Anda di halaman 1dari 2

Peran tokoh masyarakat dan tokoh agama terhadap ritual Petik Laut di Puger

Jember
Petik laut adalah salah satu ritual tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat nelayan
desa Puger. masyarakat pesisir Puger hidup dengan berbagai penghayatan tradisi dan
kebudayaan yang sinergis dengan keberagaman yang ada. Hal tersebut terlihat dari adanya
hubungan antara agama dan budaya, dengan menggabungkan ajaran agama islam dan budaya
lokal yang menjadi ciri khas masyarakat nelayan Puger . Unsur unsur penggabungan budaya
lokal dan ajaran agama islam nampak terlihat dalam pembacaan tahlil, khataman al quran dan
doa. Dalam prosesinya sebelum sesaji dibuang ke laut terlebih dahulu sesaji dibawa ke masjid
untuk dibacakan doa doa, kemudian sesaji dipindah ke atas perahu kecil kemudian diarak
ditepi pantai dan dihanyutkan ke tengah laut.
Ritual adalah bentuk upacara keagamaan atau upacara penting lainnya di suatu
masyarakat. Kegiatan ritual berbeda dengan kegiatan biasanya,ritual bisa berupa aktifitas
yang bersifat seremonial atau tidak menurut Gluckman seperti dikutip oleh muhaimin AG,
mendefinisikan ritual sebagai kategori upacara yang lebih terbatas, tetapi secara simbolis
lebih kompleks karena dalam ritual meyangkut urusan sosial psikologis yang lebih dalam.
Dan lebih jauh lagi ritual dapat dicirikan mengacu pada sifat dan tujuan yang mistis dan
religius.Ritual adalah bentuk upacara keagamaan atau upacara penting lainnya di suatu
masyarakat. Kegiatan ritual berbeda dengan kegiatan biasanya,ritual bisa berupa aktifitas
yang bersifat seremonial atau tidak menurut Gluckman seperti dikutip oleh muhaimin AG,
mendefinisikan ritual sebagai kategori upacara yang lebih terbatas, tetapi secara simbolis
lebih kompleks karena dalam ritual meyangkut urusan sosial psikologis yang lebih dalam.
Dan lebih jauh lagi ritual dapat dicirikan mengacu pada sifat dan tujuan yang mistis dan
religius.
Ritual petik laut dalam prakteknya mengaharapkan sesuatu yang lebih baik dimasa yang
akan datang, nelayan percaya dengan ritual petik laut, tangkapan ikan semakin banyak dan
mereka berharap keselamatan dalam melaut.
Anderson yang dikutip oleh septiana (2009:22) bahwa upacara tradisi sebenarnya untuk
menciptakan kondisi harmonis antara makrokosmos dan mikrokosmos seperti yang terdapat
dalam masyarakat jawa. makrokosmos adalah alam semesta yang telah memberikan
kehidupan kepada mikrokosmos (manusia) sehingga yang telah mendapat kecukupan untuk
memanfaatkan hidup wajib menyampaikan rasa syukur kepada makrokosmos melalui bentuk
syukuran. apabila manusia dalam hidup selalu menghadapi ketidakselarasan dengan alam
semesta, maka didalam kehidupan akan selalu menghadapi gangguan dan hambatan.
Adanya keseimbangn hubungan antara mikrokosmos dan makrokosmos sangat diperlukan
bagi masarakat pesisir, hal tersebut terkait dengan bentuk rasa syukur masyarakat pesisir
terkait dengan sumber daya laut yang menjadi sumber penghidupan mereka, masyarakat
pesisir sangat tergantung dengan sumberdaya laut, masyarakat pesisir mempercayai apabila
adanya disharmoni antara mikrokosmos dan makrokosmos maka akan berdampak besar bagi
keberlangsungan hidup mereka, dan asyarakat puger mempercayai implikasi dari disharmoni
tersebut,misalnya berkurangnya hasil tangkapan ikan dan hasil laut yang lain, bahkan tidak
ada hasil laut yang bisa mereka nikmati untuk bisa bertahan hidup.
Koentjaraningrat (1987:98), menjelaskan aktifitas budaya masyarakat nelayan dalam
ritual petik laut dikategorikan sebagai adat istiadat masyarakat yang merupakan sub unsur
dari sistem religi dan upacara keagamaan yang kuat melekat dalam kehidupan masyarakat
budaya yang sulit dirubah. Masyarakat nelayan Puger beranggapan bahwa ritual petik laut
adalah ritual tahunan yang dilaksanakan setiap tahun di bulan Suro atau muharrom yang
harus tetap dipertahankan karena sudah menjadi bagian dalam dinamika kehidupan nelayan
puger,serta turun temurun dari nenek moyang mereka.
Prosesi larung sesaji dilakukan dalam beberapa tahapan, diawali dengan mengadakan
syukuran dibalai desa Puger yang dihadiri para nelayan dan tokoh masyarakat dan perangkat
desa, kemudian mengadakan kirab budaya atau lebih dikenal dengan Karnaval dan terahir
adalah Upacara Petik Laut.
Dalam ritual petik laut tokoh masyarakat dan tokoh agama memiliki perannya masing
masing. Tokoh masyarakat setempat termasuk perangkat desa ikut terlibat dalam ritual petik
laut seperti:
a. menyediakan tempat dan memberi fasilitas
b. Mengatur prosesi ritual petik laut
c. Mengatur prosesi sedekah desa
d. Ikut melestarikan ritual petik laut
Peran tokoh agama dalam ritual petik laut
a. Memasukkan nilai nilai agama dalam petik laut
b. Terlibat langsung dalam prosesi ritual petik laut (pembacaan yasin dan tahlil, khotmil
qur’an dan doa), pada awalnya tdk ada
c. Memberikan pemahaman terhadap mayarakat ttg ritual petik laut
(10 tahun yang lalu petik laut di awali dengan tari Janger)
Daftar pustaka
Geertz, Clifford. . Agama dan kebudayaan. Yogyakarta:Kanisius. 1992
Koentjaraningrat. kebudayaan jawa. Jakarta: Balai Pustaka. 1994
Muhaimin AG. Islam dalam bingkai budaya lokal potretdari Cirebon Jakarta:pt.logos
wacana ilmu,2001

Anda mungkin juga menyukai