Anda di halaman 1dari 14

1

PERAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI ALAT PEMERSATUDALAM NEGARA KESATUAN


REPUBLIK INDONESIA

Prof. Dr. Dendy Sugono, P.U.


Universitas Negeri Jakarta

Dalam menjalani kehidupan, manusia tidak pernah terlepas dari kegiatan


berpikir, sementara sarana utama kegiatan berpikir itu adalah bahasa.
Dengan bahasa, manusia dapat melakukan aktivitas pikir secara optimal.
Aktivitas pikir itu menghasilkan ide, opini, sikap, tindakan, pengalaman, dan
sebagainya yang dapat berupa pernyataan, pertanyaan, perintah,
permintaan, ajakan, imbauan, ataupun seruan. Semua itu diungkapkan
dengan bahasa maka selain sebagai sarana pikir, bahasa memiliki peran
sebagai sarana ekspresi.

I. Pengantar disiarkan ke seluruh dunia). Bahkan,


Sebagai makhluk sosial, manusia senan- bahasa mampu menjembatani komu-
tiasa melakukan interaksi dengan nikasi timbal balik antara makhluk dan
sesama, sementara interaksi itu memer- Sang Pencipta yang melintasi batas
lukan sarana dan bahasalah sarana yang waktu dan ruang yang sangat berbeda,
paling efektif menjalankan peran itu. seperti dalam menjalankan ibadah dan
Bahkan, bahasa itu mampu menyimpan doa serta firman Tuhan dalam kitab-
sejarah, mengabadikan hasil pemikiran, kitab-Nya kepada manusia (Sugono,
menerobos batas ruang dan waktu, serta 2015).Pemikiran tentang peran bahasa
menjembatani kehidupan dari generasi tersebut mengingatkan saya pada
masa lalu hingga generasi masa kini. Ber- hipotesis Sapir-Wolf bahwa bahasa me-
bagai peristiwa dalam kehidupan ini mengaruhi kebudayaan, dalam arti
dapat disimpan, bahkan didokumentasi- bahwa pandangan orang terhadap dunia
kan, dengan bahasa, baik dalam bentuk di luar dirinya seolah-olah diatur oleh
cetak karya ilmiah, karya sastra, buku konsepsi bahasa (ibu) (Sumarsono,
sejarah maupun dalam bentuk 2007). Sementara itu, kebudayaan
elektronik. Dari dimensi waktu, misalnya, merupakan hasil olah pikir tentang hidup
kehidupan generasi abad ke-21, sekarang dan kehidupan. Olah pikir itu meng-
ini, dapat mengetahui awal kehidupan gunakan sarana utama bahasa dan verba
manusia di bumi dari ajaran agama Islam sebagai wujud ekspresi menuntun pe-
melalui sarana bahasa. Sementara itu, nutur bahasa dalam pengungkapan hasil
dari dimensi tempat, apa yang terjadi di olah pikir berada pada gugus pernyataan
belahan-bumi barat, pada saat yang dalam kalimat sesuai dengan tipe
sama dapat diketahui oleh penghuni predikat bahasa Indonesia (Sugono,
belahan-bumi yang lainnya melalui 2011). Oleh karena tu, bahasa memang
teknologi komunikasi dengan memanfa- memengaruhi cara pandang manusia
atkan bahasa (antara lain pidato tokoh terhadap fenomena kehidupan. Dalam
atau pertandingan sepak bola yang kaitan dengan kemampuan ekspresi,

Prosiding SeminarNasional Bulan Bahasa UNIB 2015


2

bahasa Indonesia telah memiliki 91.000 sastra mampu memperluas persebaran


kata umum dalam Kamus Besar Bahasa bahasa Indonesia ke berbagai kawasan
Indonesia (2008) dan 410.000 istilah nusantara. Bahkan, karya sastra mampu
bidang ilmu dalam glosarium istilah mengubah gaya hidup masyarakat
bidang ilmu. Meskipun demikian, masih tradisional ke masyarakat baru sebagai
terasa kekurangan kata dan istilah ketika adaptasi dari pengaruh budaya Barat di
seseorang sedang menulis tentang ilmu nusantara, berawal dari karya-karya
dan teknologi, apalagi kata/istilah bidang sastrawan Sumatra Barat. Selain
teknologi komunikasi. persebaran, sastra Indonesia mampu
Pada masa perjuangan memperluas ranah penggunaan bahasa
kemerdekaan bahasa Indonesia telah Indonesia ke berbagai sendi kehidupan
terbukti mampu menjadi sarana ekspresi masyarakat sehingga dapat
dalam (a) pernyataan sikap politik menggerakkan semangat kebersamaan
identitas pada Kongres Pemuda Kedua dan persatuan melawan kolonialisme
1928 yang menyatakan pengakuan demi kemerdekaan. Maka, sastra
terhadap (1) satu tumpah darah, tanah Indonesia turut serta dalam membangun
air Indonesia, (2) satu bangsa, bangsa persatuan menuju kemerdekaan.
Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa Sebagaimana paparan di atas,
persatuan, bahasa Indonesia serta (b) bahasa dan sastra Indonesia memainkan
pernyataan kemerdekaan bangsa peran dalam persatuan dan kesatuan
Indonesia 17 Agustus 1945. Pernyataan berbagai komponen masyarakat menuju
sikap politik pada Sumpah Pemuda kemajuan dan kemerdekaan bangsa
tersebut mampu membangun sinergi Indonesia, bahkan pada
kekuatan persatuan merebut pascakemerdekaan bahasa dan sastra
kemerdekaan dari cengkeraman Indonesia turut membentuk karakter
kolonialisme Barat. Sementara itu, sebagai bangsa Indonesia yang bertumpu
pernyataan kemerdekaan Indonesia pada peradaban suku bangsa (Sugono,
mampu memberi inspirasi membentuk 2011). Kalau pada masa prakemerdekaan
persatuan negara-negara Asia-Afrika bahasa dan sastra Indonesia turut serta
maka terbentuklah Konferensi Asia- dalam penyatuan bangsa Indonesia,
Afrika pada tahun 1955 di Bandung. mengapa pada era kemajuan ilmu dan
Kekuatan bersama itu telah melahirkan teknologi dalam era global ini bahasa
negara-negara baru di Asia dan Afrika. Indonesia tergeserkan oleh bahasa dan
Sastra Indonesia bukan sekedar budaya asing.
karya seni, sastra Indonesia telah
menjadi media ekspresi berbagai 2. Kondisi Masyarakat dan Pendidikan
fenomena kehidupan dengan latar Bahasa dan Sastra Indonesia
belakang perjuangan kemerdekaan, Dalam kehidupan masyarakat Indonesia
bahkan sastra itu mampu membangun pascareformasi telah terjadi berbagai
sinergi kekuatan perjuangan perubahan dalam bidang politik,
kemerdekaan Indonesia dari pemerintahan, ekonomi, sosial budaya,
kolonialisme. Sejak penerbitan dalam dan bahasa. Di bidang politik terjadi
bahasa Indonesia bacaan rakyat dan perubahan dari sistem tripartai ke
karya sastra pada tahun 1920-an, karya multipatai, bidang pemerintahan dari

Prosiding SeminarNasional Bulan Bahasa UNIB 2015


3

sistem sentralistik ke desentralisitik, tersebut merupakan indikasi bahwa


bidang ekonomi dari sistem pasar ruang gerak penggunaan bahasa
tradisional (sistem tawar) ke sistem Indonesia sebagai bahasa persatuan
pasar swalayan (monopoli) dan pasar mengalami pergeseran. Sebaliknya,
bebas, serta dari budaya lokal dan penggunaan bahasa asing makin
nasional ke budaya regional dan global. memperoleh tempat dalam tatanan
Di bidang pendidikan telah terjadi kehidupan masa kini. Pembangunan
perubahan dari sistem pengajaran pusat belanja, permukiman/apartemen,
bahasa dan sastra ke sistem dan industri modern, serta ruang
pembelajaran bahasa dan sastra promosi telah memberi peluang
Indonesia. Berikut ihwal kondisi penggunaan bahasa asing, setidaknya
masyarakat serta kondisi pendidikan dalam pemberian nama
bahasa dan sastra Indonesia. permukiman/apartemen, pusat belanja,
merek dagang, dan iklan. Demikian juga,
2.1 Kondisi Masyarakat Indonesia perkembangan teknologi informasi dan
Dalam perkembangan peri kehidupan komunikasi turut memperbesar peluang
masyarakat Indonesia telah terjadi penggunaan bahasa asing. Bahkan,
berbagai perubahan, terutama yang penggunaan bahasa itu telah merambah
berkaitan dengan tatanan baru ke pertemuan-pertemuan resmi, media
kehidupan dunia dan perkembangan elektronik, dan medialuarruang, serta
ilmu pengetahuan serta teknologi— judul buku walaupun di dalamnya
khususnya teknologi informasi—yang berbahasa Indonesia.Padahal, bahasa
semakin sarat dengan tuntutan dan Indonesia dinyatakan sebagai bahasa
tantangan globalisasi. Kondisi itu telah persatuan dan bahasa nasional serta
menempatkan bahasa asing pada posisi bahasa negara (Moeliono, 2000) yang
strategis yang memungkinkan bahasa itu pada masa lalu memiliki peran strategis
memasuki berbagai sendi kehidupan pada masa-masa perjuangan
bangsa dan memengaruhi kemerdekaan dan pascakemerdekaan
perkembangan bahasa Indonesia dalam pembentukan ke-Indonesia-an
(Sugono Peny.Utm., 2005). Keadaan itu (Sugono, 2011).Bukankah hal itu
telah membawa perubahan gaya hidup bertentangan dengan Pasal 33, 36—39
dan perilaku masyarakat dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2009
bertindak dan berbahasa.Semangat tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang
kebersamaan telah tergeserkan oleh Negara, serta Lagu Kebangsaan, bahkan
individualisme; interaksi sosial di tempat bertentangan dengan Pasal 36c Undang-
umum telah kehilangan ruang. Misalnya, Undang Dasar Negara Republik Indonesia
pusat belanja yang disebut pasar dahulu 1945 bahwa bahasa resmi negara ialah
menjadi ruang interaksi sosial warga bahasa Indonesia.
masyarakat; kini ruang itu telah berganti Fenomena seperti itu berdampak
pasar modern yang tidak memberi pada sikap sebagian masyarakat dewasa,
peluang terjadinya interaksi sosial, kawula muda, dan sebagian kalangan
bahkan antara pembeli dan pelajar, yaitu sikap mengesampingkan
penjual/pemilik barang dagangan pun nilai-nilai karakter luhur budaya bangsa
tidak terjadi interaksi sosial. Gejala (kejujuran, keikhlasan, kebersamaan,

Prosiding SeminarNasional Bulan Bahasa UNIB 2015


4

serta kesatuan dan persatuan). Gejala itu maupun di kalangan pelaku pendidikan
tampak pada fenomena perkelahian di sekolah. Perkembangan linguistik dan
masal pelajar, konflik antarkelompok, ilmu pembelajaran bahasa serta
golongan, dan suku. Selain itu, fenomena perkembangan sastra dan apresiasi
tersebut telah melunturkan sifat jujur sastra dari waktu ke waktu memengaruhi
dan tanggung jawab (fenomena orientasi pendidikan bahasa dan sastra di
pelaksanaan ujian nasional). Bahkan, tanah air. Linguitik struktural, misalnya,
kondisi itu telah membawa perubahan mengubah cara pandang linguistik
menuju budaya instan dalam tradisional, yaitu bahwa bahasa
menghadapi berbagai fenomena dipandang sebagai struktur gramatikal
kehidupan masa kini. Kalau pada masa yang dibangun dari unsur-unsur yang
lalu, bahasa dan sastra serta pendidikan lebih kecil. Analisis struktur bahasa
bahasa dan sastra mampu memainkan Indonesia dari yang kecil morfem terikat
peran strategis, mengapa justru pada era (dulu imbuhan), morfem bebas (dulu
teknologi serba canggih ini peran itu kata dasar), kelas kata (dulu jenis kata)
melemah, bahkan kehilangan daya beserta morfologi (dulu pembentukan
sehingga masalah kebahasaan telah kata); frasa, klausa, kalimat (dulu kalimat
berdampak pada perilaku dan sikap saja), dan unsur-unsur pembentuknya,
hidup masyarakat yang serba serta jenis-jenis kalimat, seperti kalimat
instan.Gejala itu membahayakan masa tunggal, majemuk, transitif, intransitif,
depan kehidupan bangsa jika tidak aktif, pasif, kalimat dasar, kalimat
diatasi dengan sungguh-sungguh, secara perluasan, kalimat sempurna, kalimat
menyeluruh, bersistem, dan taksempurna, elipsis (Alisjahbana, 1950;
berkelanjutan. Penanganan generasi ke Keraf, 1970) , dan sebagainya. Di sisi lain,
depan, antara lain, dilakukan melalui perkembangan sastra dan apresiasi
penanaman kecintaan terhadap bahasa sastra telah mewarnai pembelajaran
dan sastra Indonesia/daerah lewat sastra di sekolah. Dahulu siswa membaca
perbaikan sistem pendidikan bahasa dan sastra hanya menemukan tema, tokoh,
sastra demi pemertahanan bahasa dan alur, latar. Kini membaca sastra, selain
sastra Indonesia serta bahasa dan sastra urusan tersebut, untuk mengetahui
daerah padakedudukan dan fungsi sosiologi (aspek sosal budaya
masing-masing dalam tata kehidupan masyarakat), psikologi (tokoh dan
masyarakat Indonesiayang multilingual masyakatnya), etnografi (latar
dan multikultural dalam bingkai bhineka kebahasaan masyarakat pedesaan),
tunggal ika pada era globalisasi. gender (perilaku tokoh dan masyarakat),
dan sebagainya.
2.2 Kondisi Pendidikan Bahasa dan Pengajaran bahasadibawa ke
Sastra Indonesia pendekatan linguistis, siswa lebih
Dari waktu ke waktu upaya perbaikan diasyikkan dengan belajar tentang
mutu pengajaran dan pembelajaran bahasa. Akibatnya, kurikulum 1968 pun
bahasa dan sastra senantiasa dilakukan, berubah ke kurikulum 1975 yang
baik di kalangan pemerintah sebagai mengutamakan pendekatan linguistik
penanggung jawab pendidikan secara struktural. Lima tahun kemudian, masuk
keseluruhan, di kalangan akademisi teori pragmatik ke dalam kalangan

Prosiding SeminarNasional Bulan Bahasa UNIB 2015


5

linguis Indonesia maka pragmatik pun pun tidak mempelajari sastra, tetapi
masuk ke dalam sistem pengajaran melakukan apresiasi sastra. Siswa lebih
bahasa Indonesia. Kurikulum 1975 asyik membaca sastra dan menemukan
berubah menjadi kurikulum 1984 dengan pemahaman, penghayatan, penikmatan,
memasukkan pragmatik. Linguistik dan dan penghargaan terhadap karya sastra.
pendidikan bahasa berkembang terus, Kurikulum pun lagi-lagi berubah (ini
pandangan orang terhadap bahasa keluhan guru). Lahirlah kurikulum 1994
mengalami perubahan. Demikian juga yang dikenal dengan pendekatan
sastra, pengajaran sastra ditekankan komunikatif (Sugono, 1994). Untuk
pada analisis struktur sastra dan manfaat mengatasi keluhan guru tentang
sastra bagi kehidupan manusia; sastra perubahan kurikulum, Pemerintah
dipandang sebagai medium belajar menurunkan kebijakan pemberlakukan
tentang hidup dan kehidupan, sementara kurikulum diikuti dengan penyediaan
itu, hakikat sastra sebagai karya seni atas buku ajar siswa dan buku pedoman
tanggapan berbagai fenomena untuk guru, bahkan buku itu disediakan
kehidupan terabaikan. cuma-cuma di sekolah-sekolah dari
Bahasa tidak dipandang sebagai sekolah dasar hingga sekolah menengah
unsur-unsur, bagian-bagian, atau atas. Selain itu, disertai pula sosialisasi,
potongan-potongan, tetapi dipandang penataran, dan pelatihan untuk
sebagai satu keutuhan dalam berbagai memahami dan menerapkan kurikulum
ranah penggunaannya (Kaswanti Purwo, baru tersebut dengan buku-buku (yang
2002:195). Orientasi, pendekatan, dan dikenal sebagai buku paket).
metode pun berubah. Dalam Pemerintahan baru terlahir dan
perkembangan ilmu, teknologi, seni, dan kabinet baru pun terbentuk, kebijakan di
tata kehidupan ke arah globalisasi telah bidang pendidikan ditetapkan maka
membawa perubahan dalam sistem kurikulum baru pun diberlakukan yang
pengajaran. Paradigma pengajaran yang diberi nama kurikulum tingkat satuan
berorientasi pada bagaimana guru pendidikan (KTSP) 2006, yang semula
mengajar bahasa dan sastra dibalik ke dirancangkan sebagai kurikulum berbasis
bagaimana siswa belajar bahasa dan kompetensi. Berbagai terobosan di
sastra. Siswa tidak lagi menjadi objek bidang pendidikan dilakukan demi
pengajaran bahasa dan sastra, tetapi peningkatan mutu pendidikan. Selain
menjadi pelaku bahkan mejadi pusat kurikulum, lahirlah kebijakan buku
dalam proses belajar bahasa dan sastra; murah ataupun buku gratis (lewat
pertanyaan bukan bagaimana guru program pembelian hak cipta buku-buku
mengajar, tetapi bagaimana siswa ajar) yang dapat diunduh di internet
belajar (Sugono, 2003). Materi bukan (Jardiknas). Pada masa itu pula muncul
tentang bahasa Indonesia, melainkan SBI dan RSBI yang menggunakan bahasa
tentang bagaimana mahir berbahasa asing sebagai bahasa pengantar
Indonesia lisan dan tulis (pemahaman pendidikan pada beberapa bidang studi.
ataupun penggunaan) sebagai sarana Kini SBI ataupun RSBI telah tiada;
penguasaan ilmu, teknologi, dan seni, mustinya tidak ada lagi kesenjangan
sertasebagai sarana pengembangan daya sekolah sekolah biasa dan sekolah
kritis dan kreatif. Pembelajaran sastra unggulan. Pada masa itu pula lahir

Prosiding SeminarNasional Bulan Bahasa UNIB 2015


6

kebijakan ujian nasional (UN) untuk Masuknya Jepang ke wilayah negeri


mengukur keberhasilan pendidikan dari kepulauan ini telah mempertebal jiwa
tingkat pendidikan dasar hingga juang seluruh lapisan masyarakat karena
pendidikan menengah. Lagi-lagi Jepang justru menanamkan sikap
perubahan kabinet dalam sistem patriotik untuk melawan kekejaman
pemerintahan melahirkan pemikiran penjajahan kawasan Asia oleh Barat.
baru maka kurikulum pun kembali Latihan-latihan perang yang diajarkan
berganti dengan nama Kurikulum 2013. tentara Jepang bagi rakyat negeri ini
Walau belum siap, kurikulum itu tetap telah makin menyalakan api perjuangan
diberlakukan di sejumlah sekolah kemerdekaan bangsa terjajah.
sebelum pergantian kepemimpinan Perjuangan pun membuahkan
nasional. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,
Berkaitan dengan berbagai tetapi penjajah pun masih ingin kembali
persoalan yang begitu mendasar dan menguasai negeri penghasil rempah ini;
kompleks tersebut, kini saat yang tepat terjadilah Peristiwa 10 November di
untuk memikirkan secara menyeluruh Surabaya yang selanjutnya diperingati
dan sungguh-sungguh bagaimana sebagai Hari Pahlawan. Pascaproklamasi
menangani masalah pendidikan anak kemerdekaan pun, rongrongan kaum
bangsa sebagai calon generasi pelapis penguasa Barat tetap mengancam
yang akan memainkan peran dalam kedaulatan Indonesia karena mampu
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, membangun sinergi kekuatan Asia Afrika
dan bernegara pada era globallisasi ke untuk melawan penjajahan Barat atas
depan. Sudah waktunya generasi muda bangsa Asia Afrika. Sikap dan semangat
memainkan peran dalam menangani antipenjajahan takpernah padam,
persoalan bangsa ini sebagai bagian dari apalagi pernyataan sikap itu dituangkan
komunitas dunia global dan dalam dalam pembukaan konstitusi Negara
penguatan insan Indonesia 2030. Republik Indonesia (Kemerdekaaan ialah
hak segala bangsa dan oleh karena itu
3.Terbentuknya Persatuan dalam maka penjajahan di muka bumi harus
Perjuangan Kemerdekaan dihapuskan karena tidak sesuai dengan
Bangsa Indonesia merdeka melalui perikemanusiaan dan keadilan). Sejarah
perjuangan yang panjang, kemerdekaan perjuangan dan kepahlawanan pun
Indonesia bukan pemberian pemerintah diajarkan di sekolah, bahkan cerita-cerita
kolonial, melainkan hasil perlawanan kepahlawanan itu ditanamkan di
melalui gerilya, perang, ataupun lingkungan keluarga di rumah-rumah.
diplomasi. Masa penjajahan yang Selain itu, pewarisan sikap
panjang dan hidup dalam perjuangan kepahlawanan membela kebenaran dan
merebut kemerdekaan telah memerangi kezaliman dilakukan melalui
membangkitkan jiwa kepahlawanan, bermacam cara, antara lain kesenian
sebagaimana terukir dalam semboyan wayang, ketoprak, drama/sandiwara,
Merdeka atau Mati. Jiwa kepahlawanan janger, cerita rakyat, dan karya sastra.
itu berkobar pada setiap dada para Jiwa kepahlawanan
pejuang dan bahkan menyebar ke memperjuangkan hak dan membela
seluruh kawasan negeri jajahan. kebenaran serta memerangi kejahatan

Prosiding SeminarNasional Bulan Bahasa UNIB 2015


7

dan kekejaman telah meresap dalam multilingual dan multikultural,


dada setiap anak bangsa hingga kini. perjuangan kemerdekaan melawan
Itulah satu karakter bangsa yang tidak penjajah memerlukan kekuatan besar
terkikis zaman, sebagaimana kita dari berbagai kalangan tanpa pandang
saksikan ketika ada konflik perbatasan ras, agama, suku bangsa, gender, sosial
dengan Malaysia dan ketika konflik budaya, dan bahasa. Kondisi itu telah
Palestina Israel memuncak banyak melahirkan sikap toleransi antaranggota
anggota masyarakat yang mendaftar masyarakat yang berbeda latar belakang
sebagai sukarelawan. Bahkan, sikap sosial budaya dan bahasa serta suku
tersebut muncul setiap adanya bangsa, bahkan berbeda ras dan agama.
kesenjangan antara rakyat dan Sikap toleransi itu menumbuhkan
penguasa. Beberapa suksesi perilaku saling menghormati dan
kepemimpinan nasional terjadi dalam menghargai serta mengukuhkan
suasana akumulasi dari sikap persatuan dan kesatuan semua
kepahlawanan yang melihat kesenjangan komponen masyarakat untuk melawan
antara kepentingan rakyat dan musuh utama kolonialisme. Perjuangan
pemimpin. Apalagi pascareformasi yang pun menghasilkan Negara Kesatuan
meniupkan angin kebebasan, berbagai Republik Indonesia yang memiliki
unjuk rasa lebih sering terjadi tidak wilayah dari Merauke hingga Sabang.
hanya kesenjangan antara rakyat dan
pemimpin, tetapi juga antara pekerja 4. Bahasa dan Sastra Indonesia
dan pemilik perusahaan, atau bahkan Pemersatu Bangsa NKRI
antara peserta didik (mahasiswa) dan Dalam perjalanan pascareformasi
pimpinan perguruan tinggi. muncul berbagai peristiwa atau konflik
Selain jiwa kepahlawanan sebagai vertikal dan horisontal. Apakah itu
warisan karakter bangsa, pada era merupakan indikasi adanya perubahan
perjuangan kemerdekaan itu pula lahir perilaku masyarakat justru pada saat
sikap kebersamaan dan rasa persatuan bangsa ini sedang memasuki tatanan
bangsa untuk melawan kekejaman baru perdagangan bebas regional (MEA)
penjajah. (Perhatikan peribahasa, ataupun Asia-Pasifik dan global yang
Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh sangat memerlukan penguatan identitas,
dan Berat sama dipikul, ringan sama persatuan dan kesatuan, serta daya saing
dijinjing). Sayang sikap kebersamaan itu bangsa. Permasalahan di atas
tergeser oleh pola hidup modern yang memberikan gambaran betapa penting
lebih menonjolkan individualisme, sistem penguatan bahasa dan sastra Indonesia
permukinan kota yang tidak ramah sebagai medium pembentukan jiwa
lingkungan justru tumbuh di mana-mana kebersamaan dalam persatuan sebagai
sampai ke desa-desa. Kerja bakti bangsa Indonesia berlandaskan warisan
kebersihan lingkungan, gotong royong nilai luhur karakter bangsa dalam
mendirikan rumah, memanen sawah, perjuangan kemerdekaan. Pembentukan
pesta pernikahan ataupun kitanan, dan jiwa persatuan terutama ditujukan
sebagainya kini jarang sekali dapat kepada generasi pelapis, yaitu mereka
disaksikan dalam kehidupan perdesaan yang kini duduk di bangku sekolah, demi
apalagi perkotaan. Dalam masyarakat pemerkukuh jati diri Indonesia di tengah-

Prosiding SeminarNasional Bulan Bahasa UNIB 2015


8

tengah kehidupan global. Oleh karena tanggung jawab kepala sekolah, bukan
itu, sasaran pengoptimalan peran bahasa semata-mata tanggung jawab guru
dan sastra Indonesia dalam membangun bahasa ataupunsastra saja, sebagaimana
jiwa persatuan generasi pelapis bangsa paparan berikut.
ditujukan pada pembangunan berbagai
fasilitas pembelajaran bahasa dan sastra 4.1 Pengelolaan Sekolah
dalam berbagai ranah penggunaan Sekolah menjadi pusat belajar bagi siswa
bahasa, selain pembenahan sistem maka pengelolaan sekolah hendaknya
pembelajaran bahasa dan sastra di menggunakan bahasa Indonesia sebagai
sekolah. Sebagaimana saya paparkan sarana berpikir, berekspresi, dan
pada awal makalah ini, bahasa memiliki berkomunikasi sebagai wujud
peran fondamental sebagai sarana kebersamaan dan persatuan pelaku
berpikir dan berekspresi serta pendidikan di sekolah. Penggunaan
berkomunikasi. Sementara itu, jiwa bahasa Indonesia sebagai sarana berpikir
persatuan merupakan karakter yang akan menuntun para pelaku pendidikan
merupakan ekspresi hasil pemikiran di sekolah bertindak tertib dan santun
dalam wujud verbal (lewat bahasa lisan karena bahasa menuntun pemakainya ke
ataupun tulis). Ketika ekspresi itu arah itu. Penggunaan bahasa Indonesia
memperoleh respons pihak lain, sebagai sarana berekspresi akan
terjadilah komunikasi. Selain dalam membawa para pemakainya kepada
bentuk bahasa verbal, ekspresi hasil suasana keilmuan sebagai insan cendekia
pemikiran itu dapat pula berwujud karena bahasa Indonesia digunakan
perbuatan. Adapun hasil pemikiran sebagai sarana pengembangan ilmu
sangat dipengaruhi oleh kekuatan pengetahuan dan teknologi serta seni.
bahasa, dan pengalaman dari apresiasi Sementara itu, penggunaan bahasa
sastra, dalam menyikapi Indonesia sebagai sarana berkomunikasi
kehidupan.Tanpa penguasaan bahasa, akan menciptakan suasana keresmian
pengalaman membuktikan bahwa dan kenasionalan yang pada akhirnya
manusia tak mampu berpikir, memupuk rasa persatuan dan solidaritas
berekspresi, dan berkomunikasi secara kebangsaan di lingkungan sekolah yang
efektif. Maka, pembentukan jiwa menjadi sumber belajar para siswa.
persatuan bangsa bagi generasi pelapis Pengalaman apresiasi sastra akan
dilakukan melalui pembelajaran bahasa memengaruhi siswa dalam bertindak dan
dan sastra dalam sistem persekolahan bertutur kata karena dalam sastra ada
dan melibatkan semua pihak di etika dan estetika dalam pergaulan di
lingkungan sekolah, seperti guru, siswa, masyarakat. Pengelolaan sekolah
kepala sekolah, dan petugas tata usaha berbasis bahasa Indonesia yang baik
sekolah. Oleh karena itu, pembentukan (santun dan adab) serta indah tersebut
jiwa persatuan bangsa melalui akan menciptakan lingkungan tertib
pendidikan bahasa dan sastra akan berbahasa sehingga mendorong siswa
mencakup pengelolaan sekolah, proses belajar dan berlaku santun dan indah
belajar-mengajar semua bidang studi, serta taat asas dalam penggunaan
dan lingkungan sekolah. Pendidikan bahasa Indonesia. Penciptaan suasana
bahasa di sekolah itu juga menjadi seperti itu menjadi tanggung jawab

Prosiding SeminarNasional Bulan Bahasa UNIB 2015


9

semua pihak di sekolah, terutama kepala penilaian harus mempertimbangkan


sekolah selaku pimpinan tertinggi di aspek penggunaan bahasanya. Para guru,
sekolah. Kepedulian kepala sekolah terutama guru nonbahasa, harus
terhadap penggunaan bahasa Indonesia memberikan “hukuman” kepada siswa
di sekolah akan memacu dan yang penggunaan bahasa dalam karya
mengendalikan proses belajar-mengajar tulisnya tidak baik dan benar.
di sekolah. Selain kepala sekolah, peran Sebagaimana disinggung di atas,
kepala tata usaha sekolah menentukan penggunaan bahasa yang baik akan
keberhasilan pembentukan jiwa memperlihatkan kesantunan dan bahasa
kebersamaan dan persatuan siswa di yang benar akan memperlihatkan
sekolah. Kepedulian kepala sekolah keteraturan alur pikir atau pernalaran
harus ditindaklanjuti oleh kepala tata yang runtut dalam penerapan kaidah-
usaha sekolah. Semua perilaku bahasa kaidah keilmuan. Kepedulian terhadap
dan perbuatan pengelola sekolah harus penggunaan bahasa Indonesia para
dapat memberikan keteladanan kepada siswa tersebut akan mendorong siswa
siswa, termasuk dalam penggunaan lebih berhati-hati dalam penggunaan
bahasa lisan ataupun tulis. bahasa Indonesia. Penciptaan suasana
4.2 Proses Belajar-Mengajar belajar seperti itu akan memberikan
Kegiatan belajar-mengajar semua bidang pengalaman kepada siswa bahwa
studi di kelas dilakukan dengan penggunaan bahasa Indonesia pada
menggunakan bahasa Indonesia sebagai situasi belajar di kelas berbeda dengan
bahasa pengantar (Pasal 29 Undang- penggunaan bahasa Indonesia pada
Undang No. 24 Tahun 2009) karena di situasi di luar kelas (lihat Kaufman,
dalam bahasa Indonesia itu ada rasa 2004:304). Hal itu akan menyadarkan
kebersamaan dan persatuan bangsa, siswa bahwa penggunaan bahasa itu
sebagaimana saya gambarkan pada tidak bisa disamaratakan di mana saja,
bagian-bagian terdahulu. Dalam proses tetapi berbeda-beda tergantung kepada
belajar-mengajar itu semua guru harus situasi, tujuan, tempat/media, teman
memberikan keteladanan kepada para bicara/pembaca, dan sebagainya
siswa dalam penggunaan bahasa sehingga memberi kesan bahwa siswa
Indonesia, baik dalam membimbing memiliki perilaku santun dan cerdas
siswa belajar di kelas maupun dalam sebagai salah satu ciri karakter bangsa
memeriksa hasil belajar para siswanya. Indonesia (Sugono, 2009).
Selain itu, semua guru bidang studi harus 4.3 Pembelajaran Bahasa dan Sastra
memberikan perhatian pada penggunaan Indonesia
bahasa Indonesia para siswanya, baik Berbagai upaya peningkatan mutu
penggunaan bahasa lisan dalam interaksi pengajaran bahasa tersebut telah dan
di kelas maupun penggunaan bahasa terus dilakukan. Peningkatan itu
tulis dalam pembuatan tugas-tugas terutama ditujukan pada aspek
menulis. Para guru, selain memeriksa kemampuan berbahasa Indonesia.
segi substansi, harus mengoreksi Meskipun demikian, penguasaan
penggunaan bahasa Indonesia para siswa pengetahuan bahasa tidaklah mungkin
apakah bahasa siswa tepat sebagai diabaikan karena bahasa pada dasarnya
bahasa ilmiah yang santun. Pemberian adalah seperangkat sistem lambang yang

Prosiding SeminarNasional Bulan Bahasa UNIB 2015


10

meliputi kosakata dan kaidah berbicara, dan menulis) tersebut secara


penggunaannya pada tataran kata, frasa, terpadu.
klausa, kalimat, ataupun wacana. Pada Kegiatan mendengarkan dan
tingkat pendidikan dasar aspek berbicara merupakan upaya penguasaan
kebahasaan memperoleh porsi lebih dan kemampuan menggunakan ragam
kecil daripada aspek keterampilan, bahasa lisan, sedangkan kegiatan
sedangkan aspek keterampilan membaca dan menulis merupakan
memperoleh porsi lebih besar. Makin penguasaan dan kemampuan
tinggi jenjang pendidikan, makin besar menggunakan ragam bahasa tulis.
aspek kebahasaan sehingga pada jenjang Penguasaan dan kompetensi
pendidikan menengah aspek kebahasaan penggunaan bahasa itu dibarengi dengan
dan aspek keterampilan itu berbanding perilaku (tindak) bahasa sehingga siswa
seimbang. Ihwal pengetahuan tentang dapat menempatkan diri di mana, kapan,
bahasa harus dikemas dalam empat tentang apa, kepada/dengan siapa
aspek belajar bahasa: mendengar, berbicara atau menulis. Dengan
berbicara, membaca, dan menulis secara demikian, keempat aspek belajar bahasa
terintegrasi. Materi itu tidak menjadi itu memenuhi tuntutan penguasaan
topik pembahasan tersendiri atau berdiri bahasa lisan dan bahasa tulis yang amat
sendiri, tetapi menyatu pada proses diperlukan dalam kehidupan mereka di
belajar berbahasa tersebut dalam masyarakat.
mencapai kompetensi tertentu. Pengelolaan kelas dalam proses
Keterampilan berbahasa menuntut belajar-mengajar harus berorientasi
kemampuan pemahaman. Oleh karena pada keperluan siswa dan sesuai dengan
itu, aspek pemahaman yang meliputi perkembangan kejiwaan siswa. Selain
keterampilan mendengarkan (ragam sebagai sarana berkomunikasi,
bahasa lisan) dan keterampilan penguasaan bahasa Indonesia akan
membaca (ragam bahasa tulis) memperkaya wawasan berpikir dan
merupakan kompetensi reseptif. berekspresi. Kedua yang terakhir itu
Meskipun demikian, pembelajaran aspek kurang disadari dalam proses belajar
itu harus diikuti dengan aspek bahasa. Sebagaimana dikemukakan di
kompetensi perilaku siswa, misalnya atas, penguasaan dan kemampuan
menanggapi atau menceritakan kembali berbahasa Indonesia secara baik dan
lisan ataupun tulis. Sementara itu, aspek benar akan menuntun siswa berpikir
penggunaannya yang mencakup teratur, berbicara sopan dan bernalar,
keterampilan berbicara (ragam bahasa serta bertindak tertib dan santun. Di
lisan) dan keterampilan menulis (ragam dalam kurikulum masa kini guru diberi
bahasa tulis) merupakan kompetensi kebebasan berkreasi mengembangkan
reproduktif. Kedua macam kompetensi bahan ajar yang inovatif, menarik,
itu merupakan sasaran utama dalam menyenangkan, mengasyikkan,
proses belajar berbahasa Indonesia. mencerdaskan, dan membangkitkan
Pencapaian kompetensi tersebut kreativitas siswa yang bermuara pada
dilakukan melalui empat aspek belajar pembentukan karakter bangsa dalam
bahasa (mendengarkan, membaca, bingkai persatuan dalam kebhinekaan.
Pengembangan bahan ajar tersebut

Prosiding SeminarNasional Bulan Bahasa UNIB 2015


11

atapun pelaksanaan kegiatan belajar- terutama ruang publik karena tempat


mengajar harus menyinergikan ruang publik itu menjadi tumpuan
pengembangan kecerdasan spiritual, keramaian orang. Saat itu ada fenomena
emosional, dan intelektual (Stoltz, 2000). baru pada ruang publik di hampir semua
kota besar di Indonesia, yaitu hiruk-pikuk
4.4 Keteladanan Insan di Lingkungan penggunaan bahasa (Indonesia, daerah,
Sekolah dan asing), terutama pada iklan, papan
Prinsip pendidikan paling nyata adalah nama, petunjuk lalu lintas, dan petunjuk
keteladanan. Sebagaimana saya singgung jalan. Maka, pada saat itu Pusat Bahasa
pada bagian awal tulisan ini, menggagas dan mengajukan rencana
pembentukan jiwa persatuan bangsa aksi penertiban ruang publik ke Menteri
merupakan pembentukan pola pikir yang Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian,
melahirkan sikap dan wujud sikap itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
berupa bahasa verbal atau perilaku mengajak Menteri Dalam Negeri dan
(tindak fisik) maka pendidikan bahasa Menteri Penerangan untuk mengajukan
harus dapat memberikan keteladanan aksi penertiban bahasa di ruang publik
kepada siswa. Keteladanan itu meliputi tersebut kepada Presiden pada tahun
semua pihak di sekolah, baik yang 1995. Upaya itu terealisasi dalam wujud
terlibat langsung dalam proses belajar di “Pencanangan Gerakan Disiplin Nasional
kelas (guru dan siswa) maupun petugas dan Penggunaan Bahasa Indonesia
tata usaha dan kepala sekolah. Selain itu, secara Baik dan Benar” pada Peringatan
kepedulian semua pihak terhadap proses Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1995.
belajar bahasa Indonesia akan Waktu itu semua pihak memiliki
mendorong siswa memiliki sikap positif kepedulian dan mendukung upaya itu
terhadap bahasa Indonesia (jangan sehingga dalam waktu relatif singkat
hanya ketika akan ujian nasional sibuk tercipta ruang publik yang tertib. Namun,
bimbingan tes). Keteladanan dan pascareformasi 1998, ruang publik mulai
kepedulian itu pada gilirannya akan kembali hiruk pikuk dengan penggunaan
meningkatkan minat dan semangat bahasa Indonesia, babasa daerah, dan
mereka dalam belajar bahasa Indonesia, bahasa asing. Situasi dan kondisi seperti
baik sebagai lambang kebanggaan itu tidak memotivasi dan tidak memberi
bangsa, pembangkit rasa solidaritas keteladanan para siswa yang belajar
kemanusiaan maupun sebagai sarana bahasa Indonesia di sekolah. Bahkan,
pemerkukuh jati diri serta persatuan dan siswa SD kelas 6 berkomentar tentang
kesatuan bangsa yang terwariskan dari kesemrawutan bahasa pada nama dan
masa perjuangan kemerdekaan sebagai iklan di ruang publik melalui telepon ke
pilar karakter bangsa Indonesia dalam forum Bahasa ACBI (Aku Cinta Bahasa
mempertahankan negara dan bangsa Indonesia) RRI yang mengudara waktu
Indonesia. itu setiap hari Kamis pukul 100.00—
4.5 Keteladanan Lingkungan di Luar 11.00.
Sekolah Mengingat amanat Sumpah
Keteladanan tidak hanya di dalam Pemuda “Menjunjung Bahasa Persatuan
lingkungan sekolah, keteladanan itu Bahasa Indonesia”, mustinya ruang
meliputi ruang di luar lingkungansekolah, publik dibenahi agar menjadi ruang

Prosiding SeminarNasional Bulan Bahasa UNIB 2015


12

belajar bagi siswa (generasi pelapis membuktikan bahwa bahasa asing telah
bangsa). Amanat itu mengandung pesan merasuk ke berbagai sendi kehidupan
bahwa para penjuang kemerdekaan bermasyarakat, berbangsa, dan
sudah mencanangkan kebijakan bahasa bernegara. Keadaan itu telah membawa
bahwa apabila terjadi perebutan ranah perubahan gaya hidup dan perilaku
penggunaan bahasa Indonesia dan masyarakat dalam bertindak dan
bahasa daerah serta bahasa asing, harus berbahasa. Jiwa kebersamaan telah
diutamakan bahasa Indonesia, termasuk tergeserkan oleh individualisme;
di ruang publik. Untuk layanan kepada interaksi sosial telah kehilangan ruang,
bangsa lain, lakukan langkah dwibahasa, ranah kebersamaan kehilangan tempat
dengan kebijakan dulukan bahasa (kerja bakti di lingkungan, pesta
Indonesia, lalu bahasa asing (jika perkawinan), bahkan keakraban antar-
diperlukan) letakkan di bawahnya anggota keluarga telah tergeser oleh tata
dengan huruf yang lebih kecil daripada kehidupan global dan gaya hidup baru
tulisan dalam bahasa Indoneia. Dengan tersebut. Gejala tersebut merupakan
keteladanan ketertiban penggunaan indikasi bahwa ruang gerak penggunaan
bahasa di sekolah, di ruang publik, dan di bahasa Indonesia sebagai bahasa
rumah, siswa (sebagai generasi pelapis persatuan mengalami pergeseran.
bangsa) dan masyarakat akan Sebaliknya, penggunaan bahasa asing
termotivasi untuk tertib dalam bertindak makin memperoleh tempat dalam
dan berbahasa sesuai dengan keperluaan tatanan kehidupan masa kini. Fenomena
dalam ranah penggunaan bahasa dalam tersebut telah berdampak pada sikap
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, sebagian masyarakat dewasa, kawula
dan bernegara dalam rangka peringatan muda, dan sebagian kalangan pelajar
Hari Pemuda dan Sumpah Pemuda 2015 untuk mengesampingkan nilai-nilai luhur
untuk peningkatan persatuan dan bangsa, seperti kebersamaan dan
kesatuan bangsa dan penguatan jati diri persatuan. Padahal, pembangunan jiwa
bangsa dalam memasuki pasar bebas kebersamaan dan persatuan merupakan
regional MEA dan persiapan pasar bebas strategi mendasar dalam mengatasi
Asia-Pasifik dalam kehidupan global. berbagai fenomena tersebut melalui
4.5 Simpulan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.
Pascareformasi telah terjadi berbagai Maka, sangat mendesak pembenahan
perubahan, terutama di bidang politik, sistem pendidikan, terutama
birokrasi pemerintahan, ekonomi, sosial penggunaan bahasa di ruang publik dan
budaya, dan bahasa. Perubahan di bahasa pengantar pendidikan, serta
berbagai bidang tersebut membawa penanganan pendidikan bahasa dan
pengaruh terhadap penggunaan bahasa. sastra Indonesia secara sungguh-
Ranah penggunaan bahasa mulai dari sungguh, menyeluruh, bersistem, dan
peralatan di rumah, papan nama, berkelanjutan. Mulai dari pengelolaan
petunjuk, dan iklan di ruang publik, pada sekolah, proses belajar-mengajar,
media massa, dalam dunia kerja, pembelajaran bahasa dan sastra
penerbitan (judul) buku, bahkan bahasa Indonesia, serta keteladanan dari semua
pengantar pendidikan telah beralih ke insan pendidikan di sekolah. Pengelolaan
bahasa asing. Fenomena tersebut sekolah terkait dengan kebijakan bahasa

Prosiding SeminarNasional Bulan Bahasa UNIB 2015


13

dan sastra di sekolah, proses belajar- Perianom. Prinsip Pembelajaran


mengajar semua bidang studi, dan pengajaran Bahasa.
penanganan pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia mulai dari kurikulum, Goleman, Daniel.2006. Kecerdasan
metode belajar, buku ajar, buku Emosional. Jakarta: Gramedia
referensi, dan media penyaluran minat Pustaka Utama.
dan bakat berbagai keterampilan Iskandarwassid dan Dadang Suhendar.
berbahasa dan apresiasi sastra 2008. Strategi Pembelajaran
berkarakter keindonesiaan, baik dalam Bahasa. Bandung:PT Remaja
ekspresi lisan dan tulis maupun dalam Rosdakarya
bentuk perilaku, serta penciptaan iklim
keteladanan semua insan di sekolah. Kaswanti Purwo, Bambang. 2002.
Selain itu, perlu diciptakan suasana “Perkembangan Pengajaran
ketertiban berbahasa di semua ranah Bahasa.” Dalam Hasan Alwi dan
kehidupan, terutama penggunaan Dendy Sugono Ed. Telaah Bahasa
bahasa di ruang publik karena ruang itu dan Sastra. Jakarta: Penerbit dan
juga menjadi media belajar generasi Obor dan Pusat Bahasa.
pelapis bangsa.
Keraf, Gorys. 1970. Tata Bahasa
DATAR PUSTAKA Indonesia untuk Sekolah Lanjutan
Atas. Ende: Nusa Indah.
Alwi, Hasan dan Dendy Sugono (Ed.).
2000. Politik Bahasa. Jakarta: Moeliono, Anton M. 2000. “Kedudukan
Pusat Bahasa. dan Fungsi Bahasa Indonesia
dalam Era Globalisasi” Dalam
----------. 2003. Ed. Telaah Bahasa dan Hasan Alwi, Dendy Sugono, dan
Sastra. Jakarta: Penerbit Obor A. Rozak Zaidan (Ed.) Bahasa
dan Pusat Bahasa. Indonesia dalam Era Globalisasi.
Jakarta: Pusat bahasa.
Alwi, Hasan, Dendy Sugono, dan A. Rozak
Zaidan. (Ed.) 2000. Bahasa Santoso, AM Rukky. 2006.
Indonesia dalam Era Globalisasi. Mengembangkan Kemampuan
Jakarta: Pusat Bahasa. Otak Kanan untuk Kehidupan
yang Lebih Berkualitas. Jakarta:
Alisjahbana, Sutan Takdir. 1950. Tata Gramedia Pustaka Utama.
Bahasa Baru Bahasa Indonesia.
Jilid 1 dan 2. Jakarta: Djambatan. Syamsuddin, AR dan Vismaia S.
Damaianti. 2006. Metode
Anderson, Benedict R. O’G. 1992. Penelitian Pendidikan Bahasa.
Language and Power: Exploring Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Political Cultures in Indonesia.
Ithaca and London: Cornell Stoltz, Paul G. 2000. Adversity
University Press. Quotient.Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Brown, H. Douglas. 2007. Terjemahan.
Noor Cholis dan Yusi Avianto

Prosiding SeminarNasional Bulan Bahasa UNIB 2015


14

Sugono, Dendy.1994. Lancar Berbahasa Seminar dan Rapat Tahunan


Indonesia: Buku Guru. Jakarta: Fakultas Bahasa dan Seni Wilayah
Balai Pustaka. Barat. Jakarta: Universitas Negeri
Jakarta.
Sugono, Dendy. (Ed.) 2003. Bahasa
Indonesia Menuju Masyarakat Tobing, Sumita. 2003. “Bahasa Televisi
Madani. Jakarta: Penerbit Indonesia.” Dalam Dendy Suguno Ed.
Progres. Bahasa

Sugono, Dendy. 2003. ”Pembelajaran Indonesia MenujuMasyarakat


Bahasa Indonesia Terpadu.” Madani. Jakarta: Penerbit Progres dan
Dalam Hasan Alwi dan Dendy Pusat Bahasa.
Sugono. Telaah Bahasa dan
Sastra. Jakarta: Penerbit Obor Notulen Seminar
dan Pusat bahasa. Moderator : Agus Joko Purwadi, M.Pd.
Notulis : Nafri Yanti, M.Pd.
----------. 2004. “Strategi Perancangan
Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa Indonesia” Makalah Ajan Mujiyanto (Mahasiswa S2-
Kongres Bahasa Utama Dunia. Pendidikan Bahasa Indonesia UNIB)
Kuala Lumpur, 5—8 Oktober Pertanyaan:
2004. Didaerah Papua sering terjadi konflik.
Orang-orang yang tidak menggunakan
----------. Peny.Utm. 2005. Pedoman Bahasa daerah Papua akan diperangi.
Pengindonesiaan Kata dan Bagaimana peran Bahasa Indonesia
Ungkapan Asing. Jakarta. Pusat sebagai alat pemersatu bangsa, apa yang
Bahasa. menyebabkan hal ini terjadi?

---------. 2009. Mahir Berbahasa Jawaban:


Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Penyebab utama konflik yang terjadi di
Utama. daerah Papua bukan karena bahasa
---------. 2011. “Membangun Karakter melainkan karena sikap negatif
Bangsa Melalui Pendidikan masyarakat di daerah tersebut.
Bahasa Indonesia.” Dalam Penggunaan bahasa Indonesia di daerah
Sawerigading. Jurnal Bahasa dan Papua cukup baik, bahasa Indonesia
Sastra. Makassar: Balai Bahasa terus lestari bahkan beberapa bahasa
Sulawesi Selatan. daerah di papua akan terancam punah.
Orang papua mempunyai pola fikir yang
----------. 2014. Kekuatan Bahasa sedikit berbeda dengan masyakat daerah
Indonesia dalam Industri Kreatif lain, hal ini di contohkan dengan tradisi
Kebahasaan. Jakarta: Lembaga mematahkan salah satu ruas jari sebagai
Ilmu Pengetahuan Indonesia. ungkapan rasa bela sungkawa terhadap
keluarga dekat yang baru meninggal.
----------. 2015. “Industri Kreatif Untuk mengatasi konflik yang banyak
Kebahasaan dan Pendidikan terjadi di daerah papua harus dilakukan
Karakter Anak Bangsa.” Dalam pendekatan sosiologis.

Prosiding SeminarNasional Bulan Bahasa UNIB 2015

Anda mungkin juga menyukai