PEMBAHASAN
Istilah “Epistemologi” berasal dari bahasa Yunani yaitu “episteme” yang berarti
pengetahuan dan ‘logos” berarti perkataan, pikiran, atau ilmu. Kata “episteme” dalam bahasa
Yunani berasal dari kata kerja epistamai, artinya menundukkan, menempatkan, atau meletakkan.
Maka, secara harafiah episteme berarti pengetahuan sebagai upaya intelektual untuk
menempatkan sesuatu dalam kedudukan setepatnya. Bagi suatu ilmu pertanyaan yang mengenai
definisi ilmu itu, jenis pengetahuannya, pembagian ruang lingkupnya, dan kebenaran ilmiahnya,
Epistemologi sering juga disebut teori pengetahuan (theory of knowledge). Epistemologi lebih
memfokuskan kepada makna pengetahuan yang berhubungan dengan konsep, sumber, dan
Beberapa ahli yang mencoba mengungkapkan definisi dari pada epistemologi adalah P.
Hardono Hadi. Menurut beliau epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari dan
serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Tokoh lain
yang mencoba mendefinisikan epistemoogi adalah D.W Hamlyin, beliau mengatakan bahwa
epistemologi sebagai cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan,
dasar dan pengandaian – pengandaian serta secara umum hal itu dapat diandalkannya sebagai
which investigates the origin, stukture, methods and validity of knowledge. Itulah sebabnya kita
sering menyebutnya dengan istilah epistemologi untuk pertama kalinya muncul dan digunakan
sumber pengetahuan, asal pengetahuan, sifat, metode, dan kesahihan pengetahuan. Dengan
belajar epistemologi dan filsafat ilmu diharapkan dapat membedakan antara pengetahuan dan
ilmu serta mengetahui dan menggunakan metode yang tepat dalam memperoleh suatu ilmu
Objek pengetahuan sain (yaitu objek-objek yang diteliti sain) adalah semua objek yang empiris
sebab bukti-bukti yang empiris diperlukan untuk menguji bukti rasional yang telah dirumuskan
dalam hipotesis. Jujun S. Suriasumantri (Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, 1994:105)
menyatakan bahwa objek kajian sain hanyalah objek yang berada dalam ruang lingkup
Objek-objek yang dapat diteliti oleh sain banyak sekali: alam, tetumbuhan, hewan dan manusia
dan kejadian-kejadian disekitar alam, semuanya dapat diteliti oleh sain. Dari penelitian itulah
Rasionalisme ialah paham yang mengatakan bahwa akal itulah alat pencari dan pengukur
pengetahuan belum didukung oleh empiris. Pengetahuan dicari dengan akal, temuannya diukur
oleh akal pula. Dicari dengan akal ialah dicari dengan logis. Diukur dengan akal artinya diuji
apakah temuan itu logis atau tidak. Bila logis, benar; bila tidak, salah. Dengan akal itulah aturan
Empirisme adalah paham filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar ialah yang logis dan ada
bukti empiris yang didasarkan pada pengalaman yang menggunakan indera. Empirisme juga
disebut sebagai ilmu bukti, kaum ahli ilmu pengetahuan empiris itu diperoleh dengan jalan
Positivisme mengajarkan bahwa kebenaran ialah yang logis, ada bukti empirisnya, yang
tertukur. Positivisme mengatakan air kopi ini 80 derajat celcius. Ukuran-ukuran ini operasional,
kuantitatif dan tidak memungkinkan perbedaan pendapat. Positivisme sudah dapat disetujui
untuk memulai upaya membuat aturan untuk mengatur manusia dan alam.
Metode Ilmiah mengatakan untuk memperoleh pengetahuan yang benar dilakukan langkah
kemudian ajukan hipotesis kemudian lakukan pembuktian hipotesis itu secara empiris. Metode
Ilmiah secara teknis dan rinci dijelaskan dalam satu bidang ilmu yang disebut Metode Riset.
b. Prinsip Hamilton
Jika ditinjau gerak partikel yang terkendala pada suatu permukaan bidang, maka
diperlukan adanya gaya tertentu yakni gaya konstrain yang berperan mempertahankan
kontak antara partikel dengan permukaan bidang. Namun sayang, tak selamanya gaya
konstrain yang beraksi terhadap partikel dapat diketahui. Pendekatan Newtonian
memerlukan informasi gaya total yang beraksi pada partikel. Gaya total ini merupakan
keseluruhan gaya yang beraksi pada partikel, termasuk juga gaya konstrain. Oleh
karena itu, jika dalam kondisi khusus terdapat gaya yang tak dapat diketahui, maka
pendekatan Newtonian tak berlaku. Sehingga diperlukan pendekatan baru dengan
meninjau kuantitas fisis lain yang merupakan karakteristik partikel, misal energi
totalnya. Pendekatan ini dilakukan dengan menggunakan prinsip Hamilton, dimana
persamaan Lagrange yakni persamaan umum dinamika partikel dapat diturunkan dari
prinsip tersebut. Energi total E adalah jumlah energi kinetik dan potensial,
𝐸 =𝐾+𝑉
Ketika partikel bergerak, K dan V dapat berubah, tetapi E tetap konstan. Bila
sebuah benda yang bergerak dengan momentum linear p berada pada kedudukan r dari
titik asal O, maka momentum sudut I nya terhadap titik O didefinisikan :
𝐼 =𝑟×𝑝
c. Persamaan Lagrange
Persamaan gerak partikel yang dinyatakan oleh persamaan Lagrange dapat
diperoleh dengan meninjau energi kinetik dan energi potensial partikel tanpa perlu
meninjau gaya yang beraksi pada partikel. Energi kinetik partikel dalam koordinat
kartesian adalah fungsi dari kecepatan, energi potensial partikel yang bergerak dalam
medan gaya konservatif adalah fungsi dari posisi. Jika didefinisikan Lagrangian sebagai
selisih antara energi kinetik dan energi potensial.Dari prinsip Hamilton, dengan
mensyaratkan kondisi nilai stasioner maka dapat diturunkan persamaan
Lagrange.Persamaan Lagrange merupakan persamaan gerak partikel sebagai fungsi dari
koordinat umum, kecepatan umum, dan mungkin waktu.Kegayutan Lagrangian
terhadap waktu merupakan konsekuensi dari kegayutan konstrain terhadap waktu atau
dikarenakan persamaan transformasi yang menghubungkan koordinat kartesian dan
koordinat umum mengandung fungsi waktu.Pada dasarnya, persamaan Lagrange
ekiuvalen dengan persamaan gerak Newton, jika koordinat yang digunakan adalah
koordinat kartesian.
Hukum-hukum gerak Newton baru memiliki arti fisis, jika hukum-hukum tersebut
diacukan terhadap suatu kerangka acuan tertentu, yakni kerangka acuan inersia (suatu
kerangka acuan yang bergerak serba sama – tak mengalami percepatan). Prinsip
Relativitas Newtonian menyatakan, “Jika hukum-hukum Newton berlaku dalam suatu
kerangka acuan maka hukum-hukum tersebut juga berlaku dalam kerangka acuan lain
yang bergerak serba sama relatif terhadap kerangka acuan pertama”. Konsep partikel
bebas diperkenalkan ketika suatu partikel bebas dari pengaruh gaya atau interaksi dari
luar sistem fisis yang ditinjau (idealisasi fakta fisis yang sebenarnya). Gerak partikel
terhadap suatu kerangka acuan inersia tak gayut (independen) posisi titik asal sistem
koordinat dan tak gayut arah gerak sistem koordinat tersebut dalam ruang.Dikatakan,
dalam kerangka acuan inersia, ruang bersifat homogen dan isotropik.Jika partikel bebas
bergerak dengan kecepatan konstan dalam suatu sistem koordinat selama interval waktu
tertentu tidak mengalami perubahan kecepatan, konsekuensinya adalah waktu bersifat
homogen.
d. Elektrodinamika Klasik
Persamaan Maxwell adalah himpunan empat persamaan diferensial parsial yang
mendeskripsikan sifat-sifat medan listrik dan medan magnet dan hubungannya dengan
sumber-sumbernya, muatan listrik dan arus listrik, menurut teori elektrodinamika
klasik. Keempat persamaan ini digunakan untuk menunjukkan bahwa cahaya adalah
gelombang elektromagnetik. Secara terpisah, keempat persamaan ini masing-masing
disebut sebagai Hukum Gauss, Hukum Gauss untuk magnetisme, Hukum induksi
Faraday, dan Hukum Ampere. Keempat persamaan ini dengan Hukum Lorentz
merupakan kumpulan hukum lengkap dari elektrodinamika klasik.
Hukum Gauss menerangkan bagaimana muatan listrik dapat menciptakan dan
mengubah medan listrik. Medan listrik cenderung untuk bergerak dari muatan positif ke
muatan negatif. Hukum Gauss adalah penjelasan utama mengapa muatan yang berbeda
jenis saling tarik-menarik, dan yang sama jenisnya tolak-menolak. Muatan-muatan
tersebut menciptakan medan listrik, yang ditanggapi oleh muatan lain melalui gaya
listrik. Hukum Gauss untuk magnetisme menyatakan tidak seperti listrik tidak ada
partikel "kutub utara" atau "kutub selatan". Kutub-kutub utara dan kutub-kutub selatan
selalu saling berpasangan.
Hukum induksi Faraday mendeskripsikan bagaimana mengubah medan magnet
dapat menciptakan medan listrik. Ini merupakan prinsip operasi banyak generator
listrik. Gaya mekanik (seperti yang ditimbulkan oleh air pada bendungan) memutar
sebuah magnet besar, dan perubahan medan magnet ini menciptakan medan listrik yang
mendorong arus listrik yang kemudian disalurkan melalui jala-jala listrik.
Memori inti magnetik An Wang (1954) adalah penerapan Hukum Ampere. Tiap
inti magnetik merupakan satu bit. Hukum Ampere menyatakan bahwa medan magnet
dapat ditimbulkan melalui dua cara: yaitu lewat arus listrik (perumusan awal Hukum
Ampere), dan dengan mengubah medan listrik (tambahan Maxwell). Koreksi Maxwell
terhadap Hukum Ampere cukup penting: dengan demikian, hukum ini menyatakan
bahwa perubahan medan listrik dapat menimbulkan medan magnet, dan sebaliknya.
Dengan demikian, meskipun tidak ada muatan listrik atau arus listrik, masih
dimungkinkann buat memiliki gelombang osilasi medan magnet dan medan listrik yang
stabil dan dapat menjalar terus-menerus. Keempat persamaan Maxwell ini
mendeskripsikan gelombang ini secara kuantitatif, dan lebih lanjut lagi meramalkan
bahwa gelombang ini mestilah memiliki laju tertentu yang universal. Laju ini dapat
dihitung cukup dari dua konstanta fisika yang dapat diukur (konstanta elektrik dan
konstanta magnetik).
Laju yang dihitung untuk radiasi elektromagnetik tepat sama dengan laju cahaya.
Cahaya memang merupakan salah satu bentuk radiasi elektromagnetik (seperti juga
sinar X, gelombang radio dan lain-lainnya). Dengan demikian, Maxwell memadukan
dua bidang yang sebelumnya terpisah, elektromagnetisme dan optika.
e. Termodinamika Klasik
Termodinamika adalah cabang ilmu pengetahuan yang membahas antara panas
dan bentuk – bentuk energi lainnya.Michael A Saad dalam bukunya menerangkan
Termodinamika merupakan sains aksiomatik yang berkenaan dengan transformasi
energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Energi dan materi sangat berkaitan erat,
sedemikian eratnya sehingga perpindahan energi akan menyebabkan perubahan tingkat
keadaan materi tersebut.
Hukum pertama dari termodinamika menyatakan bahwa energi tidak dapat
diciptakan dan tidak dapat dihilangkan namun berubah dari satu bentuk menjadi bentuk
yang lainnya.Hukum ini mengatur semua perubahan bentuk energi secara kuantitatif
dan tidak membatasi arah perubahan bentuk itu. Pada kenyataannya tidak ada
kemungkinan terjadinya proses dimana proses tersebut satu – satunya hasil dari
perpindahan bersih panas dari suatu tempat yang suhunya lebih rendah ke suatu tempat
yang suhunya lebih tinggi. Pernyataan yang mengandung kebenaran eksperimental ini
dikenal dengan hukum kedua termodinamika.