Membuka Hati
dan
Transformasi Diri
Disusun Oleh :
Weni Dwi Suryani (1930305027)
Miranti (1930305029)
M. Adin Nugroho (1930305051)
Daftar Isi :
Membuka Hati Transformasi Diri
- Hati sebagai pusat spiritual - Apakah nas itu?
- Antara hati jasmaniah dan - Nafs tirani
batiniah - Nafs penuh penyesalan
- Membuka Hati - Nafs yang terilhami
- Empat stasiun hati - Nafs yang Tenteram
- Cahaya Ilahi - Nafs yang rida
- Nafs yang diridai Tuhan
- Nafs yang suci
- Latihan Transformasi
diri
MEMBUKA
HATI
Wahai teman, hatimu
adalah cermin yang
mengkilap. Kau harus
membersihkan debu yang
menutupinya, karena hati
ditakdirkan untuk
memantulkan cahaya
rahasia-rahasia Ilahi.
Al-Ghazali
Hati Sebagai Pusat Spiritual
Hati yang dimaksudkan adalah hakikat spiritual batiniah kita, bukan hati dalam arti
fisik Hati kita adalah sumber cahaya batiniah, inspirasi, kreativitas, dan belas kasih
Seorang sufi se jati hatinya hidup, terjaga, dan dilimpahi cahaya. Seorang guru sufi
menuturkan, "Jika kata-kata berasal dari hati, ia akan ma suk ke dalam hati, jika ia
keluar dari lisan, maka ita hanya sekadar melewati pendengaran''.
Antara Hati Bataniah & Jasmaniah
Qalbu jasmani (jantung) terletak dititik Hati secara langsung bereaksi
pusat batang tubuh, qalbu ruhani atau atas setiap pikiran dan tindakan.
hati terletak di antara nafs (diri Syekh saya kerap berkata
rendah/jiwa) dan ruh. Qalbu jasmani bahwa setiap kata dan tindakan
(jantung) mengatur fisik, qalbu ruhani yang baik memperlembut hati,
(hati) mengatur psikis. dan setiap kata dan tindakan
yang buruk akan memperkeras
hati.
Jika jantung terluka, kita jatuh sakit. Jika
ia mengalami kerusakan berat, kita pun Nabi Muhammad menyebut kan
meninggal dunia. Jika hati ruhani kita keutamaan hati saat berkata, "
terjangkiti sifat-sifat buruk dari nafs (diri Sesungguhnya di dalam tubuh
rendah), maka kita akan sakit secara manusia terdapat segumpal
spiritual Jika hati tersebut sepenuhnya daging Jika ia sehat, maka
didominasi nafs, maka kehidupan spiritual seluruh
kita pun akan mati tubuh pun sehat, jika ia sakit,
maka seluruh tubuh pun akan
Membuka Hati
Hati-Lebih-Dalam Lubuk-Hati-Terdalam
Dada (Shadr) Hati (Qalb)
(Fu'ad) (Lubb)
Pengetahuan tentang
Pengetahuan batinian Penglihatan batiniah Sikap ilahiah
tindakan yang benar
Tiap-tiap cahaya hati tersebut bagaikan sebuah gunung. Cahaya amaliah di dalam dada sangatlah
kuat dan mantap, sehing ga tidak satu pun di dunia ini yang dapat menghancurkannya selama Tuhan
memeliharanya.
Gunung cahaya iman terletak di dalam hati, dan di atasnya terdapat burung nafs yang terilhami la
terbang di dalam lem bah kelemahan dan kejahatan Gunung ini lebih tinggi dan lebih kokoh dari
gunung cahaya amaliah .
Di atas gunung cahaya makrifat dalam hati-lebih-terdalam, terdapat burung nafs penyesalan.
Gunung cahaya makrifat lebih besar dan lebih indah daripa da dua gunung pertama, karena ia
merupakan sumber penglihat an, dan penglihatan lebih akurat daripada pengetahuan. Dengan
cahaya ini, kita merasakan apa yang hilang dan binasa, dan kita juga mengenal Tuhan Mahaabadi
Gunung cahaya kesatuan dan keunikan, yang berada di lubuk hati-terdalam, ukuran dan
kemegahanaya tak terbatas. Cahaya-cahaya po sitif amaliah, keimanan, makrifat, dan kesatuan
adalah bagaikan pegunungan cahaya di dalam hati kita, sementara kecenderung an negatif kita
sangatlah kecil dan lemah, bagaikan seekor bu rung yang bertengger di puncak pengunungan yang
TRANSFORMAS
I DIRI
Nafs bagaikan nyala api,
baik keindahannya yang
tampak maupun kekuatan-
merusaknya yang
tersembunyi. Walau
warnanya menarik hati, ia
membakar diri.
-Bakharzi
Apakah Nafs Itu?
Salah satu istilah yang paling umum dalam psikologi sufi
adalah nafs atau diri. Istilah ini kadang diterjemahkan sebagai “ego”
atau “jiwa’. Makna lain nafs adalah “intisari’ dan ‘napas.” Namun,
dalam bahasa Arab, nafs lebih umum digunakan sebagai “diri”;
yakni dalam penggunaan bahasa sehari-hari, seperti diriku dan
dirimu.
ketika kebanyakan penulis sufi menggunakan istilah nafs,
mereka merujuk pada sifat-sifat dan kecenderungan buruk kita.
Pada tingkatnya yang terendah, nafs adalah yang membawa kita
kepada kesesatan. Kita berjuang untuk menghindari perilaku-
perilaku yang kita ketahui sebagai hal yang buruk dan merusak.
No Tingkatan Nafs Nama Tuhan Warna
Diagram nafs penuh penyesalan. Model oval dari jiwa pembatas yang
memisahkan aspek spiritual jiwa menjadi agak lebih tipis pada tingkat ini. Seiring
dengan memancarnya cahaya dari alam bawah sadar atas ke dalam wilayah
kepekaan kita, maka kita mampu melihat dengan lebih jelas jati diri kita, dan
kesalahan-keselahan kita. kita tidak dapat tinggal lebih lama didalam kelalaian dan
keingkaran. Kita juga menjadi lebih peka terhadap dorongan-dorongan alam bawah
sadar kita, dan kepekaan ini mengurangi kekuatan mereka.
Nafs Yang Terilhami
Pada tingkat ketiga ini, kita mulai merasakan kesenangan sejati
didalam berdoa, meditasi, dan kegiatan spiritual lainnya. Kita mulai
mengalami sendiri kebenaran spiritual yang selama ini hanya kita
dengar atau kita baca. Kita mulai merasakan cinta hakiki.
Bahaya nafs yang terilhami. Tingkat nafs ini, adalah titik tolak yang
kritis. Keburukan-keburukan nafs tirani dan perjuangan tidak berujung
dari nafs yang penuh penyesalan telah berlalu. Namun, kita belum lah
berada di tempat yang aman. Ego negatif masih sangat utuh dan dapat
membawa kita kejalan yang salah, seperti yang telah ditampakkan
dengan jelas oleh wilayah kaum munafik.
Nafs Yang
Tenteram
Penguasa tingkat ini adalah kearifan dan
perdana menterinya adalah cinta. Sifat- Perjuangan tingkat sebelumnya
sifat nafs yang tenteram ini mencakup pada dasarnya telah usai.
keyakinan terhadap Tuhan, perilaku baik, Seseorang telah terbebas dari
kenikmatan spiritual, pemujaan, rasa kelalaian.
syukur, dan kepuasan hati. Menurut
Syekh Safer, kita aman dari pengrusakan
besar ego negatif masih dapat Diagram nafs yang tenteram.
memengaruhi kita, walaupun hanya Wilayah kesadaran sekarang ini
sementara. Tuhan secara langsung membatasi wilayah alam-bawah-
menyebut tingkat nafs ini dalam ayat Al- sadar-atas dan alam-bawah-sadar-
Qur'an berikut : "Hai jiwa yang tenteram bawah: seseorang akan lebih peka
kembalilah kepada Tuhanmu, dengan rida terhadap kedamaian jiwanya
dan diridhai" (Tuhan)". sendiri. Kepuasan dan
ketentraman batiniah muncul dari
tingkat kepekaan yang baru ini.
Nafs Yang Rida
Pada tingkat ini, kita tidak hanya merasa puas terhadap takdir kita. Kita
juga merasa puas terhadap segala kesulitan maupun kebahagiaan dalam
kehidupan, yang juga berasal dari Tuhan. Kondisi nas yang rida ini
sangatlah berbeda dengan cara yang biasa kita lakukan didalam
menjalani kehidupan di dunia ini. Kita menyadari bahwa kita secara
kontinu dikelilingi oleh rahmat dan belas kasih Tuhan.
Diagram nafs yang rida. Yakni kita telah mencapai tingkat tertentu dari
ingatan yang konstan serta pengetahuan akan diri sendiri. Mereka yang
mencapai tingkat ini selalu mengingat Tuhan, selalu bersyukur kepada-
Nya, apapun yang terjadi pada diri mereka.
Nafs Yang Di Ridai Tuhan
Pada tingkat ini, kita menyadari bahwa seluruh kekuatan
untuk bertindak datang dari Tuhan, kita tidak melakukan
sesuatu apa pun dengan sendirinya. Ketika diagram nafs dan
jiwa telah menyatu. Tidak ada lagi kata dikotomi ataupun
dualitas didalam jiwa.
Ketika individu menjadi utuh, kesatuan ilahiah dari dunia kini
tampak jelas. Seperti ditulis Maulana Jalaluddin Rumi
Muhammad (Penyair sufi) "Dunia tampak menjadi
keserbaragaman, bagaikan cermin pecah yang
merefleksikan bayangan yang sama. Jika kita menyatukan
pecahan kaca tersebut dan menjadi utuh kembali, maka
kemudian ia akan memantulkan hanya satu bayangan, yang
diridai Tuhan.
Nafs Yang Suci
Segelintir orang yang mencapai tingkat ini telah
melampaui diri secara utuh. Tidak ada lagi ego ataupun diri,
yang tertinggal hanyalah kesatuan dengan Tuhan. Selama
jejak ego masih tersisa, maka anda tidak akan dapat
mencapai tingkat ini. Anda harus mengeluarkan "diriku"
dan diri anda sendiri hingga yang tertinggal adalah Tuhan.
Semoga bermanFaat