Anda di halaman 1dari 12

Budaya Masyarakat Pesisir

Ritual Petik Laut


Banyuwangi, Jawa Timur
Di susun oleh :
Ririn Nurul Hasanah 230210130049
Juliano Gunawan 230210130051
Elsi Sri Mulyani 230210130052
Nurul Fadliani 230210130053
Joana Viviani K. 230210130054
Khairul Umami 230210130055
Mochamad Taufiq H. 230210130056
Taufik Candra M. 230210130057
Luthfi Fauzan A. 230210130058
Manusia??

Manusia sebagai salah satu makhluk
hidup di muka bumi merupakan
makhluk yang memiliki karakter paling
unik.

Manusia dengan makhluk lainnya
memiliki kesamaan-kesamaan, tetapi
juga memiliki perbedaan-perbedaan
terutama dalam hubungannya dengan
kebudayaan dan peradaban.

Kebudayaan
Menurut E.B. taylor kebudaaan adalah keseluruhan
yang kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, adat-istiadat, keilmuan sosial, hukum,
dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan
yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
Masyarakat tidak bisa lepas dari kebudayaan, dan
adat istiadat. Karena masyarakat dan kebudayaan
ibarat dua sisi mata uang yang satu sama lain tidak
dapat dipisahkan. (Hertyuli, 2013)


Budaya Masyarakat Pesisir di
Indonesia
Kebudayaan atau ritual yang terjadi di
masyarakat pesisir di pulau jawa, diantaranya :
Lamongan : Tutup Layang
Madura : Rokatan
Banyuwangi : Petik Laut
Petik laut adalah sebuah upacara adat atau
ritual sebagai rasa syukur kepada Tuhan, dan
untuk memohon berkah rezeki dan keselamatan
yang dilakukan oleh para nelayan.
Sekilas Tentang Ritual Petik Laut
Pada mulanya petik
laut merupakan ritual yang
lebih didominasi unsur
animisme dan dinamisme
yang merupakan tradisi
Osing (lokal).
Menurut sejarah, petik
laut sudah dilakukan oleh
nelayan daerah Muncar
sejak tahun 1901 dipimpin
oleh seorang dukun. Namun
karena keterlibatan kyai
pesantren setempat, maka
unsur islam pun hadir.
Maksud dan Tujuan Ritual Petik Laut
Memohon pada Tuhan
agar para nelayan
dianugerahi hasil laut yang
melimpah serta dihindarkan
dari malapetaka
Masyarakat pesisir
percaya bahwa setiap laut
ada makhluk penunggu
(Makhluk Ghaib). Karena itu
setiap ritual mereka selalu
mempersembahkan sesajen.
Proses Ritual Petik Laut
Ritual dilaksanakan setiap awal bulan muharam (Tahun
Islam) atau bulan suro (Tahun Jawa). Di Banyuwangi, Jawa Timur,
petik laut diadakan pada hari Rabu terakhir pada bulan Sapar,
yang dianggap sebagai hari turunnya wabah penyakit dan
bencana. (Jodhi, 2012)
Ritual dilaksanakan selama tiga hari :
1. Hari pertama diawali pembuatan sesaji oleh sesepuh nelayan.
Lalu pengajian surat yassin dan tahlil
2. Hari kedua yaitu pembacaan seluruh al-qran atau
pengkhataman
3. Hari terakhir (puncak) diadakannya Tarian Gandrung lalu
perahu kecil/bitek (perahu sesaji) disiapkan seindah mungkin
kemudian sesaji tersebut di hanyutkan ke laut.
Sesajen Petik Laut
Petik Laut di Hari Puncak
(Tarian Gandrung dan Pembacaan Doa-Doa)
Petik Laut di Hari Puncak
(Pelepasan Sesajen ke Laut)
Masyarakat Berebut Sesajen

Anda mungkin juga menyukai