Anda di halaman 1dari 12

J u r n a l I l m i a h S e n i M a k a l a n g a n | 47

Fungsi dan Makna Upacara Sérén Taun di


Kampung Budaya Sindangbarang Bogor

Oleh: Sriati Dwiatmini


Prodi Seni Tari STSI Bandung
Jl. Buahbatu No.212 Bandung

Abstrak

Upacara Sérén Taun adalah sebuah upacara tradisional Sunda yang dilaksanakan setiap
tahun oleh masyarakat petani berkaitan dengan panen padi. Upacara Sérén Taun
dilakukan untuk menghormati Nyi Pohaci sebagai sarana untuk mengucapkan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan harapan agar tanaman mereka tahun ini dan
tahun berikutnya akan lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Upacara ini juga
menjadi alat pemersatu masyarakat Sindangbarang dan sekitarnya melalui kerjasama
satu sama lainnya, bahu membahu untuk memecahkan berbagai masalah dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Tujuan utamanya adalah agar masyarakat memahami
dan merasakan makna simbol-simbol dalam upacara tersebut, bahkan menikmati
berbagai macam perangkat pada upacara tersebut.

Kata kunci: Upacara Sérén taun, Fungsi, Makna

Abstract

Sérén Taun ceremony is a Sundanese traditional ceremony which is held every year by farming
communities associated with the harvest of rice. This ceremony is held to honor Nyi Pohaci as a
medium to express gratitude to God Almighty, hoping that their crops this year and next year
will be better than the past. This ceremony also serves as a unifier of Sindangbarang society and
its surrounding areas through working together one and another, hand in hand, solving many
problems of their daily life. The main purpose is that people will understand and feel the
meaning of symbols in the ceremony, even enjoy the various sets of the ceremony.

Keywords: Sérén Taun Ceremony, Function, Meaning


J u r n a l I l m i a h S e n i M a k a l a n g a n | 48

A. Pendahuluan harus ada suatu sentimen di


dalam jiwa setiap individu para
Upacara adalah upaya manusia warganya, yang merangsang
untuk sementara membebaskan diri mereka untuk berperilaku sesuai
dari kebuda-yaannya dan kehidupan dengan kebutuhan,
sehari- harinya untuk memasuki 2) perilaku sesuai kebutuhan di
peristiwa tertentu dengan pengalaman dalam sistem sosial dan di
yang khusus dengan maksud dalam setiap gejala atau benda,
menyatukan diri dengan alam semesta mempunyai efek terhadap
(Sumardjo, 2006:54). Sérén berarti solidaritas masyarakat, dan
menyerahkan, taun berarti tahun. menjadi pokok orientasi dari
Upacara sérén taun adalah upacara serah sentimen masyarakat,
terima tahun dengan harapan bahwa 3) sentimen akan muncul di dalam
tahun ini harus lebih baik dari tahun pikiran individu masyarakat,
sebelumnya. Bagi masyarakat petani berupa adat-istiadat, upacara,
Sunda, upacara sérén taun merupakan dan di dalam wahana,
kebiasaan bagi yang sudah rutin setiap 4) Sentimen-sentimen itu (adat-
tahun melaksanakan upacara tersebut. istiadat, upacara, wahana) dapat
Apabila sebuah kampung adat tidak diekspresi-kan secara kolektif,
melaksanakan upacara sérén taun, hasil kumulatif, dan berulang pada
panennya tidak akan berhasil dengan saat-saat tertentu, ekspresi
baik. Peristiwa seperti ini merupakan secara kolektif, kumulatif, dan
gambaran kepada kita bahwa hidup di berulang dari sentimen-sentimen
dunia ini harus bisa menyelaraskan diri masyarakat, akan dipelihara
dengan alam lingkungannya intensitasnya di dalam setiap
sebagaimana yang sering menjadi pokok jiwa warganya dengan tujuan
bahasan di setiap upacara sérén taun, akan diteruskan kepada
yaitu tentang peng-hormatan terhadap generasi-generasi berikutnya.
Dewi Sri (Nyi Pohaci/ Dewi Padi) yang
begitu sakral dan termashur. B. Pembahasan
Sérén taun merupakan sebuah
upacara adat yang dipercaya sejak lama. Upacara sérén taun digelar selama
Fungsi diadakannya sebuah upacara, enam hari berturut-turut dengan
menurut Koentjaraningrat (1987:176), prosesi acara yaitu netepkeun
adalah sebagai berikut: /ngadiukeun di imah gédé (upacara
pembukaan sérén taun), ngembang ke
1) agar suatu masyarakat dapat makam leluhur mulai dari imah bali
menjaga kelangsungan hidup,
J u r n a l I l m i a h S e n i M a k a l a n g a n | 49

(ziarah ke makam leluhur warga keturunan Raja Pajajaran, seperti Mamak


Kampung Budaya Sindangbarang yang H Ali, Eyang Amuk Murugul, Mbah
terletak di Gunung Salak), sawér sudat di Jamaka, dan Etong Sumawijaya (Maki
imah gedé (upacara sudat/sunat menurut Somawijaya, 2011). Semua
tradisi budaya Bogor), sebrét kasép di pemakamannya berada di wilayah
bale pangriungan (pelaksanaan Kampung Budaya Sindangbarang.
sudat/sunat di balé pangriungan), Lokasi makam-makam mereka secara
ngukuluan di imah kolot (mengambil air tepat kurang diketahui, namun
dari tujuh sumber mata air), sidekah kué di masyarakat di sini meyakini bahwa
imah gedé (warga berkumpul di alun-alun makam-makam tersebut ada yang di
untuk melaksanakan sidekah kué), dan lereng Gunung Salak, ada yang dekat
manjingkeun paré di alun-alun kajeroan imah bali, adapula yang berada di
(upacara puncak). Berbagai kesenian belakang masjid Sindangbarang.
Sunda juga ditampilkan seperti Rampak Bagaimanapun, masyarakat tetap
Kendang, réog anak-anak, angklung percaya bahwa mereka dulu pernah ada
gubrag Cipining, di Sindangbarang.
dan kendang pencak. Puncak sérén taun, acara yang
Diawali upacara ngembang (ziarah, paling ditunggu-tunggu oleh semua
membawa kembang/bunga) ke makam peserta mau- pun penonton dimulai
leluhur di Gunung Salak dan sejak pagi pada hari ke enam. Diawali
sekitarnya dimulai dari imah bali dengan berkumpul di imah bali, para
Sindangbarang diikuti oleh para kokolot. pelaku upacara menyiapkan semua
Seperti pelaksanaan pada tahun-tahun perlengkapan yang akan di bawa ke
sebelunya, upacara ngembang meupakan imah gédé. Helaran dongdang dari imah
upacara pembuka dalam rangkaian bali diikuti oleh barisan pembawa hasil
pelaksanaan sérén taun, di manapun bumi, yaitu padi dan hasil palawija,
acara tersebut diadakan. Acara ngembang dipimpin oleh ketua adat, berjalan
juga dilaksanakan di Sindangbarang. menuju Kampung Budaya
Hal ini ditujukan untuk mengingat dan Sindangbarang untuk melaksanakan
mengirimkan doa kepada arwah para upacara manjingkeun pare.
leluhur (para karuhun), yang mendirikan
Kampung Budaya Sindangbarang.
Menurut pantun Bogor, Kampung
Budaya Sindangbarang masih termasuk
wilayah Kerajaan Pakuan Pajajaran.
Diper- cara bahwa masih ada beberapa
tokoh masyarakat yang memiliki garis
J u r n a l I l m i a h S e n i M a k a l a n g a n | 50

tempat penting yang menjadi tempat


upacara, yaitu imah bali (bangunan
modern milik ketua adat, berarsitektur
rumah Bali, dahulu menjadi tempat
tinggal Etong Sumawijaya) yang berada
di luar Kampung Budaya Sindang-
barang tetapi masih masuk ke dalam
wilayah Desa Pasireurih. Dari tempat
Gambar 1 Dongdang tempat pare ayah dan pare Ambu inilah dimulai pengambilan tujuh
(Dokumentasi: Sriati 2011)
sumber air, dan tempat
Upacara tersebut sebagai puncak pengumpulannya serta pemberian doa
acara pada seluruh rangkaian upacara kepada tujuh sumber air yang sudah
sérén taun, yaitu seorang ketua adat dan disatukan di dalam kendi besar. Tempat
istrinya memasukkan paré ayah dan paré ini pula menjadi tempat dimulainya
ambu (padi laki-laki dan padi acara puncak sérén taun yaitu upacara
perempuan) ke dalam leuit (tempat manjingkeun pare.
penyimpanan padi pada zaman Tempat lain yang penting adalah
dahulu). imah gédé. Bangunan imah gédé adalah
Sistem upacara keagamaan meng- replikasi bangunan rumah adat dan
andung empat aspek yang menjadi dipakai sebagai tempat tinggal ketua
perhatian khusus dari para ahli adat (pupuhu). Di imah gédé ini antara
antropologi (Koentjaraningrat, 1990: lain dilakukan upacara pengumpulan air
378), yaitu: dari sumber mata air yang sudah berada
1. tempat upacara keagamaan di kendi kecil, dimasukkan ke kendi
dilaksa- nakan, besar sambil dibacakan doa, kemudian
2. saat-saat upacara dilaksanakan, disimpan selama upacara sérén taun.
3. benda-benda dan alat upacara Tempat lain yang juga cukup penting
yang dilibatkan adalah lapangan Sekolah Dasar (SD)
4. orang-orang yang melakukan Negeri Pasireurih yang selalu dijadikan
dan memimpin upacara. tempat upacara sidekah kué, murag
tumpeng dan nugel munding.
Begitu pula dengan upacara sérén
taun, tentunya juga ada tempat, saat- Aspek kedua adalah saat diseleng-
saat, benda-benda, alat-alat, dan orang- garakannya upacara, yaitu selama
orang yang terlibat di dalam upacara. enam hari berturut-turut, waktunya
Aspek pertama yaitu tempat ada yang dilaksanakan pagi, siang, sore
upacara, tidak hanya berpusat di satu hari, bahkan sampai malam hari.
tempat, me- lainkan ada beberapa Sebagai contoh, ngembang (napak tilas
J u r n a l I l m i a h S e n i M a k a l a n g a n | 51

atau ziarah membawa kembang ke rujak asem, rujak pisang, rujak jeruk,
makam para leluhur) untuk rujak kelapa, bubur merah, bubur
mengingatkan peninggalan dari leluhur putih, dodol hitam, dodol putih, dan
Sindangbarang, dilaksanakan pada pagi berbagai makanan tradisional khas
hari sampai selesai sore hari. Upacara Kampung Budaya Sindangbarang.
ngala cai kukulu dilaksanakan sore hari, Semua sesajen tersebut diletakkan
sedangkan upacara sidekah kue dan di atas piring-piring dan disatukan
upacara manjingkeun pare dilaksanakan di dalam wadah atau nampan
pagi hari karena rangkaian upacara besar, dan diletakkan di dalam goah
yang satu berkaitan dengan rangkaian (padaringan),
upacara yang lain. b) Parupuyan, tempat berisi arang dan
Aspek ketiga, yaitu benda-benda kemenyan yang terbuat dari tanah
atau alat-alat yang dipakai sebagai liat.
sarana upacara. Sebagaimana diketahui c) Kendi, terdiri atastujuh kendi kecil dan
pada semua upacara adat pada satu kendi besar untuk menampung
dasarnya bersifat sakral dan terkait dan membawa air dari tujuh sumber
dengan sesuatu di luar kemampuan mata air.
manusia (super human beings). Oleh d) Jampana, yaitu tempat paré ayah dan
karena itu, pada setiap pelaksanaan paré ambu (merupakan lambang dari
upacara, selalu menggunakan sarana Nyi Pohaci), rengkong, dongdang, nyiru
atau alat yang dijadikan media interaksi besar,
antara manusia dengan superhuman e) Leuit Ratna Inten, Lisung,
beings. Perlengkapan upacara menjadi f) Ayam, kerbau, ikan, yaitu hewan-
bagian yang tidak terpisahkan dari hewan ternak yang digunakan di
pelaksanaan setiap upacara tradisional, dalam upacara sérén taun (sunatan,
termasuk upacara sérén taun. Oleh penyembelihan),
karena itu, keberadaan perlengkapan g) Bunga-bunga, Pohon Hanjuang Merah
tersebut perlu dipersiapkan dengan baik (Cordyline fruticosa), Pohon Pakujajar
agar pada saatnya nanti tidak (Yucca elephantipes).
terlupakan. h) Payung besar, baju kamprét, kain
Beberapa perlengkapan upacara berwarna hitam dan berwarna
sérén taun yang sempat penulis amati putih.
sebagai berikut:
a) Sesajén, terdiri atas satu gelas air kopi
manis, satu gelas air kopi pahit, satu
gelas air teh pahit, satu gelas air teh
manis, rurujakeun yang terdiri atas
J u r n a l I l m i a h S e n i M a k a l a n g a n | 52

Fungsi dari upacara ngembang


adalah mengirim doa kepada arwah para
karuhun, mengingatkan agar selalu bisa
menjaga dan menghormati warisan
budaya karuhun, dengan media
parupuyan yang sudah mengeluarkan
asap yang diyakini dapat
Gambar 2: Sebagian bentuk sesajen pada upacara sérén taun menyampaikan antara dunia bawah dan
(Dokumentasi: Sriati 2009)
dunia atas. Adapun makna dari upacara
Aspek keempat, yaitu pelaku atau tersebut adalah mengingatkan pada
orang yang menjadi pelaksana upacara, masyarakat akan adanya leluhur
ini terdiri atas ketua adat, para kokolot, (kokolot) nenek moyang yang ada di
keluarga kokolot, panitia pelaksana, kampung budaya Sindangbarang.
penonton, tamu undangan, rekan
5.
kerabat yang terlibat langsung maupun
1. Fungsi dan Makna Upacara
tidak langsung pada upacara sérén taun.
netepkeun/ngadiukeun
1. Fungsi dan Makna Upacara Upacara ini untuk mendoakan
Ngembang semua perlengkapan yang sudah
Upacara ngembang adalah ziarah dikumpulkan di goah (padaringan),
ke makam para karuhun Kampung berupa bahan makanan yang akan
Budaya Sindangbarang dan sekitarnya dimasak pada acara sérén taun, agar
yang dipercaya sebagai cikal-bakal semua dapat tercukupi tanpa ada
pendiri Kampung Budaya kekurangan sampai acara selesai. Doa
Sindangbarang, dan selalu disebut-sebut dipimpin ustad dan dihadiri oleh para
pada waktu berdoa dan dilaksanakan di kokolot. Fungsi dari upacara ini adalah
awal acara perayaan sérén taun. Upacara untuk mengingatkan kepada warga
ngembang dimulai dari imah bali menuju Kampung Budaya Sindangbarang agar
ke makam karuhun yang ada di kaki selalu meng-hemat; apa yang sudah
Gunung Salak dan makam yang ada di dimiliki tidak menghambur-
sekitar Kampung Budaya hamburkannya untuk kepentingan
Sindangbarang. Para kokolot membawa yang tidak bermanfaat. Pada dasarnya,
parupuyan yang sudah diisi arang dan sebagian masyarakat masih memiliki
kemenyan yang sudah menyala, goah (padaringan), yang berfungsi
membawa bunga-bunga yang tidak sebagai penyimpan bahan makanan
ditentukan jenisnya. pokok sehari-hari.
J u r n a l I l m i a h S e n i M a k a l a n g a n | 53

2. Fungsi dan Makna Upacara sawer menanamkan rasa kekeluargaan di


sudat, ngalage, sebret kasep antara tetangga dan saling bekerja sama
Upacara sawér sudat berfungsi di antara warga. Sebagai hiburan,
untuk memberikan rasa senang dan masyarakat yang turut berebut ikan dari
bahagia kepada anak laki-laki yang akan dalam kolam saling berlomba
disunat. Anak-anak dibawa oleh panitia mendapatkan yang terbanyak untuk
dan anggota keluarganya melakukan dijadikan lauk pauk dan adapula yang
helaran berputar keliling Kampung dibagikan ke tetangganya yang tidak
Budaya Sindangbarang dan sekitarnya. mendapatkan ikan sama sekali.
Anak-anak menjadi percaya diri untuk Maknanya adalah sesepuh atau kokolot
menghadapi acara sunat. Setelah dapat berbagi kepada sesama dan
kembali ke imah gédé, anak-anak dihibur mengambilnya secara bersamaan, untuk
lagi dengan berbagai kesenian yang membina kerukunan di dalam
sudah disiapkan di saung tatalu yang masyarakat, Kampung Budaya
berfungsi tidak lain untuk lebih Sindangbarang.
membawa anak-anak gembira dan
4. Fungsi dan Makna Upacara Ngala
menghilangkan rasa takut bagi yang
Cai Kukulu dari Tujuh Sumber
masih di bawah umur. Fungsi sebret
Air
kasep atau sunat adalah agar anak-anak
laki-laki menjadi sehat, khususnya alat Ngala cai kukulu adalah upacara
kelaminnya, secara jasmani dan rohani, pengambilan air dari sumber-sumber
dan sudah melaksanakan sunah Nabi mata air dari tujuh lokasi yang berbeda.
Muhammad SAW. Secara umum, acara Pengambilan air ini dilakukan oleh
ini juga dapat meringankan beban ketua adat (pupuhu) dan para sesepuh
warga masyarakat yang mengikuti (kokolot) masyarakat setempat. Mereka
sunatan masal. ini (pupuhu dan kokolot) dipercaya
memiliki garis keturunan dari leluhur
dan memiliki pertalian erat dengan
3. Fungsi dan Makna Upacara
budaya leluhur dan tentunya masih
Munday
mempercayai warisan budaya leluhur.
Munday adalah menebar ikan di
Air sangat dipercaya sebagai
kolam besar yang akan diperebutkan
sumber kehidupan manusia di
oleh semua warga masyarakat, kokolot,
manapun me reka berada. Dengan
para tamu dan penonton. Munday ini
ditemukannya situs-situs purbakala di
berfungsi agar warga masyarakat dapat
Kampung Budaya Sindang-barang, Agus
berbaur dengan para kokolot sehingga
Munandar (Arkeolog) mengatakan
terjalin hubugan yang dekat, akrab dan
bahwa pada masa kerajaan Sunda (abad
harmonis dalam bermasyarakat dengan
J u r n a l I l m i a h S e n i M a k a l a n g a n | 54

ke 13-15 M) hanya terdapat sedikit saja Ketiga wilayah tersebut disatukan


kepurbakalaan yang bertahan hingga ke dalam suatu aliran sungai. Jadi,
saat ini (Abdulah, 2008: 14). penyatu Tritangtu Sunda adalah air
Namun hal tersebut tidak yang berasal dari sumber mata air di
menyurutkan upaya Munandar gunung berupa sungai. Sumber mata air
menggali dan mencari situs yang gunung itu berada jauh di bagian hulu
lainnya yang diperkirakan masih berada sebagai air kehidupan bagi manusia,
di wilayah bekas kerajaan Sunda sejajar dengan sumber air langit yang
Pajajaran, yaitu di wilayah Kampung berada jauh di atas sana, yaitu langit.
Budaya Sindangbarang. Itulah makna kesakralan air bagi
Sumber air alami yang berhasil masyarakat Sunda. Gunung, sebagai
ditemu- kan dan selalu dijadikan sarana hutan larangan, dihuni oleh para nenek
upacara sérén taun sebanyak tujuh moyang, sedangkan langit yang berada
sumber mata air, yaitu: jauh di atas tak terbatas, dihuni oleh
1) sumber mata air Jalatunda, para dewa dan Sang Hyang Tunggal
2) sumber mata air Cipamali, (Sumardjo, 2011:75).
3) sumber mata air Cilipah / Cimalipah, Masyarakat Sunda masa lalu
4) sumber mata air Cieja / Cimaeja, sangat memelihara mata air yang
5) sumber mata air Cikubang, dipercaya sebagai sumber kehidupan
6) sumber mata air Ciming, seperti yang dilakukan oleh sebagian
7) sumber mata air Ciputri. masyarakat Kampung Budaya
Sindangbarang, yang selalu meng-
Dijelaskan di dalam buku Sunda,
hormati dan memelihara warisan
Pola Rasionalitas Budaya, pada bagian
budaya leluhur berupa tujuh sumber air
Tritangtu Sunda, di dalam pengaturan
tersebut di atas.
kampung yang ada hubungannya dengan
Fungsi air adalah sebagai
air, digambarkan sebagai berikut:
kehidupan; manusia tanpa air tidak akan
LANGIT

Dunia Atas
bisa hidup. Air bukan hanya untuk
Air-Resi kebutuhan manusia, tetapi juga untuk
Will
Manusia Bumi Dunia pertanian bagi masyarakat petani. Di
Dunia Tengah Tengah Tanah dalam masyarakat pertanian, pasangan
Batu Rama air adalah tanah. Berlaku juga kepada
Ratu manusia, bahwa tanah dan air
merupakan pasangan hidup abadi.
Mind
Gambar 3: Tritangtu Sunda
Power
Tanah tanpa air berarti tandus dan
(Sumber Sumarjo 2001) mandul (Sumardjo, 2011: 71).
J u r n a l I l m i a h S e n i M a k a l a n g a n | 55

Pernyataan di atas memperkuat diam di sebuah telaga bisa


fungsi tujuh sumber air yang ada di menghanyutkan. Air dapat menyatukan
wilayah Kampung Budaya berbagai bahan bangunan dari unsur
Sindangbarang yang selalu dipakai pada keras (pasir, semen, batu) sehingga
upacara sérén taun. Dari tujuh sumber air membentuk dinding yang kokoh. Air
ini mereka memiliki fungsi masing- laut bisa berubah menjadi gelombang
masing dan memiliki energi yang tsunami yang dahsyat dan mampu
berbeda-beda. menghancurkan sebuah kota. Air hujan
yang tidak terkendalikan bisa
menyebabkan malapetaka banjir dan
tanah longsor.
Tidak jauh berbeda, bahwa tujuh
sumber air juga ciptaan Allah yang kita
manusia tidak tahu kapan Allah
menjadikan sumber-sumber air yang
Gambar 2: Sumber air cimin ada di wilayah Kampung Budaya
(Dokumentasi: Sriati 2009)
Sindangbarang. Masyarakat meyakini
Air adalah nikmat dan karunia bahwa keberadaannya adalah karena
Allah yang luar biasa bagi umat manusia. Allah.
Sungguh kita tidak dapat menghitung
nikmat Allah yang diwujudkan-Nya C. Simpulan
berupa air, seperti disebut di dalam Al- Upacara sérén taun adalah
Quran: upacara serah terima tahun dengan
“Dan Kami ciptakan dari air segala harapan hasil bumi, terutama padi dan
sesuatu yang hidu“ (QS Al-Anbiya palawija, tahun ini lebih baik dari tahun
(21) :30), b) “Allah-lah yang telah yang lalu. Upacara ini sebagai puncak
menciptakan langit dan bumi serta
acara pada seluruh rangkaian dalam
menurunkan air hujan dari langit,
kemudian Dia mengeluarkan air bidang pertanian dalam hubungannya
hujan itu dengan buah-buahan dengan mitos Nyi Pohaci (Dewi Padi),
menjadi rizki untukmu, dan dia telah yaitu pada acara manjingkeun paré.
menundukkan bahtera bagimu, Upacara ini adalah acara memasukkan
supaya bahtera itu berlayar di lautan
pare ayah dan pare ambu ke dalam leuit
dengan kehendak-Nya, dan Dia telah
menundukkan pula bagimu sungai- utama yang dilaksanakan oleh Ketua
sungai“ (QS Ibrahim (14): 32). Adat (pupuhu) dan istri, dengan
Pada hakikatnya air itu lembut, dibarengi memasukkan padi-padi yang
namun kekuatan yang ada di dalamnya lainnya ke dalam leuit-leuit yang berada
luar biasa. Sebagai contoh, air yang
J u r n a l I l m i a h S e n i M a k a l a n g a n | 56

di samping kanan dan kiri leuit utama keterbatasan yang ada pada diri
di Kampung Budaya Sindangbarang. manusia.
Manjingkeun paré adalah menyim- Pada sebagian masyarakat yang
pan padi di tempat yang sudah di masih menjalankan dan memegang
sediakan, untuk persiapan, apabila di teguh pada warisan adat leluhurnya,
suatu hari mereka kehabisan makanan mereka percaya bahwa masih ada
pokok. kekuatan lain yang berada di luar
Masyarakat Sindangbarang masih dirinya, yang pada saatnya sesekali
setia dan menghormati warisan budaya dapat mengganggu keharmonian
leluhurnya, dengan tidak meninggal- mereka. Terbukti pada bagian
kan kewajiban-kewajibannya dalam pengambilan tujuh sumber air, selalu
menjalankan kehidupan pada masa diawali dengan doa meminta ijin kepada
sekarang. Terbukti dengan antusiasnya karuhun, agar air dapat bermanfaat pada
mereka dalam merespons upacara sérén jalannya upacara. Mitos seperti ini masih
taun yang diadakan setiap tahun sekali. dipercaya oleh sebagian masyarakat
Peristiwa budaya ini identik dengan Sindangbarang dan sekitarnya. Untuk
pesta masyarakat petani, walaupun menghindari gangguan yang berasal
masyarakat Sindangbarang sebagian dari kekuatan luar, maka dilaksanakan
bukan petani melainkan pengrajin suatu upacara sebagai bentuk
sepatu dan sandal. Dalam menyambut permohonan keselamatan kepada yang
acara ini mereka tetap bersatu padu di Atas.
untuk tetap ikut merayakan sesuai Upacara sérén taun berfungsi
kemampuan masing-masing, tanpa ada sebagai ajang silaturahmi antarwarga
paksaan dari siapapun. masyarakat, baik yang berada di
Upacara sérén taun biasanya wilayah Sindangbarang, maupun yang
dilaksanakan tidak cukup hanya satu berasal dari luar Sindangbarang. Melalui
atau dua kali saja, melainkan secara upacara ini, masyarakat dapat ikut
intensif, rutin dengan jeda waktu satu berperan serta dalam menjaga
tahun. Pada masa itu besar kemungkinan keselarasan, kelestarian dan
bahwa upacara diadakan setelah keseimbangan alam, sehingga tercipta
terjadinya suatu musibah yang pernah ikatan batin yang lebih kokoh. Makna
menimpa, dalam hal ini musibah upacara sérén taun juga sebagai wahana
pertanian. Kalaulah bukan karena itu, masyarakat untuk dapat saling bertukar
upacara diselenggarakan untuk informasi, saling berbagi dan berdiskusi
mengatasi kekhawatiran akan terjadi sehingga terjalin ikatan persaudaraan
sesuatu yang tidak diinginkan karena yang kuat. Sebagaimana tercermin dari
pola kehidupan masyarakat Sunda yang
J u r n a l I l m i a h S e n i M a k a l a n g a n | 57

komunal, silih asih, silih asah, dan silih 2003 Deskrepsi Kesenian Jawa
asuh. Barat. Bandung: Dinas
Masyarakat Sindangbarang se- Kebudayaan
bagian besar beragama Islam dengan dan Pariwisata Jawa Barat,
tingkat ketaatan beragama cukup Pusat Dinamika Pem-
bagus, namun mereka masih mau bangunan UNPAD.
menjalankan budaya warisan leluhur- Jakob Sumardjo,
nya, yaitu sérén taun. Hal ini sebagai 2003 Simbo-simbol Artefak Budaya
bukti bahwa agama wajib dijalankan Sunda, Tafsir-tafsir Pantun
sejalan dengan warisan budaya karuhun Sunda. Bandung: Kelir.
yang tetap dijaga dan dihormati. 2007. Khasanah Pantun Sunda.
Dengan diadakannya kembali upacara Bandung: Kelir.
adat sérén taun, menjadi sebuah spirit 2010. Estetika Paradoks. Edisi
baru bagi warga masyarakat yang revisi Bandung: Sunan
sekian lama sudah pareumeun obor dan Ambu Press.
dapat menambah khasanah budaya 2011. Sunda Pola Rasionalitas
Sunda masa lalu yang sudah sekian Budaya. Bandung: Kelir.
lama terlupakan. Judistira K Garna.
2008 Budaya Sunda: Melintas
Daftar Pustaka Waktu Menantang Masa
Depan. Bandung: Lembaga
Achmad Saifudin Fedyani. Penelitian UNPAD.
2005 Antropopologi Kontemporer: Koentjaraningrat.
Suatu Pengantar Kritis 1985 Bunga Rampai, Kebudayan
Mengenai Paradigma. Mentalitas dan Pembangunan
Jakarta: Kencana. Jakarta: Universitas
Budi Rahayu Tamsyah. Indonesia (UI Press).
2003 Kamus lengkap Sunda- 1987 Sejarah Teori Antropologi.
Indonesia, Indonesia-Sunda, Jakarta: PT Gramedia.
Sunda-Sunda. Bandung: Nyoman Kutha Ratna.
Pustaka Setia. 2010 Metodologi Penelitian Kajian
Edi S Ekadjati. Budaya dan Ilmu Sosial
2005 Kebudayaan Sunda: Suatu Humaniora Pada Umumnya.
Pendekatan Sejarah. Jakarta: Yogyakarta: Pustaka
PT. Dunia Pustaka Jaya. Pelajar.
Ganjar Kurnia, dkk.
J u r n a l I l m i a h S e n i M a k a l a n g a n | 58

Radcliffe-Brown, AR.
1980 Struktur dan Fungsi
Masyarakat Primitif.
Terjemahan Dewan
Bahasa dan Pustaka
Kementerian Pelajar
Malaysia. Kuala Lumpur.
Ria Andayani S, dkk.
2006 Upacara Tradisional di
Kampung Urug. Bogor: Dinas
Kebudayaan danPariwisata
Kabupaten Bogor.

Anda mungkin juga menyukai