id
SKRIPSI
Disusun oleh :
WITDAYATI
NIM C0104045
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa memiliki satu fungsi utama yaitu sebagai alat komunikasi. Bahasa
Dapat dinyatakan pula bahwa pada dasarnya bahasa merupakan alat atau sarana
dokumentasi kegiatan atau aktivitas hidup manusia. Selain itu, bahasa berfungsi
Salah satu bahasa yang berfungsi sebagai alat komunikasi dan alat
dari bahasa yang ada di Nusantara, memiliki area pemakaian jumlah penutur yang
amat besar jumlahnya. Adanya faktor area pemakaian jumlah penutur dan usia
bahasa itu menunjukkan bahwa bahasa Jawa merupakan bahasa yang besar dan
mengalami sejarah yang cukup panjang. Di samping itu, bahasa Jawa merupakan
bahasa yang dapat memberikan corak (variasi) dan carik (catatan) tersendiri.
untuk daerah pemakaian bahasa Jawa dialek Banyumas, Pesisir, Surakarta, dan
1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
misalnya perlengkapan dalam kesenian reog. Setiap daerah tersebut memiliki ciri
khas penyebutan berdasarkan penutur dan budaya setempat. Hal demikian oleh
mempelajari seluk-beluk bahasa keseharian manusia atau disebut juga ilmu bahasa
pendekatan yang biasa dilakukan oleh para ahli etnologi (kini antropologi
budaya). Menurut Adamson Hoebel (dalam Spradley, 1997: xvi) secara singkat
lapangan etnografi yang berasal dari kata etno (bangsa) dan graph (tulisan).
dengan bahasa (kesenian reog merupakan salah satu hasil dari kebudayaan,
Kesenian reog merupakan salah satu kesenian rakyat yang hingga kini masih
ada, meskipun sedang terancam keberadaanya di era globalisasi ini, kesenian reog
merupakan bentuk dari kesenian. Adapun bentuk seni itu sendiri merupakan hasil
ciptaan seniman yang merupakan wujud dari ungkapan isi, pandang dan
tanggapan ke dalam bentuk fisik yang ditangkap indera. Jadi, di dalam bentuk seni
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
ada hubungannya antara bentuk (wadhah) dan isi (makna). Bentuk yang
dimaksud adalah fisik yaitu yang dapat diamati dan bersifat kongkrit sebagai
bentuk ungkapan, yaitu nilai-nilai atau pengalaman jiwa yang dituangkan dalam
Seni reog merupakan bentuk fisik yang mempunyai makna tertentu. Sajian
merupakan bentuk tari yang bertema dan bukan bercerita, maka tidak ada nama-
nama tokoh didalamnya. Nama-nama peran pada tari reog diambil dari nama
menggunakan jaran kepang disebut jaran kepang dan peran yang menggunakan
Seni reog sebagai khasanah budaya Jawa yang mampu bertahan dalam era
globalisasi ini, karena seni reog banyak digemari dan diminati oleh masyarakat.
Bentuk sajian tari dalam reog terkandung nilai-nilai tertentu yang dapat digunakan
sebagai tuntunan bagi masyarakat sekitar selain bentuk sajian tari, seni reog juga
terdapat alat musik pengiring dan lagu, alat busana, dan perlengkapan lainnya
yang mengandung makna kultural. Seni reog dapat disajikan dalam berbagai acara
seperti sarana upacara bersih desa, upacara pernikahan, upacara penebus janji
(nadzar), dan hiburan atau tontonan. Mampunya seni reog ini bertahan hingga
kini karena mempunyai ciri khusus sehingga kesenian reog digemari oleh segenap
lapisan masyarakat, baik kanak-kanak maupun orang dewasa. Adapun ciri khusus
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
dari kesenian reog itu adalah (a) reog disajikan dalam bentuk sendra tari; (b) reog
berfungsi sebagai penggerak massa; (c) mengandung ilmu mistik; (d) memiliki
lagu-lagu khusus; (e) dapat dimainkan di manapun pada saat apapun dan dalam
upacara apapun. Sedangkan ciri khas dari kesenian reog adalah: (1) pakaian
daerah yang berwarna hitam; (2) semua pemain harus pria; (3) penari kuda kepang
harus anak laki-laki yang manis yang biasa disebut dengan gemblakan; (4)
Berdasarkan latar belakang tersebut istilah dalam seni reog yang disertai
yang berkaitan dengan kesenian tradisional yang pernah dilakukan adalah sebagai
berikut.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Noer Istoening, 1995 yang berjudul “Kesenian
tradisional daerah seperti ketoprak, wayang kulit, dan seni tari tradisional.
oleh Yohanes Suwanto, Dkk. (1999), dalam penelitian ini mengkaji tentang
berbagai istilah alat-alat rumah tangga baik yang bersifat tradisional yang
3. Penelitian yang dilakukan oleh Margono dan Sudarsana, (2002) dengan judul
persepsi di masyarakat serta persepsi para pemain reog, makna, dan fungsi
reog .
4. Penelitian oleh Yuliana Sylvina Maharani, 2003 dengan judul “Festival Reog
rangkaian dari penyelenggaraan perayaan grebeg Sura dan peringatan hari jadi
5. Penelitian oleh Retno Wulandari, 2004 dengan judul "Istilah Gerakan Tari
kata-kata istilah gerakan tari klasik gaya Surakarta dan makna kata dari istilah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
gerakan tari klasik gaya Surakarta. Penelitian tersebut membahas jenis istilah,
reog yang meliputi peralatan, alat musik pengiring lagu, busana dan sesajiannya
beserta fungsi belum pernah dilakukan. Peneliti akan mengkaji dan bagaimana
bentuk makna kata dari istilah yang ada dalam seni reog beserta fungsinya.
Penelitian ini dilakukan karena didasari adanya alasan bahwa: 1) kesenian reog
diberdayakan guna memperkuat wawasan budaya jati diri. Oleh karena itu,
B. Pembatasan Masalah
istilah-istilah yang ada pada satu jenis seni pertunjukan rakyat yaitu kesenian
reog. Adapun batasan masalah tersebut terdapat pada istilah-istilah dari dalam seni
reog yang meliputi alat musik pengiring dan lagu, busana dan peralatan untuk
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah seperti di atas masalah yang akan
Boyolali?
D. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah tersebut di atas maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
Boyolali.
F. Sistematika Penulisan
Bab II Landasan teori, bab ini meliputi istilah dan kesenian, sejarah
Bab III Metode penelitian, bab ini berisi tentang sifat penelitian,
hasil analisis dari pembahasan bentuk dan makna dari istilah-istilah dalam
BAB II
KAJIAN TEORETIK
bersifat teoretik yang relevan dengan pokok permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini. Konsep-konsep teoretis yang berkaitan dengan penelitian ini antara
Istilah (term) adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat
mengungkapkan konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang
388) menjelaskan bahwa istilah adalah perkataan yang khusus mengandung arti
Menurut S. Prawiroatmojo dalam kamus Bausastra Jawa (1993: 287) istilah yaitu
“tembung (tetembungan) sing mengku teges, kaanan, sipat, lan sapiturute sing
mirunggan ing babagan tartamtu” kata yang mengandung makna, keadaan, sifat,
dan sebagainya yang khusus pada bagian tertentu. Berdasar penertian tersebut
tidak menutup kemungkinan apabila satu kata atau gabungan kata dapat berbeda
arti namun dapat juga sama arti pada bidang tertentu. Misalnya kata barongan
"sejenis topeng yang berwujud kepala harimau" dan pembarongan, “orang yang
menggunakan barongan". Dari contoh kata itu menunjukkan bahwa istilah adalah
kata atau gabungan kata yang mempunyai arti dan maksud tertentu dalam suatu
bidang tertentu.
10
Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang cukup penting
mewujudkan nilai rasa dalam arti luas. Kedwisatuan manusia yang terdiri atas
dengan akal murni saja. Adanya kecenderungan bahwa manusia itu dapat
menerima suatu keindahan yang salah satunya adalah kesenian (Bakker, 1994:
47). Suatu kesenian sebenarnya merupakan bentuk lahiriah dari suatu ide seorang
pencipta seni budaya yang dapat ditangkap dengan pancaindera. Salah satu bentuk
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
kesenian yang dapat ditangkap dengan pancaindera adalah seni pertunjukan reog.
Seni pertunjukan reog ini memiliki fungsi yang sangat kompleks dalam kehidupan
manusia (Soedarsono, 1985). Adapun fungsi itu sebagai hiburan, pertunjukan, dan
sarana ritual.
Secara etimologis reog berasal dari kata reg dan yod yang berdasarkan pada
akar kata dalam bahasa Jawa disebut tembung wod kang dadi oyode (satu kata
yang mempunyai satu kata atau paling mendasar dan mengandung arti
berguncang). Dalam ensiklopedi Indonesia, reog sama dengan kepang atau penari
yang meniru seseorang mengendarai kuda, yang diartikan sebagai tarian naik kuda
lumping/kuda kepang. Oleh karena itu, reog berarti pertunjukan sejenis jathil
Yang dimaksud dengan seni reog adalah suatu seni tarian pertunjukan rakyat
dengan menampilkan tarian kuda kepang dan tokoh-tokoh yang bertopeng dan
setidaknya ada elemen seperti barongan, penthul, tembem, yang berfungsi sebagai
hiburan rakyat. Menurut Pigeaud (1991: 347), tarian kuda yang dimaksud adalah
pertunjukan orang yang mengapit anyaman yang terbuat dari bambu atau kulit
masyarakat pada zaman ± tahun 1700, ada seorang pangeran dari Mataram yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
Sungai Cemara (Sungai Glonggong). Kebetulan rakit terbentur pada batu yang
besar sehingga rakit tidak bisa berjalan. Pada akhirnya berhentilah sang pangeran
dan dalam melakukan ritual itu diikuti seorang abdi untuk mengurus perbekalan,
perbukitan tadi. Abdi dan titihan sang pangeran dan kudanya meninggal. Abdi,
kuda, dan pakaiannya di kubur di bukit tersebut, tetapi sang pangeran Samudra
para penduduk masyarakat, tempat yang digunakan untuk bertapa sang pangeran
dan mengubur abdi, kuda (tunggangan) dan pakaiannya dinamakan puncak suci.
Puncak suci ini sampai sekarang dikeramatkan oleh para penerus sejarah,
Untuk mengenang hal tersebut maka para sesepuh membuat suatu pertanda atau
seni yaitu jaran kepang (kuda kepang) dan dinamakan seni jaran kepang yang
Ada empat kuburan di puncak suci yaitu 1) kuburan abdi, 2) kuburan kuda,
sekarang dikembangkan oleh seorang tokoh masyarakat dan juga tokoh ritual
(juru kunci) puncak suci tadi bernama Bapak Mulyono. Jadi, seni reog jaran
kepang yang terdiri dari pemain jaran kepang, pemain dhadak merak dan
(barongan), pemain penthul tembem, dan sebagainya. Oleh para leluhur seni tadi
sehingga kuda kepang tadi benar-benar bisa bergerak/berlaga seperti tingkah laku
kuda. Untuk melakukan ritual adat tersebut diperlukan berbagai peralatan yang
digunakan seperti :
1. Pakaian hitam-hitam bermakna seni bisa hidup jika menggunakan ritual adat
daerah. Selain ini kepala menggunakan udheng (ikat kepala) seperti yang
3. Rujak degan bermakna agar semua pemain bisa sehat dan segar.
dibutuhkan.
Seni jaran kepang ini sampai sekarang masih berfungsi dan dikenal dengan
seni reog. Kesenian reog difungsikan sebagai media upacara pernikahan, upacara
Yang dimaksud dengan seni reog adalah suatu seni tarian pertunjukan rakyat
dengan menampilkan tarian kuda kepang dan tokoh-tokoh yang bertopeng dan
setidaknya ada elemen seperti barongan, penthul, tembem, yang berfungsi sebagai
hiburan rakyat. Menurut Pigeaud (1991: 347), tarian kuda yang dimaksud adalah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
pertunjukan orang yang mengapit anyaman yang terbuat dari bambu atau kulit
dikategorikan sebagai kesenian rakyat. Sebagai kesenian rakyat seni reog juga
perkembagannya seni rakyat ini yang disebut seni tradisi kecil karena seni rakyat
berada di luar wilayah keraton bukan seni tradisi-tradisi besar yang merupakan
Sebagai seni pertunjukan, seni reog masih bersifat kontekstual dan masih
berkaitan dengan mitos (pandangan hidup) dari satu etnik tertentu, dan kedua
kesenian rakyat justru bersifat dinamik dan kreatif melalui pertunjukan yang
Secara umum reog dalam bentuk pertunjukan terdiri dari tiga penari yang
dengan penari-penari dengan kesenian yang lain. Tiga jenis penari tersebut
meliputi penari kuda kepang, penari topeng dan penari barongan. Pertunjukan
kesenian reog selalu diiringi gending reogan atau gending panaragan. Sedangkan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
alat-alat musik yang biasa digunakan antara lain: angklung, ketipung, kendhang,
jangka waktu tergantung gairah penari, 8) tata rias dan busana sederhana, 9) sifat
cenderung humoris, 10) tempat terbentuk arena, dan 11) temanya adalah berkisar
Dalam kelangsungan hidup seni rakyat seperti juga seni reog didukung oleh
solidaritas yang nyata, yang dalam hal ini berada dalam masyarakat desa atau
pedalaman. Sebagai seni rakyat ia memiliki bentuk tunggal dan bukannya bentuk
yang beragam, tidak halus dan tidak rumit seperti seni keraton. Di samping itu,
melalui latihan khusus. Kesenian ini biasanya disertai peralatan yang sederhana
dan terbatas. Dalam bentuk penyajian seni rakyat memiliki ciri-ciri yang akrab
Sebagai seni rakyat, keberadaan kesenian reog sangat akrab pula dengan
lingkungannya. Pengertian akrab di sini tidak hanya berarti dirasakan mantap serta
perkawinan, kitanan, bersih desa, dan ruwatan. Aspek-aspek perilaku sosial ini
D. Makna
sense „makna‟ adalah pertautan yang ada di antara unsur-unsur bahasa itu sendiri.
makna suatu kata ialah memahami kajian kata tersebut yang berkenaan dengan
hubungan makna yang membuat kata-kata tersebut berbeda dari kata-kata lain,
sedang „meaning‟ menyangkut makna kata leksikal dari kata-kata itu sendiri,
1993: 5). Makna erat kaitannya dengan semantik, oleh karena itu istilah-istilah
dalam kesenian reog dilihat dari segi makna leksikal dan makna kultural. Makna
leksikal adalah makna yang ada pada leksem-leksem (Chaer, 1994: 7). Leksem
merupakan satuan leksikal abstrak, mendasari berbagai bentuk inflektif suatu kata
atau frase yang merupakan satuan bermakna, satuan terkecil dari leksikon
tiruan atau barong yang tidak sebenarnya. Dalam kesenian reog yang disebut
adalah makna bahasa yang dimiliki oleh masyarakat dalam hubungannya dengan
budaya tertentu (Wakit, 1999: 3). Contoh makna kultural dari barongan adalah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
benda keramat yang menunjukkan suatu sifat yang terpuji, berwibawa, dan
dicintai.
adalah objek atau peristiwa apapun yang merujuk pada sesuatu. Simbol itu sendiri
meliputi apa saja yang dapat kita rasakan atau kita alami. Simbol yang dimaksud
Boyolali.
E. Struktur
1. Monomorfemis
merupakan satuan bahasa terkecil yang maknanya secara relatif stabil dan
yang tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil, misalnya,
(1982: 44-45) satu atau lebih morfem akan menyusun sebuah kata. Kata dalam
hal ini ialah satuan gramatikal bebas yang terkecil. Kata bermorfem satu
disebut kata monomorfemis dengan ciri-ciri dapat berdiri sendiri sebagai kata,
mempunyai makna dan kategori jelas, sedangkan kata bermorfem lebih dari
Pada dasarnya, semua kata yang tergolong pada kata dasar dalam istilah-
istilah dalam kesenian reog dapat dikatakan morfem bebas dengan pengertian
bahwa morfem itu dapat berdiri sendiri dengan makna tertentu tanpa dilekati
2. Polimorfemis
tengah, di belakang, atau di depan dan di belakang morfem dasar. Afiks yang
sisipan atau infiks, yang di belakang disebut akhiran atau sufiks, yang di depan
dan belakang disebut sirkumfiks atau konfiks. Afiks selalu berupa morfem
terikat. Contoh morfem dasar nasal M-pada mbarong, sufiks -an pada jathilan,
adalah proses dan hasil pengulangan satuan bahasa sebagai alat fonologis atau
komposisi yaitu proses morfologis yang membentuk satu kata dari dua (atau
lebih dari dua) morfem dasar atau proses pembentukan dua kata baru dengan
jalan menggabungkan dua kata yang telah ada sehingga melahirkan makna
baru. Arti yang terkandung dalam kata majemuk adalah arti keseluruhan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
mendukungnya.
3. Frase
Frase adalah satuan gramatikal yang terdiri dari dua atau lebih dari dua
kata yang tidak berciri klausa dan yang pada umumnya menjadi pembentuk
klausa (Djoko Kentjono, 1982: 57). Frase seperti dengan kata, frase dapat
berdiri sendiri. Frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya,
baik semua unsurnya maupun salah satu dari unsurnya, disebut frase
endosentrik, dan frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan
semua unsurnya disebut frase eksosentrik (Ramlan, 2001: 141). Contoh frase
kaos loreng, kembang setaman, rujak degan, gedhang raja, dhadhak merak,
modhang.
F. Etnolinguistik (Ethnolinguistics)
1. Pengertian Etnolinguistik
terhadap bahasa, di salah satu aspek etnolinguistik yang sangat menonjol ialah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
yang ada dalam bahasan itu dan yang dikreasi bersama kebudayaannya
pendekatan yang biasa dilakukan oleh para ahli etnologi (kini: antropologi
manusia. Hal ini memang merupakan akibat lebih lanjut yang tidak
semantik dan berbagai istilah yang ada dalam suatu domain 'bidang'
berbagai istilah yang ada dalam suatu bidang yang teliti, dan ini
leluhur yang melekat pada jiwa para trah kusuma (keturunan para
ratu).
relevan dalam kehidupan mereka, dan dari sini kita dapat mengetahui
lantas terkait dengan berbagai macam hal yang ada dalam budaya
Seorang pemain jathilan tidak akan dianggap hebat jika orang bilang
dia bisa „mangan sega‟ atau „mangan beras‟ (dalam bahasa Inggris
„eat rice‟). Lain halnya jika orang bilang dia bisa „mangan pari‟ atau
„mangan gabah‟ (dalam bahasa Inggris tetap „eat rice‟), sebab tidak
semua orang mampu makan padi atau gabah. Oleh karena itu, jika kita
gabah dengan cepat tanpa luka” dalam bahasa Inggris, mungkin kita
akan sedikit mengalami kesulitan, karena dalam bahasa ini tidak ada
BAB III
METODE PENELITIAN
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
Metode penelitian merupakan cara, alat, prosedur dan teknik yang dipilih
penentuan sampel data, teknik pengumpulan data dan analisis data (Edi Subroto,
1992: 31).
Dalam metode penelitian akan dijelaskan mengenai delapan hal, yaitu: (1)
sifat penelitian, (2) lokasi penelitian, (3) data, (4) sumber data, (5) populasi, (6)
sampel, (7) metode pengumpulan data, dan (8) metode analisis data.
A. Sifat Penelitian
1990: 16). Dengan kata lain penelitian yang dilakukan semata-mata hanya
berdasarkan pada fakta yang ada atau fenomena yang secara empiris hidup pada
membuat gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data,
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
penelitian ini data yang terkumpul berbentuk kata-kata. Penelitian ini berusaha
di Kabupaten Boyolali.
B. Lokasi Penelitian
penelitian ini ada di wilayah Boyolali, yaitu lebih tepatnya di desa Glonggong,
lokasi objek penelitian karena merupakan salah satu wilayah Jawa yang masih
C. Data
digunakan dalam penelitian ini adalah data lisan sebagai data utama yang akan
diteliti, dan data tulis sebagai data pembanding. Data lisan diperoleh dari
informan, sedangkan data tulis diperoleh dari buku-buku yang ada kaitannya
D. Sumber Data
Sumber data lisan dalam penelitian ini berasal dari informan terpilih
yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Sumber yang berasal dari informan
berupa tuturan yang mengandung istilah-istilah yang dipakai dalam kesenian reog
di Kabupaten Boyolali.
a. Pemain reog
Sedangkan sumber data tulis dalam penelitian ini berasal dari referensi
E. Populasi
individu dari segi-segi tertentu bahasa (Subroto, 1992: 32). Populasi dalam
Boyolali.
F. Sampel
penelitian berdasarkan data yang ada. Sampel dalam penelitian ini diambil dari
sumber data lisan. Sampel dari sumber data lisan berupa 53 istilah-istilah kesenian
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
menyada dan merekam pemakaian istilah-istilah yang ada dalam kesenian reog
secara spontan. Fungsinya: (1) untuk mengabadikan data dari hasil wawancara
dan informan, (2) untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian, (3)
merekam pengucapan secara wajar terhadap satuan lingual yang terlepas dari
teliti, maknanya dan fonetisnya. Penelitian juga menggunakan teknik kerja sama
Selain itu peneliti juga menggunakan teknik pustaka adalah data penelitian
ini bersumber dari pustaka. Teknik pustaka yaitu teknik yang menggunakan data
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
dari sumber tertulis seperti: majalah, buku, artikel, dan buku paket berbahasa Jawa
dan sebagainya untuk mendapatkan data. Teknik selanjutnya, teknik catat yaitu
sasaran dan tujuan penelitian. Jadi hal-hal yang penting dalam wawancara tersebut
metode padan. Kedua metode ini digunakan dalam upaya menemukan kaidah
1) Metode Distribusional
adalah unsur dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Metode distribusional
bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud Teknik Bagi
Unsur Langsung (BUL). Teknik ini untuk membagi satuan lingual datanya
bentuk dari istilah dalam kesenian reog adalah kata dasar atau kata jadian.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
2) Metode Padan
makna kata dari istilah dalam kesenian reog di Kabupaten Boyolali. Dalam
penelitian ini analisis data bersifat kontekstual yaitu analisis data dengan
a. Pecut [p|cUt] adalah seutas tali yang terbuat dari bambu atau rotan.
para pemain agar selalu bersemangat dan tidak mudah putus asa atau
sebagai genderang bagi prajurit yang dapat melahirkan sikap dan langkah
situasi penonton.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
c. Trompet [trompEt] adalah salah satu alat musik dalam kesenian reog
d. Gong [gOG] berbentuk seperti bonang tapi dalam ukuran yang lebih
besar berfungsi sebagai bas yang dipukul bersamaan dengan bonang pada
e. Angklung [aGklUG] adalah alat musik yang terbuat dari bambu yang
yang artinya burung merak yang berada di atas kepala harimau. Adapun
dan dicintai.
terdiri dari kelapa muda yang dibikin rujak. Makna kulturalnya adalah agar
dalam sesaji. Makna kulturalnya adalah aroma atau bau menyan cina yang
dibakar itu digunakan untuk memanggil roh halus yang dibutuhkan untuk
k. Jaran kepang [jaran kepaG] adalah alat yang terbuat dari anyaman
terhadap setiap hasil penelitian. Metode formal yaitu metode penelitian data
yaitu gambar dokumentasi foto saat pengambilan foto pertunjukan reog dalam
BAB IV
PEMBAHASAN
kesenian reog bagi masyarakat, dan para pemain kesenian reog di Kabupaten
Boyolali.
ditemukan bentuk istilah alat musik pengiring, peralatan untuk permain, busana
atau kostum yang dipakai, pemain, lagu dan tarian, dan sesajian.
1. Monomorfemis
tunggal dalam istilah kesenian reog, dengan pengertian bahwa morfem itu dapat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
berdiri sendiri, bermakna dan tidak terikat dengan morfem lain. Dengan kata lain,
tambahan apapun, belum diulang, dan belum digabungkan. Adapun istilah yang
1.
34
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
Gong [gOŋ] adalah seperti kethuk bonang tetapi dalam ukuran yang
pukulan genap.
Angklung [aGklUG] adalah alat musik yang terbuat dari bambu yang
tonjolon di tengahnya.
ukuran yang lebih kecil dan berfungsi sebagai penambah rempeg atau
Trompet [trompEt] adalah salah satu alat musik dalam kesenian reog
yang berfungsi sebagai pembawa lagu atau melodi dan aba-aba sebelum
gamelan dimainkan.
Topeng (topEG) adalah aling-aling atau tutup wajah yang dibuat dari
Pecut (p|cUt) adalah alat yang dibuat dari penjalin (bambu atau rotan)
yang diberi upat-upat benang warna merah putih. Pecut biasa digunakan
Celeng (cElEG) adalah alat yang dibuat dari anyaman bambu yang
Boyolali ada dua celeng yaitu celeng yang berwarna hitam dan merah.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
Tembem ini terbuat dari kayu yang dibentuk seperti wajah seorang
wanita dan pria, yang fungsinya sama dengan penthul yaitu menambah
Keris (k|rIs) adalah alat yang terbuat dari yang dibentuk dengan luk
3. Busana (kostum)
Ancinco (ancinco) adalah busana yang dipakai para pemain baik atasan
Udheng (uD|G) adalah iket yang dipakai untuk menutup kepala. Udheng
yang cerah.
Jarik [jarI?] adalah kain panjang berwarna latar hitam dan corak batik
4. Pemain Reog
Srati (srati) adalah orang yang mempunyai tugas dan kemampuan untuk
5.1 Tanjak (tanja?) adalah posisi gerakan berdiri dari jengkeng. Gerakan ini
5.3 Jongklang (joGklaG) adalah gerak kaki yang nyongklang atau pincang.
Gerakan ini berupa gerakan kaki satu diangkat dan yang satunya di
6. Sesajian
2. Polimorfemis
2. Pemain Reog
barongan.
keinginan.
verba denominal.
4. Sesajian
dasar yang prakategorial. Adapun bentuk dasar itu adalah menyan cina
4. 2 Kinangan (kinaGan)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
kata yang mana kedua kata itu merupakan kata pokok dari kata itu.
jajanan „makanan‟ dan pasar „tempat jual beli‟ menjadi jenis makanan
yang beraneka ragam yang dibeli dari pasar. Kata jajanan itu sendiri,
mengubah makna dari kata kerja (verba) jajan menjadi kata benda
Sega golong adalah nasi yang berbentuk lingkaran kecil yang biasa
5.Busana / Kostum
Koloran (koloran) „kolor atau tali pada celana‟. Terbentuk dari kata
Epek timang (EpE? timaG) „sabuk atau ikat pinggang‟. Epek timang
terbentuk dari dua kata yaitu epek „epek‟ + timang „timang„, merupakan
proses pemajemukan dari dua kata yang mana kedua kata itu merupakan
kata pokok sehingga hadir makna baru yaitu ikat pinggang yang
3. Frase
Frase adalah satuan gramatikal yang terdiri dari dua atau lebih dari dua
kata yang tidak berciri klausa dan yang pada umumnya menjadi pembentuk
1. Busana/Kostum
Kaos loreng (kaOs lorEG) „kaos yang berwarna merah dan putih‟. Kaos
loreng merupakan bentuk frase endosentris yang atribut dari kata kaos +
loreng → kaos loreng. Kata kaos termasuk golongan kata nomina, maka
atribut. Pembentukan frase dari kata udheng „iket‟ dan jilidan „jilid‟,
yang mana kata udheng termasuk kata nomina yang diikuti kata verba,
sehingga makna yang dihadirkan adalah iket kepala yang sudah dibentuk
(blangkon).
kata udheng „iket‟ dan modhang „batik‟. Kata udheng termasuk frase
adalah „ikat kepala‟ yang masih berupa kain batikan atau ikat kepala
2. Sesajian
Rujak degan (ruja? d|gan) „rujak kelapa muda‟. Rujak degan terdiri
dari kata rujak „rujak‟ dan degan „kelapa muda‟ ini merupakan bentuk
dan atau atau. Frase rujak degan termasuk golongan frase nominal yang
terbentuk dari frase nomina (rujak) sebagai unsur pusat (UP) diikuti
yang berasal dari kata kembang „bunga‟ dan setaman „lima warna‟.
bentuk frase endosentrik yang atributif yang terbentuk dari dua kata
bentuk frase endosentrik yang atributif dari kata dasar jaran „kuda‟ dan
kata itu dihubungkan dengan kata dan atau atau sehingga menjadi
penghubung itu tidak merubah artidari kata semula yaitu dhadhak merak
4. Atraksi
Jaran ngedan (jaran Gedan) „pemain kuda yang gila‟. Jaran „kuda‟ +
gilaan. Bentuk kata ngedan terbentuk dari: Ng- + edan „gila‟ → ngedan
„tindakan gila‟. Prefiks nasal Ng- sebagai pemarkah kata ngedan yang
pemain celeng yang melakukan atraksi gila. Kata ngedan terbentuk dari
1. Makna Leksikal
berikut .
1) Gong
2) Angklung
ukuran. Ada yang besar, ada yang kecil dan ada pula yang tanggung.
Semua ada tiga kelompok (oktaf). Dan tiap kelompok ada lima buah
angklung (lima buah nada). Angklung besar dibuat dari bambu yang besar,
dengan ukuran dua ruas, atau lebih kurang lima puluh senti meter
digetarkan bambu kecil (panjang) yang bisa diturun naikkan dalam bambu
besar tersebut.
3) Bonang
4) Kendhang
seratus sentimeter, sedangkan garis tengahnya sekitar tiga puluh lima senti
5) Ketipung
tetapi dalam ukuran yang lebih kecil dan berfungsi sebagai penambah
dengan alat pemukul yang lentur di sela-sela pukulan kedua bonang. Ada
6) Trompet
yang berfungsi sebagai pembawa lagu atau melodi dan aba-aba sebelum
7) Saron
8) Barongan
permainan reog. Barongan artinya barong tiruan atau barong yang tidak
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
sebagainya.
Singa adalah harimau. Barong adalah suri atau gimbal. Jadi, singa
barong artinya harimau yang berambut gimbal. Suri: rambut panjang yang
terdapat pada leher kuda. Gimbal: rambut yang tebal, subur, tetapi tidak
terurusi. Akhirnya menjadi kusut. Dahulu kata barongan berarti pula nama
dari semua topeng hewan. Jadi, semua topeng hewan disebut barongan.
Misalnya, topeng ular, topeng buaya, topeng harimau, topeng kuda dan
sebagainya. Dalam kesenian reog yang disebut barongan ialah topeng harimau
(kepala harimau).
1. Kayu yang kuat dan ulet, tetapi ringan. Kayu tersebut dipergunakan
harimau. Kepala harimau ini mulutnya agak lebar, sebab nanti akan
pembarong.
Begitu pula kulit yang dicari diusahakan kulit muka (kulit kepala atau
wajah).
3. Kayu palang yang kuat. Kayu tersebut pada waktu bermain digigit si
4. Tali pengikat yang kuat. Biasanya terbuat daripada kain. Tali ini
lepas.
5. Suri (rambut kuda) yang panjang. Dengan suri tersebut kepala harimau
6. Kaca atau kelereng yang jernih. Kelereng ini dipergunakan sebagai biji
mata.
tali barongan.
9) Dhadhak Merak
burung merak yang sedang menari (Bahasa Jawa ngigel). Kedua sayapnya
mengembang seperti kipas dan ekornya menjulang tegak. Kedua kaki merak
tampak dalam keadaan siap. Dadak merak hanya dapat dipakai bila disatukan
sukar dicarinya. Bahan-bahan yang dimaksud adalah: bambu, rotan, tali yang
kuat, bulu merak dan burung merak yang sudah dikeringkan. Ukuran besarnya
10) Topeng
teater atau tontonan. Dalam kesenian topeng terbuat dari kayu yang tidak
mudah pecah, yang dibentuk menurut kreasi budaya daerah yang ada. topeng
Topeng ini berfungsi sebagai humor atau lelucon dalam kesenian reog.
semarak.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
11) Pecut
Pecut adalah alat yang dibuat dari penjalin (bambu atau rotan)
12) Keris
Keris adalah alat yang dibuat dari besi yang dibentuk memakai luk
semakin kecil sampai ujung keris dengan bentuk tumpul. Keris ini dipakai
dengan cara diselipkan pada stagen lipatan terakhir tepat pada punggung.
13) Celeng
14) Udheng
dari kain yang terbentuk segitiga dan biasa bercorak batik dengan warna yang
gelap (hitam atau kecoklatan). Udheng atau iket kepala dapat dibedakan
2. Udheng modang ialah iket kepala berwarna coklat dengan dasar hitam
dan corak batik berwarna coklat dengan dasar hitam dan corak batik
Jaran kepang adalah kuda kepang, yang terbuat dari anyaman bambu.
Dalam kesenian reog biasanya jaran kepang `kuda kepang` berjumlah dua
buah berwarna hitam dan merah. Dinamakan jaran kepang `kuda kepang‟
karena kuda ini dibuat dari kepang. Kepang adalah anyaman yang dibuat dari
16) Ancinco
hitam tanpa kerah . bawahan (celana) terbagi dalam beberapa jenis, sebagai
berikut :
Kaos loreng adalah kostum pemain reog berupa kaos yang berwarna
Epek timang adalah kostum berupa ikat pinggang yang terbuat dari
19) Sampur
20) Jarik
Jarik adalah kostum berupa kain panjang berwarna latar hitam dan
corak batik warna coklat dengan motif beraneka. Jarik ini disebut juga jarit.
21) Koloran
benang katen (lawe) berwarna putih yang dijalin dan dipintal jadi satu,
panjang 2 meter, dengan garis tengah kurang lebih 3 meter, sementara benang
22) Setagen
berwarna gelap (hitam atau coklat). Panjangnya sekitar 4 meter dan lebarnya
sekitar 10 cm.
23) Warok
warok berasal dari kata “Waroi” (Jawa: Wirangi) yang berarti wis pana, wis
ngerti banget marang agal alus lahir batin, tumindhake mung kanggo tetulung
marang liyan (sudah memahami kehidupan secara sempurna lahir dan batin,
dan mengabdikan hidupnya untuk membantu orang lain). Jadi warok adalah
sosok yang dikenal sebagai seseorang yang menguasai ilmu Kejawen (Jawa
Pos, 2003: 25). Dalam kesenian reog warok lebih terlihat sebagai pengawal-
pengawal (punggawa) yang biasa disebut warok muda, dan sebagai sesepuh
(guru) disebut warok tua. Sosok warok muda digambarkan berbadan gempal
dengan bulu dada, kumis dan jambang lebat serta mata yang tajam, sedangkan
24) Pembarong
25) Pengrawit
kendhang (1), angklung (2), bonang (1), saron (1), ketipung (1), terompet (1).
kepang (kuda kepang) dan melakukan atraksi seperti kuda yang gila.
28) Besut
tangan kiri lurus ke depan, kaki kiri diangkat, kaki kanan napak terus berjalan
sambil loncat.
29) Tanjak
iringan joget atau tari iring-iringan dan tetabuhan biasa yang dapat diikuti
31) Ganongan
gerakan itu didominasi gerakan lari dan akrobat yang cepat dan lincah.
32) Sembahan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69
33) Sabetan
pecut kemudian pecut itu dicambukkan pada pemain jaran kepang (kuda
34) Buncet
tumpeng kecil yang mana disekitar gunungan atau tumpeng itu dilengkapi
dengan sayuran, pisang raja, krupuk merah, peyek, kedelai, jajanan pasar dan
kinangan.
Kembang setaman adalah bunga lima warna atau lima macam yaitu
bungan mawar, bunga melati, bunga kanthil, bunga kenanga, dan bunga
pandan wangi.
berbentuk bulat kecil, berwarna hitam kecoklatan. Menyan cina ini digunakan
Rujak degan adalah rujak yang dibuat dari kelapa muda. Adapun
38) Dhanyangan
sesajian. Pisang raja ini warnanya kuning dan bentuknya tidak terlalu
panjang.
40) Kinangan
41) Peyek
42) Krupuk
berwarna merah.
43) Pawang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71
45) Paraga
46) Jathilan
Jathilan adalah jenis tarian kuda. Dilakukan oleh anak laki-laki yang
manis. tarian ini bisa berupa atraksi jalan nyongklang, jalan dingklikan,
47) Kebatan
48) Sendon
ketengah arena sambil menari. Sendon ini dilakukan pada saat pemain jaran
tembem.
kepang).
50) Pawang
merupakan sosok warok muda karena pawang dianggap orang yang memiliki
51) Srati
2. Makna Kultural
1) Gong
Dahulu diceritakan, yaitu ketika ilmu mistik masih berpengaruh kuat dalam
kesenian reog, dan pada saat sistem adu domba kuat-kuatan mempengaruhi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73
satua-satuan reog, maka alat penantang sebagai ajakan tempur adalah bunyi
gong yang besar yang dibunyikan bertubi-tubi. Suara terdengar dari jarak yang
sangat jauh. Bagi pihak lawan yang mendengar suara itu segera
perang dan yang kedua untuk mengobarkan semangat tempur bagi prajurit-
reog).
2) Angklung
Alat musik yang tebuat dari bambu ini (angklung) dalam kesenian
gembira.Hal ini dilihat dari meriahnya suara yang keluarga dari angklung.
3) Bonang
gamelan. Hal ini melambahkan bahwa kehidupan manusia itu penuh lika-liku
menjalani kehidupannya.
4) Kendhang
perlindungan yang kuat, kendang berperan yang sama dengan genderang bagi
prajurit. Untuk melahirkan sikap dan langkah yang tegas, serta untuk
5) Ketipung
juga mempunyai peranan yang penting. Adapun makna kultural dari ketipung
6) Terompet
7) Saron
pemain reog.
8) Barongan
pada hari-hari tertentu, dan pada setiap akan dipakai selalu orang yang
terdapat beberapa kuntum bunga kanthil dan parem (minuman yang dibuat
dari kunyit dan gula) tersedia di dekat kemenyan (dupa) dalam kesenian reog.
seperti macan yaitu galak (artinya gigih dan pantang menyerah) dalam
mencapai cita-citanya.
9) Dhadhak merak
kedua kaki merak tampak dalam keadaan siap. Dhadhak merak hanya dapat
keduanya dinamakan reog. Merak dan harimau adalah dua makhluk yang
ketajaman para seniman dapat diluluhkan menjadi satu sifat yang harmonis
yaitu suatu sifat yang terpuji, berwibawa dan dicintai. Kedua sifat itu
10) Topeng
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76
satria
11) Pecut
Pecut adalah alat yang dibuat dari penjalin yang diberi upat-upat
benang berwarna merah putih. Hal ini melambangkan bahwa penjalin itu
merupakan bahan yang sukar patah, dan suci (putih). Jadi pecut mempunyai
makna yaitu alat yang dapat digunakan untuk mengerakkan para pemain untuk
bersifat selalu bersemangat dan tidak mudah putus asa/menyerah. Selain itu
pecut juga dipercaya sebagai alat yang dapat dipergunakan untuk mengundang
12) Keris
senjata lambang keamanan untuk menjaga diri agar yang memakai keris itu
sebagai titian (kendaraan) bagi kesatria. Dalam kesenian reog pemain kuda
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
77
Sejak dahulu, satu diantara rahasia mengapa pertunjukan reog selalu baik
dalam mengundang massa, tidak lain karena adanya pemain kuda kepang.
Begitu pula salah satu rahasia mengapa dalam pertunjukan reog sering terjadi
pertarungan antar satuan reog, tidak lain juga kuda kepang inilah yang
menjadi sumbernya. Oleh karena itu, pemain kuda kepang selalu mendapat
sugesti yang besar dan kuat. Jika pemain kuda kepang senang menari atau
melakukan adegan perang, maka pemain dan penonton banyak yang terlibat
yang menggemparkan dengan kata lain kuda kepang ini mempunyai makna
14) Celeng
Alat yang terbuat dari anyaman bambu dengan bentuk seperti celeng
15) Udheng
bentuknya, udheng dibedakan menjadi dua yaitu: udheng jilidan dan udheng
modang. Dari bentuk udheng itu dapat dilihat makna sifat-sifat kejawen dari
orang Jawa. Adapun maksud dari sifat-sifat itu adalah sifat orang Jawa yang
16) Ancinco
kekuatan gaib yang luar biasa dalam diri para pemakai kostum ini.
Kaos tanpa kerah yang berwarna loreng merah dan putih ini
kaos loreng merah dan putih mempunyai makna bahwa loreng dengan warna
melambangkan jiwa yang bersih dan suci. Selain itu juga warna merah dan
keunggulan yang tumbuh di hati sanubari para leluhur yang melekat pada jiwa
para trah Kusuma (keturunan para ratu). Epek timang ini merupakan kostum
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
79
khusus dipakai oleh pemain jaran kepang (kuda kepang). Epek timang ini
khusus untuk pemain jaran kepang karena epek timang ini melambangkan
19) Penadon
kekuatan.
20) Sampur
21) Jarik
bahwa jarik batik adalah kostum yang dipakai para kesatria yang berbudaya
Jawa (Pakaian kejawen). Dengan memakai kostum berupa jarik ini diharapkan
22) Koloran
merupakan pusat munculnya daya kekuatan bagi warok. Koloran dipakai oleh
warok.
23) Setagen
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
80
mempunyai makna agar para pemain dapat menciptakan suatu gerak yang
terarah. Dengan kata lain setagen mempunyai makna kultural pengatur dan
24) Warok
lainnya.
25) Penthul
penthul ini pertunjukan reog menjadi lebih meriah dan tercipta suasana yang
semarak.
26) Pembarong
27) Pengrawit
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
81
dipercaya sebagai pengatur dan pengendali para pemain jaran kepang, celeng,
28) Penggerong
29) Pawang
dibutuhkan.
lahir dan batin dari seluruh para pemain reog (paraga) yang dapat mewujudkan
ngedan itu melambangkan seorang kesatria yang berlaga atau bergaya seperti
tanaman masyarakat.
33) Sembahan
dimulai maka dilakukan sembahan yang mempunyai tujuan untuk minta izin
34) Sabetan
Hal ini mempunyai makna bahwa si pemain jaran kepang yang disabet agar
35) Buncet
mengisyarat bahwa kekuatan ghaib itu adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha
Esa . Buncet ini digunakan dalam sesajen dengan maksud sebagai sarana
selamat.
moyang.
- Peyek
terdiri lima warna/ macam bungan yaitu bunga mawar, bunga melati, bunga
kanthil, bunga kenanga, dan pandan wangi. Dari kelima macam bunga tersebut
mempunyai makna kultural yaitu lima bunga yang digunakan itu merupakan
Menyan cina atau kemenyan ini digunakan dalam sesaji dengan cara
dibakar sehingga akan menciptakan aroma atau bau yang khas dengan maksud
supaya aroma dari kemenyan itu diserap oleh makhluk halus yang
makna bahwa rujak dengan itu untuk menciptakan tenaga-tenaga yang segar
39) Dhanyangan
tersebut.
40) Srati
41) Jathilan
besar dan kuat. Hal ini terjadi ketika jathilan sedang menari-nari, maka
pemain dan penonton banyak yang terlibat dalam situasi. Mereka ikut
menyanyi dan menari, sehingga suasan menjadi hidup dan penuh riang.
dalam dua fungsi, yaitu, 1) fungsi bagi para pemain kesenian reog, dan, 2)
1. Sarana Upacara
baik atau roh pelindung untuk mengusir roh jahat. Agar tujuan dari suatu
dari roh-roh para nenek moyang. Kehadiran reog sebagai bagian dari suatu
tujuan untuk keselamatan desa. Oleh karena itu pelaksanaan upacara itu
terbatas pada suatu daerah atau desa itu sendiri. Upacara ini merupakan
setiap tahun sekali, yaitu pada bulan Syawal/hari raya Idul Fitri. Tepat
masyarakat dari bahaya yang menimpa. Adanya tujuan magis dari upacara
masyarakat yaitu tentang keadaan desa serta hal-hal apa yang harus
dilakukan untuk menjaga keamanan dan ketentraman bagi desa. Pada saat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
87
seperti itu Kepala Desa diwajibkan mendengarkan saran atau petuah dari
roh halus yang akan menempel pada salah seorang penari jaran kepang.
kembali.
c. Upacara Penyembuhan
dapat ditempuh dengan dua cara. Cara pertama adalah memanggil secara
dalam upacara bersih desa. Cara pertama dilakukan bagi masyarakat yang
tersebut, yaitu untuk mengusir roh-roh jahat dan tubuh si sakit dan rumah
percaya bahwa roh pelindung (nenek moyang) akan datang melalui salah
hingga tiga jam. Hal ini tergantung situasi dan kondisi. Cara kedua
memperoleh air dari salah satu kelompok pemain reog. Air akan diberikan
si sakit sebagai sarana untuk mengusir roh jahat yang masuk ke tubuh.
pada sakit, tertimpa bencana, cia-cita dan lain-lain. Biasanya setelah uneg-
janji yang telah diucapkan. Upacara nadzar biasa dihadiri sanak saudara,
dan tetangga sekitarnya. Pertunjukan reog dalam upacara ini sama dengan
dijanjikan.
reog.
bahwa fungsi di sini bukan pertunjukan yang ditujukan kepada roh, tetapi
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
berbentuk polimorfemis.
sega golong.
c. Bentuk frase terdiri dari dua atau lebih dari dua kata yang tidak
termasuk klausa. Bentuk frase ini berjumlah 10 kata yaitu: kaos loreng,
raja.
yakni makna leksikal, makna dasar dari kata tersebut. Makna kata
Dalam hal ini adalah tradisi reog, makna kultural muncul dalam
B. Saran
gramatikal, dan makna kultural, serta fungsi kesenian reog sehingga masih
masyarakat). Selain itu juga dapat diteliti dari segi sastra atau sejarahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bakker SJ. 1994. Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar. Jakarta: BPK Gunung
Mulia.
Djoko Kentjono. 1982. Dasar – dasar Linguistik Umum. Jakarta: Fakultas Sastra
UI (Universitas Indonesia)
Harimurti Kridalaksana. 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia (edisi ke-2).
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sry Satria Tjantur Wisnu Sasangka. 2001. Paramasastra Gagrag Anyar Bahasa
Jawa. Jakarta: Yayasan Paramalingua.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Sujarno, dkk (tim). 2003. Seni Pertunjukan Tradisional Nilai, Fungsi dan
Tantangannya. Yogyakarta: Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Uhlenbeck, EM 1972. The Language of Java and Madura dalam Thomas A (ed)
Curent Trend in Linguistik. Paris : the Hague.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
96
Y. Suwanto, dkk. 1999. “Istilah Alat - alat Rumah Tangga dan Perkembangannya
di Kodya Surakarta (Suatu Penelitian Pendekatan Etnolinguistik)”
(Makalah). Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas
Maret.
Yuliana Sylvina Maharani. 2003. “Festival Reog Nasional Sebagai Araksi Wisata
di Ponorogo Jawa Timur (Kajian Kepariwisatan)” (Skripsi). Surakarta:
Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.