Anda di halaman 1dari 13

Estetika, Seren taun Antara Seni, Ritual, Dan Kehidupan

Ign. Herry Subiantoro


Pasca Institut Seni Indonesia ( ISI ) Yogyakarta
Jalan Suryodiningrat No.8 Yogyakarta

ABSTRACT

Seren taun presents a ceremony system which has aspects of ideas, aspect of language, aspect of
behaviour and aspect of equipments. These aspects is related to one another and understood as a sacred
communication. Three life principles as the conditions to achieve as the perfection of life and The Truth
of death is ritualized on the Pwahaci as the birth symbol, the priciple of maturity and the image of per-
fection (death).
Under Djati Kusumah leaderships, Seren taun was developing physically as well as the content of
appreciation presentation of the ADS spiritual, be able to be accepted by the community. SerenTaun is
seen as guidance of aesthetical beauty in the trilogy of verum, bonum, and pulchrum. Beautiful ways
to present aesthetic of Seren taun which is anticipate the nature beauty and art as the safety signs, there
are shown by the guidance of the harmonization between human beings and God, the nature and other
human beings. The art and ritual performance are kinds and true gives the universal as the harmoniza-
tion and balance of humans’lives physically and mentally.

Keywords: Seren taun, ritual performance, aesthetic of beauty, and balancing of humans’lives

ABSTRAK

Seren taun merupakan presentasi estetik masyarakat agraris untuk mendatangkan berkah
dari leluhur. Sistem upacara meliputi aspek gagasan, kebahasaan, prilaku, dan peralatan dalam
seren taun dimaknai sebagai komunikasi sakral. Tiga prinsip kehidupan sebagai syarat menca-
pai kesempurnaan hidup diritualisasikan pada Dewi Pwahaci untuk mengungkapkan tentang
prinsip kelahiran, kedewasaan, dan gambaran prinsip kesempurnaan (kematian).
Di tangan Kekarismatikan pemimpin tradisional Pangeran Djati Kusumah, Seren taun
berkembang baik secara bentuk maupun isi, sebagai presentasi penghayatan ajaran spiritual
ADS, agar mudah diterima oleh semua orang. Pemahaman itu menunjukan Seren taun sebagai
tuntunan nilai-nilai keindahan, yang syarat dengan trilogi antara verum (kebenaran) bonum (ke-
baikan), dan pulchrum (keindahan). Cara-cara indah dari presentasi estetik Seren taun merupa-
kan keindahan alam dan seni sebagai tutuntunan-keharmonisan manusia dengan Tuhan, alam
semesta, dan sesamanya. Pertunjukan seni dan ritual itu, memberikan manfaat secara universal
sebagai penyelaras atau balancing kehidupan manusia secara lahir maupun batin.

Kata kunci: Seren taun, estetika, pertunjukan ritual


Panggung Vol. 26 No. 4, Desember 2016 408

PENDAHULUAN bagai bagian yang tak terpisahkan dengan


Seren taun merupakan ritual ucap syu- ajaran spiritual Kyai Madrais. Eksistensi
kur masyarakat tani di Jawa Barat secara Seren taun dijadikan ucap syukur, hari
umum. Desa Kenekes Baduy, Desa Ciptage- besar yang diperingati setiap tahun sekali
lar Kasepuhan Banten Kidul, Kampung jatuh pada tanggal 22 rayagung.
Naga di Kabupaten Garut, Desa Cigugur Proses ritual Seren taun dilaksanakan
Kabupaten Kuningan, dan di Kampung selama 7 hari terdiri atas 4 (empat) ritus:
Budaya Sindang Barang Kabupaten Bogor meliputi: (1) Damar Sewu, (2) Pesta Da-
adalah daerah yang masih melestarikan dung, (3) Malam Kidung Spiritual, dan (4)
sampai saat ini. Seren taun dilaksanakan ru- Prosesi Puncak terdiri atas Ngajayak, Babarit
tin sekali setahun dengan waktu yang ber- dan Tumbuk padi, yang diakhiri dengan
beda. Cigugur khususnya, Seren taun di- pesta makan bersama.
laksanakan sebagai aktivitas estetik untuk Ritual Damar Sewu. Damar adalah len-
mengahayati ajaran spiritual Agama Djawa tera, dan sewu adalah seribu, makna damar
Sunda (ADS). Peristiwa ini ditempatkan se- sewu berarti lentera berjumlah seribu (ba-
bagai kebutuhan kolektif, diformulasikan nyak/besar). Ritus Damar Sewu sebagai
pada bentuk tuntunan penghayatan yang simbol terang yang menerangi jiwa, yang
indah sifatnya. juga berarti sebagai doa pembuka bagi ke-
Sebagai tingkah laku proses, Seren taun berlangsungan Upacara Seren taun.
melibatkan berbagai aspek tindakan ritu- Ritual Pesta Dadung. Pesta Dadung
al untuk menciptakan relasi keselarasan dibagi ke dalam tiga bagian: (1) Doa atau
hubungan antara manusia dengan Tuhan, Rajah Siliwangi, Tari Budak Angon, (2) Pem-
alam, dan sesamanya. Romantisme masa buangan Hama dan Penanaman Pohon,
lalu kehidupan keluarga Kiyai Madrais dan (3) Kentongan Sewu. Ritus Pesta Da-
sebagai pendiri ajaran, notabene berada dung merupakan tindakan estetik untuk
pada tekanan penjajah Belanda, sehingga menghayati tuntunan tentang hubungan
tumbuh rasa nasionaliosme yang tinggi, manusia dengan alam.
dan melahirkan Seren taun sebagai simbol Malam Kidung Spiritual. Malam Ki-
ekspresi untuk mengahyati nilai nilai ke- dung Spiritual dilaksanakan pada tanggal
bangsaan dan kemanusiaan. Rasa nasi- 21 Rayagung yaitu malam menjelang acara
onalisme didasari nilai kemanusiaan dan puncak Seren Taun. Para warga mendekor
kebangsaan mewujud pada Seren taun se- ruangan dengan menggunakan tumpukan

Gambar. 1
Ritus Damar Sewu di Depan Gambar 2
Gedung Paseban Tri Panca Tunggal (PTPT) Ritual Pesta Dadung, di Mayasih, Cigugur
(Foto Dokumentasi Herry S., Seren Taun 2014) (Foto Dokumentasi Herry S., Seren Taun 2014)
Subiantoro: Estetika, Seren Taun Antara Seni, Ritual, Dan Kehidupan 409

Gambar 3 Gambar 4
Ritual Malam Kidung Spiritual, Prosesi Puncak Seren Taun
di Ruang Jinem Gedung PTPT di Depan Gedung PTPT
(foto Dokumentasi Herry S., Seren Taun 2014) (Foto Dokumentasi Herry S., Seren Taun 2014)

padi dalam jumlah besar, dihias dengan ritual yang di dalamnya merangkumi tin-
berbagai macam buah-buahan berwarna- dakan estetik dan seni sebagai bagian di
warni yang didominasi buah jambu air dalamnya yang sangat mengagumkan. Di
yang berwarna merah menghiasi bentuk tempat lain di Indonesia bahkan di Manca
tumpukan padi. Jambu air merah dirang- Negara, banyak orang menjadikan agama
kai berbentuk dua naga yang ekornya me- atau kepercayaan sebagai sebuah konflik
nyatu. Susunan dari proses ritus tersebut (pembenaran) hingga melibatkan adu fisik,
adalah: (1) Rangkaian Seremonial, Doa dari yang tidak jarang menelan banyak korban
Masyarakat Adat dan Agama; (2) Perge- yang berjatuhan. Ritual Seren taun terjadi
laran Tari Pwahaci; dan (3) Ritual Ngarare- sebaliknya, merupakan ajang bagi semua
mokeun Padi. agama dan adat untuk dapat menjalin
Puncak Prosesi Seren taun 22 Raya- sebuah ungkapan syukur untuk menepis
gung. Prosesi puncak ritual tersebut ter- pengertian perbedaan bukan sebagai suatu
diri atas: Persembahan kesenian, Ngajayak, pertentangan, tetapi merupakan kebera-
Babarit dan Tumbuk padi. Pada Prosesi gaman menjalin kedamaian. Bagi semua
puncak Seren taun diwali persembahan Tari partisipan yang hadir, pertunjukan ritual
Jamparing Hapsari, Tari Buyung, Pertunjuk- dan seni dalam Seren taun memberikan rasa
an Angklung Buncis, Pertunjukan Memeron simpati dan kekaguman yang menyentuh
(patung binatang adalah bagian pertama. nilai-nilai kemanusiaan.
Kedua adalah Ngajayak yang merupakan Kajian estetika Balthasar memberikan
prosesi persembahan hasil bumi; Ketiga pemahaman makna tindakan estetik, se-
adalah Babarit yang di dalamnya berisi ten- bagai jalan keselamatan. Balthasar (1985),
tang Mantra doa atau Rajah Pambuka Mar- memberikan dua pemahaman estetika fi-
ga Waluya (Rajah Pwahaci) yang dibarengi losofis dan estetika teologis. Teori ini men-
dengan musik Babarit, dan Keempat adalah jawab teka-teki antara yang terbatas dan
Tumbuk Padi (nutu).Prosesi Puncak tang- tidak terbatas. Semua makluk adalah tidak
gal 22 Rayagung sebelum Ngajayak sebagai terbatas dan abadi; Semua gerakan antara
persembahan hasil bumi bagian puncak ritme dan pertentangan menjadi ada dan
prosesi, diawali dengan berbagai persem- memiliki esensinya; Kebenaran hanya di-
bahan kesenian baik tari, musik, maupun capai dalam perasaan suka-cita ketika yang
dramatisasi pertunjukan Memeron. satu menyentuh yang lain, dan pada saat
Fenomena Seren taun dengan proses yang sama semua ada. Balthasar menya-
Panggung Vol. 26 No. 4, Desember 2016 410

jikan estetika keindahan ke dalam trilogi diatasi antara Allah dan makhluk-Nya,
bonum (kebaikan), verum, (kebenaran), dan tapi harus ada analoginya jika tidak dapat
pulchrum (keindahan). diselesaikan dalam bentuk identitas apa-
Balthasar seorang pilar teologi Katolik, pun. Dengan demikian Seren taun sebagai
Salib Yesus Kristus syarat dengan estetika tindakan estetik pengahayatan ajaran spiri-
keindahan. Drama kehidupan Yesus men- tual dengan menggunakan bahasa rasa ke
jadi peristiwa yang mengagumkan, karena dalam seni dan ritual yang begitu melekat,
di dalamnya ada pengorbanan cinta seba- merupakan sebuah upaya untuk menyaji-
gai kebaikan, kebenaran, dan keindahan, kan kebaikan, kebenaran, dan keindahan
penuh dengan sukacita. Estetika Balthasar terhadap peristiwa yang digelar.
dengan objek Salib yang syarat dengan
keindahan dikatakan sebagai theologi cin-
METODE
ta. Kini manusia hanya ada dalam dialog
Penelitian ini menggunakan metode
bahwa cakrawala semua makhluk terba-
deskriptif kualitatif. Deskriptif karena
tas, membuka diri untuk mengungkapkan
menggambarkan sifat-sifat individu, ke-
empat hal: (1) Semua makhluk adalah satu,
adaan, gejala atau kelompok tertentu, untuk
(2) cinta itu baik, karena itu semua makh-
menentukan frekuensi adanya hubung-
luk adalah baik, (3) cinta itu benar, karena
an tertentu antara suatu gejala dengan ge-
semua makhluk itu adalah benar, dan (4)
jala lain dalam masyarakat. Kualitatif yaitu
cinta yang membangkitkan sukacita, kare-
menggambarkan realita empirik di balik
na itu semua makhluk indah. Makhluk me-
fenomena yang cocok dan sesuai antara
miliki akal hanya jika dalam penampilan
realita empirik dengan teori yang berlaku
kita memahami esensi yang memanifesta-
dengan metoda deskriptif (Kuntjaraningrat
sikan dirinya (Von Balthasar, dalam Kelly
1997: 29). Lebih lanjut penelitian pengum-
Hamilton, 1985: 219).
pulan data berasal dari naskah wawan-
Balthasar mencoba untuk membangun
cara, catatan lapangan, dokumen pribadi,
sebuah filsafat theologi mulai dari analogi
catatan memo, dan dokumen resmi lainnya
bukan dari makhluk abstrak, tetapi men-
(Keirl dan Miller dalam Lexy. J. Moleong
jadi seperti yang ditemui secara konkret
(1997). Dengan metoda deskriptif kualitatif
dalam atributnya (tidak kategoris, tetapi
ini, maka dilakukan pencarian fakta dengan
transendental). Sebagai transendentalia
interpretasi yang tepat terhadap tata cara
berjalan melalui semua yang ada (being),
yang berlaku dalam situasi-situasi tertentu,
apa yang benar-benar sesuatu yang baik
termasuk hubungan-hubungan, kegiatan-
dan indah. Makhluk menampakkan diri
kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandang-
dalam pencerahan: sesuatu yang indah
an, serta proses-proses yang sedang ber-
dan membuat kita kagum. Kekaguman
langsung dalam masyarakat.
yang diterima itu karena baik dan benar.
Pengumpulan data dilakukan pada
Seseorang dapat membangun ini semua
penelitian ini adalah mengkombinasikan
aesthetique teologis (kehadiran Tuhan), an-
empat sub model observasi yaitu sebagai
tara transendentalia, antara makhluk, dan
complete participant, observer as participant,
orang-orang di dalam Allah. Bahwasanya complete observer, dan pada kesempatan lain
yang baik, benar, dan indah, adalah apa juga sebagai partisipant as observer (Burn,
yang disebut sebagai atribut transendental 2000: 509). Teknik ini dipilih untuk menja-
(being), karena mereka melampoi semua lin hubungan baik dengan informan. Un-
batas-batas esensi dan koeksistensi de- tuk mengarahkan wawancara digunakan
ngan being (yang ada). Jika ada jarak dapat
Subiantoro: Estetika, Seren Taun Antara Seni, Ritual, Dan Kehidupan 411

pedoman wawancara (interviewguide) de- merasa atau ‘ergo sum’ dipahami sebagai
ngan menyiapkan catatan lapangan dan ‘saya merasa maka saya ada’. Pemahaman
tape recorder. Pengumpulan data dilakukan ini memiliki arti bahwa ‘merasa’ sebagai
dengan studi dokumentasi, sumber-sum- fokus dasar dari tindakan estetik. Estetik
ber pustaka, buku, majalah, dan surat ka- dari bahasa Yunani berbicara persoalan
bar yang berhubungan dengan penelitian. pengindraan dalam arti ‘saya mengindrai,’
Perolehan data Seren taun, baik yang ter- yang dalam bahasa Jawa adalah ‘nyondro’.
ungkap dari wawancara kepada sesepuh Nyondro memiliki pengertian tentang ‘saya
adat pengahayat ADS, maupun perilaku melihat, mendengar, merasakan, mencium,
estetik seni dan ritual para seniman dan dan meraba’. Pengertian ini mengandaikan
‘perawat’ ritual yang terlibat langsung bahwa ‘saya tidak tau di luar sana, dengan
dalam pelaksanaan pertunjukan. Lebih lan- nyondro’ maka saya tau, mind sense yang
jut metode wawancara dipakai untuk nara semuanya dipahami dengan indra.
sumber terpilih Pangeran Djati Kusumah Estetika Balthasar rmenggunakan wa-
sebagai pemangku adat, beserta putra-pu- cana estetika untuk menyajikan kepada
tranya, yang mengetahui betul tentang Seren dunia pemujaan intelektual teologi yang
taun di Cigugur. logis dan yang secara moral meyakinkan
Istilah pertunjukan diambil dari kata kebenar-an Ilahi dalam bentuk sakramental
performance atau penampilan. Penampilan (Balthasar, 1982: 38-40). Sakramen adalah un-
dapat terjadi diatas pentas, pada situasi- tuk menggelar dan menyatukan keindahan,
situasi sosial yang khas seperti upacara- kebaikan, dan kebenaran. Sakramen adalah
upacara untuk umum, dan dapat pula tanda kehadiran Kristus pada tata cara peri-
dalam kehidupan sehari-hari, yang ketiga- badatan katolik yang disebut Liturgi. Keha-
nya merupakan sebuah kesatuan (Richard diran Kristus melalui simbol roti dan anggur
Schechner, 1990). Pada referensi kepercaya- (simbol tubuh dan darah Kristus) merupa-
an atau kekuatan yang mistis, ritual memi- kan puncak keselamatan sebagai inkarnasi
liki kualitas “free playing” (Turner, 1967: 19), kehadiran Allah menyempurnakan seluruh
yaitu individu-individu dapat mendengar- ontologi dan estetika dalam menciptakan
kan musik, berdoa, melihat simbol-simbol wujud. Penggunaan inkarnasi diletakkan
visual, merasakan makanan yang disuci- dalam cara baru sebagai bahasa dan sarana
kan, mencium bau dupa, dan bersentuhan berekspresi sebagai tandingan dan esensi
dengan pesona yang sakral. Berdasarkan wujud yang Illahi. Dalam hal ini ‘Sakramen-
pemahaman itu, maka Seren taun sebagai tal’ menyambungkan kembali renungan (re-
ritual sekaligus sebagai pertunjukan atau fleksi), tindakan, dan metafisika, keindahan,
penampilan yaitu aktivitas ritual dengan kebaikan, dan kebenaran (Balthasar, 1982:
tingkah laku pertunjukan, penampilan, dan 29; dan 1991: 249). Seperti halnya Seren taun,
pagelaran. Seren taun menegaskan bahwa Sakramen Ekaristi pun dibangun melalui
ritual adalah seni, dan seni adalah ritual sistem ritual, dan berbagai aspek gagasan,
yang memiliki jarak sangat tipis, bahkan tak kebahasaan, prilaku, dan peralatan, dilak-
terpisahkan. sanakan sebagai proses komunikasi sakral.
Komunikasi tersebut disampaikan dengan
melibatkan seni dan ritual untuk mendra-
HASIL DAN PEMBAHASAN matisasikan peristiwa-peristiwa tentang ke-
Estetika Seren taun hidupan, kematian, dan kebangkitan Kris-
Estetika menempatkan hal pertama- tus untuk merangkumi misteri keselamatan.
tama adalah persoalan ‘saya merasa.’ Saya Seni dan ritual diblender menjadi satu kesa-
Panggung Vol. 26 No. 4, Desember 2016 412

tuan untuk mewahyukan isi dari ajarannya. kontribusi sebagai penjaga kelestarian alam
Semua ditata sedemikian rupa sebagai per- dan ternak dan keberadaan alam. Pemin-
tunjukan yang tidak membedakan antara dahan hama dan penanaman pohon adalah
seni dan ritual. Dalam pemahaman ini Es- kegiatan luhur untuk melestarikan alam.
tetika keindahan Balthasar dapat memberi- Satu-persatu binatang-binatang kecil (hama)
kan pemahaman bahwa Seren taun maupun tersebut ‘dilepas’ semuanya di tempat yang
Liturgi Ekaristi keduanya sebagai tanda kes- sebagaimana mestinya. Ritus Kentongan
elamatan yang bersifat sakral atau suci. Ked- Sewu adalah ekspresi memori kolektif ada-
uanya merupakan peristiwa syukur tanda nya komunikasi tempo dulu antar warga.
keselamatan yang menempatkan seni dan merupakan komunikasi masyarakat pede-
ritual sebagai sesuatu yang tak terpisahkan. saan yang telah diketahui secara umum
Pengalaman religius dan eskpresi seni dide- dan dilakukan sesuai dengan kesepakatan
sain untuk mengalami nilai nilai kebaikan bersama. Intinya bahwa manusia memiliki
dan kebenaran dari pertunjukan ritual yang tugas untuk mengatur rangkain ekositem
digelar. Estetika keindahan dapat memberi- yaitu produksen-konsumen-produksen-
kan pemahaman bahwa Seren taun sebagai konsumen. Tanah, rumput, dan dedaunan
atribut tanda keselamatan yang bersifat yang dikonsumsi oleh hewan dan manusia,
sakral atau susci, yaitu eskpresi seni dide- kemudian manusia dan hewan kembali ke
sain untuk mengalami nilai nilai kebaikan tanah. Semua itu disebut dengan ‘cakra pang-
dan kebenaran dari pertunjukan ritual yang gilingan’. Hal ini sebagai gambaran keilla-
digelar. Hal ini ditunjukan melalui gambar- hian nyata manusia pada sisi lain Dewi Pwa-
an ritus yang digelar. haci sebagai mitos ibu perawat bumi.
Damar Sewu sebgai ritus pembuka, Ritus Malam Kidung Spiritual, adalah
mengambil Bunga Teratai untuk mengung- berbagai hasil bumi, yang berupa ‘dekor ru-
kapkan simbol ketulusan, kemurnian, dan angan Jinem’ yang terdiri atas padi dalam
kedamaian. Istilah ‘kembang kampung’ atau jumlah besar di tengah, buah buahan dan biji
‘kembang desa’, semua merupakan ciptaan bjianberbentuk seperti Purwa Wisada yaitu
Yang Maha Kuasa. Wangi dari masing-ma- simbol Agama Djawa Sunda (ADS). Peristiwa
sing bunga, melati, mawar, teratai, dan lain- yang digambarkan dominasi simbol Pwaha-
lain adalah berbeda namun dapat mengge- ci, terungkap melalui Tari Pahaci. Tarian itu
tarkan perasaan. Teratai adalah sebagai sebagai gambaran keilahian manusia, bah-
ketulusan dan kedamaian dalam menyaji- wa Dewi Pwahaci sebagai sosok ibu perawat
kan simbolisasi Damar Sewu sebagai pene- bumi, menetralisir sifat-sifat negatif sebagai
rang jiwa. Lentera Damar Sewu kemudian sifat bawaan roh hurip tanah pakumpulan.
disebar keseluruh penjuru Gedung Paseban Ngararemokeun Pare yang diikuti dengan
Tri Panca Tunggal. Tari Selendang Putih sebagai pemanjaan
Penggembala ternak memiliki kontribusi Dewi Padi yang dilakukan oleh masyarakat
yang sangat penting sebagai penjaga keles- Kanekes Baduy merupakan tindakan estetik
tarian alam dan ternak, yang berhubungan inti yang kedua pada Malam Kidung Spiri-
langsung dengan keberadaan alam setiap tual. Ritus Ngararemokeun Pare menyajikan
harinya. Rajah Siliwangi dimaksudkan seba- berbagai tindakan estetik untuk penggam-
gai permohonan ijin dan sekaligus sebagai baran prinsip kedewasaan atau perkawinan.
ucapan syukur kepeda Penguasa di Alam Masyarakat Kanekes Baduy sebagai saudara
Padjadajran. Tari Budak Angon (penggem- tua dipanggil untuk menyajikan ritus Nga-
bala ternak) sebagai simbol penghormatan raremokeun Pare pada Malam Kidung Spiri-
terhadap sosok penggembala yang memiliki tual Seren taun. Secara simbolis dalam ritus
Subiantoro: Estetika, Seren Taun Antara Seni, Ritual, Dan Kehidupan 413

tersebut terdapat perlakuan khusus terha- menghasilkan susu di Cigugur. Tindakan


dap pemanjaan Dewi Padi (Sri). Ada tindak- estetik persembahan kesenian itu semuanya
an estetik dalam proses berlangsungnya ri- dipersembanhkan sebagai suka cita rasa syu-
tus hingga diakhiri dengan seni Angklung kur yang dipersembahkan bagi kemuliaan
dan Tari Selendang Putih oleh pelaku ritual. Sang Pencipta atas rejeki yang diterima.
Dalam prinsip perkawinan, Ngararemokeun Ngajayak secara khusus adalah prosesi
padi dengan mengawinkan Dewa Bumi arak arakan persembahan hasil pertanian
dengan Dewi Sri atau Dewi Pwahaci dalam (buah-buahan dan biji bijian). Persembahan
konteks Seren taun, bermakna sebagai re- itu diterima oleh ketua adat Pangeran Djati
produksi agar berkembang biak. Ini meru- Kusumah. Selesai penerimaan persembahan
pakan prinsip bahwa laki-laki dan perem- hasil bumi, kemudian dilantunkanlah ‘Rajah
puan harus dipasangkan agar berkembang Pambuka Marga Waluya’ atau Rajah Pawahaci
dan melahirkan generasi baru sebagai oleh Pangeran Djati Kusumah dan ditutup
penerus. Prinsip yang ketiga adalah prosesi dengan menumbuk padi dan pesta makan
berbagai hasil tanaman sebagai simbol roh bersama. Proses menyatunaya alam raya
hurip tanah pakumpulan yang dipasamuan- ke alam raga pada prosesi puncak Ngaja-
kan atau dijemaatkan, diperkenalkan, dan yak, Babarit hingga Nutu dan Pesta Bersama,
diupacarai serta doa atau mantra Rajah Pwa- dibangun oleh ritus adanya doa bersama
haci. Ada keterkaitan antara prinsip hidup seluruh perwakilan agama dan adat, tari
pertama hingga prinsip hidup ketiga dilan- Pwahaci dan Ngararemokeun Pare Rangkaian
tunkan secara tersusun saling melengkapi. proses itu memiliki makna sempurna. Pre-
Dewi Pwahaci dialunkan dengan simbolisasi sentasi dari Dewi Pwahaci sebagai simbol
terkait dari tiga prinsip kehidupan yaitu la- dominan yang multivokal, dapat menyatu-
hir, kawin, dan mati, yang memiliki makna kan kembali (univikasi) berbagai gagasan
sempurna. yang diritualisasikan dalam proses Malam
Prosesi Puncak Seren taun berbagai atrak- Kidung Spiritual hingga prosesi adanya Tari
si kesenian digelar , dan memeiliki kandung Pwahaci, Ngararemokeun Pare, dan Puncak
arti terhadap penyajiannya. Tari Jemparing se- Prosesi Seren taun 22 Rayagung dimaknai se-
bagai simbol cinta kasih, Tari Buyung sebagai bagai prinsip kehidupan tentang peziarahan
simbol kebangsaan, ‘di mana bumi dipijak di manusia menujui kesempurnaan. Pwahaci
situ langit dijunjung, Musik Angklung Buncis sebagai roh hurip tanah pakumpulan menyatu
menyajikan kebersamaan dengan lagu-lagu dalam diri manusia dengan rangkaian ri-
kepahlawanan Sunda ‘Taratagan Pahlawan, tus yang terbangun gambaran ‘menyatunya
Musik Angklung Baduy, menampilkan ke- alam raya ke alam raga’ melalui tindakan
biasaan musik angklung sebagai pemanjaan berdoa, berprosesi, berdrama, bernyanyi,
terhadap dewi pelindung padi, pertunjuk- menari, dan sebagainya, adalah jalan yang
an seni Memeron adalah berbagai patung harus dilalui menuju makna kesempurnaan.
binatang, semuanya menjadi satu kesatuan Dewi Pwahaci sebagai simbol dominan
yang memberikan memori kolektif bagi ma- (ibu semua tanaman), Ibu Pertiwi dan Su-
syarakat Jawa Barat dan Cigugur khususnya nan Ambu, juga mewakili sifat keilahian
bahwa: Memeron Ikan Kancara, sebagai ikan manusia (sebagai gembala) yang menjaga
khas yang dikeramatkan di daerah Cigugur; dan meyempurnakan1 seluruh alam dan
Memeron Naga sebagai simbol pada Purtwa isinya untuk dimanusiaan (dijemaatkan)
Wisada Agama Djawa Sunda; Memeron Hari- dalam upacara, yang disertai dengan berba-
mau sebagai simbol Parabu Siliwangi; dan gai lantunan doa, puiji-pujian dengan tarian,
Memeron Sapi Perah sebagai ternak yang berdrama, dan sebagainya semuanya meru-
Panggung Vol. 26 No. 4, Desember 2016 414

pakan arti kesempurnaan seluruh isi alam suk ke dalam diri manusia melalui apa yang
agar bersama manusia menemukan kehi- dimakan, diminum, di lihat, didengar, dan
dupan yang sempurna kembali kepada Sang lain lain.
Pencipta. Hal itu dapat diartikan bahwa Ada tiga ketentuan pokok ADS berisi
pertama, Pwahaci sebagai simbol kelahiran nilai-nilai ajaran kebaikan yang disebut de-
dengan hadirnya berbagai hasil bumi yang ngan Pikukuh Tilu. Konsep ritual Seren taun,
bersumber dari intisari bumi yaitu roh hurip mengambil simbol Dewi Pwahaci sebagai
tanah pakumpulan, dengan rasa cikntakasih dewi semua tanaman yaitu berasal dari ta-
kemanusiaanya menetralisir dan mengatur nah. Dewi Pwahaci juga diartikan sebagai
seluruh alam dan isinya pada Tari Pwahaci; The Mother God yang kemudian dimaknai
Kedua Dewi Pawahaci sebagai sosok wanita kembali sebagai Ibu Pertiwi (Tanah Air).
untuk berkembang biak prinsip perkawin- Pemahaman ini merupakan manifestasi na-
an yaitu pada upacara Ngararemokeun Pare. sionalisme untuk meredam nilai kekerasan
Pwahaci adalah intisari bumi dipersembah- fisik pada masa lalu (Penjajahan Belanda)
kan, didoakan, dan dielulukan yaitu pada dengan kelembutan adat-istiadat dan bu-
Rajah Pwahaci sebagai ungkapan penghor- daya. Hal ini sekaligus guna menjalin nilai
matan dengan dielu-elukan sebagai bagian persatuan dan kesatuan masyarakat untuk
dari mencandra secara spiritual ada pada mencintai kebangsaan dan budayanya sen-
puncak prosesi, yang dimaknai secara kese- diri, serta terlepas dari penjajahan dalam
luruhan adalah peziarahan manusia yang bentuk apapun.
secara operasional sebagai menyatunaya Seren taun menyajikan berbagai simbol
makrokosmos dengan mikrokosmos yaitu eskpresi seni dan ritual sebagai tindakan
alam raya ke alam raga estetik yang melibatkan panca indra, untuk
Ketiga prinsip tersebut secara ontolo- memaknai komunikasi spiritual terhadap
gis adalah atribut Allah sebagai tanda penghayatan ajaran ADS. Bonum, verum, dan
keselamatan yang didasari nilai kemanu- pulchrum secara ontologis adalah atribut Al-
siaan dan kebangsaan. untuk menetralisir lah yaitu sebagai tanda keselamatan, yang
sifat sifat negatif dari roh seisi bumi agar dalam konteks Seren taun, didasari nilai
dapat seperti manusia yang dapat menyem- kemanusiaan dan kebangsaan. Hal ini di-
purnakan dirinya dengan karakter kemanu- maknai sebagai rasa tanggungjawab sebagai
siaanya. Kesadaran kemanusiaan dan ke- manusia dan sebagai bangsa kepada Tuhan,
bangsaan merupakan bukti kesadaran akan yaitu merawat bumi dan isinya. Kesadaran
Tuhannya.
kemanusiaan dalm kesadaran kebangsaan
Agama Djawa Sunda (ADS) sebagai ajaran
dimaknai sebagai bukti kesadaran akan Tu-
pengahayatan dan tutunan kesempurnaan
hannya. Berbagai fenomena yang ada maka
memili arti bahwa, kata ‘Agama’ adalah se-
Seren taun sarat dengan estetika keindahan
buah keyakinan; ‘Djawa’ merupakan sing-
sebagai atribut Allah di dalamnya terdapat
katan dari anjawat lan anjawab yaitu menya-
bonum (kebaikan), dan verum (kebenaran).
ring dan merajah (menyempurnakan); dan
‘Sunda’ singkatan dari roh susun kang den
tunda. Agama Djawa Sunda diartikan sebagai Seren taun sebagai Pulchrum (beauty/keindahan)
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Merujuk pada pemahaman Depakcopra,
Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang mulia seorang warga keturunan India Amerika,
memiliki peran sebagai perantara roh-roh bahwa alam raya ini adalah The Dancing
seluruh isi alam untuk kembali pada Sang (Dewa Siwa berdansa). Sebagai bahasa rasa,
Pencipta. Semua roh itu sebagai intisari menari secara teknik adalah medium untuk
yang berasal dari Pwahaci (bumi) yang ma-
Subiantoro: Estetika, Seren Taun Antara Seni, Ritual, Dan Kehidupan 415

fusi dengan Dewa Siwa atau dengan yang tindakan estetik baik sebagai persiapan non
hakekat. Berbagai pergerakan dan tidak ha- fisik maupun persiapan batin untuk me-
nya tubuh manusia tetapi juga berbagai sim- nyambut sebuah peristiwa ritual sebagai
bolisasi yang mewujud dalam sebuah proses, bentuk penghayatan ajaran spiritual yang
merupakan pergerakan menari. Berbagai as- diyakini membawa kebahagiaan lahir batin.
pek ide, kebahasaan, prilaku ritual, dan pera- Penjabaran tuntunan Pikukuh Tilu, menjelma
latan merupakan simbolisasi pengungkapan menjadi tuntunan bahwa kesempurnaan
isi ajaran spiritual, semujnya menjadi aspek Tuhan sungguh-sungguh suci, murni, tak
wujud yang ikut menari bersama gerak tu- bercela, dan tidak dapat diraih manusia.
buh. Esensi kehidupan manusia sebagai ku- Berbagai masyarakat berbeda suku agama,
buran roh adalah perantara kembalinya roh kepercayaan adat, dengan cara-cara estetik
hurip tanah pakumpulan seperti konsep ajaran yang diambil oleh kepemimpinan karismatik
spiritual ADS. Ultimate reality kehidupan tradisional membawa Seren taun dan sega-
adalah dancing atau gerak alam sebagai fusi la persiapannya dapat memberikan makna
dalam proses ritual Seren taun. Berbagai as- kerukunan, kedamaian untuk menjalin satu
pek peralatan berupa benda-benda sarana pengertian bersyukur kepada Yang Kuasa.
pra-sarana dan gerak tubuh manusia digu- Hal ini membawa tuntunan kesempurnaan
nakan merupakan fusi atau keterleburan manusia yaitu sebagai cita cita tertinggi yang
terhadap tindakan penghayatan Seren taun. harus diperjuangkan dalam hidupnya.
Menari atau tindakan ritual yang lain adalah
fusi dengan yang Illahi, dan bersifat sakral. Seren taun Sebagai Verum (The Truth/Ke-
Dengan cara cara yang diambil untuk benaran)
mengahayati nilai ajaran ADS itu, maka Poses ritual yang menyajikan berbagai
Seren taun dapat disebut sebagai jalan pul- simbolisasi yang di dalamnya ada aspek
chrum (keindahan). esksitensi Seren taun gagasan, kebahasaan, prilaku ritual, dan
sebagai tindakan estetik mengambil perma- peralatan, kemudian mengambil Mitos
salahan alam dan seni sebagai keindahan Dewi Pwahaci untuk merealisasikan proses
untuk mempresentasikan arti penghayatan dari prinsip kehidupan itu. Kebenaran Seren
terhadap ajaran spiritual yang dilaksanakan. taun, terletak atas kekaguman dari proses
Pada pemahaman itu Seren taun adalah ritual yang mengantisipasi nilai kebaikan
keindahan seni dan ritual mencari kawicak- yang dirasakan. Berbagai simbolisasi ekpresi
sanan, dan menghayati tuntunan ajaran un- Seren taun dipertujukan sebagai pergelaran
tuk mencari kesempurnaan hidup. Berbagai sakral untuk memaknai syukur yang mem-
tindakan estetik sebagai komunikasi sakral buat semua orang merasakan adanya keda-
dari ritus awal hingga puncak, dapat dise- maian. Rasa terharu, rasa puas, rasa cinta,
but bahwa Seren taun mengambil cara cra rasa bersyukur yang sama tanpa adanya
pulchrum untuk memaknai tindakan peng- perbedaan, menjalin persatuan, kebinekaan,
hayatan dan bersifat estetis (indah). Dengan dan sebagainya, dirasakan sebagai tuntun-
sifatnya yang estetis ini menjadikan semua an yang membawa perasaan kebenaran
orang mengalami kebaikan dan kebenaran (kekaguman). Kebenaran itu dirasakan yang
secara universal yang dibutuhkan bagi ke- secara khusus oleh komunitas penghayat
hidupan batin manusia. sebagai tuntunan pranata sosial adat yang
dapat mempengaruhi tingkahlaku mereka,
Seren taun Sebagai Bonum (Goodnes/Ke- sebagai bagian dari adat, sehingga mutlak
baikan) diperjuangkan eksistensinya. Hal itu juga
Kebaikan Seren taun ditunjukan melalui ditunjukan pada rasa hormat, rasa rendah
Panggung Vol. 26 No. 4, Desember 2016 416

hati untuk memaknai tuntunan Seren taun nusia. Seni dan ritual menjadi pelatuk yang
sebagai sebaah tanda keselamatan. Segala memungkinkan manusia dapat memahami
pengorbanan baik moril maupun materiil, secara kognitif dan mengalaminya secara
merupakan bukti loyalitas dan darma bakti efektif untuk kembali ke yang asali (alami)
kepada pemimpin atas tuntunan-tuntunan yang selalu menjadi kerinduan manusia
yang diberikan. Hal ini dirasakan sebagai yang mendasar (Ernest Cassier, 1987).
kebenaran akan rasa syukur yang dipersem- Pada pemahaman itu Seren taun sebagai
bahkan pada Sang Pencipta ataupun ketu- peristiwa pertunjukan kesenian yang tentu
lusan yang diberikan sebagai bakti pada pe- saja berbeda dengan yang natural. Seren taun
mimpinya. adalah ekspresi hasrat untuk memaknai dan
memahami alam. Seni yang dikreativitasi
Seni dan Ritual dalam Kehidupan sebagai kebebasan lahir dari maksud dan
Pertunjukan ritual Seren taun merupakan tujuan, serta merupakan hasil dari refleksi
pengalaman dan ekspresi untuk mengalami penghayatan yang didasari cirri khas kema-
nilai-nilai kebenaran dan moral, yang sudah nusiaan dan kebangsaan sebagai kebebasan
didesain ke dalam tarian, musik, darama, adikodrati manusia. Kebebasan tersebut
pertunjukan perupaan, dan sebagainya. membentuk ekspresi yang memerlukan
Penghadiran Yang Illahi ada di dalam ben- pemenuhan dan wadah pengungkapanya.
tuk karya seni. Yang mutlak itu tidak bisa Pertunjukan ritual Seren taun menjadi wujud
dipahami hanya dengan pikiran/logika saja, dari tuntutan kodrat manusia.
tatapi harus dengan bahasa spiritual dalam Seni dan ritual dalam prinsip purposive-
arti seni. Dalam pemahaman itu seni adalah ness memiliki maksud, intensi dan tujuan;
sarana itu untuk membantu orang mengerti Seni dan ritual itu menyangkut fakultas
dan memahami yang paling mutlak sekali- kognisi, fakultas hasrat (desire), dan fakultas
pun. Seni secara khusus menjadi bagian dari afeksi (rasa nikmat dan sakit) yang membu-
kebutuhan yang bersifat spiritual melalui tuhkan pemenuhan dan pengungkapannya
berbagai motivasi dan perdebatan yang ter- (Emanuel Khan dalam Albert Hofstadter,
jadi terhadap kebutuhan hidup manusia. (ed), 1976: 301-311). Kognisi, hasrat, dan
Tindakan estetik Seren taun secara uni- afeksi terjadi dalam peristiwa Seren taun
versal memberikan konsumsi batin bagi secara serentak. Pertama-tama yang di-
setiap partisipan yang hadir, terutama bagi pertimbangkan adalah harus ada ketidak-
masyarakat penghayat kepercayaan di biasan subjektifitas antara kesenangan dan
Cigugur. Seni adalah bagian penting dan kebaikan yang kemudian menjadi kualitas
istimewa dari kebudayaan. Perasaan sejati partikular yang bersifat subjektif. Lalu ber-
(pure felling) ada dalam seni. Pada satu sisi hubungan dengan relasi yaitu tanpa pam-
seni dan ritual menjadi wahana perasaan se- rih dan tanpa praduga buruk, salah-benar,
seorang menjadi kacau dan dikacaukan oleh dan untung-rugi. Prinsip-prinsip itu selalu
pikiran dan realitas. Pikiran dan relaitas di- berdiri sendiri di luar seni. Dimensi purpo-
kalibrasi ulang dengan seni dan ritual. Pada siveness without purpose itu melebur menjadi
sisi yang lain seni adalah suatu bentuk sim- satu momen dalam seni.
bolis yang sepadan dengan ritual. Seni dan Panca indra mengalami enterupted dalam
ritual sebagai bentuk simbolik pikiran dan pengalaman estetik seni dan ritual, disergap
perasaan manusia yang dapat ditemukan begitu saja dalam mengalami keindahan,
pada keduanya. Hal ini menjadi pengung- menangkap kebenaran, dan mengafirmasi
kit dan pengungkap untimate felling dan ul- kebaikan. Seni harus memenuhi prasyarat
timate value yang sudah ada dalam diri ma- estetis yang memberikan rasa nikmat batini-
Subiantoro: Estetika, Seren Taun Antara Seni, Ritual, Dan Kehidupan 417

ah yang tidak hanya bersifat sensual: disebut diperoleh dalam alam itu sendiri. Alam itu
estetis bila memberikan kebahagiaan meta- menampilkan bonum (kebaikan), verum (ke-
fisis, bukan sekedar yang dapat ditangkap benaran), dan pulchrum (keindahan) karena
dan diharapkan oleh panca indra, tetapi me- alam itu indah. Keberadaan alam dapat di-
nyangkut kebaruan dan menyimpan makna ketahui secara biologis; keberadaan alam
terdalam dari kehidupan. Tindakan estetik dan manusia dapat dilihat dari keberadaan
dalam Seren taun diberkahi karena dapat Allah sebagai pencipta. Allah Pencipta itu
menguasai stabilitas kehidupan spiritual. ada lewat fenomena yang ada. Kekaguman
Eksistensi Seren taun ditunjukkan de- atas semua yang ada adalah kekaguman ter-
ngan menampilkan keindahan dan perasaan hadap karya Allah. Kekaguman tidak hanya
kebaikan yang dialami. Ketika kebaikan dialami oleh makluk religius, tetapi ekspresi
Allah dan kebaikan sesama diekspresikan yang mempesona akan secara langsung
dan dialami, maka saat itu juga perasaan menunjuk kepada penciptanya. Ekspresi
kebenaran yang sebenarnya hanya dapat seni dapat dijelaskan secara psikologis dan
dirasakan dan dialami secara serentak. historis, namun secara metafisis bahwa yang
Semuanya menunjukan the power of aeshtetic Illahi itu direvelasikan, diekspresikan, dan
exsperience (kekuatan pengalaman keinda- diwahyukan melalui seni. Pemahaman ini
han). Pemahaman trilogi verum, bonum, dan membawa latar belakang dinamika perja-
pulchrum adalah atribut Allah yang tampak, lanan ajaran spiritual pada pelaksanaan
sehingga the ultimate being dan ultimate realty Seren taun yang penuh dengan tantangan.
itu adalah Alllah. Ada kecenderungan me- Ketika ada angin segar yang memungkinkan
nyebut segalanya adalah Allah, deus sive na- terlaksananya peristiwa yang diharapkan,
tura Allah itu alam, alam semesta ini adalah maka keinginan mengungkapkan kreati-
Allah. Jika semua yang tampak adalah kein- vitas melalui berbagai macam seni tradisi
dahan, maka hal itu telah terakomodasi dan dan berbagai etika budaya kearifan lokal tak
diekspresikan dalam eksistensi Seren taun. dapat dibendung.
Ajaran ADS telah memilih jalan estetis Seren taun adalah sebuah fenomena yang
untuk menyampaikan keinginan kepada memang merumuskan laparnya dan daha-
Tuhan, sehingga Seren taun dapat dikatakan ganya orang yang ingin kembali kepada
ungkapan dari aesthetical religion penghayat yang alamiah dan alam sebagai konsep religi
Kepercayaan Kyai Madrais. Seni bukan se- yang diimani. Pelaksanaannya didasarkan
bagai tempelan (agama yang ditempeli seni) pada konsep estetik tentang perilaku peng-
namun estetik yang di dalamnya meling- hayatan akan tuntunan tentang ketuhanan,
kupi seni sebagai jalan atau the way. Kabar kemanusiaan, dan budi luhur dengan tin-
keselamatan bukan hanya di Kitab Suci, dakan ritual melalui simbiolisasinya. Keha-
tetapi juga biblia natura yakni kekaguman diran seni dan ritual menjadikan Seren taun
atas keindahan alam dan seni sebagai jalan menemukan bentuknya sebagai sebuah ritus
atau the way. penghayatan spiritual yang lebih mendalam
Baruch Spinosa sudah dalam menegas- akan ajaran spiritual kepada jemaatnya.
kan tentang kealamiahan adalah ‘’keillahian’ Ciri khas kemanusiaan dan kebangsaan
dan kesucian itu sendiri; deus sive nature, atau dibangun oleh ritual. Evolusi humanitas
Allah atau alam; alam adalah Allah. Tin- yang mengarahkan manusia menjadi lebih
dakan menyatu dengan alam, tunduk pada humanum, lebih lengkap dan utuh sebagai
alam, mengikuti irama alam, pada hakekat- manusia adalah seni dan ritual. Ekspresi dan
nya mengikuti kodrat manusia itu sendiri. eksperiensi itu selalu butuh media (Roy Rap-
Makna, guna, dan arti kehidupan hanya paport, 1999: 5-10). Seren taun sebagai pertun-
Panggung Vol. 26 No. 4, Desember 2016 418

jukan ritual yang tidak membedakan antara Seni dan ritual adalah medium yang
seni dan ritus sebagai bagian dari artistiknya menciptakan pengalaman liminal, transisi
merupakan media paling optimal untuk liminoid, bukan ini bukan itu, ketika hidup
mencapai pengalaman estetik dengan me- ini terasa tidak menarik, tidak juntrung, dan
nyajikan karya perupaan, pertunjukan seni absurd (William Desmond 2004: 3-5 dan Van
tari, seni musik, dan seni drama. Semuanya Gennep dalam Victor Turner 1992: 20-57).
memiliki jangkauan untuk memuliakan Sehingga diperlukan pengalaman kein-
tokoh mitologis dan pemahaman tentang dahan, sub-liminal, religius keterleburan,
alam sebagai perpanjangan dari Tuhan. Ini pertemuan dengan realitas yang Illahi. Pada
kemudian divisualisasikan, dibunyikan se- satu sisi Seren taun sebagai pertunjukan
cara aural, musikal dan teatrikal, sebagai se- ritual, dengan tindakan estetiknya, mem-
ruan dan melukiskan kesadaran akan ajaran berikan inspirasi jawaban atas pernyataan
spiritual yang dihayati. iman, harapan, dan membawa keterleburan
Perasaan sedih-gembira, menangis-ter- pada pengalaman keindahan. Keindahan
tawa, dan tragis-komidis, pristiwa yang me- Seren taun menyajikan makna dan mencip-
nyenangkan, mengagumkan, menyejukkan, takan pengalaman berkelanjutan, memberi
dan membahagiakan mampu menciptakan harapan pada kehidupan yang lebih baik
khatarsis, pemurnian kembali menjadi ma- terutama bagi komunitas penghayat keper-
nusia baru, memberi orientasi dan makna cayaan Kyai Madrais. Pada sisi lain, bagi
baru pada satu sisi. Pada sisi lain bahwa ter- semua undangan dan partisipan pengun-
penuhinya segala kebutuhan tentu saja be- jung yang menyaksikan, pertunjukan seni
lum diartikan sebagai ditemukannya makna. dan ritual Seren taun menjadi pengalaman
Sebagai contoh cerita Dewa Ruci, bahwa air batin semacam penyeimabang kehidupan
kehidupan hanya ditemukan dalam rahim keseharian yang membosankan.
dan dalam kefitrian hidup yang ada dalam
dirinya sendiri sebagai titik awal petualang-
an dan peziarahan hidup. Makna adalah SIMPULAN
sesuatu yang transenden yaitu pengalam- Kemampuan suatu benda atau tindakan
an dan pemahaman pada poiesis (perkara untuk membangkitkan emosi keagamaan
membuat), melakukan, melaksanakan, pada dasarnya selaras dengan daya pesona
menggelar dan mengolah untuk menyu- yang dimiliki oleh benda atau perilaku seni
guhkan kebenaran, makna itu ditemukan. sebagai efek dari penerapan teknik tertentu
Poiesis sbagai lawan kata techne dalam istilah pada material. Benda atau perilaku agama
teknologi, menunjuk persoalan ketrampilan pada dasarnya berkorelasi dengan benda
atau keahlian dalam membuat sesuatu. Seni atau perilaku seni. Seren taun adalah bukti
dan ritual itu bersifat poiesis (membuat). Ke- penggabungan ritual dan seni yang meliputi
butuhan seni dan ritual berarti keluar dari konteks publik (komunal) maupun konteks
realitas techne. Dalam pengertian ini feno- personal (individual) (Lono Simatupang,
mena kegandrungan orang pada fiksi, fabel, 2010)2.
romantisme, dan berbagai bentuk media Seren taun dengan berbagai tindakan es-
ungkap yang bersifat imajiner, mengandai- tetiknya dimaknai sebagai ekspresi untuk
kan pembrontakan secara batin pada apa menghayati ajaran spiritual ADS di Cigugur.
yang serba techne. Seni dan ritual itu me- Pertunjukan Seren taun mengefektifkan cara
nyentuh wilayah yang esensial, dan techne cara estetik arti pengahyatan dan menim-
hanya pada wilayah eksidental (Gerard E- bulkan efek kekaguman dari peristiwa yang
beling dan Ernst Fuch, 1966: 20-47). digelar. Bagi pengguna budaya itu, Seren
Subiantoro: Estetika, Seren Taun Antara Seni, Ritual, Dan Kehidupan 419

taun menciptakan pengalaman bertemu, Hofstadter, Albert (ed).


bersatu, dan melebur dengan yang sakral. 1976 Pilosophies of Art and Beauty, Chicago:
Pewahyuan diri Yang Illahi, tampak dalam Selected Readings in Aesthetics from
atribut kebenaran, kebaikan dan keindahan. Plato to Heidegge
Dramatisasi proses ritual itu di dalamnya
mengkekspresikan pesan yang mengklarifi- Rapaport, Roy A.
kasikan pada orang lain supaya ‘bercermin’, 1999 Ritual and Religion In The Making Hu-
sekaligus sebagai hiburan yang dapat men- manity, Cambridge: The University
ciptakan rasa kekaguman dan pemurnian Press.
kembali manusia menjadi ‘baru’. Seren taun
menjadi wahana untuk menciptakan penga-
Schechner, Richard
laman fusi dengan yang sakral dan berkapa-
2002 Performance Studies: An Introduction,
sitas membuka eksistensi pada transendensi
sebagai manifestasi untuk menyampaikan London: Routledge
suatu yang bernilai, yang bagi komunitas
penghayat kepercayaan ADS, menjadi me- ---------------,
dium memberi jawaban secara insight dan 1990 The Future of Ritual: Writings on Cul-
simbolik, serta menjadi medan arti ketika ture and Performance, London: Rout-
manusia mencari spiritual yang luhur dalam ledge
arti adiluhung dan sunyata.
Turner, Victor
Catatan kaki
1992 From Ritual to Theatre: The Human
1
Menyempurnakan dalam konteks ini meru- Seriousness of Play, New York: PAJ
pakan sebuah upaya anjawat lan anjawab roh su- Publication
sun kang den tunda yaitu arti dari “Jawa Sunda’
kepamnjanga dari ADS. Menyusun , menyaring,
mebuat semua roh menyaji sempurna agar dapat ---------------,
kembali pada Sang Pencipta. 1967 The Forest of Symbol, Aspec of Ndembu
2
Disampaikan dalam Pembekalan Jelajah Bu-
daya, BPSNT Yogyakarta, 12 Juli 2010. Ritual. Ithaca and London: Cornell
University Press

Daftar Pustaka Von Balthasar, Han Urs


Burn, Robert B. 1982 The Glory of the Lord: A Theology Aes-
2000 Introduction to Research Methods. Lon- thetics: Volume I: Seeing the Form.
don: Thousand Oaks - Sage Publica- Trans, Erasmo Leiva-Merikakis, San
tions New Delhi Fransisco: Ignatius Press

Djati Kusumah ---------------,


1979 “Cagar Budaya Nasional Gedung 1985 Theo-Logic, Theologocal Theori I: Thruth
Paseban Tri Panca Tunggal” (manu- Of The World, Translated by Adrian
skrip), Cigugur, Kuningan. J. Walker, Ignasius Press, San Francisco

Hamilton, Kelly William, Desmond


2005 A Résumé of My Thought Hans Urs von 2004 Art, Origins, Otherness, New York:
Balthasar, Hans Urs von Balthasar: His State University of New York
Life and Work (1991), edited by David
L. Schindler Communio Books, San
Francisco: Ignatius Press

Anda mungkin juga menyukai