Dalam sistem interaksi masyarakat, tentunya dibutuhkan sebuah medium berupa
bahasa. Bahasa menjadi perantara bagi setiap masyarakat dalam mengungkapkan perasaan, maksud, ide, dan gagasan. Setiap aktivitas komunikatif dari masyarakat tentu meletakkan bahasa sebagai sesuatu yang pokok. Menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono (dalam Chaer, 2014: 32), bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Selain itu, bahasa juga memiliki peran signifikan yang lain. Bahasa sebagai sistem penyampaian maksud memiliki manfaat dalam mengaktualisasi selera berkesenian masyarakat. Hal itu dikarenakan bahasa mampu menjadi objek estetis yang dihasilkan melalui kreativitas para masyarakat. Selera berkesenian sendiri berkaitan dengan kebutuhan estetis masyarakat yang meliputi gerak, suara, bentuk, tulisan, dan lain sebagainya. Menurut pendapat Ki Hajar Dewantara, seni ialah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya dan bersifat indah sehingga menggerakkan jiwa perasaan manusia. Seni juga mampu mengilustrasikan kebudayaan berdasarkan karakteristik dan ciri khas tertentu. Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki peran penting dalam seni budaya dan implementasinya pada ranah sosial. Segi fungsional dari bahasa sendiri dapat dilihat melalui berbagai hal, yakni : (1) Bahasa mampu menjadi media eksplanasi suatu karya seni. Contohnya ialah tari remo yang dapat diartikan sebagai gejolak kepahlawanan, kekuatan, dan kedigdayaan. Meskipun tari remo cenderung hanya menampilkan gerakan, akan tetapi bahasa mampu menguraikan maknanya sehingga masyarakat mengerti arti dari ditampilkannya kesenian tersebut. (2) Bahasa mampu menjadi media promosi bagi suatu karya seni. Hal ini memiliki kaitan dengan poin pertama di mana dengan mengeksplanasikan karya seni, bahasa secara tidak langsung juga mempromosikan karya tersebut. Contohnya ketika masyarakat tahu mengenai makna tari remo sebagai gejolak kepahlawanan, maka akan ada opsi untuk menggelar pertunjukan tari remo di hari pahlawan dan sejenisnya. Hal tersebut juga membuat masyarakat dapat melakukan kontekstualisasi yang tepat terhadap suatu karya seni. (3) Bahasa mampu menjadi bagian langsung dari karya seni. Banyak karya seni yang mengandalkan bahasa sebagai objek utama. Contohnya ialah penggunaan lirik pada sebuah lagu, penggunaan dialog pada pertunjukan drama, penggunaan diksi-diksi pada puisi, dan lain sebagainya. Dalam aktualisasi jenis kesenian tersebut, bahasa menjadi objek konkret yang memiliki peran signifikan. Hal itu dikarenakan unsur estetis yang dibangun pada jenis-jenis karya seni tersebut mengandalkan bahasa sebagai senjata paling utama. Bahasa dapat dikatakan menjadi kunci dari tersampaikannya makna dan maksud terciptanya karya seni tersebut. Selain peran bahasa pada seni, sebaliknya, seni budaya juga berperan dalam upaya revitalisasi bahasa. Karya-karya seni tertentu dapat mempopulerkan diksi-diksi yang belum akrab di telinga masyarakat. Hal tersebut dapat meningkatkan gejolak eksplorasi dari masyarakat dalam mempelajari bahasa. Contohnya dapat dilihat pada karya puisi Sapardi Djoko Damono berjudul Hujan dalam Komposisi. Pada kalimat kedua yang berbunyi “Apakah yang kautangkap dari bau tanah, dari ricik air yang turun di selokan?”, ditemukan kosakata ‘ricik’ yang cenderung asing di telinga masyarakat. Dalam KBBI, kata ‘ricik’ sendiri berarti derau atau tiruan bunyi gemuruh hujan yang dibawa angin. Dengan penyematan kata tersebut, masyarakat yang membaca akan menggali dan mengeksplorasi arti dari kosakata yang dimaksud. Hal itu dapat merangsang kreativitas masyarakat dalam menciptakan puisi atau karya seni lainnya. Semakin banyak kata itu digunakan, semakin populer pula kata-kata tersebut di masyarakat. Popularitas tersebut secara implisit mengartikan bahwa seni berhasil melestarikan bahasa dengan memanfaatkan diksi-diksinya sebagai bagian dari rangkaian keindahan yang dibawa. Bahasa dan seni secara beriringan menjadi dua hal yang korelatif. Mereka dapat saling berguna satu sama lain. Bahasa mampu menjadikan seni sebagai sesuatu yang estetis dan sekaligus etis berdasarkan makna yang diusung. Kemudian seni dapat menjadi pelestari bahasa melalui pemanfaatan kosakata dalam rangkaian estetika yang dibangun. Bahasa dan seni secara utuh dapat menggambarkan suatu kebudayaan melalui sisi etika yang diusung dalam makna dan sisi estetika yang dibentuk berdasarkan selera berkesenian masyarakat di suatu daerah. Nama : Ricky Rivaldi NIM : 122011133068 Kelas : Etika dan Estetika (ID-1) Tema : Hubungan antara bahasa dan seni budaya