Anda di halaman 1dari 3

RASUL LINGKUNGAN HIDUP: LAUDATO SI

1. Apa itu ‘LAUDATO SI’? Laudato Si adalah ensiklik pertama dari Paus Fransiskus yang dikeluarkan 24
Mei 2015. Laudato Si artinya terpujilah Engkau (Tuhan), yaitu dua kata pertama dari ensiklik ini.
Laudato Si adalah ensiklik tentang LINGKUNGAN HIDUP, yang mengajak semua orang baik anggota
gereja pun yang di luar gereja untuk MERAWAT LINGKUNGAN HIDUP, SEBAGAI RUMAH KITA
BERSAMA, melalui relasi persahabatan dengan alam dan dengan sesama (#3).
2. Ensiklik ini ditujukan kepada siapa? Kepada semua orang. Memang biasanya sebuah ensiklik dari Paus
ditujukan kepada para Uskup atau kepada umat beriman. Tetapi Laudato Si ini lain, karena dengan
jelas ditujukan kepada semua orang yang mendiami bumi ini sebagai rumah kita bersama. Paus
mengajak semua orang untuk membangun dialog yang baru demi menyelamatkan bumi kita.
Mengapa semua orang, karena masalah lingkungan adalah masalah kita bersama dan akan
berdampak pada kita semua (#14), dan karena itu perlu pertobatan ekologis (#217).
3. Bagaimana Paus Fransiskus menguraikan gagasan yang luar biasa itu dalam dokumen Laudato Si?
Diuraikan dengan Panjang Lebar mencapai 42.000 kata, 246 alinea, yang terbagi dalam 6 Bab: Bab 1
tentang apa yang terjadi di rumah kita Bersama; Bab 2 tentang Injil Penciptaan; Bab 3 tentang Akar
manusiawi dari krisis ekologi; Bab 4 tentang Ekologi integral; Bab 5 tentang beberapa pedoman
orientasi dan aksi; dan Bab 6 tentang Pendidikan dan Spiritualitas ekologis.
4. Menurut ensiklik Laudato Si, apa yang terjadi dengan Bumi sebagai rumah kita Bersama? Bab 1
ensiklik ini menguraikan situasi Bumi yang sedang sakit sekarang ini. Situasi Bumi kita diuraikan
dalam 7 bagian yaitu: 1. Bumi sebagai rumah kita sedang sakit karena diserang polusi dan perubahan
iklim. 2. Masalah kedua yang menimpa bumi kita adalah masalah air. 3. Masalah hilangnya
keanekaraman hayati. 4. Masalah penurunan kualitas hidup manusia dan kemerosotan sosial. 5.
Masalah ketimpangan global. 6. Masalah kurangnya tanggapan yang kuat dan serius atas semua
kenyataan itu. 7. Masalah keragaman pendapat dalam melihat dan mengatasi masalah bumi kita.
5. Apa yang dimaksud dengan Injil Penciptaan dalam Laudato Si? Injil Penciptaan yaitu bab 2 dari
Laudato Si merupakan tawaran Gereja untuk melihat dan mengatasi masalah rumah kita Bersama ini.
Kabar Gembira yang ditawarkan itu dibagi dalam 7 bagian yaitu: 1. Cahaya yang ditawarkan iman
Kristiani yang merawat bumi kita. 2. Hikmat dari cerita-cerita Kitab Suci. 3. Misteri alam Semesta. 4.
Pesan setiap makluk dalam harmoni seluruh ciptaan. 5. Persektuan Universal. 6. Tujuan umum harta
benda yang ada. 7. Tatapan Yesus.
6. Apakah akar manusiawi dari Krisis Lingkungan hidup menurut Laudato Si? Bab 3 dokumen ini
menguraikan 3 akar manusiawi dari krisis ekologis yaitu 1. Karena kemajuan teknologi yang di satu
pihak sangat kreatif tetapi di lain pihak ada penyalah gunaan kekuasaan yang merusak. 2.
Mengglobalnya paradigma teknokratis yang tidak menghormati lingkungan. 3. Adanya krisis dan
dampak atropomorfisme modern seperti relativisme praktis, kebutuhan untuk melindungi pekerjaan
dan teknologi biologi yang baru.
7. Solusi apa yang ditawarkan oleh Laudato Si? Dalam Bab 4 ditawarkan suatu Ekologi Integral sebagai
solusi, yaitu 1. ekologi lingkungan, ekonomi dan sosial; 2. Ekologi budaya; 3. Ekologi hidup sehari-
hari; 4. Prinsip Kesejahteraan umum; dan 5. Keadilan antar generasi.
8. Manakah pedoman untuk orientasi dan aksi yang diberikan oleh Laudato Si? Sebagai pedoman untuk
orientasi dan aksi, Laudato Si memberikan 5 poin dalam Bab 5 dokumen ini yaitu: 1. Perlunya dialog
tentang lingkungan hidup dalam politik internasional; 2. Perlunya dialog untuk kebijakan baru di
tingkat nasional dan lokal; 3. Perlunya dialog dan transparansi dalam pengambilan keputasan yang
berdampak pada lingkungan hidup; 4. Perlunya politik dan ekonomi yang ramah lingkungan dalam
pemenuhan kebutuhan manusia; 5. Perlunya dialog agama-agama dengan sains untuk menghasilkan
pandangan yang tepat bagi bumi sebagai rumah kita Bersama.
9. Manakah Pendidikan dan Spiritualitas yang perlu dibangun dalam rangka mengobati bumi kita yang
sakit ini? Laudato Si mengajak kita semua untuk mengadakan PERTOBATAN EKOLOGIS. Paus menulis,
ada banyak hal yang perlu dirubah tetapi yang paling mendasar dan mendesak adalah manusianya
(#202). Pertobatan yang menghasilkan 1. Gaya hidup yang baru yang lebih ramah terhadap
lingkungan. 2. Pendidikan yang menjamin harmoni antara manusia dan lingkungannya. 3. Pertobatan
yang terus menerus demi menghormati alam sekitar. 4. Kegembiraan dan damai dalam hidup
Bersama alam. 5. Cinta dalam ranah sipil dan politik yang berdampak pada lingkungan. 6. Tanda-
tanda sacramental yang dihormati dan dirayakan sehubungan dengan lingkungan. 7. Allah Tritunggal
dan hubungan antar makluk. 8. Perlu memandang Ratu seluruh ciptaan.
10. Apakah dampak dari konsep pasar dan perdagangan dewasa ini yang merusak lingkungan?
Perdagangan dan pasar bebas yang mencari keuntungan sebasar-besarnya bagi perusahaan dan
individu telah menghancurkan alam dan lingkungan hidup kita. Karena keserakahan merajalela di
mana-mana dengan system pasar seperti sekarang ini (#190). Karena itu perlu pertobatan dalam hal
konsep pasar dan perdagangan dewasa ini.
11. Manakah pandangan keliru tentang kemajuan teknologi yang turut merusak lingkungan hidup? Ada
pandangan bahwa kemajuan di bidang teknologi dan ekonomi semakin melestarikan lingkungan
hidup. Karena semua kemajuan itu akan memberikan kuasa kepada manusia atas dirinya dan alam
sekitarnya sehingga dapat mengatur semuanya ke arah lebih baik. Semakin berkuasa manusia maka
semakin baik dan makmurlah hidup ini. Tetapi dalam kenyataan malah sebaliknya, makin rusak dan
hancur karena manusia belum cukup berkembang dalam hal tanggung jawab, nilai dan kesadaran
(#105-106).
12. Apakah isu pemanasan global diangkat juga dalam Laudato Si? Sangat mendapat perhatian isu
pemanasan global. Dikatakan bahwa suhu bumi makin panas dan air laut makin naik, dan musim-
musim terus berubah tak menentu, seperti dikatakan berbagai penelitian modern. Laudato Si
menyerukan kepada semua manusia untuk mengubah cara hidup, sistim produksi dan konsumsi
dalam rangka mengatasi pemanasan global ini (# 23-26, #52, #169-170, #172, #175, #181 #188.)
13. Bagaimana Laudato Si menerangkan gejala konsumerisme mewabah dan merusak lingkungan?
Konsumerisme adalah hasil dari ego-sentrisme manusia. Semakin manusia berpusat pada diri sendiri
maka semakin rakus dan konsumtif dia. Semakin kosong dan hampa hati manusia maka semakin
gelisahlah dia, karena itu perlu membeli, memiliki dan konsumsi banyak barang. Dan makin sulit
menerima keterbatasan dirinya. Alhasil manusia seperti ini akan kehilangan cita rasa manusiawi
tentang kebaikan dan menghasilkan kerusakan lingkungannya baik alam pun sesama (#204).
14. Apa hubungan kerusakan lingkungan dan kemiskinan menurut Laudato Si? Yang disoroti Laudato Si
bukanlah kemiskinan menyebabkan lingkungan rusak tetapi sebaliknya lingkungan rusak berdampak
langsung kepada orang miskin. Karena lingkungan manusia dan lingkungan alam tak dapat
dipisahkan. Kita tidak dapat mengatasi kerusakan alam tanpa pada saat yang sama mengatasi juga
kerusakan pada pola hidup manusia dan lingkungan sosialnya. Dan yang paling merasakan dampak
kerusakan lingkungan hidup dan sosial adalah mereka yang miskin dan terlantar (#48).
15. Apa yang bisa kita sumbangkan secara pribadi untuk menyembuhkan bumi yang sakit? Secara pribadi
kita dapat berbuat banyak dan besar melalui hemat listrik dan air, tidak menggunakan plastik (baru
larut dalam tanah lebih dari 500 thn) dan Styrofoam (abadi dalam tanah/tak terlarutkan), memilah-
milah sampah untuk dapat mendaur ulang sampah organic, memasak makanan tidak berlebihan,
peduli pada makluk hidup lainnya sesama ciptaan penghuni rumah bumi yang sama, tanam banyak
pohon, menggunakan kendaraan umum untuk mengurangi polusi, matikan listrik yang tak perlu,
menggunakan kembali bahan-bahan yang layak pakai. Ini semua menjadi sumbangan kita untuk
menyembuhkan bumi yang sakit sekaligus meningkatkan martabat kita sebagai manusia (#211).
16. Apakah air yang layah minum termasuk bagian dari hak asasi manusia? Ya. Laudato Si menyerukan
kepada dunia untuk memenuhi hak atas air minum terutama bagi mereka yang miskin karena itu
adalah bagian dari HAM. Sebab tanpa air yang sehat kita akan mati. Jika kita menghemat air maka
kita menunjang pelestarian ketersediaan air di bumi dan kita turut menyumbang bagi hidup sesama
yang membutuhkan air (#29-30).
17. Bagaimana Laudato Si memandang praktek transgender? Laudato Si tidak menerima praktek
transgender karena bertentangan dengan keaslian dan kemuliaan ekologi tubuh manusia. Sebaliknya
Laudato Si menganjurkan kita untuk menerima, merawat dan hormat pada tubuh manusia sebagai
perempuan atau laki-laki, dalam rangka kepenuhan hidup setiap pribadi dan dalam perjumpaan
dengan sesama sebagai makluk ciptaan Tuhan (#120).
18. Bagaimana pula sikap Laudato Si terhadap praktek aborsi? Laudato Si menolak praktek aborsi,
sekalipun terhadap embrio yang cacat. Bagaimana kita berjuang membela alam yang sakit,
memperbaiki lingkungan yang rusak sementara kita gagal menghormati kehidupan makluk yang
lemah dalam hidup embrio? Karena segala sesuatu di dunia ini adalah terhubung satu sama lain
maka segala usaha melindungi alam semesta juga harus tercermin dalam usaha melindungi
kehidupan setiap embrio. Ketika ada pribadi atau kelompok sosial kehilangan respek dan penerimaan
terhadap kehidupan baru maka mereka akan gagal juga untuk menghormati dan menerima hal-hal
yang berharga lain dalam masyatarakat dan alam semesta (#120).
19. Manakah dosa-dosa kita terhadap alam? Dosa kita terhadap alam dilukiskan dalam Laudato Si karena
kita telah membuat bumi sebagai rumah kita bersama menjadi sakit, kita membuat saudari bumi
menangis dan menjerit karena kekerasan yang kita lakukan terhadapnya, karena penggunaan yang
semena-mena terhadap barang-barang dunia (#2). Bumi kita menangis dan menjerit bersama orang-
orang miskin yang menuntut pertobatan ekologis dari kita manusia, karena telah merusak aneka
ragam hayati, yang semuanya telah merubah iklim bumi, mencemarkan air dan udara, merusak tanah
dan mengancam kehidupan (#8).
20. Untuk menunjang pertobatan ekologis, Laudato Si memberikan panduan pembaharuan sikap hidup
terhadap alam dan disertai dua doa pertobatan. Apa kekhususan dua doa itu? Doa Pertama adalah
doa untuk bumi. Doa ini dianjurkan untuk semua orang agar menyadari bahwa kita semua terjalin
secara mendalam dengan segala sesuatu, sehing kita bisa menjadi penolong orang miskin, pelindung
dan bukan perampok kekayaan bumi, menatap dengan penuh kekaguman akan keindahan alam
bukan dengan keserakahan. Dan doa yang kedua khusus untuk umat Kristen, agar dalam kesatuan
dengan Allah Tritunggal Mahakudus bertumbuhlah ikatan yang mendalam dengan semua yang ada,
agar bangkitlah pujian dan syukur atas semua makluk ciptaan Bapa.

Anda mungkin juga menyukai