Anda di halaman 1dari 13

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)

ANALISIS BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA LELAKAQ


DALAM ACARA SORONG SERAH
PADA RITUAL PERNIKAHAN ADAT SASAK

Jamaludin, I.K. Seken, L. P. Artini

Program Studi Pendidikan Bahasa, Program Pascasarjana


Universitas Pendididkan Ganesha
Singaraja, Indonesia

Email: {jamaludin; ketut.seken; putu.artini}@pasca.undiksha.a.id

ABSTRAK

Lelakaq adalah ungkapan tradisional yang menyerupai pantun, terdiri dari empat baris,
dua baris sampiran dan dua baris isi yang biasa di gunakan dalam adat tradisional suku
Sasak.Lelakaq bertujuan untuk menyampaikan pikiran masyarakat yang tumbuh dan
berkembang dari waktu ke waktu, khususnya dalam acara sorong serah pada ritual
pernikahan adat sasak. Penelitian ini adalah tentang kajian terhadap lelakaq yang
merupakan ungkapan tradisional. Masalah dalam penelitian ini berkaitan dengan bentuk,
fungsi dan makna lelakaq.Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis wacana
berdasarkan teori pragmatik semantic ( Kempson 1984) Data penelitian ini diperoleh
melalui observasi,wawancara dan analisis dokumen yang kemudian dianalisis
menggunakan teknik analisis data interaktif (Miles & Huberman 1994).Kajian bentuk yang
meliputi tipologi, diksi, dan stilistika yang mengungkapkan beberapa pokok persoalan
yang berkaitan dengan aspek fungsi dan makna lelakaq. Fungsi lelakaq dalam Sorong
Serah adalah sebagai mencakup fungsi imformasional,Expresif,Direktif,Estetik dan Fatik .
Adapun analisis makna lelakaq menunjukan bahwa lelakaq mempunyai makna
pragmatik,yaitu makna lokusi,ilokusi dan perlokusi(Kempson,1984) Sedangkan makna
semantic lelakaq adalah: makna konsepsional, konotatif, sosial, afektif, reflektif, kolokatif,
dan makna tematik. Menurut ( Leech 1981).

Kata kunci. Lelakaq,Analisis wacana,Sorong serah .

ABSTRACT

Lelakaq is a traditional expression which is similar to traditional poetry that consists of


four lines, the first line being sampiran and the others are contents its usually used in
sasak traditional ceremony. Lelakaq aim to communicate society thought which rises and
develops from day to day especially when the process of sorong serah sasak ritual.This
research inspect on lelakaq which is used as traditional expression.In this study the
discussion is limited to looking at the form,function and meaning of lelakaq. The research
use the discourse analysis based on the semantic Kempson(1984)speech act
Searle(1969) and pragmatic meaning in lelakaq. The methology used in this research by
observation, interview and analysis documents than analyzed by using interactive
data.The result of the research conclude that Lelakaq in Sorong Serah have form,
function and meaning.The form of lelakaq include the typology, diction and stylistic that
expression that correlation with the form,function and meaning of lelakaq. Functions of
Lelakaq in Sorong Serah are: As Entertainment, tool of education, cultivation of moral
value, medium fastener of brotherhood and advice.The analysis of meaning,in term of
pragmatic meaning as proposed by Kempson(1984) are locution, illocution and
perlocution meaning,while the semantic meaning as proposed by leech(1981)are
conceptual, connotative, social, affective, reflective, collocative and thematic meaning.

Kata kunci. Lelakaq,Analisis wacana,Sorong serah

1
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)

PENDAHULUAN Berdasarkan pendapat diatas,


Indonesia adalah negara dapat dijelaskan bahwa kebudayaan tidak
kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau hanya terbatas pada keindahan, akan
baik pulau yang kecil maupun yang tetapi lebih dari pada itu, kebudayaan
besar.Sebagai negara kepulauan merupakan perpaduan nilai, norma dan
Indonesia didiami oleh banyak suku yang aturan yang tercipta dari pemikiran
terbentang dari ujung barat (pulau We) manusia berupa cipta dan karsa manusia
sampai ujung timur (papua).Masing- serta hasil karya manusia berupa wujud
masing suku bangsa memiliki kebudayaan fisik yang bisa dilihat dan dipelajari oleh
sendiri yang menjadi akar budaya manusia. Budaya masyarakat suku Sasak
nasional.Disini peneliti akan focus adalah salah satu budaya nasional
membahas tentang lelakaq dalam sorong Indonesia yang mana dalam prosesi
serah adat sasak tetapi sebelumnya pernikahan suku Sasak ada acara
penulis akan mencoba untuk membahas nyongkolan, dimana dalam acra tersebut
tentang budaya. ada istilah Sorong serah ketika hari
Secara etimologis, istilah budaya dilaksanakan acara nyongkolan.Salah
atau kebudayaan seperti yang satu kajian dari penelitian ini adalah
diungkapkan oleh Soerjono lelakaq yang ditembangkan oleh
Soekanto(1990:188)berasal dari bahasa pembayun ketika prosesi Sorong serah.
Sansekerta yaitu buddhayah, Lelakaq adalah salah satu karya sastra
yang merupakan bentuk jamak dari kata sasak lisan yang biasa di tembangkan
“buddhi” yang berarti budi atau akal. pada acara pernikahan adat sasak dan
Kebudayaan itu diartikan sebagai “hal-hal kadang-kadang sebagai media
yang bersangkutan dengan budi atau komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
akal”.Kebudayaan itu ada karena adanya Berbicara tentang sastra tidak akan
masyarakat, sehingga budaya dan terlepas dari bahasa, karena bahasa
masyarakat merupakan dua sisi yang merupakan medianya. Sehingga dalam
tidak dapat dipisahkan. Sejalan dengan pembagian unsur-unsur atau aspek-aspek
pernyataan tersebut, Soerjono Soekanto kebudayaan keduanya tidak terpisahkan
(1990:187) mengemukakan bahwa yaitu antara bahasa dan satra atau
“masyarakat adalah orang yang hidup kebahasaan dan kesastraan. Sastra
bersama yang menghasilkan merupakan bagian dari kebudayaan
kebudayaan”. karena satra lahir dari hasil daya cipta
Secara umum, Selo Soemarjan ,rasa dan karsa manusia yang diwujudkan
dan Soelaeman Soemardi yang dikutip dalam bentuk susunan bahasa yang
oleh Soerjono Soekanto (1990:188), indah, baik lisan maupun tulisan. Selain itu
mendefinisikan budaya sebagai “semua penciptaan suatu karya sastra diambil dari
hasil karya, rasa dan cipta pengalaman hidup pada saat karya sastra
masyarakat”.Koentjaraningrat (1987:1) itu lahir. Dengan demikian,kita akan dapat
mengemukakan bahwa “banyak orang mengetahui kebiasaan-kebiasaan suatu
memandang definisi budaya dalam arti daerah pada saat tertentu melalui karya
yang sempit yaitu budaya terbatas pikiran, sastra.
karya dan hasil karya manusia yang Berangkat dari uraian tentang
memenuhi hasratnya akan budaya dan lelakaq di atas penulis
keindahan.Pandangan ini menempatkan berikutnya pokus untuk mendalami
budaya sebagai kesenian”. tentang lelakaq yang di tembangkan
,Koentjaraningrat (1987:9) membuat suatu dalam acara sorong serah adat sasak
kesimpulan tentang definisi budaya atau dalam acara perkawinan
kebudayaan bahwa (nyongkolan).Lelakaq yang di tembangkan
“budaya berarti keseluruhan gagasan dan dalam acara sorong serah memiliki
karya manusia, yang harus bentuk, fungsi dan makna. Lelakaq
dibiasakannya dengan belajar, beserta adalah ungkapan tradisional yang
keseluruhan dari hasil budi dan karyanya menyerupai pantun, terdiri dari empat
itu”. baris berupa dua bari sampiran dan dua

1
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)

baris isi yang sering dibawakan pada pergi keselatan dan keutara)
upacara tradisional Sasak. Sebagai salah Talet gadung dendeq-dendeq
satu bentuk budaya, lelakaq bertujuan (menanam gandum pendek-
mengkomunikasikan pikiran masyarakat pendek
Munku mauk si pade waye(kalo
yang tumbuh dan berkembang dari waktu
dapat yang seumuran)
ke waktu. Lelakaq yang hidup dan Tanggep gandrung gorok
berkembang di tengah-tengah masyarakat bembek(mengundang gandrung
sasak merupakan salah satu media yang sambil sembeleh kambing)
efektif untuk menyebarkan nilai-nilai
kebaikan kepada masyarakat Sasak. Lelakaq Agama
Karya sastra lisan berdasarkan
bentuknya dibagi menjadi dua, yaitu Bubut kerete dese lenek. Anak
bentuk puisi dan prosa. Karya-karya yang gagak kembang sandat
berbentuk puisi diantaranya : mantra, Idup mate urusan Nenek. Endak
teka-teki, pribahasa dan pantun. lupak bace syahadat
Sedagkan karya-karya yang berbentuk
prosa yaitu cerita-cerita rakyat seperti : Berikut adalah contoh tembang wacan
mitos, legenda, sage dan fabel. dalam prosesi sorong serah dalam adat
Karya-karya lisan tadi, khususnya perkawinan suku ssasak.
yang ada di pulau Lombok sampai Alan dane senamian gelis piatur
sekarang keberadaannya sangat dawek titian puniki, inggih titang puniki
menghawatirkan karena hampir-hampir sekadi jero pemabayun kepadikayung
dilupakan masyarakat suku sasak. Pada antuk dane kepala desa Sukaraja L.
masyarakat suku sasak, khususnya rapiun kaping kaling antuk dane kadus
masyarakat pedesaan tempat karya-karya gubuk bangket amaq sopiantiping katri
sastra lisan tersebar, hanya orangg – antuk kang handowe karye, sadiye
orang tertentu saja yang tahu, terutama nagturang" ajikrama" dedare …………?
orang-orang yang sudah tua. Mereka ini Kemudian lelakaq di tembangkan…
mendapat kesulitan dalam upaya
mewariskannya kepada generasi-generasi Subahnalaa (aaaa)
dibawahnya, supaya karya-karya sastra Bau tapong isiq semeptik
(Kelaq udang sedaq romot
lisan yang banyak mengandung filsafat
Mun tekapong jaq ngengetik
hidup tersebut tetap lestari seperti lelakaq Mun tetunggang jaq momot
yang akhir-akhir ini sudah sangat jarang (Menangkap tapong (unggas
orang yang pande menembang dan sawah) pake ketapel
membuat lelakaq. Lelakaq (Pantun) Sasak (memasak udang di campur daun
banyak sekali macamnya, seperti Lelakak asam)
Bajang (pantun anak muda), Lelakak (jika dipeluk(wanita) tak bias diam)
Anak-anak, Lelakak Bebonyean, Lelakak (jika ditunggang malah diam)
agama dan lain-lain. Berikut adalah
contoh lelakak Sasak : Deweq titian tampi jok tate brame
. Lelakak Nasehat ning adat. Ring dine puniki dine,
dine radite. Lekie kalih dase sapte
saseh oktober warse. Duang tali
Mun belayang leq tembere
solas. Deweq titian sampun
(main laying di tembere)
tependikayang antok
Kapek paok siq tetolang
pengemongkrame mujur. Pengkale
(lempar mangga pake tulang)
pengemban adat ring pedukuhan
Mun sembahyang dek temele
Sukaraje kaping katri deweq titian
(kalo tidak mau solat)
sampun tependikayang antuk
Sanget laloq siq tejogang
handoeyan karye deweq titian
(luar biasa gilanya)
ngaturang aji tate keramening adat
Bq. Diah kepernah putri saking
Lelakaq Bebonyean mamiq Diah sane megenah ring
pedukuhan selong hikang sampun
Mun belauk sikut bedaye. matung gilkarse kutawi mejangkep

2
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)

sareng Lalu Wiria sane begenah data,mengklasifikasikan,mereduksi,


ring negare Kampung baru, menyajikan, dan menyimpulkan.
sukaraja, kadipaten lombok tengah Data yang diperoleh selama
yen gung pawilangan arte sastre penelitian diproses dengan analisis atau
dipure sane pacang katur ring
teknik yang digunakan sesuai tahapan
arepan dane-dane sami ring ku niki
aji dese 66 olen 33 nampak lemah yang dikemukakan oleh Miles dan
33 pemegat selakse (10) Huberman (1992) dengan model interaktif
sejabaning puniki wonteng kebaos yang merupakan siklus antara
seserah, salin dede, sabuk lempot, pengumpulan data, reduksi data dan
merombong, ceraken, mesedah, sajian data serta penarikan kesimpulan
lanjarang tegep wantah puniki sane Reduksi Data Merupakan proses
kisekenamet maring sejeruning pemilihan, pemusatan perhatian pada
pidarte lan moga-mogi bise penyederhanaan, pengabstrakan dan
teterime. transformasi dan yang berasal dari
lapangan yang sifatnya masih kasar.Data
yang sudah terkumpul tersebut, kemudian
METODE PENELITIAN direduksi untuk tujuan pengorganisasian
Penelitian ini adalah penelitian data agar dalam penarikan kesimpulan
deskriptif dengan analisis kualitatif yaitu atau verifikasi tidak mengalami hambatan
prosedur pemecahan masalah yang diteliti atau kesulitan.
dengan menggunakan cara memaparkan Dari transkrip wawancara,untuk
data yang diperoleh dari pengamatan memperoleh informasi yang sesuai
kepustakaan dan pengamatan lapangan, dengan fokus penelitian dilakukan reduksi
kemudian dianalisis clan diinterpretasikan data. Adapun caranya adalah dengan
dengan memberikan kesimpulan.Menurut cara memilah-milah data sesuai dengan
Nawawi (1995:34) bahwa penelitian kategorinya.
deskriptif tidak lebih dari penelitian yang
bersifat penemuan fakta-fakta seadanya Penyajian Data
(fact finding) Hasil penelitian deskriptif Data-data yang dipilah tersebut
lebih ditekankan pada pemberian menurut kelompok data serta disusun
gambaran secara obyektif tentang sesuai dengan kategori yang sejenis
keadaan yang sebenarnya dari obyek untuk ditampilkan selaras dengan
yang diselidiki Dalam penelitian kualitatif, permasalahan yang dihadapi,termasuk
peneliti adalah instrumen kunci (key kesimpulan-kesimpulan sementara yang
instrument) yang mampu menganalisis diperoleh pada saat data direduksi.
dengan penuh kritik situasi yang tengah
dikajinya untuk kemudian melakukan Menarik Kesimpulan atau Verifikasi
abstraksi-abstraksi mengenai apa Merupakan langkah mencari arti
sesungguhnya yang tengah terjadi di atau makna fenomena,pola-pota,
hadapan realitas dan data, dan kepekaan penjelasan konfigurasi yang mungkin, alur
teoretik sang penelitipun tidak pelak lalu sebab akibat, dan proporsi peneliti.
menjadi amat berperan penting disini Kesimpulan juga diverifikasi selama
(Strauss dan Corbin, 2003). penelitian berlangsung untuk mencari
Sejalan dengan hal tersebut, maka kesimpulan akhir tentang analisis bentuk,
dalam penelitian ini akan dianalisis fungsi,dan makna Lelakaq
bentuk, fungsi, dan makna Lelakaq. Dari model interaktif yang
Analisis data dalam penelitian kualitatif ditawarkan oleh Miles & Huberman di
ada dua tahap yaitu: analisis data selama atas, maka paradigma penelitian ini akan
pengumpulan dan analisis data setelah mengikuti alur sebagaimana digambarkan
pengumpulan. Data yang diperoleh baik berikut ini.
saat pengumpulan data dilapangan
maupun data sekunder diolah agar
sistematis. Langkah pengolahan data HASIL PENELITIAN
tersebut mulai dari mengedit

3
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)

Dalam penelitian ini,penulis akan


menganalisis lelakaq dari segi bentuk, Dayen landah Dasan
fungsi dan makna. Analisis bentuk dalam Teloq.Lingkoq Toro jari
penelitian ini meliputi tiga aspek yakni kemaliq.Sing uninta ajah
tipologi, pilihan kata, dan stilistika. Analisis ndeqna telengok.Mulena seroro
ndeqna matiq
aspek tipologi yang berkaitan dengan ciri-
ciri bentuk struktur syair difokuskan pada
Suku kata dalam lelakaq
tiga hal, yaitu: jumlah larik yang digunakan
dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam Mun – Leq- Pra- ya- balen- bunga
setiap larik, dan susunan vertikal pola (ada 8 suku kata.
rima yang digunakan. Analisis aspek Mun - ke – len – tang - leq - Ba
pilihan kata (diksi) difokuskan pada – tu – ja – i (ada 9 suku kata)
penggunaan sinonim, antonim, akronim, Ndeq - man wa – ye – na - yak -
kata majemuk, dan ungkapan atau frase pa leq - te – ru – na (ada 11 suku
idiomatik. Adapun analisis aspek stilistika kata)
berkaitan dengan penggunaan gaya Sek -ben – dang - i – siq – na - pe
– la – I (ada Sembilan suku kata)
bahasa (style) yang menjadi ciri khan
pengarang dan pemanfaatan bahasa
Sususnan kata dari lelakaq di atas yang
kiasan sebagai sarana retorika.
di tembangkan oleh pembayun kadang-
kadang tidak mementingkan hubungan
Pilihan kata (Diksi)
isi antara lelakaq yang sudah di
Dalam kaitannya dengan penelitian ini,
tembangkan dengan lelakaq
unsur-unsur yang diteliti dalam struktur
sebelumnya “Lelakaq-lelakaq saq
pantun sasak meliputi : tipolog pilihan kata
tetembangan eleq acara Sorong Serah
dan makna.
ndeqne mentingan hubungan isi antara
a. Tipologi yaitu: Meneliti karya sastra
lelakaq saq uah tetembangan kanca
(pantun secara visual yang
lelakaq saq ndeq man tetembangan”
menyangkut jumlah kata tiap-tiap
(L.Muhayang, wawancara 18
baris, yang oerupa frase atau kalimat.
November 2012)
b. Pilihan kata yaitu: Bagaimana
menempatkar, kata-kata tertentu yang
Pilihan kata Sinonim
cocok. Pemilihan kata yang cocok
Chair (1994) mengatakan bahwa
akan membuat karya sastra
sinonim merupakan hubungan semantik
mempunyai daya tarik.
yang menyatakan adanya kesamaan
Makna yaitu: Maksud atau arti yang
makna antara satu satuan ujaran dengan
terkandung didalam pantun secara
satuan ujaran lainnya. Berdasarkan
totalitas yang meliputi makna denotative
pendapat Chair tersebut dapat
dan makna konotatif. Setiap kata yang
disimpulkan bahwa sinonim adalah dua
digunakan diteliti kandungan maknanya
kata atau lebih yang maknanya sama.
sedara harfiah serta maknapya yang lain
Penggunaan kata-kata yang bersinonim
diluar makna hafiahnya.
dalam lelakaq adalah pada contoh berkut
ini
Tipologi
Analisis tipologi lelakaq yang Manis mateng puntiq lilin
dilakukan dalam penelitian ini meliputi Lalon bae leq sedin rurung
analisis ciri-ciri bentuk struktur syair yang Bau beru leq tengaq telage
meliputi (i) jumlah larik dalam satu bait, (ii) Nangis adeng tau tebilin
jumlah suku kata dalam setiap larik, dan
(iii) susunan vertikal rima akhirnya yang Kata "manis" dan kata "mateng"
meliputi pola rima a-a-a-a. merupakan kata yang memiliki arti yang
Berikut adalah beberapa lelakaq yang sama. Namun untuk mengejar rima
sering ditembangkan dalam sorong serah tengah yang baik, kedua kata tersebut
adat sasak baik dari jumlah larik,jumlah dipergunakan secara bersama pada
suku kata dan susunan pertikel rimanya. sampiran pantun. Kedua kata tersebut

4
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)

mengacu pada makna sesuatu yang Bau beru leq tengaq telage
rasanya manis dan mateng dalam Nangis adeng tau tebilin
mencicipi rasa makanan. Mele milu laguq ndeq araq
kuase
Pilihan kata Antonim
Kata "manis mateng" merupakan kata
majemuk yang terbentuk dari kata manis
Analisis mengenai antonim sebagai
dan kata mateng. Kata manis dan kata
pilihan kata dalam penelitian ini mengacu
mateng keduanya mempunyai arti yang
pada batasan "dua kata yang memiliki
sama, yakni manis dalam bahasa
makna yang berlawanan, baik makna
Indonesia. Setelah kedua kata tersebut
denotatif maupun makna konotatifnya,
bergabung membentuk satu kata
dan dapat juga pasangan kata yang
majemuk, maknanya tidak berubah
beroposisi maknanya dalam pasangan
melainkan hanya bersifat
leksikal". Penggunaan antonim sebagai
mempertegas/memperjelas.
pilihan kata pada lelakaq sebagai berikut.
Kata majemuk Manis mateng
Penggunaan kata yang berantonim dalam
digunakan dalam sampiran pantun.
pantun sasak dapat dilihat pada pantun
Hasil penelitian yang berkaitan dengan
sebagai berikut:
lelakaq adalah:
Bewen waru jari penggapit
Beli beras arak secatu Analisis Fungsi
Rujak are sintung tumpah Analisis yang berkaitan dengan
Mule bebalu taoqne nyakit fungsi bahasa (wacana) dalam syair
lelakaq berpedoman pada fungsi-fungsi
Kata ulang bahasa secara umum menurut konsep
Kata ulang yang digunakan dalam lelakaq Leech (1981) yang meliputi fungsi
meliputi : kata ulang semu, kata ulang informasional (informational function),
murni, kata ulang berubah bunyi, dan kata fungsi ekspresif (expressive function),
ulang berimbuhan. Contoh penggunaan fungsi direktif (directive function), fungsi
kata ulang semu dalam lelakaq terlihat estetik (aesthetic function) dan fungsi fatik
pada lelakaq sebagai berikut: (phatic function).
Jenis-jenis fungsi bahasa yang
Peruru impan sampi dapat diidentifikasi di dalam syair lelakaq
Kelabang injat-injat dapat dijabarkan berikut ini.
Namun tetu kangen ilahi
Ndaq lupaq gaweq sareat Fungsi Informasional
Fungsi informasional muncul
Kata injat-injat ternmasuk kata dalam lelakaq berkaitan dengan
ulang semu, karena tersebut maknanya bentuknya sebagai karya sastra yang
mengacu pada satu benda, yaitu benda dimanfaatkan sebagai media untuk
yang digunakan sebgai pijakan apabila menyampaikan informasi mengenai
hendak mengambil barang yang posisinya bagaimana sejarah Lombok dan
lebih tinggi dari tubuh kita sehingga sulit bagaimana masyarakat harus berprilaku
dijangkau. Kata injat-injat digunakan pada dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
sampiran pantun untuk mengajar rima sesuai dengan kiprahnya para pembayun
bersilang dengan kata syariat pada isi dalam menembangkan lelakaq dala
pantun sorong serah adat sasak.
Berkaitan dengan fungsi
Kata majemuk informasional, dari lelakaq yang terdapat
Contoh.penggunaan kata majemuk dalam bagian lelakaq, teridentifikasi
dalam pantun sasak dapat dilihat pada sejumlah beberapa bait yang mengemban
pantun lelakaq sebagai berikut : fungsi informasional. Contoh bait yang
mengemban fungsi informasional dapat
Manis mateng puntiq lilin
dilihat pada lelakaq berikut:
Lalon bae leq sedin rurung

5
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)

Bau paku sedin telabah Lelakaq ini apabila dilihat dari arti
Buaq randu masak odaq dari setiap kata pada setiap barisnya akan
Pacu-pacu pada sekolah dapat diketahui makna perintah untuk
Jari sangu sak uwah toak tidak sombong dari isi lelakaq ini.
Lelakaq ini memiliki pesan dan impormasi
yang sangat dalam bagi setiap manusia.
Fungsi Estetis
Lelakaq ini apabila dilihat melalui arti kata
Pantun lelakaq mengemban
maka akan dapat memahami pesan
fungsi estetik karena kapasitasnya
lelakaq ini secara menyeluruh.
sebagai salah satu genre sastra. Sebagai
salah satu genre sastra, lelakaq tidak
Fungsi Ekspresif
terlepas dari sifat karya sastra yang
Syair lelakaq mengemban fungsi
mengandung nilai-nilai keindahan
ekspresif karena termasuk karya sastra
(estetika). Karena sifat khas karya sastra
yang berbentuk puisi yang merupakan
yang mengandung nilai-nilai keindahan,
ekspresi pikiran, perasaan, sikap, dan
dengan sendirinya bait-bait syair dalam
pengalaman dari orang tua yang telah
lelakaq mengemban fungsi estetik.
lebih banyak memakan garam. Pikiran,
Dengan demikian, fungsi estetik diemban
perasaan, sikap, dan pengalaman yang
oleh keseluruhan bait syair yang terdapat
diekspresikannya tersebut adalah hasil
di dalam lelakaq.
perenungan (kontemplasi) yang
mendalam terhadap segala macam, Talet nyiur sedin pelepe
rintangan dan tantangan yang dihadapi Tiup baraq lek dalem gue
selama berkiprah di dunia ini sehingga Dendek girang iur batur lenge
tercetuslah lelakaq Nasehat seperti Sengsare awak sak tanggung
berikut ini. dose

Aqu lalo beli tembage Apabila dilihat dari segi bahasa


Te ngadu ngelim parang dan tata kalimatnya, lelakaq ini memiliki
Lamun mele tame surge nilai-nilai keindahan dan arti yang bisa
Girang-girangngaji dikatakan sesuai. Hal ini dapat dilihat dari
sembahyang
kata-kata yang ada pada baris pertama
hingga baris keempat memiliki keterkaitan
Memahami lelakaq ini, maka
antara sampiran maupun isi pantun. Selai
terlebih dahulu harus memahami
itu pula, dari segi bahasa dan kalimat
mengenai arti dari setiap kata dari lelakaq
yang ada dimasing-masing baris memiliki
ini agar dapat didapatkan makna
arti yang apabila diterjemahkan memiliki
sebenarnya dari dibuatnya lelakaq ini.
arti yang berbeda atau juga sama dengan
bahasa indonesia.
Fungsi Direktif
Lelakaq mengemban fungsi direktif
karena termasuk genre sastra yang
Fungsi fatik
dimanfaatkan oleh penembang lelakaq
Menurut Leech(1981), berorientasi
sebagai media untuk menyampaikan
kepada saluran yang dipakai dalam
pesan, nasihat dan ajaran-ajaran tentang
komunikasi.Saluran dimaksud adalah
nilai-nilai kebenaran. Bait lelakaq yang
penggunaan bahasa untuk untuk
mengemban fungsi direktif perintah dapat
memelihara kontak antara pembicara atau
dilihat pada kutipan berikut.
penulis dengan pendengar atau pembaca
Subanaleeee! (Jacobson dalam Allen dan Corder, 1973:
Arak lime buak kedondong 53).
Arak due buak sempage
Jari kanak dendek te sombong Makna
Dunie akhirat te bedose Makna kata yang dianalisis
berkaitan dengan pengguna dalam pantun
sasak meliputi makna denotative dan

6
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)

konotatif. Dalam kaitannya dengan pilihan penelitian ini berkaitan dengan makna
kata pada sub-sub, yang dianalisis adalah leksikal dari penggunaan kata dalam
kata-kata yang bisa mengandung makna lelakaq. Bait-bait lelakaq yang
denotative dan konotatif. Kata-kata mengandung makna lokusi dapat dilihat
mengandung kedua makna tersebut pada beberapa contoh berikut ini.
secara bersamaan dengan pantun sasak,
secara umum merupakan kata-kata atau Subahnala (aaaa)
yang lazim digunakan masyarakat dalam Mun Leq Praya Balen Bunga
bahasa Sasak. kata yang mengandung Mun kelentang leq Batujai
makna denotative dan konotatif lelakaq Ndeq man wayen yang paleq
teruna
sasak dapat dilihat pada berikut:
Sek bendang isiqna pelai
Galeng bedah leq berugaq (Suryana, wawancara 18 November 20012)
Paleng lelah ndeq araq upaq
Makna ilokusi
Kata majemuk "paleng lelah" Analisis makna ilokusi yang
dalam bahasa merupakan istilah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
lazim dipakai. Secara denotatif istilah analisis makna yang terkandung di dalam
paleng lelah berarti pingsan karena terlalu bait lelakaq yang berkaitan dengan
kecapean sedangkan secara konotatif maksud, pesan, dan tendensi pembayun
istilah tersebut melambangkan upaya dalam menembangkan lelakaq yang
yang sia-sia. ditembangnya. Maksud, pesan, tendensi
atau makna yang terkandung di balik
Peruru kelaq banting makna leksikal kata-kata yang dipilih atau
Anak mayung ito daye
digunakan penembang dalam lelakaq.
Berguru gati-gati
Jari payung leq nerake Beberapa contoh bait lelakaq yang
diidentifikasi mengandung makna ilokusi
Kata "payung" secara denotatif di balik makna harfiahnya melalui analisis
berarti alat untuk melindungi diri dari hujan makna dalam penelitian ini adalah
atau terik matahari, sedangkan ' secara sebagai berikut:
konotatif istilah tersebut berarti amal
ibadah yang berfungsi sebagai penangkal Beli buaq leq peken Peseng
Talet jarak leq lambah bere
siska neraka di,alam akhirat.
Sai juaq penganaq kepeng
Dengan mengacu kepada teori tindak Jeri sapah api nereke
tutur menurut Kempson (1984) yang
memberikan penekanan pada makna Dalam contoh lelakaq di atas
yang muncul berdasarkan konteks menggunakan empat referensi kunci yang
penggunaan bahasa, makna pragmatik berasal dari kehidupan masyarakat
yang berkaitan dengan penggunaan penuturnya
bahasa dalam lelakaq dapat
diklasifikasikan ke dalam makna lokusi, Makna Perlokusi
ilokusi, dan perlokusi. Analisis mengenai Analisis makna perlokusi dalam
ketiga makna pragmatik tersebut diuraikan penelitian ini mengkaji penggunaan kata
dalam sub-sub analisis berikut. dengan makna yang lebih berorientasi
pada pendengar atau pembaca sebagai
Makna Lokusi dampak yang ditimbulkan dari
Makna lokusi yang dianalisis dalam penggunaan kata dalam puisi (lelakaq).
penelitian ini mengacu pada teori Dampak yang dimaksud berbeda-beda
Kempson (1984), yakni makna yang dan perbedaan penafsiran dapat
muncul dari makna leksikal yang disebabkan oleh banyak faktor antara lain:
sesungguhnya (the actual words uttered) budaya, konteks sosial religius, kondisi
dalam pemilihan kata-kata yang pendengar atau pembaca sewaktu
digunakan penulis. Dengan demikian, mendengarkan atau membaca puisi
makna lokusi lelakaq yang dikaji dalam (syair), hubungan sosial penembang

7
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)

dengan pendengar/pembaca, geografis, struktur bentuk syair yang secara totalitas


jenis kelamin, pengetahuan dan mendukung fungsi dan makna.
pengalaman pendengar/pembaca. Hasil analisis terhadap tipologi
lelakaq yang meliputi (i) jumlah larik dalam
Impan bembeq siq daun waru satu bait, (ii) jumlah suku kata dalam
Pelembah aoq lek dese pujut setiap larik, dan (iii) susunan vertikal rima
Leman kodek te pade pacu akhir, didapatkan beberapa hal pokok
Wah te toaq jari penurut yang mendukung teori tentang struktur
bentuk syair.
Sebelum memahami makna
Berdasarkan jumlah larik dalam
mengenai lelakaq dan isi pesan dari
satu bait, hasil analisis menunjukkan
lelakaq ini, maka terlebih dahulu
beberapa hal berikut: (1) syair-syair yang
mengetahui arti setiap kata dari lelakaq ini
terdapat pada bagian pertama lelakaq,
secara keseluruhan terdiri atas empat larik
setiap bait; (2) lelakaq secara keseluruhan
terdiri atas empat larik setiap bait dengan
Makna Semantis
penambahan kata "Subahnale" yang
Makna semantis yang dikaji dalam
diikuti oleh tanda baca seru (!) sebagai
analisis makna lelakaq, sebagaimana
pembuka.Penggunaan kata "Subahnale"
telah dijelaskan pada Landasan Teori
sebagai pembuka pada setiap bait syair di
mengacu kepada pengklasifikasian makna
dalam lelakaq dalam hal ini tidak dianggap
oleh Leech (1981) yang meliputi makna
sebagai penambahan larik, sehingga bait-
konseptual (conceptual meaning); makna
bait syair pada kedua bagian tersebut
asosiatif (associative meaning) yang
tetap dihitung empat larik setiap baitnya.
terbagi menjadi makna konotatif
Berdasarkan jumlah suku kata
(conotative meaning), makna sosial
dalam setiap larik, bait-bait syair dalam
(social meaning), makna afektif (affective
lelakaq secara umum terdiri atas 8 sampai
meaning), makna reflektif (reflective
12 suku kata. Namun, yang paling
meaning), makna kolokatif (colocative
dominan adalah pada kisaran 10 - 11
meaning); dan makna tematik (thematic
suku kata dalam setiap larik. Penggunaan
meaning). jumlah suku kata yang tidak tetap dalam
setiap lariknya dimaksudkan untuk
mengejar keselarasan bunyi (unsur
PEMBAHASAN
musikal) karena sesungguhnya syair itu
diciptakan untuk dilagukan sehingga
Bentuk
aspek keselarasan bunyi mendapatkan
Dari sisi bentuk atau struktur,
penekanan. Berdasarkan susunan vertikal
setiap karya sastra terbangun atas
rima akhir yang sama dengan rumus a-a-
sejumlah unsur yang saling berkaitan.
a-a, dalam lelakaq .
Pada hakikatnya, para ahli sastra seperti
Temuan-temuan yang didapatkan
Teeuw (1984) dan Pradopo (1993)
dari analisis tipologi tersebut sejalan
mengisyaratkan unsur-unsur yang
dengan teori mengenai struktur bentuk
membangun struktur bentuk karya sastra
syair, Liaw (1993) yang menunjukkan ciri-
saling berkaitan dan saling mendukung
ciri: (1) tiap bait terdiri atas empat larik, (2)
secara harmonis untuk secara bersama-
tiap larik terdiri atas 8 - 12 suku kata, (3)
sama menghasilkan makna menyeluruh.
susunan vertikal rima akhir berpola a-a-a-
Karya sastra (puisi), dapat disebut bernilai
a, (4) keempat lariknya secara berturut-
apabila masing-masing unsur
turut mempunyai hubungan logis.
pembentuknya menjalin satu-kesatuan
struktur bentuk yang harmonis. Aspek
bentuk yang dimaksud dalam kajian ini
meliputi: tipologi, pilihan kata (diksi) dan
Fungsi
stilistika. Ketiga aspek bentuk tersebut
Keempat fungsi bahasa yang
dalam kajian ini dipandang membangun
diemban lelakaq ditunjang oleh aspek

8
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)

bentuk melalui pemanfaatan unsur tipologi Makna tematik dari sudut semantis
(struktur bentuk syair); unsur diksi yang dan makna perlokusi dari sudut pragmatik
meliputi penggunaan sinonim, antonim, tercermin dari fungsi informasional dan
kata majemuk dan ungkapan atau frasa secara implisit bermuara pada fungsi
idiomatik; dan unsur stilistika yang direktif. Makna Semantis
meliputi gaya (style) dan penggunaan Makna semantis yang dikaji dalam
bahasa kiasan sebagai sarana retorika. analisis makna lelakaq, sebagaimana
Fungsi-fungsi tersebut memunculkan telah dijelaskan pada Landasan Teori
aspek makna. Setiap fungsi yang diemban mengacu kepada pengklasifikasian makna
oleh bait-bait syair berkaitan erat dengan oleh Leech (1981) yang meliputi makna
hadirnya makna.Di samping fungsi di atas konseptual (conceptual meaning); makna
lelakaq juga memiliki fungsi dalam asosiatif (associative meaning) yang
kehidupan sehari-hari diantaranya adalah terbagi menjadi makna konotatif
sebagai sarana hiburan, sebagai sarana (conotative meaning), makna sosial
pendididkan,sebagai sarana komnikasi (social meaning), makna afektif (affective
dan sebagai penyampaian nasehat dalam meaning), makna reflektif (reflective
persaudaran. meaning), makna kolokatif (colocative
meaning); dan makna tematik (thematic
Makna meaning).
Analisis makna terhadap lelakaq Berdasarkan konsep makna yang
memperlihatkan bahwa bait-bait lelakaq dikemukakan Leech tersebut, makna--
tersebut mengandung makna semantik makna yang dapat diidentifikasi melalui
sesuai konsep yang dikemukakan Leech analisis syair lelakaq dapat dijabarkan
(1981) yang meliputi makna konseptual; sebagai berikut:
makna asosiatif yang meliputi makna
konotatif, makna sosial, makna afektif, Makna Konseptual
makna reflektif dan makna kolokatif; dan Makna konseptual yang
makna tematik; dan makna pragmatik teridendifikasi dalam penelitian ini
menurut konsep yang dikemukakan mencakup penggunaan kata-kata dalam
Kempson, yang meliputi makna lokusi, bait-bait syair yang mengandung makna
ilokusi dan perlokusi. Munculnya makna- denotatif yang memiliki kandungan logis
makna tersebut tidak terlepas dari bentuk dan kognitif. Berkaitan dengan sifat
(tipologi, diksi, stilistika) dan fungsi khasnya sebagai salah satu genre karya
lelakaq. Keterkaitan antara makna dan sastra yang memungkinkan munculnya
fungsi sebagai akibat bentuk pemakaian interpretasi makna terhadap kata-kata
bahasa dapat diberikan penjelasan seperti yang digunakan, maka makna konseptual
berikut: dalam bait-bait syair lelakaq perannya
Makna konseptual dari sudut semakin mengecil. Peran dan posisinya
semantis dan makna lokusi dari sudut yang semakin mengerucut tergeser oleh
pragmatik kehadirannya berkaitan erat hadirnya makna-makna lain yang muncul
dengan hadirnya fungsi informasional. sebagai akibat interpretasi makna pada
Hadirnya makna tersebut merupakan lelakaq berikut yang mengandung makana
implikasi dari hadirnya fungsi bahasa. denotasi
Sebaliknya, hadirnya fungsi bahasa Contoh bait syair yang masih
(informasional) mencerminkan kehadiran mempertahankan makna konseptual pada
makna semantis dan makna pragmatik kata-kata yang digunakan dapat dilihat
yang dimaksud. pada contoh berikut.
Makna asosiatif yang meliputi
makna konotatif, sosial, afektif, reflektif Mun Mondah taoq balen
dan kolokatif dari sudut semantis dan rebana
makna ilokusi dari sudut pragmatik Taoq Pendem Dayen Rantik
tercermin dari munculnya fungsi ekspresif Sangkaqna tombah isiq
semama
dan fungsi estetis yang secara implisit
Solem betem payem nyisik
bermuara pada fungsi direktif.

9
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)

Kata-kata yang dipilih pada bait di konotatif dapat diidentifikasi pada bait
atas adalah kata-kata yang bersifat lelakaq berikut.
denotatif, memiliki kandungan makna
yang logis dan kognitif sesuai dengan apa Mun Leq Praya Balen Bunga
yang diacunya. Secara jelas informasi Mun kelentang leq Batujai
yang disampaikan sesuai dengan Ndeq man wayen yang
paleqteruna Sek bendang
acuannya, Oleh karena itu, bait di atas
isiqna pelai
dapat dikatakan mengandung makna
konseptual. (Suryana, wawancara 18 November 20012)

Asosiasi terhadap kata-kata yang


Subahnaleeeee !
Perau segara sedin aiq digunakan datam bait di atas
Taoq dengan demen surak menimbulkan konotasi tertentu terhadap
Bebalu dedara mele merariq apa yang diacunya. Kata seq bendang,
Sengaq demen saq jabut isikne pelai mengandung makna secara
tunggak denotasi bahwa sobek sarungnya karna
berlari sementara makna konotasinya
Kata-kata yang dipilih pada bait di adalah dia sangat kepingin untuk kawin
atas adalah kata-kata yang bermakna dan sangat memeinta pacarnya untuk
detonatif dengan sifatnya yang logis dan segera melamarnya sehingga di
kognitif sesuai dengan apa yang gambarkan dia berlari sampe sarungnya
diacunya. Pembayun menegaskan bahwa sobek. Munculnya asosiasi terhadap
kata « Saq jabut tunggak »meberikan arti makna kata yang menjadi acuan pada bait
bahwa yang biasa banyak rumput atau di atas dapat dijadikan sebagai dasar
semak belukar adalah sesuatu yang di untuk menyatakan bait tersebut
tanami di sawah,ladang dan di hutan. mengandung makna konotatif.
Dengan demikian, bait di atas dapat
dikatakan masih mempertahankan makna Subahnaleeeee !
konseptual. Perau segara sedin aiq
Taoq dengan demen surak
Makna Asosiatif Bebalu dedara mele merariq
Sengaq demen saq jabut
Dari empat jenis makna yang
tunggak
termasuk ke dalam makna asosiatif yang
dapat diidentifikasi pemunculannya
Kata-kata yang dipilih pada bait di
melalui analisis makna bait-bait syair
atas adalah kata-kata yang bermakna
lelakaq adalah:
detonatif dengan sifatnya yang logis dan
kognitif sesuai dengan apa yang
Makna konotatif
diacunya. Pembayun menegaskan bahwa
Makna konotatif yang dapat
kata « Saq jabut tunggak »meberikan arti
diidentifikasi melalui analisis makna dalam
bahwa yang biasa banyak rumput atau
penelitian ini meliputi penggunaan kata-
semak belukar adalah sesuatu yang di
kata yang mengandung dan
tanami di sawah, ladang dan di hutan.
mengungkapkan asosiasi terhadap apa
Asosiasi terhadap apa yang diacu kata-
yang diacunya. Mengingat sifat khas
kata tersebut dapat dijadikan sebagai
karya sastra khususnya genre puisi, tentu
dasar untuk menyatakan bait tersebut
saja munculnya asosiasi terhadap apa
mengandung makna konotatif.
yang diacu oleh penggunaan kata-kata
dalam bait-bait syair lelakaq tidak terlepas
dari hasil interpretasi. Namun, identifikasi
KESIMPULAN
terhadap kandungan makna untuk
Berdasarkan hasil analisis
menentukan bait-bait yang mengandung
terhadap lelakaq yang meliputi aspek
makna konotatif tetap berpedoman pada
bentuk, fungsi, dan makna sebagaimana
hasil triangulasi data.Berdasarkan hasil
yang telah diuraikan , dapat ditarik
triangulasi data dan interpretasinya dalam
beberapa simpulan seperti berikut.
analisis makna, munculnya makna

10
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)

Keempat jenis fungsi bahasa


Aspek Bentuk tersebut ada yang hadir secara
Kajian bentuk yang meliputi bersamaan dalam satu bait dan ada pula
tipologi, diksi, dan stilistika fungsi yang hadir tanpa diikuti oleh fungsi
mengungkapkan beberapa pokok yang lainnya. Satu bait syair dapat
persoalan yang berkaitan dengan aspek mengemban lebih dari satu fungsi. Furigsi
fungsi dan makna syair. yang paling dominan terlihat adalah fungsi
Tipologi berdasarkan jumlah larik estetis dan fungsi ekspresif. Kehadiran
dalam satu bait terdiri atas tiga macam kedua fungsi tersebut bermuara pada
bentuk struktur, yaitu: pertama, bait-bait fungsi direktif, dibagi menjadi dua
syair yang terdapat pada bagian pertama klasifikasi yakni fungsi direktif yang
terdiri atas empat larik dalam satu bait; berbentuk perintah dan fungsi direktif
kedua, bait-bait syair pada bagian kedua permohonan. Antara fungsi yang satu
terdiri atas empat larik dengan dengan fungsi yang lainnya tidak dapat
penambahan "Subahnale" yang diikuti dipisahkan karena fungsi-fungsi tersebut
oleh tanda baca seru (!) sebagai pembuka merupakan satu kesatuan yang saling
pada setiap baitnya; ketiga, bait-bait syair mendukung. Dominannya fungsi estetis
yang terdapat pada bagian ketiga terdiri dan fungsi ekspresif pada bait-bait lelakaq
atas empat larik dalam satu bait dengan tidak terlepas dari bentuknya sebagai
penambahan " Subahnale " yang diikuti salah satu genre sastra yang
oleh tanda baca koma ( , ) sebagai memanfaatkan unsur bahasa sebagai
pembuka pada setiap bait. Larik pertama, pengungkapan ekspresi yang
kedua, dan ketiga diikuti oleh tanda koma mengandung nilai-nilai keindahan
(,)dan larik keempat ditulis dengan huruf (estetika )
kapital yang diapit oleh tanda kutip ("). Keempat fungsi bahasa tersebut
Tipologi berdasarkan jumlah suku ditunjang oleh aspek bentuk melalui
kata yang digunakan dalam setiap pemanfaatan unsur tipologi (struktur
lariknya, secara umum terdiri atas 8 bentuk syair); unsur diksi yang meliputi
sampai 12 suku kata. Namun yang paling penggunaan sinonim, akronim dan kata
dominan adalah pada kisaran 10 - 11 majemuk; dan unsur stilistika yang
suku kata dalam setiap larik. Penggunaan meliputi gaya (style) dan penggunaan
jumlah suku kata yang tidak tetap dalam bahasa kiasan sebagai sarana
setiap lariknya dimaksudkan untuk retorika.Fungsi-fungsi tersebut
mengejar keselarasan bunyi (unsur memunculkan aspek makna.Setiap fungsi
musikal) karena sesungguhnya syair itu yang diemban oleh bait-bait syair
diciptakan untuk dilagukan sehingga berkaitan erat dengan hadirnya makna.
aspek keselarasan bunyi mendapatkan
penekanan. Aspek Makna
Hasil analisis diksi (pilihan kata) Analisis terhadap lelakaq
menunjukkan bahwa aspek diksi yang memperlihatkan bahwa bait-bait syair
meliputi: diksi sinonim, diksi akronim tersebut mengandung makna semantik
dimaksudkan untuk mendukung fungsi: sesuai dengan konsep yang dikemukakan
informasional, ekspresif, direktif, dan Leech (1983), yang meliputi makna
estetik. konseptual; makna asosiatif yang meliputi
makna konotatif, makna sosial, makna
Aspek Fungsi afektif, makna reflektif, makna kolokatif;
Dari lima fungsi bahasa menurut dan makna tematik; dan makna pragmatik
Leech, dalam lelakaq didapatkan empat sesuai dengan teori Kempson (1984),
jenis fungi bahasa yaitu: fungsi yang meliputi makna lokusi, ilokusi, dan
informasional, fungsi ekspresif, fungsi makna perlokusi.Munculnya maknamakna
direktif dan fungsi estetik. Sedangkan tersebut tidak terlepas dari bentuk
fungsi fatik tidak teridentifikasi (tipologi, diksi, stilistika) dan fungsi
pemanfaatannya. lelakaq. Keterkaitan antara makna dan

11
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 2 Tahun 2013)

fungsi sebagai akibat bentuk pemakaian Baker, M. 1992. In other words: A


bahasa adalah seperti berikut: course Book on Translation.
Makna semantik (konseptual) dan London: Rout ledge.
makna pragmatik (lokusi) berkaitan erat Brown, Gillian & Yule, George. 1983.
dengan fungsi informasional.Antara Discourse Analysis. Cambridge:
makna dengan fungsi terjalin hubungan Cambridge University Press.
yang saling berkaitan dan saling Depdikbud, 1984.Sastra Lisan
mendukung. Hadirnya makna konseptual Sasak.Denpasar, Pusat
dari segi semantis dan makna lokusi dari Pembinaan dan Pengembangan
segi pragmatik terlihat dari fungsi Bahasa.
informasional dan sebaliknya. Frey, Lawrence R. 2000. Investigating
Makna asosiatif yang meliputi Communication:An Introduction
makna konotatif, sosial, afektif, reflektif to Research Methods. Boston: A
dan kolokatif dari segi semantis dan Pearson Education Company.
makna ilokusi dari segi pragmatik Guy, LR, Educational Research,
tercermin dari fungsi ekspresif dan fungsi Competencies For Analysis and
estetis yang secara implisit bermuara Application. New York Oxford
pada fungsi direktif. Press
Hanafiah, Nanang S,Suhana,Cucu,
REFERENCES 2009,Konsep Strategi
Pembelajaran Rafika Aditama;
Azhar, Muhammad Lalu, 1996. Bandung
Reramputan Bahasa Sasak.
Mataram Aksara Sasak. http://www.thefreedictionary.com-
Amanda schiffrin. 2005. Modelling /analysis
Speech Acts In Conversational
Discourse.The University of I Putu Indra Kusuma. 2012.The
Leeds School of Computing. development of culture-Based
Azhar, Muhammad Lalu, 1997. Reading Material For The Fifth
Reramputan Pelajaran Bahasa Grade Students Of Elementery
Sasak. Surakarta PT. Intan Schools In Buleleng Regency .
Pariwara Unpublished Thesis. Undiksa
Azhar, Muhammad Lalu, 1997. Kamus Singaraja Bali.
Bau Sastra Sasak – I Nengah Duaje.1998 Ciloqak In Oral
Indonesia.Indonesia -Sasak. PT. traditionOf nusantara(a strategy
Intan Pariwara and local cultural politic)
Azhar, Muhammad Lalu, 1997. Unpublished Article. Universitas
Pribahasa Ungkapan dan Istilah Mataram
Sasak. PT. Caraka Darma Ida Bagus Putrayase. 2007.Analisis
Aksara. Kalimat,Fungsi,Katagori dan
Peran.Reflika Aditama
Abdul Hadi, 2008.Pantun Sebagai
Cermin Kehidupan Masyarakat
Melayu, STKIP Hamzanwadi
(Unpublished)
Anna Wierzbicka. 1992.
Semantics,Culture and
Cognition.oxpord university
press
Beeky Wendling Kirshener. Discovery
To Discourse. Michigan State
University.

12

Anda mungkin juga menyukai