ABSTRAK
Dabuih merupakan sebuah seni pertunjukan yang bersifat religius islami di mana dalam kesenian ini
mempertunjukan atraksi kekebalan tubuh dari berbagai benda-benda tajam yang dapat melukai sepeti
pisau, kanpak, pedang bara api, pecahan kaca dan lain sebagainya. Sebagai salah satu bentuk kesenian
yang bernuansa islam, pertunjukan debuih sudah tentu berkaitan dengan nilai-nilai keagamaan. Nilai-nilai
keagamaan tersebut dapat diidentifikasi dari beberapa hal, di antaranya penggunaan zikir dan pembacaan
beberapa ayat-ayat al-qura’an. Dalam karya komposisi “KHIDMAT” ini yang bersumber dari kesenian
dabuih Situjuah ini terbagi menjadi tiga bagian. Pada bagian bagian pertama di fokuskan pada garapan
vokal dikia, bagian dua garapan rabano dan bagian ketiga menggabungan garapan vokal dan garapan
rabano. Dalam bentuk pertunjukan komposisi “KHIDMAT” kekhusukan dan penjiwaan yang mendalam
menjadi suatu capaian karya agar dapat terwujudkan.
Kata kunci: dabuih; religius; melukai; pendekatan tradisi.
ABSTRACT
Dabuih is a performance art that is Islamic religious in nature where in this art it shows the attraction of
the body's immunity from various objects that can injure. As an art form with Islamic nuances, debuih
performances are of course related to religious values. These religious values can be identified from
several things, including the use of remembrance and recitation of several verses of the Koran. In this
work of composition "KHIDMAT" which originates from the art of Dabuih Situjuah, it is divided into
three parts. The first part focuses on dikia's vocal work, part two is composed by rabano and part 3 is a
combination of vocals and rabano. In the form of a performance of the composition "KHIDMAT" a deep
devotion and inspiration becomes a work achievement so that it can be realized.
Keywords: dabuih; religious; wounding; traditional approach.
142
vv
144
vv
nur
Iduik didalam zikirullah mati didalam sifat allah
bariman in dalam makrifatu.
Notasi 1
Guguah lambek ampek-ampek digunakan Vocal Dikie Lambek
dalam melanjutkan tawajua pada musik (Oleh Afriandi)
sebelumnya. Dikie guguah lambek ampek-
ampek diawali dengan dikie puji-pujian kepada
Nabi Muhammad SAW. Dalam ritem guguah Notasi 2
ampek ampek ini anak dabuih mencapai Guguah rabano lambek ampek-ampek.
kekhusukan, maka dalam guguah ini boleh (Oleh Afriandi)
ditingkah agar menghasilkan bunga bunyi.
Kedua bagian tersebut pengkarya
Teks dari dikienya juga dapat dikembangkan
tertarik pada Ritme rebana yang terjalin
ke pantun dendang maupun pada kesenian
dengan vokal (bacaan ayat-ayat Al-Qur’an
salawaik dulang.
dan syair-syair dalam dialek lokal) terasa
Bacaan dzikir (dikie) pada guguah ampek
seakan memperkuat kekhusukan pemain
ampek:
dabuih, Keunikan ini menginspirasi
Allah lalaila ila laya ilallah
Subhanallah hai alahamduililah ala pengkarya yang akan dituangkan ke dalam
Subhanallah lai alhamdulillah ala bentuk komposisi karawitan. Selanjutnya
Nur muhammad lai yo ro sullullah alai akan berupaya untuk tidak menghilangkan
inyo kesan sakral dan magis dari permainan
Badayuang lai namo di ma lah ko ala dabuih tersebut. Karena pada bagian ini
Tantu lai mulai ta gonti payuang ala ai memiliki karakter musikal yang sistemnya
Untuak badindiang api naroko
pola rabanonya yang rampak dan vokal
Subhanallah lai alhamdulilah ala
Sitari allah lai tari jurullah ala dikienya yang saling tumpang tindih antara
Taruih mano ko lai lauik api ala khulifah dan anak dabuih. Pola ritem rabano
Yo nan bagantuang lai kapado allah ala dan vokal dikie ini lah yang akan menjadi ide
Yo nan manyaru lai kapado nobi dasar bagi pengkarya untuk digarap kembali
Terjemahan bahasa indonesia: dalam bentuk komposisi karawitan dengan
Allah lalaila ila laya ilallah
pendekatan tradisi yang pengkarya beri judul
Subhanallah hai alahamduililah ala
Subhanallah lai alhamdulillah ala “KHIDMAT”.
Nur muhammad iya ya ro sullullah alai Khidmat diartikan sebagai sikap
dia rendah hati dan penuh pengabdian kepada
Berdayung nama di mana lah orang lain, terutama kepada orang tua, guru,
Tentu iya mulai untuk pengganti payung pemimpin agama, dan masyarakat. Khidmat
Untuk berdinding api neraka juga dapat dihubungkan dengan nilai-nilai
Subhanallah lai alhamdulilah ala
kebersamaan, gotong royong, dan kepedulian
Sitari allah lai tari jurullah ala
Tarus mana ke laut api sosial dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
Yang bergantung kapada allah konteks agama Islam, “KHIDMAT”
Yang besrsuara kepada nabi merupakan salah satu bentuk ibadah yang
sangat ditekankan, baik kepada Allah SWT
145
vv
maupun kepada sesama manusia. Khidmat vokal dikie dan garapan rabano.
kepada Allah SWT meliputi segala tindakan Media ungkap yang akan pengkarya
yang dilakukan untuk mengabdi dan meraih gunakan adalah rabano, pano dan vokal.
keberkahan-Nya, seperti shalat, puasa, zakat, Dengan alasan menggunakan instrumen
dan haji. Sedangkan khidmat kepada sesama tersebut adalah ingin menghadirkan warna
manusia meliputi segala tindakan yang baru dari kesenian dabuih. Penggunaan media
dilakukan untuk membantu dan melayani tersebut tidak akan lari dari bentuk kesenian
sesama manusia dalam segala hal yang aslinya. Garapan yang disajikan cenderung
bermanfaat bagi kepentingan bersama. menghadirkan bentuk baru yang masih
bersumber pada elemen musikal tradisi
Rumusan penciptaan aslinya.
Bagaimana mewujudkan komposisi Penggarapan karya ini mengacu pada
“KHIDMAT” yang bersumber dari kesenian bentuk pengembangan vokal dikie dan ritme
dabuih situjuah ini menjadi sebuah garapan rabano. Dengan prinsip adanya khulifah dan
Komposisi baru tanpa menghilangkan benang anak dabuih yang saling berkaitan dalam
merah kesenian dabuih dengan garapan permainan musikal. Penggarapan melodi dan
melalui metode garap komposisi Pendekatan ritme ke dalam vokal dengan beberapa teknik
Tradisi. garap guna menambah kekayaan garapan.
Pengkarya menggunakan instrumen ritmis
KONSEP DAN METODE PENCIPATAAN dan vokal untuk mengembangkan ritme-ritme
A. Konsep Penciptaan dan melodi yang ada pada dikie dabuih
Berdasarkan analisa pengkarya terhadap dengan tujuan memperkaya warna garapan.
kesenian dabuih situjuah, pengkarya Karya komposisi “KHIDMAT”
menemukan ciri khas pada bagian repertoar pengkarya wujudkan ke dalam tiga bagian.
tawajua dan guguah lambek ampek-ampek Pada bagian pertama, difokuskan pada bentuk
Keunikan tersebut terlihat adanya melodi vokal permainan tradisi (sedikit penggolahan)
vokal dikie syncop dan saling tumpang tindih tawajua himbuan dabuih ke dalam beberapa
antara khulifah dengan anak dabuih dan pola teknik garapan vokal. Bagian awal
ritme rabano yang saling maningkah pada memunculkan vokal free solo (Komposisi
guguah lambek ampek-ampek. untuk seorang pemain, sendiri atau diiringi),
Konsep musik yang berjudul dan teknik-teknik garapan yang dipakai
“KHIDMAT” ini mengunakan pendekatan unison, hocketing, interlocking, call and
tradisi. Dalam pengertian pendekatan tradisi di respon sebagai memperkarya warna garapan.
sini pengkarya tidak menghilangkan wujud dengan dikombinasikan dialek-dialek dari
rasa dan kekuatan tradisi dari dabuih situjuah, seorang guru dabuih.
agar dasar pijakan yang menjadi tema pokok Selanjutnya bagian kedua pengkarya
atau ide garapan ini tidak terlepas begitu saja. lebih fokus pada penggarapan pola guguah
karakter dikie dalam himbauan dabuih yang rabano lambek ampek-ampek dengan teknik
berbentuk respon spontanitas antara garapan menggunakan tempo, dinamik,
pendukung karya dengan khulifah. Bentuk memainkan tempo cepat, sedang, dan lambat
pelahiran karya ini selain mayoritas garapan dengan dinamika bunyi keras lunak dan
146
vv
sebaliknya. Bagian dua ini pengkarya berjudul “KHIDMAT” ini merupakan karya
memainkan pola ritem perkusi menggunkan dengan bentuk sajian religi dengan konsep
pada semua instrumen dengan pelahiran pola- yang mengutamakan nilai-nilai agama Islam.
pola baru, di mana pola-pola tersebut genre pertunjukan komposisi musik
merupakan pengembangan dari pola “KHIDMAT” merupakan karya yang
permainan repertoar guguh lambek ampek- berlandaskan pengembangan konsep tradisi
ampek dengan memakai teknik garap seperti dalam bentuk pendekatan tradisi.
tanya jawab, unison, pola berjalan, dan matrik Pengembangan yang dilakukan masih terikat
genap ganjil. pada konsep-konsep musikal dabuih.
Teknik tersebut melahirkan pola-pola
baru yang mewakili guguah lambek ampek- C. Metode Penciptaan
ampek dengan garapan tempo, intensitas bunyi Sebuah karya seni tidak akan lahir
dan dinamika. begitu saja tanpa adanya gagasan yang
Pada bagian terakhir atau bagain 3 ini dimiliki. Karya seni juga dapat terwujud
merupakan puncak dari komposisi musik dalam beberapa tahapan kerja yang harus
“KHIDMAT”. Dalam penyajiannya melodi dijalani. Aspek ini lazim disebut dengan
vokal yang dihadirkan dalam karya ini tidak proses penggarapan. Komposisi ini yang akan
jauh berbeda, vokal yang di mainkan dalam diwujudkan dalam beberapa tahapan kerja,
penyajian kesenian dabuih situjuah dengan antaralain :
memakai dzikir. pada bagian tiga ini 1. Observasi
difokuskan pengarapan vokal dikie dan Observasi merupakan tahapan pencarian
instrumen rabano sehingga dimainkan secara data-data yang berkaitan dengan karya yang
bersama-sama (rampak) dengan tempo nantinya akan digarap. Pengkarya turun
mengikuti bagian dua, dan tempo terus kelapangan untuk mencari data yang sesuai
meningkat dengan intensitas maksimal tempo dengan konsep garapan. Pada tahapan ini,
sebagai penghujung karya begitu juga dengan pengkarya berapresiasi terhadap kesenian
dinamika bagian-bagian yang harus keres, dabuih situjuah yang berkembang di
sedang, dan bunyi musik yang bunyi harus Kabupaten Lima Puluh Kota. Data yang
lunak. didapat dari lapangn menyesuaikan dengan
konsep Garapan.
B. Gaya dan Genre Pertunjukan Repertoar dari musik dabuih, yaitu
Gaya penggarapan komposisi himbauan dikie (tawajua) dan guguah rabano
“KHIDMAT” pengkarya lakukan dari unsur lambek amepk-ampek (yang pengkarya
musikal yang didapatkan dari proses peroleh dari seniman tradisi). Selain dari itu,
penggarapan pola ritme dari dikie (zikir), alat pengkarya juga mengumpulkan data-data
musik rabano pada kesenian dabuih menjadi yang berhubungan dengan karya-karya yang
kompleks sesuai dengan kebutuhan garap. bersumber dari dikia baik dari dikia rabano,
Artinya pola ritme tersebut pengkarya dikia Saman atupun dari dikia yang lainnya,
kolaborasi lagi sesuai dengan instrumen yang di samping itu pengkarya juga mencari buku-
digunakan dalam pembagian karya. buku yang berkayitan dengan konsep
Karya komposisi karawitan yang penggarapan yang dapat menambah wawasan
147
vv
dan wacana pengkarya terhadap ciri musikal diperlukan. Hal ini berguna untuk
tradisional mengenai dabuih sebagai fokus menyiapkan materi-materi musik yang
penggarapan. digarap dalam setiap pembagian karya.
2. Diskusi Pengkarya mendapatkan semua data yang
Tahap ini pengkarya melakukan diskusi diperlukan dalam proses kerja karya
dengan beberapa dosen, dan mahasiswa yang komposisi ini, kemudian pengkarya
dapat membantu pengkarya dalam melakukan latihan dengan memberikan
mewujudkan ide dan konsep garapan. Selain materi-materi karya komposisi kepada
itu, pengkarya juga melakukan diskusi pendukung karya berupa bagan-bagan karya,
bersama pendukung karya untuk menjelaskan sampai kepada bentuk karya dan perwujudan
ide dan konsep yang akan dicapai dalam menjadi kesatuan yang utuh.
penggarapan nantinya, kemudian menetapkan
media ungkap apa saja yang dianggap bisa
mendukung garapan komposisi musik ini.
Gambar 3
Foto Instrumen dalam proses mencari warna bunyi
Gambar 1 Dokumentasi: Sam NP
Diskusi Bersama Pembimbing Karya
Dokumentasi: Samuel Naka Pantasina
Gambar 4
Gambar 2 Foto eksplorasi warna bunyi instrumen
Diskusi Bersama Pendukung Karya Dokumentasi: Sam NP
Dokumentasi: Samuel Naka Pantasina
4. Penyiapan Materi
3. Ekspolrasi
Seluruh materi musik tersebut pangkarya
Berupa tahapan kerja praktik langsung di
susun dengan memakai teknik-teknik garapan
lapangan yang dilakukan baik oleh pengkarya
seperti unison, call and response, hocketing.
sendiri maupun dengan pendukung karya,
Pengkarya juga melakukan pengolahan
instrumen yang disesuaikan dengan intensitas
tempo, dinamik warna bunyi dan teknik vokal
bunyi alat perkusi dan karakter bunyi yang
148
vv
149
vv