Anda di halaman 1dari 14

MAKNA SIMBOLIK TOPENG TARIAN HUDOQ

PADA UPACARA PANEN MASYARAKAT SUKU DAYAK

Nur Hikmah Yanti


Universitas Negeri Yogyakarta
E-mail: nurhikmahyanti@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang terciptanya upacara panen
masyarakat Dayak, mengetahui fungsi dari tarian Hudoq pada upacara panen masyarakat suku
Dayak, makna simbolik apa saja yang ada di dalam topeng hudoq yang digunakan saat upacara
panen masyarakat suku Dayak. Hasil penelusuran dinyatakan bahwa, terjadinya upacara panen
masyarakat Dayak dilatar belakangi oleh rasa rindu Heleang Hebeung kepada istri dan anaknya
yang telah berpisah, Tari Hudoq berfungsi sebagai tari upacara untuk menghadirkan kekuatan
serta pengaruh alam yang merupakan tradisi dan kepercayaan Dayak Ga’ay pada musim panen,
terdapat tiga jenis topeng Hudoq yang digunakan, yaitu: Hudoq nyam’ake, yang melambangkan
pemuda yang gagah berani yang bertugas sebagai prajurit; Hudoq urung pakau, dikenakan oleh
orang yang dituakan di kampung, yaitu pemimpin kelas menengah yang memberikan komando
kepada prajurit saat perang; Hudoq ba’kap, yaitu dikenakan oleh pemimpin adat yang sekaligus
mengepalai tarian Hudoq.

Kata kunci: Makna simbolik, Hudoq, upacara panen

THE SYMBOLIC MEANINGS OF THE HUDOQ DANCE’S MASK


IN DAYAK COMMUNITY HARVEST CEREMONY

Abstract

This researchwas aimed atinvestigating the background of the creation of Dayak community
harvest ceremony, the function of the Hudoq dance at the harvest ceremony, any symbolic meaning
in the Hudoq mask used during the ceremony. Results showed that the creation of the ceremony
was motivated by Heleang Hebeung’s longing to his separated wife and children. The Hudoq
dance functioned as a ceremonial dance to present strength and the influence of nature which
becomes the tradition and belief of Dayak Ga’ay during the harvest season. There are three types
of Hudoq masks used, namely: Hudoq nyam’ake, which symbolizes the brave young man who
served as a soldier; Hudoq failed, worn by people in the village, namely middle class leaders who
gave command to soldiers during the war; Hudoq ba’kap, which is worn by a traditional leader
who also leads the Hudoq dance.

Keywords: Symbolic meaning, hudoq, harvest ceremony

PENDAHULUAN adat yang dilakukan di daerah, sebenarnya


Upacara adat adalah upacara yang juga tidak lepas dari unsur sejarah. Upacara
dilakukan secara turun temurun yang berlaku merupkan serangkaian tindakan atau perbuatan
disuatu daerah.dengan demikian, setiap daerah yang terikat pada aturan tertentu berdasarkan
memiliki upacara adat sendiri-sendiri. Upacara adat istiadat, agama dan kepercayaan. upacara

13
14 , Vol. 17, No. 1, April 2019: 13 - 26

pada dasarnya merupakan bentuk perilaku jumpai di kraton Surakarta, kraton Yogyakarya,
masyarakat yang menunjukan kesadaran serta upacara-upacara budaya di pelosok-
terhadap masa lalunya. Upacara adat juga pelosok derah Jawa, Bali, Toraja, Kalimantan,
kerap kaitannya dengan tarian, sehingga dan sebagainya. Peristiwanya dapat meliputi
upacara adat kerap dijumpai dengan tarian khas hari ulangtahun raja, persta panen, besih desa,
daerah setempat dengan makna sibol tarian dan upacara magis, upacara kesuburan, upacara
fungsinya seperti upacara adat hudoq dari suku kematian, upacara ruwatan, dan upacara
dayak yang di dalamnya terdapat tarian yang keagamaan (Sutiyono, 1994: 21).
bermakna simbolik pada upacara adatnya. Di samping itu, seni tradisional sendiri
Tarian hudoq ini merupakan upaca adat mempunyai nilai sakral (magic). Sebagai
dari suku dayak yang dilaksanakan pada saat contoh dalam seni pertunjukan tradisional
masyarakat dayak membuka lahan untuk kerakyatan yang sederhana, misalnya kuda
bercocok tanam. Tradisi suku dayak yang lumping, terdapat pemain dalam kondisi in
setiap tahunnya bercocok tanam dengan cara trances (kesurupan/ndadi) dan makan kaca.
berpindah-pindah membuat masyarakat suku Kondisi ini akan kembali bila dibacakan
dayak belum memahami kondisi terburuk mantra-mantra dari para ahlinya. Masyarakat
yang kemungkinan terjadi daerah lahan yang ini menurut Peursen (1970:41) merupakan
baru. Sehingga upacara adat ini bertujuan kelompok masyarakat mistis. Bentuk kesenian
untuk mengetahui nasib dari hasil cocok tanam ini pada jaman dulu merupakan bagian sebuah
di lahan baru tersebut, dengan bantuan para penampilan, pertunjukan, dari upacara spiritual
leluhur mereka. masyarakat sehabis panen raya.
Upacara adat hudoq ini memiliki simbol- Upacara adat adalah salah satu tradisi
simbol yang digunakan masyarakat dalam masyarakat tradisional yang masih dianggap
melaksanakan upacara adat ini, baik dari memiliki nilai-nilai yang masih cukup relevan
pakaian, tarian, maupun pemimpin upacaranya bagi kebutuhan masyarakat pendukungnya.
sendiri. Selain sebagai usaha manusia untuk dapat
berhubungan dengan arwah para leluhur, juga
PEMBAHASAN merupakan perwujudan kemampuan manusia
A. Bentuk Upacara Adat untuk menyesuaikan diri secara aktif terhadap
Sejak lahir kesenian tidak menunjukan sifat alam atau lingkungannya dalam arti luas.
materialistis (ekonomis) karena masyarakat Hubungan antara alam dan manusia adalah
pendukukngnya menganggap seni digunakan sebuah keharusan yang tidak dapat ditolak,
sebagai media renungan yang bersifat karena hubungan tersebut memiliki nilai-nilai
spiritualistis, dan didalamnya sarat dengan arti sakral yang sangat tinggi. Hal ini diungkapkan
simbolik yang memancarkan nilai-nilai seperti dalam personifikasi mistik kekuatan alam,
estetis, etis, romantis, moralitas, dan religius. yakni kepercayaan pada makhluk gaib,
Dengan perantara seni tersebut seseorang kepercayaan pada dewa pencipta, atau dengan
(seniman) bisa bersatu, segera, berdialog mengkonseptualisasikan hubungan antara
dengan Tuhan/Dewa, dalam suatu upacara berbagai kelompok sosial sebagai hubungan
ritual. Itulah suatu keganjilan dalam alam antara binatang-binatang, burung-burung, atau
gaib. Di situ telah bersatu seorang manusia kekuatan-kekuatan alam (Keesing, 1992: 131).
dengan Tuhannya, yang digambarkan sebagai Upacara adat erat kaitannya dengan ritual-
bersatunya mikrokosmos (jagat kecil) dan ritual keagamaan atau disebut juga dengan
makrokosmos (jagad besar), atau wis nyawiji ritus. Ritus adalah alat manusia religius untuk
antara makhluk dan qaliknya atau dalam melakukan perubahan. Ia juga dikatakan
konsep Jawa dinamakan manunggaling kawula sebagai simbolis agama, atau ritual itu
lan Gusti. Inilah bagian dari bentuk upacara merupakan “agama dan tindakan” (Ghazali,
ritual yang sampai sekarang masih bangyak kita 2011 : 50). Ritual keagamaan yang dilakukan
Makna Simbolik Topeng Tarian Hudoq ... (Nur Hikmah Yanti) 15

oleh masyarakat berdasarkan kepercayaan aspek yang menjadi perhatian khusus dari
yang dianut oleh masyarakatnya, kepercayaan para ahli antropologi ialah: (a) tempat upacara
seperti inilah yang mendorong manusia untuk keagamaan dilakukan; (b) saat-saat upacara
melakukan berbagai perbuatan atau tindakan keagamaan dilakukan; (c) benda-benda dan
yang bertujuan mencari hubungan dengan alat upacara; (d) orang-orang yang melakukan
dunia gaib penguasa alam melalui ritual-ritual, dan memimpin upacara. (Koentjaraningrat,
baik ritual keagamaan (religious ceremonies) 2009: 296).
maupun ritual ritual adat lainnya yang dirasakan Pada pelaksanaan upacara ini melibatkan
oleh masyarakat sebagai saat-saat genting, yang seluruh partisipasi warga kampung, baik dari
bisa membawa bahaya gaib, kesengsaraan dan segi tenaga dan biaya ditanggung bersama
penyakit kepada manusia maupun tanaman dengan mengundang warga Tumbit Dayak
(Koentjaraningrat, 1985: 243-246). dan warga kampung lainnya. Sebelum upacara
Orang Dayak mempunyai pengertian dilaksanakan, Kepala Adat mengundang
tentang ketuhanan, namun bukan dalam arti warganya untuk bermusyawarah untuk
agama Yahudi, Kristen, dan Islam. Orang menghitung dan memilih waktu yang tepat
Dayak sungguh beragama, namun agama atau sesuai dengan adat atau bulan padi. Persiapan
kepercayaan terbatas pada lingkungannya konsumsi massal, persiapan ritual, dan alat
sendiri, berhubungan dengan ikatan esensial daun-daunan untuk busana adat Tari Hudoq.
terhadap nenek moyangnya. Kepecayaannya Upacara pertama dilakukan dilamin atau
tidak bermaksud dan tidak mempunyai sifat rumah adat untuk membersihkan benda-benda
untuk menjadi agama universal. Bahkan sejak pusaka, lalu ritual dilakukan di lapangan
dulu tidak ada kata atau istilah untuk kata terbuka oleh seorang Kepala Kudung yakni
agama dalam bahasa-bahasa Dayak. Pandangan sesepuh adat yang telah mendapat kepercayaan
terhadap dunia, hukum, kepercayaan, hubungan memimpin ritual. Kegiatan selanjutnya
dengan masyarakat, dan kebiasaan lain, mempersiapkan sesajen berupa: patung laki-
semuanya itu merupakan tradisi. laki dan perempuan, ayam dan satu pucuk padi
Yang paling sentral dalam pemikiran orang yang nantinya di taruh di atas perahu kecil
Dayak adalah contoh-contoh perbuatan yang untuk dihanyutkan di sungai.
diturunkan nenek moyang kepada generasi Sebelum memulai tari-tarian, ada ritual
selanjutnya. Keseluruhan peraturan itu yang spesifik yang harus dilakukan terlebih dahulu.
menentukan cara berfikir serta tingkah laku Ritual ini disebut dengan Napoq. Ritual ini
orang sebagai anggota masyarakat. Dari sangat sakral dan hanya boleh dilakukan oleh
keseluruhan warisan adat ini merupakan orang pilihan yang disebut Dayung (semacam
suatu karunia dari nenek moyang akan ahli supranatural). Dayung sendiri harus
membawa kemakmuran, kepastian, damai, dan memiliki kemampuan istimewa, yaitu dapat
kesejahteraan baik orang untuk perorangan berkomunikasi dengan roh atau dewa.
maupun untuk masyarakat.
Salah satu upacara adat yang dilakukan oleh
masyarakat Dayak adalah upacara panen padi
yang dilakukan pada bulan-bulan yang telah
ditentukan sesuai dengan sistem penanggalan
tradisional Dayak berdasar perhitungan
pergeseran bulan. Upacara panen yang oleh
masyarakat Dayak Ga’ay di Tumbit Dayak
disebut Bekudung ini dilaksanakan setiap dua
tahun sekali pada bulan Agustus.
Keyakinan dengan sistem upacara Dayung dengan dua orang asistennya
keagamaan secara khusus mengandung empat
16 , Vol. 17, No. 1, April 2019: 13 - 26

Dayung ini akan didampingi oleh dua orang


asisten. Mereka kemudian berkeliling kampung Dayung akan berdialog dengan para dewa
sambil membunyikan gong kecil. Gong kecil menggunakan bahasa Dayak nan halus dimana
ini fungsinya sebagai media komunikasi, dan hanya dapat dimengerti dan diterjemahkan
bunyi-bunyian gong kecil itu diyakini sebagai oleh sang Dayung sendiri. Pada obrolan ini,
sapaan kepada dewa/roh penjaga desa dan Dayung akan memohon agar huma pertanian
memberitahu bahwa Napoq sedang dilakukan mereka dijaga dan dilindungi. Dan Dayung
buat memulai tarian Hudoq. dapat mengetahui apakah hasil panen nantinya
baik atau malah sebaliknya.Bila prosesi ini
sudah selesai, maka tari Hudoq pun bisa
dilaksanakan.

Ilustrasi pembunyian gong Komunikasi dengan Dayung

Selanjutnya, Dayung akan memanggil Para penari yang sudah kerasukan dewa
Sang Penguasa Alam dan memohon agar akan berbaris diurutkan berdasarkan strata atau
penyelenggaraan tari Hudoq dapat berjalan kelas sosial dewa. Dewa tertinggi biasanya akan
lancar. Setelah memanggil para dewa untuk berdiri paling depan. Para penari ini kemudian
merasuki penari Hudoq, selanjutnya Dayung melakukan ritual yang disebut menarik nyawa
bersama asistennya akan melanjutkan ritual padi dengan mengucapkan mantra.
selanjutnya, yaitu menjamu para dewa dengan
makanan yang sudah disiapkan, ini semacam
“jamuan” makan Gan.

Ritual Tarik Nyawa Padi

Dayung sedang “menjamu” makan


Makna Simbolik Topeng Tarian Hudoq ... (Nur Hikmah Yanti) 17

Kemudian akan dilanjutkan dengan menari. Sumandiyo Hadi (2007:11) menyatakan


Gerakan tari Hudoq memiliki makna filosofis tinjauan atau pandangan dari ilmu – ilmu sosial
yang tinggi. termasuk dalam hal ini sosiologi, akan mencari
Tarian Hudoq ini merupakan acara rutin tau tentang hakikat dan sebab-musabab
yang dilaksanakan setiap tahun. Gelaran ini berbagai pola pikiran dan tindakan manusia
diisi dengan berbagai tarian khas suku dayak yang bersifat generalisasi empirik. Sosiologi
seperti tari Hudoq, salah satu tari khas suku lebih memperhatikan gejala kelompok atau
Dayak dan juga menjadi mascot Kabupaten individu yang teratur, mencari hukum atau
Mahakam Ulu. aturan yang melekat dengan mempelajari
Tari Hudoq biasanya ditampilkan sekitar pola struktur tindakan atau kelakuan manusia
bulan September sampai Oktober atau waktu dengan interaksi antar – manusia.
selesai menanam padi. Suku Dayak percaya, Tari Hudoq biasanya digelar di lapangan
Hudoq mampu mengusir hama maupun atau sawah yang akan ditanami. Gerakan tari
keburukan hingga nanti huma pertanian tetap ini memiliki ritme yang cukup tinggi dan
baik dengan dan hasil panen dapat berlimpah. beberapa gerakan dengan filosofi tersendiri.
Salah satunya ialah gerakan mengibas-
Tarian ngibaskan tangan seperti gerakan sayap burung
Batasan seni tari yang pernah dikemukakan sedang terbang. Para penari juga melakukan
oleh para pakar, pada hakikatnya mengatakan gerakan  Nyidok  atau  Nyebit, yaitu gerakan
bahwa tari adalah ekspresi perasaan manusia maju sambil menghentakkan kaki. Gerakan ini
yang diungkapkan lewat gerak ritmis dan indah bermakna untuk mengusir hama penyakit agar
yang telah mengalami stilisasi maupun distorsi tidak menyerang tanaman padi. Selain itu, para
(Soedarsono dalam Hadi, 2007:29). penari akan melakukan gerakan memutar ke
“Keindahan” dalam seni tari berkaitan kiri dan ke kanan.  Berputar ke kiri bermakna
dengan kandungan isi, makna atau pesan membuang kesialan, sementara berputar
tertentu. Hal – hal yang terperinci seperti ke kanan diyakini sebagai gerakan meraih
struktur, bentuk, kerumitan, kehalusan, dan kebaikan.
sebagainya, mungkin tidak indah, namun
sebagai keseluruhan wujud, dengan segala isi, Busana
makna dan pesannya, seringkali karya tersebut Topeng diartikan sebagai penutup muka
dikatakan indah (Hadi, 2007:13-15). yang dibuat dari kayu (kertas dan sebagainya)
Kehadiran tari tidak bersifat independen, yang berupa muka orang (binatang dan
dilihat secara tekstual tari dapat dipahami sebagainya) Istilah topeng dapat mempunyai
dari bentuk dan teknik yang berkaitan dengan banyak pengertian : Oleh Karena itu perlu
komposisinya (analisis bentuk atau penataan diberi penjelasan untuk memperoleh kesatuan
koreografi) atau teknik penarinya (analisa cara pendapat dan seragam pemikiran sesuai dengan
melakukan atau keterampilan). Sementara tujuan dari penulisan ini
dilihat secara kontekstual yang berhubungan Istilah topeng dalam percakapan sehari-hari
dengan ilmu sosiologi atau antropologi, tari sering kita dengar seperti, manusia bertopeng.
adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Dalam artian ini kata topeng semata-mata
dinamika sosio – kultural masyarakat (Hadi, berarti benda penutup “muka” agar identitas
2007:13). individu itu tidak dikenal, atau agar terjadi
Tari lahir dari aktivitas masyarakat suatu perubahan dalam bentuk muka orang
yang sederhana, kemudian berkembang dan dari wujudnya semula.
seterusnya melekat sehingga menjadikannya Pengertian topeng sebagai penutup
bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam muka dengan mudah dapat kita perhatiakna
masyarakat. Dilihat dari sisi konteks tari dari gejala bahasa”formatif” (pembentukan
yang berhubungan dengan ilmu sosiologi, kata), kata topeng berasal dari “tup” yang
18 , Vol. 17, No. 1, April 2019: 13 - 26

berarti tutup, kata tup ditambah saja dengan


“eng” yang kemudian mengalami beberapa
perubahan sehingga menjadi topeng> Arti
lain dari topeng adalah “tapel”:”… for topeng
simply means something presed against the
face,I, e, a mask”) Topeng secara mudah adalah
benda yang ditekankan pada muka yaitu tapel.
Tapel atau topeng dapat dapat dibuat dari kayu,
kertas tebal papier mache, dari kulit, kain dan
bahan-bahan lainnya serta dapat digunakan
untuk menutup muka atau sebagian dari muka.
Topeng Hudoq diwujudkan dengan bentuk Busana penari hudoq
mata yang besar, mulutnya yang dibuka lebar,
dan dengan gigi-giginya yang mencolok. Warna Daun pisang pada Hudoq tidak lepas
yang umumnya dipakai, untuk wilayah muka dari keyakinan suku Dayak, dimana daun itu
yaitu warna putih kemudian bagian lingkaran melambangkan kesejahteraan dan kesejukan.
mata dan mulut warna hitam dan merah. Lalu untuk topengnya sendiri yang mirip
Ada topeng Hudoq yang hanya memakai burung adalah perwujudan paras dari dewa
dua warna saja yaitu putih dan hitam. Ada Hunyang Tenangan. Makna lainnya adalah
juga topeng yang berwarna asli kayu dengan perwujudan burung elang yang melindungi
garis-garis mata, hidung dan mulut berwarna musim panen. Di topeng ini biasanya ada rona
putih. Topeng Hudoq yang lain ada yang diberi merah atau kuning yaitu warna-warna kesukaan
rambut dari ijuk hitam kaku yang menghias para dewa. Bentuk topeng ini beragam, namun
kepala bagian depan, kumis, dan jenggot, serta ciri khasnya mudah dikenali.
ada juga yang menghiasi bagian hidung; keluar
dari lubang hidung. B. Karakteristik Suku Dayak
Bicara tentang suku bangsa Dayak, potret
masa lalu ketika bangsa ini berada dalam
lingkungan kekuasaan rezim orde baru,
kontruksi pikiran kita sudah barang tentu akan
diajak daan dituntun pada sebuah gambaran
stereotif yang menyatakan bahwa Dayak itu
memiliki pola hidup yang misterius, sakti,
tradisional, nomaden, ketinggalan zaman,
kanibal, dan sebagainya. namun, jika mau
melihat kesejarah masa silam, sesungguhnya
istilah Dayak itu baru mulai dikenal nunia
Topeng Hudoq Dayak setelah adanya penemuan Dr. Agust Kanderlan,
seorang sosiolog Belanda tahun 1803. Dalam
Di kepala topeng Hudoq ini juga ada penemuannya tersebut, dia menjelaskan bahwa
yang diberi hiasan bulu burung enggan putih penduduk yang ia temui di pedalaman Borneo
dan hitam ditusuk kan di atas kepala yang (Kalimantan) mengaku diri sebagai “Orang
beranyam rotan. Topeng-topeng itupun punyai Daya”, koloni manusia yang tinggal di kawasan
telinga yang panjang dan tegak vertikal. Ada perhuluan sungai dan memeluk kepercayaan
yang diberi anting-anting panjang dan ada juga non muslim.
yang diberi bandulan anting dari perunggu. Kata Dayak berasal dari kata daya dari
bahasa Kenyah, yang berarti hulu sungai atau
Makna Simbolik Topeng Tarian Hudoq ... (Nur Hikmah Yanti) 19

pedalaman. King, lebih jauh menduga-duga


bahwa Dayak mungkin juga berasal dari kata Masyarakat Ladang
aja, sebuah kata dari bahasa Melayu yang Masyarakat Kalimantan Timur ini adalah
berarti asli atau pribumi. Dia juga yakin bahwa masyarakat ladang. Sifat masyarakat ladang
kata itu mungkin berasal dari sebuah istilah adalah masyarakat pengumpul makanan
dari bahasa Jawa Tengah yang berarti perilaku (pemburu dan peramu) dan masyarakat
yang tak sesuai atau yang tak pada tempatnya. sawah. Dengan demikian, masyarakat ladang
Selanjutnya, tulisan-tulisan Dr. Agust Kalimantan Timur ini bersifat dependen dan
memancing rasa ingin tahu banyak ahli independen, konsumtif dan produktif. Prinsip
dunia, termasuk para peneliti Dayak sendiri kekeluargaannya erat (domestik), hubungan
mengenai tradisi lama tentang cara hidup, darah lebih penting dari hubungan lokalitas,
kearifan, kepercayaan, kesatuan dengan alam serta pentingnya arti batas dan perantara.
lingkungan, sampai pada cerita misterius dan Semua sifat masyarakat ladang ini
menakutkan seperti mengayau. dilandasi atas konsep dualisme keberadaan,
Umum dikatakan bahwa orang dayak yang terdiri atas dua kutub yang berbeda dan
berasal dari Yunan, Cina Selatan, bagian hulu saling bertentangan. Kedua kutub tersebut
sungai Mekong, layaknya cerita asal usul dapat saling bertentangan, namun dapat pula
beberapa suku di seantero nusantara ini seperti saling melengkapi dan saling ketergantungan
Toraja, Nias dan sebagian Melayu. Namun, teori satu dengan yang lainnya dalam kehidupan.
ini masih belum bisa dibuktikan kesahihannya. Perbedaan ini terlihat ketika adanya pemisah
catatan masa lalu dari hasil penelitian memang antara laki-laki dan perempuan, dunia atas dan
mengarah kesana dimana ada kemungkinan dunia bawah yang kemudian melahirkan dunia
bahwa perantau Cina daratan pernah singgah tengah, seperti ayah dan ibu melahirkan anak.
bermukim dan berkembang biak di bumi Persatuan antara dunia atas dan dunia
Borneo ini dan bermutasi menjadi embrio suku bawah akan menghasilkan suatu kehidupan
bangsa Dayak. baru. Karena sifat masyarakat ini adalah
Catatan lain menyebutkan bahwa, jauh segala sesuatu yang bertentangan harus
sebelum bangsa Austronesia (sebuah bangsa diharmonikan, maka harus ada dunia tengah
hasil perkawinan silang antar ras mingol dengan yang bersifat netral. Masyarakat primitif
ras asli Kalimantan) datang di kepulauan mengharapkan adanya dunia transendental.
Kalimantan, di kepulauan ini telah hidup dua Oleh karena itu, terjadilah konsep tiga kesatuan
bangsa besar, bangsa Weddoide dan bangsa atau tripartit keberadaan yang sempurna, yang
Negrito (Wijowarsito, 1957). hal ini menurut merupakan hasil penyatuan dua kutub yang
Wijowarsito dapat ditelusuri pada garis sejarah bertentangan yang kemudian saling melengkapi
dan budaya didua kota yakni di Bengkayang (komplementer).
dan Singkawang.
Pada konteks Kabupaten Bengkayang
dan Kota Singkawang, dalam batas tertentu,
orang Dayak yang tersebar di wilayah ini
merupakan klan besar dari apa yang dikenal
sebagai Klemantan atau Land Dayak. ada
sekitar empat rumpun Dayak diwilayah ini,
yakni; rumpun Dayak Kanayatn, Silako,
Bidayuh, dan Punan dengan beragam bahasa
dan variannya. Seperti di Singkawang, kita
akan dengan mudah menemui orang-orang
Dayak yang berdialek Bajere, Badameo, atau Gambar 1. Konsep Tiga Kesatuan atau
Damea, Bakati’, Banyadu’, Bajayan, Baiyam, Tripartit
dan sebagainya(Nistain & Frans; 1-3).
20 , Vol. 17, No. 1, April 2019: 13 - 26

Dasar tinjauan di atas menjadi acuan kapanpun, Buaq Selo dan keturunannya kelak
dalam menganalisis tari dan topeng Hudoq, akan memelihara sampai kapanpun tidak akan
Kalimantan Timur. berakhir.”
Heleang Hebeung berusaha mengingat
C. Perkembangan Sejarah kejadian tontonan atau hiburan yang
F. Jiu Luwai (2002:5) menceritakan bahwa diselenggarakan oleh istrinya walau
himpunan tulisan legenda tari ritual rakyat kelihatannya menyeramkan. Kemudian
Ga’ay Long Glaat ini bermula dari perkawinan menceritakan kepada warga apa yang
Heleang Hebeung dari alam manusia di dialaminya. Untuk mengenang istri dan anaknya
permukaan bumi dengan Selau Sen Yeang serta alam gaib, rakyat Leham Kejin berusaha
yang merupakan seorang Puteri dari kerajaan dengan dipandu Heleang Hebeung membuat
di dasar pusaran sungai. Dari perkawinan topeng–topeng yang mirip dengan ekspresi
mereka lalu lahirlah anak yang diberi nama dan karakter yang dilihatnya. Sejak saat itu
Buaq Selo. pula Heleang Hebeung menjadi Pencetus Tari
Pada saat Heleang Hebeung tinggal Hudoq. Tari Hudoq yang berarti tari topeng
di dasar sungai, ia pernah menyaksikan dan tradisi ini telah berlangsung turun–temurun
persembahan hiburan berupa tari dari warga menjadi bagian dari budaya Kampung Leham
makhluk dasar sungai yang datang berkumpul. Kejin, dan yang sampai saat ini sub Suku
Setelah berkumpul Selau Sen Yeang meminta Dayak Kayan ini berpindah–pindah tempat,
kepada warga untuk menari semeriah terakhirnya mereka dikenal sebagai sub suku
meriahnya. Maka muncul bunyi–bunyian dan Long Gelaat.
gerak tari dengan karakter masing–masing. Dari pertemuan dan kawinnya Heleang
Semakin lama semakin nampaklah karakter Hebeung dengan Selau Sen Yeang telah
asli makhluk dasar sungai di dalam tarian tadi. membentuk hubungan makhluk gaib di dunia
Perlahan lahan tidak terasa Heleang Hebeung air dengan manusia. Yang ditandai dengan
yang menggendong anaknya berada di tengah hubungan darah (oleh Heleang Hebeung)
– tengah kerumunan penari. Dari rasa kagum, menjadi Hubungan Ritual Kepercayaan,
berangsur menjadi ngeri. Setelah banyaknya karena adanya kepercayaan bahwa Selau Sen
para penari dengan karakter aslinya yang Yeang dan Buaq Selo dapat saling membantu,
menakutkan. dalam bentuk pengaruh tidak nyata, dan
Apa yang dimaksud Selau Sen Yeang pengaruh nyata kepada manusia keturunan
untuk menghibur Heleang Hebeung justru Heleang Hebeung. Antara lain dalam bentuk
membuat trauma bagi dirinya dan semakin pengobatan, pengusiran gangguan jahat serta
tidak betah apalagi kehidupannya pada saat pemulihan.
itu ingin kembali kepada sanak keluarga di Sejak saat itu tari Hudoq menjadi sarana
alam bumi hidup seperti semula. Maka dengan untuk menghadirkan kekuatan, pengaruh
berat hati istrinya mengabulkan kehendaknya alam tradisi dan kepercayaan Dayak. Topeng
disetujui pula oleh ayah Selau Sen Yeang yaitu dalam berbagai corak dan karakter yang
Pok Sen Yeang. Dengan nada penuh lirih Selau menggambarkan kehadiran Tokoh yang
Sen Yeang menyatakan “Dengan rela saya berpengaruh dalam berbagai aspek kepercayaan
melepas kepergianmu. Kita memang hidup di tradisi Dayak. Sebagai contoh nyata aspek
alam yang berbeda, namun kasih sayangku kehidupan yaitu pada musim perladangan dan
tidak mengenal dan terhalang oleh alam yang biasanya musim menanam padi atau pada musim
berbeda”. Pesan dari Selau Sen Yeang “Bila panen, digelar pelaksanaan upacara tari Hudoq
engkau ingin kembali berhubungan dengan dimana prinsipnya pelaksanaan upacara Hudoq
kami, panggil dan buatlah upacara adat kami adalah meminta kekuatan , perlindungan, dan
akan membantu dalam berbagai keperluan. keberhasilan pada usaha perladangan, usaha
Hubungan ini tidak akan terputus sampai lainnya, kebersihan kampung dan kedamaian
seluruh warga.
Makna Simbolik Topeng Tarian Hudoq ... (Nur Hikmah Yanti) 21

Pada penyajian tari Hudoq rombongan seperti kegagalan panen. Hudoq berfungsi
Hudoq bermunculan menuju Lapangan Lamin sebagai media penghubung antara roh-roh
Adat, sambil menari ria disambut oleh tarian gaib dengan manusia yang bermanfaat sebagai
bersama dari para wanita kampung. Kemudian sarana komunikasi, ungkapan rasa syukur dan
tibalah saat yang telah ditentukan untuk pengharapan, pengikat rasa solidaritas, dan
melakukan Acara Ritual Hudoq, yang dinamai hiburan. Untuk itu, kajian tentang fungsi tari
Metaang Hudoq. Lalu seorang tokoh Kepala Hudoq diungkap secara rinci sebagai berikut:
Adat (Sehun Taang) yang diberi peran bertanya a. Sebagai sarana komunikasi kepada roh-roh
kepada rombongan Hudoq, Kepala Hudoq gaib
yaitu Hudoq Tonggaep. Fungsi tari Hudoq sangat berkaitan dengan
komunikasi yang berhubungan dengan alam
Fungsi Tarian Hudoq gaib yaitu untuk memanggil roh-roh baik
Secara umum terdapat tiga jenis tari pada dan mengusir roh-roh jahat lewat penari
sebuah pertunjukan, yaitu (1) tari sebagai Hudoq yang menggunakan topeng-topeng
sarana upacara keagamaan dan upacara adat yang menggambarkan ekspresi tokoh-
tradisi, (2) tari bergembira atau tari pergaulan, tokoh yang berpengaruh dalam kehidupan
(3) tari tontonan (Soedarsono, 1999:167-168). masyarakat Dayak.Tokoh topeng Tong
Tari Hudoq berfungsi sebagai tari Gaep berperan sebagai pemimpin dan
upacara untuk menghadirkan kekuatan serta penghubung pihak Hudoq dengan manusia
pengaruh alam yang merupakan tradisi dan yang diwakilkan oleh kepala adat.
kepercayaan Dayak Ga’ay pada musim panen. b. Sebagai sarana pengungkap rasa syukur
Topeng dalam berbagai corak dan karakter Tari Hudoq erat kaitannya dengan upacara
yang menggambarkan kehadiran tokoh dewa panen. Rasa syukur atas perlindungan
yang berasal dari sungai, gunung, maupun pada tanaman saat mulai menanam hingga
hutan belantara yang berpengaruh dalam menuai hasil panen yang melimpah tahun
berbagai aspek kepercayaan tradisi mereka. ini serta dijauhkan dari segala macam
Pertunjukan tari Hudoq pada upacara panen hama perusak tanaman. Rasa syukur itu
padi penikmatnya adalah para penguasa dunia diwujudkan dengan mengadakan pesta
atas (Sang Pencipta dan roh–roh ghaib) serta yang diadakan selama beberapa hari dengan
dunia bawah (warga dasar sungai). mengundang tetangga dan warga kampung
Dalam upacara Bekudung, tari Hudoq lain untuk bersama sama menikmati
menjadi bagian dari rangkaian upacara berkah hasil panen tahun ini. Selain itu rasa
yang mana tari ini tergolong ke dalam tari syukur juga berkaitan dengan kebersihan
rakyat sebagai aktivitas komunal masyarakat kampung dan kedamaian seluruh warga.
pendukungnya. Hal tersebut terlihat dari c. Sebagai pengikat rasa solidaritas dan
partisipasi seluruh masyarakat mulai dari kebersamaan masyarakat
persiapan hingga pelaksanaan upacara. Menurut Keakraban dan kebersamaan warga di
Soedarsono (1972:20) tari rakyat merupakan Tumbit Dayak masih sangat kental dan
tari sakral yang mengandung kekuatan magi, dapat terlihat dari segala macam kegiatan.
gerak-gerak tarinya sangat sederhana sebab Dalam kehidupan bertetangga, berladang,
yang dipentingkan adalah keyakinan yang membersihkan kampung, maupun pada
terletak di belakang tarian tersebut. upacara adat. Pada upacara panen seluruh
Tari Hudoq dalam upacara Bekudung warga turut membantu dalam mengerjakan
mengekspresikan bentuk kesatuan masyarakat persiapan, mulai dari membersihkan
Dayak Ga’ay, dalam hal ini masyarakat kampung, pembuatan ibus (umbul-umbul
kampung Tumbit Dayak mengadakan tari khas Dayak), menghias rumah adat,
Hudoq sebagai sarana untuk menghilangkan membuat lemang serta membuat baju
kekhawatiran akan terjadinya berbagai hal rumbai dedaunan untuk penari Hudoq.
22 , Vol. 17, No. 1, April 2019: 13 - 26

Seluruh kegiatan tersebut dipimpin oleh alat untuk menghadirkan suasana mistis.
kepala kampung yang terus memberikan Tujuan pelaksanaan upacara dan tarian Hudoq
arahan dan motivasi kepada masyarakat ini adalah untuk menciptakan keselarasan
Ga’ay demi kesejahteraan warga dan dengan lingkungan alam, terutama sekali agar
kemajuan kampung. memperoleh jaminan keberhasilan panen di
d. Sebagai sarana meminta kekuatan, ladang dengan dibantu oleh dewa. Dengan
perlindungan, dan keberhasilan pada usaha demikian, tarian ini di samping sebagai tarian
perladangan mistis juga sebagai tarian animisme (pemujaan
Fungsi utama tari Hudoq yang memang pada dewa-dewa). Eksistensi Hudoq tidak bisa
hanya ditampilkan pada masa menanam dipisahkan dari tradisi berladang. Jika orang
dan memanen padi adalah untuk meminta Bahau tidak berladang lagi, Hudoq pun akan
kekuatan pada roh–roh pelindung agar hilang. Jika pun masih ada, ia tidak mempunyai
menjaga dan membantu manusia untuk spirit lagi, tinggallah sebuah seni yang tanpa
keberhasilan pada usaha perladangan. makna. Kekhawatiran hilangnya hudoq makin
Masyarakat Dayak Ga’ay meyakini bahwa hari makin dirasakan generasi tua Dayak
kehidupan mereka saat ini tidak terlepas Bahau, karena semakin kecilnya lahan untuk
dari kehidupan nenek moyang mereka berladang akibat masuknya perusahaan hutan
yang selalu membantu dalam setiap segi yang menguasai, serta orang luar yang masuk
kehidupan. untuk mengeksploitasi kayu.
e. Sebagai sarana hiburan
Berdasarkan sejarah awal terciptanya tari
yang dilaksanakan oleh warga penghuni
dasar sungai dengan beragam karakter
aslinya memiliki tujuan untuk menghibur
Heleang Hebeung. Pada perkembangannya
tari Hudoq selain menjadi kebutuhan
spiritual untuk mendekatkan diri pada
roh nenek moyang dalam upacara panen,
tetapi berfungsi sebagai hiburan yang
dapat dinikmati. Seluruh warga menanti Tarian Hudoq
kehadiran para penari Hudoq walaupun
penampilan mereka terlihat menakutkan Tarian Hudoq seperti digambarkan
dengan topeng yang menyeramkan dan secara ringkas tersebut, hanyalah merupakan
busana yang terbuat dari daun pisang. salah satu contoh kecil masih dipertahankan
dan dilestarikannya tarian tersebut yang
Konsep tripartit diterapkan melalui mengandung makna tersendiri yang sangat
penyatuan antara masyarakat dan pemimpin berkaitan dengan kosmologi orang Dayak
yang menghasilkan sebuah adat. Adat istiadat Bahau. Adapun kehadiran lain tarian Hudoq
ini dikembangkan oleh masyarakat Dayak, dan dalam kehidupan sosial-budaya orang Dayak
salah satunya berupa tarian mistis. Kalangan Bahau adalah dalam acara resmi atau peringatan
orang Dayak Bahau, Kalimantan Timur hari besar, pesta adat dan bahkan dalam pentas-
memercayai adanya kekuatan mistis yang pentas seni lainnya, baik dalam skala lokal,
melingkupinya, yang kepercayaan tersebut nasional, maupun skala internasional.
dimanifestasikan lewat tari-tarian. Tarian yang Hudoq orang Dayak Bahau di aliran
dimaksudkan adalah “Tarian Hudoq” yang sungai Mahakam, dilaksanakan ketika musim
merupakan ritual terbesar dan terutama dalam menanam padi di ladang, sekitar bulan Oktober-
masyarakat Dayak Bahau. Tarian ini, dalam November. Ritual Hudoq dimaksudkan
pementasannya menggunakan topeng sebagai untuk mengantar jiwa padi dari rumah ke
Makna Simbolik Topeng Tarian Hudoq ... (Nur Hikmah Yanti) 23

ladang. Upacara adat setahun sekali ini harus Puncak Hudoq pada hari terakhir. Pada hari
dilaksanakan dengan semeriah mungkin agar terakhir, semua Hudoq yang pernah tampil,
roh padi senang tinggal di ladang. beraksi lagi. Nama-nama Hudoq tersebut
membedakan ritual yang dilakukan serta
D. Makna Simbolik topeng dan aksesori yang dipakai.Pada Hudoq
Dunia ini menyimpan banyak rahasia Suh Doh misalnya, sebelum ritual Hudoq
yang menunggu untuk diungkapkan, banyak dilangsungkan, pewaris Hudoq memanen padi
hal yang tidak terbaca karena selalu ada di ladang sekitar 1 kg dan disimpan dalam ruas
sesuatu yang tidak bisa terungkap secara bambu. Padi inilah yang ditarikan dan dibuat
langsung. Maka dari itu simbol merupakan ritualnya, kemudian pada akhir ritual padi
cara paling tepat untuk membahasakan sesuatu tersebut dibagikan ke semua orang yang hadir.
yang tidak bisa diungkapkan dengan mudah. Padi inilah yang kemudian dicampur dengan
Simbol adalah objek, kejadian, bunyi bicara, benih untuk ditanam di ladang tahun berikutnya.
atau bentuk-bentuk tulis yang diberi makna Meski agak berbeda masing-masing Hudoq,
oleh manusia.Hanya manusia yang dapat umumnya bahan utama ritual Hudoq adalah
melakukan simbolisasi terhadap sesuatu, topeng dari kayu, daun pisang dan akar untuk
karena manusia merupakan makhluk yang pengikatnya. Topeng untuk menutupi muka
mampu menggunakan, mengembangkan, dan dan daun pisang yang dibelah-belah sehingga
menciptakan lambang-lambang atau simbol- membentuk rumbai-rumbai diikatkan hingga
simbol untuk berkomunikasi dengan sesamanya menutupi kaki, paha, pinggang, tang han dan
(Sindung, 2010:10). bahu. Setiap kali berhudoq, daun pisang yang
Simbol merupakan alat yang kuat untuk dipakai harus baru. Daun pisang bekas Hudoq
memperluas pengetahuan, merangsang tidak boleh dibakar, tetapi ditumpuk dan
daya imajinasi, dan memperdalam pemahaman. dibiarkan busuk jadi pupuk.
Sebuah simbol dapat dipandang sebagai sebuah Pemain Hudoq umumnya harus orang
objek yang menggambarkan atau menandakan yang bermukim di kampong, tempat Hudoq
sesuatu yang lebih besar dan tinggi berkaitan dilaksanakan. Satu-satunya Hudoq yang bisa
dengan sebuah makna, realitas, suatu cita–cita, dimainkan oleh tamu yang datang atau Hudoq
nilai, presentasi, kepercayaan, masyarakat, dari kampung lain adalah Hudoq Hakaai.
konsep, lembaga, dan suatu keadaan (Dillistone, Ketika Hudoq sedang beraksi, ada juga duplikat
2002:20). hama padi di ladang, seperti kera, tikus, babi,
Kata Hudoq dalam bahasa Dayak Bahau rusa, dan burung pipit yang tampil. Hudoq
berarti topeng. Hudoq masyarakat Dayak Bahau hama ini juga berfungsi sebagai penghibur.
di aliran sungai Mahakam (Mekam dalam Selain Hudoq hama, pada saat bersamaan ada
bahasa Dayak Bahau) sama di semua kampung. Hudoq perempuan. Hudoq perempuan ini ada
Tarian Hudoq, penarinya menggunakan topeng yang bertopeng dan ada yang tidak, juga ada
yang disebut Hudoq. yang badannya dibungkus dan ada yang tidak
Pada masyarakat Dayak Bahau di sungai dibungkus dengan rumbai-rumbai daun pisang.
Pariq, Hudoq dilaksanakan menjelang panen Muka dan badan diukir dengan arang pewarna
padi di ladang selama 7 atau 10 hari, setiap lainnya dan membawa perlengkapan hidup
hari berbeda Hudoq-nya. Urutannya sebagai sehari-hari seperti bakul, nyiru, pengambin.
berikut: Hudoq Suh Doh, Hudoq Lake, Hudoq Hudoq perempuan ini melakukan atraksi
Tajung Long Belan, Hudoq Tajung Lavung sebagai simbol tradisi dan adat masyarakat
Kirap, Hudoq Suh Doh, Hudoq Kuhaw Habung Bahau.Misalnya bagaimana orang Bahau
Ajat Inaang Pa’ Pa’an, Hudoq Hakaai, Hudoq berpacaran dan memelihara bayi, bagaimana
Habung Ajat, Hudoq Kalang, dan Hudoq orang menangkap ikan dan binatang buruan.
Kuhaw Inaang Pa’ Paan. Yang menarik pada Hudoq dari desa
Telivaq yaitu pemegang adat tertinggi Hudoq
24 , Vol. 17, No. 1, April 2019: 13 - 26

adalah perempuan.Karena menurut Song


Devung, 80 tahun, pemegang adat Hudoq,
yang pertama kali menemukan adat Hudoq
dan menjadi raja Hudoq adalah perempuan.
Sehingga sampai kini yang memimpin ritual
Hudoq adalah perempuan. Ini sekaligus cermin
dari prinsip dualisme yang memisahkan antara
laki-laki dengan perempuan pada orang Dayak
Bahau.
Terdapat tiga jenis topeng Hudoq yang Topeng Hudoq Nyam’ake
digunakan, yaitu: Hudoq nyam’ake, yang
melambangkan pemuda yang gagah berani Menurut kepercayaan orang Bahau,
yang bertugas sebagai prajurit; Hudoq urung yang membawa padi dari kayangan adalah
pakau, dikenakan oleh orang yang dituakan binatangbinatang, seperti rusa, babi, kera,
di kampung, yaitu pemimpin kelas menengah burung-burung. Karena itulah topeng-topeng
yang memberikan komando kepada prajurit hudoq dibuat seperti binatang-binatang itu.
saat perang; Hudoq ba’kap, yaitu dikenakan Warna dari topeng tersebut didominasi oleh
oleh pemimpin adat yang sekaligus mengepalai warna putih yang melambangkan pengabdian
tarian Hudoq. dan kesucian, hal ini mewakili dari tarian
Ketiga jenis topeng Hudoq diatas memiliki Hudoq yang sifatnya suci serta merupakan
kesamaan bentuk namun memiliki fungsi bentuk pengabdian dari masyarakat Dayak
atau tugas yang berbeda-beda, seperti gambar terhadap Dewanya. Warna yang kedua adalah
berikut: merah, yang mewakili masyarakat Dayak yang
berani dan pantang menyerah dalam mencapai
keberhasilan panen mereka di ladang.
Berikut ini adalah analisis konsep dualisme
dengan cara pembagian vertikal pada topeng
Hudoq:

Topeng Hudoq Urung Pakau

Topeng Hudoq Ba’kap


Makna Simbolik Topeng Tarian Hudoq ... (Nur Hikmah Yanti) 25

Lukisan atau hiasan yang terdapat pada


topeng Hudoq di atas, apabila kita membuat
garis di tengah topeng secara vertikal,
mengakibatkan pembagian yang sama namun
saling berlawanan. Hal ini melambangkan
adanya dualisme yang mewakili laki-laki
dan perempuan yang diterapkan pada suku
tersebut.
Berikut ini adalah analisis konsep tripartit,
dengan cara pembagian horizontal pada topeng
Analisis Unsur Dualisme Hudoq:

Gambar 7 Analisis Unsur Tripartit

Pada ketiga topeng Hudoq ini apabila Ga’ay Long Glaat ini bermula dari perkawinan
dibagi tiga bagian secara horizontal, bentuk dan Heleang Hebeung dari alam manusia di
lukisan pada topeng ini melambangkan antara permukaan bumi dengan Selau Sen Yeang
dunia atas, dunia tengah, dan dunia bawah. yang merupakan seorang Puteri dari kerajaan
Dunia bawah dengan bentuk dan lukisan pada di dasar pusaran sungai. Dari pertemuan dan
topeng yang mengarah ke bawah mendekati kawinnya Heleang Hebeung dengan Selau
bumi, yang terdapat hasil panen serta hubungan Sen Yeang telah membentuk hubungan
sosial terhadap sesama, mewakili manusia. makhluk gaib di dunia air dengan manusia.
Dunia atas dengan bentuk dan lukisan pada Yang ditandai dengan hubungan darah (oleh
topeng yang mengarah ke atas, dan dengan Heleang Hebeung) menjadi Hubungan Ritual
bentuk yang menjunjung tinggi dan agung, Kepercayaan, karena adanya kepercayaan
mewakili Sang Pencipta atau Dewa-nya. Dunia bahwa Selau Sen Yeang dan Buaq Selo dapat
tengah dengan bentuk dan lukisan pada topeng saling membantu, dalam bentuk pengaruh tidak
yang mengarah ke samping mewakili suatu hal nyata, dan pengaruh nyatakepada manusia
transenden dan berjiwa mistik yang berfungsi keturunan Heleang Hebeung. Antara lain dalam
sebagai zona penghubung antara kedua dunia. bentuk pengobatan, pengusiran gangguan jahat
Hal mistik ini diwujudkan melalui tari-tarian serta pemulihan.
yang merupakan media perwujudan rasa syukur Sejak saat itu tari Hudoq menjadi sarana
terhadap hasil panen yang diberikan oleh Dewa untuk menghadirkan kekuatan, pengaruh
kepada masyarakat Dayak tersebut. alam tradisi dan kepercayaan Dayak.Topeng
dalam berbagai corak dan karakter yang
KESIMPULAN menggambarkan kehadiran Tokoh yang
F. Jiu Luwai (2002:5) menceritakan bahwa berpengaruh dalam berbagai aspek kepercayaan
himpunan tulisan legenda tari ritual rakyat tradisi Dayak. Sebagai contoh nyata aspek
26 , Vol. 17, No. 1, April 2019: 13 - 26

kehidupan yaitu pada musim perladangan dan Herjayanti, Risna 2014, “Makna Simbolik
biasanya musim menanam padi atau pada musim Tari Hudoq Pada Upacara Panen Bagi
panen, digelar pelaksanaan upacara tari Hudoq Masyarakat Suku Dayak Ga’ay Kabupaten
dimana prinsipnya pelaksanaan upacara Hudoq Berau Kalimantan Timur”. Dalam tugas
adalah meminta kekuatan, perlindungan, dan akhir mahasiswa program studi strata 1
keberhasilan pada usaha perladangan, usaha Pendidikan Seni Tari Fakultas Bahasa dan
lainnya, kebersihan kampung dan kedamaian Seni Universitas Negeri Yogyakarta.
seluruh warga. Koentjaraningrat, 2009. Pengantar Ilmu
Tari Hudoq berfungsi sebagai tari Antropologi. Jakarta : PT. Rineka Cipta
upacara untuk menghadirkan kekuatan serta Latif, Fauzia (2013), “Tarian dan Topeng
pengaruh alam yang merupakan tradisi dan Hudoq Kalimantan Timur”. Dalam Jurnal
kepercayaan Dayak Ga’ay pada musim panen. Suatu Kajian Filsafat Seni.[online]. 4. 11
Topeng dalam berbagai corak dan karakter halaman. Tersedia: file:///C:/Users/Acer/
yang menggambarkan kehadiran tokoh dewa Downloads/Documents/3481-9087-1-SM.
yang berasal dari sungai, gunung, maupun pdf. [29 November 2018].
hutan belantara yang berpengaruh dalam Odop, Nistain & Frans Lakon. Dayak
berbagai aspek kepercayaan tradisi mereka. Menggugat: PINTU CERDAS
Pertunjukan tari Hudoq pada upacara panen Soedarsono.1978. Pengantar Pengetahuan dan
padi penikmatnya adalah para penguasa dunia Komposisi Tari. Yogyakarta: ASTI.
atas (Sang Pencipta dan roh–roh ghaib) serta Suardana, I Wayan. 2008. “Struktur Rupa
dunia bawah (warga dasar sungai). Topeng Bali Klasik”. Dimuat Dalam Jurnal
Terdapat tiga jenis topeng Hudoq yang IMAJI. [Online]. 4,(1). 80-94 halaman.
digunakan, yaitu: Hudoq nyam’ake, yang Tersedia: https://journal.uny.ac.id/index.
melambangkan pemuda yang gagah berani php/imaji/article/view/6703 . [05 Januari
yang bertugas sebagai prajurit; Hudoq urung 2019]
pakau, dikenakan oleh orang yang dituakan Sutiyono. 1994. “Seni Tradisional dalam Arus
di kampung, yaitu pemimpin kelas menengah Globalisasi Ekonomi”. Jurnal Cakrawala
yang memberikan komando kepada prajurit Pendidikan. 3.
saat perang; Hudoq ba’kap, yaitu dikenakan
oleh pemimpin adat yang sekaligus mengepalai Dari Internet:
tarian Hudoq. Kaskus, Hudoq Antara Sisi Mistis dan
Eksotisme Tradisi Suku Dayak, https://
DAFTAR PUSTAKA www.kaskus.co.id/thread/
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 582c31a21a997529598b4567/hudoq-
1994. Sejarah Kebudayaan Kalimantan. antara-sisi-mistis-dan-eksotisme-tradisi-
Jakarta: CV. Dwi Jaya Karya. suku-dayak/diunduh pada tanggal 3
Dillistone, F. W. 2002. The Power of Symbols. Desember 2018
Yogyakarta: Kanisius. Wikipedia. Suku Dayak, https://id.wikipedia.
Haryanto, Sindung, 2010. Dunia Simbol Orang org/wiki/Suku_Dayak diunduh pada
Jawa. Yogyakarta: Kepel Press tanggal 3 Desember 2018
Wacana, Hudoq Topeng-Topeng Pelindung
Orang Dayak, http://www.wacana.
co/2017/04/topeng-hudoq-dayak/diunduh
pada tanggal 3 Desember 2018.

Anda mungkin juga menyukai