Anda di halaman 1dari 60

Kata Pengantar

Tiga tahun terakhir ini, kita mengalami tantangan hidup luar biasa
yang mengganggu stabilitas hidup manusia dan lingkungannya.
Merebaknya Covid 19, berkobarnya peperangan, penindasan dan
pembunuhan di berbagai tempat, terjadinya aneka bencana alam
seperti gempa bumi, likuifaksi (tanah bergerak), erupsi gunung berapi,
perubahan iklim yang mengakibatkan hujan berkepanjangan, banjir
bandang, tanah longsor, siklon tropis seroja, kekeringan
berkepanjangan, kebakaran hutan dan berbagai kejadian lainnya telah
membawa dampak luar biasa dalam berbagai bidang kehidupan.
Berhadapan dengan situasi ini, butuh suatu tindakan nyata dari
berbagai elemen masyarakat dunia agar keberlangsungan dan
keberlanjutan hidup manusia dan lingkungan ekologisnya tetap
terpelihara dengan baik. Karena itu, Gereja Katolik Indonesia melalui
Komisi PSE KWI menggerakkan umat Katolik Indonesia untuk ikut
berpartisipasi dalam memelihara kehidupan yang telah dianugerahkan
Tuhan lewat gerakan Aksi Puasa Pembangunan 2022 dengan tema:
Memulihkan Kehidupan (Bumi Sehat – Manusia Sejahtera).
Gereja Katolik Keuskupan Agung Kupang menyambut baik
gerakan APP 2022 sebagai satu gerakan bersama demi menggapai
kesejahteraan hidup sekarang dan di masa depan. Oleh karena itu,
tema besar “Memulihkan Kehidupan” dengan ajakan utamanya “Bumi
Sehat – Manusia Sejahtera” akan digumuli bersama sepanjang masa
Prapaskah tahun 2022 dengan mengacu pada Ajakan Pastoral 2020-
2024 Keuskupan Agung Kupang pasca MUSPAS IV KAK tahun
2020. Pergumulan bersama dalam katekese APP 2022, akan
merenungkan 4 sub tema, yakni : 1) Menjaga Kebersihan Lingkungan,
2) Membangun Ketahanan Pangan dan Gizi, 3) Mewujudkan Ekologi
Berkelanjutan dan 4) Menggerakkan Solidaritas Hidup yang Dinamis.
Buku katekese sederhana ini merupakan panduan atau pegangan
bagi para imam, para katekis, para guru agama dan para pemandu
1
katekese. Setiap orang yang bertugas sebagai fasilitator katekese
diharapkan untuk lebih kreatif mengembangkan bahan katekese ini
sesuai kebutuhan dan keadaan setempat, agar katekese ini lebih hidup
dan dinamis. Semua peserta dapat terlibat aktif berbagi pengalaman
iman untuk menggerakkan pertumbuhan iman yang semakin hidup
dan berbuah limpah dalam perjalanan bersama kita di dunia ini.
Selamat berkatekese. Salve!

Kupang, 14 Februari 2022

Bahan Pendalaman Iman


Dewasa dan Orang Muda
2
PERTEMUAN I
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN

Tujuan
1. Agar umat menyadari dampak buruk dari perilaku membuang
sampah sembarangan dan penggunaan zat-zat kimia dalam
pertanian menyebabkan polusi dan pencemaran yang
mengakibatkan meningkatnya kematian dini.
2. Agar umat mampu mengembangkan tata kelola sampah dan daur
ulang organik demi mencegah polusi dan pencemaran lingkungan
(tanah, air dan udara).

Gagasan Dasar
 Bersih itu indah merupakan sebuah ungkapan yang
menggambarkan bahwa bersih selalu mengekspresikan keindahan.
Bersih mengungkapkan keindahan dalam sebuah lingkungan estetis
yang menarik hati dan memberi kenyamanan bagi siapa saja yang
berada di dalamnya. Karena itu, untuk menjaga keindahan suatu
lingkungan tempat tinggal, wilayah atau daerah pertama-tama
adalah dengan memelihara kebersihan tempat itu. Memelihara
kebersihan merupakan panggilan bagi setiap orang untuk ikut
mempertahankan keindahan alam yang dianugerahkan Tuhan.
 Salah satu poin yang menjadi pokok persoalan terutama di
lingkungan perkotaan dan juga dalam lingkungan pedesaan adalah
masalah tatakelola sampah dan limbah rumah tangga (Ajakan
Pastoral 2020-2024 KAK:12/poin3.2). Menjadi keluhan dan
keprihatinan kita bahwa masih ada banyak orang yang kurang
sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan dan kesadaran
membuang sampah pada tempatnya, bahkan ada juga warga yang
belum memiliki MCK yang standar (Berjalan Bersama Dengan
Semangat Injil: hal. 90-91). Paus Fransiskus dalam Laudato Si
3
membeberkan kenyataan-kenyataan yang menunjukkan kondisi
lingkungan kita yang tercemar oleh karena berbagai polusi akibat
asap pembakaran dalam rumah tangga, transportasi, industri, zat-
zat kimia dalam pertanian (lih. LS 20). Ada juga pencemaran
akibat pembuangan jutaan ton limbah yang tidak dapat diurai
secara biologis sehingga bumi, rumah kita terlihat seperti tempat
pembuangan sampah yang besar (lih. LS 21). Hal ini menurut Paus
Fransiskus berkaitan erat dengan budaya membuang yang
menyangkut baik orang yang dikucilkan maupun barang yang
cepat disingkirkan menjadi sampah (lih. LS 22).
 Kita semua tentu melihat dan menyaksikan kondisi lingkungan kita
yang tercemar dan kotor akibat pola perilaku kita yang kurang
bertanggungjawab dalam menjaga kebersihan lingkungan kita.
Sampah dibuang di sembarang tempat menjadi sarang nyamuk dan
bakteri atau virus yang menjadi bibit berbagai penyakit. Limbah
rumah tangga tidak dikelola dengan baik menjadi sumber polusi
dan pencemaran yang menimbulkan aroma yang tidak sedap.
Tanah, air dan udara tercemar dan penuh racun akibat pencemaran
dengan penggunaan bahan bakar minyak yang tinggi, penggunaan
zat-zat kimia dalam pertanian dan pembuangan berbagai jenis
limbah beracun dan bersifat radioaktif dalam proses produksi dan
konsumsi kita sehingga menyebabkan jutaan kematian dini.
 Sebagai bentuk tanggungjawab iman dalam memulihkan
kehidupan, menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan
merupakan salah satu poin yang patut direnungkan bersama dalam
lingkup KUB. Kita membangun kesadaran bersama dalam
menciptakan lingkungan hidup yang bersih dan sehat dengan
gerakan tata kelola sampah dan daur ulang organik. Agar dengan
demikian, lingkungan hidup kita menjadi bersih, indah dan bebas
polusi. Kita mendapatkan asupan udara yang sehat, bebas dari

4
berbagai virus dan bakteri pembawa penyakit. Lingkungan bersih
dan sehat, manusia juga sehat dan sejahtera.

Sumber Teks: Ul 23:12-14


Gambaran Sintesis Teks
o Kitab Ulangan merupakan salah satu dari kelima Kitab Taurat
Musa. Di dalamnya termuat pula banyak peraturan mengenai
kehidupan bangsa Israel. Salah satu peraturan adalah yang termuat
dalam teks ini, yaitu peraturan untuk menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, terkait buang hajat. Hal ini penting untuk sanitasi
kehidupan bersama sebagai bangsa Israel yang berada di padang
gurun. Tentu saja urusan buang hajat adalah bagian dari proses
biologis yang tak dapat ditampik. Namun Hukum Taurat mengatur
dengan teliti bagaimana Israel harus memperhatikan sanitasi
pribadi dan lingkungan demi kesejahteraan bersama.
o Peraturan ini menegaskan pentingnya pemeliharaan lingkungan
yang bersih dan sehat. Orang tidak boleh membuang kotoran
sembarangan. Walaupun penekanannya pada buang hajat, tetapi
implikasinya menyangkut pula semua kotoran atau sampah,
hendaknya tidak dibuang sembarangan yang berdampak pada
kesehatan bersama.
Pesan Teks
o Tuhan memperhatikan kebersihan dan kesehatan manusia.
Peraturan yang dibuat tidak saja menyangkut kebersihan religius
seperti tahir dan najis, melainkan pula kebersihan sosial dalam
lingkup hidup bersama. Adanya aturan seperti ini memberikan
jaminan bagi bangsa Israel untuk menjaga dan memelihara
kebersihan lingkungan hidup.
o Israel melalui peraturan ini dibentuk untuk memperhatikan sanitasi
pribadi dan lingkungan demi kesehatan dan kesejahteraan bersama.
Pemeliharaan sanitasi lingkungan dan pribadi merupakan bagian
tak terpisah dari hidup sosial. Pribadi yang bersih dan sadar
sanitasi akan memelihara pula kebersihan lingkungan.
5
Aplikasi Teks
o Setiap kelompok masyarakat manapun hendaknya memiliki
kesadaran sanitasi bersama agar berupaya selalu memelihara
kebersihan dan kesehatan bersama. Itu berarti upaya memelihara
kebersihan pribadi dan lingkungan merupakan bagian hakiki dari
kehidupan bersama. Budaya bersih wajib menjadi habitus dalam
kehidupan bersama.
o Setiap kelompok masyarakat dapat merumuskan bersama peraturan
pemeliharaan kebersihan yang disepakati demi perwujudan sanitasi
lingkungan yang tetap dan berkesinambungan. Peraturan itu adalah
sarana untuk membentuk budaya bersih.

Langkah-Langkah Pengembangan
RITUS PEMBUKA
Lagu Pembuka
Tanda Salib
Kata Pengantar
Saudara/saudari terkasih...
Kita berjumpa lagi dalam katekese APP 2022. Wabah covid 19 belum
sepenuhnya berlalu, bahkan kita diingatkan untuk terus waspada
terhadap lonjakan kasus covid 19 yang bisa saja terjadi lagi. Kita tetap
waspada dengan prokes ketat dan ikut vaksin agar tidak gampang
terserang penyakit. Selain itu, kita juga perlu menjaga kebersihan
lingkungan kita agar bebas dari polusi dan virus atau bakteri pembawa
penyakit. Gerakan APP tahun 2022 dengan tema Memulihkan
Kehidupan (Bumi Sehat – Manusia Sejahtera) akan kita dalami
bersama dalam 4 sub tema, yakni: 1) Menjaga Kebersihan
Lingkungan, 2) Membangun Ketahanan Pangan dan Gizi, 3)
Mewujudkan Ekologi Berkelanjutan dan 4) Menggerakkan Solidaritas
Hidup yang Dinamis. Dalam proses katekese ini, kita membangun
kesadaran Bersama untuk memulihkan Kembali kehidupan kita yang
sedang terpuruk akibat pandemic covid 19 dan aneka bencana lainnya
demi kesejahteraan semua orang. Mari kita siapkan diri untuk
mendalami sub tema pertama, Menjaga Kebersihan Lingkungan.
Doa Pembuka
Marilah kita berdoa:
6
Allah Bapa yang Mahakuasa, kami bersyukur atas penyertaanMu bagi
kami semua sehingga dapat berkumpil lagi dalam keadaan sehat dan
bahagia. Kami akan memulai kegiatan katekese bersama dengan
menggumuli sub tema Menjaga Kebersihan Lingkungan. Kami
mohonkan bimbingan Roh KudusMu dalam proses katekese ini,
semoga kami dapat melihat berbagai persoalan terkait pencemaran
dan polusi lingkungan sehingga kami semua dapat membangun
gerakan bersama untuk menjaga kebersihan lingkungan hidup kami.
Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

PENDALAMAN IMAN
Kenyataan Hidup
Salah satu persoalan mendesak dewasa ini adalah masalah sampah,
limbah rumah tangga, limbah rumah sakit dan limbah kimiawi dari
proses pengembangan pertanian kita. Sampah dibuang di sembarang
tempat, limbah-limbah tidak diatur baik, penggunaan produk-produk
kimia secara berlebihan menimbulkan pencemaran dan polusi
terhadap lingkungan kita (tanah, air dan udara) yang membawa
dampak buruk bagi kesehatan kita bahkan menimbulkan kematian
dini.
a. Sejauh pengamatan anda. Apa yang terjadi dengan lingkungan kita
saat ini?
b. Sejauhmana kesadaran kita dalam membuang sampah dan
pengelolaan limbah?
c. Apa saja dampak jangka panjang yang ditimbulkan dari kebiasaan
membuang sampah dan limbah rumah tangga (limbah kimiawi)
secara sembarangan terhadap lingkungan kita dan kesehatan kita?
d. Apa yang harus kita buat untuk memelihara kebersihan lingkungan
kita?

Pengalaman Kitab Suci


Fasilitator mengajak peserta untuk membaca perikop Ul 23:12-14.
Ketahiran Perkemahan
Di luar perkemahan itu haruslah ada bagimu suatu tempat ke mana engkau pergi
12

untuk kada hajat. 13Di antara perlengkapanmu haruslah ada padamu sekop kecil dan
apabila engkau jongkok kada hajat, haruslah engkau menggali lobang dengan itu
dan menimbuni kotoranmu. 14Sebab Tuhan, Allahmu, berjalan dari tengah-tengah

7
perkemahanmu untuk melepaskan engkau dan menyerahkan musuhmu kepadamu;
sebab itu haruslah perkemahanmu itu kudus, supaya jangan Ia melihat sesuatu yang
tidak senonoh di antaramu, lalu berbalik dari padamu.
a. Apa yang dibicarakan dalam perikop ini?
b. Apa pesan yang dapat kita tarik dari perikop ini?
c. Apa yang harus kita lakukan untuk memelihara kekudusan
lingkungan kita?

Rangkuman
Fasilitator merangkum dan menyimpulkan pokok-pokok sharing.

Doa Umat
Doa umat dibawakan secara spontan oleh peserta yang hadir.

RITUS PENUTUP
Rencana Aksi Nyata
Fasilitator mengajak peserta untuk membicarakan bersama aksi nyata
yang akan dilakukan bersama sesudah proses katekese.
a. Apa yang akan dibuat?
b. Kapan dilaksanakan?
c. Sasarannya siapa dan dimana?

Penguman
Doa Penutup
Marilah kita berdoa:
Allah Bapa yang Mahapengasih, kami telah melewati proses katekese
ini daalm penyelenggaraanMu. Kami bersyukur atas rahmatMu bagi
kami sekalian. Kami mohon, baharuilah hati kami agar kami mampu
merubah sikap dan perilaku kami dengan semangat baru untuk
menjaga kebersihan lingkungan kami dari aneka sampah dan limbah
yang mencemari lingkungan hidup kami. Semoga lingkungan kami
akan semakin bersih dan kami semakin sehat. Demi Kristus, Tuhan
kami. Amin.

Tanda Salib
Lagu Penutup
PERTEMUAN II

8
MEMBANGUN KETAHANAN PANGAN DAN GIZI

Tujuan
1. Agar umat menyadari masalah pangan dan gizi sebagai masalah
serius yang dapat menyebabkan kematian manusia.
2. Agara umat dapat mengusahakan dan mengonsumsi pangan
organik yang sehat dan bergizi dalam semangat cintakasih dan
keadilan.

Gagasan Dasar
 Kita tahu bahwa pandemi COVID 19 berdampak dalam semua sisi
kehidupan termasuk kerawanan pangan, kelaparan dan kekurangan
gizi. Dalam kondisi pandemi, bagi kita yang lebih penting adalah
bagaimana menyediakan pangan yang mencukupi bagi semua
orang, baik secara kuantitatif maupun mutu yang menjamin
kesehatan seluruh masyarakat dan membangun ketahanan pangan
dan gizi untuk jangka panjang. Masih terjadinya kerawanan
pangan, kelaparan dan kekurangan gizi menunjukkan bahwa
ketahanan pangan dan gizi merupakan persoalan dan tantangan
untuk diatasi bersama.
 Pada awal krisis, diperkirakan 2 juta anak balita di Indonesia
mengalami wasting (gizi kurang), 7 juta anak stunting (kerdil) dan
2 juta lainnya kelebihan berat badan, sementara 2.6 juta ibu hamil
menderita anemia (kekuarangan sel darah merah yang sehat).
Situasi saat ini memperburuk kesulitan yang dihadapi banyak
keluarga untuk mengakses pangan sehat yang terjangkau
(Pernyataan Bersama tentang Ketahanan Pangan dan Gizi dalam
Konteks Pandemi COVID-19 di Indonesia1 14 Mei 2020, dalam
w.w.w.unicef.org). Kenyataan hidup yang juga mengemuka dalam
MUSPAS IV KAK 2020, ketika Gubernur NTT membuka
wawasan bersama menyoal masalah kemiskinan dan stunting di
NTT yang menurutnya mencapai persentase angka 42 %, urutan

9
ketiga tertinggi setelah Papua dan Papua Barat. (lih. Berjalan
Bersama Dengan Semangat Injil: hal. 61, Ajakan Pastoral 2020-
2024 KAK: hal. 4/poin 4).
 Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), “Ketahanan
pangan dan gizi terjadi ketika semua dan setiap orang memiliki
akses fisik, sosial dan ekonomi terhadap pangan, yang aman dan
dikonsumsi dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan pangan dan preferensi pangan mereka, serta
didukung oleh lingkungan sanitasi yang memadai, layanan dan
perawatan kesehatan, dan memungkinkan untuk hidup sehat dan
aktif (FAO & UNSCN, 2012). Singkatnya, dengan adanya
ketahanan pangan dan gizi yang cukup maka setiap individu dan
masyarakat dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara
berkelanjutan.
 Sebagai bentuk partisipasi dan perutusan bersama dalam
memulihkan kehidupan, Gereja mendorong kita untuk berani
melibatkan diri dalam upaya bersama membuka cakrawala baru
guna menghadapi perubahan iklim dan pemanasan bumi kita, yang
sangat mempengaruhi pengadaan dan ketahanan pangan (Mgr.
Petrus Turang dalam Pesan Natal 2021). Paus Fransiskus mengajak
Gereja dan Masyarakat luas untuk membangun ketahanan pangan
dan gizi dalam perspektif iman, nilai dan moral. Pertama,
menempatkan martabat pribadi manusia dan kesejahteraan umum
(menjamin makanan yang cukup bagi semua) sebagai yang utama.
Kedua, membangun solidaritas dan kepedulian kepada yang miskin
dan rentan. Ketiga, melestarikan dan menjaga alam semesta
(lingkungan hidup) dalam pembangunan manusia seutuhnya (bdk.
Sambutan Paus Fransiskus dalam Pertemuan puncak “Food System
Summit” 2021).
 Kesejahteraan bersama adalah tujuan yang ingin dicapai manusia
sebagai makhluk sosial. “Allah menghendaki, supaya bumi beserta
10
segala isinya digunakan oleh semua orang dan sekalian bangsa,
sehingga benda-benda yang tercipta dengan cara yang wajar harus
mencapai semua orang, berpedoman pada keadilan, dan diiringi
dengan cinta kasih” (GS 34; 26). Kesehatan dan pangan merupakan
unsur dari kesejahteraan umum tersebut. Pengentasan kemiskinan,
kelaparan dan kekurangan gizi merupakan salah satu indikator
perwujudan kesejahteraan umum. Karena kemiskinan, kelaparan,
kekurang gizi tidak sesuai dengan keluhuran martabat manusia dan
tidak sejalan dengan maksud Allah menciptakan manusia dan
menganugerahkan alam untuk menopang kehidupannya. Kesadaran
bahwa pangan adalah anugerah sejak awal mendorong manusia
untuk bersyukur dan memuliakan Allah atas nama seluruh bumi
(Mzm 66:1-4; 96; 104).

Sumber Teks: Kej 41:25-36


Gambaran sintesis Teks
o Teks ini merupakan bagian dari kisah mengenai mimpi Firaun
yang ditafsirkan oleh Yusuf. Yusuf yang penuh dengan hikmat
ilahi dapat menafsirkan mimpi Firaun bahwa akan terjadi tujuh
tahun berkelimpahan makanan, dan tujuh tahun kelaparan. Untuk
itu diperlukan seseorang yang mampu mengantisipasi keadaan,
sehingga saat terjadi kelaparan, tetap ada makanan yang cukup.
Firaun lalu mengangkat Yusuf sebagai orang kedua di Mesir untuk
memerintah dan mengelola semua potensi pertanian untuk
mengantisipasi kelaparan.
o Yusuf mengatur strategi menjaga ketahanan pangan dengan hikmat
yang diberikan oleh Tuhan. Selama tujuh tahun berkelimpahan, ia
mengatur kelimpahan itu dengan bijaksana sebagai antisipasi
keadaan lapar tujuh tahun berikutnya. Gandum yang dikelola
Yusuf kemudian akan menjadi sumber pangan bagi masyarakat
dalam keadaan musim kelaparan. Dengan demikian, tersedia
pangan yang cukup selama musim kelaparan.

11
Pesan Teks
o Tuhan menganugerahkan hikmat dan kemampuan bagi manusia
untuk mengelola potensi sumber daya alam maupun sumber daya
manusia. Manusia patut memberdayakan anugerah Tuhan itu untuk
kesejahteraan hidupnya. Dengan mengikuti hikmat ilahi untuk
kebaikan manusia, maka Tuhan akan memberkati setiap upaya
manusiawi dengan kesejahteraan yang terjamin.
o Manusia dapat memberdayakan semua kemampuannya untuk
mengelola aneka potensi kehidupan dalam rangka menjamin
ketahanan dan kesinambungan hidup manusia. Metode Yusuf dapat
dijadikan inspirasi untuk mengelola potensi dengan bijaksana agar
ketahanan pangan selalu terjamin demi kelangsungan hidup
manusia.
Aplikasi Teks
o Ketahanan pangan merupakan hal penting karena menyangkut
kelangsungan hidup manusia. Perhatian pada upaya ketahanan
pangan dapat dilaksanakan secara bijaksana dengan memanfaatkan
semua potensi manusiawi dan sumber daya alam. Sebagai orang
beriman, upaya-upaya manusiawi untuk ketahanan pangan
hendaknya dialaskan pada hikmat ilahi.
o Perlu dibangun komunikasi dan kerjasama sinergis antara semua
pihak terkait dalam ikhtiar bersama membangun ketahanan pangan
dan gizi masyarakat. Semua komponen masyarakat dengan semua
kemampuan yang dimiliki dapat mengembangkan pola-pola
pemberdayaan potensi pangan dengan inspirasi metode Yusuf.
Kerjasama berjejaring dengan sharing pengalaman dan
pengetahuan dalam ketahanan pangan menjadi kebutuhan bersama
untuk menjamin selalu ketersediaan pangan yang cukup bagi
masyarakat dalam hidup bersama.

Langkah-Langkah Pengembangan
RITUS PEMBUKA
Lagu Pembuka
Tanda Salib
Kata Pengantar
12
Saudara/saudari terkasih...
Kita bertemu lagi dalam kegiatan katekese minggu kedua. Kali ini kita
akan mendalami sub tema, Membangun Ketahanan Pangan dan Gizi.
Pangan dan gizi sangat penting dlam hidup kita. Tanpa asupan pangan
dan gizi yang baik, tubuh kita pasti kurang sehat dan dapat membawa
kematian. Karena itu, kita bersama-sama coba melihat berbagai
kenyataan hidup kita dalam terang Sabda Allah, sehingga kita dpat
membangun hidup yang sehat dan berkelanjutan dengan dukungan
pangan yang sehat dan bergizi untuk tubuh kita. Mari kita siapkan hati
kita untuk memulai proses katekese kali ini.

Doa Pembuka
Marilah kita berdoa:
Allah bapa yang Mahabaik, kami berhimpun untuk berkatekese
bersama. Kami mohon bimbinganMu dalam kegiatan katekese kami
ini agar kami mampu melihat dengan cermat berbagai persoalan
pangan dan gizi dalam perjalanan hidup kami. Semoga kami dapat
membangun tatakelola pangan dan gizi yang baik dalam mendukung
keberlanjutan hidup kami yang sehat dan sejahtera. Demi Kristus,
Tuhan kami. Amin.

PENDALAMAN IMAN
Kenyataan Hidup
Kita menemukan kenyataan sekitar 2 juta anak balita di Indonesia
mengalami wasting (gizi kurang), 7 juta anak stunting (kerdil) dan 2
juta lainnya kelebihan berat badan, sementara 2.6 juta ibu hamil
menderita anemia (kekuarangan sel darah merah yang sehat). Di NTT
sendiri penderita stunting dan wasting juga masih tinggi, belum lagi
aneka penyakit mematikan yang timbul akibat pola makan yang tidak
teratur dan tidak terukur.
a. Apakah masih ada masalah pangan dan gizi dalam lingkungan
kita? Bagaimana sikap kita?
b. Apa saja dampak dari pola konsumsi kita dengan gizi yang tidak
seimbang?
c. Apa yang dapat kita lakukan demi meningkatkan ketahanan pangan
dan gizi keluarga?
13
Pengalaman Kitab Suci
Fasilitator mengajak peserta untuk membaca perikop Kej 41:25-36.
Mimpi Firaun
25
Lalu kata Yusuf kepada Firaun: “kedua mimpi tuanku Firaun itu sama. Allah telah
memberitahukan kepda tuanku Firaun apa yang hendak dilakukan-Nya. 25ketujuh
ekor lembu yang baik itu ialah tujuh tahun, dan ketujuh bulir gandum yang baik itu
ialah tujuh tahun juga; kedua mimpi itu sama. 27Ketujuh ekor lembu yang kurus dan
buruk, yang keluar kemudian, maksudnya tujuh tahun, demikian juga ketujuh bulir
gandum yang hampa dan layu oleh angina timur itu; maksudnya aka nada tujuh
tahun kelaparan. 28Inilah maksud perkataanku, ketika aku berkata kepada tuanku
Firaun: Allah telah memperlihatkan kepada tuanku Firaun apa yang hendak
dilakukan-Nya. 29ketahuilah tuanku, akan datang tujuh tahun kelimpahan di seluruh
tanah Mesir. 30Kemudian akan timbul tujuh tahun kelaparan; maka akan dilupakan
segala kelimpahan itu di tanah Mesir, karena kelaparan itu menguruskeringkan
negeri ini. 31Sesudah itu akan tidak kelihatan lagi bekas-bekas kelimpahan di negeri
ini karena kelaparan itu, sebab sangat hebatnya kelaparan itu. 32Sampai dua kali
mimpi itu diulangi bagi tuanku Firaun berarti: hal itu telah ditetapkan oleh Allah
dan Allah akan segera melakukannya. 33Oleh sebab itu, baiklah tuanku Firaun
mencari seseorang yang berakal budi dan bijaksana, dan mengangkatnya menjadi
kuasa atas tanah Mesir. 34Baiklah tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan
penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut
seperlima dari hasil tanah Mesir. 35mereka harus mengumpulkan segala bahan
makanan dalam tahun-tahun baik yang akan datang ini dan, di bawah kuasa tuanku
Firaun, menimbun gandum di kota-kota sebagai bahan makanan, serta
menyimpannya. 36Demikianlah segala bahan makanan itu menjadi persediaan untuk
negeri ini dalam ketujuh tahun kelaparan yang akan terjadi di tanah Mesir, supaya
negeri ini jangan binasa karena kelaparan itu.”

a. Apa yang ceritakan dalam perikop kejadian tadi?


b. Apa sikap dan tindakan Firaun setelah mendengar penjelasan
Yusuf?
c. Apa pesan teks ini untuk kita?
d. Bagaimana sikap kita untuk ikut mendukung ketahanan pangan dan
gizi?
Rangkuman
Fasilitator merangkum dan menyimpulkan pokok-pokok sharing.
Doa Umat
Doa umat dibawakan secara spontan oleh peserta yang hadir.

14
RITUS PENUTUP
Rencana Aksi Nyata
Fasilitator mengajak peserta untuk membicarakan bersama aksi nyata
yang akan dilakukan bersama sesudah proses katekese.
a. Apa yang akan dibuat?
b. Kapan dilaksanakan?
c. Sasarannya siapa dan dimana?

Penguman

Doa Penutup
Marilah berdoa:
Ya Bapa yang Mahakuasa, pencipta alam semesta. Kami bersyukur
atas anugerah pangan yang beranekaragam dalam hidup kami. Engkau
terus memelihara kami dengan makan dan minuman yang selalu
tersedia. Kami mohon, bantulah kami agar kami mampu membangun
tatakelola pangan dan gizi demi menunjang kehidupan kami yang
sehat dan sejahtera. Semoga kami tidak serakah, tetapi selalu rela
berbagi pangan dengan semua orang terutama mereka yang
berkekurangan. Doa ini kami sampaikan kepadaMu lewat perantaraan
Kristus, Tuhan kami. Amin.

Tanda Salib
Lagu Penutup

PERTEMUAN III
15
MEWUJUDKAN EKOLOGI BERKELANJUTAN

Tujuan:
1. Agar umat menyadari bahwa kerusakan lingkungan saat ini
merupakan masalah serius dan mendesak akibat perilaku dan
aktivitas manusia yang serakah dan kurang bertanggungjawab.
2. Agar umat membangun gerakan pemulihan ekologi berkelanjutan
mulai dari lingkungan keluarga.

Gagasan Dasar
 Masalah ekologis menjadi keprihatinan bersama kita yang
mengemuka dalam MUPAS IV KAK 2020 (lih. Ajakan Pastoral
2020-2024 KAK: hal.12/poin 3.3). Adapun masalah hidup atau
mati bagi kita dewasa ini adalah krisis lingkungan hidup. Jadi
masalah yang lebih mendesak adalah kerusakan lingkungan hidup
yang memprihatinkan. Yang secara mutlak harus dibatasi adalah
tekanan semakin besar pada sistem-sistem ekologis karena efek-
efek negatif dari kegiatan manusia (Berjalan Bersama dengan
semangat injil: hal.39). Aktivitas manusia yang berlebihan dalam
mengeksploitasi alam memberikan beban dan tekanan pada alam
yang belum pernah terjadi sebelumnya. Akibatnya adalah
kerusakan alam yang parah. Suatu kenyataan yang kian
memprihatinkan ketika manusia tidak lagi melihat dirinya sebagai
bagian dari alam. Manusia menempatkan diri sebagai pusat
segalanya dan lingkungan alam dianggap hanya sebagai sarana
untuk memenuhi kebutuhan manusia.
 Paus Fransiskus mengingatkan bahwa persoalan lingkungan hidup
sudah sedemikian mendesak untuk ditanggapi secara nyata dalam
sikap dan tindakan. Kitapun tak menyangkal bahwa persoalan
lingkungan hidup sudah sedemikian serius dan tidak cukup hanya
ditanggapi dengan pelbagai wacana sesuci apapun. Seruan yang
menegaskan kemendesakan dari soal lingkungan hidup tertuang
16
dalam ensiklik Laudato Si di mana beliau mengingatkan: “Saudari
ini (baca bumi) sekarang menjerit karena pelbagai kerusakan yang
telah kita timpakan padanya” (LS 2). Akar penyebab dari
kerusakan bumi rumah kita bersama yang sudah parah adalah
berasal dari akar hidup manusia itu sendiri yang sudah “rusak”
karena dosa.
 Melaui APP 2022, kita mesti memperluas cakupan kepedulian kita
pada bumi – rumah kita bersama, bahwa semua bentuk kehidupan
saling terkait satu sama lain (Evanggelii Gaudium/EG 137-138).
Menodai bumi merupakan dosa berat yang merusak dan menodai
kita serta membuat kita sakit (lih. Laudato Si/LS 8; 66). Oleh
karena itu, kita membutuhkan pertobatan terus-menerus untuk
mengubah budaya “membuang atau menyingkirkan” (LS 16,
22,43) menjadi budaya yang otentik dan bertanggung jawab,
dengan etika yang sehat, budaya dan spiritualitas yang benar-benar
mampu menetapkan batasan dan mengajarkan pengendalian diri
dengan berpikir jernih (LS 105). Jika kita ingin membawa
perubahan yang mendalam, kita perlu menyadari bahwa pola pikir
tertentu benar-benar mempengaruhi perilaku kita (LS 215). Ajaran
spiritualitas yang mendalam dalam LS adalah pertobatan ekologis
di mana efek dari perjumpaan kita dengan Yesus menjadi jelas
dalam hubungan kita dengan dunia di sekitar kita (LS 217).
Prosesnya memerlukan “perubahan besar dalam gaya hidup, model
produksi dan konsumsi, dan struktur kekuasaan yang mapan yang
saat ini mengatur masyarakat.”
 Penangkal terbaik menghadapi penyalahgunaan rumah bersama
kita ini adalah membangun kesadaran ekologi berkelanjutan.
Ekologi berkelanjutan merupakan pendekatan yang didasarkan
pada kesadaran bahwa bumi dan segala isinya adalah pemberian
Pencipta untuk semua manusia lintas generasi. Karena itu, keadilan
antargenerasi adalah kunci bagi keberlanjutan dan ekologi

17
berkelanjutan. Memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini tidak
boleh mengabaikan kebutuhan masyarakat pada generasi
mendatang (lih. Leaflet APP 2020).

Sumber Teks: Yeh 47:6-12


Gambaran Sintesis Teks
o Teks ini merupakan bagian dari penglihatan Yehezkiel mengenai
zaman baru, dengan Bait Allah yang baru. Dalam penglihatan itu
Tuhan membawa Yehezkiel untuk melihat Bait Allah, yang
menjadi pusat kehidupan Israel. Salah satu bagian menggambarkan
peran Bait Allah sebagai sumber rahmat yang mengalir dan
menghidupkan Israel dan segala bangsa. Teks Yeh 47:6-12
merupakan bagian yang berbicara tentang hal itu. Sebuah sungai
mengalir dari Bait Allah dan kemanapun sungai itu mengalir, ada
kehidupan di dalamnya maupun di kedua sisinya. Sungai itu penuh
dengan ikan-ikan, sedangkan di kedua tepiannya penuh dengan
pepohonan.
o Penglihatan Yehezkiel ini adalah gambaran simbolik mengenai
zaman Mesianis yang akan datang. Pada zaman baru itu, rahmat
Tuhan mengalir dalam kehidupan manusia dan membawa
perubahan. Penggunaan metafora sungai, air yang mengalir,
kehidupan di dalam air, pepohonan di tepi sungai, adalah gambaran
kehidupan baru yang diberikan oleh Tuhan kepada Israel.
Gambaran ini sangat mengena pada kerinduan bangsa Israel yang
memiliki kondisi geografis kering, curah hujan rendah, kurangnya
pepohonan dan cuaca panas. Lingkungan alam Israel pada
kenyataannya memang berbeda dengan apa yang digambarkan
dalam penglihatan Yehezkiel. Namun penglihatan itu menjadi titik
harapan Israel untuk memasuki zaman baru, zaman Mesianis yang
penuh dengan aliran rahmat Tuhan yang mengubah kehidupan
Israel.

Pesan Teks
18
o Tuhan tetap menyalurkan rahmat bagi manusia untuk kehidupan
dan kesejahteraan manusia. Namun Tuhan juga menghendaki
manusia untuk berupaya dalam kerjasama dengan Tuhan sumber
rahmat, agar menghadirkan kesejahteraan itu sesuai harapan
manusia dan kemurahan kasih Tuhan. Gambaran ideal kondisi
alam dalam penglihatan Yehezkiel menginspirasi manusia untuk
mengupayakan terwujudnya sebuah lingkungan kehidupan yang
sejahtera. Bait Allah yang menjadi sumber air bagi sungai yang
mengalir ke tanah gersang adalah simbol Tuhan sendiri yang
menjadi sumber rahmat bagi manusia. Di manapun upaya manusia
yang mengandalkan Tuhan sebagai sumber rahmat, di situ tercipta
lingkungan kehidupan yang baik dan ada kesejahteraan yang
muncul.
o Gambaran alam yang indah, segar, hijau, lestari dan tetap memberi
kehidupan kepada manusia dalam teks menunjukkan bahwa
lingkungan alam yang lestari merupakan tempat hidup manusia
yang sejahtera. Gambaran ideal ini memacu manusia untuk
berjuang melestarikan alam lingkungan hidupnya agar tetap asri,
indah, segar, hijau, subur. Di satu sisi lingkungan hidup yang baik
itu merupakan anugerah Tuhan, dan lain sisi merupakan hasil
ikhtiar manusia yang berupaya melestarikan alam sesuai kehendak
Tuhan. Perpaduan serasi antara rahmat Tuhan dan upaya manusia
dalam kerangka ekologi menghasilkan lingkungan hidup yang
nyaman dan lestari.
Aplikasi Teks
o Manusia yang hidup dalam kondisi kerusakan alam masa kini
hendaknya berupaya secara sinergis dalam perspektif ekoteologi
untuk menata dan memelihara lingkungan hidup berkelanjutan
demi masa depan generasi berikut. Memelihara alam dengan
bijaksana sesungguhnya memelihara kehidupan manusia itu
sendiri.
o Manusia masa kini berupaya menyelaraskan pemanfaatan sumber
daya alam dengan kehendak Tuhan agar terjadi keseimbangan.
Menyingkirkan Tuhan dalam ekploitasi alam sama dengan
19
menghancurkan kehidupan manusia itu sendiri. Prinsip ekoteologi
kiranya menjadi wawasan hidup sehingga ekologi berkelanjutan
dapat diwujudkan secara tepat. Dengan demikian, lingkungan
hidup manusia tetap terpelihara selaras kehendak Tuhan.

Langkah-Langkah Pengembangan
RITUS PEMBUKA
Lagu Pembuka
Tanda Salib
Kata Pengantar
Saudara/saudari terkasih...
Pertemuan ketiga kali ini, kita akan mendalami sub tema Mewujudkan
Ekologi Berkelanjutan. Masalah ekologi terutama kerusakan
lingkungan sudah sangat memrihatinkan. Minggu pertama kita sudah
berbicara sedikit soal kebersihan lingkungan. Minggu ini kita akan
lebih focus pada aktivitas ekonomi manusia yang berdampak pada
kerusakan lingkungan dan keanekaragaman hayati. Kita dalami
bersama masalah ini dalam terang Sabda Tuhan untuk melihat
peluang-peluang tatakelola yang ramah dan berkelanjutan. Untuk kita,
mari kita siapkan hati dan batin kita mengikuti proses katekese ini
demi menemukan nilai-nilai iman yang mencerahi kita dalam
pengelolaan ekologi yang berkeadilan.

Doa Pembuka
Marilah berdoa:
Ya Allah Pencipta alam semesta, kami menghaturkan syukur
berlimpah atas rahmat dan berkatmu bagi kami sehinggan kami dapat
berkumpul kembali pada kesemapatan ini dalam keadaan sehat dan
sejahtera. Kami mohon bimbinganMu dalam proses katekese kami ini,
agar pendalaman iman yang kami lalui bersama ini membantu kami
untuk semakin menyadari kenyataan kerusakan lingkungan yang
terjadi akibat perilaku kami yang tidak terkendali dalam
mengeksploitasi sumber-sumber daya alam yang ada. Bantulah kami
dengan rahmatMu, agar kami menemukan pendekatan-pendekatan
baru dalam pengelolaan sumber-sumber alam bagi kesejahteraan hiup
kami sekarang dan dimasa depan. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.

20
Kenyataan Hidup
Kita berhadapan dengan persoalan kerusakan lingkungan hidup yang
semakin parah akibat aktivitas ekonomi dengan mengeksploitasi
kekayaan alam secara serakah dan tidak bertanggungjawab. Kita
menemukan kerusakan hutan karena pembabatan liar tanpa upaya
reboisasi, kebakaran hutan, tanah longsor, banjir bandang, perubahan
iklim yang semakin memprihatinkan. Kita tidak menunjukkan
perilaku bersahabat dengan alam lagi, karena kita lebih
mengutamakan keuntungan ekonomis semata. Akibatnya, lingkungan
ekologi kita jadi rusak dan tidak aman lagi bagi kita saat ini, apa lagi
untuk kepentingan hidup generasi yang akan datang.
a. Apa saja bentuk kerusakan lingkungan yang kita temukan di
sekitar lingkungan kita?
b. Apa saja dampak yang terjadi akibat kerusakan ekologis yang
sangat terasa saat ini?
c. Apa yang harus kita lakukan untuk memulihkan dan melestarikan
lingkungan ekologis kita?

Pengalaman Kitab Suci


Fasilitator mengajak peserta membaca perikop Yeh 47:6-12.
Sungai Yang Keluar Dari Bait Suci
6
Lalu ia berkata kepadaku: “Sudahkah engkau lihat hai anak manusia?” Kemudian
ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai. 7Dalam Perjalanan pulang,
sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon, di sebelah sini dan di
sebelah sana. 8Ia berkata kepadaku: “Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan
menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di laut Asin, air yang mengandung
banyak garam dan air itu menjadi tawar, 9sehingga kemana saja sungai itu mengalir,
segala makhluk hidup yang berkeriapandi sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi
sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan
ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup. 10Maka penangkap-
penangkap ikan penuh sepanjang tepinya mulai dari En-Gedi sampai En-Eglaim;
daerah itu menjadi penjemuran pukat dan di sungai itu ada berjenis-jenis ikan,
seperti ikan-ikan di laut besar, sangat banyak. 11Tetapi rawa-rawa dan paya-payanya
tidak menjadi tawar, itu menjadi tempat engambil garam. 12Pada kedua tepi sungai
itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunya tidak layu dan
buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-
pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi akanan dan daunya
menjadi obat.”
a. Apa saja yang diceritakan dalam perikop Yeh 47:6-12?
21
b. Apa yang terjadi ketika air yang bersumber dari Bait Suci itu
mengalir?
c. Bagaimana sikap dan perilaku yang tepat menurut pesan Yeheskiel
dalam mewujudkan lingkungan ekologi yang berkelanjutan?

Rangkuman
Fasilitator merangkum dan menyimpulkan pokok-pokok sharing.

Doa Umat
Doa umat dibawakan secara spontan oleh peserta yang hadir.

RITUS PENUTUP
Rencana Aksi Nyata
Fasilitator mengajak peserta untuk membicarakan bersama aksi nyata
yang akan dilakukan bersama sesudah proses katekese.
a. Apa yang akan dibuat?
b. Kapan dilaksanakan?
c. Sasarannya siapa dan dimana?

Pengumuman
Doa Penutup
Marilah berdoa:
Ya Bapa Pencipta langit dan bumi. Kami bersyukur kepadaMu atas
anugerah kehidupan dan aneka sumber daya yang menjamin
kelangsungan hidup kami di bumi. Kami sadar, kami terlalu serakah
dalam mengelola sumber-sumber daya hayati dalam lingkungan kami
sehingga menimbulkan kerusakan yang semakin parah tanpa peduli
pada daya dukung untuk kehidupan generasi manusia di masa
mendatang. Kami mohon, tobatkanlah hati kami untuk lebih solider
dan bersikap adil dalam mengelola kekayaan alam ini sehingga dapat
dinikmati oleh semua lapisan masyarakat saat ini dan di masa
mendatang. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.

Tanda Salib
Lagu Penutup
PERTEMUAN IV
MENGGERAKKAN SOLIDARITAS HIDUP YANG DINAMIS
22
Tujuan:
1. Agar umat menyadari efek negatif dari kemajuan teknologi yang
tidak terkendali saat ini telah mengaburkan tujuan hidup manusia
sebagai makhluk sosial.
2. Agar umat membangun kembali keselarasan hidup dalam
hubungan sosial yang rukun bersaudara dan dinamis.

Gagasan Dasar
 Kehidupan manusia dewasa ini semakin bercorak individualistik.
Kemajuan teknologi khususnya tekologi komunikasi membawa
manusia ke dalam lingkaran kesendirian dan tenggelam dalam
dunia digital yang menawarkan kenyamanan diri tanpa terganggu
oleh kehadiran orang lain. Situasi ini diperparah lagi oleh pandemi
COVID 19 yang membatasi ruang perjumpaan manusia dalam
lingkup virtual tanpa interaksi personal yang mendalam. Kenyataan
ini menuntut persekutuan gerejani kita perlu mempertajam
gerakan-gerakan yang mengutamakan kebersamaan bersaudara,
agar persaingan yang tidak sehat semakin terbuka kepada bentuk-
bentuk kerjasama yang memungkinkan semua orang untuk
melibatkan diri demi kebaikan bersama. Dalam hal ini, persekutuan
gerejani kita pantas mengembangkan hati nurani yang terbuka,
khususnya untuk mereka yang berkekurangan dalam hidup dan
penghidupan (Berjalan Bersama Dengan Semangat Injil : hal. 9-
10).
 Gerak perubahan yang begitu cepat dalam lingkungan hidup
manusia, menuntut suatu bentuk adaptasi kehidupan untuk
menyokong pertumbuhan sosial antar manusia agar tetap terhubung
satu sama lain secara benar. Harapan semua orang adalah mampu
hidup beradaptasi dengan kondisi sekarang ini yang kita sebut
normalitas baru. Normalitas baru adalah proses manusia harus
secara sabar belajar dan terus beradabtasi untuk mengembangkan
23
respon yang tepat dalam menghadapi tuntutan perubahan yang
terjadi. Normalitas baru berkaitan dengan skala waktu di mana
manusia akan berupaya mengembangkan perilaku yang sesuai
untuk membuat kehidupan menjadi lebih baik dalam jangka
panjang.
 Dalam hidup normalitas baru terbangun semangat solidaritas.
Pandemi telah mengingatkan kita bahwa tidak ada yang
diselamatkan sendirian. Pandemi juga mengingatkan kita akan apa
yang biasa kita sebut “solidaritas”. Solidaritas lebih dari tindakan
kedermawanan yakni panggilan untuk merangkul kenyataan bahwa
kita terikat oleh ikatan timbal balik. Di atas fondasi ini kita dapat
membangun masa depan manusia yang lebih baik dan berbeda dari
sebelumnya. Bagi Paus Fransiskus, Inkarnasi dan solidaritas
merupakan dua hal yang tidak terpisahkan satu sama lain. Inkarnasi
Putra (Sabda yang menjadi daging) ke tengah dunia manusia
menegaskan bahwa Allah beserta kita (God-with us), Allah
mencintai kita, Allah berjalan bersama kita, Allah bersolider
dengan umat manusia dengan masuk dalam sejarah manusia. Yesus
tidak memisahkan diri dengan manusia, melainkan memandang
manusia sebagai saudara-saudari. Dalam hal ini, identifikasi diri
Yesus dengan mereka yang miskin dan terpinggirkan bagi Paus
Fransiskus menjadi elemen yang sangat penting untuk diperhatikan
(EG 186).
 Mgr. Petrus Turang dalam Pesan Natal 2021 mengajak kita
kawanannya untuk terus berjalan bersama dalam menemukan
keutuhan penghayatan dan pengamalan iman dalm hidup
menggereja dan masyarakat. Berjalan bersama sebagai murid-
murid Kristus mudah-mudahan mampu menjelmakan iman
Kristiani guna menyuburkan persaudaraan dan persahabatan dalam
dunia kita yang sering kacau dan tidak bersinergi karena
keangkuhan hati manusia. Rasul St. Perus berkata: “Hendaklah
kamu seia, sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara,

24
penyayang dan rendah hati, dan janganlah membalas kejahatan
dengan kejahatan, atau caci maki dengan cani maki, tetapi
sebaliknya hendaklah kamu memberkati,karena untuk itulah kamu
dipanggil, yaitu memperoleh berkat” (1Ptr 3:8-9). Kita tetap dalam
panggilan akan peduli sesama dengan tulus hati, karena perilaku
demikian akan membangun dialog kehidupan yang saling
memerdekakan. Ajakan Bapa Uskup Agung Kupang ini secara
nyata mengingatkan kita pada arah pastoral pasca MUSPAS IV
KAK yang menggerakkan semangat solidaritas hidup yang dinamis
agar kita ikut terlibat memulihkan kehidupan dengan mulai
memulihkan hubungan antar manusia yang telah terpapar oleh
semangat individualistik kronis.

Sumber Teks: Luk 8:1-3


Gambaran Sintesis Teks
o Perikop ini dicatat Lukas sebagai informasi mengenai kehadiran
para perempuan yang turut terlibat dalam karya pelayanan Yesus.
Lukas mencatat beberapa nama yaitu Maria Magdalena, Yohana,
Susana, dan banyak perempuan lain. Para perempuan itu
mendukung karya Yesus dengan kekayaan mereka. Kehadiran dan
pelayanan mereka mengungkapkan kemurahan hati dan
kepedulian. Itulah wujud solidaritas untuk berbagi kasih dengan
sesama.
o Dari segi budaya Yahudi yang amat kental dengan patriarkat,
kehadiran dan peran publik kaum perempuan merupakan sesuatu
yang dikendalikan. Perempuan ditempatkan di bawah lelaki.
Kedudukan subordinatif di bawah kaum lelaki ini membuat
perempuan kurang leluasa berperan aktif dalam kehidupan sosial.
Namun kehadiran Yesus mendobrak tradisi yang menghambat
peran sosial setiap orang, termasuk kaum perempuan. Yesus
memberikan kesempatan kepada mereka untuk ikut ambil bagian
dalam pelayananNya. Terbuka ruang bagi kaum perempuan untuk
menunjukkan solidaritas dan kepedulian sosial dengan tindakan
saling berbagi hidup yang membawa sukacita injil.
25
Pesan Teks
o Tuhan menunjukkan solidaritas kepada manusia melalui kehadiran
dan pelayanan publik Yesus. Yesus adalah tanda solidaritas Allah
yang agung. Karya pewartaanNya dalam kata dan tindakan
menunjukkan solidaritas yang dinamis dari Allah kepada manusia.
Solidaritas Allah menjadi titik pangkal solidaritas manusia dengan
sesamanya.
o Tuhan memberikan ruang dan peluang kepada setiap pengikutNya
untuk ikut ambil bagian dalam solidaritas kristiani. Tidak ada
diskriminasi dalam pelayanan solidaritas. Semua pihak, kaum
lelaki, perempuan, anak-anak, orang muda, yang kaya, yang
miskin, yang kuat, yang lemah, disabilitas, dan sebagainya,
dipanggil dan diutus berdasarkan sakramen pembaptisan untuk
mengamalkan solidaritas kristiani yang dinamis.
Aplikasi Teks
o Semua pengikut Kristus dapat mengamalkan solidaritas kristiani
melalui pelbagai cara kreatif sesuai kemampuan dan kondisi
setempat. Setiap murid terlibat aktif dalam karya-karya pelayanan
kasih yang mengungkapkan solidaritas yang dinamis.
o Gerakan solidaritas kristiani berangkat dari hati yang penuh kasih,
tulus, peka, rela berbagi, peduli dan berani berkorban untuk
kebaikan sesama dan bersama. Kemurahan hati dalam berbagi
menjadi titik tolak gerakan dinamis solidaritas kristiani. Setiap
orang dapat memberi dari apa yang dimilikinya dengan semangat
persaudaraan. Berjalan bersama dalam solidaritas yang dinamis
memungkinkan terciptanya kesejahteraan hidup bersama dan
mengurangi bahkan menghilangkan kesenjangan sosial yang terjadi
karena egoisme dan individualisme kapitalistik.

Langkah-Langkah Pengembangan
RITUS PEMBUKA

26
Lagu Pembuka
Tanda salib
Kata Pengantar
Saudara/saudari terkasih...
Kita berhimpun lagi dalam kegiatan katekese minggu terakhir dengan
sub tema yang akan kita dalami yaitu Menggerakkan Solidaritas
Hidup yang Dinamis. Sub tema ini cukup menari di tengah
menguatnya semangat individualistic dan keterbatasan hidup yang
semakin nyata akibat pandemic yang berkepanjangan. Mari kita
siapkan diri kita untuk mengikuti proses katekese ini demi
memperkuat kembali komitmen iman untuk semakin solider dalam
kondisi hidup apapun.

Doa Pembuka
Marilah berdoa:
Allah yang Mahakasih, kami bersyukur atas kesempatan berahmat ini,
kami boleh duduk bersama untuk saling berbagi pengalaman iman.
Kami mohon sertailah kami dalam porses katekese ini, agar kami
semakin mampu menemukan pesan-pesan sabda yang menguatkan
kami untuk semakin bersaudara dan rukun. Demi Yesus Kristus,
Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

PENDALAMAN IMAN
Kenyataan Hidup
Kemajuan teknologi tidak dengan sendirinya memberikan dampak
positif dalam perjalanan bersama. Kemajuan teknologi mebawa serta
tantangan dan menghadirkan aneka perbubahan dalam komunikasi
manusiawi. Ada kecenderungan untukhanya berada dalam lingkungan
digital yang memberi jarak dan menciptakan jurang pemisah dalam
relasi soaial antar manusia. Masing-masing orang sibuk dengan
dunianya. Belum lagi pandemi covid 19 yang membatasi jalinan
komunikasi dan perjumpaan antar manusia semakin menguatkan
semangat kebersamaan dan persaudaraan kita. bahkan relasi antar
manusia kemudian semakin dibatasi dalam kelompok-kelompok yang
kian meruncing keterpecahan relasi manusiawi. Misalnya orang

27
berkumpul karena kesamaan hobi, suku, agama, kelas social dan lain
sebagainya.
a. Bagaimana pandangan anda terhadap fenomena sosial di tengah
kemjuan teknologi dan pandemi covid 19?
b. Dampak nyata apa yang paling dirasakan dari berkembangnya
fenomena sosial masa kini yang cenderung individualistik?
c. Bagaimana sikap kita berhadapan dengan sikap individualistik
yang semakin menguat?
d. Apa yang harus kita lakukan menanggapi perubahan-perubahan
sosial yang terjadi saat ini?

Pengalaman Kitab Suci


Fasilitator mengajak peserta membaca perikop Luk 8:1-3.
Perempuan-Perempuan Yang Melayani Yesus
1
Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa-
ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama
dengan Dia, 2dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-
roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu maria yang disebut Magdalena, yang telah
dibebaskan dari tujuh roh jahat, 3Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana
dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu
dengan kekayaan mereka.

a. Apa peran ibu-ibu dalam cerita Injil Lukas tadi?


b. Sudahkah kita ikut menggerakkan solidaritas hidup yang dinamis
dalam perjalanan bersam kita?
c. Bagaimana sikap yang tepat dalam menggerakan solidaritas hidup
yang dinamis di tengah berbagai kesulitan hidup Bersama dewasa
ini?

Rangkuman
Fasilitator merangkum dan menyimpulkan pokok-pokok sharing.

Doa Umat
Doa umat dibawakan secara spontan oleh peserta yang hadir.

RITUS PENUTUP
28
Rencana Aksi Nyata
Fasilitator mengajak peserta untuk membicarakan bersama aksi nyata
yang akan dilakukan bersama sesudah proses katekese.
a. Apa yang akan dibuat?
b. Kapan dilaksanakan?
c. Sasarannya siapa dan dimana?

Pengumuman
Doa Penutup
Marilah berdoa:
Ya Bapa yang Mahacinta. Kami bersyukur atas penyertaanMu selama
proses katekese ini. Kami menyadarai bahwa kami belum
menunjukkan sikap solider yang benar dan adil dalam hidup kami
karena lebih sering mengutamakan kepentingan kami sendiri. Kami
mohon, baharuilah hati kami dengan kuasa Roh KudusMu, agar kami
belajar menjadi pribadi yang lebih solider, lebih peduli dan lebih rela
berbagi dalam perjalanan bersama kami. Demi Yesus Kristus, tanda
solidaritasMu yang nyata bagi kami kini dan sepanjang masa. Amin.

Tanda Salib
Lagu Penutup

Bahan Pendalaman Iman


29
Anak dan remaja
PERTEMUAN I
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN

Tujuan
Anak-anak dan remaja semakin sadar untuk menjaga kebersihan
lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Gagasan Dasar
 Bersih itu indah merupakan sebuah ungkapan yang
menggambarkan bahwa bersih selalu mengekspresikan keindahan.
Bersih mengungkapkan keindahan dalam sebuah lingkungan estetis
yang menarik hati dan memberi kenyamanan bagi siapa saja yang
berada di dalamnya. Karena itu, untuk menjaga keindahan suatu
lingkungan tempat tinggal, wilayah atau daerah pertama-tama
adalah dengan memelihara kebersihan tempat itu. Memelihara
kebersihan merupakan panggilan bagi setiap orang untuk ikut
mempertahankan keindahan alam yang dianugerahkan Tuhan.
 Salah satu poin yang menjadi pokok persoalan terutama di
lingkungan perkotaan dan juga dalam lingkungan pedesaan adalah
masalah tatakelola sampah dan limbah rumah tangga (Ajakan
pastoral 2020-2024 KAK:12/poin3.2). Menjadi keluhan dan
keprihatinan kita bahwa masih ada banyak orang yang kurang
sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan dan kesadaran
membuang sampah pada tempatnya, bahkan ada juga warga yang
belum memiliki MCK yang standar (Berjalan Bersama Dengan
Semangat Injil: hal. 90-91). Paus Fransiskus dalam Laudato Si
membeberkan kenyataan-kenyataan yang menunjukkan kondisi
lingkungan kita yang tercemar oleh karena berbagai polusi akibat
asap pembakaran dalam rumah tangga, transportasi, industri, zat-
30
zat kimia dalam pertanian (lih. LS 20). Ada juga pencemaran
akibat pembuangan jutaan ton limbah yang tidak dapat diurai
secara biologis sehingga bumi, rumah kita terlihat seperti tempat
pembuangan sampah yang besar (lih. LS 21). Hal ini menurut Paus
Fransiskus berkaitan erat dengan budaya membuang yang
menyangkut baik orang yang dikucilkan maupun barang yang
cepat disingkirkan menjadi sampah (lih. LS 22).
 Kita semua tentu melihat dan menyaksikan kondisi lingkungan kita
yang tercemar dan kotor akibat pola perilaku kita yang kurang
bertanggungjawab dalam menjaga kebersihan lingkungan kita.
Sampah dibuang di sembarang tempat menjadi sarang nyamuk dan
bakteri atau virus yang menjadi bibit berbagai penyakit. Limbah
rumah tangga tidak dikelola dengan baik menjadi sumber polusi
dan pencemaran yang menimbulkan aroma yang tidak sedap.
Tanah, air dan udara tercemar dan penuh racun akibat pencemaran
dengan penggunaan bahan bakar minyak yang tinggi, penggunaan
zat-zat kimia dalam pertanian dan pembuangan berbagai jenis
limbah beracun dan bersifat radioaktif dalam proses produksi dan
konsumsi kita sehingga menyebabkan jutaan kematian dini.
 Sebagai bentuk tanggungjawab iman dalam memulihkan
kehidupan, menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan
merupakan salah satu poin yang patut direnungkan bersama dalam
lingkup KUB. Kita membangun kesadaran bersama dalam
menciptakan lingkungan hidup yang bersih dan sehat dengan
gerakan tata kelola sampah dan daur ulang organik. Agar dengan
demikian, lingkungan hidup kita menjadi bersih, indah dan bebas
polusi. Kita mendapatkan asupan udara yang sehat, bebas dari
berbagai virus dan bakteri pembawa penyakit. Lingkungan bersih
dan sehat, manusia juga sehat dan sejahtera.

Sumber Teks: Ul 23:12-14


Gambaran Sintesis Teks
31
o Kitab Ulangan merupakan salah satu dari kelima Kitab Taurat
Musa. Di dalamnya termuat pula banyak peraturan mengenai
kehidupan bangsa Israel. Salah satu peraturan adalah yang termuat
dalam teks ini, yaitu peraturan untuk menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, terkait buang hajat. Hal ini penting untuk sanitasi
kehidupan bersama sebagai bangsa Israel yang berada di padang
gurun. Tentu saja urusan buang hajat adalah bagian dari proses
biologis yang tak dapat ditampik. Namun Hukum Taurat mengatur
dengan teliti bagaimana Israel harus memperhatikan sanitasi
pribadi dan lingkungan demi kesejahteraan bersama.
o Peraturan ini menegaskan pentingnya pemeliharaan lingkungan
yang bersih dan sehat. Orang tidak boleh membuang kotoran
sembarangan. Walaupun penekanannya pada buang hajat, tetapi
implikasinya menyangkut pula semua kotoran atau sampah,
hendaknya tidak dibuang sembarangan yang berdampak pada
kesehatan bersama.
Pesan Teks
o Tuhan memperhatikan kebersihan dan kesehatan manusia.
Peraturan yang dibuat tidak saja menyangkut kebersihan religius
seperti tahir dan najis, melainkan pula kebersihan sosial dalam
lingkup hidup bersama. Adanya aturan seperti ini memberikan
jaminan bagi bangsa Israel untuk menjaga dan memelihara
kebersihan lingkungan hidup.
o Israel melalui peraturan ini dibentuk untuk memperhatikan sanitasi
pribadi dan lingkungan demi kesehatan dan kesejahteraan bersama.
Pemeliharaan sanitasi lingkungan dan pribadi merupakan bagian
tak terpisah dari hidup sosial. Pribadi yang bersih dan sadar
sanitasi akan memelihara pula kebersihan lingkungan.
Aplikasi Teks
o Setiap kelompok masyarakat manapun hendaknya memiliki
kesadaran sanitasi bersama agar berupaya selalu memelihara
kebersihan dan kesehatan bersama. Itu berarti upaya memelihara
kebersihan pribadi dan lingkungan merupakan bagian hakiki dari
32
kehidupan bersama. Budaya bersih wajib menjadi habitus dalam
kehidupan bersama.
o Setiap kelompok masyarakat dapat merumuskan bersama peraturan
pemeliharaan kebersihan yang disepakati demi perwujudan sanitasi
lingkungan yang tetap dan berkesinambungan. Peraturan itu adalah
sarana untuk membentuk budaya bersih.

Langkah-Langkah Pengembangan
RITUS PEMBUKA
Lagu Pembuka
Tanda Salib
Kata Pengantar
Adik-adik terkasih...
Sekarang kita kembali memasuki masa puasa yang kita isi dengan
kegiatan katekese Aksi Puasa Pembangunan (APP). APP kita tahun
dibingkai dalam tema: “Memulihkan Kehidupan” dengan satu ajakan
“Bumi Sehat – Manusia Sejahtera”. Tema ini akan kita dalami
bersama dalam empat sub tema, yaitu: 1) Menjaga Kebersihan
Lingkungan, 2) Membangun Ketahanan Pangan dan Gizi, 3)
Mewujudkan Ekologi Berkelanjutan, 4) Menggerakkan Solidaritas
hidup yang Dinamis. Hari ini kita berjumpa dalam katekese bersama
untuk membicarakan tentang kebersihan lingkungan. Kita harus
menjaga kebersihan karena lingkungan yang bersih akan selalu
membuat kita bergembira dan sehat selalu. Maka marilah kita
memulai katekese hari petama kita dengan berdoa.

Doa Pembuka
Marilah kita berdoa:
Allah Bapa maha kuasa kami datang kepada-Mu dalam katekese
bersama ini, untuk belajar berbicara dan memahami bersama bahwa
kebersihan adalah bagian penting dari hidup kami. Engkau telah
menciptakan bumi dan segala isinya untuk kami jaga dan kami rawat.
Maka bantulah kami agar menyadari tugas kami ini, kini dan
sepanjang segala masa. Amin.

PENDALAMAN IMAN
33
Kenyataan Hidup
Adik-adik yang terkasih…
 Dalam kenyataan hidup kita, amat mudah kita menemukan
sampah-sampah yang berserakan dihalam rumah atau dijalan-jalan,
terlebih sampah-sampah pelastik yang banyak ditemui di mana-
mana karena dibuang sembarangan, tidak diletakkan pada tempat
yang seharusnnya yakni tempat sampah.
 Kesadaran untuk meletakkan sampah pada tempatnya masih sangat
minim.
 Sungai-sungai menjadi sangat kotor dan pada musim penghujan
ada banya tempat yang mengalami banjir atau tergenang air karena
saluran-saluran air yang tersumbat oleh tumpukan sampah yang
dibuang tidak pada tempatnya oleh manusia.
 Ada banyak anak yang mengalami sakit karena tidak menjaga
kebersihan seperti diare dan juga demam berdarah.
Sekarang kita coba berpencar mengamati lingkungan sekitar kita
selama 7 (tujuh) menit. Kita lihat apa saja yang ada di sekitar kita lalu
kita ceritakan bersama di sini.
a. Apa saja yang kalian lihat? Sebutkan!
b. Apakah ada sampah yang berserakan di sembarang tempat?
c. Bagaimana kondisi/keadaan lingkungan kita yang penuh sampah?
d. Apa saja yang terjadi bila kita membuang sampah sembarangan
atau menumpuk sampah berhari-hari?
e. Bagaimana kondisi lingkungan hidup kita kalau tidak ada sampah?

Pengalaman Kitab Suci


Fasilitator mengajak peserta untuk membaca perikop Ul 23:12-14.
Ketahiran Perkemahan
12
Di luar perkemahan itu haruslah ada bagimu suatu tempat ke mana engkau pergi
untuk kada hajat. 13Di antara perlengkapanmu haruslah ada padamu sekop kecil dan
apabila engkau jongkok kada hajat, haruslah engkau menggali lobang dengan itu
dan menimbuni kotoranmu. 14Sebab Tuhan, Allahmu, berjalan dari tengah-tengah
perkemahanmu untuk melepaskan engkau dan menyerahkan musuhmu kepadamu;
sebab itu haruslah perkemahanmu itu kudus, supaya jangan Ia melihat sesuatu yang
tidak senonoh di antaramu, lalu berbalik dari padamu.
a. Apakah yg diperintahkan Allah kepada bangsa israel?
b. Mengapa diperintahkan demikian?
34
c. Apakah saya meletakkan sampah pada tempatnya?
d. Apakah saya biasa membersihkan kamar tidur saya sendiri?
e. Apakah saya di rumah membantu orang tua saya membersihkan
rumah dan lingkungan.

Rangkuman
Fasilitator merangkum dan menyimpulkan pokok-pokok sharing.
Tugas untuk menjaga kebersihan lingkungan adalah tugas mulia yang
menjadi tanggung jawab dari semua orang, bukan hanya menjadi
tugas dari para petugas kebersihan. Bacaan dari kitab ulangan telah
mengingatkan kita bahwa lingkungan tempat tinggal kita harus bersih,
sebagai cara untuk memperindah lingkungan. Dan juga sebagai tanda
kita menghormati Allah yang telah menjaga kita. Tanggung jawab ini
harus kita mulai sejak kita masih kecil, orang selalu bilang ala bisa
karena biasa, kalau kita membiasakan diri sejak sekarang, maka kita
akan banyak merasakan manfaatnya sekarang dan juga nanti di mana
kita memiliki lingkungan yang besih, enak untuk dilihat dan udara
akan menjadi lebih segar untuk kita hirup.

Doa Umat
P. Allah Bapa yang mahakuasa, telah memberikan kepada kita alam
semesta sebagai bagian dari hidup kita dan mendukung pertumbuhan
kehidupan manusia, maka marilah kita berdoa kepada Tuhan:
L. Bagi gereja dan bangsa kami
Semoga gereja dan bangsa kami, tidak pernah jemu-jemu berkarya
dan mendorong kami umat dan masyarakaty untuk selalu mau
menjaga kebersihan lingkungan dengan penuh kesadaran, agar
terciptalah bagi kami lingkungan yang bersahabat bagi semua orang
terlebih anak-anak. Marilah kita mohon…
L. Bagi para orang tua
Semoga para orang tua dalam keluarga kami, selalu menyadari tugas
dan tanggung jawab mereka untuk memberi teladan hidup yang benar
dan baik agar-anak-anak dalam rumah senantiasa mampu belajar dari
para orang tua. Marilah kita mohon…
L. Bagi mereka yang mengabdikan diri untuk menjaga
lingkungan hidup.
35
Semoga mereka yang melibatkan diri dalam bidang kebersihan
lingkungan senantiasa dianugerahi rahmat kesehatan agar dapat terus
membantu menjaga lingkungan masyarakat agar tetap sehat. Marilah
kita mohon…
L. Bagi skami yang hadir disini
Semoga kami selalu bersemangat untuk terus menjaga kebersihan
lingkungan kami dengan meletakan sampah pada tempatnya dan
menjaga kebersihan diri kami, supay bertumbuh untuk menjadi orang
yang sehat dan kuat. Marilah kita mohon…

RITUS PENUTUP
Rencana Aksi Nyata
Fasilitator mengajak peserta untuk membicarakan bersama aksi nyata
yang akan dilakukan bersama sesudah proses katekese.
a. Apa yang akan dibuat?
b. Kapan dilaksanakan?
c. Sasarannya siapa dan dimana?

Penguman
Informasi waktu dan tempat pertemuan berikutnya dan mengingatkan
rencana aksi nyata.

Doa Penutup
Marilah kita berdoa:
Allah bapa yang maha kuasa, kami telah menyelesaikan pertemuan
katekese hari pertama, kami mohon, bantulah kami untuk kuat teguh
selkalu untuk menjadi anak-anak yang tahu menjaga lingkungan
hidup kami agar tetap bersih selalu. Deimi kristus Tuhan dan
pengantara kami. Amin.

Tanda Salib
Lagu Penutup

PERTEMUAN II
MEMBANGUN KETAHANAN PANGAN DAN GIZI
36
Tujuan
Anak-anak dan remaja semakin sadar untuk mengonsumsi pangan
yang sehat dengan gizi seimbang dan mengurangi kebiasaan jajan
yang tidak sehat, serta tidak membuang-buang makanan.

Gagasan Dasar
 Kita tahu bahwa pandemic COVID 19 berdampak dalam semua
sisi kehidupan termasuk pangan yang dapat menimbulkan
kerawanan pangan, kelaparan dan kekurangan gizi. Dalam kondisi
pandemi, bagi kita yang lebih penting adalah bagaimana
menyediakan pangan yang mencukupi bagi semua orang, baik
secara kuantitatif maupun mutu yang menjamin kesehatan seluruh
masyarakat dan membangun ketahanan pangan dan gizi untuk
jangka panjang. Masih terjadinya kerawanan pangan, kelaparan
dan kekurangan gizi menunjukkan bahwa ketahanan pangan dan
gizi merupakan persoalan dan tantangan untuk diatasi bersama.
 Pada awal krisis, diperkirakan 2 juta anak balita di Indonesia
mengalami wasting (gizi kurang), 7 juta anak stunting (kerdil) dan
2 juta lainnya kelebihan berat badan, sementara 2.6 juta ibu hamil
menderita anemia (kekuarangan sel darah merah yang sehat).
Situasi saat ini memperburuk kesulitan yang dihadapi banyak
keluarga untuk mengakses pangan sehat yang terjangkau
(Pernyataan Bersama tentang Ketahanan Pangan dan Gizi dalam
Konteks Pandemi COVID-19 di Indonesia1 14 Mei 2020, dalam
w.w.w.unicef.org). Kenyataan hidup yang juga mengemuka dalam
MUSPAS IV KAK 2020, ketika Gubernur NTT membuka
wawasan bersama menyoal masalah kemiskinan dan stunting di
NTT yang menurutnya mencapai persentase angka 42 %, urutan
ketiga tertinggi setelah Papua dan Papua Barat. (lih. Berjalan
Bersama Dengan Semangat Injil: hal. 61, Ajakan Pastoral 2020-
2024 KAK: hal. 4/poin 4).
37
 Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), “Ketahanan
pangan dan gizi terjadi ketika semua dan setiap orang memiliki
akses fisik, sosial dan ekonomi terhadap pangan, yang aman dan
dikonsumsi dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan pangan dan preferensi pangan mereka, serta
didukung oleh lingkungan sanitasi yang memadai, layanan dan
perawatan kesehatan, dan memungkinkan untuk hidup sehat dan
aktif (FAO & UNSCN, 2012). Singkatnya, dengan adanya
ketahanan pangan dan gizi yang cukup maka setiap individu dan
masyarakat dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara
berkelanjutan.
 Sebagai bentuk partisipasi dan perutusan bersama dalam
memulihkan kehidupan, Gereja mendorong kita untuk berani
melibatkan diri dalam upaya bersama membuka cakrawala baru
guna menghadapi perubahan iklim dan pemanasan bumi kita, yang
sangat mempengaruhi pengadaan dan ketahanan pangan (Mgr.
Petrus Turang dalam Pesan Natal 2021). Paus Fransiskus mengajak
Gereja dan Masyarakat luas untuk membangun ketahanan pangan
dan gizi dalam perspektif iman, nilai dan moral. Pertama,
menempatkan martabat pribadi manusia dan kesejahteraan umum
(menjamin makanan yang cukup bagi semua) sebagai yang utama.
Kedua, membangun solidaritas dan kepedulian kepada yang miskin
dan rentan. Ketiga, melestarikan dan menjaga alam semesta
(lingkungan hidup) dalam pembangunan manusia seutuhnya (bdk.
Sambutan Paus Fransiskus dalam Pertemuan puncak “Food System
Summit” 2021).
 Kesejahteraan bersama adalah tujuan yang ingin dicapai manusia
sebagai makhluk sosial. “Allah menghendaki, supaya bumi beserta
segala isinya digunakan oleh semua orang dan sekalian bangsa,
sehingga benda-benda yang tercipta dengan cara yang wajar harus
mencapai semua orang, berpedoman pada keadilan, dan diiringi
38
dengan cinta kasih” (GS 34; 26). Kesehatan dan pangan merupakan
unsur dari kesejahteraan umum tersebut. Pengentasan kemiskinan,
kelaparan dan kekurangan gizi merupakan salah satu indikator
perwujudan kesejahteraan umum. Karena kemiskinan, kelaparan,
kekurang gizi tidak sesuai dengan keluhuran martabat manusia dan
tidak sejalan dengan maksud Allah menciptakan manusia dan
menganugerahkan alam untuk menopang kehidupannya. Kesadaran
bahwa pangan adalah anugerah sejak awal mendorong manusia
untuk bersyukur dan memuliakan Allah atas nama seluruh bumi
(Mzm 66:1-4; 96; 104).

Sumber Teks: Kej 41:25-36


Gambaran sintesis Teks
o Teks ini merupakan bagian dari kisah mengenai mimpi Firaun
yang ditafsirkan oleh Yusuf. Yusuf yang penuh dengan hikmat
ilahi dapat menafsirkan mimpi Firaun bahwa akan terjadi tujuh
tahun berkelimpahan makanan, dan tujuh tahun kelaparan. Untuk
itu diperlukan seseorang yang mampu mengantisipasi keadaan,
sehingga saat terjadi kelaparan, tetap ada makanan yang cukup.
Firaun lalu mengangkat Yusuf sebagai orang kedua di Mesir untuk
memerintah dan mengelola semua potensi pertanian untuk
mengantisipasi kelaparan.
o Yusuf mengatur strategi menjaga ketahanan pangan dengan hikmat
yang diberikan oleh Tuhan. Selama tujuh tahun berkelimpahan, ia
mengatur kelimpahan itu dengan bijaksana sebagai antisipasi
keadaan lapar tujuh tahun berikutnya. Gandum yang dikelola
Yusuf kemudian akan menjadi sumber pangan bagi masyarakat
dalam keadaan musim kelaparan. Dengan demikian, tersedia
pangan yang cukup selama musim kelaparan.

Pesan Teks

39
o Tuhan menganugerahkan hikmat dan kemampuan bagi manusia
untuk mengelola potensi sumber daya alam maupun sumber daya
manusia. Manusia patut memberdayakan anugerah Tuhan itu untuk
kesejahteraan hidupnya. Dengan mengikuti hikmat ilahi untuk
kebaikan manusia, maka Tuhan akan memberkati setiap upaya
manusiawi dengan kesejahteraan yang terjamin.
o Manusia dapat memberdayakan semua kemampuannya untuk
mengelola aneka potensi kehidupan dalam rangka menjamin
ketahanan dan kesinambungan hidup manusia. Metode Yusuf dapat
dijadikan inspirasi untuk mengelola potensi dengan bijaksana agar
ketahanan pangan selalu terjamin demi kelangsungan hidup
manusia.
Aplikasi Teks
o Ketahanan pangan merupakan hal penting karena menyangkut
kelangsungan hidup manusia. Perhatian pada upaya ketahanan
pangan dapat dilaksanakan secara bijaksana dengan memanfaatkan
semua potensi manusiawi dan sumber daya alam. Sebagai orang
beriman, upaya-upaya manusiawi untuk ketahanan pangan
hendaknya dialaskan pada hikmat ilahi.
o Perlu dibangun komunikasi dan kerjasama sinergis antara semua
pihak terkait dalam ikhtiar bersama membangun ketahanan pangan
dan gizi masyarakat. Semua komponen masyarakat dengan semua
kemampuan yang dimiliki dapat mengembangkan pola-pola
pemberdayaan potensi pangan dengan inspirasi metode Yusuf.
Kerjasama berjejaring dengan sharing pengalaman dan
pengetahuan dalam ketahanan pangan menjadi kebutuhan bersama
untuk menjamin selalu ketersediaan pangan yang cukup bagi
masyarakat dalam hidup bersama.

Langkah-Langkah Pengembangan
RITUS PEMBUKA
Lagu Pembuka
Tanda Salib

Kata Pengantar
40
Adik-adik yang terkasih...
Kita bertemu lagi dalam katekese pekan ke 2 di mana kita akan
berbicara bagaimana kita menjadi pribadi-pribadi yang mau menjaga
pola makan kita supaya tetap sehat, juga menjadi anak-anak yang
menghargai makanan sebagai anugerah Tuhan untuk kita, sehingga
kita dapat bertumbuh sehat secara jasmani karena pola makan kita
yang baik dan bergizi. Kita juga dapat belajar untuk ikut
bertanggungjawab dalam usaha menjaga ketersediaan pangan yang
cukup dalam keluarga kita masing-masing.

Doa Pembuka
Marilah kita berdoa:
Allah bapa Maha Penyayang, engkau menganugerahi bagi kami bumi
dan segala isinya bagi kami untuk kami kelola menjadi tempat kami
dapat melangsungkan kehidupan kami dengan mengelola semua yang
baik bagi kami. Kami mohon semoga melalui katekese ini kami anak-
anakmua semakin sadar bahwa kami harus bisa bersyukur dan
berterima kasih dengan cara tidak menjadi anak yang rakus tetapi tahu
berbagi dan tidak membuang-buang apa ayang telah disediakan bagi
kami, demi kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

PENDALAMAN IMAN
Kenyataan Hidup
 Masih banyak anak di daerah kita yang mengalami
stunting/wasting karena kurang gizi.
 Ada anak yang makan tidak teratur. Lebih banyak mengkonsumsi
makanan tidak sehat daripada makanan sehat. Atau lebih suka jajan
daripada makan makanan di rumah.
 Akibatnya anaka-anak gampang sakit seperti perut sakit, demam,
batuk/pilek dan banyak penyakit lain yang membahayakan hidup
manusia.
 Banyak anak-anak yang pada saat makan tidak mengahbiskan
amakanan yang ada di piring.
 Banyak anak kurang peka dengan keadaan sekitar.
Mari kita dalami kenyataan hidup ini lebih jauh.
a. Apa saja makanan yang paling disukai dan paling tidak disukai?
41
b. Siapa yang lebih suka jajan dari pada makan makanan yang
disiapkan di rumah?
c. Manakah yang lebih sehat dan bergizi, makanan yang disiapkan di
rumah atau di warung atau jajanan?
d. Siapa yang suka buang-buang makanan?
e. Bagaimana perasaan adik-adik bila makan tidak sampai habis?
f. Apa bahaya gizi kurang bagi tubuh kita?
g. Apa bahaya kurang pangan bagi hidup manusia sekarang dan di
masa depan?
h. Apa yang harus kita buat supaya selalu tersedia pangan dengan gizi
yang cukup untuk manusia?

Pengalaman Kitab Suci


Fasilitator mengajak peserta untuk membaca perikop Kej 41:25-36.
Mimpi Firaun
25
Lalu kata Yusuf kepada Firaun: “kedua mimpi tuanku Firaun itu sama. Allah telah
memberitahukan kepda tuanku Firaun apa yang hendak dilakukan-Nya. 25ketujuh
ekor lembu yang baik itu ialah tujuh tahun, dan ketujuh bulir gandum yang baik itu
ialah tujuh tahun juga; kedua mimpi itu sama. 27Ketujuh ekor lembu yang kurus dan
buruk, yang keluar kemudian, maksudnya tujuh tahun, demikian juga ketujuh bulir
gandum yang hampa dan layu oleh angina timur itu; maksudnya aka nada tujuh
tahun kelaparan. 28Inilah maksud perkataanku, ketika aku berkata kepada tuanku
Firaun: Allah telah memperlihatkan kepada tuanku Firaun apa yang hendak
dilakukan-Nya. 29ketahuilah tuanku, akan datang tujuh tahun kelimpahan di seluruh
tanah Mesir. 30Kemudian akan timbul tujuh tahun kelaparan; maka akan dilupakan
segala kelimpahan itu di tanah Mesir, karena kelaparan itu menguruskeringkan
negeri ini. 31Sesudah itu akan tidak kelihatan lagi bekas-bekas kelimpahan di negeri
ini karena kelaparan itu, sebab sangat hebatnya kelaparan itu. 32Sampai dua kali
mimpi itu diulangi bagi tuanku Firaun berarti: hal itu telah ditetapkan oleh Allah
dan Allah akan segera melakukannya. 33Oleh sebab itu, baiklah tuanku Firaun
mencari seseorang yang berakal budi dan bijaksana, dan mengangkatnya menjadi
kuasa atas tanah Mesir. 34Baiklah tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan
penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut
seperlima dari hasil tanah Mesir. 35Mereka harus mengumpulkan segala bahan
makanan dalam tahun-tahun baik yang akan datang ini dan, di bawah kuasa tuanku
Firaun, menimbun gandum di kota-kota sebagai bahan makanan, serta
menyimpannya. 36Demikianlah segala bahan makanan itu menjadi persediaan untuk
negeri ini dalam ketujuh tahun kelaparan yang akan terjadi di tanah Mesir, supaya
negeri ini jangan binasa karena kelaparan itu.”

42
a. Ada berapa ekor lembu/bulir gandum yang muncul dalam
penjelasan soal mimpi itu?
b. Apa maksud dari lembu/bulir gandum yang gemuk dan yang
kurus?
c. Apa yang harus dilakukan oleh Yususf, Firaun dan masyarakat
Mesir supaya mereka tidak kelaparan?
d. Apa yang dapat kita lakukan supaya kita tidak kurang makanan dan
kurang gizi?

Rangkuman
Fasilitator merangkum dan menyimpulkan pokok-pokok sharing.
Kita semua diajak untuk melihat pengalaman kita di rumah masing-
masing di rumah, bahwa kita bukan orang kaya yang berkelimpahan
makanan tetapi bersyukurlah kita masih bisa makan. Ada banyak
orang dan anak-anak yang kesulitan untuk bisa memperoleh makanan
yang layak bagi mereka. Ada banyak anak-anak yang mengalami gizi
buruk.
Maka kita harus berjuang untuk menghargai apa yg dinerkan kepada
kita, makanan yang cukup dan hidup yang nyaman. Kita mengatur
makan kita supaya kita jangan sampai sakit karena makanan yang
tidak bergizi atau terlalu banyak makan. Marilah kita selalu ingat
mereka yang tidak beruntung seperti kita yang tidak punya makanan
yang cukup seperti kita.

Doa Umat
L. Bagi Gereja
Semoga Gereja selalu mendorong umat sdalam semngat cinta kasih
untuk terus mempertahankan hidup baik dan berbagi sebagai teladan
hidup yang haris selalu dibuat oleh seluruh umat Allah. Marilah kita
mohon…
L. Bagi pemerintahan kita
Semoga para pemimpin pemerintahan senantiasa diterangi oleh Roh
Allah agar mereka mampu mengelola bumi kami untuk kepentingan
bersam yang lebih baik kini dan nanti. Marilah kita mohon…

43
L. Bagi para petani
Semoga para petani kami dianugerahi dengan kesehatan dan semngat
untuk giat bekerja dan senanyiasa memperoleh berkat dari pekerjaan-
pekerjaan mereka. Marilah kita mohon….
L. Bagi anak-anak katolik
Semoga anak-anak katolik senantiasa mampu menjadi anak-anak yang
menghargai makan dan tidak boros dalam menggunakan segala
sesuatu. Marilah kita mohon…

RITUS PENUTUP
Rencana Aksi Nyata
Fasilitator mengajak peserta untuk membicarakan bersama aksi nyata
yang akan dilakukan bersama sesudah proses katekese.
a. Apa yang akan dibuat?
b. Kapan dilaksanakan?
c. Sasarannya siapa dan dimana?

Penguman
Informasi waktu dan tempat pertemuan berikutnya dan mengingatkan
rencana aksi nyata.

Doa Penutup
Marilah kita berdoa:
Allah Bapa yang kekal. Kami bersyukur karena kami tinggal dibumi
yang memberi kami banhyak hal yang kami perlukan untuk hidup
kami, termaksud makanan dan minuman yg membantu kami untuk
dapat tetap bertahan hidup serta bekerja. Kamj mohon, semoga kami
dengan penuh kesadaran mampu mengatur pila laku ko sumsi kami
agar tidak menjadi pribadi yang rakus dan serakah namun sebalikanya
tertur dan rela berbagi demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
Amin.

Tanda Salib
Lagu Penutup

44
PERTEMUAN III
MEWUJUDKAN EKOLOGI BERKELANJUTAN

Tujuan
Anak-anak dan remaja semakin sadar untuk menjaga kelestarian
lingkungan alam dengan membangun kebiasaan menanam pohon.

Gagasan Dasar
 Masalah ekologis menjadi keprihatinan bersama kita yang
mengemuka dalam MUPAS IV KAK 2020 (lih. Ajakan Pastoral
2020-2024 KAK: hal.12/poin 3.3). Adapun masalah hidup atau
mati bagi kita dewasa ini adalah krisis lingkungan hidup. Jadi
masalah yang lebih mendesak adalah kerusakan lingkungan hidup
yang memprihatinkan. Yang secara mutlak harus dibatasi adalah
tekanan semakin besar pada sistem-sistem ekologis karena efek-
efek negatif dari kegiatan manusia (Berjalan Bersama dengan
semangat injil: hal.39). Aktivitas manusia yang berlebihan dalam
mengeksploitasi alam memberikan beban dan tekanan pada alam
yang belum pernah terjadi sebelumnya. Akibatnya adalah
kerusakan alam yang parah. Suatu kenyataan yang kian
memprihatinkan ketika manusia tidak lagi melihat dirinya sebagai
bagian dari alam. Manusia menempatkan diri sebagai pusat
segalanya dan lingkungan alam dianggap hanya sebagai sarana
untuk memenuhi kebutuhan manusia.
 Paus Fransiskus mengingatkan bahwa persoalan lingkungan hidup
sudah sedemikian mendesak untuk ditanggapi secara nyata dalam
sikap dan tindakan. Kitapun tak menyangkal bahwa persoalan
lingkungan hidup sudah sedemikian serius dan tidak cukup hanya
ditanggapi dengan pelbagai wacana sesuci apapun. Seruan yang
menegaskan kemendesakan dari soal lingkungan hidup tertuang
dalam ensiklik Laudato Si di mana beliau mengingatkan: “Saudari
ini (baca bumi) sekarang menjerit karena pelbagai kerusakan yang
45
telah kita timpakan padanya” (LS 2). Akar penyebab dari
kerusakan bumi rumah kita bersama yang sudah parah adalah
berasal dari akar hidup manusia itu sendiri yang sudah “rusak”
karena dosa.
 Melaui APP 2022, kita mesti memperluas cakupan kepedulian kita
pada bumi – rumah kita bersama, bahwa semua bentuk kehidupan
saling terkait satu sama lain (Evanggelii Gaudium/EG 137-138).
Menodai bumi merupakan dosa berat yang merusak dan menodai
kita serta membuat kita sakit (lih. Laudato Si/LS 8; 66). Oleh
karena itu, kita membutuhkan pertobatan terus-menerus untuk
mengubah budaya “membuang atau menyingkirkan” (LS 16,
22,43) menjadi budaya yang otentik dan bertanggung jawab,
dengan etika yang sehat, budaya dan spiritualitas yang benar-benar
mampu menetapkan batasan dan mengajarkan pengendalian diri
dengan berpikir jernih (LS 105). Jika kita ingin membawa
perubahan yang mendalam, kita perlu menyadari bahwa pola pikir
tertentu benar-benar mempengaruhi perilaku kita (LS 215). Ajaran
spiritualitas yang mendalam dalam LS adalah pertobatan ekologis
di mana efek dari perjumpaan kita dengan Yesus menjadi jelas
dalam hubungan kita dengan dunia di sekitar kita (LS 217).
Prosesnya memerlukan “perubahan besar dalam gaya hidup, model
produksi dan konsumsi, dan struktur kekuasaan yang mapan yang
saat ini mengatur masyarakat.”
 Penangkal terbaik menghadapi penyalahgunaan rumah bersama
kita ini adalah membangun kesadaran ekologi berkelanjutan.
Ekologi berkelanjutan merupakan pendekatan yang didasarkan
pada kesadaran bahwa bumi dan segala isinya adalah pemberian
Pencipta untuk semua manusia lintas generasi. Karena itu, keadilan
antargenerasi adalah kunci bagi keberlanjutan dan ekologi
berkelanjutan. Memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini tidak

46
boleh mengabaikan kebutuhan masyarakat pada generasi
mendatang (lih. Leaflet APP 2020).

Sumber Teks: Yeh 47:6-12


Gambaran Sintesis Teks
o Teks ini merupakan bagian dari penglihatan Yehezkiel mengenai
zaman baru, dengan Bait Allah yang baru. Dalam penglihatan itu
Tuhan membawa Yehezkiel untuk melihat Bait Allah, yang
menjadi pusat kehidupan Israel. Salah satu bagian menggambarkan
peran Bait Allah sebagai sumber rahmat yang mengalir dan
menghidupkan Israel dan segala bangsa. Teks Yeh 47:6-12
merupakan bagian yang berbicara tentang hal itu. Sebuah sungai
mengalir dari Bait Allah dan kemanapun sungai itu mengalir, ada
kehidupan di dalamnya maupun di kedua sisinya. Sungai itu penuh
dengan ikan-ikan, sedangkan di kedua tepiannya penuh dengan
pepohonan.
o Penglihatan Yehezkiel ini adalah gambaran simbolik mengenai
zaman Mesianis yang akan datang. Pada zaman baru itu, rahmat
Tuhan mengalir dalam kehidupan manusia dan membawa
perubahan. Penggunaan metafora sungai, air yang mengalir,
kehidupan di dalam air, pepohonan di tepi sungai, adalah gambaran
kehidupan baru yang diberikan oleh Tuhan kepada Israel.
Gambaran ini sangat mengena pada kerinduan bangsa Israel yang
memiliki kondisi geografis kering, curah hujan rendah, kurangnya
pepohonan dan cuaca panas. Lingkungan alam Israel pada
kenyataannya memang berbeda dengan apa yang digambarkan
dalam penglihatan Yehezkiel. Namun penglihatan itu menjadi titik
harapan Israel untuk memasuki zaman baru, zaman Mesianis yang
penuh dengan aliran rahmat Tuhan yang mengubah kehidupan
Israel.
Pesan Teks
o Tuhan tetap menyalurkan rahmat bagi manusia untuk kehidupan
dan kesejahteraan manusia. Namun Tuhan juga menghendaki
47
manusia untuk berupaya dalam kerjasama dengan Tuhan sumber
rahmat, agar menghadirkan kesejahteraan itu sesuai harapan
manusia dan kemurahan kasih Tuhan. Gambaran ideal kondisi
alam dalam penglihatan Yehezkiel menginspirasi manusia untuk
mengupayakan terwujudnya sebuah lingkungan kehidupan yang
sejahtera. Bait Allah yang menjadi sumber air bagi sungai yang
mengalir ke tanah gersang adalah simbol Tuhan sendiri yang
menjadi sumber rahmat bagi manusia. Di manapun upaya manusia
yang mengandalkan Tuhan sebagai sumber rahmat, di situ tercipta
lingkungan kehidupan yang baik dan ada kesejahteraan yang
muncul.
o Gambaran alam yang indah, segar, hijau, lestari dan tetap memberi
kehidupan kepada manusia dalam teks menunjukkan bahwa
lingkungan alam yang lestari merupakan tempat hidup manusia
yang sejahtera. Gambaran ideal ini memacu manusia untuk
berjuang melestarikan alam lingkungan hidupnya agar tetap asri,
indah, segar, hijau, subur. Di satu sisi lingkungan hidup yang baik
itu merupakan anugerah Tuhan, dan lain sisi merupakan hasil
ikhtiar manusia yang berupaya melestarikan alam sesuai kehendak
Tuhan. Perpaduan serasi antara rahmat Tuhan dan upaya manusia
dalam kerangka ekologi menghasilkan lingkungan hidup yang
nyaman dan lestari.
Aplikasi Teks
o Manusia yang hidup dalam kondisi kerusakan alam masa kini
hendaknya berupaya secara sinergis dalam perspektif ekoteologi
untuk menata dan memelihara lingkungan hidup berkelanjutan
demi masa depan generasi berikut. Memelihara alam dengan
bijaksana sesungguhnya memelihara kehidupan manusia itu
sendiri.
o Manusia masa kini berupaya menyelaraskan pemanfaatan sumber
daya alam dengan kehendak Tuhan agar terjadi keseimbangan.
Menyingkirkan Tuhan dalam ekploitasi alam sama dengan
menghancurkan kehidupan manusia itu sendiri. Prinsip ekoteologi
kiranya menjadi wawasan hidup sehingga ekologi berkelanjutan
48
dapat diwujudkan secara tepat. Dengan demikian, lingkungan
hidup manusia tetap terpelihara selaras kehendak Tuhan.

Langkah-Langkah Pengembangan
RITUS PEMBUKA
Lagu Pembuka
Tanda Salib
Kata Pengantar
Adik-adik yang terkasih...
Lingkungan tempat kita hidup sekarang ini sedang sakit dan lama
kelamaan kita manusia juga akan ikut sakit. Bumi ini sakit karena
ulah manusia itu sendiri yang tidak menjaga kebersihan lingkungan
dan juga tidak menjaga kelestarian lingkungan hidup. Pohon-pohon
banyak ditembang sehingga kita mengalami kepanasan yang
berkepanjangan dan minimnya curah hujan. Mari kita merenungkan
tema minggu ini dengan sebaik-baiknya.

Doa Pembuka
Marilah kita berdoa:
Allah Bapa Mahakuasa dan kekal. Bantulah kami agar selalu sadar
bahwa kami yang tinggal di bumi ini, punya tanggung jawab juga
untuk menjaga bumi ini dan bukan hanya mengunakannya untuk
kepentingan kami sendiri. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
Amin.

Kenyataan Hidup
Adik-adik yang terkasih…
 Dunia kita semakin dipenuhi dengan penduduk manusia yang
berkembang dengan begitu pesat.
 Di tengah perkembangan pesat manusia, alam menjadi korban
karena di kuras terus-menerus untuk kepentingan manusia.
 Banyak hutan yang menjadi penghasil oksigen dunia dibabat habis
untuk dibangun pemukiman dan lahan pekerjaan untuk manusia.
Tanpa ada usaha reboisasi.

49
 Suhu bumi makin panas dan kita semua mengalami dampak yang
tidak main-main yang bisa berlangsung bagi masa depan anak cucu
kita.
 Sumber-sumber airpun mulai mengering.
Bumi kita rusak karena keserakahan manusia dalam menggunakan
sumber-sumber daya alam secara berlebihan. Kebiasaan buruk ini
kalau tidak dihentikan mulai sekarang akan berakibat buruk pada
kehidupan kita sekarang dan terutama bagi generasi yang akan datang.
Coba kita lihat bersama kondisi lingkungan ekologis kita saat ini.
a. Apa saja bentuk-bentuk kerusakan lingkungan yang adik-adik
ketahui. Sebutkan!
b. Apa saja akibat yang kita rasakan dari kondisi kerusakan
lingkungan alam kita?
c. Mengapa kita harus menjaga kelestarian lingkungan kita?
d. Apa yang mesti kita lakukan untuk mewujudkan ekologi yang
berelanjutan?

Pengalaman Kitab Suci


Fasilitator mengajak peserta membaca perikop Yeh 47:6-12.
Sungai Yang Keluar Dari Bait Suci
6
Lalu ia berkata kepadaku: “Sudahkah engkau lihat hai anak manusia?” Kemudian
ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai. 7Dalam Perjalanan pulang,
sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon, di sebelah sini dan di
sebelah sana. 8Ia berkata kepadaku: “Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan
menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di laut Asin, air yang mengandung
banyak garam dan air itu menjadi tawar, 9sehingga kemana saja sungai itu mengalir,
segala makhluk hidup yang berkeriapandi sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi
sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan
ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup. 10Maka penangkap-
penangkap ikan penuh sepanjang tepinya mulai dari En-Gedi sampai En-Eglaim;
daerah itu menjadi penjemuran pukat dan di sungai itu ada berjenis-jenis ikan,
seperti ikan-ikan di laut besar, sangat banyak. 11Tetapi rawa-rawa dan paya-payanya
tidak menjadi tawar, itu menjadi tempat engambil garam. 12Pada kedua tepi sungai
itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunya tidak layu dan
buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-
pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi akanan dan daunya
menjadi obat.”
a. Apa yang dilihat oleh nabi Yehezkiel dalam cerita tadi?

50
b. Apa yang terjadi dengan lingkungan sekitar di mana air itu
mengalir?
c. Kenapa air laut mati menjadi tawar?
d. Dari manakah sumber air sungai itu?
e. Apakah kita pernah menanam pohon?
f. Apakah kita pernah membuang sampah di sungai?
g. Apakah kita menjaga kelestarian lingkungan hidup kita di rumah
masing-masing bersama keluarga?
h. Bagaimana sikap kita terhadap lingkungan alam?

Rangkuman
Fasilitator merangkum dan menyimpulkan pokok-pokok sharing.
Kita manusia memerlukan oksigen untuk bisa bernafas dan sumber
oksigen dunia banyak berasal dari tanaman dan pepohonan hijau.
Oleh karena itu perusakan hutan dan penebangan secara liar secara
langsung memberikan efek bagi kehidupan manusia, maka kkta perlu
secara bijak menyikapi situasi ini. Sejak kecil kita harus punya
pengalaman-pengalaman bersama keluarga untuk melestarikan alam.
Dengan cara ini kita semua teah melakukan kerjasama dengan Allah
melalui menjaga alam.

Doa Umat
P. Marilah kita memanjatkan doa-doa kita kepada Allah yang
Mahakuasa.
L. Bagi pemerintahan kita, secara khusus mereka yang bertugas
pada dinas yang menjaga kelestarian lingkungan.
Semoga mereka tidak jemu-jemu menghimbau dan mengajar
masyarakat untuk hidup selaras alam. Marilah kita mohon…
L. Bagi para orang tua
Semoga para orang tua mengajarkan kepada anak-anak mereka
pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup u tuk masa
depan yang lebih sehat dan kebaikan banyak makhluk hidup lain.
Marilah kita mohon…

51
L. Bagi orang-orang sakit
Semoga orang-orang sakit dapat memperoleh kembali rahmat
kesembuhan agar mengalami kembali kegembiaraan bersama
keluarga mereka. Marilah kita mohon…
L. Bagi anak-anak di seluruh dunia
Semoga anak-anak selalu menyadari tugas dan tanggung jawab
mereka dimasa depan terhadap lingkungan hidup. Marilah kita
mohon…

RITUS PENUTUP
Rencana Aksi Nyata
Fasilitator mengajak peserta untuk membicarakan bersama aksi nyata
yang akan dilakukan bersama sesudah proses katekese.
a. Apa yang akan dibuat?
b. Kapan dilaksanakan?
c. Sasarannya siapa dan dimana?

Pengumuman
Informasi waktu dan tempat pertemuan berikutnya dan mengingatkan
rencana aksi nyata.

Doa Penutup
Marilah kita berdoa:
Allah yang kekal. Kami telah menyelesaikan pertemuan kami ini kami
mohon bantulah kami agar senantiasa mampu menyadari tugas dan
tanggung jawab kami terhadap alam ciptaanMu tempat kami berdiam,
agar kami mampu hidup selaras alam dan menjaganya seperti menjaga
diri kami sendiri. Demi kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Tanda Salib
Lagu Penutup

52
PERTEMUAN IV
MENGGERAKKAN SOLIDARITAS HIDUP YANG DINAMIS

Tujuan
Anak-anak dan remaja semakin sadar untuk mebangun hubungan
sosial dengan semua orang, suka berbagi dan selalu peduli pada
sesama.

Gagasan Dasar
 Kehidupan manusia dewasa ini semakin bercorak individualistik.
Kemajuan teknologi khususnya tekologi komunikasi membawa
manusia ke dalam lingkaran kesendirian dan tenggelam dalam
dunia digital yang menawarkan kenyamanan diri tanpa terganggu
oleh kehadiran orang lain. Situasi ini diperparah lagi oleh pandemi
COVID 19 yang membatasi ruang perjumpaan manusia dalam
lingkup virtual tanpa interaksi personal yang mendalam. Kenyataan
ini menuntutpersekutuan gerejani kita perlu mempertajam gerakan-
gerakan yang mengutamakan kebersamaan bersaudara, agar
persaingan yang tidak sehat semakin terbuka kepada bentuk-bentuk
kerjasama yang memungkinkan semua orang untuk melibatkan diri
demi kebaikan bersama. Dalam hal ini, persekutuan gerejani kita
pantas mengembangkan hati nurani yang terbuka, khususnya untuk
mereka yang berkekurangan dalam hidup dan penghidupan
(Berjalan Bersama Dengan Semangat Injil : hal. 9-10).
 Gerak perubahan yang begitu cepat dalam lingkungan hidup
manusia, menuntut suatu bentuk adaptasi kehidupan untuk
menyokong pertumbuhan sosial antar manusia agar tetap terhubung
satu sama lain secara benar. Harapan semua orang adalah mampu
hidup beradaptasi dengan kondisi sekarang ini yang kita sebut
normalitas baru. Normalitas baru adalah proses manusia harus
secara sabar belajar dan terus beradabtasi untuk mengembangkan

53
respon yang tepat dalam menghadapi tuntutan perubahan yang
terjadi. Normalitas baru berkaitan dengan skala waktu di mana
manusia akan berupaya mengembangkan perilaku yang sesuai
untuk membuat kehidupan menjadi lebih baik dalam jangka
panjang.
 Dalam hidup normalitas baru terbangun semangat solidaritas.
Pandemi telah mengingatkan kita bahwa tidak ada yang
diselamatkan sendirian. Pandemi juga mengingatkan kita akan apa
yang biasa kita sebut “solidaritas”. Solidaritas lebih dari tindakan
kedermawanan yakni panggilan untuk merangkul kenyataan bahwa
kita terikat oleh ikatan timbal balik. Di atas fondasi ini kita dapat
membangun masa depan manusia yang lebih baik dan berbeda dari
sebelumnya. Bagi Paus Fransiskus, Inkarnasi dan solidaritas
merupakan dua hal yang tidak terpisahkan satu sama lain. Inkarnasi
Putra (Sabda yang menjadi daging) ke tengah dunia manusia
menegaskan bahwa Allah beserta kita (God-with us), Allah
mencintai kita, Allah berjalan bersama kita, Allah bersolider
dengan umat manusia dengan masuk dalam sejarah manusia. Yesus
tidak memisahkan diri dengan manusia, melainkan memandang
manusia sebagai saudara-saudari. Dalam hal ini, identifikasi diri
Yesus dengan mereka yang miskin dan terpinggirkan bagi Paus
Fransiskus menjadi elemen yang sangat penting untuk diperhatikan
(EG 186).
 Mgr. Petrus Turang dalam Pesan Natal 2021 mengajak kita
kawanannya untuk terus berjalan bersama dalam menemukan
keutuhan penghayatan dan pengamalan iman dalm hidup
menggereja dan masyarakat. Berjalan bersama sebagai murid-
murid Kristus mudah-mudahan mampu menjelmakan iman
Kristiani guna menyuburkan persaudaraan dan persahabatan dalam
dunia kita yang sering kacau dan tidak bersinergi karena
keangkuhan hati manusia. Rasul St. Perus berkata: “Hendaklah
kamu seia, sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara,

54
penyayang dan rendah hati, dan janganlah membalas kejahatan
dengan kejahatan, atau caci maki dengan cani maki, tetapi
sebaliknya hendaklah kamu memberkati,karena untuk itulah kamu
dipanggil, yaitu memperoleh berkat” (1Ptr 3:8-9). Kita tetap dalam
panggilan akan peduli sesama dengan tulus hati, karena perilaku
demikian akan membangun dialog kehidupan yang saling
memerdekakan. Ajakan Bapa Uskup Agung Kupang ini secara
nyata mengingatkan kita pada arah pastoral pasca MUSPAS IV
KAK yang menggerakkan semangat solidaritas hidup yang dinamis
agar kita ikut terlibat memulihkan kehidupan dengan mulai
memulihkan hubungan antar manusia yang telah terpapar oleh
semangat individualistik kronis.

Sumber Teks: Luk 8:1-3


Gambaran Sintesis Teks
o Perikop ini dicatat Lukas sebagai informasi mengenai kehadiran
para perempuan yang turut terlibat dalam karya pelayanan Yesus.
Lukas mencatat beberapa nama yaitu Maria Magdalena, Yohana,
Susana, dan banyak perempuan lain. Para perempuan itu
mendukung karya Yesus dengan kekayaan mereka. Kehadiran dan
pelayanan mereka mengungkapkan kemurahan hati dan
kepedulian. Itulah wujud solidaritas untuk berbagi kasih dengan
sesama.
o Dari segi budaya Yahudi yang amat kental dengan patriarkat,
kehadiran dan peran publik kaum perempuan merupakan sesuatu
yang dikendalikan. Perempuan ditempatkan di bawah lelaki.
Kedudukan subordinatif di bawah kaum lelaki ini membuat
perempuan kurang leluasa berperan aktif dalam kehidupan sosial.
Namun kehadiran Yesus mendobrak tradisi yang menghambat
peran sosial setiap orang, termasuk kaum perempuan. Yesus
memberikan kesempatan kepada mereka untuk ikut ambil bagian
dalam pelayananNya. Terbuka ruang bagi kaum perempuan untuk
menunjukkan solidaritas dan kepedulian sosial dengan tindakan
saling berbagi hidup yang membawa sukacita injil.
55
Pesan Teks
o Tuhan menunjukkan solidaritas kepada manusia melalui kehadiran
dan pelayanan publik Yesus. Yesus adalah tanda solidaritas Allah
yang agung. Karya pewartaanNya dalam kata dan tindakan
menunjukkan solidaritas yang dinamis dari Allah kepada manusia.
Solidaritas Allah menjadi titik pangkal solidaritas manusia dengan
sesamanya.
o Tuhan memberikan ruang dan peluang kepada setiap pengikutNya
untuk ikut ambil bagian dalam solidaritas kristiani. Tidak ada
diskriminasi dalam pelayanan solidaritas. Semua pihak, kaum
lelaki, perempuan, anak-anak, orang muda, yang kaya, yang
miskin, yang kuat, yang lemah, disabilitas, dan sebagainya,
dipanggil dan diutus berdasarkan sakramen pembaptisan untuk
mengamalkan solidaritas kristiani yang dinamis.
Aplikasi Teks
o Semua pengikut Kristus dapat mengamalkan solidaritas kristiani
melalui pelbagai cara kreatif sesuai kemampuan dan kondisi
setempat. Setiap murid terlibat aktif dalam karya-karya pelayanan
kasih yang mengungkapkan solidaritas yang dinamis.
o Gerakan solidaritas kristiani berangkat dari hati yang penuh kasih,
tulus, peka, rela berbagi, peduli dan berani berkorban untuk
kebaikan sesama dan bersama. Kemurahan hati dalam berbagi
menjadi titik tolak gerakan dinamis solidaritas kristiani. Setiap
orang dapat memberi dari apa yang dimilikinya dengan semangat
persaudaraan. Berjalan bersama dalam solidaritas yang dinamis
memungkinkan terciptanya kesejahteraan hidup bersama dan
mengurangi bahkan menghilangkan kesenjangan sosial yang terjadi
karena egoisme dan individualisme kapitalistik.

Langkah-Langkah Pengembangan
RITUS PEMBUKA
Lagu Pembuka
Tanda salib

56
Kata Pengantar
Adik-adik yang terkasih...
Semua manusia adalah sama secara status sebagai ciptaan Allah, yang
membuat kita merasa diri berbeda adalah suku atau warna kulit dan
lain sebagainya yang kelihatan tetapi secara ke dalam kita adalah satu
dan sama dalam kebutuhan untuk bertahan hidup. Maka sikap saling
membantu, toleran dan memperhatikan satu sama lain adalah hal baik
yang perlu kita lakukan. Dalam katekese ini kita diajak meliahat
sejauh mana kita bersikap sama kepada semua orang. Marilah kita
memulainya dengan doa.

Doa Pembuka
Marilah kita berdoa:
Allah Bapa yang kekal. Kami ini engkau ciptakan sebagai laki-laki
dan perempuang untuk saling melengkapi. Bantulah kami untuk tidak
melihat perbedaan satu dengan yg lain untuk saling merendahkan
tetapi sebagai sarana untuk saling mendukung dalam semangat penuh
cinta. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

PENDALAMAN IMAN
Kenyataan Hidup
Adik-adik terkasih…
 Dalam dunia kita pembedaan ras antara yang berkulit hitam dan
berkulit putih masih sangat besar. Seolah-olah yang putih lebih
baik daripada yang hitam.
 Persoalan gender masih sangat kuat dimana wanita ditempatkan
sebagai orang yang lemah.
 Kurangnya semangat solidaritas satu dengan yang lain sehingga
bulying dan juga hoax begitu mudah dilakukan.
 Kita hidup berdampingan dengan banyak orang dari suku yang
berbeda, agama yang berbeda, latar belakang sosial dan budaya
yang berbeda. Kita lihat ada orang kaya dan ada juga orang miskin.
Ada orang sehat dan ada juga orang sakit.

57
Mari kita dalami kenyataan-kenyataan hidup diatas, agar kita dapat
menjadi orang-orang yang lebih solider, setia kawan dan peduli
sesama.
a. Mengapa Tuhan menciptakan kita berbeda satu sama lain?
b. Bagaiman sikap kita dalam memabangun relasi dengan semua
orang?
c. Apakah saya berteman dengan siapa saja atau suka memilih
teman?
d. Apakah kita masih suka berbagi dan peduli dengan orang lain?
e. Apakah saya adalah anak yang suka saling membantu?
f. Bagaimana sikap kita terhadap kemajuan teknologi yang begitu
pesat saat ini?
g. Apakah saya selalu berbicara yang jujur atau suka menipu?
h. Apakah saya suka mengganggu teman atau mencari musuh?

Pengalaman Kitab Suci


Fasilitator mengajak peserta membaca perikop Luk 8:1-3.
Perempuan-Perempuan Yang Melayani Yesus
1
Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa-
ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama
dengan Dia, 2dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-
roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu maria yang disebut Magdalena, yang telah
dibebaskan dari tujuh roh jahat, 3Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana
dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu
dengan kekayaan mereka.
a. Kemana Yesus pergi dan apa yang Ia lakukan?
b. Siapa saja yang menemani Yesus?
c. Apa yang dilakukan oleh para perempuang yang mengikuti Yesus?
d. Apa yang harus kita lakukan sebagai sahabat Tuhan Yesus yang
baik?

Rangkuman
Fasilitator merangkum dan menyimpulkan pokok-pokok sharing.
Yesus ada contoh teladan daripada pribadi yang sangat mengharagai
alam dan manusia. Walaupun Ia berkuasa atas semua karena Ia anak
Allah tetapi Dia tidak melakukan hal yang semena-mena. Ia
menyayangi dan merangkul semua. Hal ini yang harus kita lihat dan
58
kita pelajari dalam perjalanan hidup kita, karena kita akan selalu
bertemu dengan banyak org dari berbagai latar belakang dengan
perbedaan fisik dan karakter namun kita adalah sma-sama manusia.
Maka sejak kecil kita harus belajar menghargai dan menghormati
perbedaan seraya menguatkan keyakinan kita serta melatih
kemampuan atau kelibahan yg kita miliki supya berguna bagi semua
orang di masa depan. Dengan demikian kita akan selalu siap pergi
kemana saja dengan keyakinan bahawa kita bisa menjadi agen
pembawa damai dan kesatuan.

Doa Umat
P. marilah kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada
Allah Bapa di Surga.
L. Bagi Gereja
Semoga Gereja selalu mendorong seluruh umat agar terus berjuang
menjaga perdamaian dan persatuan umat dengan sesama umat dan
lingkungan sekitar supaya selalu ada kedamaian di mna-mana.
Marilah kita mohon...
L. Bagi pemerintahan kita
Semoga para pemimpin pemerintahan selalu mengupayakan
perdamaian dan kesatuhan secara sungguh-sungguh sehingga semua
masyatakat merasa aman dan nyaman untuk berkarya. Marilah kita
mohon.....
L. Bagai para penegak kebenaran dan keadilan
Semoga para penegak kebenaran dan keadilan, para polisi tentara dan
hakim selalu menjaga situasi damai agar tidak terjadi perselisihan dan
perpecahan dalam kelompok masayarakat dan menjaga keadilan
bersama sehingga tidak ada yang merasa direndahkan. Marilah kita
mohonn....
L. Bagi semua yang hadir dalam katekese ini
Semoga kami semua selalu tergerak hati untuk melakukan hal-hal
yang baik bersama keluarga dan semua yang ada disekitar kami
sehingga kami dapat belajar untuk tidak menjadi pribadi yang egois.
Marilah kita mohon...

59
RITUS PENUTUP
Rencana Aksi Nyata
Fasilitator mengajak peserta untuk membicarakan bersama aksi nyata
yang akan dilakukan bersama sesudah proses katekese.
a. Apa yang akan dibuat?
b. Kapan dilaksanakan?
c. Sasarannya siapa dan dimana?

Pengumuman
Informasi waktu dan tempat pertemuan berikutnya dan mengingatkan
rencana aksi nyata.

Doa Penutup
Marilah kita berdoa:
Allah Bapa yang kekal. Engkau adalah sumber segala kedamaian.
Bantulah kami untu mampu menjadi agen perdamaian dan cinta kasih
di manapun kami berada. Semoga kami selalu mampu hidup berbagai
dan berbelarasa dengan semua orang dan seluruh alam sebagai bagian
dari hidup kami. Karena Kristus Tuhan kami. Amin.

Tanda Salib
Lagu Penutup

60

Anda mungkin juga menyukai