Anda di halaman 1dari 11

PERKEMBANGAN SEKAA JANGER KOLOK DI DESA BENGKALA,

KUBUTAMBAHAN, BULELENG PERIODE 1998-2011

Oleh:

Ni NyomanMurni Ari Pertiwi (NIM. 0814021015)

(email : aripertiwi@gmail.com)

WayanSugiartha*)

JurusanPendidikanSejarah, UniversitasPendidikanGanesha

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kubutambahan, Desa Bengkala bertujuan untuk


mengetahui (1) faktor-faktor melatarbelakangi Sejarah munculnya Seka Janger Kolok ,
(2) Nilai-nilai yang terkan dung dalam Seka Janger Kolok, (3) Dinamika dan Eksistensi
Seka Janger Kolok di Desa Bengkala. Langkah-langkah yang digunakan untuk
mengumpulkan data yaitu: (1) Lokasi Penelitian, (2) Penentuan Informan, (3) Teknik
Pengumpulan Data (observasi, wawancara, Teknik Studi Dokumen), (4) Kritik Sumber,
(5) Interprestasi, (6) Penulisan Sejarah. Hasil penelitian menggambarkan bahwa 1)
Bagaimana Sejarah munculnya Seka Janger Kolok di Desa Bengkalameliputi; Seka,
Keunikan, Nyanyian, dan Tradisi, 2) Nilai-nilai apa yang terkandung dalam Seka
Janger Kolok di Desa Bengkala meliputi; Nilai Pertunjukan, NilaiHiburan,
NilaiReligius, Nilai Mempertebal Rasa Solidaritas, Nilai Komunikasi, Nilai
Berkesenian, Nilai Estetika, Nilai Sosial, 3) bagaimana Dinamika dan Eksistensi Seka
Janger Kolok meliputi; Budaya, Kesenian, dan Bahasa. Tarian Janger Kolok
menggunakan pakaian dari tahun 1970 sampai 1980 sampai sekarang sudah berubah
dengan perubahanjaman, sekarang janger kolok pakaiannya lebih komplit jangernya
menggunakan gelungan, kamen, kepet, selendang, dan lain-lain, kemudian kecaknya
memakai udeng, rompi, saput, dankamen. Lagu yang digunakan pada saat pementasan
yaitu lagu don dadap, dan jangi janger dan tahun 1970 sampai sekarang.

1
Kata Kunci :Sejarah Seka Janger Kolok, Nilai-nilai Seka Janger kolok, Dinamika dan
Eksistensi Seka Janger Kolok.

ABSTRACT

The research was conducted in the District Kubutambahan, Bengkala Village aims to
determine (1) the factors underlying history of Seka Janger Kolok, (2) The values
contained in Seka Janger Kolok, (3) Dynamics and Existence SekaJangerKolok at
Bengkalavillage . The steps used to collect the data, are: (1) Location Research, (2)
Determination of the informant, (3) Data Collection Techniques (observation, interview,
Technical Study Document), (4) Criticism Sources, (5) interpretation, (6) Writing
History. The results illustrate that 1) How does the emergence of Seka Janger History
Kolok Bengkala village include; Seka, uniqueness, Songs, and Traditions, 2) What
values contained in Seka Janger Bengkala Kolok in the village include; Value
Performance, Entertainment Value, Value religious, sense of solidarity Thickens Value,
Value Communication, artistic value, aesthetic value, social value, 3) how the dynamics
and the existence of Seka Janger Kolok include: Culture, Arts, and Language. Kolok
Janger dance wear clothing from 1970 to 1980 and now has changed with changing
times, now more complete Janger kolok clothes jangernya using coil, Kamen, kepet,
scarves, etc., then kecaknya udeng wear, vests, saput, and Kamen . The song is used
when staging the song don dadap, and Jangi Janger from 1970 to the present.

BAB I MasyarakatBali menggolongkan


PENDAHULUAN kesenian menjadi tiga golongan yakni
1.1 Latar Belakang seni wali, seni bebali, danseni balih-
balihan.Seni wali adalah tarian sakral

2
dan hanya dipentaskan pada saat yang diusung Bengkala khususnya
upacara Dewa Yadnya (upacara sangat berbeda kesenian janger pada
persembahan untuk Ida Sang Hyang umumnya yang berasal dari Bali
Widi) di pura, seperti Tari Sanghyang, Selatan baik dari segi bahasa dan
Baris gede, Rejang.Seni bebali adalah penataan panggung.Seka janger yang
tarian sakral dan dipentaskan dalam berasal dari Buleleng menggunakan
kaitan dengan upacara keagamaan bahasa yang sangat unik yaitu dengan
tertentu.Seni pertunjukan Bali yang menggunakan bahasa kolok, dan
hingga kini masih aktif meliputi disuguhi dengan penggunaan dekorasi
berbagai jenis tarian, teater atau drama, pada setiap pementasan yang sangat
wayang, dan janger (Dibia, 1999:1). Di apik.Sehubungan dengan hal itu maka
Bali, tari janger muncul dari seorang dalam kesempatan ini penulis ingin
seniman yang bersal dari Bona, Gianyar mengkaji tentang keberadaan kesenian
pada tahun 1930 tidak diketahui pasti janger kolok dengan judul penelitian
siapa seniman tersebut, sehingga tari “Perkembangan Sekaa Janger Kolok
janger menyebar keseluruh Bali sampai Di Desa
saat ini. Tari janger sendiri merupakan Bengkala,kubutambahan,Buleleng
perpaduan antara tari kecak, yang Periode 1998-2011”.
diiringi gambelan Batel (Tetamburan)
yang dilengkapi sepasang Gender
Wayang.
Munculnya tari janger khususnya
di Kabupaten Buleleng Desa Bengkala
merupakan sebuah pencetusan ide
kreatif dari masyarakat yang ingin BAB II
mengapresiasikan seninya. Keinginan LANDASAN TEORI
yang kuat dari para seniman untuk 2.1 Sejarah Munculnya Seni
mengarumkan nama Bengkala dan Pertunjukan
bakat seni yang dimiliki yang pada Kesenian sebagai salah satu
akhirnya mereka membentuk suatu unsur kebudayaan akan selalu
sekaha janger yang bernama Janger mengalami perkembangan dari masa
Kolok.Kesenian janger di Buleleng ke masa. Perubahan ini didasarkan atas

3
pandangan manusia yang selalu ( palemahan ), yang tercermin dalam
dinamis dalam konsep, proses, dan ajaran Tri Hita Karana (tiga penyebab
hasil karya berkesenian.Adapun kesejahteraan).
pengertian seni adalah seni dapat 2.1.2 Bagian-Bagian Seni
diartikan sebagai media komunikasi Secara teoritis seni dapat dibagi
untuk berekspresi, menyampaikan menjadi dua yaitu:(1). Seni yang murni
pesan, dan tanggapan manusia estetikseperti halnya lukisan dan (2).
terhadap rangsangan dari Seni terapan atau seni yang di
lingkungan.Hal ini disebabkan karena pakaiseperti halnya kursi, akan di
sepanjang kehidupan manusia, seni bentuk berbagai persyaratan yang
selalu hadir sebagai unsur kebudayaan berhubungan dengan pemakaiannya.
yang penting.Hal ini disebabkan seni 2.1.3 Pengertian Janger
sebagai karya ekspresi yang tinggi Janger merupakan jenis tarian
sehingga mampu merefleksikan secara pergaulan, terutama bagi muda-mudi,
simbolik kehidupan batiniah.(Yunus, yang sangat populers di Bali yang
1994:83). Manusia mempunyai dilakukan oleh sekitar 10 pasang muda-
kebutuhan dasar yang pada akhirnya mudi.Selama tarian berlangsung
mendorong manusia untuk berkreasi kelompok penari wanita (janger) dan
menciptakan seni dan karya-karya kelompok penari pria (kecak) menari
sendiri, maupun karya orang lain. dan menyanyi bersahut-sahutan.Pada
Kesenian sendiri muncul dari umumnya lagu-lagunya bersifat
kreativitas manusia dan juga keinginan gembira sesuai dengan alam kehidupan
untuk mencapai sarana-sarana atau mereka.Gambelan yang bisa dipakai
tujuan-tujuan tertentu. mengiringi tari janger disebut
2.1.1 Kebudayaan Bali Batel(Tetamburan) yang dilengkapi
Kebudayaan Bali sesungguhnya sepasang Gender wayang.
menjunjung tinggi nilai-nilai2.1.4 Asal usul Janger
keseimbangan dan harmonisasi Tak diketahui secara pasti dari mana tari
mengenai hubungan manusia dengan kecak berasal dan dimana pertama kali
Tuhan ( parhyangan ), hubungan berkembang, namun pada suatu macam
sesama manusia ( pawongan ), dan kesepakatan pada masyarakat Bali
hubungan manusia dengan lingkungan kecak pertama kali berkembang menjadi

4
seni pertunjukan di Bona, Gianyar, c. Aspek Seni sebagai Sarana
sebagai pengetahuan tambahan kecak Komunikasi
pada awalnya merupakan suatu tembang 2.3 Dinamika dan Eksitensi Janger
atau musik yang dihasil dari perpaduan 2.3.1 Dinamika Seni
suara yang membentuk melodi yang Sumber seni dan nilai-nilai yang
biasanya dipakai untuk mengiringi Tari lainnya seperti ketentraman, sensualitas,
Sanghyang yang disakralkan. perspektif, komposisi, struktur,
2.2 Nilai-nilai yang terdapat dalam norma,gerak, kasih, keindahan, daya
Janger cipta, dan integritas (Lubis, 1993:52)
2.2.1 Nilai-nilai Religi yang mana nilai-nilai tersebut
Seni mengandung sifat religius terakumulasi dalam bentuk seni sebagai
magis, seperti yang diungkapkan oleh hasil daya cipta. Dinamika adalah
rasyidi, pada awalnya seni timbul dari segala perubahan dalam tari karena
keperluan manusia pada kekuatan sang adanya variasi-variasi di dalam tari
gaib, dalam rangka untuk memenuhi tersebut.Variasi berupa pengguna
kebutuhan hidupnya (1975:92). tenaga dalam gerak, tempo, tinggi,
2.2.2Nilai-nilai Agama rendah (level), pergantian posisi penari
Dalam budaya Bali, kesenian serta perubahan suasana.Dinamika tari
dan keagamaan yang saling memberikan kesan tarian menarik, tidak
berkaitan.Peristiwa sering kali sulit membosankan, dan tidak terkesan
untuk dipisahkan dengan peristiwa menoton.
keagamaan.Masyarakat Bali memiliki
bermacam-macam jenis seni
pertunjukan yang berakar pada agama
dan budaya Hindu yang telah tumbuh BAB III
dan berkembang sebagai ciri khas METODE PENELITIAN
masyarakat Bali. 3.1 Rancangan Penelitian
2.2.3 Nilai-nilai Sosial Setiap penelitian tentu harus
a. Aspek Nilai Hiburan menggunakan suatu metode untuk
b. Aspek Seni Untuk Mempertebal mempermudah cara kerja (Pageh, 2008:
Rasa Solidaritas Sosial 2). Lebih lanjut, dalam Pageh (2008)
dijelaskan ada beberapa metode yang

5
digunakan dalam penulisan peristiwa 3.4 Interpretasi
sejarah, antara lain: heuristik, kritik, Fakta-fakta sejarah yang telah
interpretasi dan penulisan sejarah. ditemukan belum bisa secara langsung
3.2Heuristik (Pengumpulan Data) digunakan untuk menyusun kisah
Pada tahap pengumpulan data sejarah karena masih ada langkah
ini penulis akan menggunakan beberapa metodologis yakni interpretasi
teknik antara lain: (penafsiran).
a. Teknik Observasi 3.5 Penulisan Sejarah
Aspek-aspek yang diamati meliputi : Langkah terakhir yang ditempuh
perlengkapan janger, ritual sebelum setelah fakta yang sudah dirangkai dan
pementasan, pementasan janger kolok. sudah dilengkapi dengan interpretasi
b. Teknik Wawancara yang melahirkan kontruksi sejarah yang
Melakukan wawancara terhadap utuh dan bermakna yang kemudian
beberapa orang yang dianggap ditulis dalam penulisan cerita sejarah
mengetahui tentang Tari Janger Kolok (historiografi).
di Desa Bengkala, Kubutambahan:
Kepala Desa Bengkala, Pelatih Tari BAB IV
Janger Kolok, Tokoh Masyarakat,
PEMBAHASAN
Kelihan Adat dan Tetua Desa Bengkala
c. Teknik Studi Dokumen 4.1 Gambaran Umum
Teknik studi dokumen adalah cara 4.1.1 Letak dan Keadaan Geografi
mengumpulkan data dengan Desa Bengkala
menggunakan peniggalan-peninggalan Desa Bengkala merupakan suatu
tertulis desa yang termasuk dalam wilayah
3.3Kritik Sumber Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten

Data-data yang sudah peneliti Buleleng, Provinsi Bali.Adapun batas

kumpulkan dari beberapa metode wilayah Desa Bengkala adalah sebagai

pengumpulan data, maka dalam hal ini berikut.

penulis akan meyeleksi data-data yang a. Sebelah Utara : Kubutambahan

sudah diperoleh. b. Sebelah Selatan : Bila


c. Sebelah Barat : Jagaraga
d. Sebelah Timur : Bulian

6
Buleleng, yang terdiri dari 14
4.1.2 Keadaan Demografi Desa lingkungan dan dua banjar adat.
Bengkala 4.1.6 Asal Mula dan Sejarah Desa
Berdasarkan data monografi Pakraman Bengkala
Desa Bengkala, dapat diketahui jumlah 4.1.7 Sejarah munculnya Janger
penduduk Desa Bengkala mencapai Kolok di Desa Bengkala
2135 jiwa, yang terdiri dari laki-laki Sejarah munculnya Janger
sebanyak 1041 jiwa (10,41%), dan Kolok ini menurut Ketut Kanta (45
perempuan sebanyak 1094 jiwa tahun; 10 januari 2013) yang
(10,94%), dengan jumlah KK sebanyak mendirikan Janger Kolok tersebut
587 KK dengan luas wilayah 512 Km. adalah (Almarhum) Wayan Nedeng,
4.1.3 Mata Pencarian Penduduk Desa beliau adalah penduduk asli Desa
Bengkala Bengkala dan beliau adalah orang
Masyarakat Bengkala bermata normal. Janger Kolok ini didirikan pada
pencaharian sebagai PNS, ABRI, tahun 1969 sampai dengan 1970-an.
Pegawai Swasta, Pedagang, dan lain- Latar belakang pendirian jager kolok
lain.Tetapi sebagaian besar tersebut karena keunikan dari janger
penduduknya bermata pencaharian yaitu nyanyian yang dinyanyikan tidak
sebagai petani. sama dengan nyanyian seperti janger
4.1.4 Kehidupan Sosial Budaya biasanya janger ini hanya menggunakan
Masyarakat Desa Bengkala bahasa isyarat.
Masyarakat Desa Bengkala 4.2 Nilai-nilai dalam SekhaJanger
merupakan sutu kesatuan sosial.Mereka
Kolok
mengelompokan tidak saja berdasarkan
4.2.1 Nilai Pertunjukan
tempat tinggal atau pemukiman tapi
Nilai-nilai janger kolok yang
juga atas dasar ikatan hubungan darah.
terdapat dalam pertunjukan hanya
4.1.5 Sistem Pemerintahan Desa
merupakan hiburan semata agar
Bengkala
masyarakat tidak bosan dengan janger-
Desa Bengkala merupakan
janger yang ada, dengan adanya tarian
daerah yang termasuk wilayah
janger kolok ini banyak penonton yang
Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten
tertarik untuk dilestarikan karena tarian
ini begitu unik dan langka.

7
4.2.2 Nilai Hiburan diartikan berbeda bagi penikmat seni,
Seni hiburan yang terdapat dalam disini keindahan selain dapat
tarian “janger kolok adalah keindahan memberikan kepuasan yang mendalam
yang tercipta dari bentuk alunan suara- dan kepuasaan indrawi, kepuasaan batin
suara yang tidak bisa dimengerti oleh juga dapat diperoleh disamping itu Nilai
semua orang yang menonton, karena sosial sangat berkaitan dengan bentuk
kekocakan yang dilakukan oleh para pengorganisasian seni pertunjukan ke
penari. dalam suatu wilayah yakni
4.2.3 Nilai Religius perkumpulan atau sekhaa, dimana
Nilai religius terdapat pada didalamnya mencakup penabuh (juru
kesakralan yang terdapat pada gelung gambel), perias, pemain, pelatih, dan
penari dimana pada saat penari janger lain-lain yang bergabung menjadi satu
memakai gelung, maka para penari menghasilkan suatu jada dalam seni
janger akan kelihatan metaksu. pertunjukan janger kolok
4.2.4 Nilai Mempertebal Rasa 2. Nilai Teknik Berkesenian
Solidaritas Sosial Gamelan/Gong Pengiring Janger Kolok:
Dimana orang kolok dan orang Adapun jenis orkestra yang mengiringi
normal, harus memiliki rasa solidaritas setiap pementesan Janger Kolok adalah
agar dalam bermasyarakat tidak terjadi kendang, ceng-ceng, dan tawa-tawa.
konflik antara orang kolok dan orang 4.3 Dinamika dan Eksistensi Seka
normal. Janger Kolok
4.2.5 Nilai Komunikasi Dinamika dalam janger ini
Nilai dari media komunikasi berkaitan dengan kebudayaan,
yaitu saling kontak antara sesama orang pemerintah benar-benar sangat peduli
kolok atau dengan orang normal, dan atensi sekali terhadap seni budaya.
dimana dalam komunikasi kita harus Dalam dinamika berpakaian pun juga
sering berinteraksi agar tidak berubah dlihat dari tahun 1970 sampai
menimbulkan saling ejek antara orang 1980 jangernya memakai kebaya,
normal dengan orang kolok. senteng, dan kamen sedangkan
4.2.6 NilaiBerkesenian kecaknya menggunakan udeng dan
1. Nilai Estetika dimana pada kamen. Dan pada tahun 1980-sekarang
pementasan lakon, suatu keindahan pakain mereka lebih modern

8
denganmenggunakan gelungan, kamen, beliau seorang pedang dan beliau juga
kepet, selendang, dan lain-lain, sering membeli air di orang-orang tuli
kemudian kecaknya memakai udeng, bisu.
rompi, saput, dan kamen. Dinamika 5.2 Saran
Janger Kolok tahun 1998-sekarang Sebagai akhir dari tulisan ini,
sangat meningkat, dilihat dari antusias penulis memberikan saran dan masukan
masyarakat yangg ingin menyaksikan dalam kapasitas sebagai masyarakat
tarian tersebut, Dipentaskannya dalam maupun sebagai seorang peneliti.
sebuah ajang bergengsi yaitu Pesta Adapun saran yang bisa diberikan yaitu:
Kesenian Bali (2002), dan banyaknya 1. Bagi para generasi muda dan
panggilan pentas ke berbagai kota masyarakat sekitar
(2008). a. Agar tetap berperan aktif untuk
menjaga dan mempertahankan
BAB V kelestarian dari tari janger kolok
sebagai warisan budaya lokal.
PENUTUP
b. Peristiwa yang pernah terjdi di
5.1 Simpulan
masa lampau perlu diangkat
Berdasarkan hasil pembahasan kepermukan sebagai salah satu aset
di atas dapat disimpulkan bahwa,Latar budaya dan makna nilai-nilai
Belakang Sejarah Janger Kolok Desa pendidikan yang terkandung dalam
Bengkala,Kecamatan Kubutambahan, pelaksanaan tari janger kolok
Kabupaten Buleleng, Pada zaman tersebut masih tetap dipertahankan
dahulu di Desa Bengkala terkenal sekali hingga saat ini.
dengan janger-janger normal dan drama 2. Bagi pemerintah kabupaten yang
sekitar tahun 1967-1970-an. Setelah terkait.
banyaknya terdapat janger normal a. Tetap menjaga dan melestarikan
kemudian terdapat juga populasi orang- eksistensi tradisi tari janger kolok
orang kolok yang sudah banyak terdapat sebagai asset pariwisata budaya
di Desa Bengkala, sehingga ada salah yang tak ternilai harganya.
satu orang penduduk asli Bengkala yang b. Lebih mengintensifan promosi-
bernama (Almarhum) Wayan Nedeng promosi keberbagai golongan
beliau adalah orang normal, pekerjaan masyarakat agar tari janger kolok

9
manjadi lebih dikenal masyarakat Bandem, I Made. 1996. Evolusi Tari
Bali. Denpasar.Kanisius.
luas.
Dibia, Wayan, 1995. Dari Wacak ke
Ucapan terima kasih ditunjukan kepada: Kocak. Sebuah Catatan Perubahan Seni
Pertunjukan Bali. UPT STSI
1. Wayan Sugiartha selaku pembimbing
Denpasar.
akademik (PA) dan Pembimbing 1 yang Dibia, Wayan. 2004. Pragina : Penari,
Aktor dan Pelaku Seni
telah banyak meluangkan waktunya
Pertunjukan Bali. Drama Gong
kepada dalam penulisan dalam Teater Rakyat Bali. Denpasar
Djelantik. 1998. Ensiklopedi kerawitan
memberikan pengetahuannya,
Bali: Setrayata-masyarakat
memotivasi dan membimbing dari awal seni. Seratus tahun gambelan
Gong Kebyar.
sehingga penyusun artikel ini menjadi
Greetz. 1995. Kebudayaan Sunda:
lancar dan dapat terselesaikan dengan Suatu Pendekatan Sejarah Jilid
I .Jakarta; Pustaka Jaya.
baik.
Greetz, C. 1977. Penjaja dan Raja
Perubahan Sosial dan
Modernisasi Ekonomi di Dua
DAFTAR PUSTAKA
Kota Indonesia. (R, Soepomo
Penerjemah). Jakarta: P.T
Artikel. 2009. Gramedia
http://id.wikipediaorg.wiki/Pengerti 1984. “Tihingan: Sebuah
an Janger Diunduh tanggal 27 Desa di Bali”. Dalam
Maret 2012. Kontjaraningrat ed.,
Artikel. 2009. Masyarakat Desa di
http://id.wikipediaorg.wiki/Pe Indonesia. Jakarta: Lembaga
ngertian Pengertian Seni Penerbitan Fakultas Ekonomi
Diunduh tanggal 20 UI. Hlm. 246-277
April2012. 1999. After the Fact Dua
Artikel. 2009. Negeri, Empat Darsawarsa
http://id.wikipediaorg.wiki/Pe Satu Antropolog. (Landung
ngertian Dinamika Seni Simatupang). Yogyakarta:
tanggal 6 Juni 2012 LKiS.
Astika, K.S. 1994. “Seka dalam Greetz, H. 1998. Keluarga Jawa. (Harsi
Kehidupan Masyarakat Penerjemah). Jakarta: Grafiti
Bali”.Dalam Gd. Pitana ed., Pers.
Dinamika Masyarakat dan Koentjaraningrat, S.M.J. Poeponegoro,
Kebudayaan Bali. Denpasar: N. Notosusanto. 1976. Sejarah
Bali Post. Hlm. 111-136 Nasional Indonesia, Edisi II.
Atmaja, Nengah Bawa, 2006. Depdikbud.
Pemanfaat Modal Budaya dan Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu
Modal Tubuh Menjadi Modal Sejarah. Yogyakarta :
Ekonomi Berbentuk Hiburan Bentang
Seks zmelalui Rangsangan
Lubis, Mukhtar, 1993. Budaya
Mata Kasus Joged Ngebor di
Masyarakat dan Manusia
Buleleng, Bali.Singaraja.

10
Jakarta: yayasan obor
Indonesia
Mantra. 1996. Menguraikan tentang
Rwa Bhineda. Pendidikan
Nasional. Balai pustaka.
Najib, Emha Ainun, 1992. Indonesia
Bagian Dari Desa Saya.
Yoyakarta Si Press.
Pageh, I Made, 2010. Metodelogi
Sejarah Dalam Persepektif
Pendidikan; Denpasar. Pustaka
Larasan.
Pageh, I Made. 2008. Metodelogi
Sejarah Dalam Perspektif
Pendidikan.Undiksha.
Widja, I Gede. 1991. Sejarah Lokal
Suatu Perspektif dalam
Pengajaran Sejarah.
Bandung : Angkasa
Widja, I Gede. 2000. Sejarah Lokal
Suatu Perspektif dalam
Pengajaran Sejarah.
Singaraja : Unit Penerbitan
STKIP N Singaraja
Widja, I Gede dan I Made Pageh.
2006. Metodelogi Sejarah
(Buku Ajar). Singaraja : Unit
Penerbitan STKIP N
Singaraja
Yudi, Prof Dr, MA. 1991. Seni
Pertunjukan Teater. Pustaka
Pelajar.

Yunus, H Ahmad. 1994/1995. Kesenian


Jemblung Sebagai Sarana
Penyebaran Nilai Budaya
(suatu kajian tentang fungsi
dan peranan kesenian dalang
jemblung bagi masyarakat
Banyumus di Jawa Tengah)
Jakarta; Depdikbud.

11

Anda mungkin juga menyukai