Anda di halaman 1dari 33

Bab 1.

Nilai-Nilai Pancasila Dalam Penyelenggaraan


Kekuasaan Negara

PETA MATERI DAN PEMBELAJARAN

SUB-BAB KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Sistem Pembagian Kegiatan Pembelajaran : Mengamati,


Kekuasaan Negara Menanya, Mengumpulkan Informasi,
Repiblik Indinesia Mengasosiasikan dan
Mengkomunikasikkan

SUB-BAB KEGIATAN PEMBELAJARAN


B.Kedudukan dan Fungsi Kegiatan Pembelajaran :
Kementerian Negara dan Mengkomunikasikkan
Nilai-Nilai Lembaga Pemerintahan
Nilai-Nilai Presentasi Kelompok 1.
Pancasila dalam Non Departemen
Pancasila dalam
Penyelenggaraan
Penyelenggaraan
Kekuasaan
Kekuasaan
Negara SUB-BAB KEGIATAN PEMBELAJARAN
Negara
C. Kedudukan dan Fungsi Kegiatan Pembelajaran : Mengumpulkan
Pemerintahan Daerah Informasi, Mengasosiasikan dan
Mengkomunikasikkan
dalam Kerangka NKRI

KEGIATAN PEMBELAJARAN
SUB-BAB
Kegiatan Pembelajaran : Mengamati,
D. Nilai-Nilai Pancasila dalam
Menanya, Mengumpulkan Informasi,
Penyelenggaraan
Mengasosiasikan dan
Pemerintahan
Mengkomunikasikkan

PROYEK KEWARGANEGARAAN
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1.1. Mengorganisasi nilai-nilai 1.1.1. Membangun nilai-nilai Toleran dalam


Pancasila dalam praktik praktik penyelenggaraan
penyelenggaraan pemerintahan negara
pemerintahan Negara
sebagai salah satu bentuk
1.1.2. Membangun nilai-nilai Kejujuran
pengabdian kepadaTuhan dalam praktik penyelenggaraan
Yang Maha Esa pemerintahan negara

2.1.Mengamalkan nilai-nilai 2.1.1. Membangun nilai-nilai Toleransi


Pancasila dalam kerangka dalam kerangka praktik
praktik penyenggaraan penyenggaraan pemerintah Negara
pemerintah Negara 2.1.2. Membangun nilai-nilai Kejujuran
dalam kerangka praktik
penyenggaraan pemerintah Negara
3.1. Menganalisis nilai-Nilai 3.1.1. Menganalisis sistem pembagian
Pancasila dalam kerangka kekuasaan negara Republik
praktik penyelenggaraan Indonesia
pemerintahan Negara 3.1.2. Mengidentifikasi kedudukan dan
fungsi kementerian negara Republik
Indonesia dan lembaga
pemerintahan non departemen
3.1.3. Menganalisis kedudukan dan fungsi
pemerintahan daerah dalam
kerangka NKRI
3.1.4. Menganalisis Nilai-nilai Pancasila
dalam penyelenggaraan
pemerintahan

4.1. Mengambil keputusan 4.1.1 Menyaji hasil analisis tentang


bersama sesuai nilai-nilai pengambilan keputusan bersama
Pancasila dalam kerangka sesuai nilai-nilai Pancasila dalam
praktik penyelenggaraan kerangka praktik penyelenggaraan
pemerintahan Negara pemerintahan Negara .
4.1.2 Mengkomunikasikan hasil analisis
terkait dengan pengambilan
keputusan bersama sesuai nilai-nilai
Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan
Negara

C. Materi Pembelajaran Bab 1


Materi pelajaran PPKn Kelas X Bab 1 adalah Nilai-nilai Pancasila
dalam Penyelenggaraan Kekuasaan Negara, dengan Sub-Bab sebagai
berikut.
A. Sistem Pembagian Kekuasaan Negara
B. Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan
Lembaga Pemerintah Non Departemen
C. Kedudukan dan Fungsi Pemerintah Daerah dalam Kerangka NKRI
D. Nilai-nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan pemerintahan
(materi-materi tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut dalam RPP
berdasarkan fakta, konsep, prinsip dan prosedur).

D. Proses Pembelajaran
1. PERTEMUAN PERTAMA
Pertemuan pertama ini merupakan wahana dialog untuk lebih
memantapkan proses pembelajaran PPKn yang akan dilakukan pada
pertemuan-pertemuan berikutnya. Pertemuan awal ini juga menjadi wahana
untuk membangun ikatan emosional antara guru dan peserta didik;
bagaimana guru dapat mengenal anak didiknya; bagaimana guru
menjelaskan pentingnya mata pelajaran PPKn; bagaimana guru dapat
menumbuhkan ketertarikan peserta didik terhadap materi yang akan
dibahas. Dalam pertemuan ini guru juga dapat mengangkat isu aktual
sebagai apersepsi.
a. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan peserta didik dapat:
1) Membangun nilai-nilai Toleran dan Kejujuran dalam praktik
penyelenggaraan pemerintahan negara
2) Menganalisis nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan
3) Menyaji hasil analisis tentang pengambilan keputusan bersama sesuai
nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan
pemerintahan Negara .
4) Mengkomunikasikan hasil analisis terkait dengan pengambilan
keputusan bersama sesuai nilai-nilai Pancasila dalam kerangka
praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara

b. Materi Pelajaran
Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama ini adalah Bab I,
Sub-bab A. Sistem Pembagian Kekuasaan Negara dengan deskripsi materi
sebagai berikut :

1. Macam-macam Kekuasaan Negara


Menurut John Locke sebagaimana dikutip oleh Astim Riyanto dalam
bukunya yang berjudul Negara Kesatuan; Konsep, Asas, dan Aplikasinya
(2006:273), kekuasaan negara itu dapat dibagi menjadi tiga macam
kekuasaan yaitu:
a. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau
membentuk undang-undang
b. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-
undang, termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran
terhadap undang- undang
c. Kekuasaan federatif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan hubungan
luar negeri.
Menurut Montesquie sebagaimana dikutip oleh Astim Riyanto
dalam bukunya yang berjudul Negara Kesatuan; Konsep, Asas, dan
Aplikasinya (2006:273)
a. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau
membentuk undang-undang
b. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-
undang
c. Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mempertahankan
undang- undang, termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap
pelanggaran terhadap undang-undang.
Pendapat yang dikemukakan oleh Montesquieu merupakan
penyempurnaan dari pendapat John Locke. Kekuasaan federatif oleh
Montesquieu dimasukan ke dalam kekuasaan eksekutif dan fungsi
mengadili dijadikan kekuasaan yang berdiri sendiri. Ketiga kekuasaan
tersebut dilaksanakan oleh lembaga-lembaga yang berbeda dan sifatnya
terpisah. Oleh karena itu teori Montesquieu ini dinamakan dengan Trias
Politica.
2. Konsep Pembagian Kekuasaan di Indonesia
Menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, penerapan
pembagian kekuasaan di Indonesia terdiri atas dua bagian, yaitu
pembagian kekuasaan secara horizontal dan pembagian kekuasaan secara
vertikal.
1) Pembagian kekuasaan secara horizontal
Pembagian kekuasaan secara horizontal yaitu pembagian
kekuasaan menurut fungsi lembaga-lembaga tertentu (legislatif,
eksekutif dan yudikatif). Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, secara horizontal pembagian kekuasaan negara di
lakukan pada tingkatan pemerintahan pusat dan pemerintahan
daerah. Pembagian kekuasaan pada tingkat pemerintahan pusat
mengalami pergeseran setelah terjadinya perubahan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pergeseran klasifikasi kekuasaan
negara yang umumnya terdiri atas tiga jenis kekuasaan (legislatif,
eksekutif dan yudikatif) menjadi enam kekuasaan negara, yaitu:
1) Kekuasaan konstitutif, yaitu kekuasaan untuk mengubah
dan menetapkan Undang-Undang Dasar. Kekuasaan ini dijalankan
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagaimana ditegaskan
dalam Pasal 3 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang menyatakan bahwa Majelis Permusyawaratan Rakyat
berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar.
2) Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk menjalankan undang-
undang dan penyelenggraan pemerintahan Negara. Kekuasaan ini
dipegang oleh Presiden sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 4
ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan bahwa Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.
3) Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membentuk undang-
undang. Kekuasaan ini dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 20 ayat (1) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Dewan
Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-
undang.
4) Kekuasaan yudikatif atau disebut kekuasaan kehakiman yaitu
kekuasaan untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan ini dipegang oleh
Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi sebagaimana
ditegaskan dalam Pasal 24 ayat (2) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Kekuasaan
kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan
peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan
umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi.
5) Kekuasaan eksaminatif/inspektif, yaitu kekuasaan yang
berhubungan dengan penyelenggaraan pemeriksaan atas
pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara.
Kekuasaan ini dijalankan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 23 E ayat (1) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan
negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan
mandiri.
Sumber :https://www.google.co.id/katadata.co.id/public/media/oldmedia
Gambar 1.1. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Pembagian kekuasaan secara horizontal pada tingkatan


pemerintahan daerah berlangsung antara lembaga-lembaga daerah
yang sederajat, yaitu antara Pemerintah Daerah (Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pada
tingkat provinsi, pembagian kekuasaan berlangsung antara Pemerintah
provinsi (Gubernur/wakil Gubernur) dan DPRD provinsi. Sedangkan
pada tingkat kabupaten/kota, pembagian kekuasaan berlangsung
antara Pemerintah Kabupaten/Kota (Bupati/wakil Bupati atau
Walikota/wakil Walikota) dan DPRD kabupaten/kota.

2) Pembagian kekuasaan secara vertikal


Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian
kekuasaan menurut tingkatnya, yaitu pembagian kekuasaan antara
beberapa tingkatan pemerintahan. Pada pemerintahan daerah
berlangsung pula pembagian kekuasaan secara vertikal yang
ditentukan oleh pemerintahan pusat. Hubungan antara pemerintahan
provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota terjalin dengan koordinasi,
pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintahan Pusat dalam bidang
administrasi dan kewilayahan.
Pembagian kekuasaan secara vertikal muncul sebagai
konsekuensi dari diterapkannya asas desentralisasi di Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Dengan asas tersebut, Pemerintah Pusat
menyerahkan wewenang pemerintahan kepada pemerintah daerah
otonom (provinsi dan kabupaten/kota) untuk mengurus dan mengatur
sendiri urusan pemerintahan di daerahnya, kecuali urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat, yaitu
kewenangan yang berkaitan dengan politik luar negeri, pertahanan,
keamanan, yustisi, agama, moneter dan fiskal. Hal tersebut ditegaskan
dalam Pasal 18 ayat (5) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang menyatakan Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-
luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang
ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.
c. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based Learning sebagai berikut :

SINTAK DESKRIPSI KEGIATAN

1. Guru mempersiapkan kelas agar lebih


kondusif untuk proses belajar mengajar; kerapian dan
kebersihan ruang kelas, presensi, menyiapkan media dan
alat serta buku yang diperlukan.
2. Guru memberikan penguatan tentang
aspek motivasi belajar dan sikap spiritual peserta didik
berkaitan dengan sara syukur peserta didik masih dapat
melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan menengah
(SMA)
3. Guru menegaskan kembali tentang topik
dan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang
dibutuhkan
4. Guru meminta peserta didik untuk
mengamati Gambar 1.1. tentang Photo Presiden dengan Para
Menteri di Istana Negara serta membaca buku Bab 1. Sistem
Pembagian Kekuasaan Negara, dengan Sub Bab A.
Pembagian kekuasaan negara Republik Indonesia.

Orientasi
peserta didik
pada
masalah

Sumber : https://www.google.co.id/merdeka.com
Gambar 1.2. Ptoto Presiden dan Para Menteri

5. Guru meminta peserta didik untuk


menganalisis suatu permasalahan terkait dengan Pembagian
kekuasaan negara Republik Indonesia.
6. Guru meminta peserta didik mencatat hal-
hal yang penting dan mungkin dapat dieksplorasi pada saat
proses menganalisis nanti
Mengorganis 1. Guru membagi peserta didik dalam 7 kelompok yang
asi peserta beranggotakan 4 - 5 orang siwa. Dengan pembagian tugas
didik untuk sebagai berikut :
 Kelompok 1 dan 2
Analisis tentang Kekuasaan Konstitutif
 Kelompok 3 dan 4
Analisis tentang kekuasaan Legislatif
 Kelompok 5 dan 6
Analisis tentang kekuasaan Yudikatif
 Kelompok 7
Analisis tentang kekuasaan Kekuasaan Eksaminatif
2. Guru meminta peserta didik secara kelompok
mencatat pertanyaan yang ingin diketahui, dan mendorong
peserta didik untuk terus menggali rasa ingin tahu dengan
pertanyaan secara mendalam dalam daftar pertanyaan,
terkait dengan tugas yang diberikan
belajar 3. Guru mengamati keterampilan peserta didik secara
perorangan dan kelompok dalam menyusun pertanyaan.
4. Selama penyelidikan, peserta didik didorong untuk
mengajukan pertanyaan dan mencari informasi sebanyak-
banyaknya tentang tugas diberikan dengan indiator sebagai
berikut :
a. Tugas dan wewenang lembaga Negara menurut UUD
NRI Tahun 1945
b. Hubungan kerja dengan lembaga Negara lainnya
c. Permasalahan dihadapi lembaga Negara tersebut
d. Solusi terkait dengan permasalahan yang dihadapi
5. Guru bertindak sebagai pembimbing yang siap
membantu, namun peserta didik harus berusaha untuk
belajar keras.
1. Guru membantu dan membimbing peserta didik
untuk mengumpulkan informasi tentang Tugas yang
diberikan sesuai dengan penugasannya yaitu meliputi :
a. Tugas dan wewenang lembaga Negara menurut UUD
NRI Tahun 1945
b. Hubungan kerja dengan lembaga Negara lainnya
c. Permasalahan dihadapi lembaga Negara tersebut
Membimbing
d. Solusi terkait dengan permasalahan yang dihadapi
penyelidikan
2. Peserta didik mengumpulkan informasi sebanyak-
individual
banyaknya dari berbagai sumber, dan mengajukan
dan
pertanyaan pada peserta didik lain dalam kelompok untuk
kelompok
berpikir tentang jawaban terhadap pemecahan masalah
terhadap kendala-kendala yang dihadapi lembaga Negara
tersebut
3. Guru bertindak sebagai sumber belajar bagi peserta
didik dengan membei konfirmasi atas jawaban peserta didik,
atau mengungkap lebih jauh penyelidikan yang telah mereka
lakukan.
1. Guru membimbing peserta didik dalam kelompok untuk
menyusun laporan hasil kajian kelompok
2. Laporan tersebut dapat berupa bahan tayang (powerpoint)
Mengembang atau laporan tertulis.
kan dan
3. Guru membimbing setiap kelompok untuk menyajikan hasil
menyajikan
telaah di kelas. Kegiatan penyajian dapat dilakukan setiap
hasil karya
kelompok secara bergantian di depan kelas dan kelompok
lain memberikan pertanyaan atau komentar terhadap hasil
kerja dari kelompok penyaji.
1. Guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi pemikiran
dan aktivitas mereka selama proses kegiatan pengumpulan
Menganalisis informasi, proses analisis serta preses berlangsungnnya
dan tugas kelompok
mengevaluas 2. Guru membantu peserta didik melakukan refleksi atau
i proses evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang telah
pemecahan mereka lakukan.
masalah 3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan rasa
syukur kepada Allah SWT, Tuhan YME bahwa pertemuan
kali ini telah berlangsung dengan baik dan lancar

d. Penilaian
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap terhadap peserta didik dapat dilakukan dengan
observasi selama proses pembelajaran berlangsung. (Panduan
Observasi Terlampir)
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan mengumpulkan hasil
kerja Kelompok sebagaimana tersebut dalam kegiatan pembelajaran
problem based learning diatas
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan
peserta didik dalam mengkomunikasikan hasil kerja kelompok yang
dibuat baik secara lisan (1 s/d 2 orang yang merupakan perwakilan
kelompok) maupun secara tertulis (selain peserta didik yang
mengkomuniikasikan).

2. PERTEMUAN KEDUA
Pertemuan kedua akan membahas materi tentang kedudukan dan
fungsi kementerian negara Republik Indonesia dan lembapa pemerintahan
non departemen. Dalam pertemuan ini guru juga dapat mengangkat isu
aktual sebagai apersepsi.
a. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan mengkomunikasikan peserta didik dapat :
1) Membangun nilai-nilai Toleransi dan Kejujuran dalam kerangka
praktik penyenggaraan pemerintah Negara
2) Mengidentifikasi kedudukan dan fungsi kementerian negara
Republik Indonesia dan lembaga pemerintahan non departemen
3) Menyaji dan Mengkomunikasikan hasil analisis tentang
pengambilan keputusan bersama sesuai nilai-nilai Pancasila dalam
kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara .

b. Materi Pelajaran
Materi yang disampaikan pada pertemuan kedua ini adalah Bab 1 Sub-
bab B. Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan
Lembaga Pemerintahan Non Departemen.
1. Tugas Kementerian Negara Republik Indonesia
Keberadaan Kementerian Negara Republik Indonesia diatur secara
tegas dalam Pasal 17 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan:
a. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.
b. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
c. Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
d. Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara
diatur dalam undang-undang.
Keberadaan kementerian Negara diatur dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara.
Kementerian Negara Republik Indonesia mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan dibawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara, yaitu:
a. Penyelenggara perumusan, penetapan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidangnya, pengelolaan barang milik/kekayaan negara
yang menjadi tanggung jawabnya, pengawasan atas pelaksanaan tugas
di bidangnya dan pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke
daerah.
b. Perumusan, penetapan, pelaksanaan kebijakan di bidangnya,
pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya, pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya,
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
Kementerian di daerah dan pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala
nasional.
c. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya, koordinasi dan
sinnkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya, pengelolaan barang
milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya dan
pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya.
Pasal 17 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menyebutkan bahwa setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam
pemerintahan. Dengan kata lain, setiap kementerian negara masing- masing
mempunyai tugas sendiri. Adapun urusan pemerintahan yang menjadi
tanggung jawab kementerian negara terdiri atas:
a. Urusan pemerintahan yang nomen klatur kementeriannya
secara tegas disebutkan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945, meliputi urusan luar negeri, dalam negeri, dan pertahanan.
b. Urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi urusan agama,
hukum, keuangan, keamanan, hak asasi manusia, pendidikan,
kebudayaan, kesehatan, sosial, ketenagakerjaan, industri,
perdagangan, pertambangan, energi, pekerjaan umum, transmigrasi,
transportasi, informasi, komunikasi, pertanian, perkebunan,
kehutanan, peternakan, kelautan, dan perikanan.
c. Urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan
sinkronisasi program pemerintah, meliputi urusan perencanaan
pembangunan nasional, aparatur negara, kesekretariatan negara,
badan usaha milik negara, pertanahan, kependudukan, lingkungan
hidup, ilmu pengetahuan, teknologi, investasi, koperasi, usaha kecil
dan menengah, pariwisata, pemberdayaan perempuan, pemuda,
olahraga, perumahan, dan pembangunan kawasan atau daerah
tertinggal.

2. Klasifikasi Kementerian Negara Republik Indonesia


Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun
2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara,
Kementerian Negara Republik Indonesia dapat diklasifikasikan berdasarkan
urusan pemerintahan yang ditanganinya, yaitu:
1. Kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang
nomenklatur/nama kementeriannya secara tegas disebutkan dalam
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang ruang
lingkupnya disebutkan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945
3. Kementerian yang menangani urusan pemerintahan dalam rangka
penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah
Selain kementerian yang menangani urusan pemerintahan di atas, ada
juga kementerian koordinator yang bertugas melakukan sinkronisasi dan
koordinasi urusan kementerian-kementerian yang berada di dalam lingkup
tugasnya. Kementerian koordinator, terdiri atas:
a. Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
b. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
c. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat

3. Lembaga Pemerintah Non-Kementerian


Selain memiliki kementerian negara, Republik Indonesia juga memiliki
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) yang dahulu namanya
Lembaga Pemerintah Non-Departemen. Lembaga Pemerintah Non-
Kementerian merupakan lembaga negara yang dibentuk untuk membantu
presiden dalam melaksanakan tugas pemerintahan tertentu. Lembaga
Pemerintah Non-Kementerian berada di bawah presiden dan bertanggung
jawab langsung kepada presiden melalui menteri atau pejabat setingkat
menteri yang terkait.
Keberadaan LPNK diatur oleh Peraturan Presiden Republik
Indonesia, yaitu Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun
2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non-Departemen.
Diantaranya adalah; Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Badan
Informasi Geospasial (BIG); Badan Intelijen Negara (BIN); Badan
Kepegawaian Negara (BKN), di bawah koordinasi Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; dan lain-lain.

Sumber : https://www.google.co.id/ digilib.batan.go.id


Gambar 1.3. Badan Tenaga Atom Nasional adalah Lembaga
Pemerintahan Non Kementerian

c. Kegiatan Pembelajaran
Secara umum kegiatan pembelajaran dibagi tiga tahapan: kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Deskripsi Kegiatan

Pendahuluan
1. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses
belajar mengajar dilanjutkan dengan apersepsi
2. Guru menyampaikan topik tentang “Kedudukan dan Fungsi
Kementerian Negara Republik Indonesia dan Lembaga Pemerintahan Non
Departemen”.
3. Guru mempersiapkan pembahasan materi melalui metode diskusi.
Kelompok yang telah ditentukan topiknya pada pertemuan pertama
(kelompok 1 agar mempersiapkan kelompoknya).

Kegiatan Inti
Mengkomunikasikan
Deskripsi Kegiatan
1. Presentasi Kelompok 1, topik Bab 1, Sub-Bab B. Kedudukan dan
Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan Lembaga Pemerintahan
Non Departemen.
2. Pada saat Kelompok 1 tampil presentasi, kelompok lainnya
menyimak materi presentasi (mengamati).
3. Setelah presentasi selesai dipaparkan oleh Kelompok 1, kelompok
lain memberikan saran/masukan dan mengajukan pertanyaan terkait dengan
materi yang sedang dibahas (menanya).
4. Pengajuan pertanyaan dilakukan dalam bentuk termin pertanyaan
(jumlah termin disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia).
Kegiatan mengumpulkan informasi dilakukan sebelum presentasi kelompok
dalam bentuk penugasan mencari informasi terkait dengan materi yang akan di
presentasikan.
Kegiatan mengasosiasikan dilakukan baik oleh kelompok yang mendapat tugas
presentasi, juga kelompok lain dengan melakukan analisis dalam kelompok pada
saat menyimak jalannya presentasi guna membuat pertanyaan.

Penutup
1. Guru menyimpulkan materi dan jalannya diskusi.
2. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru dapat melakukan refleksi
terkait dengan kasus tersebut.
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan rasa syukur
kepada Allah SWT, Tuhan YME bahwa pertemuan kali ini telah berlangsung
dengan baik dan lancar.

d. Penilaian
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap terhadap peserta didik dapat dilakukan selama
proses diskusi berlangsung. Penilaian dapat dilakukan dengan
observasi. Dalam observasi ini misalnya dilihat aktivitas dan tingkat
perhatian peserta didik pada saat diskusi berlangsung, kemampuan
menyampaikan pendapat, argumentasi/menjawab pertanyaan serta
aspek kerja sama kelompok.
2. Penilaian pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dalam bentuk penugasan, peserta
didik diminta untuk menjawab pertanyaan yang terdapat pada
Latihan Tugas Mandiri 1.2. dan Tugas Mandiri 1.3. serta Tugas
Kelompok 1.2.
Coba kalian cari informasi dari buku sejarah atau internet mengenai
nama-nama kabinet dari mulai presiden pertama sampai dengan presiden
saat ini. Tulislah informasi yang kalian temuakan pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.2. Presiden dan Nama Kabinet,

Presiden Ke- Nama Presiden Nama Kabinet


Tabel 1.3. Pengelompokan Kementerian
No Lingkup Tugas Nama Kementerian

1 Bidang Politik, Hukum


dan Keamanan

2 Bidang Perekonomian

3 Bidang Kesejahteraan
rakyat

Tugas Kelompok 1.2. Tugas dan fungsi lembaga pemerintahan non


kementerian
Bacalah secara berkelompok buku sumber dan paraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan keberadaan Lembaga Pemerintah Non-
Kementerian. Kemudian identifikasi tugas dan fungsi dari lembaga-
lembaga yang disebutkan di atas. Tulislah hasil identifikasi kalian dalam
tabel di bawah ini.
Tabel 1.2.
Tugas dan fungsi lembaga pemerintahan non kementerian
Nama Lembaga
No Tugas dan Fungsi
Pemerintah
1

6
7

3. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan
peserta didik dalam presentasi, kemampuan bertanya, kemampuan
menjawab/mempertahankan argumentasi kelompok, kemampuan
dalam memberikan masukan/saran terkait dengan materi yang
sedang dibahas (mengkomunikasikan secara lisan).

3. PERTEMUAN KETIGA
Pertemuan ketiga akan membahas materi tentang Kedudukan dan
Fungsi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia
a. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan peserta didik dapat:
1) Membangun nilai-nilai Toleransi dan Kejujuran dalam kerangka
praktik penyenggaraan pemerintah Negara
2) Menganalisis kedudukan dan fungsi pemerintahan daerah dalam
kerangka NKRI
3) Menyaji dan Mengkomunikasikan hasil analisis tentang pengambilan
keputusan bersama sesuai nilai-nilai Pancasila dalam kerangka
praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara .

b. Materi Pelajaran
Materi yang disampaikan pada pertemuan ketiga ini adalah Bab I, Sub-
Bab C. Kedudukan dan Fungsi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
1. Konsep Pemerintah Daerah
Keberadaan pemerintahan daerah secara tegas dijamin dan diatur
dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa
yang dimaksud dengan pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
a. Penyelenggaraan urusan pemerintahan
Urusan pemerintahan yang diselenggarakan oleh pemerintahan daerah
mencakup semua urusan pemerintahan kecuali beberapa urusan yang
menjadi kewenangan pemerintah pusat, yaitu kewenangan dalam
bidang politik luar negeri, pertahanan, keamanan, peradilan, moneter
dan fiscal, serta agama.
b. Pemerintah daerah dan DPRD
Pemerintan daerah dan DPRD merupakan unsur
penyelenggara pemerintahan daerah yang mempunyai kedudukan
yang sejajar. Sebagai penyelenggara pemerintahan daerah,
Pemerintah Daerah berkedudukan sebagai lembaga eksekutif di
daerah yang terdiri atas kepala daerah/wakil kepala daerah
dan perangkat daerah, sedangkan DPRD berkedudukan sebagai
lembaga legislatif di daerah yang anggotanya dipilih melalui
pemilihan umum. Pemerintahan daerah memiliki dua tingkatan,
yaitu: 1) Pemerintahan daerah provinsi dilaksanakan oleh pemerintah
daerah provinsi (Gubernur/Wakil Gubernur dan perangkat daerah
provinsi) dan DPRD Provinsi. 2) Pemerintahan daerah
kabupaten/kota dilaksanakan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota
(Bupati/Wakil Bupati atau Walikota/Wakil Walikota dan perangkat
daerah kabupaten/kota) dan DPRD Kabupaten/Kota.

Sumber : http://2.bp.blogspot.com
Gambar 1.4. Pusat Pemerintahan Provinsi Banten

c. Asas otonomi dan tugas perbantuan


Asas otonomi adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah (provinsi
dan kabupaten/kota) untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang- undangan. Sedangkan tugas perbantuan adalah
penugasan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dengan
kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya
kepada yang menugaskan. Konsekuensi penerapan asas ini adalah
daerah memiliki hak dan kewajiban dalam pelaksanaan otonomi
daerah yang diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintahan
daerah dan dijabarkan dalam bentuk Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD). Adapun macam-macam hak dan kewajiban
daerah dapat kalian lihat dalam tabel di bawah ini.
2. Kewenangan Pemerintahan Daerah
Pemerintahan daerah merupakan alat kelengkapan negara untuk
mencapai cita- cita dan tujuan-tujuan negara sebagaimana termaktub
dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea ke-2
dan ke-4. Untuk mencapai hal tersebut, tentu saja pemerintahan daerah
diberi kewenangan untuk menjalakan seluruh urusan pemerintahan di
daerah, kecuali beberapa kewenangan yang tidak diperkenankan dimiliki
oleh daerah yaitu kewenangan dalam politik luar negeri, pertahanan,
kemanan, peradilan/yustisi, moneter dan fiskal serta urusan agama.
Keenam urusan tersebut merupakan kewenangan pemerintah pusat.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 mengklasifikasikan urusan
pemerintahan daerah kedalam urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan
wajib dan urusan pilihan untuk pemerintahan daerah provinsi tentu saja
berbeda dengan yang dimiliki oleh oleh pemerintahan daerah
kabupaten/kota. Hal ini dikarenakan ruang lingkup urusan
pemerintahan daerah provinsi lebih luas dibanmdingkan dengan
pemerintahan daerah kabupaten/kota.
c. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini membagi kegiatan
pembelajaran dibagi tiga tahapan: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup.
Deskripsi Kegiatan

Pendahuluan
1. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses
belajar mengajar dilanjutkan dengan apersepsi dan tak kalah penting aspek
sikap spiritual peserta didik.
2. Guru menyampaikan topik tentang “Kedudukan dan Fungsi
Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
3. Guru mempersiapkan pembahasan materi melalui model problem
based learning

Kegiatan Inti
1. Sebelum peserta didik memahami Kedudukan dan Fungsi
Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia,
guru dapat menjelaskan bagaimana Kedudukan dan Fungsi Pemerintah
Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik.
2. Guru memaparkan secara singkat tentang Kedudukan dan Fungsi
Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik
Mengumpulkan Informasi
3. Peserta didik diberi waktu untuk membaca buku Teks Pelajaran
PPKn kelas X atau sumber lain (seperti website/internet/media cetak/sumber
lainnya) tentang Kedudukan dan Fungsi Pemerintah Daerah dalam Kerangka
Negara Kesatuan Republik
(dalam kegiatan ini sudah terintegrasi dengan kegiatan mengamati dan
Deskripsi Kegiatan

kegiatan menanya antarsesama peserta didik).


Mengasosiasikan
4. Peserta didik diberi waktu untuk menganalisis Kedudukan dan
Fungsi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik yang
terdapat dalam buku Teks Pelajaran PPKn Kelas X (Sub-bab C dengan
membandingkan dari sumber lain yang relevan (misalnya
website/internet/sumber lainnya).
5. Peserta didik melakukkan analisis Kedudukan dan Fungsi
Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik

Mengkomunikasikan
6. Secara random (1 s/d 2 orang) peserta didik dapat
mengkomunikasikan secara lisan hasil analisis Kedudukan dan Fungsi
Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik. Sedangkan
peserta didik yang lain mengumpulkan hasil analisis secara tertulis.

Penutup
1. Guru menyimpulkan hasil pemaparan Kedudukan dan Fungsi
Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik dilanjutkan
dengan umpan balik secara lisan kepada peserta didik tentang landasan
hukum Kedudukan dan Fungsi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara
Kesatuan Republik
2. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru dapat melakukan refleksi
terkait dengan Kedudukan dan Fungsi Pemerintah Daerah dalam Kerangka
Negara Kesatuan Republik.
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan syukur
kepada Allah SWT, Tuhan YME bahwa pertemuan kali ini telah berlangsung
dengan baik dan lancar.

d. Penilaian
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap terhadap peserta didik dapat dilakukan selama
proses diskusi berlangsung. Penilaian dapat dilakukan dengan
observasi. Dalam observasi ini misalnya dilihat aktivitas dan tingkat
perhatian peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung, serta
aspek kerja sama kelompok.
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dalam bentuk penugasan, peserta
didik diminta untuk melengkapi dan menjawab pertanyaan yang
terdapat pada Tugas Mandiri 1.4. Asas Otonomi Daerah,
Dalam penyelenggaraan pemerintahan di negara kesatuan dikenal
beberapa asas lainnya, diantaranya sentralisasi, desentralisasi dan
dekosentrasi. Nah berkaitan dengan hal itu, coba kalian cari pengertian
ketiga asas tersebut dari buku sumber yang lain atau internet.
Tuliskanlah pengertian ketiga asas tersebut dalam tabel di bawah ini.
Informasikanlah kepada teman yang lain.

Tabel 1.4. Tugas Mandiri Asas Otonomi Daerah

No Nama Azas Pengertian

1 Sentralisasi

2 Desentralisasi

3 Dekonsentrasi

Tugas Kelompok 1.3. Observasi terhadap kualitas pelaksanaan


kewenangan pemerintahan di daerah kabupaten/kota
Kerjakanlah tugas ini dengan teman sebangku. Lakukanlah pengamatan
baik secara langsung atau tidak langsung (dari buku sumber, media cetak
atau media elektronik) terhadap kualitas pelaksanaan kewenangan
pemerintahan di daerah kabupaten/kota kalian. Bubuhkanlah tanda
ceklis (√) pada kolom baik, kurang atau buruk sesuai dengan kenyataan
yang sebenarnya serta tuliskanlah indikatornya
Tabel 1.3. Tugas Kelompok Observasi terhadap kualitas pelaksanaan
kewenangan pemerintahan di daerah kabupaten/kota
Kualitas
No Kewenangan Baik Kurang Buruk Indikator
1 Perencanaan dan √ Pembangunan tidak
pengendalian hanya difokuskan
pembangunan. pada satu daerah saja,
tetapi semua daerah.
2 Perencanaan,
pemanfaatan, dan
pengawasan tata
ruang .
3 Penyelenggaraan
ketertiban umum
dan ketentraman
masyarakat.
4 Penyediaan
sarana dan
prasarana umum.
5 Penanganan
bidang kesehatan.
6 Penyelenggaraan
pendidikan.
7 Penanggulangan
masalah sosial.
8 Pelayanan
bidang
ketenagakerjaan.
9 Fasilitasi
pengembangan
koperasi, usaha
kecil dan
menengah.
10 Pengendalian
lingkungan hidup.
11 Pelayanan
pertanahan.
12 Pelayanan
kependudukan,
dan catatan sipil.
13 Pelayanan
administrasi
umum
pemerintahan.
14 Pelayanan
administrasi
penanaman
modal.

3. Penilaian Keterampilan
Penilaian ini dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta
didik dalam mengkomunikasikan hasil analisis Kedudukan dan
Fungsi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan
Republik (1 s/d 2 orang, perwakilan kelompok) maupun secara
tertulis (selain 1 s/d 2 orang yang merupakan perwakilan kelompok
diatas)

4. PERTEMUAN KEEMPAT
Pertemuan keempat akan membahas materi tentang Nilai-nilai
Pancasila dalam penyelenggaraan pemerintahan.
a. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan peserta didik dapat:
1) Membangun nilai-nilai Toleransi dan Kejujuran dalam kerangka
praktik penyenggaraan pemerintah Negara
2) Menganalisis Nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan
pemerintahan
3) Menyaji dan Mengkomunikasikan hasil analisis tentang pengambilan
keputusan bersama sesuai nilai-nilai Pancasila dalam kerangka
praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara .
b. Materi Pelajaran
Materi yang disampaikan pada pertemuan keempat ini adalah Bab I,
Sub-Bab D. Nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan pemerintahan

1. Implementasi Nilai-nilai Pancasila


Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
merupakan landasan bangsa Indonesia yang mengandung tiga tata nilai
utama, yaitu dimensi spiritual, dimensi kultural, dan dimensi institusional.
Dimensi spiritual mengandung makna bahwa Pancasila mengandung nilai-
nilai keimanan dan ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai
landasan keseluruhan nilai dalam falsafah negara. Hal ini termasuk
pengakuan bahwa atas kemahakuasaan dan curahan rahmat dari Tuhan
Yang Maha Esa perjuangan Bangsa Indonesia merebut kemerdekaan
terwujud.
Dimensi kultural mengandung makna bahwa Pancasila merupakan
landasan falsafah negara, pandangan hidup bernegara, dan sebagai dasar
negara. Dimensi institusional mengandung makna bahwa Pancasila harus
sebagai landasan utama untuk mencapai cita-cita dan tujuan bernegara,
dan dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Sumber
:https://www.google.co.id/image.sli
desharecdn.com

Gambar 1.5
Implementasi Nilai-nilai
Pancasila menjadi perekat
keberagaman bangsa
Indonesia

Aktualisasi nilai spiritual dalam Pancasila tergambar dalam Sila


Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini berarti bahwa dalam praktek
penyelenggaraan pemerintahan tidak boleh meninggalkan prinsip keimanan
dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Nilai ini menunjukkan
adanya pengakuan bahwa manusia, terutama penyelenggara negara
memiliki keterpautan hubungan dengan Sang Penciptanya. Artinya, di
dalam menjalankan tugas sebagai penyelenggara negara tidak hanya
dituntut patuh terhadap peraturan yang berkaitan dengan tugasnya, tetapi
juga harus dilandasi oleh satu pertanggungjawaban kelak kepada Tuhannya
di dalam pelaksanaan tugasnya. Hubungan antara manusia dengan
Tuhannya yang tercermin dalam sila pertama tersebut sesungguhnya dapat
memberikan rambu-rambu agar tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran,
terutama ketika dia harus melakukan korupsi atau penyelewengan harta
negara lainnya dan perilaku negatif lainnya. Nilai spiritual inilah yang tidak
ada dalam doktrin good governance yang selama ini menjadi panduan dalam
praktek penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia masa kini. Nilai
spiritual dalam Pancasila ini sekaligus menjadi nilai lokalitas bagi Bangsa
Indonesia yang seharusnya dapat teraktualisasi dalam tata kelola
pemerintahan.
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, Sila Persatuan Indonesia,
dan Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksaan dalam
permusayaratan perwakilan merupakan gambaran bagaimana dimensi
kultural dan institusional harus dijalankan. Dimensi tersebut mengandung
nilai pengakuan terhadap sisi kemanusian dan keadilan (fairness) yang non
diskriminatif; demokrasi berdasarkan musyawarah dan transparan dalam
membuat keputusan; dan terciptanya kesejahteraan sosial bagi semua
tanpa pengecualian pada golongan tertentu. Nilai-nilai itu sesungguhnya
jauh lebih luhur dan telah menjadi rumusan hakiki dalam Pembukaan UUD
NRI Tahun 1945.
Tiga nilai utama yang tertuang dalam pembukaan UUD NRI Tahun
1945 tersebut di atas harus senantiasa menjadi pertimbangan dan
diperhatikan dalam sistem dan proses penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan bangsa. Pancasila sebagai falsafah bangsa dalam bernegara
merupakan nilai hakiki yang harus termanisfestasikan dalam simbol-simbol
kehidupan bangsa, lambang pemersatu bangsa, dan sebagai pandangan
hidup bangsa. Dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan, nilai falsafah
harus termanifestasikan di setiap proses perumusan kebijakan dan
implementasinya. Nilai Pancasila harus dipandang sebagai satu kesatuan
utuh di setiap praktek penyelenggaraan pemerintahan mengandung makna
bahwa ada sumber-sumber spiritual yang harus dipertimbangkan dalam
memberikan pelayanan lepada masyarakat agar tidak terjadi perlakuan
yang sewenang dan diskriminatif. Selain itu, nilai spiritualitas hendaknya
menjadi pemandu bagi penyelenggaraan pemerintahan agar tidak
melakukan aktivitas-aktivitas diluar kewenangan dan ketentuan yang sudah
digariskan.
2. Sistem Nilai dalam Pancasila
Sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang
saling berkaitan antara nilai yang satu dengan yang lain. Jika kita berbicara
tentang sistem nilai berarti ada beberapa nilai yang menjadi satu dan
bersama-sama menuju pada suatu tujuan tertentu. Sistem nilai adalah
konsep atau gagasan yang menyeluruh mengenai apa yang hidup dalam
pikiran seseorang atau sebagian besar anggota masyarakat tentang apa
yang dipandang baik. Pancasila sebagai nilai mengandung serangkaian
nilai, yaitu: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, keadilan. Kelima nilai
tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh, tek terpisahkan mengacu
kepada tujuan yang satu. Pancasila sebagai suatu sistem nilai termasuk ke
dalam nilai moral (nilai kebaikan) dan merupakan nilai-nilai dasar yang
bersifat abstrak.
3. Makna Sila-Sila Pancasila
Pengkajian Pancasila secara filosofis dimaksudkan untuk mencapai
hakikat atau makna terdalam dari sila-sila Pancasila. Dengan analisis
makna sila-sila diharapkan akan diperoleh makna yang akurat dan
mempunyai nilai filosofis. Dengan demikian, penyelenggaraan pemerintahan
harus berdasarkan nilai-nilai Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan
UUD NRI Tahun 1945 sebagai berikut.
a. Nilai Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
1) Pengakuan adanya kausa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang
Maha Esa.
2) Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan
beribadah menurut agamanya.
3) Tidak memaksa warga Negara untuk beragama, tetapi diwajibkan
memeluk agama sesuai hukum yang berlaku.
4) Atheisme dilarang hidup dan berkembang di Indonesia.
5) Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama,
toleransi antar umat dan dalam beragama.
6) Negara member fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan iman
warga Negara dan menjadi mediator ketika terjadi konflik antar
agama.
b. Nilai Sila Kemanusian yang Adil dan Beradab.
1) Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makluk
Tuhan. Maksudnya manusia mempunyai sifat yang universal.
2) Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa, hal ini
juga bersifat universal.
3) Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah. Hal ini
berarti bahwa yang dituju masyarakat Indonesia adalah kedilan dan
peradaban yang tidak pasif, yaitu perlu pelurusan dan penegakan
hukum yang kuat jika terjadi penyimpangan-penyimpangan, karena
keadilan harus dirrealisasikan dalam kehidupan masyarakat.
c. Nilai Sila Persatuan Indonesia.
1) Nasionalisme
2) Cinta bangsa dan tanah air
3) Menggalang persatuan dan kesatuan bangsa
4) Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan
perbedaan warna kulit.
5) Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggulangan.
d. Nilai Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
1) Hakikat Sila ini adalah demokrasi. Demokrasi dalam umum, yaitu
pemerintah dari irakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
2) Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama secara
bulat, baru sesudah itu diadakan tindakan bersama. Disini terjadi
simpul yang penting yaitu mengusahakan putusan bersama secara
bulat.
3) Dalam melakukan putusan diperlukan kejujuran bersama. Dalam hal
ini perlu diingat bahwa keputusan bersama dilakukan secara bulat
sehingga membawa konsekuensi adanya kejujuran bersama.
4) Perbedaan secara umum demokrasi dibarat dan di Indonesia, yaitu
terletak pada permusyawaratan rakyat.
e. Nilai Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
1) Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan
meningkat.
2) Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi
kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing.
3) Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat
bekerja sesuai dengan bidangnya.

c. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based Learning, sebagai berikut :
SINTAK DESKRIPSI KEGIATAN

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan


logistik yang dibutuhkan,
memotivasi peserta didik agar terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah yang dipilih.
Orientasi 2. Guru meminta peserta didik untuk mengamati
peserta didik dengan membaca buku BAB 1, Sub Bab D. Nilai-nilai
pada Pancasila dalam penyelenggaraan pemerintahan
masalah 3. Guru menanamkan sikap teliti dan cermat dalam
membaca sub bab tersebut.
4. Guru meminta peserta didik mencatat hal-hal yang
penting dan mungkin dapat dieksplorasi dari bacaan
tersebut.

1. Guru membagi peserta didik dalam 7 kelompok


heterogen beranggotakan 4 - 5 orang.
2. Guru meminta peserta didik secara kelompok
mencatat pertanyaan yang ingin diketahui, dan mendorong
peserta didik untuk terus menggali rasa ingin tahu dengan
pertanyaan secara mendalam dalam daftar pertanyaan.
3. Guru mengamati keterampilan peserta didik secara
perorangan dan kelompok dalam menyusun pertanyaan.
4. Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak
Mengorganis mempunyai jawaban mutlak “benar” sebuah masalah yang
asi peserta rumit dan kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan
didik untuk seringkali bertentangan.
belajar 5. Selama penyelidikan peserta didik didorong untuk
mengajukan pertanyaan dan mencari informasi tentang
penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan
pemerintahan.
6. Guru akan bertindak sebagai pembimbing yang siap
membantu, namun peserta didik harus berusaha untuk
belajar keras.
7. Peserta didik aktif terlibat dalam sejumlah kegiatan
penyelidikan dan hasil-hasil penyelidikan ini dapat
menghasilkan penyelesaian masalah tersebut.

Membimbing 1. Guru membantu peserta didik untuk mengumpulkan


penyelidikan informasi tentang penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam
individual penyelenggaraan pemerintahan (eksekutif), ditinjau dari;
dan a. Nilai Ketuhanan
kelompok b. Nilai Kemanusiaan
c. Nilai Persatuan
d. Nilai Kerakyatan, dan
e. Nilai Keadilan Sosial
2. Peserta didik mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
dari berbagai sumber, dan mengajukan pertanyaan pada
peserta didik untuk berpikir tentang jawaban terhadap
masalah tersebut diatas dan pemecahan masalah jika Nilai-
nilai tersebut belum diterapkan dalam penyelenggaraan
pemerintahan RI.
3. Guru membimbing peserta didik untuk mencari informasi dan
menyelidiki penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam
penyelenggaraan pemerintahan oleh kelompok.
4. Guru menyediakan berbagai sumber belajar seperti buku teks
atau buku referensi lainnya.
5. Guru bertindak sebagai sumber belajar bagi peserta didik
dengan membei konfirmasi atas jawaban peserta didik, atau
mengungkap lebih jauh penyelidikan yang telah mereka
lakukan.

4. Guru membimbing kelompok untuk mengidentifikasi Nilai-


nilai Pancasila yang sudah di implementasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan upaya pemecahan
masalah jika Nilai-nilai tersebut belum diterapkan dalam
penyelenggaraan pemerintahan RI
Mengembang 5. Guru membimbing peserta didik menyusun laporan hasil
kan dan identifikasi penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam
menyajikan penyelenggaraan pemerintahan. Laporan tersebut dapat
hasil karya berupa bahan tayang (powerpoint) atau laporan tertulis.
6. Guru membimbing setiap kelompok untuk menyajikan hasil
telaah di kelas. Kegiatan penyajian dapat dilakukan setiap
kelompok secara bergantian di depan kelas dan kelompok
lain memberikan pertanyaan atau komentar terhadap hasil
kerja dari kelompok penyaji.
1. Guru memberikan bimbingan agar peserta didik mampu
menganalisis dan mengevaluasi Nilai-nilai Pancasila
manakah yang telah diterapkan dalam penyelenggaraan
Menganalisis pemerintah dan upaya pemecahan masalah jika Nilai-nilai
dan tersebut belum diterapkan dalam penyelenggaraan
mengevaluas pemerintahan RI
i proses 2. Guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi
pemecahan pemikiran dan aktivitas mereka selama proses kegiatan
masalah belajarnya.
3. Guru membantu peserta didik melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang
mereka gunakan.

d. Penilaian
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap terhadap peserta didik dapat dilakukan dengan
Penilaian diri dan Penilaian antar teman.
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan mengumpulkan hasil kerja
Kelompok sebagaimana tersebut dalam kegiatan pembelajaran
problems based learning diatas
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan
peserta didik dalam mengkomunikasikan hasil kerja kelompok yang
dibuat baik secara lisan (1 s/d 2 orang yang merupakan perwakilan
kelompok) maupun secara tertulis (selain peserta didik yang
mengkomuniikasikan).

UJI KOMPETENSI BAB 1

A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar !
1. Pengelolaan kekuasaan negara dilakukan oleh lembaga-lembaga Negara,
Pengelolaan kekuasaan negara tidak hanya dilakukan oleh Presiden beserta
para menteri negara selaku pemegang …
a. kekuasaan legislatif
b. kekuasaan eksekutif
c. kekuasaan yudikatif
d. kekuasaan federatif
e. kekuasaan koordinatif

2. Kekuasaan membentuk undang-undang disebut juga kekuasaan legislative,


Setelah dilakukan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, DPR mempunyai kedudukan yang lebih kuat dalam
pengelolaan kekuasaan Negara. DPR secara tegas dinyatakan sebagai
pemegang kekuasaan untuk membentuk undang-undang. Hal tersebut diatur
dalam …
a. Pasal 20 Ayat (1)
b. Pasal 20 Ayat (2)
c. Pasal 20 Ayat (3)
d. Pasal 20 Ayat (4)
e. Pasal 20 Ayat (5)

3. Apabila presiden dan wakil presiden tidak dapat melakukan kewajiban dalam
masa jabatannya secara bersamaan, pelaksanaan tugas keresidenan adalah.....
a. Menteri luar negeri, menteri dalam negeri, dan menteri pertahanan
b. Menteri luar negeri, menteri pertahanan, dan menteri sekertariat negara
c. Menteri dalam negeri, menteri hukum dan HAM, serta menteri luar negeri
d. Menteri pertahanan, menteri hukum dan HAM, serta menteri sekertariatan
negara
e. Menteri dalam negeri, menteri pertahanan, serta menteri koordinator politik,
hukum dan keamanan.

4. Hak prerogratif diartikan sebagai kekuasaan.....


a. Mutlak presiden untuk membubarkan parlemen
b. Mutlak presiden untuk mengesahkan RUU menjadi UU
c. Relatif presiden untuk membentuk dan membubarkan kabinet
d. Mutlak presiden yang tidak dapat diganggu gugat oleh pihak lain
e. Relatif presiden yang tidak dapat diganggu gugat oleh pihak lain
5. Berikut ini yang merupakan salah satu variasi dari sistem pemerintahan
presidensial di Indonesia adalah.....
a. Parlemen terdiri dari dua bagian DPR dan DPD
b. Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan
c. Kabinet atau mentri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada
presiden
d. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan
di bawahnya
e. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dan
pertimbangan DPR

6. Perhatikan pernyataan di bawah ini!


1. Penyelenggaraan negara berada ditangan presiden
2. Kabinet dibentuk oleh presiden
3. Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen
4. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen
Pernyataan di atas merupakan ciri-ciri dari....
a. Bentuk Negara Kesatuan
b. Bentuk Negara Federasi
c. Bentuk Pemerintahan Republik
d. Sistem Pemerintahan Presidensil
e. Sistem Pemerintahan Parlementer

7. Perhatikan ciri pemerintahan di bawah ini !


1. Terdapat hubungan yang erat antara eksekutif dal legislatif.
2. Eksekutif yang dipimpin oleh perdana menteri
3. Kepala negara berkedudukan sebagai kepala negara saja bukan
sebagai kepala eksekutif atau pemerintahan.
4. Presiden dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan
5. Eksekutif bertanggung jawab kepada legislatif.
6. Menteri-menteri yang diangkat oleh presiden tersebut tunduk
dan bertanggung jawab kepada presiden
Dari pernyataan tersebut yang merupakan ciri sistim pemerintahan
presidensial ditandai pada nomor ...
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 5
d. 4 dan 6
e. 5 dan 6

8. Sebagai warga Negara sudah sepatutnya kita wajib mendukung


penyelenggaraan Negara berorientasi kepada kepentingan rakyat dan
merupakan perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi terbuka. Bersikap
positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah, kecuali ….
a. Menyaring budaya-budaya asing yang masuk baik secara langsung maupun
tidak langsung
b. Bersikap terbuka terhadap perubahan yang berdampak pada kemakmuran
bangsa
c. Mengembangkan prinsip toleransi, bekerjasama dan kekeluargaan dalam
setiap perikehidupan
d. Mengembangkan kehidupan demokrasi yang disesuaikan dengan kebutuhan
bangsa dewasa ini
e. Menyerap semua nilai-nilai yang masuk demi kemajuan bangsa pada era
globalisasi sekarang ini

9. Perhatikan data dibawah ini :


1. Cinta akan kemajuan dan pembangunan
2. Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang landasi akal
sehat.
3. Keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta menghormati orang lain.
4. Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil-wakil
rakyat.
Berdasarkan data diatas yang merupakan Implementas dari Nilai Kerakyatan
terdapat pada nomor …..
a. 2 dan 4
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 1 dan 2
e. 3 dan 4

10.Sikap positif yang perlu dikembangkan warga negara sebagai implementasi


nilai-nilai Pancasila adalah sebagai berikut, kecuali .....
a. Mendukung kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan negara yang
demokratis dan bebas dari KKN.
b. Berpartisipasi dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional.
c. Mengembangkan prinsip toleransi, bekerjasama dalam setiap peri
kehidupan.
d. Memajukan kesejahteraan umum serta mencerdaskan kehidupan bangsa
e. Bersikap terbuka terhadap perubahan yang berdampak pada kemaslahatan
Bangsa.

B. Uraian
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas !
1. Pada hakikatnya kekuasaan negara menurut Teori Trias menurut
Montesquie terdiri atas kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Berdsarkan hal tersebut Jelaskan jenis-jenis kekuasaan yang berlaku
dalam penyelenggaraan negara di Republik Indonesia !
2. Amandemen UUD NRI Tahun 1945 berdampak pada penyelenggaraan
pemerintahan Negara. Jelaskan karakteristik pemerintahan
Indonesia setelah dilakukannya perubahan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 !
3. Pada dasarnya selain memiliki kementerian negara, pemerintah
Republik Indonesia memiliki Lembaga Pemerintah Non-Kementerian
yang dahulu dikenal dengan istilah lembaga pemerintahan non
departemen. Jelaskan dan berikan contoh Lembaga Pemerintah Non-
Kementerian Republik Indonesia !
4. Pada hakikatnya Kementerian Negara Republik Indonesia mempunyai
tugas menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan dibawah
dan bertanggung jawab kepada Presiden. Sebutkan 3 (tiga) tugas
kementerian negara dalam menyelenggarakan pemerintahan negara !
5. Pada hakikatnya keberadaan pemerintah daerah menunjang pemerintah
pusat dalam menjalankan efektifitas dan efisiensi pemerintahan Negara.
Jelaskan pentingnya keberadaan pemerintahan daerah dalam
proses penyelenggaraan pemerintahan di Republik Indonesia !

C. Kunci Jawaban
1. Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda

No Soal Kunci Jawaban No Soal Kunci Jawaban

1 B 6 D
2 A 7 D
3 A 8 E
4 C 9 A
5 D 10 D

2. Kunci Jawaban Soal uraian

No Jawaban Skor

1 Jenis kekuasaan penyelenggaraan negara Republik Indonesia, 3


yaitu:
a. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat
atau membentuk undang-undang
b. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk
melaksanakan undang-undang
c. Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk
mempertahankan undang- undang, termasuk kekuasaan
untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang-
undang.
2 Karakteristik pemerintahan Indonesia setelah 6
dilakukannya perubahan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, yaitu:
1) Kekuasaan konstitutif, yaitu kekuasaan untuk
mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar.
Kekuasaan ini dijalankan oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 3 ayat (1)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan bahwa Majelis Permusyawaratan Rakyat
berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang
Dasar.
2) Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk menjalankan
undang-undang dan penyelenggraan pemerintahan Negara.
Kekuasaan ini dipegang oleh Presiden sebagaimana
ditegaskan dalam Pasal 4 ayat (1) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Presiden
Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan
menurut Undang-Undang Dasar.
3) Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membentuk
undang-undang. Kekuasaan ini dipegang oleh Dewan
Perwakilan Rakyat sebagaimana ditegaskan dalam Pasal
20 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang menyatakan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat
memegang kekuasaan membentuk undang-undang.
4) Kekuasaan yudikatif atau disebut kekuasaan kehakiman
yaitu kekuasaan untuk menyelengga rakan peradilan
guna menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan ini
dipegang oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah
Konstitusi sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 24
ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh
sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang
berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi.
5) Kekuasaan eksaminatif/inspektif, yaitu kekuasaan yang
berhubungan dengan penyelenggaraan pemeriksaan atas
pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara.
Kekuasaan ini dijalankan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 23 E ayat (1) UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan
bahwa untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
tentang keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa
Keuangan yang bebas dan mandiri.
6) Kekuasaan moneter, yaitu kekuasaan untuk menetapkan
dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta memelihara
kestabilan nilai rupiah. Kekuasaan ini dijalankan oleh
Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 23 D UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa
negara memiliki suatu bank sentral yang susunan,
kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan
indepedensinya diatur dalam undang- undang.

3 Lembaga Pemerintah Non-Kementerian merupakan lembaga 3


negara yang dibentuk untuk membantu presiden dalam
melaksanakan tugas pemerintahan tertentu. Lembaga
Pemerintah Non-Kementerian berada di bawah presiden dan
bertanggung jawab langsung kepada presiden melalui menteri
atau pejabat setingkat menteri yang terkait. Keberadaan LPNK
diatur oleh Peraturan Presiden Republik Indonesia, yaitu
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun
2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non-
Departemen
Contoh Lembaga Pemerintah Non-Kementerian, diantaranya
adalah :
a. Badan Intelijen Negara (BIN)
b. Badan Narkotika Nasional (BNN)
c. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
d. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
e. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
f. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
g. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
h. Badan Pertanahan Nasional (BPN)
i. Badan Pusat Statistik(BPS)
j. Badan SAR Nasional (Basarnas)
k. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)
l. Dan lain-lain
4 3 (tiga) tugas kementerian negara dalam menyelenggarakan 3
pemerintahan negara, yaitu:
1) Penyelenggara perumusan, penetapan, dan
pelaksanaan kebijakan di bidangnya, pengelolaan
barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya, pengawasan atas pelaksanaan tugas di
bidangnya dan pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat
sampai ke daerah.
2) Perumusan, penetapan, pelaksanaan kebijakan di
bidangnya, pengelolaan barang milik/kekayaan negara
yang menjadi tanggung jawabnya, pengawasan atas
pelaksanaan tugas di bidangnya, pelaksanaan bimbingan
teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian
di daerah dan pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala
nasional.
3) Perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya,
koordinasi dan sinnkronisasi pelaksanaan kebijakan di
bidangnya, pengelolaan barang milik/kekayaan negara
yang menjadi tanggung jawabnya dan pengawasan atas
pelaksanaan tugas di bidangnya.

5 keberadaan pemerintahan daerah dalam proses 3


penyelenggaraan pemerintahan di Republik Indonesia
sangat penting karena secara tegas dijamin dan diatur
dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008
tentang Pemerintahan Daerah. Pasal 18 ayat (1) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 secara tegas menyatakan
bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas
daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan
kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan
undang-undang. Ketentuan tersebut secara jelas menunjukkan
bahwa di negara kita terdapat mekanisme pembagian
kekuasaan secara vertikal, yaitu pembagian kekuasaan antara
pemerintahan pusat dengan pemerintahan daerah.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah
dilaksanakan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan demikian
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah bukanlah lembaga
yang terpisah atau berdiri sendiri tanpa adanya kontrol dan
koordinasi. Pemerintah pusat dan pemerintahan daerah
merupakan pelaku pembagian kekuasaan secara vertikal.
Dengan kata lain hubungan antara pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah itu bersifat hierarkis. Begitu pula
hubungan antara pemerintahan provinsi dan pemerintahan
kabupaten/kota juga bersifat hierarkis.

SKOR TOTAL 18

D. Penilaian Soal Uraian

PROGRAM
PROGRAMREMEDIAL
REMEDIAL

Kegiatan remedial diberikan kepada peserta didik yang belum menguasai


materi pelajaran dan belum mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
Bentuk yang dilakukan antara lain peserta didik secara terencana
mempelajari buku teks pelajaran PPKn pada bagian tertentu yang belum
dikuasainya. Guru menyediakan soal-soal latihan atau pertanyaan yang
merujuk pada pemahaman kembali tentang isi buku teks PPKn Bab 1.
Peserta didik diminta komitmennya untuk belajar secara disiplin dalam
rangka memahami materi pelajaran yang belum dikuasainya. Guru kemudian
mengadakan
PROGRAM uji PENGAYAAN
kompetensi kembali pada materi yang belum dikuasai
PROGRAM
peserta didik yangPENGAYAAN
bersangkutan.

Kegiatan Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah


menguasai materi pelajaran sesuai dengan indikator yang telah
ditentukan. Bentuk yang dilakukan antara lain peserta didik diminta
untuk mencari Informasi materi relevan yang tingkat kompetensinya
lebih tinggi dari kompetensi yang diharapkan dalam Bab 1. Selain itu
peserta didik tersebut diminta menyampaikan atau mengumpulkan
hasil informasi yang ditemukan.

INTERAKSI GURU DAN ORANG


TUA
Maksud dari kegiatan ini adalah agar terjalin komunikasi antara guru dan
orang tua peserta didik berkaitan dengan kemajuan proses dan hasil belajar
yang dicapai peserta didik . Guru harus selalu mengingatkan dan meminta
peserta didik untuk memperlihatkan hasil tugas atau pekerjaan yang telah
dinilai dan diberi komentar oleh guru kepada orang tua peserta didik.
1. Penilaian sikap, dilakukan selama peserta didik mengikuti proses
pembelajaran Bab 1.
2. Penilaian pengetahuan, dilakukan melalui tes, penugasan dan uji
kompetensi Bab 1.
3. Penilaian keterampilan, dilakukan melalui pemberian tugas individu
ataupun kelompok juga dalam bentuk ”Projek Kewarganegaraan”.
Orang tua harus memberikan komentar hasil pekerjaan atau tugas yang
dicapai oleh peserta didik sebagai bentuk apresiasi dan komitmen untuk
bersama-sama mengantarkan peserta didik mencapai prestasi yang lebih
baik. Bentuk apresiasi orang tua diharapkan dapat menambah semangat
peserta didik untuk mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya,
baik dalam penguasaan dan pemahaman materi pengetahuan, keterampilan
maupun sikap. Hasil penilaian yang telah diparaf atau ditandatangani guru
dan orang tua kemudian disimpan untuk menjadi bagian dari portofolio
peserta didik. Untuk itu, pihak sekolah atau guru harus menyediakan
format tugas/pekerjaan peserta didik. Adapun, interaksi antara guru dan
orang tua dapat menggunakan format di bawah ini.

Nilai
Aspek Penilaian Komentar Guru Komentar Orang
Rata-rata Tua

Pengetahuan

Keterampilan

Sikap

Paraf/Tanda tangan

Anda mungkin juga menyukai