memberikan penekanan pada makna Dalam contoh lelakaq di atas
yang muncul berdasarkan konteks menggunakan empat referensi kunci yang
penggunaan bahasa, makna pragmatik berasal dari kehidupan masyarakat
yang berkaitan dengan penggunaan penuturnya
bahasa dalam lelakaq dapat
diklasifikasikan ke dalam makna lokusi, Makna Perlokusi
ilokusi, dan perlokusi. Analisis mengenai Analisis makna perlokusi dalam
ketiga makna pragmatik tersebut diuraikan penelitian ini mengkaji penggunaan kata
dalam sub-sub analisis berikut. dengan makna yang lebih berorientasi
pada pendengar atau pembaca sebagai
Makna Lokusi dampak yang ditimbulkan dari
Makna lokusi yang dianalisis dalam penggunaan kata dalam puisi (lelakaq).
penelitian ini mengacu pada teori Dampak yang dimaksud berbeda-beda
Kempson (1984), yakni makna yang dan perbedaan penafsiran dapat
muncul dari makna leksikal yang disebabkan oleh banyak faktor antara lain:
sesungguhnya (the actual words uttered) budaya, konteks sosial religius, kondisi
dalam pemilihan kata-kata yang pendengar atau pembaca sewaktu
digunakan penulis. Dengan demikian, mendengarkan atau membaca puisi
makna lokusi lelakaq yang dikaji dalam (syair), hubungan sosial penembang
7
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)
8
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)
bentuk melalui pemanfaatan unsur tipologi Makna tematik dari sudut semantis
(struktur bentuk syair); unsur diksi yang dan makna perlokusi dari sudut pragmatik
meliputi penggunaan sinonim, antonim, tercermin dari fungsi informasional dan
kata majemuk dan ungkapan atau frasa secara implisit bermuara pada fungsi
idiomatik; dan unsur stilistika yang direktif. Makna Semantis
meliputi gaya (style) dan penggunaan Makna semantis yang dikaji dalam
bahasa kiasan sebagai sarana retorika. analisis makna lelakaq, sebagaimana
Fungsi-fungsi tersebut memunculkan telah dijelaskan pada Landasan Teori
aspek makna. Setiap fungsi yang diemban mengacu kepada pengklasifikasian makna
oleh bait-bait syair berkaitan erat dengan oleh Leech (1981) yang meliputi makna
hadirnya makna.Di samping fungsi di atas konseptual (conceptual meaning); makna
lelakaq juga memiliki fungsi dalam asosiatif (associative meaning) yang
kehidupan sehari-hari diantaranya adalah terbagi menjadi makna konotatif
sebagai sarana hiburan, sebagai sarana (conotative meaning), makna sosial
pendididkan,sebagai sarana komnikasi (social meaning), makna afektif (affective
dan sebagai penyampaian nasehat dalam meaning), makna reflektif (reflective
persaudaran. meaning), makna kolokatif (colocative
meaning); dan makna tematik (thematic
Makna meaning).
Analisis makna terhadap lelakaq Berdasarkan konsep makna yang
memperlihatkan bahwa bait-bait lelakaq dikemukakan Leech tersebut, makna--
tersebut mengandung makna semantik makna yang dapat diidentifikasi melalui
sesuai konsep yang dikemukakan Leech analisis syair lelakaq dapat dijabarkan
(1981) yang meliputi makna konseptual; sebagai berikut:
makna asosiatif yang meliputi makna
konotatif, makna sosial, makna afektif, Makna Konseptual
makna reflektif dan makna kolokatif; dan Makna konseptual yang
makna tematik; dan makna pragmatik teridendifikasi dalam penelitian ini
menurut konsep yang dikemukakan mencakup penggunaan kata-kata dalam
Kempson, yang meliputi makna lokusi, bait-bait syair yang mengandung makna
ilokusi dan perlokusi. Munculnya makna- denotatif yang memiliki kandungan logis
makna tersebut tidak terlepas dari bentuk dan kognitif. Berkaitan dengan sifat
(tipologi, diksi, stilistika) dan fungsi khasnya sebagai salah satu genre karya
lelakaq. Keterkaitan antara makna dan sastra yang memungkinkan munculnya
fungsi sebagai akibat bentuk pemakaian interpretasi makna terhadap kata-kata
bahasa dapat diberikan penjelasan seperti yang digunakan, maka makna konseptual
berikut: dalam bait-bait syair lelakaq perannya
Makna konseptual dari sudut semakin mengecil. Peran dan posisinya
semantis dan makna lokusi dari sudut yang semakin mengerucut tergeser oleh
pragmatik kehadirannya berkaitan erat hadirnya makna-makna lain yang muncul
dengan hadirnya fungsi informasional. sebagai akibat interpretasi makna pada
Hadirnya makna tersebut merupakan lelakaq berikut yang mengandung makana
implikasi dari hadirnya fungsi bahasa. denotasi
Sebaliknya, hadirnya fungsi bahasa Contoh bait syair yang masih
(informasional) mencerminkan kehadiran mempertahankan makna konseptual pada
makna semantis dan makna pragmatik kata-kata yang digunakan dapat dilihat
yang dimaksud. pada contoh berikut.
Makna asosiatif yang meliputi
makna konotatif, sosial, afektif, reflektif Mun Mondah taoq balen
dan kolokatif dari sudut semantis dan rebana
makna ilokusi dari sudut pragmatik Taoq Pendem Dayen Rantik
tercermin dari munculnya fungsi ekspresif Sangkaqna tombah isiq
semama
dan fungsi estetis yang secara implisit
Solem betem payem nyisik
bermuara pada fungsi direktif.
9
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)
Kata-kata yang dipilih pada bait di konotatif dapat diidentifikasi pada bait
atas adalah kata-kata yang bersifat lelakaq berikut.
denotatif, memiliki kandungan makna
yang logis dan kognitif sesuai dengan apa Mun Leq Praya Balen Bunga
yang diacunya. Secara jelas informasi Mun kelentang leq Batujai
yang disampaikan sesuai dengan Ndeq man wayen yang
paleqteruna Sek bendang
acuannya, Oleh karena itu, bait di atas
isiqna pelai
dapat dikatakan mengandung makna
konseptual. (Suryana, wawancara 18 November 20012)
10
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)
11
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)
12