Anda di halaman 1dari 12

Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440

Vol. 05, No.2 , Desember 2021 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229

IMPLIKATUR BERMAKNA BUDAYA SOSIAL PADA NYANYIAN RAKYAT DENGE


SUKU TOBELO DI DESA WOOI KEC. OBI TIMUR

The Meaningful Implicatures of Social Culture in the Tobelo Tribe in Wooi Village, East Obi
District

Agus Boriri
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP Kie Raha
Pos-el: agusboriri@gmail.com

Naskah diterima: 7 Oktober 2021; direvisi: 27 November 2021; disetujui: 1 Desember 2021

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implikatur bermakna budaya sosial
yang terdapat pada suku Tobelo yang dilakukan di Desa Wooi Kecamatan Obi Timur Kabupaten
Halmahera Selatan. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber langsung (primer) yang
diperoleh masyarakat di Desa Wooi, sedangkan sumber tak langsung (sekunder) dapat diperoleh
melalui buku-buku, artikel, dan sebagainya dari perpustakaan atau tempat. Hasil penelitian
membuktikan bahwa implikatur yang terdapat dalam nyanyian rakyat Denge suku Tobelo di Desa
Wooi Kec. Obi Timur yaitu: 1) implikatur jenis ajakan terdapat 7 bait, 2) implikatur jenis tindakan
pernyataan terdapat 9 bait, 3) implikatur jenis Perintah terdapat 2 bait. Dapat disimpulkan bahwa
1) Implikatur yang terdapat dalam nyanyian rakyat Denge suku Tobelo di Desa Wooi adalah
implikatur ajakan, implikatur tindakan pernyataan, dan implikatur implikatur Perintah. 2) Implikatur
bermakna budaya sosial yang terdapat pada suku Tobelo di Desa Wooi adalah sikap peduli
sosial, bersahabat/komunikatif dan cinta damai, jujur, kerja keras dan toleran.

Kata Kunci: Implikatur, Makna budaya sosial, Denge

Abstract: This study aims to describe the meaningful implicatures of social culture found in the
Tobelo tribe conducted in Wooi Village, East Obi District, South Halmahera Regency. The
sources of data in this study are direct (primary) sources obtained by the community in Wooi
Village, while indirect (secondary) sources can be obtained through books, articles, and so on
from libraries or places. The results of the study prove that the implicatures contained in the folk
songs of the Tobelo tribe in Wooi Village, Kec. East Obi, namely: 1) implicature type of invitation
there are 7 stanzas, 2) implicature type of statement action there are 9 stanzas, 3) implicature
type of Command there are 2 stanzas. It can be concluded that 1) The implicatures contained in
folk songs with the Tobelo tribe in Wooi Village are invitation implicatures, statement action
implicatures, and Command implicatures. 2) Implicature means that the social culture found in the
Tobelo tribe in Wooi Village is an attitude of social care, friendly/communicative and peace-loving,
honest, hard working and tolerant.

Keywords: Implicature, Meaning of social culture, Denge

PENDAHULUAN kebudayaan masyarakat penuturnya.


Bahasa digunakan oleh manusia dalam
Bahasa adalah sistem lambang segala aktivitas kehidupan. Dengan
bunyi yang dipergunakan oleh para demikian, bahasa merupakan hal yang
anggota masyarakat untuk bekerja sama, paling hakiki dalam kehidupan manusia.
berinteraksi dan mengidentifikasikan Dengan bahasa, seseorang individu atau
diri (Kridalaksana, 1984: 24). bahasa kelompok dapat meminta individu atau
adalah salah satu unsur kebudayaan kelompok lain untuk melakukan suatu
manusia yang dapat mencerminkan

184
Agus Boriri: Implikatur bermakna budaya sosial pada nyanyian rakyat denge Suku Tobelo…
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 05, No.2 , Desember 2021 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229

pekerjaaan. dalam suatu masyarakat. Bahasa itu


Budaya adalah pikiran, akal sendiri merupakan sistem yang diwarisi
budi, yang di dalamnya juga termasuk atau peroleh dari kebudayaan
adat istiadat. Dengan demikian, budaya masyarakat tempat untuk hidup dan
dapat diartikan sebagai sesuatu yang tumbuh. Disinilah dapat dilihat peran
dihasilkan dari pikiran atau pemikiran. bahasa yang dapat mengungkapkan
Maka tatkala ada ahli menyebutkan nilai-nilai budaya yang ada dalam suatu
bahwa bahasa dan pikiran memiliki masyarakat yaitu pola pikir dan
hubungan timbal-balik dapat dipahami perasaan-perasaan bahkan sikap dan
bahwa pikiran di sini dimaksudkan perilaku dari masyarakat tersebut.
sebagai sebuah perwujudan kebudayaan. Banyak ragam bahasa,
Budaya adalah seluruh sistem gagasan adat-istiadat, dan budaya di Indonesia
dan rasa, tindakan, serta karya yang merupakan kekayaan yang harus
dihasilkan manusia dalam kehidupan dilestarikan. Upaya pelestarian ini
bermasyarakat (Koentjaraningrat, 2011: bertujuan agar generasi muda dapat
72). mengetahui jati diri sehingga mencintai
Menurut Slizer (dalam Aslinda bangsanya sendiri (cinta tanah air).
dan Syafyahya, 2010:27), hubungan Bentuk pelestarian bahasa, adat-istiadat,
kebahasaan dan kebudayaan itu seperti dan budaya telah banyak dilakukan oleh
anak kembar siam, dua buah fenomena nenek moyang sejak dahulu yang
yang terikat erat, seperti hubungan sisi tertuang dalam nyanyian adat (Hasan, N.
yang satu dengan sisi yang lain pada Handayani, 2017: 37-46)
sekeping mata uang. Sisi yang satu Denge adalah suatu nyayian rakyat
adalah sistem kebahasaan dan sitem digunakan oleh suku Tobelo di Desa
yang lain adalah sistem kebudayaan. Wooi Kec. Obi Timur yang sering
Hubungan bahasa dan budaya dinyanyikan kapan saja dan di mana
dipaparkan oleh Edward Sapir dan saja. Denge juga bisa dinyanyikan oleh
Benjamin Lee Whorf yang terkenal sekelompok orang yang saling
dengan nama hipotesis Sapir-Whorf. berbalasan dan bisa juga individu karena
Dalam hipotesis ini dikemukakan bahwa Denge bertujuan menghibur orang.
bahasa bukan hanya menentukan corak Denge dinyanyikan umumnya
budaya, melainkan juga menentukan digunakan saat menasihati, mengajak,
cara dan jalan pikir manusia sehingga memotivasi dan sebagainya. Dahulu
memengaruhi pula tingkah lakunya. kalah Denge pada suku Tobelo di Desa
Dengan kata lain, suatu bangsa yang Wooi Kec. Obi Timur banyak orang
berbeda bahasanya dari bangsa lain akan yang mengunakan Denge baik pada usia
mempunyai corak budaya dan jalan pikir muda maupun orang tua-tua. Ketika
yang berbeda pula. Denge dilantunkan orang-orang
Bahasa tidak dapat dipisahkan disekitarnya merasa terhibur sehingga
dari kebudayaan, karena bahasa menginginkan agar Denge dapat
merupakan manivestasi dari nilai-nilai dipelajari oleh semua kalangan.
budaya yang sedang berkembang di Era milenial sekarang ini, suku

185
Agus Boriri: Implikatur bermakna budaya sosial pada nyanyian rakyat denge Suku Tobelo…
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 05, No.2 , Desember 2021 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229

Tobelo di Desa Wooi Kec. Obi Timur aspek-aspek di luar struktur bahasa.
menganggap bahwa Denge dianggap
tidak sesuai lagi yang dinyanyikan. Hal Pragmatik merupakan cabang
ini diakibatkan karena perkembangan ilmu linguistik yang membahas tentang
industri musik yang melahirkan banyak apa yang termasuk struktur bahasa
lagu-lagu yang mempengaruhi pola pikir sebagai alat komunikasi antara penutur
generasi muda. Selain itu, Denge dan pendengar, dan sebagai pengacuan
dianggap salah satu nyanyian yang tanda-tanda bahasa pada hal-hal”ekstra
kuno dan tidak pantas dinyanyikan oleh lingual” yang dibicarakan. Tipe studi
generasi muda (malu). pragmatik dalam menafsirkan nyanyian
Seiringnya perkembangan zaman rakyat Denge perlu melibatkan
seperti ini membuat Denge penafsiran tentang apa yang dimaksud
perlahan-lahan mulai punah khususnya orang di dalam satu konteks khusus dan
di Desa Suka Damai karena tinggal satu bagaimana konteks itu berpengaruh
orang yang mampu melantunkannya, terhadap apa yang dikatakanya.
sehingga lambat laun Denge tidak lagi Yuniarti N. (2014: 225-240)
diketahui oleh anak-anak pada zaman menegaskan bahwa pragmatik
yang akan datang karena tidak ada lagi merupakan satu istilah yang pertama
penerusnya atau tidak ada lagi orang digunakan oleh filosof kenamaan
yang mengajarkan, sehingga nantinya Charles Morris (1938) yang mengarah
budaya Denge pada suku Tobelo di Desa pada perhatian besar terhadap ilmu yang
Wooi Kec. Obi Timur akan hilang atau mempelajari sistem tanda (semiotik).
tidak ada lagi. Rujukan prakmatik pada telaah makna
Pengungkapan makna nyanyian dalam interaksi yang mencakup makna
rakyat Denge perlu melakukan pembicara dan konteks ujaran yang
penafsiran berdasarkan konteksnya. dikeluarkan.
Pengkajian bahasa dalam nyanyian Yule (2014:3) menjelaskan bahwa
rakyat Denge pada tataran struktural saja pragmatik merupakan bidang ilmu yang
sering kali tidak menghasilkan suatu mempelajari makna yang disampaikan
kajian yang maksimal. Kondisi praktis penutur atau penulis dan ditafsirkan oleh
penggunaan bahasa dalam nyanyian pendengar atau pembaca.
rakyat Denge sering kali “keluar‟ dari Berdasarkan definisi beberapa
kaidah-kaidah struktural, tetapi proses ahli, peranan konteks sangat penting
komunikasi dalam nyanyian rakyat dalam ilmu bahasa. “Yule menjelaskan
Denge yang terjadi tidak menemui suatu pragmatik sebagai cabang ilmu bahasa
kendala dan justru menghasilkan suatu yang mempelajari tentang makna yang
komunikasi yang lebih efektif dan dikehendaki oleh penutur” (Cahyono,
efisien. Hal itulah yang mendorong 2002: 213).
suatu kajian terhadap suatu bahasa Penjelasan tersebut mengarah
dalam nyanyian rakyat Denge tidak pragmatik pada aspek maknanya, yaitu
hanya dari sudut pandang struktural saja, maksud yang akan disampaikan penutur
melainkan harus dikaitkan dengan melalui hadirnya konteks. Hal ini berarti

186
Agus Boriri: Implikatur bermakna budaya sosial pada nyanyian rakyat denge Suku Tobelo…
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 05, No.2 , Desember 2021 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229

pragmatik berusaha menggambarkan Implikatur percakapan


sebuah ujaran yang disampaikan oleh hakikatnya merupakan konsep yang
penutur atau pembicara dengan sangat penting dalam
mengetahui makna tersebut. pragmatik.Implikatur percakapan
Salah satu bagian dari kajian menunjuk pada maksud dari suatu
pragmatik adalah implikatur yang diucapkan. Rohmadi (2010:9)
merupakan suatu penggunaan bahasa menyatakan bahwa implikatur
yang terjadi antar pelibat sering kali percakapan dapat dibedakan atas apa
mengandung maksud-maksud tertentu yang diucapkan dan apa yang
yang berbeda dengan struktur bahasa diimplikasikan oleh ucapan tersebut.
yang digunakan. Pada kondisi seperti
itulah suatu kajian implikatur Salah satu unsur penting dalam
mempunyai peran yang tepat untuk menguak makna yang terdapat pada
mengkaji suatu penggunaan bahasa nyanyian rakyat Denge merupakan
dalam nyanyian rakyat Denge. budaya sosialnya sebagai bahan yang
Penggunaan bahasa dalam nyanyian dapat dikreasikan untunk menghibur,
rakyat Denge diperlukan suatu mengajak, menasihati dan sebagainya.
pertimbangan tentang bagaimana cara Seiring dengan perkembangan zaman
menuturkan nyanyian rakyat Denge dewasa ini, nyanyian rakyat Denge
melalui apa yang ingin dituturkan yang bagi suku Tobelo di Desa Wooi Kec. Obi
disesuaikan dengan orang yang diajak, Timur mulai hilang dari bentuknya.
di mana, kapan, dan dalam keadaan apa Seiring dengan berkembangnya
guna menemukan makna yang tehnologi media sehingga
diungkapkan sebagai bagian dari nyanyian-nyanyian daerah dapat
nyanyian rakyat Denge. diperdengarkan melalui tehnologi audio
maupun video yang membuat nyanyian
Menurut Grice (dalam tradisional yang mengandalkan tradisi
Mudjiono, 1996:32-33) ada tiga jenis lisan mulai kehilangan eksistensinya
implikatur percakapan yakni: implikatur (Apriati, Y., dkk., 2020: 1109-1119)
konvensional, praanggapan, dan
implikatur nonkonvensional. Implikatur Masuknya budaya-budaya dari
konvensional lebih mengacu pada Desa Suka Damai menjadi fenomena
makna kata secara “konvensional” yang membuat Denge mulai hilang dari
makna percakapan ditentukan oleh arti kulturnya. Karena generasi-generasi
konvensional kata-kata yang digunakan. muda yang merupakan pelaku budaya
Implikatur praanggapan, lebih mengacu Denge sering tidak memiliki rasa
pada suatu pengetahuan bersama antara keinginan untuk mengembangkan.
penutur dan mitra tutur. Implikatur Fokus penelitian ini adalah
nonkonvensional, merupakan suatu makna nyanyian rakyat Denge sebagai
implikatur yang lebih mendasarkan cermin budaya suku Tobelo di Desa
maknanya pada suatu konteks yang Wooi Kec. Obi Timur. Peneliti ini
melingkupi suatu percakapan. bermaksud mengkaji sisi implikatur

187
Agus Boriri: Implikatur bermakna budaya sosial pada nyanyian rakyat denge Suku Tobelo…
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 05, No.2 , Desember 2021 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229

nyanyian rakyat Denge dengan penelitian kualitatif. Penelitian jenis


melakukan transkripsi teks. kualitatif dimaksudkan sebagai
penelitian yang temuan-temuanya tidak
METODE PENELITIAN diperoleh melalui prosedur statistik atau
Penelitian ini menggunakan bentuk hitungan lainnya, tetapi
penelitian kualitatif, yaitu suatu strategi menggunakan prosedur yang
penelitian yang menghasilkan data atau menghasilkan temuan yang diperoleh
keterangan yang dapat mendeskripsikan dari data-data yang dikumpulkan dengan
realita sosial dan peristiwa-peristiwa menggunakan beragam sarana.Sarana
yang terkait dalam kehidupan itu meliputi pengamatan, wawancara,
masyarakat (Sugiyono, 1992: 2). namun bisa juga mencakup dokumen,
Ada lima ciri penting metode buku, kaset video, dan sebagainya
kualitatif yaitu (1) memberikan (Strauss & Juliet Corbin, 2003: 5).
perhatian utama pada makna dan pesan, Penelitian ini dilakukan di Desa
sesuai dengan hakikat objek, yaitu Wooi Kec. Obi Timur Kabupaten
sebagai studi kultural; (2) lebih Halmahera Selatan. Jenis data yang
mengutamakan proses dibandingkan digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan hasil penelitian, sehingga makna data kualitatif. Data kualitatif adalah
selalu berubah; (3) tidak ada jarak antara data yang dinyatakan dalam bentuk
subjek peneliti dengan objek penelitian, kalimat, kata-kata, ungkapan, dan
subjek sebagai instrumen utama, gambar atau foto (Sugiyono, 1994: 3).
sehingga terjadi interaksi langsung di Dalam Peneliian ini jenis datanya berupa
antaranya; (4) desain dan kerangka kalimat, ungkapan, kata-kata dari
penelitian bersifat sementara sebab berbagai sumber data.Sumber data
penelitian bersifat terbuka; (5) penelitian adalah sumber primer, yaitu data yang
bersifat alamiah; terjadi dalam konteks diperoleh tentang nyanyian rakyat
sosial budayanya masing-masing. Denge. Kemudian, di samping sumber
Penelitian ini juga menggunakan primer juga menggunakan sumber
metode analisis isi (conten analysis). Isi sekunder, yaitu data yang diperoleh
dalam metode analisis isi terdiri atas dua secara tidak langsung dari berbagai
macam, yaitu isi laten dan isi buku, hasil penelitian, dokumen, dan
komunikasi. Isi laten adalah isi yang sebagainya.
terkandung dalam dokumen dan naskah, Menurut Lofland (dalam
sedangkan isi komunikasi adalah pesan Moleong, 1993: 112), bahwa sumber
yang terkandung sebagai akibat data utama dalam penelitian kualitatif
komunikasi yang terjadi. Isi laten adalah adalah kata-kata dan tindakan,
isi sebagaimana dimaksud oleh penulis, selebihnya adalah data tambahan seperti
sedangkan isi komunikasi adalah isi dokumen dan lain sebagainya. Sumber
sebagaimana terwujud dalam hubungan data dalam penelitian ini adalah sumber
naskah dengan konsumen. langsung (primer) yang diperoleh
Aspek komunikasi dan dan laten masyarakat di Desa Suka Damai yang
tampaknya lebih diutamakan dalam akan dijadikan informan penelitian.

188
Agus Boriri: Implikatur bermakna budaya sosial pada nyanyian rakyat denge Suku Tobelo…
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 05, No.2 , Desember 2021 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229

Sedangkan sumber tak langsung Selanjutnya, dilakukan dokumentasi dan


(sekunder) dapat diperoleh melalui wawancara kepada informan guna
buku-buku, artikel, dokumen tertulis, mendapat data secara lengkap.
dan sebagainya dari perpustakaan atau Adapun teknik yang dilakukan
tempat. dalam mengumpulkan data penelitian ini
Pemilihan informan dalam adalah (1) Teknik rekaman dan
penelitian ini menggunakan model pencatatan, digunakan untuk
snowball. Teknik ini dimaksudkan, cara mendapatkan data utama penelitian
menentukan informan dengan berupa melakukan perekaman nyanyian
mula-mula jumlahnya kecil (informan rakyat Denge yang berkembang di
kunci), kemudian informan ini diminta masyarakat dan dari informan yang
untuk memilih teman lain yang dianggap dianggap tahu tentang nyanyian rakyat
tahu tentang masalah yang sedang dikaji Denge di daerahnya. Teknik pencatatan
untuk dijadikan informan. Begitu bisa digunakan untuk
seterusnya, sehingga jumlah informan menstranskripsikan hasil rekaman
semakin banyak sampai dianggap sudah menjadi bahan tertulis dan mencatat
mencukupi untuk mendapatkan data berbagai aspek yang berkaitan dengan
yang lengkap, baru diakhiri (Sugiyono, suasana penceritaan dan
1992: 56) informasi-informasi lain yang dipandang
Fase terpenting dari penelitian perlu selama melakukan wawancara. (2)
adalah pengumpulan data. Pengumpulan Teknik wawancara, dilakukan terhadap
data tidak lain dari suatu proses pelantun nyanyian rakyat Denge
pengadaan data untuk keperluan maupun kepada informan yaitu
penelitian. Pengumpulan data pada masyarakat yang dianggap patut
penelitian kualitatif menurut Sugiyono memberikan keterangan mengenai
(1992: 25) dilakukan pada natural nyanyian rakyat Denge suku Tobelo di
setting (kondisi yang alamiah), sumber Desa Wooi Kec. Obi Timur. Dalam
data primer, dan teknik pengumpulan wawancara ada dua tahap penting.
data lebih banyak pada observasi Tahap pertama ‘wawancara bebas’ (free
berperan serta (participant observation), interview/non-directed interview) yang
wawancara mendalam (in depth memberi kebebasan seluas-luasnya
interview), dan dokumentasi. kepada informan untuk berbicara. Tahap
Teknik pengumpulan data kedua ‘wawancara terarah’
merupakan cara yang digunakan peneliti (structured/directed interview), yakni
untuk mengumpulkan data penelitian. mengajukan pertanyaan yang sudah
Pengumpulan data pada nyanyian rakyat disusun sebelumnya untuk memperoleh
ini dapat diawali dengan langkah gambaran yang utuh dan mendalam
perekaman, Perekaman sejauh mungkin (indepth-interview). (3) Teknik
harus dilaksanakan dalam konteks dokumentasi digunakan untuk
nyanyian rakyat. Maksudnya nyanyian mengumpulkan data dari sumber
rakyat tersebut sedang dilantumkan dan nonmanusia. Sumber ini terdiri atas
peneliti merekam secara langsung. dokumen dan rekaman. Dokumen

189
Agus Boriri: Implikatur bermakna budaya sosial pada nyanyian rakyat denge Suku Tobelo…
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 05, No.2 , Desember 2021 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229

merupakan catatan peristiwa yang sudah pengumpulan data. Peneliti berusaha


berlalu. Studi dokumen dalam penelitian untuk menganalisis dan mencari pola,
kualitatif merupakan pelengkap dari tema, hubungan persamaan, hal-hal yang
penggunaan metode observasi dan sering timbul, hipotesis dan sebagainya
wawancara agar hasil penelitian lebih yang dituangkan dalam kesimpulan yang
kredibel/dapat dipercaya. tentatif.
Data yang dikumpulkan dari hasil
penelitian lapangan berwujud kata-kata HASIL DAN PEMBAHASAN
dan bukan rangkaian angka, sehingga Penelitian ini memperhatikan bait
bentuk analisisnya menggunakan nyanyian rakyat Denge yang dikaji
pendekatan deskripsi kualitatif yang berdasarkan kajian implikatur guna
disusun ke dalam teks yang diperluas menemukan makna budaya sosial pada
dan mendalam. Semua kegiatan analisis suku Tobelo di Desa Wooi Kec. Obi
ini merupakan analisis pemaknaan yang Timur.
mempertimbangkan makna dibalik fakta Implikatur yang terdapat dalam
budaya yang ditemukan di lapangan. (1) nyanyian rakyat Denge pada suku
Reduksi Data adalah sebagai proses Tobelo di Desa Wooi Kec. Obi Timur
pemilihan, pemusatan perhatian pada sebagai berikut:
penyederhanan, pengabstrakan, dan  Ajakan
transformasi data kasar, yang diperoleh Implikatur percakapan ajakan
dari berbagai catatan-catatan tertulis di dalam nyanyian rakyat Denge suku
lapangan. Laporan atau data yang Tobelo di Desa Wooi Kec. Obi Timur
diperoleh dilapangan akan dituangkan pada penelitian ini dideskripsikan 4 bait
dalam bentuk uraian yang lengkap dan yang diuraikan berikut ini:
terperinci. Data yang diperoleh dari  Ilangi-langi ngomi Jika kamu ikut
lapangan jumlahnya akan cukup banyak, majobo nako saya perahunya
sehingga perlu dicatat secara teliti dan nomote maderu ada di laut
rinci. (2) Penyajian Data dilakukan madade?
dengan tujuan untuk mempermudah
peneliti dalam melihat gambaran secara Bait nyanyian rakyat Denge
keseluruhan atau bagian tertentu dari nomor 1 di atas, memberi makna yang
penelitian. Penyajian data dilakukan mengandung implikasi ajakan untuk
dengan cara mendeskripsikan hasil mengajak seseorang yang sangat dekat
wawancara yang dituangkan dalam dengan orang tersebut untuk pergi ke
bentuk uraian dengan teks naratif, dan suatau tempat melewati lautan dan jika
didukung oleh dokumen-dokumen, serta orang itu ikut maka perahunnya ada di
foto-foto maupun gambar sejenisnya laut. Dalam kajian implikatur
untuk diadakanya suatu kesimpulan. (3) percakapan khusus di atas, mengandung
Penarikan Kesimpulan yaitu melakukan makna sesuatau (hubungan kekasih)
verifikasi secara terus menerus  Nako nogoge Dan jika kamu
sepanjang proses penelitian de matahu tinggal rumah ada di
berlangsung, yaitu selama proses madine so darat dan tuannya

190
Agus Boriri: Implikatur bermakna budaya sosial pada nyanyian rakyat denge Suku Tobelo…
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 05, No.2 , Desember 2021 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229

maduhutu no sedang duduk di lautan yang bergelombang. Walaupun


dudu kadera. kursi demikian mereka tetap bersama-sama
mengerungi gelombang dengan saling
berdekatan.
Bait nyanyian rakyat Denge
 Igogou poma Kita saling
nomor 2 di atas, memberi makna yang
cohogia ngona berjabatangan
mengandung implikasi ajakan yang
dede ngohi
menggambarkan bahwa mengajak
seseorang untuk pergi dan jika orang itu Bait nyanyian rakyat Denge
tidak mau mengikutinya maka ia bisa nomor 5 di atas, memberi makna yang
tinggal di rumah yang sedang berada di mengandung implikasi ajakan. Bahwa
darat, dan tuan rumahnya sedang berada meraka berdua memang saling
di depan rumah yang sementara duduk berjabatangan kemanapun mereka pergi
di kursi. meraka selalu saja berjabatagan
 Oh nona manis Gadis manis mari bersama layaknya seorang pasangan
topane tohoru, kita mendayung, kekasih yang sangat menyayangi.
pane tohoru mendayung
tositolah ngolo, melewati lautan,
 Oh dodihimo Karena orang
tola ngolo ya melewati lautan
yanako oh kia tua tidak
luwe-luwe yang bergelombang
mangopa ngone mengetahui
nasosinoto apa-apa tentang
Bait nyanyian rakyat Denge kita
nomor 3 di atas, memberi makna yang
mengandung implikasi ajakan, yang
Bait nyanyian rakyat Denge nomor
menggambarkan untuk pergi
4 di atas mengandung implikasi ajakan
mendayung bersama seorang gadis
yang menggambarkan harapan
yang akan melewati lautan yang
seseorang kepada sang kekasihnya ia
bergelombang. Dalam hal ini walapun
mengatakan bahwa orang tua kita tidak
lautan yang begitu bergelombang tetapi
akan mengetahui apa-apa tentang kita,
ketika bersama-sama tidak masalah
karna yang tau hanya kita berdua saja.
untuk melewatinya sebuah gelombang.
 Luwe-luwe Mengarungi
tatetepa-tepa gelombang
soisitutupu oh jiko lautan saling  Mabobiliku Dan satunya diikat
loleo so taloleo berdekatan lengso sonyinga bersamaan dengan
denigrate biar malengso sapu tangan,
itola-tolaka so meskipun sapu
Bait nyanyian rakyat Denge masininga itola tangan tersobek
nomor 4 di atas mengandung implikasi toholu namun hatimu tidak
ajakan yang menggambarkan bahwa tercabik-cabik
dua orang yang menjadi satu pasangan
kekasih yang sedang berada di tengah

191
Agus Boriri: Implikatur bermakna budaya sosial pada nyanyian rakyat denge Suku Tobelo…
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 05, No.2 , Desember 2021 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229

Bait nyanyian rakyat Denge berkeliling


nomor 7 di atas, memberi makna yang
mengandung implikasi ajakan. Yang
Bait nyanyian rakyat Denge nomor
menggambarkan sepasang kekasih
2 di atas memberi makna mengandung
yang tidak mau dipisahkan sehingga
implikasi tindakan pernyataan.
diantara satu dari mereka mengatakan
menggambarkan sepasang kekasih yang
bahwa ia harus mengikat sapu tangan,
suda dipasahkan antara kehidupan nyata
di tangan sang kekasih agar supaya
dan akhirat, tetapi mereka tetap saja
ketika sapu tangan suda tersobek
bersama-sama tak peduli mereka bisa
namun hatinya tidak tercabik-cabik.
saling melihat wujud nyata atau tidak.
Bahkan di antara satu dari mereka terus
 Tindakan Pernyataan
menjaga mentari yang cerah dan
Implikatur percakapan
memabakar kemenyan sambil
pernyataan dalam nyanyian rakyat
berkeliling di makam karena ia berharap
Denge suku Tobelo di Desa Wooi Kec.
bisa bertemu kemabli dengan
Obi Timur pada penelitian ini
kekasihnya.
dideskripsikan pada bait berikut ini:
 Bodito hajali Ketika engkau  Tanu nomomi po Dan
ngona nosone so meninggal aku tukang bobaso memanggilmu
ani kubu akan menjaga diri nasinoto untuk bangun agar
majojaga ngohi makammu supaya kita
berdenge
Bait nyanyian rakyat Denge
Bait nyanyian rakyat Denge nomor
nomor 1 di atas, mengandung makna
3 di atas mengandung implikasi tindakan
yang berimplikasi tindakan pernyataan.
pernyataan. Secara umum bait nyanyian
Implikasi ajakan dalam bait nyanyian
rakyat Denge nomor 8 ini mengisahkan
rakyat Denge tersebut menggambarkan
kepedihan hati seorang kekasih yang
sepasangan kekasih yang saling
telah kehilangan pasangan hidupnya.
mencintai, dan menyayangi sampai
Namun begitu ia selalu saja
maut memisahkan mereka. Akan tetapi
memanggil-manggil kekasihnya untuk
Mereka tatap saja tidak saling
bangun agar supaya ia bisa berteman
melupakan, bahkan di antara satu dari
untuk berdenge karna tanpa dia
mereka mengatakan bahwa jika engkau
pasangannya merasa bahwa hidup ini
suda meninggal nanti aku akan tetap
terasa hampa baginya.
menjaga makam engkau. Artinya,
berbicara tentang hubungan yang
sangat harmonis  Deso kangano Tadi saya berjalan ke
 Wange maloha Dan setelah tohie tohuku atas ke bawa
manyanyi mentari cerah aku
totupu, nyanyi akan membakar
totupu kemenyan sambil Bait nyanyian rakyat Denge nomor
tosigogiloli, 4 di atas mengandung makna tindakan

192
Agus Boriri: Implikatur bermakna budaya sosial pada nyanyian rakyat denge Suku Tobelo…
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 05, No.2 , Desember 2021 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229

pernyataan yang menggambarkan bahwa kedatangan sang kekasih yang lama tak
seseorang yang sedang berjalan-jalan ke kunjung datang dan pada saat itu ada
atas kebawa sambil merenung burung yang terbang di tepi lautan
sehingga ia pikir bahwa itu adalah layar
 Ohkiloti Pohon Saya berpikir perahu kekasihnya yang ia telah
totemoni deru, bahwa itu perahumu, menunggu begitu lama.

 Tomalegauku Air mataku jatuh


Bait nyanyian rakyat Denge nomor
de ahikongo ketika sedang
5 di atas memiliki makna tindakan
itura merunduk kepala
pernyataan yang menceritrakan
seseorang yang telah kehilangan atau
ditinggalkan kekasihnya, sehingga ia Bait nyanyian rakyat Denge nomor
berharap bisa bersama kembali, namun 8 di atas mengandung makna tindakan
suatu ketika orang tersebut berada di tepi pernyataan, yang menggambarkan
pantai ia melihat sebuah pohon yang seorang yang suda putus asa dan tak tau
hayut ia berpikir bahwa itu perahunya, lagi apa yang harus ia perbuat, sehingga
namun ternyata itu hanya sebatang ia pun duduk dengan merunduk sambil
pohon. mencucurkan air matanya, karna ia
sudah tak sanggup lagi menahan
 Rage-rage Ranting-ranting kepedihan yang ada di hatinya.
totemo pohon kupikir layar
neyelearo, perahumu  Toaso tomeme Kupanggil ayah dan
tobaba, meme ibu namun tiada
tobaba
Bait nyanyian rakyat Denge nomor
kaohiwa-hiwa.
6 di atas mengandung makna tindakan
pernyataan, yang menggambarkan
seseorang yang sedang menunggu Bait nyanyian rakyat Denge nomor
kekasihnya di tepi pantai yang suda 9 di atas memberi makna implikasi
lama, sehingga ketika ia melihat tindakan pernyataan. Menggambarkan
ranting-ranting pohon yang dihanyutkan seorang anak yang sedang
di pantai ia pun berfikir itu adalah tiang membutuhkan bantuan ayah dan ibu
layar perahu kekasihnya, ternyata itu namun, ketika ia memanggil ayah dan
hanya ranting-ranting pohon saja. ibu kedua-duanya tiada.
 Perintah
 Oh ula-ula totemo Burung yang
Implikatur percakapan perintah
inside terbang kupikir
dalam nyanyian rakyat Denge suku
layar perahu
Tobelo di Desa Wooi Kec. Obi Timur
dideskripsikan 2 bait yang diuraikan
Bait nyanyian rakyat Denge nomor berikut ini:
7 di atas mengandung implikasi tindakan
pernyataan, yang menggambarkan  Oh kano-kano Yang suda saya
seseorang yang sedang menunggu so kangano katakan

193
Agus Boriri: Implikatur bermakna budaya sosial pada nyanyian rakyat denge Suku Tobelo…
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 05, No.2 , Desember 2021 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229

totemo ngona sebelumnya Implikatur bermakna budaya sosial yang


kuda bolo kepadamu terdapat pada suku Tobelo di Desa Wooi
Kec. Obi Timur adalah sikap peduli
sosial, bersahabat/komunikatif dan cinta
Bait nyanyian rakyat Denge nomor
damai, jujur, kerja keras dan toleran.
6 di atas, mengandung implikasi
Hasil penelitian membuktikan bahwa
tindakan pernyataan bahwa seorang
implikatur bermakna budaya sosial
kekasih yang sedang berbicara kepada
dalam Nyanyian Rakyat Denge Suku
pasangan kekasih sebelumnya tentang
Tobelo di Desa Wooi Kec. Obi Timur
hubungan mereka berdua.
Kabupaten Halmahera Selatan bahwa
 Sudara, ngona Saudaraku, suda yang paling banyak muncul adalah
toni dodemo saya katakan budaya sosial.
tonisipali igo kepadamu aku akan
masoka, igo mengikat engkau DAFTAR PUSTAKA
masoka dengan janur, Apriati, Y., dkk., (2020). Revitalisasi
sokasinoto mengikat dengan Folk Song (Nyanyian Rakyat)
ohkamoi dua helai janur satu Sebagai Media Penanaman Nilai
yatopilipu helai terikat di Dikalangan Masyarakat Banjar
tangan Kalimantan Selatan. Solidarity:
Journal of Education, Society and
Bait nyanyian rakyat Denge nomor Culture 9 (2), 1109-1119
2 di atas, memberi makna implikasi Aslinda., & Syafyahya, L. (2010).
Perintah yang menggambarkan Pengantar Sosiolinguistik.
hubungan saudara yang tidak pernah Bandung: PT Refika Aditama
terpisahkan, karena ia sudah mengatakan Cahyono, B. Y. 2002. Kristal-kristal
sebelumnya kepada saudaranya. Ilmu Bahasa. Jakarta: Rineka cipta
Hasan, Nita H., (2017). Nyanyian Adat
SIMPULAN Masyarakat Desa Longgar: Suatu
Uraian hasil penelitian dan Pendekatan Hermeneutika. Kapata
pembahasan tentang implikatur Arkeologi, 13(1), 37-46
bermakna Budaya sosial pada nyanyian Kridalaksana, H. 1984. Fungsi Bahsa
rakyat Denge suku Tobelo di Desa Wooi dan Sikap Bahasa. Bandung:
Kec. Obi Timur Kabupaten Halmahera Ganaco
Selatan yang telah dijelaskan pada bab Koentjaraningrat. 2011. Pengantar
sebelumnya, sehingga penelitian ini Antropologi I. Jakarta: PT Rineke
dapat disimpulkan bahwa (1) Implikatur Cipta
yang terdapat dalam nyanyian rakyat -------------1993. Kebudayaan,
Denge suku Tobelo di Desa Wooi Kec. Mentalitas dan Pembangunan,
Obi Timur Kabupaten Halmahera Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Selatan adalah implikatur ajakan, Moleong, Lexy J. 1993. Metodologi
implikatur tindakan pernyataan, dan Penelitian Kualitatif. Bandung:
implikatur implikatur Perintah. (2) Remaja Rosdakarya

194
Agus Boriri: Implikatur bermakna budaya sosial pada nyanyian rakyat denge Suku Tobelo…
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615–3440
Vol. 05, No.2 , Desember 2021 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597–7229

Mudjiono Wiryationo.1996. Implikatur


Prcakapan Anak Usia Sekolah
Dasar. Malang: IKIP Malang
Rohmadi, M. (2010). Pragmatik Teori
dan Analisis. Yogyakarta: Lingkar
Media
Strauss, Anselm & Juliet Corbin, 2003.
Dasar-dasar Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Sugiyono, Stephen. 1994. Pragmatics
New York: Cambridge University
Press
Sugiyono. 1992. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: ALFABETA
Yule, G. 2014. Pragmatik. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Yuniarti, Netti. (2014). Implikatur
Percakapan dalam Percakapan
Humor. Jurnal Pendidikan Bahasa
3 (2), 225-240

195
Agus Boriri: Implikatur bermakna budaya sosial pada nyanyian rakyat denge Suku Tobelo…

Anda mungkin juga menyukai